Pers Indonesia Lebih Bebas dari Australia.

RADARBANDUNG
o Senin o Selasa
17

1

OJan

€)

18

3
19

OPeb

4

o


6

5
20

21

Mar

OApr

.

o

Rabu
8
23

7

22

OMei

9

OJun

o Sabtu o

0

Kamis

10
24

Jumat
11
25

26

OJul

12

0 Ags

13
27

OSep

KULIAHUMUM

Pers Indonesia Lebih
Bebas dari Australia
BANDUNG-Kebebasan
pers di negara maju
ternyata tidak sebebas di Indonesia. Bahkan pers

asal Australia sangat terkesan dengan kebebasan
pers di Indonesia, khususnya dalam hal pengambilan sudut gambar.
"Disini, para fotografer sangat bebas memotret
apa saja, term asuk anak-anak. Di Australia, kami
memiliki aturan yang ketat perihal foto jurnalistik,
'terutama berkaitan dengan anak-anak. Para
fotografer disana setidaknya harus mendapat ijin
dari orang tua atau guru anak-anak tersebut, tidak
bisa sembarangan memotret anak-anak karena bisa
dianggap sindikat pedofili," ungkap Bob Howart,
seorang jurnalis asal Australia yang kini sedang
menjadi dosen tamu di Fakultas IImu Komunikasi
(Fikom) Unpad, beberapa waktu lalu:
Oleh karenannya ia mengaku sangat terkesan dengan
kebebasan dan aktifnya pers Indonesia dalam
menyampaikansuatuberita.Dia menilai,fotografermedia
massa di Indonesia sangat bebas memotret apa saja.
Bob Howart sendiri menjadi dosen tamu di Fikom
Unpad selama 6 minggu untuk mengajar bebepara
mata kuliah pada jurusan IImu Jurnalistik dan IImu

Hubungan Masyarakat. Selama mengajar di Fikom,
Bob memberikan materi berkaitan dengan etika
jurnalistik, manajemen media serta tata letak dan
desain berita. Ia mengajar setiap hari di berbagai kelas
dan di berbagai angkatan. "Sa:ya lebih banyak
mengajar berdasarkan pengalaman-pengalaman saya
selama menjadi jurnalis," tutur Bob yang tergabung
dalam Au'StralianBusiness Volunteers (ABV).
Bob melihat apa yang diajarkan oleh Jurusan
Jurnalistik Fikom Unpad sangat sesuai de~gan apa
yang dibutuhkan di dunia kerja. "Kurikulum disini
, sudah bagus, cukup up to date, kemampuan
mahasiswanya pun cukup baik. Saya tidak sungkan
untuk merekomendasikan mahasiswa Unpad bila,ada
media Australia yang tertarik," tutur jurnalis senior
yang masih aktifmenulis di media lokal Australia.
Lelaki paruh baya itu memiliki pengalaman yang
cukup lama di dunia jurnalistik. Sepanjang karirnya
selama 30 tahun, ia t~lahberkelana ke berbagai negara
menjadi seorang jurnalis dan dosen tamu. Tercatat

beberapa negara seperti Australia, London, Hong
Kong, Papua Nugini,Timor Timor, Kepulauan Solomon, Fiji dan Gambia di AfTikapernah disinggahinya.
Sebagai seorang jurnalis, dia memiliki beragam
spesialisasi berkaitan dengan dunia pers. Tidak
hanya itu, iajuga mahir berbahasa Tok Pigin (bahasa
Papua Nugini) dan bahasa Cina-Kanton. "Saya
senang belajar bahasa, terutama asal muasal kata.
Selama di Indonesia, saya sedikit-sedikit belajar
bahasa Indonesia dan bahasa Sunda," tutur pria
yang gemar makanan pedas ini.
Menurutnya, seorang jurnalis yang baik harus
rajin membaca dan mengikuti perkembangan berita
dari media massa, baik media cetak maupun internet.
"Namun, pe~lu diingat, anda harus melakukan double check untuk mengetahui kebenaran berita
tersebut. Jangan mudah percaya, dan selau
bersikap kritis,"pungkasnya.(*/tie)
'
--...

Klipiog

--

Humos
---

Un pod

200~

Mlnggu
14
15
28
29
30

OOkt

ONov


16

.Des

31