Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sudaji - Kecamatan Sawan - Kabupaten Budaji.

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-RM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA

: SUDAJI

KECAMATAN

: SAWAN

KABUPATEN/KOTA

: BULELENG

NAMA MAHASISWA

: NI KADEK WINDA YULIASARI

NIM


: 1305315081

FAKULTAS/PS

: PERTANIAN/AGRIBISNIS

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

i

HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN RM periode XIII Unud di Desa Sudaji,
Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang saya kerjakan, maka saya :
Nama Mahasiswa

: Ni Kadek Winda Yuliasari


No. Mahasiswa

: 1305315081

Tanda Tangan

:

Telah menyelesaikan laporan kegiatan KK Dampingan selama di lokasi KKN
Revolusi Mental Periode XIII Unud tahun 2016 di Desa Sudaji, Banjar Kubukili,
Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

Buleleng, 27 Agustus 2016
Mengetahui/Menyetujui

(Ns. Ika Widi Astuti, M.Kep., Sp.Kep.Mat)
DPL Desa Sudaji

Mengetahui/Menyetujui


(I Ketut Widiada)
KK Dampingan

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Program Pendampingan Keluarga yang merupakan Program khusus dari kegiatan
mahasiswa KKN RM Unud untuk mendampingi, membina serta membantu KK
Dampingan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Ns. Ika Widi Astuti, M.Kep.,
Sp.Kep.Mat selaku Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Sudaji yang telah
memberi bimbingan dan arahan didalam menyelesaikan laporan Program
Pendampingan Keluarga ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ketut Widiada beserta keluarga yang merupakan keluarga
dampingan penulis yang terpilih dalam laporan ini yang telah memberikan banyak
waktu, kesempatan dan pengalamanya kepada penulis dalam menyelesaikan
Laporan Program Pendampingan Keluarga. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam proses

pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Program Pendampingan Keluarga ini
masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penulis, di samping referensi informasi yang penulis dapatkan sangat sedikit, oleh
karena itu, penulis mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak guna melengkapi
laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga laporan ini dapat berguna
sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan dan meningkatan mutu
pendidikan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.
Buleleng, 27 Agustus 2016

Penulis

iii

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ........................................... 1

1.1

Profil Keluarga Dampingan...................................................................... 1

1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan ................................................................ 3

1.2.1

Pendapatan Keluarga ............................................................................ 3

1.2.2

Pengeluaran Keluarga ........................................................................... 4

1.2.2.1

Kebutuhan Sehari


1.2.2.2

Pendidikan ......................................................................................... 4

1.2.2.3

Kesehatan .......................................................................................... 4

1.2.2.4

Sosial ................................................................................................. 5

1.2.2.5

Rohani ............................................................................................... 5

hari .................................................................... 4

BAB II ..................................................................................................................... 6
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH .................................................. 6

2.1

Permasalahan Keluarga ............................................................................ 6

2.2

Masalah Prioritas ...................................................................................... 6

2.2.1

Permasalahan Ekonomi......................................................................... 6

2.2.2

Permasalahan Belum Adanya MCK (Mandi Cuci Kakus) ................... 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ................................................. 8
3.1

Program .................................................................................................... 8


3.1.1

Memberikan Usulan Mengembangkan Ternak Babi Lebih Lanjut ...... 8

3.1.2

Sumbangan Sembako, Alat MCK, dan Pakan Babi.............................. 8

3.1.3

Diskusi Mengenai Pentingnya MCK .................................................... 9

3.2

Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 10

BAB IV ................................................................................................................. 13
iv


PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
............................................................................................................................... 13
4.1

Pelaksanaan Pendampingan Keluarga .................................................... 13

4.2

Waktu ..................................................................................................... 13

4.3

Lokasi ..................................................................................................... 14

4.4

Hasil Pendampingan Keluarga ............................................................... 14

4.5


Kendala Pendampingan Keluarga .......................................................... 14

4.6

Solusi ...................................................................................................... 15

4.7

Dampak .................................................................................................. 15

BAB V ................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................. 16
5.1

Simpulan ................................................................................................. 16

5.2

Rekomendasi .......................................................................................... 17


LAMPIRAN .......................................................................................................... 18

v

BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1

Profil Keluarga Dampingan
KKN Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa ditiap-tiap desa yang telah ditentukan. Melalui KKN
RM, mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan
pembangunan

masyarakat.

Program

ini

bertujuan

untuk

mensinergikan

pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki. KKN RM
diharapakan menjadi pendorong pengembangan riset terapan secara mutualistik
dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Salah satu
kegiatan KKN ini adalah pendampingan keluarga.
Kegiatan pendampingan keluarga dilaksanakan pada beberapa keluarga
yang terdapat di sepuluh Lingkungan/Banjar di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng yakni Banjar Desa, Banjar Mayungan, Banjar Dukuh, Banjar
Kaja Kauh, Banjar Singkung, Banjar Bantas, Banjar Rarangan, Banjar Kubukili,
Banjar Ceblong, dan Banajr Kaja Kangin. Pada KKN RM ini, penulis mendapat
kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Banjar Kubukili
yaitu Keluarga Bapak I Ketut Widiada dengan petunjuk dari Kepala Lingkungan
Kubukili, Bapak Made Suantara.
Keluarga Bapak I Ketut Widiada merupakan salah satu keluarga yang
berkategori kurang mampu (KK Miskin) di Lingkungan Kubukili. Data keluarga
Bapak I Ketut Widiada dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No

Nama

Status

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan

SMP

Petani

Kepala

(tahun)
1

I Ketut Widiada

Kawin

58

Keluarga
2

Luh Sugiasih

Kawin

49

SD

Pedagang

Istri

3

Gede Budiarta

Belum

9

SD

Siswa

Anak

Kawin

1

Bapak I Ketut Widiada merupakan suami dari Ibu Luh Sugiasih yang
berprofesi sebagai petani penyakap. Dari hasil perkawinannya tersebut, mereka
dikaruniai satu orang anak yang sekarang sedang duduk dibangku sekolah dasar
kelas tiga. Bapak I Ketut Wandia hanya tinggal bertiga bersama istri dan anaknya.
Mereka tinggal di areal lahan seluas kurang lebih1,5 are. Dimana areal tanah
seluas ± 1,5 are tersebut terdiri dari satu dapur beserta tempat mencuci piring, satu
kamar tidur untuk mereka bertiga, satu gudang penyimpanan barang, dan ruang
kosong yang biasanya dipakai untuk tempat makan serta tempat membuat
makanan babi yang kebetulan Ibu Sugiasih memelihara 2 ekor babi. Rumah
Bapak Ketut Widiada berpondasikan dan berdinding setengah tembok dan
sebagiannya lagi dari kayu, atap rumah keluarga Bapak Widiada terbuat dari seng
lantai rumahnya dari semen dan sebagiannya masih beralaskan tanah rumah
keluarga Bapak Widiada tidak terdapat tempat MCK, dimana biasanya keluarga
Bapak Widiada MCK ditempat saudaranya yang dipakai tiga KK. Rumah yang
ditinggali keluarga Bapak Ketut Widiada berkategori kurang layak ditinggali
mengingat lantainya yang bersemen namun banyak berlubang sehingga sebagian
besar lantainya beralaskan tanah. Pintunya pun rusak dan Bapak Ketut Widiada
menembelnya dengan karung bekas serta kayu-kayu untuk menutupi lubang pintu
yang rusak. Serta keluarga Bapak Ketut Widiada hanya memiliki satu kamar tidur
untuk mereka beristirahat. Atap rumah keluarga mereka dari seng yang terkadang
siang hari akan terasa panas karena pantulan dari sinar matahari yang menyengat.
Keadaan rumah pun pengap karena bangunan rumah yang sempit namun
didalamnya banyak barang-barang ditambah lagi pakan babi juga disimpan I
dalam rumah menambah pengap suasana rumah serta keluarga mereka masih
menggunakan kayu bakar untuk memasak segalanya masih sangat sederhana
sehingga asap dari memasak menempel ditembok diatap dan menyebar diseluruh
ruangan rumah.
Kondisi lahan disekitar rumah Bapak Ketut Widiada cukup rindang karena
ditanami beberapa tanaman bunga dan terdapat pohon rambutan lalu didepan
rumah beliau terdapat kandang babi yang dipelihara istri beliau. Letak kandang
babi yang berada di depan rumah mereka membuat keadaan rumah mereka yang
kurang bersih karena kotoran babi yang terbuang di depan rumah mereka

2

sehingga menyebabkan kondisi yang kumuh. Dalam kesehariannya, Bapak Ketut
Widiada merupakan seorang petani penyakap penghasilan beliau bias beliau
peroleh 3-4 bulan ke depan karena menunggu musim panen, hasil panennya pun
harus dibagi hasil pula karena beliau menyewa lahan milik orang lain dengan
perbandingan satu banding satu yang menyebabkan pendapatan yang diperoleh
Bapak Ketut Widiada kecil sebesar Rp. 1.200.000,-/musim panen. Istri Bapak
Ketut Widiada kesehariannya menjual sayur-sayuran dari hasil kebun yang
disakap keluarga mereka setiap paginya biasanya Ibu Sugiasih memperoleh Rp.
30.000,-/hari dari hasil beliau berjualan.serta Ibu Sugiasih memelihara dua ekor
babi untuk menambah penghasilan keluarga mereka itupun dapat diperoleh 5-6
bulan setelah dipelihara dari hasil penjualan itu kira-kira keluarga mereka
mendapat untung sebesar Rp. 500.000,-/ekor. Setelah Ibu Sugiasih menjual sayurmayur ke pasar, Ibu Sugiasih biasanya langsung memasak dan memberi makan
babi. Setelah tugas rumah selsai semuanya barulah Ibu Sugiasih menyusul ke
sawah untuk membantu Bapak Ketut Widiada di sawah dan di ladang.
1.2

Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan Bapak Ketut Widiada sebagai petani memiliki penghasilan
sekitar Rp 1.200.000,- bersih per musim panen 3-4 bulan setelah dikurangi biaya
dan bagi hasil dengan pemilik lahan, karena Bapak Ketut Widiada merupakan
sebagai petani penyakap yang dimana hasil panennya dibagi hasil dengan pemilik
tanah satu banding satu atau Bapak Widiada mendapat bagian 50% dari hasil
panen yang didapatnya. Penghasil lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ibu Sugiasih biasanya menjual sayuran yang ditanam pada kebun yang disakapnya
ke pasar. Pendapatan Ibu Sugiasih dari menjual sayur-sayuran ke pasar tidak
menentu biasanya sebesar Rp.30.000,-/hari itu pun tidak menentu mendapat Rp.
30.000,-. Penghasilan aktivitas lainnya seperti menjual babi yang dipelihara beliau
juga menambah penghasilan Bapak Ketut Widiada walau tidak setiap hari. Hasil
dari memelihara babi ini baru bisa diperoleh beliau setelah 5 - 6 bulan
pemeliharaan. Biasanya pendapatan bersih dari menjual babi sekitar Rp. 500.000,setelah dikurangi biaya membeli bibit serta makanan babi.

3

Jadi total penghasilan keluarga Bapak Ketut Widiada perbulan adalah
sekitar sebesar Rp. 1.300.000,-.
1.2.2

Pengeluaran Keluarga

1.2.2.1 Kebutuhan Sehari hari
Pengeluaran Bapak Ketut Widiada sehari-hari, yaitu biaya makan, biaya
untuk keperluan MCK, biaya pakan babi, biaya listrik serta air. Dalam per harinya
untuk memenuhi kebutuhan makan seluruh keluarganya, rata-rata beliau
menghabiskan biaya sekitar Rp 20.000,- per hari karena sebagian bahan makanan
keluarga Bapak Widiada mengambil dari kebun yang disakap keluarganya. Pak
Ketut Widiada juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan mandi (MCK) dan
mencuci seperti sabun, pasta gigi, shampo, deterjen, sabun cuci piring, dan lain
sebagainya yang biasanya menghabiskan uang sebesar sekitar Rp 30.000,- per
bulan. Biaya pakan babi keluarga Bapak Ketut Widiada Rp 10.000,-/hari jadi
untuk per bulannya sekitar Rp.300.000,-. Serta pengeluaran untuk air sebesar Rp.
12.000,-/bulan dan pengeluaran untuk listrik keluarga Bapak Ketut Widiada
mendapat bantuan dari pemerintah sehingga keluarga Bapak Ketut Widiada
mendapat listrik gratis.
Jadi total pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari perbulannya adalah
sebesar Rp. 942.000,-/bulan.
1.2.2.2 Pendidikan
Untuk biaya pendidikan, keluarga Bapak Ketut Widiada tidak ada
pengeluaran untuk biaya SPP karena anak tunggal beliau

Gede Budiarta,

ditanggung BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan hanya perlu mengeluarkan
biaya bekal ke sekolah Rp. 5.000,-/hari dan untuk biaya seragam serta peralatan
sekolah Gede Budiarta sekitar Rp. 200.000,-/semester.
Jadi total pengeluaran untuk pendidikan keluarga Bapak Ketut Widiada
sebesar sekitar Rp. 184.000,-/bulan.
1.2.2.3 Kesehatan
Keluarga Bapak Ketut Widiada tidak mengganggarkan secara khusus
dalam bidang kesehatan. Keluarga Bapak Ketut Widiada termasuk keluarga yang

4

jarang sakit. Keluarga Bapak Ketut Widiada tidak pernah mengalami sakit yang
serius serta tidak mempunyai riwayat penyakit khusus.
1.2.2.4 Sosial
Pada desa Sudaji sudah ditetapkan untuk membayar iuran tiap bulannya
sebesar Rp. 25.000,-. Bapak Ketut Widiada tidak terlepas dari iuran desa jadi tiap
bulannya beliau membayar iuran desa sebesar Rp. 25.000,-.
1.2.2.5 Rohani
Pengeluaran keluarga Bapak Ketut Widiada dalam bidang rohani yakni
pengeluaran untuk canang untuk kegiatan persembahyangan sehari-hari yakni
sekitar Rp 1.000,-/hari karena Ibu Sugiasih biasanya membuat canang sendiri dari
bahan-bahan yang telah ada dikebun maupun pekarangan rumahnya sehingga Ibu
Sugiasih hanya membeli bahan yang tidak ada dikebun seperti semat ataupun
pamor untuk porosannya sehingga rata-rata total biaya untuk persembahyangan
sehari-harinya hanya sebesar Rp. 1000,-. Sedangkan, pengeluaran dalam bidang
rohani lainnya yaitu pada saat ada hari raya agama besar jumlah pengeluarannya
tidak menentu.
Jadi total untuk pengeluaran keluarga Bapak Ketut Widiada adalah sebesar
sekitar Rp. 1.152.000,-/bulan (belum termasuk biaya yang dikeluarkan untuk
keperluanmendadak seperti dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang
upacara keagamaan).

5

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1

Permasalahan Keluarga
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan

diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan dan pertemuan ke rumah
keluarga dampingan, identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode
kekeluargaan dengan melakukan pendekatan ke keluarga Bapak Ketut Widiada
Permasalahan yang terjadi pada keluarga Bapak Ketut Widiada adalah
permasalahan:
a.

Dalam bidang ekonomi

b.

Belum adanya MCK (Mandi, Cuci, Kaskus)

2.2

Masalah Prioritas
Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh Bapak Ketut Widiada

diantaranya adalah masalah ekonomi dan masalah belum adanya MCK.
2.2.1

Permasalahan Ekonomi
Permasalahan utama keluarga Bapak Ketut Widiada yaitu masalah

ekonomi keluarga. Pekerjaan beliau yang sebagai petani tentu tidak dapat
diandalkan untuk biaya hidup per hari karena mengingat profesi sebagai petani
bergantung pada alam waktu musim panen pun sekitar 3-4 bulan baru bisa
diperoleh hasilnya. Bapak Ketut Widiada merupakan tulang punggung keluarga
yang harus menanggung biaya hidup sekeluarga.Mengingat profesi sebagai petani
yang sangat bergantung pada alam tentu sangat memiliki risiko yang tinggi,
terlebih lagi keadaan cuaca sekarang yang tidak mentu yang mengakibatkan
banyak petani yang gagal panen. Terlebih lagi keluarga Bapak Ketut Widiada
sebagai petani penyakap milik tanah orang lain sehingga pendapatan keluarga
Bapak Ketut Widiada dari hasil panennya harus dibagi hasil dan belum lagi
dikurangi biaya-biaya untuk produksi yang membuat pendapatan keluarganya
kecil. Biasanya Bapak Ketut Widiada mendapatkan penghasilan tambahan berupa
hasil jualan dari Ibu Sugiasih menjual sayur ke pasar namun itupun tidak menentu

6

tiap harinya kadang-kadang laku kadang-kadang tidak. Serta penghasilan dari
menjual babi peliharaannya yang hanya bisa diperoleh selama 5-6 bulan
pemeliharaan yang dikurangi biaya pembelian bibit dan makanan untuk babinya
itu sendiri. Sehingga pendapatan keluarga beliau tidak tetap sehari-harinya dan
sangat berisiko jika ada keperluan yang mendadak atau mendesak. Ekonomi
keluarga Bapak Ketut Widiada tergolong pas-pasan dan sangat berisiko.

2.2.2

Permasalahan Belum Adanya MCK (Mandi Cuci Kakus)
Dari segi kesehatan pada umumnya MCK merupakan kebutuhan pokok

setiap keluarga untuk menunjang hidup yang sehat. Dari hasil penelusuran survey
penulis,Bapak Ketut Widiada sampai saat ini melakukan kegiatan MCK (Mandi
Cuci Kakus)disatu tempat MCK yang digunakan bersama tiga KK yang
merupakan sanak keluarganya. Kondisi tersebut secara umum masih belum layak
karena rumah yang ideal seharusnya memiliki tempat MCK tersendiri. Sehingga
masalah tersebut jika berkepanjangan terus-menerus dapat menimbulkan penyakit.

7

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1

Program
Pelaksanaan saat pendampingan keluarga ini dapat dibagi menjadi

beberapa kegiatan. Adapun kegiatan ini dibagi atas dasar pemecahan masalahmasalah yang dihadapi oleh Bapak Ketut Widiada tersebut. Dari dua
permasalahan yang ditemukan, diprioritaskanlah kedua masalah tersebut untuk
dipecahkan dan mencari solusinya. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan saat
pendampingan adalah:
3.1.1

Memberikan Usulan Mengembangkan Ternak Babi Lebih Lanjut
Untuk meningkatkan penghasilan keluarga Bapak Ketut Widiada, penulis

menyarankan untuk mengembangkan ternak babinya lebih lanjut lagi. Mengingat
peluang untuk bertenak babi sangat bagus, karena bibit babi mahal sehingga
keuntungan dari menjual bibit sangat baik. Selain itu dari pendekatan yang
dilakukan penulis dalam perbincangan untuk ternak babi Ibu Sugiasih mengatakan
bahwa beliau mahal membeli bibit babi terlebih lagi biaya untuk makan babi juga
dikeluarkan banyak sedangkan untuk memelihara babi cukup lama sehingga untuk
pendapatan dalam penjualan babi didapatkan lama dan juga kecil. Sehingga dari
permasalahan tersebut penulis menyarankan untuk lebih mengembangkan ternak
babinya. Yang dimana keluarga Bapak Ketut Widiada memelihara babi betina
keduanya dan dipelihara sampai besar baru dijual tidak dikembangbiakan, dan
penulis menyarankan untuk sebaiknya babi Ibu Sugiasih dikembangbiakan karena
mengingat jika babi berkembangbiak anaknya banyak sehingga dari itu anak-anak
babinya bisa dijual karena harga bibit mahal jadi keuntungan dari itu lebih banyak
dibandingkan hanya dipelihara sampai besar. Dan keluarga Bapak Ketut Widiada
bertanggapan positif atas usulan yang penulis berikan.
3.1.2

Sumbangan Sembako, Alat MCK, dan Pakan Babi
Akibat penghasilan yang pas-pasan yang diperoleh oleh Bapak I Ketut

Widiada tersebut jadi tidak mampu untuk membeli bahan pokok secara maksimal
untuk kehidupan sehari-hari keluarganya. Melihat dari masalah tersebut maka
penulis sebagai pendamping keluarga memberikan bantuan sumbangan berupa
8

sembako yang sekiranya mampu meringankan beban keluarga Bapak Ketut
Widiada untuk jangka pendeknya. Sehingga uang yang dianggarkan untuk
membeli kebutuhan makan sehari-hari dapat ditabung untuk kebutuhan mendadak
yang tidak terduga. Begitu pun untuk bantuan berupa alat MCK dan pakan babi
sekiranya mampu mengurangi pengeluaran Bapak Ketut Widiada sehingga uang
beliau dapat disimpan untuk cadangan keperluan yang mendesak atau mendadak.
3.1.3

Diskusi Mengenai Pentingnya MCK
Seperti yang telah dijelaskan diatas, tempat MCK (mandi, cuci, dan kakus)

adalah salah satu sarana kesehatan yang harus ada di rumah untuk menunjang raga
yang sehat. Saat ini keluarga Bapak I Ketut Widiada melakukan MCK bersamasama di satu tempat MCK dengan tiga KK. Bapak I Ketut Widiada tidak memiliki
kamar mandi dan toilet sendiri dirumahnya dan juga tidak memiliki tempat untuk
mencuci baju. Karena kurangnya perekonomian keluarga beliau, beliau tidak
mampu membangun tempat MCK yang sifatnya permanen. Penulis menyarankan
jika melakukan MCK di satu tempat tersebut, sebaiknya Bapak I Ketut Widiada
memperhatikan kebersihan kamar mandi maupun toiletnya serta membawa
peralatan mandi sendiri, seperti handuk, sikat gigi, sabun sendiri dan alat MCK
yang lainnya agar Bapak I Ketut Widiada tidak cepat tertular oleh penyakit yang
dibawa oleh sanak keluarganya.
Berdasarkan analisisi situasi dan lokasi, penulis menyarankan kepada
Bapak Bapak I Ketut Widiada untuk mulai memikirkan terkait pembuatan tempat
MCK. Bahkan apabila beliau hanya mampu membuat tempat MCK yang kecil,
sudah sangat membantu. Karena dengan adanya tempat MCK, tentu kegiatan
MCK lebih pribadi dilakukan karena tidak lag bersamaan dengan KK yang lain.
Selain berdiskusi masalah pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
penulis juga memberikan sumbangan berupa alat MCK seperti: sabun, sikat gigi,
deterjen, pasta gigi, serta yang lainnya sekiranya mampu untuk menghilangkan
kebiasaan keluarga Bapak Ketut Widiada menggunakan alat MCK secara
bersama-sama.

9

3.2

Jadwal Kegiatan
Berikut merupakan jadwal kegiatan selama penulis melakukan survey dan

berkegiatan di rumah KK Dampingan yaitu Bapak I Ketut Widiada.
No Hari/tanggal

Jenis Kegiatan

1.

Menemui Kepala Lingkungan Dusun Kubukili untuk

Minggu, 31 Juli 2016

kordinasi mengenai program Keluarga Dampingan dan
langsung diantarkan ke KK Dampingan yang bersangkutan
dan penulis melakukan kunjungan pertama dengan
perkenalan (4 jam)
2

Selasa, 2 Agustus 2016

Diskusi ringan, menanyakan profil keluarga berbincang
tentang kebiasaan keluarga dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari serta berusaha mengakrabkan diri. (5 jam)

3

Kamis, 4 Agustus 2016

Berkeliling rumah keluarga Bapak Ketut Widiada untuk
mengetahui kondisi tempat tinggal, serta membantu Ibu
Sugiasih memberi makan babi. (6 jam)

4

Senin, 8 Agustus 2016

Melakukan pendekatan lebih lanjut, lalu berbincangbincang untuk mengidentifikasi masalah-masalah keluarga
Bapak Ketut Widiada serta membantu Ibu Sugiasih
membuat pakan babi. (4 jam)

5

Selasa, 9 Agustus 2016

Mengunjungi dan membantu bersih-bersih pekarangan dan
membantu

memberi

pakan

babi

rumah

Keluarga

Dampingan. (6 jam)
6

Kamis, 11 Agustus 2016

Berdiskusi dengan Keluarga Dampingan tentang masalah
lainnya dan mencari solusi atas permasalahan yang
dihadapi Keluarga dampingan. (2 jam)

7

Jumat, 12 Agustus 2016

Mengunjungi

keluarga

dampingan

untuk

berdiskusi

perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pentingnya
kelayakan MCK kepada Keluarga Dampingan (6 jam)

10

8

9

Minggu,

14

Agustus Mengunjungi Keluarga Dampingan dan membantu istri

2016

Keluarga Dampingan memberi pakan babi (2 jam)

Senin, 15 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk berbincangbincang dengan Bapak Ketut Widiada dan istri sekaligus
membantu memberi pakan babi (3 jam)

10

Selasa, 16 Agustus 2016

Membantu

ibu

Sugiasih

membersihkan

perabotan,

membuat pakan babi dan langsung memberikan makan
babi. (4 jam)
11

Rabu, 17 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk membantu ibu
Sugiasih pakan babi dan mengajak Gede Budiarta untuk
mengikuti perlombaan sore hari di Dusun Ceblong. (3 jam)

12

Kamis, 18 Agustus 2016

Membantu ibu Sugiasih membersihkan pekarangan rumah,
berbincang-bincang
peningkatan

dan

pendapatan

memberikan
berupa

solusi

untuk

usulan

untuk

mengembangbiakan babi serta menemani Gede Budiarta
mengerjakan PR sekolah. (5 jam)
13

Jumat, 19 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk membantu ibu
Sugiasih pakan babi serta membantu ibu sugiasih membuat
canang untuk keperluan rohani sehari-hari.(2 jam)

14

Sabtu, 20 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan dan membantu istri
Keluarga

Dampingan

membersihkan

pekarangan,

membantu memberi makan babi, serta mengajarkan
matematika pada Gede Budiarta. (6 jam)
15

16

Minggu,

21

Agustus Mengunjungi Keluarga Dampingan berbincang

bincang

2016

dengan istri Keluarga Dampingan (6 jam)

Senin, 22 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan serta membantu ibu
Sugiasih membuat banten untuk upacara adat besok.
(6 jam)

11

17

Selasa, 23 Agustus 2016

Membantu

ibu

Sugiasih

untuk

mempersiapkan

persembahyangan nanti sore serta membantu memberikan
pakan babi (5 jam)
18

Rabu, 24 Agustus 2016

Ikut mendampingi ibu Sugiasih berjualan ke pasar,
membantu ibu Sugiasih memasak dan memberi pakan babi.
(5 jam)

19

Kamis, 25 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk berbincangbincang masalah berpamitan karena KKN akan segera
selesai serta menemani Gede Budiarta mengerjakan tugas
sekolah. (7 jam)

20

Jumat, 26 Agustus 2016

Mengunjungi
sembako

Keluarga

yang

telah

Dampingan
dibeli

untuk

memberi

sebelumnya

sekaligus

melakukan perpisahan kepada KK Dampingan dan
berpamitan. (5 jam)

12

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
Kegiatan pendampingan KK tersebut dilaksanakan beberapa kali
pertemuan di rumah Bapak Ketut Widiada selama waktu KKN Tematik RM Unud
dilaksanakan. Adapun rincian pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu sebagai berikut
4.1

Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
PelaksanaanProgram Keluarga Dampingan

ini

dilaksanakan

oleh

mahasiswa KKN Tematik RM selama lima minggu di desa Sudaji dan dilakukan
selama lima minggu, minimal 15 kali atau sekitar 90 jam kegiatan. Pemilihan
tempat KK Dampingan ini di lakukan oleh kepala lingkungan masing-masing
dusun yang memecah 16 mahasiswa ke 10 lokasi lingkungan desa, dan di setiap
lingkungan terdiri dari 1-2 mahasiswa. Khusus untuk Lokasi Lingkungan
Kubukili, di tunjuk 2 mahasiswa yang akan diterima oleh KK Dampingan di
Kubukili. Setelah menghadap ke Ketua Lingkungan masing-masing, di tunjuklah
lokasi tempat masing-masing mahasiswa. Penulis disini mendapatkan KK
Dampingan yaitu Bapak I Ketut Widiada yang bertempat tinggal di Lingkungan
Kubukili.
Kunjungan ke Keluarga Dampingan di awali dengan perkenalan dan
sosialisasi serta mengidentifikasi masalah apa saja yang di hadapi Keluarga
Dampingan. Selama kegiatan pendampingan, penulis melakukan pendekatan
dengan berbincang-bincang dengan keluarga dampingan untuk mendengarkan
permasalahan yang di alami mereka. Lalu penulis berusaha memberikan usulan
serta informasi yang dapat membantu Keluarga Dampingan menguraikan masalah
mereka.
4.2

Waktu
Waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga ini termasuk ke dalam

Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa
yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke

13

keluarga dampingan yang penulis lakukan selama lima minggu adalah sebanyak
20 kali dengan total waktu kunjungan selama 92 jam.Adapun rincian waktu
tersebut dapat dilihat pada jadwal kegiatan mahasiswa di rumah keluarga tersebut.
4.3

Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan program pendampingan

keluarga adalah tempat tinggal Keluarga Dampingan yang terdapat di lingkungan
Kubukili, desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Yang berjarak
sekitar 1,5 km dari kantor perbekel desa Sudaji.
4.4

Hasil Pendampingan Keluarga
Hasil dari kegiatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum

menunjukkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena memerlukan
waktu yang cukup lama dalam mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi.
Mahasiswa telah berusaha memberikan motivasi dan solusi dari masalah
ekonomi yang berupa mengembangkan ternak babinya yang awalnya hanya
membeli bibit babi dan dipelihara hingga besar lalu dijual menjadi babinya
dikembangbiakan sehingga keluarga Bapak Ketut Widiada bisa menjual anakanak babinya (bibit babi) karena mengingat bibit babi mahal sehingga menjadi
peluang yang bagus untuk dijalankan serta jika keluarga Bapak Ketut Widiada
terus menerus hanya membeli bibit dan memelihara hingga besar lalu dijual maka
keuntungan dari menjual babi itu sedikit karena bibit yang mahal serta makanan
babi juga mahal serta hasil dari penjualan babi itu juga berjarak jauh untuk
mendapat hasilnya.
4.5

Kendala Pendampingan Keluarga
Selama kegiatan pendampingan berlangsung, tidak ada masalah khusus

dan berat yang menghalangi terlaksananya kegiatan pendampingan serta
kunjungan. Masalah yang penulis alami umumnya hanya kesulitan dalam mencari
waktu untuk datang berkunjung ke rumah KK dampingan sebab harus
menyesuaikan dengan jalannya program lain. Kendala dalam menemui Bapak
Ketut Widiada karena beliau seharian ke tempat kebunnya, biasanya lebih sering
bertemu dengan istri beliau dan anaknya.

14

4.6

Solusi
Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut yaitu penulis harus bias menyesuaikan waktu dengan KK Dampingan
(Bapak Ketut Widiada) agar tidak mengganggu kegiatan keluarga Bapak Ketut
Widiada dan juga tidak mengganggu kegiatan KKN-RM yang lainnya.
4.7
adalah

Dampak
Dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan KK dampingan ini
keluarga

dampingan

menjadi

termotivasi

untuk

menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi dan tetap berusaha untuk memperbaiki taraf hidup
mereka menuju kearah yang lebih baik.

15

BAB V
PENUTUP
5.1

Simpulan
Dari pendampingan selama sebulan di Keluarga Dampingan Bapak Ketut

Widiada dapat di simpulkan bahwa permasalahan utama dalam keluarga ini
adalah pendapatan keluarga yang kecil karena Bapak Ketut Widiada bekerja
sebagai petani penyakap yang dimana hasil panennya dibagi dua dengan pemilik
tanah. Serta keluarga Bapak Ketut Widiada tidak mempunyai tempat MCK sendiri
yang dimana keluarga Bapak Ketut Widiada melakukan MCK ditempat
saudaranya yang digunakan tiga KK. Melihat dari masalah tersebut, solusi yang
penulis usulkan adalah meyarankan untuk lebih mengembangkan ternak babinya
agar bisa menambah pendapatan keluarganya. Selain itu penulis juga memberikan
sumbangan sembako, alat MCK, dan pakan babi guna untuk meringankan
pengeluaran keluarga Bapak Ketut Widiada sehingga uang untuk pengeluaran
kebutuhan tersebut bisa disimpan. Serta berdiskusi tentang pentingnya MCK
dimana keluarga Bapak Ketut Widiada melakukan MCK disatu tempat dengan
tiga KK sehingga akan memicu penyakit. Dengan ini kegiatan berdiskusi tentang
MCK mampu untuk menyadarkan pentingnya berprilaku hidup sehat khususnya
kebersihan untuk MCK dan memotivasi agar keluarga beliau menabung untuk
mulai berusaha membangun tempat MCK untuk keluarganya sendiri.
Program pemecahan masalah yang dijalankan ini diawali dengan
berdiskusi tentang pentingnya MCK dan pengenalan mengenai PHBS (prilaku
hidup bersih dan sehat) tidak menggunakan alat-alat mandi bersama seperti
(handuk, sikat gigi, maupun yang lainnya). Selanjutnya penulis menyarankan
untuk mengembangkan ternak babinya lebih lanjut. Yang terakhir memberi
sumbangan sembako, alat MCK, serta pakan babi juga diberikan pada KK
Dampingan guna untuk membantu kebutuhan keluarga Bapak Ketut Widiada dan
bisa menghemat pengeluaran untuk jangka pendek.

16

5.2

Rekomendasi
Program kerja yang telah dilaksanakan memberikan manfaat yang sangat

banyak dan baik terutama bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang
dijadwalkan. Adapun saran yang dapat penulis berikan yankni:
1.

Sebaiknya program KK dampingan terus diadakan setiap kegiatan KKN
oleh Universitas Udayana karena mengingat program KK Dampingan
sangat berguna bagi masyarakat yang kurang mampu diberbagai belahan
desa dan juga berguna bagi penulis sendiri.

2.

Sebaiknya KK dampingan yang bersangkut dapat mengaplikasikan solusi
yang disarankan oleh penulis. Sehingga program KK dampingan
terlaksana dengan baik dan berkelanjutan.

3.

Sebaiknya KK dampingan (Keluarga Bapak Ketut Widiada) menyisihkan
sebagaian penghasilannya untuk digunakan sebagai tabungan dan dapat
membuat tempat MCK sendiri walaupun sederhana.

17

LAMPIRAN

Gambar rumah tampak depan Keluarga Bapak Ketut Widiada

Gambar dapur Keluarga Bapak Ketut Widiada

18

Gambar tempat cuci piring Bapak Ketut Widiada

Gambar gudang penyimpanan Bapak Ketut Widiada
19

Gambar saat berbincang-bincang dengan Ibu Sugiasih

Gambar bersama Ibu Sugiasih dan Gede Budiarta

20

Gambar babi peliharaan keluarga Bapak Ketut Widiada

Gambar sebelum memberi makan babi

21

Gambar saat membantu Ibu Sugiasih memberi makan babi

Gambar saat memberi sumbangan sembako, alat MCK, dan pakan babi

22