BAB 8 RUANG VEKTOR DAN SUB RUANG VEKTOR - Matriks – BAB 8 Ruang Vektor dan Sub Ruang Vektor

BAB 8

8.1

RUANG VEKTOR DAN SUB RUANG VEKTOR

VEKTOR YANG BEBAS LINIER DAN BERGANTUNG LINIER

DEFINISI :
 Himpunan m buah vektor { u1,u2,u3, . . ., um } disebut bergantung linier (linierly
dependent, tidak bebas linier) bila terdapat skalar-skalar λ 1, λ 2, λ 3, … λ m yang tidak
semua nol sedemikian sehingga λ 1 u1+ λ 2 u2 + λ 3 u3+ … + λ m u m = 0….(*).
(0 = vektor nol ).
 Himpunan m buah

vektor {u1,u2,u3, . . ., um } disebut bebas linier (linierly

independent,) apabila λ 1 u1+ λ 2 u2 + λ 3 u3+ … + λ m u m = 0 hanya terpenuhi oleh λ 1 =

λ 2 = λ 3 = … = λ m = 0 …..(**)


Catatan 1 :
Kalau m = 1, artinya himpunan hanya mempunyai 1 anggota, yaitu u maka :
(*)

Bila u = 0 (vektor nol), akan bergantung linier, karena λ u = 0 → λ0 = 0, terpenuhi pula
untuk λ ≠ 0.

(**)

Bila u ≠ 0, akan bebas linier karena λ u= 0 hanya terpenuhi oleh λ = 0.

Catatan 2 :
Kalau dalam himpunan terdapat vektor 0, misalnya {u1,u2,u3, . . .,,0,…., um } maka himpunan
itu bergantung linier. λ 1 u1+

λ 2 u2 + λ 3 u3+ … + λ i0 + … + λ m u m = 0, jelas harga λ i ≠ 0

juga memenuhi.

Contoh 1 :

Pandang Ruang vektor R3dengan a = [3,1,2,], b = [1,2,1], c = [2,-1,1] є R3. Ke-3 vektor
tersebut adalah bergantung linier karena : λ 1 a + λ 2b + λ 3c = 0 → λ 1]3,1,2] + λ 2[1,2,1] + λ 3
[2,-1,1] = [0,0,0], ada λ yang ≠ 0, yaitu misalnya λ 1 = 1, λ 2= λ 3 = -1 memenuhi.

Contoh 2 :
[2,3] dan [1,3] adalah bebas linier karena : λ 1[2,3] + λ 2[1,3] = [0,0] atau :
2λ1 + λ2 = 0
3 λ 1 + 3 λ 2 = 0 …..diperoleh hanya λ 1= λ 2= 0

Catatan 3 :
Biasanya kita menyingkat saja ketika mengatakan “ himpunan vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., um
} bebas/bergantung linier” menjadi “ vektor-vektor u1,u2,u3, . . ., um bebas/bergantung linier”.

Catatan 4 :
Bila u dan v dua vektor yang berkelipatan, u = αv, maka mereka bergantung linier. Sebab u =
αv → 1u - αv = 0, artinya terdapat λ ≠ 0 pada λ 1u + λ 2v = 0.
Pada Rn , 2 vektor yang berkelipatan dapat kita lihat dari komponen-komponen (seletak) yang
berkelipatan sama.

Teorema (1) :

 Jika sebagian (himpunan bagian) dari m vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., um }
bergantung linier, maka keseluruhan m vektor-vektor tersebut

adalah

bergantung linier.

Pembuktian Teorema (1) :
Misalkan p vektor,p < m, bergantung linier, sebutlah u1,u2,u3, . . ., u p maka terdapat skalarskalar λ 1, λ 2, λ 3, … λ p yang tidak semua sedemikian sehingga : λ 1 u1+

λ 2 u2 + λ 3 u 3 + … +

λ p u p = 0….(*).Kita ambil kemudian λ p+1 = λ p+2 = λ p+3 = … = λ m = 0.. menjadi : λ 1 u1+ λ 2
u2 + λ 3 u3+ … + λ p u p + λ p+1 u p+1 + λ m u m = 0, dimana terdapat λ 1 ≠ 0 ( λ 1 λ 2,… λ p). Jadi m
vektor tersebut bergantung linier.

Contoh 3 :
a = [2,3,1,4], b = [6,9,3,12], c = [2,0,3,1], d = [0,0,1,4]. Maka karena a dan b berkelipatan,
mereka bergantung linier. Berdasarkan Teorema (1) di atas maka a, b, c dan d bergantung
linier.


Teorema (2) :
 Jika himpunan m vektor {u1,u2,u3, . . ., um } bebas linier maka sebagian (himpunan
bagian)-nya juga bebas linier.

Pembuktian Teorema (2) :
Andaikata himpunan bagian

tersebut bergantung linier, menurut teorema sebelumnya

keseluruhan m vektor adalah bergantung linier. Suatu kontradiksi. Pengandaian kita di atas
tidak benar. Jadi haruslah himpunan bagian tersebut bebas linier.
Contoh 4 :
Dapat diselidiki bahwa a = [3,1,2], b = [2,1,1], c = [4,3,3] bebas linier. Maka mudah dilihat
bahwa a Dan b adalah bebas linier.

8.2

KOMBINASI LINIER


DEFINISI :
 Suatu vektor v dikatakan kombinasi linier dari vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., un } bila
terdapat skalar-skalar { λ 1, λ 2, λ 3, … λ n} sedemikian sehingga v = λ 1 u1 + λ 2 u2 + λ 3 u3
+ … + λ n un

Contoh 1 :
Diketahui vektor-vektor sebagai berikut : a = [2,1,2], b= [1,0,3] dan c = [3,1,5]. Kita hendak
menyatakan atau menuliskan apakah a sebagai kombinasi linier dari b dan c ? Buktikan !
Jawab :
Pertama-tama kita menuliskan v = λ 1 u1 + λ 2 u2 dengan variabel-variabel tidak diketahui yaitu

λ 1, λ 2 yaitu a = λ 1 b + λ 2 c atau [2,1,2] = λ 1 [1,0,3] + λ 2[3,1,5] atau :
2=¿ λ1 +¿ 3 λ2 … … ..(1)
1=¿ 0 λ 1+ ¿ λ2 … …(2)
2=¿3 λ 1+ ¿5 λ 2 … … …(3)
Kita mempunyai 3 persamaan dengan 2 variabel. Kita selesaikan dulu persamaan (1) dan (2),
yang hasilnya λ 2 = 1 dan λ 1 = -1. Kemudian nilai tersebut disubstitusikan ke (3) ternyata
memenuhi pula sehinga bisa dikatakan a kombinasi linier dari b dan c. Jadi , penulisan yang
diminta adalah : a = -b + c.
Contoh 2:

Diketahui vektor-vektor sebagai berikut :
p = [2,1,3], q = [0,1,2] dan r = [2,2,4].Apakah p bisa dikatakan kombinasi linier dari q dan
r ? Buktikan !
Jawab :
Pertama-tama kita menuliskan v = λ 1 u1 + λ 2 u2 dengan variable-variabel tidak diketahui yaitu

λ 1, λ 2 yaitu p = λ 1 q + λ 2 r atau [2,1,3] = λ 1 [0,1,2] + λ 2[2,2,4] atau :
2=¿ 0 λ 1+ ¿ 2 λ 2 … … ..(1)
1=¿ λ 1+¿ 2 λ 2 … . …(2)
3=¿ 2 λ 1+ ¿ 4 λ 2 … … … (3)
Persamaan (1) dan (2) diselesaikan, akan diperoleh λ 2 = 1 dan λ 1 = -1 , akan tetapi nilai-nilai
tersebut tidak memenuhi persamaan (3) sehingga dapat dikatakan bahwa p bukan kombinasi
linier dari q dan r.

Teorema 1 :
Jika m (m>1) vektor {u1,u2,u3, . . ., um } bergantung linier, maka paling sedikit terdapat
satu vektor dapat ditulis sebagai linier dari vektor-vektor selebihnya.

Teorema 2 :
Jika satu di antara m vektor {u1,u2,u3, . . ., um } adalah kombinasi linier dari vektor

selebihnya maka m vektor tersebut bergantung linier.
Contoh 3 :
Selidikilah bahwa vektor-vektor berikut : a = [2,1,2], b = [0,1,0] , c = [2,0,2] , apakah a
kombinasi linier dari b dan c? Dan Apakah bergantung linier juga ?
Jawab :
Misalkan a = λ 1 b + λ 2 c atau [2,1,2] = λ 1 [0,1,0] + λ 2[2,0,2] atau :
2=¿ 0 λ1 +¿ 2 λ2 … … ..(1)
1=¿ λ1 +¿ 0 λ2 … . …(2)
2=¿ 0 λ1 +¿ 2 λ 2 … … …(3)
Persamaan (1) dan (2) diselesaikan, akan diperoleh λ 1 = 1 dan λ 2 = 1. Berarti a kombinasi
linier dari b dan c. Sehingga {a,b,c} bergantung linier.

Teorema 3 :
Jika m vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., um } bebas linier dan (m+1) vektor-vektor {u1,u2,u3
, . . ., um . v } bergantung linier , maka v adalah kombinasi linier dari {u1,u2,u3, . . ., um }

Teorema 4 :
Pandang S suatu himpunan bagian dari ruang vektor W. Misalkan S = { u1,u2,u3, . . ., um
}, maka himpunan semua kombinasi linier dari S, ditulis L(S) merupakan Ruang
Vektor bagian dari W, sebab :

(1) LS ≠ 0, karena 0 = 0u1 + 0u2 + 0u3 + … = 0 0um kombinasi linier dari S, berarti
0 є L(S).

(2) Misalkan v є L(S), berarti v = λ 1 u1 + λ 2 u2 + λ 3 u3 + … + λ m u m , w є L(S), berarti
w = λ 1 u1 + λ 2 u2 + λ 3 u3 + … + λ m u m, v + w = ( λ 1 + µ1 )u1 + … + ( λ m + µm)um
merupakan kombinasi linier dari S, berarti v + w є L(S).

(3) Bila α skalar maka αv = (α λ 1)u1 + (α λ 2)u2 + … + (α λ m)um juga merupakan
kombinasi linier dari S , berarti α є L(S).
Ruang vektor L(S) disebut ruang vektor yang dibentuk (dibangun generated) oleh S. S
disebut suatu sistem pembentuk atau sistem generator. Kita definisikan sebagai berikut :

8.3

DEFINISI RUANG VEKTOR YANG DIBENTUK
 Suatu himpunan vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., um } disebut sistem pembentuk dari
ruang vektor V, ditulis V = L {u1,u2,u3, . . ., um } bila setiap vektor v є V dapat
ditulis sebagai kombinasi linier dari {u1,u2,u3, . . ., um }

Contoh 4 :

Vektor-vektor a = [2,1,0] , b = [3,2,1] , c = [5,3,1] adalah pembentuk ruang Vektor L{a,b,c}.
Untuk menyelidiki apakah vektor d = [1,1,1] є L, kita selidiki apakah d kombinasi linier dari
{a,b,c}. Ternyata d = -a + b + c, jadi d kombinasi dari {a,b,c} yang berarti d є L.

Teorema 5 :
Setiap n vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., un } yang bebas linier dari V , ruang vektor
berdimensi n , pasti merupakan sistem pembentuk dari V.

8.4

DIMENSI DAN BASIS

DEFINISI DIMENSI :
 Suatu ruang vektor V

dikatakan berdimensi n bila dapat diketemukan suatu

himpunan n vektor-vektor є V yang bebas linier, sedangkan setiap himpunan (n+1)
vektor-vektor є V selalu


bergantung linier,

dengan perkataan lain, banyaknya

maksimum vektor-vektor є V yang bebas linier adalah n.

Teorema 6 :
Setiap n vektor-vektor {u1,u2,u3, . . ., un } yang bebas linier dari V, ruang vektor berdimensi
n, pasti merupakan sistem pembentuk dari V.

DEFINISI BASIS :
 Setiap sistem pembentuk yang bebas linier disebut Basis dari ruang vektor tersebut.
 Setiap himpunan n vektor-vektor yang bebas linier { u1,u2,u3, . . ., un } dari ruang
vektor berdimensi n , disebut basis dari ruang vektor.
Catatan 1 :
 Karena vektor-vektor є V tak berhingga banyaknya, kecuali ruang vektor yang
dibentuk oleh vektor nol sendiri, yaitu L{0}, dan misalnya dimensi V berhingga =
n, maka kita dapat mencari banyak sekali himpunan n vektor-vektor є V yang
bebas linier. Sehingga kita dapat memilih banyak basis untuk V.
Contoh 5 :

Misalkan S = { a = [1,1,1], b = [2,1,1], c = [3,2,2] }
S membentuk ruang vektor L(S) = L {a,b,c}.
S = {a,b,c} adalah sistem pembentuk dari L.

Kita selidiki bahwa c = a + b, jadi {a,b,c} bergantung linier. Kemudian {a,b} bebas linier
karena tidak berkelipatan.
Jadi, {a,b} adalah sistem pembentuk yang bebas linier berarti basis dari L.
Maka dimensi L adalah = 2. Seperti diterangkan pada Catatan 1 di atas, kita boleh memilih
basis L yang lain, yaitu himpunan 2 vektor є L yang bebas linier.
Contohnya : {a,c} atau {b,c} ataupun yang lain dari a, b atau c.
Catatan 2 :
 L{0}, ruang vektor yang dibentuk oleh vektor nol, hanya beranggotakan vektor nol
saja. 0 bergantung linier, jadi vektor yang bebas linier є L {0} tidak ada, berarti
dimensi L{0} = 0.
Catatan 3 :
 Dimensi dari ruang vektor Rn adalah n. Hal ini karena kita dapat menemukan n
vektor-vektor satuan : E = { € 1, € 2, € 3, . . ., € n}, dimana € 1= [1,0,…,0]

€ 2= [0,1,…,0]
..
..

€ n= [0,0,1]
Mudah ditunjukan bahwa E bebas linier. Juga setiap vektor є Rn adalah kombinasi linier dari
E. Jadi, E merupakan basis dari Rn , yang biasanya kita sebut basis alam (natural basis). Juga
dari sini dapat dicatat bahwa setiap m vektor-vektor є Rn, dengan m > n, adalah
bergantung linier.

Contoh 6 :
Vektor a = [1,-1,2,3] є R4 dapat ditulis sebagai kombinasi linier basis E sebagai berikut :
a = [1,-1,2,3] = 1[1,0,0,0] -1[0,1,0,0] +2[0,0,1,0] + 3[0,0,0,1]
a = 1€1 - 1€2 + 2€3 + 3 €4

8.5

LATIHAN

DAN

TUGAS

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24