Pengaruh Metode Snowball Throwing Berban
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA
SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SD GUGUS 1 KUTA BADUNG
I Gd. Arta Januwardana1, Siti Zulaikha2, Md. Putra3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar
matematikaantara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional dikelas V SD Gugus I
Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen atau eksperimen semu dengan desain penelitian
nonequipalent control group desigen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V yang berada di Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014 yang
A
berjumlah 10 kelas. Sampel yang digunakan 2 kelas yaitu kelas V SD No 2 Kuta sebagai
kelompok eksperimen yang berjumlah 36 orang siswa dan kelas V SD No 5 Kuta sebagai
kelompok kontrol yang berjumlah 40 orang siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui
metode tes dengan instrumen tes objektif pilihan ganda. Data yang terkumpul dianalisis dengan
uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
matematika antara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang melalui pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5% (a= 0,05) atau tingkat kepercayaan 95% dengan
dk 36 + 40 - 2 = 74 diperoleh thitung 2,41 dan ttabel 2,000. Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Rata-rata nilai yang diperoleh antara siswa yang belajar melalui metode snowball
throwing berbantuan media sederhana yaitu sebesar 75,22 dan siswa yang belajar melalui
pembelajaran konvensional yaitu 67,00.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode snowball throwing
berbantuan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta
Badung tahun pelajaran 2013/2014
Kata kunci : metode snowball throwing berbantuan media sederhana, hasil belajar matematika
siswa.
Abstract
This study aims to determine significant differences in learning outcomes matematics student
learning through media-assisted method of snowball throwing simple with students who learn
through conventional teaching elementary class V Cluster I Kuta Badung Academic Year
2013/2014. This research is Quasy experimental or quasi-experimental research design
nonequipalent desigen control group. The population used in this study were all fifth grade
students who are in Cluster I Kuta Badung academic year 2013/2014, amounting to 10 classes.
The sample used is a class 2 SD No. 2 grade VA Kuta as the experimental group totaling 36
students and class V SD No. 5 Kuta as control groups totaling 40 students. Student learning
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
outcomes data were collected through a test method with multiple-choice objective test
instrument. The data were analyzed by t test. The results showed that there were significant
differences in learning outcomes between students who are learning mathematics by the
snowball throwing method aided simple media with students through conventional learning. This
is demonstrated by using a t test with a significance level of 5% (a = 0.05) or 95% confidence
level with a dk 36 + 40-2 = 74 t table obtained t of 2.41 and 2.000. Because of t account > t table
then H0 is rejected and Ha accepted. Average values were obtained between students who learn
through the media aided snowball throwing method is simple in the amount of 75.22 and
students who learn through conventional learning is 67.00. It can be concluded that there are
significant medium-assisted method is simple snowball throwing on learning outcomes of
students' fifth grade elementary mathematics Force I Kuta Badung academic year 2013/2014
Keywords: media-assiste snowball throwing method is simple, the results of students'
mathematics learning
PENDAHULUAN
Salah
satu
usaha
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan meningkatkan
kemampuan pada bidang matematika,
karena pendidikan matematika merupakan
ilmu
universal
yang
mendasari
perkembangan teknologi moderen serta
mempunyai peran penting dalam daya pikir
manusia. Mata pelajaran perlu diberikan
kepada semua peserta didik khususnya di
Sekolah Dasar. Seperti yang tercantum
dalam GBPP mata pelajaran matematika
SD kurikulum 1994: 10, tujuan diberikannya
matematika pada jenjang pendidikan dasar
pada hakekatnya dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, tujuan umumnya adalah (1)
mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu
berkembang melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional,
kritis, cermat, jujur dan efektif. (2)
mempersiapkan
siswa
agar
dapat
menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Tujuan
khususnya
yaitu
pendidikan
matematika bertujuan untuk menumbuh
kembangkan
keterampilan
berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat
dalam
kehidupan
sehari-hari,
menumbuhkan kemampuan siswa yang
dapat dialih gunakan melalui kegiatan
matematika
dan
mengembangkan
kemampuan dasar matematika sebagai
bekal belajar lebih lanjut pada jenjang yang
lebih tinggi. Permendiknas No 22 tahun
2006
menyatakan
bahwa
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
matematika disusun sebagai landasan
pembelajaran
untuk
mengembangkan
kemapuan peserta didik. Pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar menurut
kurikulum, (2006: 103) “merupakan sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional
yang bertujuan antara lain agar siswa
memiliki
kemampuan
menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi,
menyusun
bukti,
atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika”. Hal ini mengisyaratkan bahwa
pembelajaran matematika pada dasarnya
sangatlah abstrak, sehingga diperlukan
metode atau strategi dalam menyampaikan
materi matematika yang abstrak tersebut
menjadi
konkret,
selanjutnya
dari
permasalahan yang konkret tersebut baru
dialihkan
kebentuk
konsep-konsep
matematika yang abstrak.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SD Gugus I Kuta Badung
terdapat masalah terkait dengan proses
pembelajaraan, yaitu pola pembelajaran
matematika masih didominasi oleh guru.
Sebagian besar pembelajaran berorientasi
materi, tidak berorientasi kompetensi, guru
lebih banyak tergantung pada buku ajar
atau LKS, tidak beracuan pada program
pembelajaran yang telah dibuat. Guru
menyajikan pembelajaran kurang menarik
perhatian siswa hal tersebut dikarenakan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
oleh
beberapa
diantaranya:
penyebab,
yaitu
1. guru kurang memanfaatkan media yang
sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. kurangnya
kesempatan
siswa
mengembangkan dan memperluas ideide
atau
gagasannya
dalam
pembelajaran.
3. siswa terlihat sulit memahami dan
mudah lupa terhadap materi ajar yang
telah dilalui.
Paradigma
pembelajaran
tersebut
berimbas pada hasil belajar matematika
siswa yang kurang memuaskan.
Dalam
mensukseskan
suatu
pembelajaran khususnya pada Sekolah
Dasar pemilihan metode merupakan hal
yang sangat penting dalam proses
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
keperluan materi yang diajarkan pada saat
itu pemilihan metode yang tepat sesuai
dengan materi yang diajarkan akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar yang
diperoleh siswa. Dalam pembelajaran tidak
ada metode yang paling bagus karena
masing-masing
metode
memiliki
keunggulan dan kelemahan tersendiri,
maka guru lah yang dituntut untuk memilih
metode pembelajaran yang tepat, karena
dalam pemilihan metode yang sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari akan
memacu semangat siswa untuk secara aktif
ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya
sehingga nantinya dapat mempengaruhi
hasil
belajar.
Agar
pembelajaran
matematika yang sedang dipelajari menjadi
lebih nyata dialami siswa maka peranan
media
sangat
diperlukan
dalam
pembelajaran. Pada dasarnya anak usia
SD belajar melalui benda/objek yang nyata.
Erman (2003:242) menyatakan bahwa
“untuk memahami konsep abstrak pada
anak memerlukan benda-benda kongkrit
(real)
sebagai
perantara
atau
visualisasinya”. Konsep abstrak itu dicapai
melalui
tingkat-tingkat
belajar
yang
berbeda-beda.
Karena
itulah
dalam
pembelajaran
matematika
harus
menggunakan
media,
dengan
menggunakan
media
siswa
dalam
belajarnya
menjadi lebih
semangat,
senang, tertarik dan karena itu akan
bersikap
positif
matematika.
terhadap
pelajaran
Para guru diharapkan untuk menjadi
guru yang inovatif, kreatif dan keaktifan
dalam pembelajaran merupakan hal yang
paling utama, semakin kreatif guru
berinovasi untuk mengembangkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi
maka semakin aktif dan semangat pula
siswa mengikuti pelajaran, sehingga akan
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika yang maksimal. Namun
dizaman yang sudah serba canggih ini
guru masih menggunakan pembelajaran
konvensional, guru kurang memodifikasi
peroses
pembelajaran,
kurang
memanfaatkan
media,
kurang
mengaktifkan
siswa
dalam
peroses
pembelajaran sehingga terjadi interaksi
belajar satu arah saja. Hal tersebut akan
membuat siswa menjadi jenuh mengikuti
pembelajaran yang akan berpengaruh
nantinya pada hasil yang diperoleh siswa
menjadi kurang memuaskan. Guru sebagai
fasilitator
dan
motifator
dalam
pembelajaran,
siswa
harus
aktif
mengembangkan pembelajarannya sendiri
agar apa yang sedang dipelajari menjadi
lebih bermakna dan mudah untuk diingat
karena ilmu matematika merupakan ilmu
yang diperoleh melalui penemuan melaui
daya nalar tingkat tinggi, serta peran media
sangat penting untuk membantu siswa agar
pembelajaran menjadi lebih nyata sehingga
pembelajaran yang sedang berlangsung
mudah dimengerti.
Sarana
dan
prasarana
yang
terdapat di seluruh SD yang ada di Gugus I
Kuta memang sudah cukup layak untuk
mendukung pembelajaran, seperti sudah
tersedianya gedung yang kondisinya sudah
cukup baik, tersedianya laptop dan LCD,
halaman atau lingkungan sekolah yang
nyaman yang bisa digunakan sebagai
pendukung pembelajaran serta beberapa
alat peraga yang sesuai dengan bidang
studi matematika, meskipun belum lengkap
tetapi cukup memadai, namun untuk
mengatasi hal tersebut dibutuhkan SDM
para guru yang ada di Gugus I Kuta lebih
ditingkatkan
untuk
mengatasi
permasalahan pembelajaran dimasing-
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
masing sekolah yaitu agar semua guru
mampu mengoperasikan fasilitas yang
sudah
tersedia,
dibutuhkan
pula
kemampuan guru mengelola kelas dalam
mengembangkan metode dan media
sesuai dengan kebutuhan materi dengan
bantuan fasilitas yang telah disediakan.
Namun upaya pemerintah tersebut belum
membuahkan hasil sesuai dengan harapan
yang telah direncanakan.
Hal tersebut menjadi permasalahan
yang perlu dipecahkan agar hasil belajar
optimal. Perlu adanya perbaikan atau
pembenahan
terhadap
proses
pembelajaran khususnya untuk mata
pelajaran matematika,
terutama untuk
materi bilangan bulat di kelas V SD Gugus I
kuta
Badung
yaitu
pelaksanaan
pembelajaran melalui metode snowball
throwing. Metode snowball throwing adalah
cara belajar melalui permainan yaitu saling
lempar kertas yang berisi pertanyaan,
mengajak siswa untuk selalu siap dan
tanggap menerima pesan dari orang lain,
serta lebih resposif dalam menghadapi
segala tantangan kahususnya dalam
pembelajaran. Menurut widodo (2010:37)
metode snowball throwing merupakan
“gelundungan atau lemparan bola salju
berisi pertanyaan yang diisi dan dilemparlemparkan oleh siswa kepada temannya,
yang terkena lemparan wajib untuk
menjawab pertanyaan yang tersedia di
dalamnya”. Selanjutnya dikatakan bahwa
Metode
snowball
throwing
memiliki
kelebihan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran yaitu:
1. Untuk melatih kesiapan siswa dalam
menerima pelajaran.
2. Agar
dapat
saling
memberikan
pengetahuan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya.
3. Pada metode ini ada unsur parmainan,
yaitu
saling
lempar-melempar
pertanyaan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya .
4. Menarik perhatian siswa mengenai
materi yang dipelajari.
Dengan
demikian
harapan
penggunaan metode snowball throwing di
kelas V SD Gugus I Kuta Badung adalah:
1. Melalui
metode snowball throwing
diharapkan siswa secara aktif terlibat
baik secara fisik maupun mentalnya
melalui
kegiatan
pengamatan,
pengukuran, dan pengumpulan data
untuk menarik suatu kesimpulan.
2. Metode snowball throwing melatih
siswa untuk lebih tanggap terhadap
materi ajar.
3. Penerapan metode ini mengajak siswa
untuk membangun, menggali dan
menemukan pengetahuan bersama
anggota
kelompoknya,
sehingga
peroses pembelajaran mengarah ke
dalam situasi diskusi multi arah serta
dapat menggiring siswa belajar lebih
aktif pada mata pelajaran matematika
dan
dapat
berpengaruh
secara
signifikan hasil belajar yang diperoleh
siswa.
Berdasarkan latar belakang, maka
dilaksanakan suatu penelitian dengan judul:
“Pengaruh Metode Snowball throwing
berbantuan media sederhana terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran
2013/2014”.
Metode berasl dari bahasa yunani,
yaitu methodos. Methodos berasal dari kata
“meta” dan “bodos”. Meta berarti melalui,
sedangkan bodos berarti jalan. sehingga
metode menurut Asmani (2011:19) berarti
“jalan yang harus dilalui atau cara untuk
melakukan
sesuatu
atau
prosedur”.
Selanjutnya metode adalah “cara yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan”.
Menurut Widodo (2010:37) “Metode
Pembelajaran Snowball Throwing disebut
juga metode pembelajaran gelundungan
bola salju”. Metode pembelajaran ini
melatih siswa untuk lebih tanggap
menerima pesan dari siswa lain dalam
bentuk bola salju yang terbuat dari kertas
dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya
dalam
satu
kelompok.
Selanjutnya (Farhan, 2011) mengatakan
“Snowball Throwing merupakan salah satu
jenis model pembelajaran Cooperatif
Learning
dimana
dalam
model
pembelajaran ini terdapat kerjasama antar
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
kelompok, saling ketergantungan antar
siswa lainnya di dalam satu kelas”.
Sedangkan (Asrori, 2010) mengatakan
“Metode snowball throwing merupakan
salah satu metode pembelajaran aktif
(activelearning)
yang
dalam
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.
Peran guru di sini hanya sebagaipemberi
arahan awal mengenai topik pembelajaran
dan selanjutnya penertiban terhadap
jalannyapembelajaran”.
Adapun langkah-langkah yang ada
pada metode snowball throwing yaitu: (1)
Guru manyampaikan materi yang akan
disajikan. (2) Guru membentuk kelompokkelompok dan memanggil masing-masing
ketua
kelompok
untuk
memberikan
penjelasan tentang materi. (3) Masingmasing ketua kelompok kembali ke
tempatnya
masing-masing,
dan
menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya. (4) Kemudian,
masing-masing siswa diberikan suatu
kertas kerja, untuk menuliskan suatu
pertanyaan (apasaja) yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
(5)
Kertas
yang
berisi
pertanyaan tersebut kemudian dibuat
sepeti bola dan dilemparkan dari satu siswa
kesiswa yang lain. (6) Setelah waktu
melempar habis, setiap siswa yang
mendapatkan satu bola kertas yang telah
berisi pertanyaan, siswa tersebut diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis di dalam kertas tersebut
secara bergiliran.
(Arsyad. 2011: 3) mengemukakan
definisi media yaitu ”sebagai sesuatu yang
membawa pesan dan informasi antara
pengirim dan penerima”. Dari uraian
tersebut
dapat
dirangkum
media
pembelajaran adalah sesuatu atau alat
yang digunakan untuk menjembatani
peroses menyampaikan pesan dalam
peroses belajar mengajar agar lebih mudah
menyampaikan informasi yang diinginkan
kepada peserta didik. Jadi media
sederhana adalah media yang dapat
dikembangkan
oleh
guru
dengan
menggunakan alat dan bahan sederhana
serta biaya yang relatif murah, yang
termasuk kedalam media sederhana yang
dapat dikembangkan (by design) oleh guru
diantaranya poster, pamflet, gambar diam
,foto, grafik, transparansi serta OHP.
namun pengembangannya harus tetap
mengikuti prosedur pengembangan media
secara umum atau pedoman pada desain
intruksional. Dengan demikian harus
mengikuti langkah-langkah seperti analisis
kurikulum dan karakter siswa, perumusan
tujuan atau indikator, pengembangan
pokok-pokok materi agar tidak menyimpang
dari tujuan pembelajaran yang telah
dirancang.
Jadi metode snowball throwing
berbantuan media sederhana dapat
dirangkum yaitu metode pembelajaranan
active learning yang sangat tepat untuk
melatih kesiapan siswa dalam mempelajari
permasalahan yang sedang dialami, agar
siswa menjadi lebih tanggap untuk
menghadapi segala sesuatu yang terjadi
dalam proses pembelajaran sehingga
siswa menjadi lebih aktif, sehingga apa
yang telah dipelajari akan awet melekat
pada ingatan siswa karena siswa secara
langsung
terlibat
dalam
peroses
pembelajaran melalui media sederhana
yang telah dirancang oleh guru sehingga
hasil beelajar matematika menjadi lebih
signifikan .
Pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran
yang
sudah
biasa
dilaksanakan oleh guru dan sering
dikatakan sebagai pembelajaran tradisional
yang menggunakan metode ceramah.
Karena sejak dahulu jenis pembelajaran ini
sudah
dipergunakan
sebagai
alat
komunikasi lisan antara guru dan siswa
dalam peroses pembelajaran sampai
sekarang, pada pembelajaran konvensional
ini peroses pembelajaran semuanya diatur
oleh
guru
tanpa
memperhatikan
kesempatan yang diinginkan oleh siswa,
sehingga
pembelajaran ini dapat
dikategorikan sebagai proses pembelajaran
satu arah, sehingga tanpa adanya peran
dari seorang guru maka siswa tidak
mempunyi inisiatif untuk belajar.
Langkah-langkah
pembelajaran
konvensional (Suryosubroto, 2009: 158)
yaitu: (1) Guru membuka pelajaran. (2)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Guru menjelaskan materi ajar secara
panjang lebar. (3) Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru. (4) Guru memberikan
kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya
mengenai penjelasan dari guru. (5) Guru
memberikan siswa penugasan secara
klasikal mengenai materi yang dibahas. (6)
Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.
kecakapan nyata yang dapat diukur
langsung dengan menggunakan tes hasil
belajar matematika. Kecakapan tersebut
menyatakan seberapa jauh atau seberapa
besar
tujuan
pembelajaran
serta
instruksional yang telah dicapai oleh siswa
dalam belajar matematika.
Pembelajaran
matematika
di
Sekolah Dasar adalah ilmu pengetahuan
yang diterapkan di sekolah dasar melalui
penalaran tingkat tinggi yang dirancang
dengan tujuan memberikan peluang
kepada siswa untuk berusaha dan mencari
pengalaman tentang matematika yang
akan digeneralisasikan pada kehidupan.
METODE
Hasil belajar matematika yang
dikemukakan
oleh
Hudoyo
(dalam
Riskarianti, 2011:11) adalah “tingkat
keberhasilan atau penguasaan seorang
siswa terhadap bidang studi matematika
setelah
menempuh
proses
belajar
mengajar yang terlihat pada nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajarnya”.
selanjutnya
dikatakan
hasil
belajar
matematika adalah “belajar mengenai
konsep-konsep
dan
struktur-struktur
matematika yang terdapat di dalam materi
yang dipelajari, serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan strukturstruktur
matematika itu”. Siswa harus dapat
menemukan keteraturan dengan cara
mengotak-atik
bahan-bahan
yang
berhubungan dengan keteraturan intuitif
yang sudah dimiliki siswa. Berbagai alasan
perlunya sekolah mengajarkan matematika
kepada siswa pada hakikatnya dapat
diringkaskan karena masalah kehidupan
sehari-hari. Suheman (2003:26) ada dua
macam hasil belajar yang harus dikuasai
oleh
siswa,
“perhitungan matematis
(mathematics calculation) dan penalaran
matematis (mathematics reasoning)”. Dari
uraian di atas dapat dirangkum bahwa hasil
belajar
matematika
adalah
tingkat
keberhasilan dalam menguasai bidang
studi matematika setelah memperoleh
pengalaman atau proses belajar mengajar
dalam kurun waktu tertentu yang akan
diperlihatkan melalui skor yang diperoleh
dalam tes hasil belajar. Hasil belajar
matematika dalam penelitian ini merupakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimen),
mengingat tidak semua variabel atau gejala
yang muncul dan kondisi eksperimen dapat
diatur dan dikontrol secara ketat (full
randomize). Dalam penelitian ini populasi
penelitian terdistribusi dalam kelas-kelas
yang utuh, sehingga penelitian ini
dikategorikan penelitian eksperimen semu.
Rancangan
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design.
Dimana
dalam
penelitian
ini
membandingkan
antara
kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol,
setelah itu kedua kelompok sama-sama
diberikan perlakuan.
Pada prosedur penelitian langkahlangkah ditempuh dalam penelitian ini
terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
akhir eksperimen. Adapun ketiga tahapan
penelitian ini yaitu. Pertama tahap
persiapan
eksperimen,
pada
tahap
persiapan eksperimen langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol yaitu menyusun RPP, media
pembelajaran (alat peraga), LKS, silabus,
yang nantinya digunakan selama proses
belajar-mengajar, mennyusun kisi-kisi soal
dengan jumlah soal 50 butir, soal yang
disusun sebanyak 50 butir tersebut diuji
cobakan melalui uji coba instrumen. yaitu:
uji validitas, uji reliabelitas, uji taraf
kesukaran tes dan uji daya beda. Pada
saat pelaksanaan post-test soal yang
dipakai hanyalah 30 butir soal karena
dalam uji coba instrumen ada soal-soal
yang tidak memenuhi kriteria akan tidak
dipergunakan sebanyak 20 butir soal.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tahap Pelaksanaan Eksperimen, pada saat
tahap pelaksanaan eksperimen langkahlangkah yang dilakukan yaitu menguji
kesetaraan dengan nilai ulangan umum
kelas IV semester II, Untuk menentukan
sampel dari populasi yang telah ada
dengan cara random. Dari sampel yang
telah didapat barulah menentukan kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol,
melaksanakan penelitian yaitu memberikan
perlakuan (treatmen) karena telah diketahui
tingkat kesetaraan dari kedua kelas
tersebut, yaitu kelas eksperimen berupa
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana dan pembelajaran
konvensional
pada
kelas
kontrol.
Melaksanakan enam kali pertemuan pada
kelompok eksperimen dan enam kali
pertemuan
pada
kelompok
kontrol,
melaksanakan enam kali pertemuan
bertujauan agar Kopetensi Dasar yang
dipakai penelitian terselesaikan, serta satu
kali pertemuan untuk memberikan post-test
untuk mengetahui hasil dari penelitian pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena
post-test merupakan tes yang diberikan
pada tiap akhir program pengajaran, dan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
metode snowball throwing terhadap hasil
belajar matematika siswa. Mengumpulkan
hasil penelitian. Tahap akhir eksperimen,
adapun hal-hal yang dilaksanakan pada
tahap akhir eksperimen dalam penelitian ini
yaitu : melaksanakan post-test pada
kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol melalui tes hasil belajar matematika
siswa kelas V dengan materi bilangan
bulat, selanjutnya menganalisis nilai data
hasil belajar matematika siswa tersebut
secara keseluruhan dengan pengujian
hipotesis yang menggunakan uji-t.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD yang berada
pada Gugus I Kuta Tahun Ajaran
2013/2014. Kelas V SD Gugus I Kuta
berjumlah 8 sekolah, ke 8 sekolah tersebut
ada yang satu kelas dan ada pula yang
kelas pararel dengan jumlah siswa
seluruhnya 493. Untuk mengetahui tingkat
kesetaraan ke8 sekolah SD tersebut
diperoleh informasi melalui wawancara
dengan ketua gugus I kuta yang diperkuat
oleh ketua UPT kecamatan kuta dapat
diperoleh informasi bahwa tidak ada kelas
unggulan dan kelas non unggulan pada
gugus tersebut, hal ini menyebabkan
semua kelas V yang berada di Gugus I kuta
dapat dijadikan populasi dalam penelitian.
Untuk meyakinkan populasi benar-banar
setara dalam penelitian ini diuji lagi dengan
menggunakan rumus anava 1 jalur. “Anava
1 jalur adalah teknik statistik parametrik
yang digunakan untuk menguji perbedaan
antara tiga atau lebih kelompok data
bersekala interval atau rasio yang berasal
dari satu variabel bebas” (Winarsunu,
2009:103). Ketentuan untuk uji signifikansi
adalah jika Fhitung < Ftabel maka dapat
diinterpretasikan
kesepuluh
kelompok
setara. Sebaliknya Fhitung > Ftabel maka dapat
diinterpretasikan dapat perbedaan yang
signifikan antara kesepuluh kelompok.
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan
sebagai
5% dengan menggunakan
pembilang dan
sebagai penyebut.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
uji
kesetaraan didapat Fhitung sebesar 1,80
sedangkan Ftabel dengan menggunakan
= 9 dan
= 394 sebesar 1,90 pada taraf
signifikan 5% sehingga Fhitung < Ftabel.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan
bahwa tidak dapat perbedaan yang
signifikan diantara kesepuluh kelompok.
Teknik menentukan sampel yaitu
dari 15 kelas V SD yang ada di Gugus I
Kuta akan diundi, namun yang akan diundi
yaitu kelas V SD 1 sampai SD 6 Kuta saja
karena jumlah siswa tiap kelasnya tidak
berbeda
jauh,
kemudian
untuk
pengundiannya dilakukan sebanyak dua
kali pengundian sehingga pengundian
yang terakhir didapatkan 2 kelas yang
ditetapkan sebagai kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Berdasarkan hal
tersebut dalam penelitian ini pengundian
kelas V SD yang ada di Gugus I kuta
diperoleh sampel yaitu seluruh siswa yang
ada di kelas VA SD No. 2 Kuta yang
berjumlah 36 orang sebagai klompok
eksperimen dan kelas V SD No. 5 Kuta
yang berjumlah 40 orang sebagai
kelompok kontrol. Setelah menentukan
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang telah diketahui tingkat
kesetaraannya
barulah
pelaksanaan
treatmen dapat dilaksanakan yaitu metode
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
snowball throwing berbantuan media
sederhana untuk kelompok eksperimen
dan pembelajaran konvensional untuk
kelompok kontrol.
“Variabel bebas yang sering
disebut variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel dependen/terikat” (Sugiyono,
2010:39). variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana pada kelompok eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol. “Variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau variabel
yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas” (Sgiyono, 2010:39).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan metode
tes. Menurut (Yadnyawati, 2011:2) tes
merupakan “suatu perosedur sistematis
yang dipakai untuk mengukur tingkah laku
atau karakteristik seseorang”. data yang
ingin diketahui dalam penelitian ini adalah
hasil belajar siswa melalui post-test
setelah dilakukan treatmen pada mata
pelajaran
matematika.
Metode
tes
dilakukan dengan membagikan sejumlah
tes untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan
metode snowball throwing berbantuan
media
sederhana
untuk
kelompok
eksperimen dan model pembelajaran
konvensional kepada kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini data yang
diperlukan adalah data tentang hasil
belajar matematika. Instumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data
tentang hasil belajar matematika adalah
tes hasil belajar pada ranah kognitif. Untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan
soal, maka bentuk tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk tes
objektif dalam bentuk pilihan ganda,
menggunakan soal pilihan ganda karena
teknik terbaik untuk menilai hasil belajar,
hal ini disebabkan oleh luasnya bahan
palajaran yang dapat dicakup dalam tes ini
dan mudahnya menilai jawaban yang
diberikan kepada siswa.
Uji
coba
instrumen
dalam
penelitian ini yang diujicoba instrumennya
adalah tes hasil belajar matematika namun
untuk mengetahui layak dan tidaknya
suatu instrumen maka instrumen tersebut
perlu diuji coba dengan uji validitas,
reliabilitas tes, taraf kesukaran tes dan
daya beda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian pada kelompok eksperimen yaitu
hasil belajar matematika siswa kelas VA SD
No 2 Kuta yang berjumlah 36 orang yang
diberikan
perlakuan berupa metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana melalui post-tes dengan jumlah
soal yaitu 30 butir soal. Hasil perhitungan
setelah melaksanakan penelitian yaitu
diperoleh rata-rata nilai post test adalah
75,22 dengan deviasi 10,79, varian 116,52,
median 75, modus 60, nilai minimum 60,
nilai maksimum 93, rentangan 33, banyak
kelas 6 dan panjang kelas 6 kelas.
Sedangkan Data yang dikumpulkan dalam
penelitian pada kelompok kontrol yaitu hasil
belajar matematika siswa kelas V SD No 5
Kuta yang berjumlah 40 orang dimana
pada kelompok ini diberi perlakuan berupa
pembelajaran konvensional melalui posttes yang berjumlah 30 soal. Hasil
perhitungan
setelah
melaksanakan
penelitian yaitu diperoleh rata-rata nilai post
test adalah 67,00, standar deviasi 12,45,
varian 155,12, median 68, modus 66, nilai
minimum 40, nilai maksimum 90, rentang
skor 50, banyak kelas 6, panjang kelas 8.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen yang dibelajarkan
dengan menggunakan
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana mendapatkan nilai yang
lebih tinggi kelompok kontrol yang
dibelajarkan
dengan
menggunakan
pembelajaran konvensional. Frekuensi skor
hasil belajar siswa kelas VA SD No 2 Kuta
yang diberikan perlakuan berupa metode
snowball throwing berbantuan media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
sederhana dapat digambarkan
histogram berikut ini.
9
10
8
7
Frekuensi
8
dengan
5
6
5
4
2
2
0
62.5 68.5 75
82
Nilai Tengah
89
95.5
distribusi frekuensi skor hasil belajar
matematika siswa kelas V SD No 5 Kuta
yang diberi perlakuan berupa pembelajaran
konvensional dapat disajikan pada diagram
batang berikut ini.
Frekuensi
12
10
8
6
45
2
0
11
10
6
6
4
2
bantuan microsoft excel 2007 adalah
sebesar 8,6679 pada taraf signifikansi 5%
dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2tab = 11,07, ini
berarti bahwa 2hit < 2tab maka data hasil
post-test siswa kelompok ekperimen
berdistribusi normal. Sedangkan chi
kuadrat data hasil post test kelas kontrol
( 2hit) adalah 3,4454 pada taraf signifikansi
5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2 tab =
11,07, ini berarti bahwa 2hit < 2tab maka
data hasil post test kelompok kontrol
berdistribusi normal. Berdasarkan data
hasil post-test terbukti kedua kelompok
berasal dari data yang berdistribusi
distribusi normal maka dapat dilanjutkan
dengan uji homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan pada
kelompok eksperimen dan kontrol dengan
menggunakan rumus uji-F dengan kriteria
data homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji-F
diperoleh Fhitung = 1,36 sedangkan Ftabel
pada taraf signifikansi 5% serta dk
pembilang 36 - 1 dan dk penyebut 40 - 1
adalah 1,74.ini berarti Fhitung < Ftabel
sehingga data homogen
1
43.5 51.5 58.5 66.5 74.5 82.5 90.5
Nilai Tengah
Untuk memenuhi uji prasyarat sebelum
dinalisis dengan uji (t) maka terlebih dahulu
harus memenuhi beberapa asumsi statistik
yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.
Uji normalitas dilakukan pada dua
kelompok data, meliputi data kelompok
eksperimen yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode snowball throwing
berbantuan media sederhana dan data
kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Uji normalitas
dilakukan untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak melalui skor akhir hasil belajar
matematika dengan materi operasi hitung
bilangan bulat pada saat post test, dengan
menggunakan rumus Chi-Kuadrat (X2)
pada taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan db = k-1. Untuk hasil
perhitungan Chi-Kuadrat (X2) dengan
Dari hasil uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas diperoleh
bahwa data dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistribusi normal dan
homogen. Berdasarkan hal tersebut,
dilanjutkan pada pengujian hipotesis
penelitian atau hipotesis alternativ (Ha).
Namun sebelum dilakukan uji hipotesis,
maka hipotesis yang diubah terlebih dahulu
menjadi hipotesis nol (Ho), sehingga
analisis akan membuktikan apakah ada
data yang diperoleh dari hasil pengukuran
terdapat responden akan mendukung atau
tidak terdapat hipotesis yang telah
diajukan. Apakah hipotesis nol (Ho) yang
akan diuji menyatakan bahwa “tidak
terdapat perbedaan hasil belajar mata
pelajaran matematika yang signifikan
antara siswa yang dibelajarkan dengan
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana dengan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD No 2
Kuta sebagai kelompok eksperimen dan
SD No 5 Kuta sebagai kelompok kontrol
tahun
ajaran
2013/2014.
Pengujian
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
hipotesis tersebut dilakukan dengan uji t
dengan ketentuan hipotesis,
tolak Ho jika thitung > ttabel dan terima
Ho jika thitung < ttabel. Rangkuman hasil
analisis uji t ditunjukkan pada tabel 1
Berikut ini.
Tabel 1 Analisis Uji t
dk
SD
Sampel
N
Eksperi
men
36
Kontrol
40
75,22
thitung
113,28
74
2,41
67,00
115,12
Secara statistik hipotesis tersebut
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut.
H0 : 1
artinya
hasil
belajar
2,
matematika siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana sama atau
lebih rendah dari siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
Ha : 1
artinya
hasil
belajar
2,
matematika siswa yang dibelajarkan
Berdasarkan analisis data dapat
disimpulkan bahwa metode
snowball
throwing berbantuan media sederhana
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa. Hal ini terjadi dalam
pembelajaran di kelas, siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana
membawa siswa mempelajari suatu konsep
pembelajaran matematika dalam suasana
diskusi
multiarah
dan
merupakan
pembelajaran yang menyenangkan karena
pembelajaran yang disajikan terdapat unsur
permainan yaitu saling lempar remasan
kertas. Hasil uji-t diketahui thitung = 2,42 dan
ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf
signifikan 5%. Dari hasil perhitungan
tersebut pada taraf signifikansi 5% diketahui
thitung > ttabel , ini berarti pada hasil penelitian
terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan.
Dari deskripsi temuan di atas
diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar matematika secara signifikan antara
siswa yang dibelajarkan dengan metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana lebih baik
dari siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Dari hasil uji-t diproleh thitung = 2,41
dan ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf
signifikan 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel.
Berdasarkan kriteria pengujian maka H0
ditolak
Hα diterima artinya terdapat
perbedaan hasil belajar matematika yang
signifikan antara siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana dengan ratarata 75,22 sedangkan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional dengan rata-rata 67,00. Ini
berarti hasil belajar siwa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa metode snowball
throwing
berbantuan media sederhana
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta
Tahun ajaran 2013/2014.
dengan pembelajaran konvensional. Dilihat
dari rata-rata hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan metode
snowball
throwing berbantuan media sederhana
adalah 71,96, sedangkan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional adalah 67,00. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana hasil
belajarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat
disebabkan oleh suasana pembelajaran
diskusi multi arah yang diiringi dengan
unsur permainan
yang menyenangkan
sehingga siswa dapat dengan mudah
mempelajari suatu konsep pembelajaran
matematika
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
dapat
dikemukakan
kesimpulan yaitu Terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar matematika antara
siswa yang dibelajarkan dengan metode
snowball throwing
berbantuan media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
sederhana dengan siswa yang dibelajarkan
pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V di SD No 2 Kuta sebagai kelompok
eksperimen dan SD No 5 Kuta sebagai
kelompok kontrol, tahun ajaran 2013/2014.
Hal ini ditunjukkan oleh thitung 2,41 > ttabel
2,000 dan di dukung oleh perbedaan skor
rata-rata yang diperoleh antara siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana yaitu
75,22 yang berada pada kategori tinggi dan
siswa
yang
dibelajarkan
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional
yaitu 60,00 yang berada pada kategori
sedang maka Ha diterima. Perbedaan hasil
belajar tersebut diatas disebabkan karena
didalam metode snowball throwing siswa
secara
aktif
terlibat
dalam
proses
pembelajaran, siswa yang menggali dan
menemukan peroses pembelajaran bersama
anggota
kelompoknya
masing-masing
sehingga peroses pembelajaran mengarah
kedalam situasi diskusi multi arah dimana
materi yang telah dipelajari lebih terkesan
dan lebih awet melekat dalam ingatan siswa.
Bertolak
dari
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
diajukan beberapa saran yaitu yang pertama
bagi siswa, Pengalaman yang siswa
dapatkan agar dijadikan acuan untuk belajar
matematika yang baik sehingga mendorong
mereka untuk menyenangi matematika dan
mengetahui
keindahan
matematika
sebenarnya. Yang kedua bagi guru, dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme dan memberi
pengalaman baru kepada guru, dalam
mengembangkan alternatif pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa pada sekolah dasar serta memperoleh
wawasan tentang metode pembelajaran
active learning. Yang ketiga bagi sekolah,
diharapkan penelitian ini dapat menjadi
sumbangan berharga untuk sekolah, agar
guru-guru dapat meningkatkan ataupun
mengembangkan kreativitas siswa dalam
proses belajar-mengajar. yang keempat bagi
peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat kepada peneliti lain yang
mengalami permasalahan yang sama
sebagai perbandingan dan masukan dalam
melakukan penelitian sejenis.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Ashar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo
Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model
Belajar
Snowball
Throwing
dalamMeningkatkan
Keaktifan
Belajar Menyimpulkan Isi Cerita
yang
Didengar
padaAnak
Tersediadihttp://gurutrenggalek.blog
post.com/2010/
09/penggunaanmodelbelajar-snowball.htm. Diunduh
pada 7 Januari 2012.
Dwi Riskarianti Ni Kadek. 2011. Hubungan
Self Efficancy dan dukungan sosial
terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Sukawati Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar Tahun
Ajaran 2010/2011. Skripsi (Tidak
diterbitkan)
Jurusan
Pendidikan
Matematika, IKIP PGRI.
Erman, Suherman dkk. (Eds.). 2003. Comon
Text Book (Edisi Revisi) Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Farhan. 2011. “Model Pembelajaran
Kooperatif”. Tersedia pada:
http://www.farhanbjm.web.id/2011/09/modelpembelajaran-kooperatif-tipe .htm.
(Diakses pada tanggal 10 Desember
2012).
Karim A. Muchtar, dkk. 1996. Pendidikan
Matematika I. ----: Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Bagian
Proyek
Pengembang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Permendiknas tentang SI dan SKL. 2006.
Jakarta: Sinar Grafika.
Sugiono. 2011. Statistik Non Parametris.
Bandung: Alfabeta
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Widodo,
Rachmad.
2009.
Model
pembelajaran snowball throwing.
Tersedia
pada
http://Wywid.wordpress.com/2009/11
/09/model-pembelajaran-18
Snowball- throwing/ (diakses tanggal
11 Januari 2013).
Yadnyawati. 2011. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Paramita.
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH METODE SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA
SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SD GUGUS 1 KUTA BADUNG
I Gd. Arta Januwardana1, Siti Zulaikha2, Md. Putra3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail : [email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar
matematikaantara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional dikelas V SD Gugus I
Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen atau eksperimen semu dengan desain penelitian
nonequipalent control group desigen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V yang berada di Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014 yang
A
berjumlah 10 kelas. Sampel yang digunakan 2 kelas yaitu kelas V SD No 2 Kuta sebagai
kelompok eksperimen yang berjumlah 36 orang siswa dan kelas V SD No 5 Kuta sebagai
kelompok kontrol yang berjumlah 40 orang siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui
metode tes dengan instrumen tes objektif pilihan ganda. Data yang terkumpul dianalisis dengan
uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
matematika antara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang melalui pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5% (a= 0,05) atau tingkat kepercayaan 95% dengan
dk 36 + 40 - 2 = 74 diperoleh thitung 2,41 dan ttabel 2,000. Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Rata-rata nilai yang diperoleh antara siswa yang belajar melalui metode snowball
throwing berbantuan media sederhana yaitu sebesar 75,22 dan siswa yang belajar melalui
pembelajaran konvensional yaitu 67,00.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode snowball throwing
berbantuan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta
Badung tahun pelajaran 2013/2014
Kata kunci : metode snowball throwing berbantuan media sederhana, hasil belajar matematika
siswa.
Abstract
This study aims to determine significant differences in learning outcomes matematics student
learning through media-assisted method of snowball throwing simple with students who learn
through conventional teaching elementary class V Cluster I Kuta Badung Academic Year
2013/2014. This research is Quasy experimental or quasi-experimental research design
nonequipalent desigen control group. The population used in this study were all fifth grade
students who are in Cluster I Kuta Badung academic year 2013/2014, amounting to 10 classes.
The sample used is a class 2 SD No. 2 grade VA Kuta as the experimental group totaling 36
students and class V SD No. 5 Kuta as control groups totaling 40 students. Student learning
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
outcomes data were collected through a test method with multiple-choice objective test
instrument. The data were analyzed by t test. The results showed that there were significant
differences in learning outcomes between students who are learning mathematics by the
snowball throwing method aided simple media with students through conventional learning. This
is demonstrated by using a t test with a significance level of 5% (a = 0.05) or 95% confidence
level with a dk 36 + 40-2 = 74 t table obtained t of 2.41 and 2.000. Because of t account > t table
then H0 is rejected and Ha accepted. Average values were obtained between students who learn
through the media aided snowball throwing method is simple in the amount of 75.22 and
students who learn through conventional learning is 67.00. It can be concluded that there are
significant medium-assisted method is simple snowball throwing on learning outcomes of
students' fifth grade elementary mathematics Force I Kuta Badung academic year 2013/2014
Keywords: media-assiste snowball throwing method is simple, the results of students'
mathematics learning
PENDAHULUAN
Salah
satu
usaha
untuk
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan meningkatkan
kemampuan pada bidang matematika,
karena pendidikan matematika merupakan
ilmu
universal
yang
mendasari
perkembangan teknologi moderen serta
mempunyai peran penting dalam daya pikir
manusia. Mata pelajaran perlu diberikan
kepada semua peserta didik khususnya di
Sekolah Dasar. Seperti yang tercantum
dalam GBPP mata pelajaran matematika
SD kurikulum 1994: 10, tujuan diberikannya
matematika pada jenjang pendidikan dasar
pada hakekatnya dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, tujuan umumnya adalah (1)
mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan keadaan dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu
berkembang melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional,
kritis, cermat, jujur dan efektif. (2)
mempersiapkan
siswa
agar
dapat
menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
Tujuan
khususnya
yaitu
pendidikan
matematika bertujuan untuk menumbuh
kembangkan
keterampilan
berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat
dalam
kehidupan
sehari-hari,
menumbuhkan kemampuan siswa yang
dapat dialih gunakan melalui kegiatan
matematika
dan
mengembangkan
kemampuan dasar matematika sebagai
bekal belajar lebih lanjut pada jenjang yang
lebih tinggi. Permendiknas No 22 tahun
2006
menyatakan
bahwa
standar
kompetensi
dan
kompetensi
dasar
matematika disusun sebagai landasan
pembelajaran
untuk
mengembangkan
kemapuan peserta didik. Pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar menurut
kurikulum, (2006: 103) “merupakan sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional
yang bertujuan antara lain agar siswa
memiliki
kemampuan
menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi,
menyusun
bukti,
atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika”. Hal ini mengisyaratkan bahwa
pembelajaran matematika pada dasarnya
sangatlah abstrak, sehingga diperlukan
metode atau strategi dalam menyampaikan
materi matematika yang abstrak tersebut
menjadi
konkret,
selanjutnya
dari
permasalahan yang konkret tersebut baru
dialihkan
kebentuk
konsep-konsep
matematika yang abstrak.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SD Gugus I Kuta Badung
terdapat masalah terkait dengan proses
pembelajaraan, yaitu pola pembelajaran
matematika masih didominasi oleh guru.
Sebagian besar pembelajaran berorientasi
materi, tidak berorientasi kompetensi, guru
lebih banyak tergantung pada buku ajar
atau LKS, tidak beracuan pada program
pembelajaran yang telah dibuat. Guru
menyajikan pembelajaran kurang menarik
perhatian siswa hal tersebut dikarenakan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
oleh
beberapa
diantaranya:
penyebab,
yaitu
1. guru kurang memanfaatkan media yang
sesuai dengan materi yang diajarkan.
2. kurangnya
kesempatan
siswa
mengembangkan dan memperluas ideide
atau
gagasannya
dalam
pembelajaran.
3. siswa terlihat sulit memahami dan
mudah lupa terhadap materi ajar yang
telah dilalui.
Paradigma
pembelajaran
tersebut
berimbas pada hasil belajar matematika
siswa yang kurang memuaskan.
Dalam
mensukseskan
suatu
pembelajaran khususnya pada Sekolah
Dasar pemilihan metode merupakan hal
yang sangat penting dalam proses
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
keperluan materi yang diajarkan pada saat
itu pemilihan metode yang tepat sesuai
dengan materi yang diajarkan akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar yang
diperoleh siswa. Dalam pembelajaran tidak
ada metode yang paling bagus karena
masing-masing
metode
memiliki
keunggulan dan kelemahan tersendiri,
maka guru lah yang dituntut untuk memilih
metode pembelajaran yang tepat, karena
dalam pemilihan metode yang sesuai
dengan materi yang sedang dipelajari akan
memacu semangat siswa untuk secara aktif
ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya
sehingga nantinya dapat mempengaruhi
hasil
belajar.
Agar
pembelajaran
matematika yang sedang dipelajari menjadi
lebih nyata dialami siswa maka peranan
media
sangat
diperlukan
dalam
pembelajaran. Pada dasarnya anak usia
SD belajar melalui benda/objek yang nyata.
Erman (2003:242) menyatakan bahwa
“untuk memahami konsep abstrak pada
anak memerlukan benda-benda kongkrit
(real)
sebagai
perantara
atau
visualisasinya”. Konsep abstrak itu dicapai
melalui
tingkat-tingkat
belajar
yang
berbeda-beda.
Karena
itulah
dalam
pembelajaran
matematika
harus
menggunakan
media,
dengan
menggunakan
media
siswa
dalam
belajarnya
menjadi lebih
semangat,
senang, tertarik dan karena itu akan
bersikap
positif
matematika.
terhadap
pelajaran
Para guru diharapkan untuk menjadi
guru yang inovatif, kreatif dan keaktifan
dalam pembelajaran merupakan hal yang
paling utama, semakin kreatif guru
berinovasi untuk mengembangkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi
maka semakin aktif dan semangat pula
siswa mengikuti pelajaran, sehingga akan
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika yang maksimal. Namun
dizaman yang sudah serba canggih ini
guru masih menggunakan pembelajaran
konvensional, guru kurang memodifikasi
peroses
pembelajaran,
kurang
memanfaatkan
media,
kurang
mengaktifkan
siswa
dalam
peroses
pembelajaran sehingga terjadi interaksi
belajar satu arah saja. Hal tersebut akan
membuat siswa menjadi jenuh mengikuti
pembelajaran yang akan berpengaruh
nantinya pada hasil yang diperoleh siswa
menjadi kurang memuaskan. Guru sebagai
fasilitator
dan
motifator
dalam
pembelajaran,
siswa
harus
aktif
mengembangkan pembelajarannya sendiri
agar apa yang sedang dipelajari menjadi
lebih bermakna dan mudah untuk diingat
karena ilmu matematika merupakan ilmu
yang diperoleh melalui penemuan melaui
daya nalar tingkat tinggi, serta peran media
sangat penting untuk membantu siswa agar
pembelajaran menjadi lebih nyata sehingga
pembelajaran yang sedang berlangsung
mudah dimengerti.
Sarana
dan
prasarana
yang
terdapat di seluruh SD yang ada di Gugus I
Kuta memang sudah cukup layak untuk
mendukung pembelajaran, seperti sudah
tersedianya gedung yang kondisinya sudah
cukup baik, tersedianya laptop dan LCD,
halaman atau lingkungan sekolah yang
nyaman yang bisa digunakan sebagai
pendukung pembelajaran serta beberapa
alat peraga yang sesuai dengan bidang
studi matematika, meskipun belum lengkap
tetapi cukup memadai, namun untuk
mengatasi hal tersebut dibutuhkan SDM
para guru yang ada di Gugus I Kuta lebih
ditingkatkan
untuk
mengatasi
permasalahan pembelajaran dimasing-
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
masing sekolah yaitu agar semua guru
mampu mengoperasikan fasilitas yang
sudah
tersedia,
dibutuhkan
pula
kemampuan guru mengelola kelas dalam
mengembangkan metode dan media
sesuai dengan kebutuhan materi dengan
bantuan fasilitas yang telah disediakan.
Namun upaya pemerintah tersebut belum
membuahkan hasil sesuai dengan harapan
yang telah direncanakan.
Hal tersebut menjadi permasalahan
yang perlu dipecahkan agar hasil belajar
optimal. Perlu adanya perbaikan atau
pembenahan
terhadap
proses
pembelajaran khususnya untuk mata
pelajaran matematika,
terutama untuk
materi bilangan bulat di kelas V SD Gugus I
kuta
Badung
yaitu
pelaksanaan
pembelajaran melalui metode snowball
throwing. Metode snowball throwing adalah
cara belajar melalui permainan yaitu saling
lempar kertas yang berisi pertanyaan,
mengajak siswa untuk selalu siap dan
tanggap menerima pesan dari orang lain,
serta lebih resposif dalam menghadapi
segala tantangan kahususnya dalam
pembelajaran. Menurut widodo (2010:37)
metode snowball throwing merupakan
“gelundungan atau lemparan bola salju
berisi pertanyaan yang diisi dan dilemparlemparkan oleh siswa kepada temannya,
yang terkena lemparan wajib untuk
menjawab pertanyaan yang tersedia di
dalamnya”. Selanjutnya dikatakan bahwa
Metode
snowball
throwing
memiliki
kelebihan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran yaitu:
1. Untuk melatih kesiapan siswa dalam
menerima pelajaran.
2. Agar
dapat
saling
memberikan
pengetahuan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya.
3. Pada metode ini ada unsur parmainan,
yaitu
saling
lempar-melempar
pertanyaan antara siswa yang satu
dengan siswa yang lainnya .
4. Menarik perhatian siswa mengenai
materi yang dipelajari.
Dengan
demikian
harapan
penggunaan metode snowball throwing di
kelas V SD Gugus I Kuta Badung adalah:
1. Melalui
metode snowball throwing
diharapkan siswa secara aktif terlibat
baik secara fisik maupun mentalnya
melalui
kegiatan
pengamatan,
pengukuran, dan pengumpulan data
untuk menarik suatu kesimpulan.
2. Metode snowball throwing melatih
siswa untuk lebih tanggap terhadap
materi ajar.
3. Penerapan metode ini mengajak siswa
untuk membangun, menggali dan
menemukan pengetahuan bersama
anggota
kelompoknya,
sehingga
peroses pembelajaran mengarah ke
dalam situasi diskusi multi arah serta
dapat menggiring siswa belajar lebih
aktif pada mata pelajaran matematika
dan
dapat
berpengaruh
secara
signifikan hasil belajar yang diperoleh
siswa.
Berdasarkan latar belakang, maka
dilaksanakan suatu penelitian dengan judul:
“Pengaruh Metode Snowball throwing
berbantuan media sederhana terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran
2013/2014”.
Metode berasl dari bahasa yunani,
yaitu methodos. Methodos berasal dari kata
“meta” dan “bodos”. Meta berarti melalui,
sedangkan bodos berarti jalan. sehingga
metode menurut Asmani (2011:19) berarti
“jalan yang harus dilalui atau cara untuk
melakukan
sesuatu
atau
prosedur”.
Selanjutnya metode adalah “cara yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan”.
Menurut Widodo (2010:37) “Metode
Pembelajaran Snowball Throwing disebut
juga metode pembelajaran gelundungan
bola salju”. Metode pembelajaran ini
melatih siswa untuk lebih tanggap
menerima pesan dari siswa lain dalam
bentuk bola salju yang terbuat dari kertas
dan menyampaikan pesan tersebut kepada
temannya
dalam
satu
kelompok.
Selanjutnya (Farhan, 2011) mengatakan
“Snowball Throwing merupakan salah satu
jenis model pembelajaran Cooperatif
Learning
dimana
dalam
model
pembelajaran ini terdapat kerjasama antar
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
kelompok, saling ketergantungan antar
siswa lainnya di dalam satu kelas”.
Sedangkan (Asrori, 2010) mengatakan
“Metode snowball throwing merupakan
salah satu metode pembelajaran aktif
(activelearning)
yang
dalam
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.
Peran guru di sini hanya sebagaipemberi
arahan awal mengenai topik pembelajaran
dan selanjutnya penertiban terhadap
jalannyapembelajaran”.
Adapun langkah-langkah yang ada
pada metode snowball throwing yaitu: (1)
Guru manyampaikan materi yang akan
disajikan. (2) Guru membentuk kelompokkelompok dan memanggil masing-masing
ketua
kelompok
untuk
memberikan
penjelasan tentang materi. (3) Masingmasing ketua kelompok kembali ke
tempatnya
masing-masing,
dan
menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya. (4) Kemudian,
masing-masing siswa diberikan suatu
kertas kerja, untuk menuliskan suatu
pertanyaan (apasaja) yang menyangkut
materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
(5)
Kertas
yang
berisi
pertanyaan tersebut kemudian dibuat
sepeti bola dan dilemparkan dari satu siswa
kesiswa yang lain. (6) Setelah waktu
melempar habis, setiap siswa yang
mendapatkan satu bola kertas yang telah
berisi pertanyaan, siswa tersebut diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis di dalam kertas tersebut
secara bergiliran.
(Arsyad. 2011: 3) mengemukakan
definisi media yaitu ”sebagai sesuatu yang
membawa pesan dan informasi antara
pengirim dan penerima”. Dari uraian
tersebut
dapat
dirangkum
media
pembelajaran adalah sesuatu atau alat
yang digunakan untuk menjembatani
peroses menyampaikan pesan dalam
peroses belajar mengajar agar lebih mudah
menyampaikan informasi yang diinginkan
kepada peserta didik. Jadi media
sederhana adalah media yang dapat
dikembangkan
oleh
guru
dengan
menggunakan alat dan bahan sederhana
serta biaya yang relatif murah, yang
termasuk kedalam media sederhana yang
dapat dikembangkan (by design) oleh guru
diantaranya poster, pamflet, gambar diam
,foto, grafik, transparansi serta OHP.
namun pengembangannya harus tetap
mengikuti prosedur pengembangan media
secara umum atau pedoman pada desain
intruksional. Dengan demikian harus
mengikuti langkah-langkah seperti analisis
kurikulum dan karakter siswa, perumusan
tujuan atau indikator, pengembangan
pokok-pokok materi agar tidak menyimpang
dari tujuan pembelajaran yang telah
dirancang.
Jadi metode snowball throwing
berbantuan media sederhana dapat
dirangkum yaitu metode pembelajaranan
active learning yang sangat tepat untuk
melatih kesiapan siswa dalam mempelajari
permasalahan yang sedang dialami, agar
siswa menjadi lebih tanggap untuk
menghadapi segala sesuatu yang terjadi
dalam proses pembelajaran sehingga
siswa menjadi lebih aktif, sehingga apa
yang telah dipelajari akan awet melekat
pada ingatan siswa karena siswa secara
langsung
terlibat
dalam
peroses
pembelajaran melalui media sederhana
yang telah dirancang oleh guru sehingga
hasil beelajar matematika menjadi lebih
signifikan .
Pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran
yang
sudah
biasa
dilaksanakan oleh guru dan sering
dikatakan sebagai pembelajaran tradisional
yang menggunakan metode ceramah.
Karena sejak dahulu jenis pembelajaran ini
sudah
dipergunakan
sebagai
alat
komunikasi lisan antara guru dan siswa
dalam peroses pembelajaran sampai
sekarang, pada pembelajaran konvensional
ini peroses pembelajaran semuanya diatur
oleh
guru
tanpa
memperhatikan
kesempatan yang diinginkan oleh siswa,
sehingga
pembelajaran ini dapat
dikategorikan sebagai proses pembelajaran
satu arah, sehingga tanpa adanya peran
dari seorang guru maka siswa tidak
mempunyi inisiatif untuk belajar.
Langkah-langkah
pembelajaran
konvensional (Suryosubroto, 2009: 158)
yaitu: (1) Guru membuka pelajaran. (2)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Guru menjelaskan materi ajar secara
panjang lebar. (3) Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru. (4) Guru memberikan
kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya
mengenai penjelasan dari guru. (5) Guru
memberikan siswa penugasan secara
klasikal mengenai materi yang dibahas. (6)
Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.
kecakapan nyata yang dapat diukur
langsung dengan menggunakan tes hasil
belajar matematika. Kecakapan tersebut
menyatakan seberapa jauh atau seberapa
besar
tujuan
pembelajaran
serta
instruksional yang telah dicapai oleh siswa
dalam belajar matematika.
Pembelajaran
matematika
di
Sekolah Dasar adalah ilmu pengetahuan
yang diterapkan di sekolah dasar melalui
penalaran tingkat tinggi yang dirancang
dengan tujuan memberikan peluang
kepada siswa untuk berusaha dan mencari
pengalaman tentang matematika yang
akan digeneralisasikan pada kehidupan.
METODE
Hasil belajar matematika yang
dikemukakan
oleh
Hudoyo
(dalam
Riskarianti, 2011:11) adalah “tingkat
keberhasilan atau penguasaan seorang
siswa terhadap bidang studi matematika
setelah
menempuh
proses
belajar
mengajar yang terlihat pada nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajarnya”.
selanjutnya
dikatakan
hasil
belajar
matematika adalah “belajar mengenai
konsep-konsep
dan
struktur-struktur
matematika yang terdapat di dalam materi
yang dipelajari, serta mencari hubungan
antara konsep-konsep dan strukturstruktur
matematika itu”. Siswa harus dapat
menemukan keteraturan dengan cara
mengotak-atik
bahan-bahan
yang
berhubungan dengan keteraturan intuitif
yang sudah dimiliki siswa. Berbagai alasan
perlunya sekolah mengajarkan matematika
kepada siswa pada hakikatnya dapat
diringkaskan karena masalah kehidupan
sehari-hari. Suheman (2003:26) ada dua
macam hasil belajar yang harus dikuasai
oleh
siswa,
“perhitungan matematis
(mathematics calculation) dan penalaran
matematis (mathematics reasoning)”. Dari
uraian di atas dapat dirangkum bahwa hasil
belajar
matematika
adalah
tingkat
keberhasilan dalam menguasai bidang
studi matematika setelah memperoleh
pengalaman atau proses belajar mengajar
dalam kurun waktu tertentu yang akan
diperlihatkan melalui skor yang diperoleh
dalam tes hasil belajar. Hasil belajar
matematika dalam penelitian ini merupakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimen),
mengingat tidak semua variabel atau gejala
yang muncul dan kondisi eksperimen dapat
diatur dan dikontrol secara ketat (full
randomize). Dalam penelitian ini populasi
penelitian terdistribusi dalam kelas-kelas
yang utuh, sehingga penelitian ini
dikategorikan penelitian eksperimen semu.
Rancangan
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design.
Dimana
dalam
penelitian
ini
membandingkan
antara
kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol,
setelah itu kedua kelompok sama-sama
diberikan perlakuan.
Pada prosedur penelitian langkahlangkah ditempuh dalam penelitian ini
terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
akhir eksperimen. Adapun ketiga tahapan
penelitian ini yaitu. Pertama tahap
persiapan
eksperimen,
pada
tahap
persiapan eksperimen langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan baik untuk
kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol yaitu menyusun RPP, media
pembelajaran (alat peraga), LKS, silabus,
yang nantinya digunakan selama proses
belajar-mengajar, mennyusun kisi-kisi soal
dengan jumlah soal 50 butir, soal yang
disusun sebanyak 50 butir tersebut diuji
cobakan melalui uji coba instrumen. yaitu:
uji validitas, uji reliabelitas, uji taraf
kesukaran tes dan uji daya beda. Pada
saat pelaksanaan post-test soal yang
dipakai hanyalah 30 butir soal karena
dalam uji coba instrumen ada soal-soal
yang tidak memenuhi kriteria akan tidak
dipergunakan sebanyak 20 butir soal.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Tahap Pelaksanaan Eksperimen, pada saat
tahap pelaksanaan eksperimen langkahlangkah yang dilakukan yaitu menguji
kesetaraan dengan nilai ulangan umum
kelas IV semester II, Untuk menentukan
sampel dari populasi yang telah ada
dengan cara random. Dari sampel yang
telah didapat barulah menentukan kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol,
melaksanakan penelitian yaitu memberikan
perlakuan (treatmen) karena telah diketahui
tingkat kesetaraan dari kedua kelas
tersebut, yaitu kelas eksperimen berupa
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana dan pembelajaran
konvensional
pada
kelas
kontrol.
Melaksanakan enam kali pertemuan pada
kelompok eksperimen dan enam kali
pertemuan
pada
kelompok
kontrol,
melaksanakan enam kali pertemuan
bertujauan agar Kopetensi Dasar yang
dipakai penelitian terselesaikan, serta satu
kali pertemuan untuk memberikan post-test
untuk mengetahui hasil dari penelitian pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena
post-test merupakan tes yang diberikan
pada tiap akhir program pengajaran, dan
bertujuan untuk mengetahui pengaruh
metode snowball throwing terhadap hasil
belajar matematika siswa. Mengumpulkan
hasil penelitian. Tahap akhir eksperimen,
adapun hal-hal yang dilaksanakan pada
tahap akhir eksperimen dalam penelitian ini
yaitu : melaksanakan post-test pada
kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol melalui tes hasil belajar matematika
siswa kelas V dengan materi bilangan
bulat, selanjutnya menganalisis nilai data
hasil belajar matematika siswa tersebut
secara keseluruhan dengan pengujian
hipotesis yang menggunakan uji-t.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD yang berada
pada Gugus I Kuta Tahun Ajaran
2013/2014. Kelas V SD Gugus I Kuta
berjumlah 8 sekolah, ke 8 sekolah tersebut
ada yang satu kelas dan ada pula yang
kelas pararel dengan jumlah siswa
seluruhnya 493. Untuk mengetahui tingkat
kesetaraan ke8 sekolah SD tersebut
diperoleh informasi melalui wawancara
dengan ketua gugus I kuta yang diperkuat
oleh ketua UPT kecamatan kuta dapat
diperoleh informasi bahwa tidak ada kelas
unggulan dan kelas non unggulan pada
gugus tersebut, hal ini menyebabkan
semua kelas V yang berada di Gugus I kuta
dapat dijadikan populasi dalam penelitian.
Untuk meyakinkan populasi benar-banar
setara dalam penelitian ini diuji lagi dengan
menggunakan rumus anava 1 jalur. “Anava
1 jalur adalah teknik statistik parametrik
yang digunakan untuk menguji perbedaan
antara tiga atau lebih kelompok data
bersekala interval atau rasio yang berasal
dari satu variabel bebas” (Winarsunu,
2009:103). Ketentuan untuk uji signifikansi
adalah jika Fhitung < Ftabel maka dapat
diinterpretasikan
kesepuluh
kelompok
setara. Sebaliknya Fhitung > Ftabel maka dapat
diinterpretasikan dapat perbedaan yang
signifikan antara kesepuluh kelompok.
Pengujian dilakukan pada taraf signifikan
sebagai
5% dengan menggunakan
pembilang dan
sebagai penyebut.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
uji
kesetaraan didapat Fhitung sebesar 1,80
sedangkan Ftabel dengan menggunakan
= 9 dan
= 394 sebesar 1,90 pada taraf
signifikan 5% sehingga Fhitung < Ftabel.
Dengan demikian dapat diinterpretasikan
bahwa tidak dapat perbedaan yang
signifikan diantara kesepuluh kelompok.
Teknik menentukan sampel yaitu
dari 15 kelas V SD yang ada di Gugus I
Kuta akan diundi, namun yang akan diundi
yaitu kelas V SD 1 sampai SD 6 Kuta saja
karena jumlah siswa tiap kelasnya tidak
berbeda
jauh,
kemudian
untuk
pengundiannya dilakukan sebanyak dua
kali pengundian sehingga pengundian
yang terakhir didapatkan 2 kelas yang
ditetapkan sebagai kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Berdasarkan hal
tersebut dalam penelitian ini pengundian
kelas V SD yang ada di Gugus I kuta
diperoleh sampel yaitu seluruh siswa yang
ada di kelas VA SD No. 2 Kuta yang
berjumlah 36 orang sebagai klompok
eksperimen dan kelas V SD No. 5 Kuta
yang berjumlah 40 orang sebagai
kelompok kontrol. Setelah menentukan
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang telah diketahui tingkat
kesetaraannya
barulah
pelaksanaan
treatmen dapat dilaksanakan yaitu metode
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
snowball throwing berbantuan media
sederhana untuk kelompok eksperimen
dan pembelajaran konvensional untuk
kelompok kontrol.
“Variabel bebas yang sering
disebut variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel dependen/terikat” (Sugiyono,
2010:39). variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana pada kelompok eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol. “Variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau variabel
yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas” (Sgiyono, 2010:39).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hasil belajar matematika.
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan metode
tes. Menurut (Yadnyawati, 2011:2) tes
merupakan “suatu perosedur sistematis
yang dipakai untuk mengukur tingkah laku
atau karakteristik seseorang”. data yang
ingin diketahui dalam penelitian ini adalah
hasil belajar siswa melalui post-test
setelah dilakukan treatmen pada mata
pelajaran
matematika.
Metode
tes
dilakukan dengan membagikan sejumlah
tes untuk mengukur hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan
metode snowball throwing berbantuan
media
sederhana
untuk
kelompok
eksperimen dan model pembelajaran
konvensional kepada kelompok kontrol.
Dalam penelitian ini data yang
diperlukan adalah data tentang hasil
belajar matematika. Instumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data
tentang hasil belajar matematika adalah
tes hasil belajar pada ranah kognitif. Untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan
soal, maka bentuk tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bentuk tes
objektif dalam bentuk pilihan ganda,
menggunakan soal pilihan ganda karena
teknik terbaik untuk menilai hasil belajar,
hal ini disebabkan oleh luasnya bahan
palajaran yang dapat dicakup dalam tes ini
dan mudahnya menilai jawaban yang
diberikan kepada siswa.
Uji
coba
instrumen
dalam
penelitian ini yang diujicoba instrumennya
adalah tes hasil belajar matematika namun
untuk mengetahui layak dan tidaknya
suatu instrumen maka instrumen tersebut
perlu diuji coba dengan uji validitas,
reliabilitas tes, taraf kesukaran tes dan
daya beda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian pada kelompok eksperimen yaitu
hasil belajar matematika siswa kelas VA SD
No 2 Kuta yang berjumlah 36 orang yang
diberikan
perlakuan berupa metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana melalui post-tes dengan jumlah
soal yaitu 30 butir soal. Hasil perhitungan
setelah melaksanakan penelitian yaitu
diperoleh rata-rata nilai post test adalah
75,22 dengan deviasi 10,79, varian 116,52,
median 75, modus 60, nilai minimum 60,
nilai maksimum 93, rentangan 33, banyak
kelas 6 dan panjang kelas 6 kelas.
Sedangkan Data yang dikumpulkan dalam
penelitian pada kelompok kontrol yaitu hasil
belajar matematika siswa kelas V SD No 5
Kuta yang berjumlah 40 orang dimana
pada kelompok ini diberi perlakuan berupa
pembelajaran konvensional melalui posttes yang berjumlah 30 soal. Hasil
perhitungan
setelah
melaksanakan
penelitian yaitu diperoleh rata-rata nilai post
test adalah 67,00, standar deviasi 12,45,
varian 155,12, median 68, modus 66, nilai
minimum 40, nilai maksimum 90, rentang
skor 50, banyak kelas 6, panjang kelas 8.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa
kelompok eksperimen yang dibelajarkan
dengan menggunakan
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana mendapatkan nilai yang
lebih tinggi kelompok kontrol yang
dibelajarkan
dengan
menggunakan
pembelajaran konvensional. Frekuensi skor
hasil belajar siswa kelas VA SD No 2 Kuta
yang diberikan perlakuan berupa metode
snowball throwing berbantuan media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
sederhana dapat digambarkan
histogram berikut ini.
9
10
8
7
Frekuensi
8
dengan
5
6
5
4
2
2
0
62.5 68.5 75
82
Nilai Tengah
89
95.5
distribusi frekuensi skor hasil belajar
matematika siswa kelas V SD No 5 Kuta
yang diberi perlakuan berupa pembelajaran
konvensional dapat disajikan pada diagram
batang berikut ini.
Frekuensi
12
10
8
6
45
2
0
11
10
6
6
4
2
bantuan microsoft excel 2007 adalah
sebesar 8,6679 pada taraf signifikansi 5%
dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2tab = 11,07, ini
berarti bahwa 2hit < 2tab maka data hasil
post-test siswa kelompok ekperimen
berdistribusi normal. Sedangkan chi
kuadrat data hasil post test kelas kontrol
( 2hit) adalah 3,4454 pada taraf signifikansi
5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2 tab =
11,07, ini berarti bahwa 2hit < 2tab maka
data hasil post test kelompok kontrol
berdistribusi normal. Berdasarkan data
hasil post-test terbukti kedua kelompok
berasal dari data yang berdistribusi
distribusi normal maka dapat dilanjutkan
dengan uji homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan pada
kelompok eksperimen dan kontrol dengan
menggunakan rumus uji-F dengan kriteria
data homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji-F
diperoleh Fhitung = 1,36 sedangkan Ftabel
pada taraf signifikansi 5% serta dk
pembilang 36 - 1 dan dk penyebut 40 - 1
adalah 1,74.ini berarti Fhitung < Ftabel
sehingga data homogen
1
43.5 51.5 58.5 66.5 74.5 82.5 90.5
Nilai Tengah
Untuk memenuhi uji prasyarat sebelum
dinalisis dengan uji (t) maka terlebih dahulu
harus memenuhi beberapa asumsi statistik
yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.
Uji normalitas dilakukan pada dua
kelompok data, meliputi data kelompok
eksperimen yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode snowball throwing
berbantuan media sederhana dan data
kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Uji normalitas
dilakukan untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau
tidak melalui skor akhir hasil belajar
matematika dengan materi operasi hitung
bilangan bulat pada saat post test, dengan
menggunakan rumus Chi-Kuadrat (X2)
pada taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan db = k-1. Untuk hasil
perhitungan Chi-Kuadrat (X2) dengan
Dari hasil uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas diperoleh
bahwa data dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistribusi normal dan
homogen. Berdasarkan hal tersebut,
dilanjutkan pada pengujian hipotesis
penelitian atau hipotesis alternativ (Ha).
Namun sebelum dilakukan uji hipotesis,
maka hipotesis yang diubah terlebih dahulu
menjadi hipotesis nol (Ho), sehingga
analisis akan membuktikan apakah ada
data yang diperoleh dari hasil pengukuran
terdapat responden akan mendukung atau
tidak terdapat hipotesis yang telah
diajukan. Apakah hipotesis nol (Ho) yang
akan diuji menyatakan bahwa “tidak
terdapat perbedaan hasil belajar mata
pelajaran matematika yang signifikan
antara siswa yang dibelajarkan dengan
metode snowball throwing berbantuan
media sederhana dengan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional pada siswa kelas V SD No 2
Kuta sebagai kelompok eksperimen dan
SD No 5 Kuta sebagai kelompok kontrol
tahun
ajaran
2013/2014.
Pengujian
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
hipotesis tersebut dilakukan dengan uji t
dengan ketentuan hipotesis,
tolak Ho jika thitung > ttabel dan terima
Ho jika thitung < ttabel. Rangkuman hasil
analisis uji t ditunjukkan pada tabel 1
Berikut ini.
Tabel 1 Analisis Uji t
dk
SD
Sampel
N
Eksperi
men
36
Kontrol
40
75,22
thitung
113,28
74
2,41
67,00
115,12
Secara statistik hipotesis tersebut
dapat
dirumuskan
sebagai
berikut.
H0 : 1
artinya
hasil
belajar
2,
matematika siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana sama atau
lebih rendah dari siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional.
Ha : 1
artinya
hasil
belajar
2,
matematika siswa yang dibelajarkan
Berdasarkan analisis data dapat
disimpulkan bahwa metode
snowball
throwing berbantuan media sederhana
berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa. Hal ini terjadi dalam
pembelajaran di kelas, siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana
membawa siswa mempelajari suatu konsep
pembelajaran matematika dalam suasana
diskusi
multiarah
dan
merupakan
pembelajaran yang menyenangkan karena
pembelajaran yang disajikan terdapat unsur
permainan yaitu saling lempar remasan
kertas. Hasil uji-t diketahui thitung = 2,42 dan
ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf
signifikan 5%. Dari hasil perhitungan
tersebut pada taraf signifikansi 5% diketahui
thitung > ttabel , ini berarti pada hasil penelitian
terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan.
Dari deskripsi temuan di atas
diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar matematika secara signifikan antara
siswa yang dibelajarkan dengan metode
snowball throwing berbantuan media
sederhana dengan siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana lebih baik
dari siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Dari hasil uji-t diproleh thitung = 2,41
dan ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf
signifikan 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel.
Berdasarkan kriteria pengujian maka H0
ditolak
Hα diterima artinya terdapat
perbedaan hasil belajar matematika yang
signifikan antara siswa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana dengan ratarata 75,22 sedangkan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional dengan rata-rata 67,00. Ini
berarti hasil belajar siwa yang dibelajarkan
dengan
metode
snowball
throwing
berbantuan media sederhana lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa metode snowball
throwing
berbantuan media sederhana
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta
Tahun ajaran 2013/2014.
dengan pembelajaran konvensional. Dilihat
dari rata-rata hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan metode
snowball
throwing berbantuan media sederhana
adalah 71,96, sedangkan siswa yang
dibelajarkan
dengan
pembelajaran
konvensional adalah 67,00. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana hasil
belajarnya lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat
disebabkan oleh suasana pembelajaran
diskusi multi arah yang diiringi dengan
unsur permainan
yang menyenangkan
sehingga siswa dapat dengan mudah
mempelajari suatu konsep pembelajaran
matematika
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
dapat
dikemukakan
kesimpulan yaitu Terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar matematika antara
siswa yang dibelajarkan dengan metode
snowball throwing
berbantuan media
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
sederhana dengan siswa yang dibelajarkan
pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V di SD No 2 Kuta sebagai kelompok
eksperimen dan SD No 5 Kuta sebagai
kelompok kontrol, tahun ajaran 2013/2014.
Hal ini ditunjukkan oleh thitung 2,41 > ttabel
2,000 dan di dukung oleh perbedaan skor
rata-rata yang diperoleh antara siswa yang
dibelajarkan dengan metode snowball
throwing berbantuan media sederhana yaitu
75,22 yang berada pada kategori tinggi dan
siswa
yang
dibelajarkan
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional
yaitu 60,00 yang berada pada kategori
sedang maka Ha diterima. Perbedaan hasil
belajar tersebut diatas disebabkan karena
didalam metode snowball throwing siswa
secara
aktif
terlibat
dalam
proses
pembelajaran, siswa yang menggali dan
menemukan peroses pembelajaran bersama
anggota
kelompoknya
masing-masing
sehingga peroses pembelajaran mengarah
kedalam situasi diskusi multi arah dimana
materi yang telah dipelajari lebih terkesan
dan lebih awet melekat dalam ingatan siswa.
Bertolak
dari
hasil
penelitian,
pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
diajukan beberapa saran yaitu yang pertama
bagi siswa, Pengalaman yang siswa
dapatkan agar dijadikan acuan untuk belajar
matematika yang baik sehingga mendorong
mereka untuk menyenangi matematika dan
mengetahui
keindahan
matematika
sebenarnya. Yang kedua bagi guru, dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan profesionalisme dan memberi
pengalaman baru kepada guru, dalam
mengembangkan alternatif pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa pada sekolah dasar serta memperoleh
wawasan tentang metode pembelajaran
active learning. Yang ketiga bagi sekolah,
diharapkan penelitian ini dapat menjadi
sumbangan berharga untuk sekolah, agar
guru-guru dapat meningkatkan ataupun
mengembangkan kreativitas siswa dalam
proses belajar-mengajar. yang keempat bagi
peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat kepada peneliti lain yang
mengalami permasalahan yang sama
sebagai perbandingan dan masukan dalam
melakukan penelitian sejenis.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad, Ashar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: Raja Grafindo
Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model
Belajar
Snowball
Throwing
dalamMeningkatkan
Keaktifan
Belajar Menyimpulkan Isi Cerita
yang
Didengar
padaAnak
Tersediadihttp://gurutrenggalek.blog
post.com/2010/
09/penggunaanmodelbelajar-snowball.htm. Diunduh
pada 7 Januari 2012.
Dwi Riskarianti Ni Kadek. 2011. Hubungan
Self Efficancy dan dukungan sosial
terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Sukawati Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar Tahun
Ajaran 2010/2011. Skripsi (Tidak
diterbitkan)
Jurusan
Pendidikan
Matematika, IKIP PGRI.
Erman, Suherman dkk. (Eds.). 2003. Comon
Text Book (Edisi Revisi) Strategi
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer. Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Farhan. 2011. “Model Pembelajaran
Kooperatif”. Tersedia pada:
http://www.farhanbjm.web.id/2011/09/modelpembelajaran-kooperatif-tipe .htm.
(Diakses pada tanggal 10 Desember
2012).
Karim A. Muchtar, dkk. 1996. Pendidikan
Matematika I. ----: Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Bagian
Proyek
Pengembang
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Permendiknas tentang SI dan SKL. 2006.
Jakarta: Sinar Grafika.
Sugiono. 2011. Statistik Non Parametris.
Bandung: Alfabeta
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Widodo,
Rachmad.
2009.
Model
pembelajaran snowball throwing.
Tersedia
pada
http://Wywid.wordpress.com/2009/11
/09/model-pembelajaran-18
Snowball- throwing/ (diakses tanggal
11 Januari 2013).
Yadnyawati. 2011. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Paramita.