Chapter I Karakteristik Sifat Kimia dan Fisik Sub Grup Tanah Ultisol di Wilayah Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai
sebaran luas mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan
Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti di
Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi (4.303.000
ha),Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha). Tanah ini dapat
dijumpai

pada

berbagai

relief,

mulai

dari

datar


hingga

bergunung

(Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).
Sementara itu tanah yang dominan di Sumatera adalah Ultisol dan
Inceptisol yang menempati sekitar 47% dari total luas wilayah (Regional Office
for Asia and the Pasific, 1994). Menurut Mulyani dkk (2010) bahwa sebaran tanah
Ultisol di Sumatera yang terluas yaitu terdapat di wilayah provinsi Riau dan di
ikuti dengan provinsi Sumatera Utara dengan luas mencapai 1.524.414 ha.
Pada umumnya tanah Ultisol mempunyai potensi yang cukup besar dalam
hal sebarannya yang cukup luas di daerah Sumatera Utara. Tanah Ultisol
mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan bagi perluasan lahan
pertanian untuk tanaman pangan asal dibarengi dengan pengelolaan tanaman dan
tanah yang tepat. Menurut Hidayat dan Mulyani (2005) penggunaan lahan kering
untuk usaha tani tanaman pangan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
saat ini seluas 12,9 juta ha, sehingga bila dibandingkan dengan potensinya maka
masih terbuka peluang untuk pengembangan tanaman pangan. Namun demikian,
kendala yang dihadapi pada tanah ini harus tetap di perhatikan terutama pada sifat
kimia tanah dan fisiknya.


Ultisol merupakan tanah yang memiliki masalah keasaman tanah, bahan
organik rendah dan nutrisi makro rendah dan memiliki ketersediaan P sangat
rendah (Fitriatin dkk, 2014). Mulyani dkk (2010) menyatakan bahwa kapasitas
tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB) dan C-organik rendah, kandungan
aluminium (kejenuhan Al) tinggi, fiksasi P tinggi, kandungan besi dan mangan
mendekati batas meracuni tanaman, peka erosi. Tingginya curah hujan disebagian
wilayah Indonesia menyebabkan tingkat pencucian hara tinggi terutama basabasa, sehingga basa-basa dalam tanah akan segera tercuci keluar lingkungan tanah
dan yang tinggal dalam tanah menjadi bereaksi masam dengan kejenuhan basa
rendah.
Sifat tanah pada setiap daerah mempunyai karakteristik sifat kimia yang
berbeda-beda pula tergantung dengan bahan induknya. Menurut Prasetyo dan
Suriadikarta (2006) menyatakan bahwa Ultisol dapat berkembang dari berbagai
bahan induk, dari yang bersifat masam hingga bersifat basa. Namun sebagian
besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen masam.
Menurut Subagyo dkk (2004) sebagian besar sub ordo tanah Ultisol di
Sumatera terdiri atas Udults dan Aquults. Adiwiganda dkk (1994) menyatakan
bahwa tanah Ultisol di wilayah Sumatera Utara terdiri atas beberapa sub grup
diantaranya adalah Typic Hapludults, Typic Paleudults, Psammentic Paleudults,
Typic Plinthudults, Typic Ochraquults, dan Typic Paleaquults, dimana masingmasing sub grup tersebut menyebar dibeberapa lokasi dengan ketinggian tempat

yang berbeda.
Secara umum sifat kimia pada sub grup tanah Ultisol berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Tetapi untuk menentukan perbedaan dari masing-masing

sub grup tanah tersebut perlu di analisis berdasarkan spesifik lokasi. Tanah yang
tersebar di permukaan bumi memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.
Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor geografis saat pembentukan tanah.
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut antara lain bahan induk, topografi, iklim,
organisme, dan waktu.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang karakteristik beberapa sifat kimia dan sifat fisik pada beberapa
sub grup tanah Ultisol di Sumatera Utara.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui karakteristik sifat kimia dan fisik sub grup tanah Ultisol
di wilayah Sumatera Utara.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak ataupun
instansi yang bergerak dibidang pertanian yang membutuhkannya dan
mendapatkan data untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24