BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Re

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

  Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori

Kabupaten Rembang, sebanyak 21 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan. SDN Maguan terletak di Desa Maguan Rt. 01 Rw.03 kecamatan Kaliori

Kabupaten Rembang.

  SD N Maguan terdiri dari 6 Rombel dengan jumlah siswa sebanyak seratus dua puluh

empat (124), sebanyak enam puluh tujuh (67) siswa laki-laki dan lima puluh tujuh (57) putri.

Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SD N Maguan ini ada tiga belas (13) orang, yang

terdiri dari satu (1) orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru

Agama, satu (1) orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1)

orang Tata Usaha, satu (1) orang Pustakawan, satu (1) orang guru Mulok SBK, dan (1) orang

penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah antara lain

berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan ruang tamu, 1

ruang kantor guru dan ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 4 ruang wc yang terdiri dari 3

wc siswa dan 1 wc untuk guru, 1 koperasi dan kantin.

  3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini adalah pendekatan Problem Based Learning (PBL) dengan hasil belajar IPA.

  

Pendekatan PBL adalah pembelajaran IPA dengan KD 3.3 dan KD 4.3; KD 3.4 dan KD 4.4

tentang organ pencernaan manusia dan organ peredaran darah manusia, melalui langkah-

langkah: menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran Organ Pencernaan Manusia,

merumuskan masalah gangguan Organ Pencernaan Manusia, menganalisis masalah

gangguan Organ Pencernaan Manusia, merumuskan hipotesa gangguan Organ Pencernaan

  

Manusia, mengumpulkan informasi tentang gangguan Organ Pencernaan Manusia, pengujian

hipotesis tentang gangguan Organ Pencernaan Manusia, merumuskan rekomendasi

pemecahan masalah Organ Pencernaan Manusia, membuat laporan gangguan Organ

Pencernaan manusia, menyajikan karya berupa laporan gangguan Organ Pencernaan

Manusia.

  Hasil belajar IPA adalah total skor dari pengukuran pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan pada saat proses belajar dan akhir belajar .

3.3 Prosedur Penelitian

  Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan

adalah model spiral dari C. Kemmis dan MC Taggart (1998). Prosedur penilaian menggunakan

lebih dari 2 siklus sampai tujuan pembelajaran tercapai.

  

Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 3.1sebagai berikut:

Gambar 3.1

  

PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart Berdasarkan gambar 3.1 prosedur PTK dapat dilakukan melalui beberapa siklus, jika

pada siklus 1 belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya sampai

tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus dadalah sebagai berikut : Siklus 1

  Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu : 1.

   Perencanaan Kegiatan dalam perencanaan adalah pengajuan permasalahan pembelajaran/

mendefisinikan masalah kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang terlampir tentang KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan

manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3

Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada hewan atau manusia,

menyiapkan materi organ pencernaan manusia pada lampiran 1, menyiapkan materi organ

pencernaan manusia dan gangguan organ pencernaan manusia pada lampiran 3, menyiapkan

media berupa gambar-gambar organ pencernaan manusia 5, membuat kisi-kisi pengukuran

hasil belajar yang secara rinci pada lampiran 7, membuat lembar observasi tindakan

pendekatan pembelajaran PBL siswa kelas 5 yang terdapat pada lampiran 9, membuat lembar

observasi tindakan model PBL guru yang terdapat pada lampiran 10, membuat instrumen butir

soal yang terdapat pada lampiran 13.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan dan Observasi

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun supaya pembelajaran lebih terarah

dengan materi yang disampaikan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi untuk

mengobservasi apakah kegiatan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP.

Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai

observer pada waktu pelaksanaan pembelajaran.

  3. Tahap refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses

dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bermaksud untuk

mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil refleksi

siklus 1 ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanan siklus 2.

  Kekurangan pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2.

  Siklus 2 Perencanaan siklus 2 di lakukan Setelah merefleksi dari hasil siklus 1 apabila

didapatkan kekurangan dalam pencapaian keberhasilan yang telah ditentukan, dan

merupakan penyempurnaan dari siklus 1. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan yaitu terdiri dari :

  1. Perencanaan Kegiatan dalam perencanan adalah pengajuan permasalahan pembelajaran/

mendefisinikan masalah kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tentang KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia

serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia, KD 4.4 Menyajikan karya

tentang organ peredaran darah pada manusia pada lampiran 2, menyiapkan meteri

pembelajaran organ peredaran darah manusia dan gangguan organ peredaran darah pada

lampiran 4, menyiapkan media berupa gambar-gambar organ peredaran darah manusia yang

disajikan secara rinci pada lampiran 6, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar yang secara

rinci pada lampiran 8, membuat lembar observasi tindakan model pembelajaran PBL oleh

siswa kelas 5 yang terdapat pada lampiran 11, membuat lembar observsi tindakan model PBL

guru yang terdapat pada lampiran 12, membuat instrumen butir soal yang tedapat pada

lampiran 14.

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun supaya pembelajaran lebih terarah

dengan materi yang disampaikan. Selama proses pembelajaran dilakukan observasi

  

mengobservasi apakah kegiatan pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP.

Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai

observer pada waktu pelaksanaan pembelajaran.

3. Tahap Refleksi

  Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus

  

2. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan yang

telah dilakukan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan

yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun laporan.

3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penilaian

  Data yang digunakan dalam PTK adalah data primer yang diperoleh langsung dari pengamatan dan ulangan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes dan teknik non

tes. Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal dan instrumen yang

digunakan dalam teknik non tes berupa lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik

pengukuran keterampilan (psikomotor).

  Pembuatan rubrik pengukuran mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian. Adapun

kisi-kisi instrumen penilaian dapat disajikan dalam tabel 3.1 siklus 1 dan tabel 3.2 siklus 2

dibawah ini.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1

  √ √ Obyektif

  Penilaian keterampil an

  Observasi dengan rubrik

  √ Lembar

  4.3.1 Menyajikan karya konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia.

  4.3 Karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada hewan atau manusia.

  4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

  25,

  13, 15, 16, 19, 21, 22,

  Pilihan Ganda

  √ √ Obyektif

  3.3.4 Menemukan solusi masalah gangguan kesehatan

  20,26,29

  7,11,14,1 8,

  Pilihan Ganda

  3.3.3 Menganalisis gangguan kesehatan akibat pencernaan

  Kompetensi Inti Kompetensi

  3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia.

  Dasar Indikator

  Aspek Teknik Penilaian Kogniotif Psikomotorik Bentuk Tes Bentuk

  No Item 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Tes Non Tes

  Instrumen

  3 Memahami penegetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatanya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, di sekolah dan tempat bermain

  KD

  3.3.1 Menjelaskan fungsi organ pencernaan manusia

  1,2,6,12, 17,30

  √ √ Obyektif

  Pilihan Ganda

  3,4,5,8,9, 10, 23,24,27, ,28

  3.3.2 Menganalisis masalah gangguan kesehatan organ pencernaan manusia

  √ √ Onyektif

  Pilihan Ganda

  RPK 1-3

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2

  4.3.3 Menganalisis gangguan kesehatan akibat peredaran darah

  Lembar Observasi dengan rubrik penilaian keterampil an

  4.4.1 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia.

  4.4 Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia.

  4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

  29, 30

  4,10, 13, 17, 19, 23,

  Obyektif Pilihan Ganda

  4.3.4 Menenmukan solusi masalah gangguan kesehatan akibat peredaran darah

  3,7, 8, 25, 26, 27, 28

  Obyektif Pilihan Ganda

  2, 6, 12, 14, 20, 22

  Kompetensi Inti Kompetensi Dasar indikator Aspek Teknik Penilaian

  Obyektif Pilihan Ganda

  4.3.2 Menganalisis masalah gangguan kesehatan organ peredaran darah manusia

  21, 24

  1, 5, 9,11, 15, 16, 18,

  Obyektif Pilihan ganda

  4.3.1 Menjelaskan fungsi organ peredaran darah manusia

  3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia.

  3.Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhuk ciptaan tuhan dan kegiatanya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah dantempat bermain.

  Tes Instrumen

  Kognitif Psikomotorik Bentuk Tes Bentuk No Item 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 Tes Non

  RPK 1-3 Mendasarkan pada kisi-kisi instrumen penilaian, dibuatlah instrumen pengukuran

yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran untuk keterampilan. Setelah membuat kisi-

kisi pengukuran seperti tabel 3.1 dan tabel 3.2 di atas, maka dilanjutkan membuat

instrumen penelitian yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran ketrampilan yang

disajikan melalui lampiran ke 4 dan tabel 3.3 dan tabel 3.4 rubrik pengukuran ketrampilan

berikut ini:

Tabel 3.3 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan Gangguan Fungsi

  Belum dapat menemukan cara memecah kan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasar kan hasil pengamatan. Laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia Menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.

  Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.

  Menyajikan sebagian besar

informasi dengan

sistematis sehingga cukup

mudah dipahami

  Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami.

  Informasi .

  Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan hasil pengamatan Menyajikan

  Menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan kurang sistematis.

  Menyajikan laporan cara pemecahan

masalah gangguan

fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan

hasil pengamatan

dengan cukup sistematis.

  Menjelaskan cara memecahkan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.

  

Organ Pencernaan Manusia Siklus 1

  

Menjelaskan cara

memecahkan

masalah gangguan

fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan

hasil pengamatan

cukup lengkap.

  Menjelaskan cara memecahkan masalah gangguan fungsi Organ Pencernaan Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.

  Cara Pemecahan Masalah Gangguan Fungsi Organ Pencernaan Manusia

  (1)

  Perlu Pendampingan

  Cukup (2)

  Baik (3)

  Kriteria Sangat Baik (4)

  Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami

Tabel 3.4 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan Gangguan Fungsi

  Menyajikan laporan cara pemecahan

masalah gangguan

fungsi Organ

Peredaran Darah

Manusia berdasarkan

hasil pengamatan

dengan cukup sistematis.

  Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur

apa yang seharusnya Sudijono, A., dalam Wardani, Naniek Sulistya dkk (2014:342),

  Penilaian (penskoran) : total skor siswa x 100 total skor maksimal Contoh: 2+3+1 = 6 x 100 = 5 12 12

  Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami

  Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.

  Menyajikan sebagian besar

informasi dengan

sistematis sehingga cukup

mudah dipahami

  Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami.

  Informasi .

  Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasarkan hasil pengamatan Menyajikan

  Menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan kurang sistematis.

  Belum dapat menemukan cara memecah kan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasar kan hasil pengamatan. Laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia Menyajikan laporan cara pemecahan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.

  

Organ Peredaran Darah Manusia Siklus 2

  Menjelaskan cara memecahkan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.

  

Menjelaskan cara

memecahkan

masalah gangguan

fungsi Organ

Peredaran Darah

Manusia berdasarkan

hasil pengamatan

cukup lengkap.

  Menjelaskan cara memecahkan masalah gangguan fungsi Organ Peredaran Darah Manusia berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.

  Cara Pemecahan Masalah Gangguan Fungsi Organ Peredaran Darah Manusia

  (1)

  Perlu Pendampingan

  Cukup (2)

  Baik (3)

  Kriteria Sangat Baik (4)

3.5 Uji Instrumen Penilaian Uji Validitas Instrumen

  

butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor

totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan antara skor item

dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus

korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut: ∑ ∑ ∑

  {∑ {∑ { ∑ {∑ Keterangan: rxy = Koefisien korelasi pearson x = Variabel bebas y = Variabel terikat n = Jumlah data

  Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Ada berbagai

pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas

intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap

valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation

  ≥ 0,444 apabila jumlah

siswa sebanyak 20. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan,

maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal

formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 20 siswa di SDN Mojorembun

Rembang. Butir soal terdiri dari 30 butir dan berbentuk soal pilihan ganda. Hasil uji

validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 19,0 disajikan melalui tabel 3.5 di halaman

berikut:

Tabel 3.5 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1

  23 ,661 valid

  17

  17 ,612 valid

  18

  18 ,674 valid

  19

  19 ,715 valid

  20

  20 ,610 valid

  21

  21 ,274 Tidak valid

  22

  22 ,552 valid

  23

  24

  16

  24 ,559 valid

  25

  25 ,433 Tidak valid

  26

  26 ,007 Tidak valid

  27

  27 ,226 Tidak valid

  28

  28 ,461 valid

  29

  29 ,479 Valid

  30

  30 ,383 Tidak valid

  Sumber : Olahan SPSS Berdasarkan tabel 3.5 nampak bahwa butir soal nomor 1, 3, 6, 8, 14, 21,25, 26,

27, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,444. Berdasarkan klasifikasi

validitas, apabila corrected item to total correlation

  16 ,612 valid

  15 ,661 valid

  No Urut No Butir

  7

  Soal Corrected Item-Total

  Correlation Kriteria

  1

  1 ,437 Tidak Valid

  2

  2 ,461 Valid

  3

  3 ,274 Tidak valid

  4

  4 ,661 valid

  5

  5 ,461 valid

  6

  6 ,219 Tidak valid

  7 ,646 valid

  15

  8

  8 ,406 Tidak Valid

  9

  9 ,451 valid

  10

  10 ,552 valid

  11

  11 ,545 valid

  12

  12 ,558 valid

  13

  13 ,582 valid

  14

  14 ,342 Tidak valid

  ≤ 0,444, artinya butir soal tidak valid

maka 10 butir soal nomor 1, 3, 6, 8, 14, 21,25, 26, 27, dan 30 dibuang dan tidak digunakan

dalam penelitian. Oleh karena dalam penelitian dibutuhkan 20 butir soal, dan terpenuhi 20 butir soal, maka ke 20 butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini. Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan melalui tabel 3.6 di halaman berikut:

  Tabel 3.6 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2

  17 17 ,566 Valid

  Sumber: Olahan SPSS Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 11, 13, 15, 16, 18, 27, 28,

29, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,444. Berdasarkan klasifikasi

validitas, apabila corrected item to total correlation

  30 30 ,297 Tidak valid

  29 29 ,158 Tidak valid

  28 28 ,241 Tidak valid

  27 27 ,112 Tidak valid

  26 26 ,640 Valid

  25 25 ,525 Valid

  24 24 ,452 Valid

  23 23 ,676 Valid

  22 22 ,666 Valid

  21 21 ,484 Valid

  20 20 ,654 Valid

  19 19 ,581 Valid

  18 18 ,365 Tidak valid

  16 16 ,301 Tidak valid

  No Urut No Butir soal Koefisien corrected item to total correlation Kriteria

  7 7 ,567 Valid

  1 1 ,538 Valid

  2 2 ,604 Valid

  3 3 ,581 Valid

  4 4 ,741 Valid

  5 5 ,640 Valid

  6 6 ,596 Valid

  8 8 ,625 Valid

  15 15 ,411 Tidak Valid

  9 9 ,579 Valid

  10 10 ,466 Valid

  11 11 ,403 Tidak Valid

  12 12 ,500 Valid

  13 13 ,158 Tidak valid

  14 14 ,731 Valid

  ≤ 0,444, artinya butir soal tidak valid,

  

maka 9 butir soal nomor 11, 13, 15, 16, 18, 27, 28, 29, dan 30 dibuang dan tidak

digunakan dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka ada

sisa satu butir soal, dan dipilih butir soal nomor 24 tidak dipergunakan dalam penelitian,

meski soal tersebut valid, karena corrected item to total correlation terendah yakni 0,452

≥0,444. Printout uji validitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di

lampiran 6 dan lampiran 7.

  Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah

untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes.

Pengertian yang paling sederhana dari reliabilitas adalah kemantapan alat ukur, dalam

pengertian bahwa alat ukur tersebut dapat diandalkan atau memiliki kaejegan hasil

(Wardani Naniek Sulistya dkk., 2014:344).

  Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda

untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan

KR20 (Sugiyono, 2011: 359) adalah: ∑

  } {

  Keterangan: k = jumlah item dalam instrumen

  p i = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 q i = 1-p i

  2 s = varians total t

  Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha.

  

Seperti yang terdapat dalam buku Asesmen Pembelajaran SD Bahan Belajar Mandiri yang

ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:346) yang menentukan indeks

reliabilitas dan disajikan melalui tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Indeks Reliabilitas

  No Indeks Interpretasi 1 0,80 Sangat reliabel

  • – 1,00 2 0,60 - 0,80 Reliabel 3 0,40 - 0,60 Cukup reliabel 4 0,20 Agak reliabel
  • – 0,40 5 < 0,20 Kurang reliabel Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:346) Uji reliabilitas butir soal berbentuk pilihan ganda, terdiri dari 30 butir soal, diuji

    cobakan pada siswa kelas 5 SDN Mojorembun Rembang sejumlah 20 siswa. Hasil uji

    reliabilitas instrumen butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.8

    berikut.

Tabel 3.8 Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 Dan Siklus 2

  No Urut Siklus Jumlah butir soal interpretasi Cronbach’s

  Alpha

  1

  1 30 ,860 Sangat reliabilitas

  2

  2 30 ,868 Sangat reliabilitas Sumber : Olahan SPSS

  Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa uji reliabilitas butir soal menunjukkan

Cronbach’s Alpha pada siklus 1 sebesar 0,860; dan pada siklus 2 sebesar 0,868.

Besarnya

  Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00, maka butir

soal yang di uji cobakan, reliabilitasnya termasuk sangat reliabel. Dengan demikian,

instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Printout

reliabilitas butir soal pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 6 dan

lampiran 7

  Tingkat Kesukaran Soal Menurut Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:344), tingkat kesukaran

adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir

soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks

tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.

  Keterangan

B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul

N = Jumlah peserta didik P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

  Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat

kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar

0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat

kesukaran yang disajikan melalui tabel 3.9 berikut ini.

Tabel 3.9 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  0,01 Sukar

  • – 0,25 0,26 Sedang – 0,75

  0,76 Mudah

  • – 1,00

  Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:339) Hasil uji coba butir soal sebanyak 30 dianalisis item, untuk mengetahui tingkat

kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir soal sedang yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran masing-masing

butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

  Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

  28 Sedang 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30 6, 26

  2 Mudah Jumlah

  30 Sumber : Olah data primer

Tabel 3.10 menunjukkan distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1. Hasil analisis terhadap tingkat kesukaran butir soal siklus 1 adalah dari 30 butir soal yang

  

diujicobakan, terdapat 28 butir soal tingkat kesukaran butir soal sedang, dan 2 butir soal

tingkat kesukaran mudah. Tingkat kesukaran butir soal sedang digunakan dalam penelitian

ini. Penelitian ini membutuhkan 20 butir soal, sehingga 8 butir sisanya meski tingkat

kesukaran butir soal sedang, dibuang.

  Hasil uji coba butir soal pada siklus II sebanyak 30 butir, dilakukan analisis item,

untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir

soal sedang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat

kesukaran masing-masing butir soal pada siklus 2 disajikan melalui tabel 3.11 berikut.

  

Tabel 3.11

Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2

Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi

  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18,

  27 Sedang 21, 22, 23, 24, 25,30 13, 27, 29

  3 Mudah Jumlah

  30 Sumber : Olah data primer Hasil analisis butir soal siklus 2 yang terdiri dari 30 butir soal dilakukan analisis item,

untuk mengetahui besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2. Hasil analisis butir soal

siklus 2 dari 30 butir soal, terdapat 27 butir soal dengan tingkat kesukaran soal sedang,

dan 3 butir soal tingkat kesukaran mudah. Butir soal yang dibutuhkan 20 butir. Butir soal

dengan tingkat kesukaran sedang ada 27 butir soal. Dari 27 butir soal yang tingkat

  

kesukaran butir soal sedang, digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir saja dan 7

butir soal sisanya dibuang. Printout siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 8 dan

  9.

  3.6 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar

  IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM ≥ 80, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa

pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar

berdasarkan ketuntasan belajar.

  3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik Diskriptif Komparatif, yaitu teknik analisis

data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan

hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum antara pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

Dokumen yang terkait

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercakap-Cakap Menggunakan Boneka Jari pada Anak Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Sala

0 1 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Diskripsi Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bercakap-Cakap Menggunakan Boneka Jari pada Anak Kelompok A di TK Kan

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Bakaran Kulon 03 Tahun Pelajaran 2016/2017

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngurensiti 01 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 20

0 0 80

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tematik Aku dan Sekolahku Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Berbantu Media Konkret pada Siswa Kelas 2 SDN Pati Kidul 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pat

0 0 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Online Virtual Gallery dengan Memanfaatkan Teknologi HTML5 (Studi Kasus : DKV FTI UKSW)

0 1 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pengecekan Transkrip Nilai Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Informatika FTI UKSW Menggunakan Web Service

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Informasi Hotel dan Kuliner Di Kota Salatiga Berbasis Android Menggunakan JSON

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Semester 1 Tahun Pelaja

0 1 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas 5 SD Nege

0 1 20