PENGELOLAAN PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi Pada Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari)

PENGELOLAAN PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN
ASLI DAERAH
(Studi Pada Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari)

TANTI RAHMADANI KANDECCING
Adrian Tawai
Sitti Hairani Idrus
Tantirahmadanikandeccing@gmail.com
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Pajak Reklame Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya akan bermanfaat bagi Pembangunan Kota
Kendari. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan dalam
penelitian ini berjumlah 8 orang. Pengumpulan data ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan
studi lapangan yang terdiri dari wawancara, dokumentasi dan observasi kemudian dianalisis
secara kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentasi antara target dan

realisasi penerimaan pajak reklame terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Kendari
tiap tahunnya mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan adanya hambatan-hambatan pada Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Kendari dalam pengelolaan pajak reklame.
Hambatan-hambatan tersebut adalah masih banyaknya wajib pajak yang tidak mengetahui SOP
penyelenggaraan Reklame, masih banyaknya wajib pajak yang tidak melakukan pembayaran
secara rutin, masih adanya beberapa papan reklame liar yang tidak terdaftar, serta kurangnya
kolektor/staf dilapangan. Hambatan-hambatan inilah yang menyebabakan kontribusi pajak
terhadap pendapatan asli daerah sangat kecil, namun dengan adanya hambatan tersebut maka
seharusnya menjadi tantangan Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Kendari untuk
terus mencari solusi yang tepat dan efektif agar Pendapatan Daerah dari sektor pajak daerah
khususnya Pajak Reklame dapat ditingkatkan.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pajak, Pajak Reklame, Pendapatan Asli Daerah

1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Fauzi (2013;16), Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang
berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini berarti bahwa

pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi kehidupan yang kurang baik
menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
Menurut Yudisyus (2012;138), dengan berlakunya kebijakan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang lebih luas,
nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan melaksanakan kewenangan atas prakara sendiri sesuai dengan
kepentingan masyarakat setempat dan potensi daerah masing-masing berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah tersebut dititik beratkan pada pemerintah
kabupaten dan kota, yang dimaksudkan agar daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai
dengan kemampuannya sendiri, oleh karena itu perlu upaya serius dilakukan oleh daerah
kabupaten/kota untuk meningkatkan keuangan daerahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengelolaan pajak reklame dalam meningkatkan pendapatan
asli daerah Kota Kendari ?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengelolaan pajak reklame dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Hasil yang nanti akan dicapai pada penelitian ini diharapkan memberi manfaat:

1. Secara teoritis, penelitian yang akan dilakukan ini dapat dijadikan suatu bahan studi
perbandingan selanjutnya dan akan menjadi sumbangan pemikiran ilmiah dalam melengkapi
kajian-kajian yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
menyangkut masalah Pengelolaan Pajak Daerah.
2. Secara praktis, hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini yaitu dapat menjadi suatu bahan
masukan bagi Pemerintah Kota Kendari dalam melakukan usaha dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat diberbagai bidang, khususnya pada hal Pengelolaan Pajak reklame di
Kota Kendari.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengelolaan
Dalam Menurut Nugroho (2003:117) Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata
“management”, istilah inggris tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen. Manajemen
berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemn itu merupakan suatu
proses untuk mewujudkan tujuan yang di inginkan.
Dalam kamus Bahasa indonesia lengkap disebutkan bahwa pengelolaan adalah
proses atau cara perbuatan mengelola atau proses melakukan kegiatan tertentu dengan
menggerakkan tenaga orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan

2


organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapai tujuan.
B. Konsep Pajak Daerah
1. Pajak Daerah
Menurut Adriani (2001:12) Pajak adalah iuran masyarakat negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembalii yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Dalam Mardiasmo (2002;15) Pajak Daerah menurut Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
2. Ciri- ciri Pajak Daerah
Ciri-ciri pajak daerah dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah.
b. Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang.
c. Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan undang-undang atau peraturan

hukum lainnya.
d. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan urusan
rumah tangga daerah atau untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum
publik.
3. Fungsi Pajak Daerah
Berdasarkan fungsi pajak secara umum, maka dapat diambil secara garis besar
fungsi pajak daerah, yaitu:
a. Fungsi anggaran (Budgetair), yaitu sebagai sumber penghimpunan dana melalui kas
daerah untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran atau pembangunan daerah.
b. Fungsi pengaturan (Reguler), yaitu pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.
4. Jenis Pajak Daerah
Dalam Mardiasmo (2002;15) dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
Pajak daerah terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Pajak daerah yang dipungut oleh Provinsi
Pajak provinsi di dalam kewenangan pungutannya terdapat pada pemerintah
daerah provinsi. Di dalam pajak provinsi diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah yang terdiri dari 5 jenis pajak daerah
provinsi dan 11 jenis pajak daerah kabupaten/kota.
b. Pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/Kota

Pajak
Kabupaten/Kota
kewenangan
pemungutannya
ada
pada
Kabupaten/Kota. Kriteria pajak daerah Kabupaten/Kota adalah:
a. Bersifat pajak dan bukan retribusi.
b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah Daerah Kabupaten Kota yang bersangkutan.
c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
d. Objek pajak bukan merupakan objek pada provinsi dan/atau objek pajak pusat.
e. Potensinya memadai.
3

f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.
g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
h. Menjaga kelestarian lingkungan.
C. KONSEP PAJAK REKLAME
1. Pengertian Pajak Reklame
Dalam Mardiasmo (2002;15), Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahwa yang dimaksud
dengan pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Dalam Widyaningrum menurut W.H Baarle, Reklame merupakan suatu kekuatan
yang menarik yang ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu, hal mana dilaksanakan oleh
produsen atau pedagang agar supaya dengan demikian dapat dipengaruhi penjualan barangbarang atau jasa dengan cara yang menguntungkan baginya.
2. Dasar Hukum
Pajak Reklame merupakan pajak daerah yang hasil penerimaannya harus
seluruhnya diserahkan kepada Daerah
Kabupaten/Kota. Dalam Idayati (2014:4),
Pemungutan pajak reklame di Indonesia saat ini berdasar pada hukum yang jelas dan kuat
sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak yang terkait. Dasar pemungutan pajak
reklame pada suatu kabupaten/kota yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak daerah
d. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Reklame. Teruntuk di
Kota Kendari Pajak Reklame diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011.
3. Objek Pajak Reklame
Menurut Undang-undang Pajak daerah dan Pajak Retribusi No. 28 Tahun 2009
dalam Adi Purwanto (2016:139) disebutkan bahwa Objek pajak reklame adalah semua

penyelenggaraan reklame, yaitu meliputi :
a. Reklame papan/billboard/vidiotron/megatron
merupakan reklame yang terbuat dari
papan kayu, termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantung atau
dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan sebagainya baik yang
bersinar maupun yang disinari.
b. Reklame megatron/vidiotron/large electronic display (LED) merupakan Reklame yang
menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan
gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram, dan difungsikan
dengan listrik.
c. Reklame kain yakni Reklame yang diselenggarakan menggunakan kain, termasuk kertas,
plastik, karet, atau bahan lainnya yang sejenis dengan itu.
d. Reklame melekat/stiker yakni Reklame yang berbentuk lembaran yang lepas,
diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang atau digantung pada suatu benda
dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200 cm2 per lembar.
e. Reklame selebaran merupakan Reklame yang berbentuk lembaran lepas,
diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberkian, atau dapat diminta dengan ketentuan
tidak untuk ditempelkan, diletakkan, dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain.

4


f. Reklame berjalan termasuk pada kendaraan yakni Reklame yang ditempatkan atau
ditempelkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau
dengan cara dibawa oleh orang.
g. Reklame udara adalah Reklame yang diselenggarakan di udara dengan menggunakan gas,
laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis.
h. Reklame suara yakni Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata
yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh peralatan lain.
i. Reklame film/slide adalah Reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise
berupa kaca atau film, ataupun bahan yang sejenisnya, sebagai alat untuk diproyeksikan
dan atau dipancarkan pada layar atau benda lainnya yang ada pada ruangan.
j. Reklame peragaan yaitu Reklame yang diselenggarakan dengan cara peragaan suatu
barang dengan atau tanpa disertai suara. Selain itu objek pajak reklame yang
dikecualikan atau yang bukan objek Pajak Reklame yakni :
1) Penyelenggara reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan,
warta bulanan, dan sejenisnya;
2) Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi
untuk membedakan dari produk sejenis lainya;
3) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat
usaha atau profesi yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang menggatur

nama pengenal usaha atau profesi tersebut;
4) Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau pemerintahdaerah; dan
5) Penyelenggaraan reklame lainya yang ditetapkan adakan khusus untuk kegiatan
sosial, pendidikan, keagamaan, dan politik tanpa sponsor.
4. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Reklame
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau
melakukan pemesanan reklame sedangkan dan wajib pajaknya adalah orang pribadi atau
badan yang menyelenggarakan reklame. Reklame diselenggarakan langsung oleh orang
pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib pajak
reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame
dilaksanakan melalui pihak ketiga (perusahaan jasa periklanan), maka pihak ketiga
tersebut menjadi wajib pajak reklame.
D. Konsep Keuangan Daerah
Kebijakan keuangan daerah senantiasa diarahkan pada tercapainya sasaran
pembangunan, terciptanya perekonomian daerah yang mandiri sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan berdasarkan demokrasi ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dengan peningkatan kemakmuran rakyat yang merata.
E. Konsep Pendapatan Asli Daerah
Menurut Warsito (2001:127) Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 bahwa

“Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah
yang yang diupungut berdasarkan peraaturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli daerah (PAD)
adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD
terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan
pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.
5

F. Kerangka Pikir
Dalam pelaksanaan otonomi dituntut kemampuan daerah dalam memanfaatkan
semua potensi yang ada di daerah dalam rangka melaksanakan pemerintahannya. Salah satunya
adalah pengolahan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk lebih meningkatkan PAD maka
pemerintah daerah harus berusaha menggali semua sumber-sumber Pendapatan Daerah yang lain,
salah satunya Pajak Reklame.
Untuk mengetahui pengelolaan pajak reklame di Kota Kendari ini dapat dilihat
dengan terlebih dahulu mengidintifikasi setiap permasalahan dalam pengelolaan Pajak Reklame,
yanh dalam pengelolaannya dibedakan atas 4 bagian sesuai konsep dari Terry yang dikutip
dalam Kencana (2015) yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan,
kemudian mengarah dalam rangka mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah Meningkat.
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi daerah
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pertimbangan penelitian dilakukan di instansi
pemerintahan dalam hal ini Badan Pengelola Pajak dan Retribusi daerah Kota Kendari selaku
instansi yang mendapat wewenang dari pemerintah daerah dalam pengelolaan pajak daerah
diantaranya pajak reklame.
B. Informan Penelitian
Untuk memperoleh data guna kepentingan penelitian ini, maka diperlukan informan.
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Informan ini harus banyak berpengalaman tentang penelitian, serta dapat memberikan
pandangannya dari dalam tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar
belakang penelitian setempat. Dalam penelitian ini informan yang dimaksudkan peneliti adalah
semua provider (organisasi pelayanan) yang terkait dengan pelaksanaan pengelolaan pajak
reklame di Kota Kendari, yakni berjumlah sebanyak 8 orang yang terdiri dari : Kepala Badan
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Kendari, Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan,
Kepala Bidang Penetapan dan Keberatan, Kepala Bidang Penagihan, 2 orang Kolektor Pajak dan
2 orang Wajib Pajak.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti, hasil wawancara
berkenaan dengan Pengelolaan pajak reklame dalam meningkatkan PAD Kota Kendari.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen, buku, catatan-catatan,
makalah, laporan, arsip, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengelolaan pajak reklame
di Kota Kendari.
2. Sumber data
Sumber data diperoleh dari data internal Badan Pengelola Pajak dan Retribus Daerah
Kota Kendari melalui wawancara, dan sumber-sumber tertulis sepertri literatur laporan
bulanan dan tahunan, serta laporan realisasi penerimaan PAD Kota Kendari.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data primer maupun sekunder diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai
berikut :

6

1. Penelitian Kepustakaan (Library research), yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengkaji berbagai informasi dan data melalui tulisan-tulisan ilmiah, seperti buku-buku,
makalah, dan yang lainnya yang mempunyai relevansi dengan masalah yang dikaji/diteliti.
2. Penelitian Lapangan (field research) yaitu metode pengumpulan data secara langsung pada
obyek yang diteliti. Untuk memperoleh data lapangan dalam penelitian ini, penelusuran
dokumen.
a. Wawancara (interview) yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan informan
terpilih dalam pengumpulan informasi yang relevan serta melakukan wawancara secara
berstruktur (berpedoman) yang didasarkan pada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
b. Dokumentasi (documentation) yaitu mengumpulkan data, dokumen atau catatan yang
dibutuhkan dalam penelitian.
c. Observasi/pengamatan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan secara langsung terhadap aktivitas Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi
Daerah Kota Kendari.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
(qualitative research). Jenis penelitian ini peneliti adalah instrumen kunci, data bersifat
deskriptif, menekankan kepada proses, analisis datanya bersifat induktif, dan pemaknaan setiap
event merupakan perhatian yang esensial dalam penelitian kualitatif.
Penelitian desain kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata atau gambar dari
pada data dalam berwujud angka-angka dengan pendekatan tersebut diartikan sebagai aturan dan
kaidah untuk menjelaskan proposisi yang dapat diformulasikan secara deskriptif ataupun
proporsional.
F. Definisi Konsep
Konsep yang dapat dijelaskan terdiri dari dua, yaitu sebagai berikut :
1. Pengelolaan adalah suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya untuk menghasilkan suatu hal
yang lebih baik demi mencapai suatu tujuan tertentu yang terdiri prosesnya terdiri dari :
a. Perencanaan (Planning) adalah suatu proses menyusun strategi kegiatan secara sistematis
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Proses Perencanaan ini meliputi:
(1) Perumusan kegiatan organisasi seperti penentuan dan pencapaian target yang diinginkan;
(2) Menganalisis potensi-potensi yang ada dalam proses pencapaian target yang diinginkan.
b. Pengorganisasian (Organizing) adalah Pengelompokkan satuan kerja untuk menjalankan
rencana-rencana kegiatan yang diwadahkan dalam suatu unit-unit kerja guna mencapai target
yang diiginkan oleh suatu organisasi. Proses Pengorganisasian ini meliputi :
(1) Kegiatan pengaturan struktur organisasi dalam pembagian satuan kerja;
(2) Menentukan kewenangan dan hubungan kerjasama baik horizontal maupun vertikal
dalam struktur organisasi.
c. Pelaksanaan (Actuating) adalah Suatu tindakan mengusahakan anggota-angota kelompok
bekerja sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan yang berpedoman pada perencanaan dan hasil dari
penggorganisasian. Proses Penggerakkan Pelaksanaan ini meliputi :
(1) Penggerakkan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi;

7

(2) Atasan atau pimpinan harus memperhitungkan nilai-nilai kebiasaan bawahannya dan
harus mempertanggungjawabkan tugasnya untuk mendorong bawahannya agar bekerja
dengan semangat dan penuh pengabdian.
d. Pengawasan (Controlling) adalah Tindakan penilaian atau perbaikan terhadap bawahan
untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Proses pengawasan ini meliputi:
(1) Pengawasan langsung dengan mengamati dan memonitoring apakah dalam pelaksanaan
kegiatan sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan;
(2) Pengawasan tidak langsung dengan mengamati laporan, baik secara lisan maupun
tulisan.
2. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan peundang-undangan bertujuan untuk pembangunan
daerah sebagai wujud daerah otonom.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari
Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari terbentuk pada Oktober
2016 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Kendari (Lembaran Daerah Kota Kendari Tahun 2016 Nomor 5) dan
Peraturan Walikota Kendari Nomor 63 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari.
Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari merupakan perubahan nama dari
Dinas Pendapatan Daerah Kota Kendari yang terbentuk seiring dengan terbentuknya Kota
Kendari, berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1995 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Kendari.
2. Letak Geografis
Kantor Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah kota kendari terletak
didalam lingkup Wilayah Kantor Walikota Kendari yang beralamat di Jl. Drs. H. Abdullah
Silondae No. 8 Kendari, Sulawesi Tenggara.
3. Struktur Organisasi
Dengan berlakunya Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Kendari (Lembaran Daerah Kota Kendari Tahun 2016 Nomor 5)
dan Peraturan Walikota Kendari Nomor 63 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah
Kota Kendari, dapat dilihat Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pajak Dan
Retribusi Daerah Kota Kendari.
4. Keadaan Pegawai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan keadaan Pegawai Negeri
Sipil pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Kendari berjumlah 111 orang.
Untuk mengetahui lebih jelas, penulis menyajikan data mengenai rincian PNS menurut jumlah,
golongan kepangkatan dan tingkat pendidikan.
Keadaan Pegawai Negeri Sipil dalam satuan unit kerja pada Badan Pengelola Pajak
dan Retribusi Daerah Kota Kendari terdiri dari Sekretaris 1 orang (0,90%), Kepala Sub Bagian
sebanyak 2 orang (1,80%), Bendahara Gaji sebanyak 1 orang (0,90%), Bendahara Barang
8

sebanyak 1 orang (0,90%), Bendahara pengeluaran sebanyak 1 orang (0,90%), Bendahara
penerimaan sebanyak 1 orang (0,90%), Pembantu bendahara Barang sebanyak 1 orang (0,90%),
Kepala Bidang sebanyak 3 orang (2,70%), Kepala Sub Bidang sebanyak 9 orang (8,11%),
Kepala UPTB sebanyak 10 orang (9,00%), Staf Sekretariat sebanyak 19 orang (17,11%), Staf
Bidang Pendaftaran dan Pendataan sebanyak 16 orang (14,41%), Staf Bidang Penetapan dan
Keberatan sebanyak 11 orang (9,91%), Staf Bidang Penagihan sebanyak 25 orang (22,52%), Staf
UPTD PBB sebanyak 10 orang (9,00%). Terkhusus pada bidang penagihan pajak reklame,
jumlah pegawai yang ditugaskan sebanyak 8 orang.)
B. Hasil dan Pembahasan
1. Pengelolaan Pajak Reklame
Pengelolaan merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan yang telah direncanakan. Pengelolaan sama halnya dengan manajemen sehingga
pengelolaan dipahami sebagai suatu proses yang terdiri atas perencanaan, penggorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan. Proses ini merupakan kaitan antara fungsi dari manajemen menurut
Terry yang menjelaskan bahwa Fungsi-fungsi manajemen ini merupakan suatu kesatuan dimana
saling terkait satu sama lain dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
Pengelolaan pajak reklame yang dilakukan selama ini sudah cukup baik namun
masih kurang optimal, dapat dilihat dari persentasi antara target dan realisasi penerimaan pajak
reklame dari tahun 2014-2016 mengalami fluktuasi dan pada tahun 2015 tidak mencapai target
yang ditetapkan, serta 3 tahun terakhir ini kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sangat kecil. Hal ini disebabkan masih banyak hambatan-hambatan yang dialami
Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Kendari dalam pengelolaan pajak reklame.
Dalam proses perencanaan sudah berjalan baik dapat dilihat pada penentuan target
pajak reklame pertahun yang selalu mengacu pada hasil evaluasi pencapaian target pada tahun
sebelumnya dan melihat potensi di lapangan.
Pengorganisasian masih belum efektif, dapat dilihat pada standar kerja dari
petugas/kolektor pemungutan pajak reklame masih mengalami kendala dalam jumlah personil.
Pelaksanaan masih belum efektif dalam pemungutan pajak seperti pada pemberian
izin pemasangan reklame masih ada saja yang melakukan pemasangan tanpa membuat izin
terlebih dahulu dan kurangnya kesadaran wajib pajak/masyarakat tentang arti pentingnya
pembayaran pajak yang menjadi pondasi untuk Pembangunan Kota Kendari.
Pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan sudah efektif seperti
pemantauan yang dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan sudah maksimal, sehingga tidak
memberikan kesempatan untuk oknum-oknum dilapangan untuk melakukan kecurangan.
Namun pengawasan terhadap masyarakat masih belum efektif karena masih banyaknya
reklame-reklame liar tanpa mempunyai izin pemasangan.
B. Saran

9

Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan pengelolaan pajak
reklame dengan melihat hasil dari penelitian diatas adalah sebagai berikut :
Bagi Pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota
Kendari sebaiknya melakukan inovasi terhadap Pengelolaan Pajak Reklame sehingga dapat
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Kendari.
1. Dalam proses perencanaan, untuk pemberian izin penyelenggaraan reklame diharapkan agar
lebih di perhatikan prosesnya dengan cara memberikan sanksi yang tegas atau denda bagi
pengguna reklame yang tidak memiliki izin pemasangan.
2. Dalam proses pengorganisasian, dibutuhkan kordinasi dan kerjasama tim yang baik dan
diharapkan agar menambah personil kolektor pajak dan staf dilapangan sehingga pegawai
dalam melaksanakan tugas masing-masing dapat lebih mudah dikerjakan.
3. Dalam proses pelaksanaan, diharapkan agar dapat mensosialisasikan terhadap masyarakat
atau wajib pajak mengenai tata cara penyelenggaraan reklame dan segala kebijakankebijakan yang berkaitan dengan peraturan pemungutan pajak reklame.
4. Dalam Pengawasan diharapkan agar memberikan sanksi yang tegas apabila terjadi
kesalahan/penyelewengan baik untuk pegawai maupun wajib pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, P.J.A 2001. Pajak dan pembangunan. Jakarta: UI-Pres.
Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia
Anggota IKAPI.
Erly, Suandy. 2005. Hukum Pajak Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat
Fauzi, Agus. 2013. Pembangunan Desa dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Yogyakarta
Halim. Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Handoko, T. Hani. 2009, Manajemen, Cetakan Duapuluh. Yogyakarta : Penerbit BPEE.
Harsoyo. 1977. Manajemen Kinerja. Persada, Jakarta.
Haryono, Siswoyo dan Parwoto Wardoyo. 2011. Structural Equation Modeling untuk Penelitian
Manajemen Menggunakan AMOS 18.00. Bekasi: PT Intermedia Personalia Utama.
Idayati, Farida. Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8 (2014).
Kencana, Inu. (2015). Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
K.J. Davey. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah, Penerjemah Amanulah dkk. Jakarta: UIPress
Mardiasmo. 2002. Perpajakan. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Mardiasmo. 2012. Perpajakan, Edisi Revisi, Cetakan Delapanbelas. Penerbit: Andi. Yogyakarta
Nugroho. 2003. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Gramedia
Pamuji, Kadar. 2014. Kebijakan Pengelolaan Pajak Daerah dalam Kerangka Penyelenggaraan
Otonomi Daerah. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 14 No (2014).
Pamudji, S. 1985. Kerja Sama Antar Daerah Dalam Rangka Pembinaan Wilayah Suatu
Tinjauan Dari Administrasi Negara, Jakarta: Institut Ilmu Pemerintahan.
Purpitasari, Puput. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Alokasi Belanja Daerah. Jurnal Ilmu dan Riset akuntansi, Vol.4 No.11.
10

Purwanto, Sayugo Adi. Pengaruh Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Berau. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari
2016
Rahmawati, Erfitria. 2014. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Guna
Pertumbuhan Pembangunan Daerah di Kota Surabaya.
Sari, Diana. 2013. Konsep Dasar Perpajakan, Bandung: PT. Refika Aditama.
Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Edisi Revisi. Yogyakarta.
Rajawali Pers
Siahaan, M.P. 2013. Pajak Daerah dan Retibusi Daerah Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Surbakti, Carolina Christine. 2011. Peramalan Sumber-Sumber Earmarking Penerimaan Daerah
(Studi Kasus: Pembiayaan Pemeliharaan Jalan Kota di Kota Bandung). Bandung:
Bank Mandiri
Taras, Tyasani. 2017. Analisis Pendapatan Asli Daerah (Pad) Dalam Upaya Pelaksanaan
Otonomi Daerah Di Kabupaten Badung Bali. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 5,
2017: 2360-2387

Terry, G.R. (2015). Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Terry, George R. 2015. Dasar-Dasar Menejemen, Cetakan ke 16. Jakarta: PT Bumi Aksara
Warsito. 2001. Hukum Pajak. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.
Widyaningrum, Dyah. 2017. Analisis Sebaran Reklame Billboard Terhadap Lokasi Dan Nilai
Pajak Reklame Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi Undip, Vol.6
No. Halaman 101
Yudisyus, Opissen. 2013. Penerimaan Pajak Reklame dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Ekonomi dan studi Pembangunan, Vol. 14, No.2 halaman
137-143
Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta. Penerbi Salemba Empat.
Sumber Undang-Undang :
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 2 Tahun 2011, Tentang Dinas Pendapatan Kota Kendari.
Peraturan Walikota Kendari Nomor 63 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah
Kota Kendari.
Peraturan Walikota Kendari Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Perhitungan Nilai Sewa Reklame.

11