Hubungan kerja sama PGRI. docx

MAKALAH
HUBUNGAN KERJASAMA PGRI DENGAN PIHAK LAIN
Dosen pengampu: Mulriadi , Ngasbun Egar

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.

Henida Mustika K
(14330006)
Tiara Yulianti
(14330013)
Mukhammad Khausar(14330018)
Churriyatul Aziziyah (14330026)

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA, ILMU
PENGETAHUAN ALAM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2014/2015

KATA PENGANTAR

1

Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam menyusun makalah ini
dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
study ke-PGRI-an. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam proses pembuatan
makalah ini. Kami menyadari walaupun makalah ini sudah dibuat secara
maksimal, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal yang perlu
disempurnakan. Untuk itu kami mohon maaf kepada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami menerima kritik dan saran serta
petunjuk dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, 9 juni 2015


Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.

LATAR BELAKANG............................................................................................1

B.

RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2

C.


TUJUAN................................................................................................................2

D.

MANFAAT.............................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A.

PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan................................................4

B.

Hubungan dan Kerjasama Vertikal.........................................................................4

C.

Hubungan dan Kerjasama Horizontal.....................................................................5


D.

Hubungan Luar Negeri...........................................................................................5

E.

1.

Tingkat Regional................................................................................................6

2.

Tingkat Internasional..........................................................................................6



Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri...................................10




Bentuk Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri..................................................13
Cara Membangun Hubungan Kerjasama dengan Pihak Lain................................14

BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A.

KESIMPULAN....................................................................................................16

B.

SARAN................................................................................................................17

DAFTAR PUSATAKA.....................................................................................................18

3

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai
lembaga pendidikan di era globalisasi menuntut tim pekerja yang solid
antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan
maupun masyarakat. Melalui hubungan kerjasama PGRI antar instansi,
maka administrasi hubungan merupakan salah satu upaya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama di kedua
instansi tersebut.
Ketika hubungan PGRI antar instansi ini dapat berjalan harmonis
dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka
diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di
kedua wilayah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga
menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual, spritual dan
social.
Sesuai dengan asas perjuangan nya, PGRI sejak permulaan berdiri
nya sudah mulai berusaha mencari hubungan dengan organisasi organisasi guru dan serikat -serikat buruh luar negeri. Pada masa
permulaan revolusi dulu, hubungan tersebut hanya bisa diusahakan
melalui surat - menyurat saja.
Di luar dugaan, tanggapan pertama datang dari Australia yang

sekaligus menyampaikan undangan untuk berkunjung ke negerinya supaya
wakil kita bisa memberi informasi tentang keadaan dan perjuangan RI di
sana. Kemudian datang pula undangan perkenalan dari NEA untuk
berkunjung ke Amerika, perkenalan tertulis tersebut menjadi permulaan
hubungan PGRI dengan WOTP.
Pada akhir Juni 1952 diadakan kongres terakhir WOTP yang
menghasilkan keputusan pembubaran WOTP dan mendirikan organisasi

1

profesi keguruan sedunia yaitu WCOTP (World Confederation of
Organization of the teaching Profesion) PGRI juga termasuk menjadi
anggota dari organisasi tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat
Kemitraan itu?
2. Bagaiamana hubungan dan kerjasama PGRI secara veritkal?
3. Bagaimana hubungan dan kerjasama PGRI secara horizontal?

4. Bagaimana hubungan dan kerjasama dengan luar negeri?
5. Bagaimana cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak
lain?
C. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah PSP PGRI.
2. Untuk mengetahui apa itu hubungan kerjasama PGRI dengan pihak
lain.
3. Untuk mengetahui hubungan kerjasama PGRI secara vertikal dan
horisontal.
4. Untuk

mengetahui

bagaimana

cara

membangun


hubungan

kerjasama dengan pihak lain.
D. MANFAAT
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada
umumnya.
2. Sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didik lebih
berprestasi di masa depan.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. PGRI Sebagai Organisasi yang Bersifat Kemitraan
Menurut etimologi (arti kata), kemitraan adalah perihal hubungan
atau jalinan kerja sama sebagai mitra. PGRI sebagai organisasi pejuang
pendidik


dan

pendidik

pejuang

selalu

berusaha

menjalin

serta

mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin
hubungan secara internasional.
Nilai




nilai

yang

dikembangkan

berdasarkan

kemitraan

diantaranya adalah:
1. Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan kesatuan.
2. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas.
3. Menerima, membantu dan merasakan penderitaan orang
lain.
4. Meduli terhadap keadaan masyarakat.
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi dan Tujuan
organisasi adalah melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan Organisasi Massa lain atau sering disebut
hubungan kerjasama PGRI secara vertikal, horizontal dan hubungan luar
negeri.
B. Hubungan dan Kerjasama Vertikal
Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal yang dimaksud adalah
hubungan

antara

Pengurus

besar,

Pengurus

Provinsi,

Pengurus

Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang, dan Pengurus Ranting. Perlu
dijelaskan tugas dan/atau fungsi pengurus masing-masing sesuai AD/ART.
Hubungan kerjasama PGRI secara vertikal bersifat Hierarkhis dan
Instruktif.

3

C. Hubungan dan Kerjasama Horizontal
Adapun yang dimaksud hubungan kerjasama PGRI secara
Horizontal adalah :
1.

Hubungan antara Pengurus Besar PGRI dengan organisasi
profesi dan/atau organisasi massa setingkat Pengurus Besar.

2.

Hubungan antara PGRI dan Pemerintahan dalam tingkat
yang sama.

3.

Hubungan antara Pengurus PGRIsetingkat, misalnya PGRI
Provinsi Jawa Tengah dengan PGRI Provinsi Jawa Timur.
Hubungan

menguntungkan,

tersebut
saling

menggunakan

membantu,

azas

kekeluargaan,

manfaat,
demokratis

saling
dan

keterbukaan.
D. Hubungan Luar Negeri
Hubungan PGRI dengan luar negeri sudah dapat dibuktikan sejak
lahirnya PGRI. Pada periode tahun 1945 sampai 1950, perjuangan PGRI
dititik beratkan melawan NICA-Belanda guna menyelamatkan perang
kemerdekaan. Dalam usaha meningkatkan pendidikan dimulai dengan
peralihan pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
Pada tahun 1950 terjadi 2 kongres PGRI yaitu kongres IV di
Yogyakarta (Februari 1950) dan yang kedua kongres V (Desember 1950)
di Bandung dalam usaha penataan kembali organisasi.
Tahun 1950 merupakan tahun persatuan karena akhirnya kongres
itu membuat suatu “maklumat persatuan”. PGRI sebagai organisasi
kemitraan, berupaya menumbuhkan rasa semangat persatuan dan kesatuan
dengan membentuk suatu hubungan dengan luar negeri.
Dalam hubungannya dengan luar negeri, mulai 1948 menjalin
kerjasama / hubungan dengan National Education Association (NEA),
yaitu Persatuan Guru di Amerika Serikat. NEA mengundang PGRI untuk
mengadakan peninjauan tentang perkembangan pendidikan di Amerika

4

Serikat selama 8 bulan. PGRI juga mendapat undangan kongres II
WCOTP (World Confideration of Organization of the Teaching
Profession) yang kedua di London pada bulan Juli 1948.
PGRI sudah sejak lama telah memiliki hubungan yang luas dengan
guru di luar negeri. Hubungan tersebut dapat meliputi hubungan kerjasama
dalam tingkat regional dan internasional, diantaranya adalah:
1. Tingkat Regional.
a. ASEAN Council of Teachers (ACT)
ASEAN Council of Teachers (ACT) merupakan
organisasi yang berangotakan guru-guru negara ASEAN.
Negara yang menjadi anggota ACT adalah Indonesia,
Singapura,
Thailand,

Malaysia,
Vietnam,

Brunei
Kamboja,

Darussalam,
dan

Filipina,

Laos.

PGRI

memprakarsai berdirinya ASEAN Council of Teachers
(ACT) tahun 1974.
b. Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN)
Pertemuan

Guru-Guru

Nusantara

merupakan

organisasi yang beranggotakan guru-guru yang terbentuk
karena didasarkan pada budaya Melayu. Negara yang
menjadi

anggota

PGN

diantaranya

adalah

Brunei

Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. PGRI
memprakarsai Pertemuan Guru-Guru Nusantara (PGN)
1983 di Singapura yang dipimpin oleh Prof. Gazali Dunia
dan Rusli Yunus.

2. Tingkat Internasional
a. Konvensi ILO/UNESCO
Tanggal 5 Oktober 1966 Konvensi ILO/UNESCO di
Paris menghasilkan Status of Teachers (Status Guru Dunia).
Pemerintah RI dan PGRI (HM Hidajat dan Ir. GB

5

Dharmasetia)

hadir

dan

menandatangani

Konvensi

ILO/UNESCO tersebut.
b. Education International (EI)
Education International (EI) adalah suatu serikat
pekerja atau organisasi guru dan personal pendidikan
dengan 25.000.000 anggota. Mereka adalah para guru dan
pekerja di sektor pendidikan dari tingkat pra-sekolah
sampai perguruan tinggi yang berasal dari 311 organisasi di
155 negara. Di asia Pasifik EI mempunyai 68 anggota
organisasi di 34 Negara, termasuk PGRI.
EI bertujuan untuk :
1. Melindungi hak profesional dan industrial dari para
guru dan pekerja pendidikan.
2. Mempromosikan

perdamaian,

demokrasi,

keadilan

sosial, dan persatuan kepada seluruh manusia si semua
negara,

melalui

pembangunan

pendidikan

umum

berkualitas bagi semua.
3. Memerangi semua bentuk rasialisme dan diskriminasi
dalam pendidikan dan masyarakat.
4.

Memberikan perhatian khusus bagi pembangunan
peran kepengurusan dan keterwakilan wanita di
masyarakat, dalam profesi mengajar, dan dalam
organisasi guru dan pekerja pendidikan.

5. Memastikan

hak-hak

kelompok

kelompok

yang

terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik minoritas,
migran dan anak-anak. EI bertujuan dan bekerja untuk
menghapuskan pekerja anak yang merupakan bagian
penting dari hak asasi manusia.
EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan antara
The International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The
World Confederation of Organizations of The Teaching Profession
(WCOTP). Sekertariat pengurus EI bermarkas di Brussels, Belgia, yang

6

dilengkapi dengan lima departemen yaitu: pendidikan, serikat sekerja, hak
asasi manusia dan keadilan, pengembangan kerjasama, informasi dan
administrasi.
Dengan jumlah anggota sebanyak 25 juta orang. EI menjadi sebuah
ITS (International Trade Secretariate atau Sekretariat Serikat Pekerja
Internasional) yang terbesar di dunia. EI berasosiasi dengan ICFTU
(Internatioanal Confederation of Free Trade Union), yaitu sebuah
konfederasi dari pusat-pusat serikat pekerja naional yang demokratis dan
independent di tingkat dunia. Education International membangun
hubungan kerja istimewa dengan sejumlah organisasi penting.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO, termasuk IBE
(international Buereau of Edication atau Biro Pendidikan Internasional)
serta memiliki status konsultatif dengan United Nation Economics and
Social Council (ECOSOC) atau Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan
Bangsa Bangsa.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan
bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD).
Hubungan tersebut memberikan kesempatan bagi EI dalam
mempromosikan tujuan guru dan pekerja pendidikan di forum
internasional dan dalam memberikan masukan dalam diskusi ketika
sedang menyusun keputusan tentang kebijakan penting.
Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga tahun oleh
Kongres Dunia Education International, yang dihadiri

oleh semua

organisasi anggota EI dan para pengamat dari organisasi internasional
serta lembaga-lembaga antara negara. Resolusi kebijakan EI diadopsi dan
Dewan Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia yang terakhir
diselenggarakan di Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.
Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI teretak di Brussel
Belgia. Kantor-kantor kawasan terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia
Pasific (Kuala Lumpur, Malaysia), dan Fiki, Eropa (Brussel, Belgia),
Amerika Latin (San Jose, Cose Rica) dan Amerika Utara dan Karibia

7

(santalucia). Setiap 3 tahun sekali di tiap-tiap kawasan diselenggarakan
Konvereverensi Regional.
Tujuan PGRI mengikuti organisasi ini adalah:
a. Memperkuat PGRI sebagai serikat pekerja guru.
b. Membuat organisasi yang lebih demokratis, independen, transparan
dan berkelanjutan.
PGRI mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ini tentu
memperoleh manfaat:
1. Membuat kesadaran serikat buruh, good governance, transparansi dan
akuntabilitas di semua tingkat organisasi.
2. Untuk mendapatkan alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk
pendidikan di tingkat nasional dan daerah untuk dapat membahas
masalah yang dihadapi oleh pendidikan, guru, anak-anak, dan untuk
mencapai pendidikan berkualitas untuk semua
3.

Mempromosikan partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam
proses pengambilan keputusan dan semua kegiatan serikat.

4.

Dibuat kolam pelatih terampil di tingkat kabupaten dan propinsi.

5.

Berkaitan dengan keuangan organisasi dan membuat organisasi
mandiri secara finansial.

6.

Peningkatan proses komunikasi dalam organisasi antara tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten.
Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan dengan

lima tahun sekali Kongres PGRI berhasil dilaksanakan diantaranya di
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia, ditangani oleh Presiden
Republik Indonesia dan Sekretaris Jenderal Pendidikan Internasional.
Tahun 2001 PB PGRI dan Ketua provinsi se Jawa Workshop EI di
Anyer. Kemudian pada tahun 2003 menjadi 11 provinsi. Pada tahun 2004
menjadi 19 provinsi, pada tahun 2005 menjadi 22 provinsi. Penanggung
jawab nasional Prof.Dr. HM Surya, Ketua Umum PB PGRI, sedangkan
National Coordinator PGRI-EI Consortium Project :
1. Tahun 2002 – 203, Drs. WDF Rindorindo
2. Tahun 2004 – sekarang, HM Rusli Yunus.

8

3. Tahun 2006 Koordinator Nasional (HM Rusli Yunus) didampingi
Koordinator Pelaksana (Ir.Abdul Azis Hoesein, MEngSc)
Menurut Arlan Larnaca (2011), terdapat beberapa hasil dari jalinan
kemitraan internasional tersebut, antara lain :
1. Adanya bantuan dari EI melalui konsorsium organisasi guru Swedia,
Kanada, AS, Jepang, Australia.
2. Ketua Umum PB-PGRI duduk dalam kepengurusan EI untuk kawasan
Asia-Pasifik.
3.

Perjuangan PGRI telah masuk dalam salah satu resolusi Konferensi
EI Asia-Pasifik di india pada tahun 2000 dan kongres Guru se Dunia
di Thailand tahun 2001.

4.

Dalam konfensi ACT di Thailand, Hanoi, dan Brunei Darussalam,
PGRI berperan secara aktif dalam penyajian materi.

5.

PGRI telah menyampaikan kertas kerja dalam Pertemuan Guru
Nusantara (PGN) di Brunei Darussalam tahun 2002.

6. Ketua umum PB PGRI mendapat kehormatan untuk menjadi salah
seorang pembicara dalam beberapa konferensi Internasional.
7. Kerjasama bilateral telah terbina dengan STU (Singapura), Kurusapha
(Thailand), JTU (Jepang), KFTA (korea selatan), AEU (Australia), dan
NUTP (Malaysia).
 Contoh – Contoh Hubungan PGRI dengan Luar Negeri
1. Sesudah kongres ke empat di Yogyakarta, PB PGRI di Jakarta
mengirim surat perkenalan serta ucapan selamat atas terbentuknya
pengurus baru Persatuan Guru Negara Persekutuan Malaya. Sejak
saat itu terjalinlah hubungan persudaraan dan kerja sama antara
PGRI dengan Persatuan Guru Negara Persekutuan Malaya
(Malaysia) hingga kini dibuktikan dengan jalan korespondensi,
saling mengunjungi, pertukaran guru, penataran, dll.
2. Pada bulan Februari 1954 PB PGRI mendapat undangan dari Fan
Ming, Ketua Umum PB PRRC, untuk berkunjung ke Peking guna
menghadiri hari buruh(1 mei) dan disambung dengan karya
wisata selama satu bulan.

9

3. Suatu peristiwa antar bangsa dimana PGRI ikut berperan adalah
Regional Conference of Non Govermental of The U.N.O di
Denpasar Bali. Utusan PB PGRI terdiri dari F. Wachendorf dan
Muhamad Hidrajat. Usul-usul PGRI mengenai peranan film
semuanya diterima oleh konperensi tersebut.
4.

Pada tahun 1954, PB PGRI sangat menyesal karena tidak dapat
hadir dalm memenuhi undangan WCOTP,IFTA, dan Fipreso yang
berkongres di Oslo karena kesulitan keuangan.

5. Sujono, Wakil Ketua I PB PGRI dan E.A. Parengkuan mewakili
PGRI hadir di kongres ke lima WCOTP yang diadakan di Manilla
dari tanggal 1s/d 8 Agustus 1956.
6. Pada musim dingin Australia bulan Juli 1971 PGRI menghadiri
General Assembly WCOTP di Sidney, sambil mempererat kerja
sama dengan Australia teachers Federation dan New Zaeland
Teachers Institute.
7.

Ketua Umum Basyumi Suriamiharja, Sekretaris Jenderal A.M.D
Jusuf dan Gazali menghadiri IFFTU Convention di Kuala
Lumpur. Pada acara pembentukan “Komite Asia untuk IFFTU”.
Basyumi Suriamiharja terpilih menjadi ketuanya.

8. Pada tanggal 3 dan 4 April 1972 di Bandung diadakan Kongres
IFFTU dengan tema “The role of teachers and their organization
in economic development”. Pada kesempatan ini melalui May
Jen. Ali Murtopo, guru di Indonesia telah lama diakui sebagai
pembaharuan dan pembangunan.
9. Ketua Umum Basyumi Suriamiharja dan Sekretaris Jenderal
A.M.D Jusuf menghadiri kongres WCOTP di London pada bulan
Agustus 1972, selanjutnya mereka pergi ke Nederland dan Belgia,
untuk memenuhi undangan Nederlandse Onderwejzers Verefinigi,
dan Federasi Guru Belgia.
10. Melalui

WCOTP

PGRI

telah

menyerukan

dihentikannya

peperangan India-Bangladesh, Vietnam, dan Timur Tengah yang
mengakibatkan kesengsaraan rakyat, dan penghapusan segala

10

bentuk diskriminasi rasial yang bertentangan dengan martabat dan
harkat manusia.
11. Sejak kongres ke 13 hubungan dengan luar negeri dirumuskan
sebagai berikut “Meningkatkan jalinan hubungan dan kerja sama
internasional kependidikan yang mengabdi pada kepentingan
nasional”.
12. Dra. Ny. M. Wahyudi dan AT. Sianipar SH menghadiri WCOTP
Asia and South Pasific Conference yang diadakan di Walington
New zaeland dari tanggal 26 Agustus sampai 2 September 1981.
13. Kongres ke 29dihadiri tidak kurang dari 11 orang anggota PGRI
yakni Ketua Umum Basyumi Suriamiharja, yang hadir sebagai
anggota Eksekutif WCOTP, Sekjen Drs. W.D.F Rindo sebagai
Ketua Delegasi PGRI tiga orang anggota PB PGRI lainnya, lima
orang anggota PB PGRI. Kongres ini diadakan di Swiss.
14. Sekjen Drs. W.D.F Rindo pergi ke Sidney Australia untuk
mewakili PGRI pada “The Asia Public Service Conference of
IFFTU” dari tanggal 18-20 Oktober 1982.
15. Pada tanggal 25 – 29 Oktober 1982 Dra. Ny. M. Wahyudi ada di
Hiroshima

Jepang,

diselenggarakan

untuk

oleh

mengikuti

Persatuan

Guru

simposium
Jepang

yang
tentang

“Disarmament Education”.
16. Pada tanggal 27 – 30 Desember 1982 56 orang wakil PGRI
berada di Kuala Lumpur Malaisya untuk menghadiri The 4’th
Covention ACT.
17. Dalam sidang WCOTP Asia Pasific yang diadakan pada tanggal 3
– 10 Agustus 1983 di Kuala Lumpur, PGRI diwakili oleh Dra.
Mien. S. Warnaen dan Drs. Gazali Dunia tentang pertemuan guru
Nusantara. Putusan sidang diadakan di Singapura tanggal 24
Nofember 1983. Pada kesempatan ini Drs. Gazali menyampaikan
makalah.
18. Dalam realisasi mempererat hubungan muhibbah dalam periode
1981-1983, PGRI telah mendapat kunjungan dari :

11

1. Rombongan 46 orang guru Melayu.
2.

Rombongan 22 orang dari Persatuan Guru Transport Udara
Wanita Singapura.

3. Rombongan 24 orang anggota Persatuan Guru Melayu Brunei.
 Bentuk Kerjasama PGRI dengan Luar Negeri
1. Bentuk kerjasama PGRI dengan Luar Negeri dengan pertukaran
pelajar dapat dibuktikan dengan adanya sembilan mahasiswa IKIP
PGRI Semarang praktik mengajar di Malaysia.
2. Pada tanggal 17 April sembilan calon guru IKIP PGRI Semarang
dilepas oleh rektor, Muhdi SH. M.Hum untuk melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan di beberapa sekolah setingkat SLTA di Johor
Malaysia.
3. Kesembilan mahasiswa tersebut di antaranya berasal dari beberapa
program studi antara lain Pendidikan Bahasa Inggris (3), Pendidikan
Matematika (2), Pendidikan Biologi (2), dan Pendidikan Fisika (2).
4. Praktek mengajar yang akan berlangsung selama 1 bulan tersebut
merupakan salah satu bentuk kelanjutan dari kerjasama yang dijalin
antara IKIP PGRI Semarang dengan Universitas Teknologi Malaysia.
5. Mahasiswa jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas PGRI Palembang
bernama Oktaryna terpilih untuk mengikuti program pertukaran
pelajar pada tahun 2010. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora)
Sumsel mengirimkan salah seorang pelajar untuk mengikuti program
tahunan Kementrian Dispora RI. Hal itu berkaitan dengan upaya
meningkatkan wawasan kebangsaan bagi Pemuda Indonesia. Program
kapal pemuda Asean – Jepang (ship for east asia yourt programSSEAYP).
6. Kemudian pada 14 Desember 2010 di Guangzhou, China, PGRI telah
menandatangani MoU dengan South China Normal University dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru. Pada 5 Maret 2011 di
Seoul, Korea Selatan PGRI melakukan Penandatanganan kerja sama
dengan Korean Federation of Teachers Association. Kerja sama di
antaranya tentang Joint Research dan Workshop.

12

E. Cara Membangun Hubungan Kerjasama dengan Pihak Lain
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Kita
membutuhkan orang lain. Orang lain akan menutupi kelemahan atau
menambah kekuatan kita. Namun untuk membangun hubungan kerjasama
dengan pihak lain bukanlah perkara mudah. Tidak jarang kita gagal
membangun hubungan karena kita tidak siap.
Ada beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak
lain :
1. Tentukan tujuan
Tentukan dengan jelas mengapa Anda harus bekerjasama. Apa
yang Anda dapatkan? Apa yang bisa Anda berikan? Saat Anda bisa
menjawab pertanyaan ini Anda bisa mencari pihak yang tepat untuk
diajak kerjasama. Hal ini akan membuat Anda lebih efeketif dan focus
pada tujuan Anda.
2. Siapkan profil
Siapkan beberapa materi tentang Anda. gali latar belakang Anda
buat menjadi sebuah cerita tentanga Anda (atau organisasi Anda).
temukan hal-hal menarik. Orang biasanya menyukai cerita. Hal ini
cukup menarik ketika Anda mulai menceritakan “Anda itu siapa”.
3. Buat kesan positif.
“Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”
begitu kiranya sebuah tagline sebuah brand terkenal. Kesan pertama
memang sangat penting. Banyak orang tidak punya banyak waktu.
Berikan kesan positif yang apa adanya. Jangan berlebih-lebihan. Hal
ini bisa merusak hubungan dikemudian hari.
4. Fokus pada kualitas bukan kuantitas.
Anda bileh membuat sebanyak mungkin jaringan kerjasama.
Namun anda harus bisa memlih prioritas mana yang bisa anda bangun
kualitas hubungannya. Cari yang benar-benar Anda butuhkan dan

13

memberikan manfaat lebih banyak. Sesuaikan juga dengan kondisi
Anda.
5. Hargai pendapat dan kebiasaan mereka.
Setiap orang (atau organisasi) mempunyai kebiasaan dan budaya
sendiri. Hargai pendapat atau kebiasaan mereka. Jangan pernah
membandingkan dengan orang atau organisasi lain yang Anda anggap
lebih baik. Sadarilah setiap orang atau organisasi mempunyai keunikan
sendiri.
6. Tunjukan antusiasme.
Tunjukan bahwa anda sangat senang bisa mengenal orang atau
organisasi tersebut. Lakukan dengan tulus. Cobalah untuk memahami
dan mengenal mereka secara mendalam lebih dahulu. Orang akan lebih
senang bila orang lain mengenal dan mau memahami mereka.
7. Tawarkan bantuan.
Jangan ragu untuk menawarkan bantuan. Jika Anda memang
merasa sanggup untuk membantu, mengapa Anda menunggu mereka
meminta? Bersikaplah proaktif. Bantuan yang Anda berikan pasti
kembali pada Anda suatu saat nanti

14

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang
selalu berusaha menjalin serta mengembangkan kemitraan dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak, bahkan
PGRI sudah menjalin hubungan secara internasional.
Dalam hubungannya dengan luar negeri, mulai 1948 menjalin
kerjasama / hubungan dengan National Education Association (NEA),
yaitu Persatuan Guru di Amerika Serikat. NEA mengundang PGRI untuk
mengadakan peninjauan tentang perkembangan pendidikan di Amerika
Serikat selama 8 bulan. PGRI juga mendapat undangan kongres II
WCOTP (World Confideration of Organization of the Teaching
Profession) yang kedua di London pada bulan Juli 1948.
Bentuk kerjasama PGRI dengan Luar Negeri dengan pertukaran
pelajar dapat dibuktikan dengan adanya sembilan mahasiswa IKIP PGRI
Semarang praktik mengajar di Malaysia.
Pada tanggal 17 April sembilan calon guru IKIP PGRI Semarang
dilepas oleh rektor, Muhdi SH. M.Hum untuk melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan di beberapa sekolah setingkat SLTA di Johor
Malaysia.
Ada beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak
lain yaitu :
1. Tentukan tujuan
2. Siapkan profil
3. Buat kesan positif.
4. Fokus

15

5. Hargai pendapat dan kebiasaan mereka.
6. Tunjukan antusiasme.
7. Tawarkan bantuan.
B. SARAN
Dari berbagai uraian di atas harapan penulis yaitu semoga para
tenaga kependidikan ikut berpartisipasi aktif dalam organisasi PGRI
supaya

dapat

meningkatkan

kualitas

pendidikan

membangun bangsa menjadi bangsa yang intelek.

16

sehingga

dapat

DAFTAR PUSATAKA
SH, Taruna.dkk. 2007. Pendidikan Sejarah Perjuangan Persatuan Guru
Republik Indonesia.
Semarang:IKIP PGRI SEMARANG PRESS
http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/01/7-cara-membangun-hubungankerjasama.html
7 cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain (networking)

17