Pengawasan Pada di Sektor Bisnis
PENGAWASAN
PADA SEKTOR BISNIS PT BATAN TEKNOLOGI (PERSERO)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk
membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan mengambil
tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia
digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Fungsi pengawasan menjadi semakin penting dalam setiap organisasi karena
Suatu organisasi akan berjalan terus dan kegiatannya akan semakin komplek dari waktu
ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan akan menjadi penghambat
tercapainya tujuan organisasi dalam hal ini pengawasan berguna untuk mengevaluasi atas
hasil kegiatan pengukuran pada hal-hal yang telah dilakukan. Tanpa adanya pengawasan
yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu menjadi semakin penting, diantaranya :
Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan
baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hatihati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
1
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan
itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
pengawasan.
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah
tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana,
Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu
terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi. Perencanaan dan
pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat:
kembar siam dalam bidang manajemen”.
B. Pengertian Pengawasan
Pengertian penngawasan menurut para ahli, yaitu:
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa
yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu,
menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan
suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer
untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
2
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga
mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya
pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan
adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pakar diatas, maka dapat diambil kesimpulannya, bahwa
pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan.
C. Tahap-Tahap Proses pengawasan
Proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan standard perencanaan sehingga dalam
melakukan pengawasan manajer mempunyai standar yang jelas.
3
Dalam melakukan pengawasan terhadap bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun
atasan maka perIu dilakukan tahapan atau proses pengawasan. Menurut Kadarman (2001,
hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
1.
Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka
secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah
menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
2. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang
dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3.
Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Pengawasan itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Administrative Control yaitu meliputi seluruh kegiatan pada unit organisasi pada
semua tingkat agar semua keputusan yang telah dibuat (rencanakan) dijalankan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Managerial control bersifat lebih sempit dan lebih khusus , berlaku pada unit
tertentu / fase tertentu dari pada rangkaian keseluruhan.
D. Fungsi Pengawasan
1.
Mempertebal rasa tanggungjawab terhadap tugas dan wewengan
2.
Mendidik melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
3.
Mencegah pemborosan, kebocoran dan penyalahgunaan sumber daya
4.
Memperbaiki kesalahan , penyimpangan dan peyelewangan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan Internal Perusahaan.
Berdasarkan undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, bahwa
(1) Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparat
pengawasan intern perusahaan (2) Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang
Kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Dalam Audit Intern PT Batan Teknologi (Persero) dijabarkan kebijakan
mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab satuan pengawas intern
(SPI) PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan penyusunan adalah agar pihakpihak yang berkepentingan (Direksi, Komisaris, Komite Audit, Pemegang Saham dan
Kepala Satuan Kerja serta pihak-pihak lainnya) mengetahui fungsi, tugas, wewenang,
dan tanggung jawab SPI PT Batan Teknologi (persero) dan dapat mengukur serta
menilai keberhasilan pelaksanaan tugas SPI PT Batan Teknologi (Persero).
Fungsi pemeriksaan intern pada PT Batan Teknologi (Persero) dilaksanakan
oleh Satuan pengawas intern (SPI). SPI dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat
dengan memperhatikan kompetensi yang telah ditetapkan oleh PT Batan Teknologi
(Persero). Kepala SPI PT Batan Teknologi (Persero) bertanggung jawab secara
langsung kepada Direktur Utama.
Visi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah menjadi institusi pengawasan
dan konsultan intern yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan efektivitas
sistem pengendalian intern dan aktivitas pelaksanaan manajemen risiko dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).
Misi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah memberikan layanan penilaian,
pemeriksaan serta konsultasi yang independen dan obyektif kepada manajemen untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian intern, manajemen risiko dan Good Corporate
Governance (GCG) dalam rangka pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).
Dalam rangka melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas, SPI PT Batan
Teknologi (Persero) mempunyai tugas utama untuk menilai kelayakan dan efektivitas
pengendalian intern, aktivitas manajemen risiko serta implementasi Good Corporate
5
Governance PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI PT
Batan Teknologi (Persero) adalah untuk memberikan simpulan tentang kinerja sistem
pengendalian intern, manajemen risiko dan implementasi GCG serta memberikan
saran perbaikan yang diperlukan.
B. Aktivitas Satuan Pengawas Intern (SPI)
Lingkup penugasan SPI yang berkaitan dengan penilaian dan pemeriksaan sebagai wujud
dari pengendalian internal perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian intern pada setiap
satuan kerja PT Batan Teknologi (Persero).
2.
Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku
pada PT Batan Teknologi (Persero), termasuk kelayakan dan efektivitas
kebijakan.
3.
Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen
lainnya, termasuk sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi
tersebut.
4.
Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya perusahaan, termasuk
proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya.
5.
Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan
tujuan perusahaan.
6.
Penilaian/ assesment atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen
risiko.
7.
Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau
perintah dari Direktur Utama.
Kegiatan yang telah dilaksanakan SPI selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1.
Pemeriksaan Rutin
2.
Pemeriksaan Khusus
3.
Sinergi Pengawasan
4.
General Audit
5.
Pemantapan Sistem Informasi Manajemen Audit (SIMA)
6.
Monitoring Evaluasi Implementasi GCG
6
7.
Perluasan Pilot Project Enterprise Risk Management (ERM).
C. Pengawasan Eksternal Organisasi
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka Berdasarkan UU
No.17/2003
bahwa pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara dilakukan oleh BPK, berdasarkan undang-undang tersebut maka pengawasan
tetap dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan tujuannya adalah memberikan
pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban.
.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena
itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi
manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi
terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan
dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat
menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengukur kinerja pegawai, sejauh
mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan
perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal. Kemudian
setelah menetapkan standar dan mengukur kinerja maka hal yang perlu dilakukan adalah
membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah membandingkan pelaksanaan
dengan standar yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir adalah melakukan perbaikan jika
ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Prosedur Satuan Pengawas Intern PT Batan Teknologi (Persero)Tahun 2011
2. Petunjuk Pelaksaan Pengawasan PT Batan Teknologi (Persero)
3. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/
4. http://17l1ch4.blogspot.com/2010/11/tugas-11-dasardasar-proses-pengawasan.html
5. http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/tahap-tahap-dalam-provespengawasan.html
6. http://rendyrencil.blogspot.com/2010/11/management-by-exception.html
7. http://suwartinah-tina.blogspot.com/2011/04/management-information-system.html
8. http://safarseptianto91.blogspot.com/2011/01/karakteristik-karakteristikpengawasan.html
9.
http://www.ptaskes.com/info-perusahaan/28/Satuan-Pengawas-Intern
8
PADA SEKTOR BISNIS PT BATAN TEKNOLOGI (PERSERO)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pengawasan merupakan suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk
membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan mengambil
tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia
digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.
Fungsi pengawasan menjadi semakin penting dalam setiap organisasi karena
Suatu organisasi akan berjalan terus dan kegiatannya akan semakin komplek dari waktu
ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan akan menjadi penghambat
tercapainya tujuan organisasi dalam hal ini pengawasan berguna untuk mengevaluasi atas
hasil kegiatan pengukuran pada hal-hal yang telah dilakukan. Tanpa adanya pengawasan
yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu menjadi semakin penting, diantaranya :
Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan
baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hatihati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
1
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat
kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut
sebelum menjadi kritis.
Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan
itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
pengawasan.
Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah
tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana,
Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu
terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi. Perencanaan dan
pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat:
kembar siam dalam bidang manajemen”.
B. Pengertian Pengawasan
Pengertian penngawasan menurut para ahli, yaitu:
George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa
yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu,
menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan
suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer
untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
2
Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui
manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaannya.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil
tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana.
Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya
melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga
mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya
pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur
apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau
rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan
adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pakar diatas, maka dapat diambil kesimpulannya, bahwa
pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan
tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan
koreksi yang diperlukan.
C. Tahap-Tahap Proses pengawasan
Proses pengawasan dilakukan berdasarkan beberapa tahapan yang harus dilakukan. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan standard perencanaan sehingga dalam
melakukan pengawasan manajer mempunyai standar yang jelas.
3
Dalam melakukan pengawasan terhadap bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun
atasan maka perIu dilakukan tahapan atau proses pengawasan. Menurut Kadarman (2001,
hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
1.
Menetapkan Standar
Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka
secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah
menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
2. Mengukur Kinerja
Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang
dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
3.
Memperbaiki Penyimpangan
Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Pengawasan itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Administrative Control yaitu meliputi seluruh kegiatan pada unit organisasi pada
semua tingkat agar semua keputusan yang telah dibuat (rencanakan) dijalankan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Managerial control bersifat lebih sempit dan lebih khusus , berlaku pada unit
tertentu / fase tertentu dari pada rangkaian keseluruhan.
D. Fungsi Pengawasan
1.
Mempertebal rasa tanggungjawab terhadap tugas dan wewengan
2.
Mendidik melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
3.
Mencegah pemborosan, kebocoran dan penyalahgunaan sumber daya
4.
Memperbaiki kesalahan , penyimpangan dan peyelewangan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan Internal Perusahaan.
Berdasarkan undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, bahwa
(1) Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparat
pengawasan intern perusahaan (2) Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang
Kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Dalam Audit Intern PT Batan Teknologi (Persero) dijabarkan kebijakan
mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab satuan pengawas intern
(SPI) PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan penyusunan adalah agar pihakpihak yang berkepentingan (Direksi, Komisaris, Komite Audit, Pemegang Saham dan
Kepala Satuan Kerja serta pihak-pihak lainnya) mengetahui fungsi, tugas, wewenang,
dan tanggung jawab SPI PT Batan Teknologi (persero) dan dapat mengukur serta
menilai keberhasilan pelaksanaan tugas SPI PT Batan Teknologi (Persero).
Fungsi pemeriksaan intern pada PT Batan Teknologi (Persero) dilaksanakan
oleh Satuan pengawas intern (SPI). SPI dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat
dengan memperhatikan kompetensi yang telah ditetapkan oleh PT Batan Teknologi
(Persero). Kepala SPI PT Batan Teknologi (Persero) bertanggung jawab secara
langsung kepada Direktur Utama.
Visi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah menjadi institusi pengawasan
dan konsultan intern yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan efektivitas
sistem pengendalian intern dan aktivitas pelaksanaan manajemen risiko dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).
Misi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah memberikan layanan penilaian,
pemeriksaan serta konsultasi yang independen dan obyektif kepada manajemen untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian intern, manajemen risiko dan Good Corporate
Governance (GCG) dalam rangka pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).
Dalam rangka melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas, SPI PT Batan
Teknologi (Persero) mempunyai tugas utama untuk menilai kelayakan dan efektivitas
pengendalian intern, aktivitas manajemen risiko serta implementasi Good Corporate
5
Governance PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI PT
Batan Teknologi (Persero) adalah untuk memberikan simpulan tentang kinerja sistem
pengendalian intern, manajemen risiko dan implementasi GCG serta memberikan
saran perbaikan yang diperlukan.
B. Aktivitas Satuan Pengawas Intern (SPI)
Lingkup penugasan SPI yang berkaitan dengan penilaian dan pemeriksaan sebagai wujud
dari pengendalian internal perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian intern pada setiap
satuan kerja PT Batan Teknologi (Persero).
2.
Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku
pada PT Batan Teknologi (Persero), termasuk kelayakan dan efektivitas
kebijakan.
3.
Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen
lainnya, termasuk sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi
tersebut.
4.
Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya perusahaan, termasuk
proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya.
5.
Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan
tujuan perusahaan.
6.
Penilaian/ assesment atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen
risiko.
7.
Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau
perintah dari Direktur Utama.
Kegiatan yang telah dilaksanakan SPI selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
1.
Pemeriksaan Rutin
2.
Pemeriksaan Khusus
3.
Sinergi Pengawasan
4.
General Audit
5.
Pemantapan Sistem Informasi Manajemen Audit (SIMA)
6.
Monitoring Evaluasi Implementasi GCG
6
7.
Perluasan Pilot Project Enterprise Risk Management (ERM).
C. Pengawasan Eksternal Organisasi
Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka Berdasarkan UU
No.17/2003
bahwa pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara dilakukan oleh BPK, berdasarkan undang-undang tersebut maka pengawasan
tetap dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan tujuannya adalah memberikan
pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban.
.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses
pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena
itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi
manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi
terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan
dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat
menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengukur kinerja pegawai, sejauh
mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah dibuat atau ditetapkan
perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya secara optimal. Kemudian
setelah menetapkan standar dan mengukur kinerja maka hal yang perlu dilakukan adalah
membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah membandingkan pelaksanaan
dengan standar yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir adalah melakukan perbaikan jika
ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Prosedur Satuan Pengawas Intern PT Batan Teknologi (Persero)Tahun 2011
2. Petunjuk Pelaksaan Pengawasan PT Batan Teknologi (Persero)
3. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/
4. http://17l1ch4.blogspot.com/2010/11/tugas-11-dasardasar-proses-pengawasan.html
5. http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/tahap-tahap-dalam-provespengawasan.html
6. http://rendyrencil.blogspot.com/2010/11/management-by-exception.html
7. http://suwartinah-tina.blogspot.com/2011/04/management-information-system.html
8. http://safarseptianto91.blogspot.com/2011/01/karakteristik-karakteristikpengawasan.html
9.
http://www.ptaskes.com/info-perusahaan/28/Satuan-Pengawas-Intern
8