PENGANTAR KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI 1A
PENGANTAR KOMPUTER
DAN TEKNOLOGIINFORMASI 1A REPRESENTASI DATA ALUR PEMROSESAN DATA SISTEM BILANGAN TEORI BILANGAN KOVERSI BILANGAN
Representasi Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya
dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan.
Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita
gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian
ataupun suatu konsep.
Representasi data adalah lambang untuk memberi tanda bilangan
biner yang telah diperjanjikan yakni 0 (nol) untuk bilangan positif atau
Representasi Data
Pada bilangan n-bit, jika susunannya dilengkapi dengan bit tanda maka diperlukan register dengan panjang n+1 bit.
Dalam hal ini, n bit digunakan untuk menyimpan bilangan biner itu sendiri dan satu bit untuk tandanya.
Pada representasi bilangan biner yang dilengkapi Alur Pemrosesan Data
Alur Pemrosesan Data
Input : data yang akan di proses
atau dibuat. Arithmatic Logic Unit I/O : Input / Output.Proses : Pengolahan data yang dimasukkan.
Memori : Tempat menyimpan data sementara pada saat data diproses.
Storage : Tempat menyimpan data secara permanen seteah diproses. Penjelasan Input : data yang akan di proses atau dibuat. I/O : Input / Output. Proses : Pengolahan data yang dimasukkan.
Memori : Tempat menyimpan data sementara pada saat data
diproses. Storage : Tempat menyimpan data secara permanen seteah diproses. penjabaran
ALU : melakukan semua perhitungan aritmatika atau matematika yang terjadi sesuai dengan instruksi program.
CU : salah satu bagian dari CPU yang bertugas untuk memberikan
arahan/kendali/ kontrol terhadap operasi yang dilakukan di bagian ALU (Arithmetic Logical Unit) di dalam CPU tersebut.
ROM : menyimpan program yang sifatnya tetap atau permanen,
tidak tergantung pada keberadaan arus listrik (nonvolatile), dan
Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Proses
1. Register
Menyimpan instruksi selama proses berjalan, ukuran sesuai dengan jumlah
data yang dapat diproses dalam satu waktu (Reg. Ukuran 32 bit berarti dapat
memproses 4 byte data dalam satuan waktu.Ex : 1 Byte = 8 bit. Jadi, 32 bit = 4 byte.
2. RAM
Semakin besar RAM maka semakin banyak data yang disimpan sehingga
akses ke data lebih cepat (dibandingkan dengan mengakses ke Secondary
Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Proses
3. CPU Clock
Semakin tinggi clock CPU maka semakin cepat/semakin banyak
perintah yang dapat dieksekusi.4. Bus/Datapath
Menentukan besarnya data yang dapat ditransmisikan antara CPU dan
device yang lain. (Seperti Jalan Raya).5. Cache Memory
Tipe Data
TIPE DATA
Disetiap bahasa pemrograman, disediakan berbagai
jenis tipe data. Penentuan tipe data yang tepat (sesuai
dengan karakterisitik data yang akan diolah) akan
menjadikan sebuah program dapat dieksekusi secara
efektif.Tipe Data 1.
Data Numerik
Mempresentasikan Integer dan pecahan Fixed-point, real floating-point
dan decimal berkode biner.2. Data Logikal
Digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau memeriksa
kondisi seperti yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.3. Data Bit-Tunggal Untuk Operasi SHIFT, CLEAR, dan TEST.
Jenis-Jenis Tipe Data 1.
Integer Interger adalah data numerik yang tidak mengandung pecahan, dan disajikan dalam memori komputer sebagai angka bulat. Mengacu pada obyek data dengan range -32768 s/d 32767. Operasi yang dapat dilaksanakan :
Penambahan ( + )
Pengurangan ( - )
Perkalian ( * )
Operasi sebelumnya disebut dengan operasi Binar atau arimatic operator yaitu operasi yang bekerja terhadap 2 Integer ( operand ). Sedangkan operator yang mempunyai satu operand disebut Unar ( Negasi = Not ). Selain itu ada juga operasi tambahan yang disediakan oleh bahasa pemrograman tertentu, yaitu :MOD : sisa hasil pembagian bilangan
DIV : hasil pembagi bilangan
ABS : Mempositifkan bilangan negative
2. Real
Data numerik yang mengandung pecahan digolongkan dalam jenis data Real (floating point).
Operasi yang berlaku pada bilangan integer juga berlaku pada bilangan real. Selain itu ada operasi lainnya seperti :
INT : membulatkan bilangan real , misal INT(34.67) =
3. Boolean
Type ini dikenal pula sebagai “ Logical Data Types”, digunakan untuk melakukan pengecekan suatu kondisi dalam suatu program. Elemen datanya hanya ada 2 yaitu True dan False, biasanya dinyatakan pula sebagai 1 dan 0. Operatornya terdiri dari : AND, OR, NOT. Dalam urutan operasi, Not mendapat prioritas pertama, kemudian baru AND dan OR kecuali bila diberi tanda kurung. Sama halnya seperti table logika, Nilai true dan false dapat juga dihasilkan oleh operator Relational.
4. Karakter dan String
Type karater mempunyai elemen sebagai berikut :
(0,1,2,3,…,9,A,B,C,…,X,Y,Z,?,*,/,…)
Data type majemuk yang dibentuk dari karakter disebut STRING.
Suatu string adalah barisan hingga simbol yang diambil dari himpunan karakter yang digunakan untuk membentuk string dinamakan Alfabet.
Contoh : Himpunan string {A,A,1} dapat berisi antara lain :
(AB1), (A1B), (1AB),…dst.
Termasuk string Null ( empty / hampa / kosong ) = { }
Secara umum suatu string S dinyatakan : S : a1, a2, a3, … an, Panjang dari string dilambangkan S =N atau Length (S) = N dimana N adalah banyaknya karakter
Sistem Bilangan
System bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik.
Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah system biilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili suatu besaran.
Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai
Sistem Bilangan
Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus).
Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan Teori Bilangan
Teori Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item phisik. Sistem bilangan yang paling banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal , yaitu sistem bilangan yang banyak menggunakan10 macam simbol untuk mewakili suatu besaran. Basis yang digunakan masing-masing sistem bilangan tergantung dari jumlah nilai bilangan yang dipergunakan. Teori Bilangan
Bilangan Desimal (0 .. 9)
Bilangan Biner (0 & 1)
Bilangan Oktal (0 .. 7)
Bilangan Hexadesimal (0 .. 9 dan A .. F) Bilangan Desimal
Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9.
System ini menggunakan basis 10.
Bilangan Desimal
Integer desimal :
nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan : Bilangan Desimal
Absolute value merupakan nilai untuk masing- masing digit bilangan, sedangkan,
Position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu nernilai basis dipangkatkan
Bilangan Desimal
Pecahan desimal :
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
Example : ->
Bilangan Binar
Sistem bilangan binary menggunakan 2 macam symbol bilangan berbasis 2 digit angka, yaitu 0 dan 1.
Contoh bilangan 1001 dapat diartikan :
Example :
Bilangan Oktal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 8 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7.
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 8.
Example : ->
Bilangan Hexadesimal
Sistem bilangan Oktal menggunakan 16 macam symbol bilangan berbasis 8 digit angka, yaitu 0 ,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,Edan F
Dimana A = 10, B = 11, C= 12, D = 13 , E = 14 dan F = 15
Position value system bilangan octal adalah perpangkatan dari nilai 16.
Example : ->
Operasi Aritmatika Biner
Penjumlahan Dasar penujmlahan biner adalah : 0 + 0 = 0 0 + 1 = 1 1 + 0 = 1 1 + 1 = 0 -> dengan carry of 1, yaitu 1 + 1 = 2,
karena digit terbesar Binari 1, maka harus dikurangi dengan 2 (basis),
Operasi Aritmatika Biner
Operasi Aritmatika Biner
Pengurangan Bilangan biner dikurangkan dengan cara yang sama dengan
pengurangan bilangan desimal. Dasar pengurangan untuk masing-masing digit bilangan biner adalah : Operasi Aritmatika Biner
Operasi Aritmatika Biner
Perkalian Dilakukan sama dengan cara perkalian pada bilangan desimal. Dasar perkalian bilangan biner adalah :
0 x 0 = 0
1 x 0 = 0
0 x 1 = 0
1 x 1 = 1 Operasi Aritmatika Biner
Operasi Aritmatika Biner pembagian
Pembagian biner dilakukan juga dengan cara yang sama dengan bilangan desimal. Pembagian biner 0 tidak mempunyai arti, sehingga dasar pemagian biner adalah :
0 : 1 = 0
1 : 1 = 1
Operasi Aritmatika Biner
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
A. Penjumlahan
Langkah-langkah penjumlahan octal :
tambahkan masing-masing kolom secara desimal
rubah dari hasil desimal ke octal
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
kalau hasil penjumlahan tiap-tiap kolom terdiri dari dua digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk penjumlahan Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
B. Pengurangan
Pengurangan Oktal dapat dilaukan secara sama dengan
pengurangan bilangan desimal.Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
C. Perkalian
Langkah – langkah :
kalikan masing-masing kolom secara desimal
rubah dari hasil desimal ke octal
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal
Operasi Aritmatika pada Bilangan Oktal Pembagian Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
A. Penjumlahan
Penjumlahan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan penjumlahan bilangan octal, dengan langkah- langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah penjumlahan hexadesimal :
tambahkan masing-masing kolom secara desimal
rubah dari hasil desimal ke hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
Hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
HexadesimalB. Pengurangan
Pengurangan bilangan hexadesimal dapat dilakukan secara sama dengan pengurangan bilangan desimal. Operasi Aritmetika Pada Bilangan Hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan HexadesimalC. Perkalian
Langkah – langkah :
kalikan masing-masing kolom secara desimal
rubah dari hasil desimal ke octal
tuliskan hasil dari digit paling kanan dari hasil octal
kalau hasil perkalian tiap kolol terdiri dari 2 digit, maka digit paling kiri merupakan carry of untuk ditambahkan pada hasil
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
Hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
Hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
Hexadesimal
Operasi Aritmetika Pada Bilangan
HexadesimalLatihan Kerjakan soal berikut dengan benar !
1. Sebutkan dan jelaskan empat macam system bilangan !
2. Konversikan bilangan berikut :
4. BC1 X 2A
a. 10101111(2) = ………….(10) 5. 245 (8) : 24 (8) =……..(8)
b. 11111110(2) = ………….(8)
c. 10101110101(2) = …………(16)
3. Konversi dari :
Konversi Bilangan Biner Ke Desimal
Konversi Bilangan Octal Ke Desimal
Konversi Bilangan Hexadesimal Ke Desimal Konversi Bilangan Desimal Ke Biner
Konversi Bilangan Desimal Ke Octal Konversi Bilangan Desimal Ke Hexadesimal
Komplemen
Komplemen digunakan pada komputer digital untuk memeprmudah operasi pengurangan dan manipulasi logika.
Ada dua tipe komplemen untuk setiap basis-r sistem : Komplemen
Komplemen yang pertama dilambangkan dengan komplemen R dan yang kedua dengan Komplemen (R-1).
Untuk angka biner, keduanya disebut komplemen 2 dan komplemen 1.
Sedangkan untuk desiman disebut komplemen 10 dan komplemen 9. Contoh Singkat
Akar komplemen yang dikurangi (diminished
radix complement) atau komplemen (r-1) didapat dari rumus (r^n – 1) – N.
Untuk angka decimal, r = 10 dan r-1 = 9. Contoh jika dipunyai 10^4 = 10.000 dan 10^4 – 1 = 9999.
Example :
Komplemen 9 dari 71345 adalah 99999 – Contoh Konversi Bilangan
Ubahlah bilangan decimal 0,8125 menjadi bilangan biner.
, [8125] x 2
1 , [6250] x 2 1 , [2500] x 2
, [5000] x 2 Komplemen R
Untuk semua bilangan positif N dalam radix R dengan bagian bulatnya terdiri dari n angka, komplemen R pada N didefinisikan sebagai : n
R – N untuk N = 0
untuk N = 0
Contoh : Komplemen 10 untuk 43210 adalah !
10
N = 43210
Contoh Konversi Bilangan
Contoh : Komplemen 10 untuk 765,43 10
adalah :
N = 765,43
N = 3
Komplemen N =
10 n
- – N
=
10 3 – 765,43 = 234,57 10 Contoh Konversi Bilangan
Contoh : Komplemen 2 untuk 1100110 2
adalah :
N = 1100110 2
N = 7
Komplemen N =
2 n
- – N
= (
2 3 ) 10 – 1100110 Contoh Konversi Bilangan
Contoh : Komplemen 2 untuk 0,1010 2
adalah :
N = 0,1010 2
N = 0
Komplemen N =
2 n
- – N
= ( 2 )
10 – 0,1010 Komplemen R-1
Untuk suatu bilangan positif N dalam radix R dengan bagian bulat terdiri n angka dan bagian pecahan terdiri dari m angka, komplemen (R-1) untuk N didefinisikan sebagai :
- m
- - N
R n
- – R
Contoh : Komplemen 9 untuk 43210
10 adalah !
N = 43210
Contoh Konversi Bilangan
Contoh : Komplemen 9 untuk 23,456 adalah ! 10
N = 23,456 10 n = 2 ; m = 3 n -m -
Komplemen N = 10 – 10 N = 10 – 10 23,456 2 -3 10
Contoh : Komplemen 1 untuk 101100 2 adalah !
N = 101100 2 n = 6 ; m = 0
Komplemen N = 2 n – 2 -m
- N
= 2 6
– 2
-0- – 101100 2
Contoh : Komplemen 1 untuk 0,0110 2 adalah !
N = 0,0110 2 n = 0 ; m = 3
Komplemen N = 2 n – 2 -m
- N
= 2 6 – 2 -0
- – 0,0110 2
Pengurangan dua bilangan positif ( M – N), dimana kedua-duanya mempunyai radix R yang sama, dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Tambahkan bilangan yang dikurang, M, ke komplemen R untuk
pengurang N 2. Periksa hasil yang diperoleh pada langkah 1 itu untuk simpanan akhirnya :
1. Jika ada simpanan akhir, abaikan saja.
Contoh
Dengan Komplemen 10 hitunglah 72532 – 3250
M = 72532 N = 03250 10 10 5
Komplemen 10 untuk N = 10 – 03250 = 96750
72532 -> M 96750 -> - N
Simpanan Akhir
- ------------- +
Ada, abaikan
Contoh
Dengan Komplemen 10 hitunglah 03250 - 72532
N = 72532 10 M = 03250 10
Komplemen 10 untuk N =
10 5
- – 72532 = 27468
03250 -> M
27468 -> - N
Simpanan Akhir Tidak ada
- ------------- +
Prosedur pengurangan dengan komplemen R-1 tepat sama dengan komplemen R kecuali suatu variasi yang disebut dengan simpanan keliling akhir.
Pengurangan (M-N) dimana kedua bilangan itu positif dan mempunyai radix yang sama, R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Pengurangan dengan komplemen R-1 1.
Tambahkan bilangan M yang dikurang itu komplemen (R-1) untuk pengurang N.
2. Periksa hasil yang diperoleh pada langkah 1 untuk suatu
simpanan akhir : 1.
Jika ada simpanan akhir, tambahkan 1 ke angka pada kedudukan terendah (simpanan keliling akhir).
2. Jika tidak ada simpanan akhir, ambil komplemen *R-1) pada
Contoh
Dengan Komplemen 10 hitunglah 72532 – 3250
M = 72532 N = 03250 10 10
Komplemen 9 untuk N =
10 5 10 – 03250 =
-
96749
72532 -> M 96749 -> - N
Simpanan Akhir
- ------------- +
Ada, abaikan
Contoh
Dengan Komplemen 9 hitunglah 03250 - 72532
N = 72532 10 M = 03250 10
Komplemen 9 untuk N =
10 5
- – 10 – 72532 = 27467
03250 -> M
27467 -> - N
Simpanan Akhir Tidak ada
- ------------- +
End Of File
Terima Kasih