KATA PENGANTAR - KTSP PSP

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KATHOLIK TUNAS BANGSA TIMIKA

  Yth, Pimpinan PT. Garuda Indonesia Airlines Perihal : Permohonan Izin Opservasi Lampiran : - Nomor : 817/SMK.K-TB/I/07 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KATHOLIK TUNAS BANGSA Di – Kepada YAYASAN PENGEMBANGAN TUNAS BANGSA TIMIKA – MIMIKA – PROPINSI PAPUA JL. CENDRAWASIH-TIMIKA Sesuai Jurusan yang ada di SMK Katholik Tunas Bangsa Timika yaitu Jurusan Dengan hormat, Pariwisata/Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata, maka harus berhubungan dengan pihak Industri, untuk itu sesui perihal diatas, maka kami mohon izin untuk melaksanakan Opservasi/Pengenalan ke Industri yang Bapak/Ibu Pimpin, untuk melihat secara langsung Kegiatan ini direncanakan akan dilaksanakan pada : fasilitas serta Departemen – Departemen yang ada. Hari/Tanggal : Rabu, 24 Januari 2007 Timika Demikian Permohonan kami, atas perhatian serta kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Mengetahui, TOTOK SUPARMO,S.E Kepala Sekolah, Ketua Jurusan Pariwisata Jam : Disesuaikan B. WATTIMENA,A.Md.Par Timika, 22 Januari 2007 NIP. 130 792 127 PROGRAM KEAHLIAN PEKERJAAN SOSIAL PENDIDIK

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  1

LEMBAR PENETAPAN

  Setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, maka dengan ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Katholik Tunas Bangsa di tetapkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2010/2011.

  Ditetapkan di : Timika Tanggal :................. 2010

  Ketua Komite Sekolah Kepala SMK Katholik Tunas Bangsa ( ........................................... ) TOTOK SUPARMO, SE NIP: 19521112 197903 1 013

  Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

  Propinsi Papua .................................................

  NIP :

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  2

KATA PENGANTAR

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini terasa sekali pengaruhnya dalam peningkatan dan perkembangan proses belajar mengajar yang terjadi di institusi pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, SMK Tunas Bangsa Timika berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti perkembangan yang ada dan berupaya pula melakukan inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaannya. SMK Tunas Bangsa Timika dalam mengembangkan kurikulum berupaya menggunakan pendekatan desentralistik sesuai dengan fleksibilitas yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 . Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengembangan kurikulum yang dilakukan di SMK Tunas Bangsa Timika memperhatikan kebutuhan dan situasi sosial-budaya lokal di daerah Mimika, sesuai dengan kondisi lingkungan, sumber daya pendidikan, kebutuhan dunia kerja dan dunia industri, serta peserta didik. SMK Tunas Bangsa Timika bersama-sama dengan Yayasan Pengembangan Tunas Bangsa, Komite Sekolah, Dunia Kerja serta Industri yang ada menganggap pentingnya disusun Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) yang berpedoman pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  3 KTSP ini diharapkan dapat menjadi panduan pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar baik di sekolah maupun di dunia kerja dan dunia industri bagi peserta didik SMK Tunas Bangsa Timika .

  Timika, ................ 2010 Kepala SMK Tunas Bangsa

TOTOK SUPARMO, SE

  NIP. 19521112 197903 1 013

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  4

BAB I PENDAHULUAN A. RASIONAL - Latar Belakang Penyusunan Kurikulum. Era globalisasi ditandai dengan perubahan-perubahan yang tidak menentu. Masyarakat kita dihadapkan pada persaingan yang ketat dengan negara lain,

  khususnya dengan persaingan pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area), dan AFLA (Asean Free Labour Area), maupun di kawasan negara-negara Asia Pasifik (APEC). Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak linear antara pendidikan dan lapangan kerja, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja tidak diikuti oleh dunia pendidikan, sehingga terjadi kesenjangan. Pembangunan nasional tidak hanya melihat kepada kepada kebutuhan internal masyarakat dan bangsa, tetapi juga perlu dijalin dengan pandangan ke luar dan ke depan, karena masyarakat dan bangsa kita adalah bagian dari suatu masyarakat dunia yang semakin menyatu.

  Pendidikan nasional di negara kita dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen. Sedikitnya ada enam masalah pokok sistem pendidikan nasional sistem pendidikan nasional : (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik; (2) pemerataan kesempatan belajar; (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan; (4) status kelembagaan; (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional; (6) sumber daya yang belum profesional.

  Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya penyempurnaan sistem pendidikan, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut kewenangannya berada pada pemerintah daerah kota/kabupaten. Kantor Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat kota/kabupaten harus dapat mempertimbangkan dengan bijaksana kondisi nyata organisasi maupun lingkungannya, dan harus mendukung pula misi pendidikan nasional.

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  5 Perubahan seperti tersebut di atas berkaitan dengan kurikulum yang dengan sendirinya menuntut dan mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen- komponen pendidikan lain. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian kelompok pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

  Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

  Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk : a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

  b. belajar untuk memahami dan menghayati,

  c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,

  d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan

  e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang pemberdayaan sekolah. Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  6 terhadap tuntutan masyarakat juga dapat ditujukan sebagai sarana peningkatan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.

  Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam pengambilan keputusan- keputusan sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Sekolah juga harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, keinginan staf yang berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang produktif, potensial, dan berkualitas.

B. LANDASAN.

1. Landasan Filosofis.

  Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidkan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Mentalitas sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama pada masyarakat agraris, dengan ketertinggalannya sebagai akibat penjajahan, belum mendukung tercapainya cita-cita pembangunan nasional. Berbagai kekurangan dan kelemahan mentalitas masyarakat Indonesia tersebut antara lain : suka melakukan terobosan dengan mengabaikan mutu, kurang rasa percaya diri, tidak berdisiplin murni, tidak berorientasi ke masa depan, dan suka mengabaikan tanggung jawabtanpa rasa malu. Terdapat ciri-ciri manusia Indonesia yang menghambat, yaitu hipokrit atau munafik, segan dan enggan bertanggungjawab atas perbuatannya, putusannya, kekuatannya, pikirannya, berjiwa feodal, percaya pada takhayul, boros, lebih suka tidak bekerja keras kecuali kalau terpaksa, ingin cepat kaya, berpangkat, cepat cemburu, dengki

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  7 dan tukang meniru, Di samping itu terdapat kelemahan lain yang kurang menunjang pembangunan. Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia sebagaimana diuraikan di atas, pembangunan pendidikan merupan suatu keharusan dan amat penting untuk dilakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Landasan Yuridis.

  Pasal 31 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945, mengamanatkan agar Pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Ketentuan ini terkait dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan umum, dan dapat diperolehnya pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, berimplikasi terhadap kebijaksanaan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik dan berimplikasi pula terhadap penyempurnaan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional dan tujuan pendidikan, serta memeperhatikan

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  8 prinsip diversifikasi sesuai dengan potensi peserta didik. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah, dan peran koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah dalam pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah.

C. TUJUAN.

  1. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

  Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

  Tujuan pendidikan SMK adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

  2. Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan

  Tujuan Pendidikan menengah Kejuruan adalah meningkattkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

II. Visi, Misi dan Tujuan SMK Katholik Tunas Bangsa Visi

  Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan Perawatan sosial dan menghasilkan tenaga Pendidik (Konseler ) ditingkat Regional dan Nasional.

  Misi 1. Menghasilkan tamatan yang professional, beriman dan bertaqwa.

  2. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan pekerjaan social Konselor).

  3. Meningkatkan penguasaan keterampilan mengajar Konselor ).

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  9

  4. Meningkatkan kerjasama dengan lingkungan sekolah ( SD ).

  5. Menghasilkan tenaga pendidik ( Guru SD ) untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik di Kabupaten Mimika khususnya dan provinsi Papua pada umumnya.

  6. Meningkatkan pelayanan sosial kepada masyarakat.

III. Tujuan SMK Katholik Tunas Bangsa

  1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

  2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dibidang keahlian yang diminatinya.

IV. Tujuan Program Keahlian Perawatan Sosial Pendidik.

  Tujuan program keahlian Perawatan Sosial Pendidik secara umum mengacu pada isi Undang – undang system Pendidikan Nasional ( UU SPN ) pasal 3 mengenai tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasn pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan program keahlian Perawatan Sosial Pendidik adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten : a. Dapat melakukan komunikasi dan penanganan masalah serta kerjasama dilingkungan sosial klien ( SD ).

  b. Melakukan Pencatatan dan pelaporan ( catatan Kasus ).

  c. Menerapkan kode etik pekerjaan sosial ( Kode etik guru ).

  d. Melakukan funsi pekerjaan sosial ( Pendidik SD ).

  e. Memahami peran pekerja sosial ( Pendidik SD ).

  f. Melaksanakan metode praktek pekerjaan sosial ( Pendidik SD ).

  g. Menerapkan tehnik – tehnik dalam praktek pekerjaan sosial ( Mengajar peserta didik SD ).

  h. Mampu membuat dan mengaplikasikan program pembelajaran dalam kegiatan KBM.

i. Memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar.

  j. Mampu melakukan dan mengevalusi hasil belajar peserta didik.

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  10

V. Standar Kompetensi

A. Standar Kompetensi Lulusan SMK

  1. Berprilaku sesuai dengan ajaran dan agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.

  3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggungjawab atas perilaku, perbuatan dan pekerjaannya. 4. berpartisipasi dalam menegakkan aturan – aturan sosial

  5. Menghargai keberagaman beragama, bangsa, suku, ras dan golongan social ekonomi dalam lingkup global.

  6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatiif dan inovatif.

  7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan.

  8. Menunujukkan kemampuan budaya belajar untuk pemberdayaan diri.

  9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

  2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekuarangannya.

D. PROFIL SMK Katholik Tunas Bangsa Timika

1. Identitas Sekolah

  e. Alamat : Jalan Cendrawasih Timika, Mimika Papua.

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  11

  d. Hasil Akreditasi Terakhir :

  c. SK Pendirian : No. 9160 a/1986/118.11.4/MN/2000

  a. Nama Sekolah : SMK Katholik Tunas Bangsa

  b. NSS : 33 -2 -25.25.01 - 003

  2. Bidang dan Program Keahlian

No. Bidang Keahlian Program Keahlian

  Guru Kejuruan (Produktif) Usaha Perjalanan Wisata -

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  3 JUMLAH -

  1 Perawatan Sosial Pendidik - 4 - Guru Normatif - Guru Adaptif - Guru BK - 1 - Tenaga Administrasi Sekolah - - -

  3

  3 Administrasi Perkantoran -

  2

  3 Akomodasi Perhotelan -

  2

  4. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kelompok Guru S2 S1 D3

  1. Pariwisata Usaha Perjalanan Wisata Akomodasi Perhotelan

  f. TMT : ...................................

  e. Tanggal : ..................................

  c. SK Yang mengangkat : Bupati Mimika d. Nomor SK Pengangkatan : ...................................

  b. NIP : 19521112 197903 1 013

  a. Nama : TOTOK SUPARMO, SE

  3. Identitas Kepala Sekolah

  3 Kesehatan Perawatan Sosial Pendidik

  2. Bisnis dan Manajemen Administrasi Perkantoran

  12

5. Data Sarana dan Prasarana

  Jumlah Siswa

  15 Studio Radio

  16 Ruang UPJ

  17 Ruang UKS

  18 Ruang KPN

  19 Pos Jaga Total

  6. Data Siswa No Kelas

  Bidang Keahlian/ Program Keahlian

  Jumlah Kelas

  1 X Usaha Perjalanan Wisata

  13 Laboratorium Komputer 1 63 m2

  1 Akomodasi Perhotelan

  1 Administrasi Perkantoran

  2 Perawatan Sosial pendidik

  2 Sub Total

  6

  2 XI Usaha Perjalanan Wisata

  1 Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  13

  14 Ruang Internet

  a. Luas Tanah : 17.125 M

  

2

  4. Ruang Tatausaha 1 63 m2

  b. Luas Bangunan : 815 M

  2 c. Sertifikat Nomor : .............................................

  No Nama Ruangan Jumlah Luas (M

  2

  ) Ket.

  1. Ruang Teori 18 567 m2 Lantai 2

  2. Ruang Gambar

  3. Ruang Perpustakaan

  5 Ruang Guru 1 63 m2

  20 M2

  6 Ruang BK

  7 Ruang Kepala Sekolah 1 9 m2

  8 Ruang Wakil Kepala Sekolah

  1

  9 M2

  9 Ruang Osis

  10 Kantin 1 21 m2

  11 Gudang Umum

  1

  12 Hotel Mini

  Akomodasi Perhotelan

  1 Administrasi Perkantoran

  2 Perawatan Sosial pendidik

  2 Sub Total

  6 Bidang Keahlian/ Jumlah Jumlah No Kelas Program Keahlian Kelas Siswa

  Usaha Perjalanan Wisata

  1 Akomodasi Perhotelan

  1

  3 XII Administrasi Perkantoran

  2 Perawatan Sosial pendidik

  2 Sub Total

  6 JUMLAH

  18 Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  14

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KUTIKULUM A. Diagram Pencapaian Kompetensi Prog. Keahlian Pekerjaan Sosial Pendidik : Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan

  dilatihkan kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan.

  PS DK 1 PS KK 1 PS KK 4 PS KK 7 PS DK 2 PS KK 8 PS KK 5 PS KK 2 PS DK 3 PS KK 9 PS DK 4 PS KK3 PS DK5 PS KK 6 PS KK 10 PS KK 11 PS DK 6

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  15

B. Struktur Kurikulum ( Generik) Prog. Keahlian : Pekerjaan Sosial Pendidik

  NO. Komponen Durasi Waktu (Jam)

A. Kelompok Program :

  1.2 Pendidikan Kewarganegaraan 192

  4. Muatan Lokal

  1.1 Pendidikan Agama 192

  16

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  Jumlah 4614

  5.2 BK (192)

  5.1 Yudo

  5. Pengembangan Diri

  92 100 C.

  4.2 Strategi Belajar Mengajar

  4.1 Tata Busana

  3.2 Kompetensi Kejuruan 1710 B.

  1.3 Bahasa Indonesia 192

  3.1 Dasar Kompetensi 140

  1. Normatif

  2.6 Kewirausahaan 192

  2.5 KKPI 202

  2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial 128

  2.3 Ilmu Pengetahuan Alam 192

  2.2 Bahasa Inggris 440

  2.1 Matematika 330

  2. Adaptif

  1.5 Seni Budaya 128

  1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192

  3. Produktif

C. Struktur Dan Muatan Kurikulum Program Keahlian Pekerjaan Sosial Pendidk Satuan Pendidikan : SMK Katholik Tunas Banagsa Bidang Keahlian : Kesehatan Program Study Keahlian : Perawatan Sosial Pendidik Semester/Jumlah Jam Per Mingu Kelas X Kelas XI Kelas XII Jml. No Komponen

  I II

  I II

  I II Jam

  A. Normatip 896

  I

  1. Pendidikan Agama

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  2. PKN

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  3. Bhs. Indonesia

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  4. Pendidikan Jasmani

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  5. Seni Budaya

  2

  2

  2 2 - 128 -

  B. Adaptip 1484

  II

  1. Matematika

  4

  4

  4

  4

  4 4 330

  2. Bahasa Inggris

  4

  4

  4

  4

  4 4 440

  3. IPA

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  2 2 -

  2 2 128

  • 4. IPS

  5. KKPI

  2

  2

  2

  2

  2 2 202

  6. Kewirausahaan

  2

  2

  2

  2

  2 2 192

  C. Produktip

  III

  1. Dasar Kompetensi

  140

  1. Mel. Kerjasama Klien Ind/Keluarga / 2 -

  • Kelom Komunitas Masyarakat

  30

  2. Melaku.Kerjasama di Ling.Sosial Klien 2 - - 20 - - -

  3. Melakukan. Pencatatan & Pelaporan 2 -

  • ( Catatan Khusus )

  30 -

  4. Melakukan Temu Bahas Kasus

  2 - 20 - - - -

  5. Menerapkan Kode Etik Pekerj. Sosial 2 - - - - 20 -

  6. Menerapak K3 & Lingkungan Hidup - - - - 2 -

  20

  2. Kompetensi Kejuruan

  1710

  1. Melakukan Fungsi Pekerjaan Sosial

  6 - - - 100 - -

  2. Memahami Peran Pekerja Sosial 8 - - 140 - - - 3. Melak. Metode Praktek Pekerj. Sosial.

  8 8 - - 200 - -

  4. Menerapkan teknik2 dlm Praktek PS - 10 - 180 - - - 5. Meng. Penge.Lokal utk. Pekerj. Sosial. 8 130 - - - - -

  6. Memahami.Prosedur Pelayanan. Di - lembaga Pelayanan Sosial.

  10 - 180 - - -

  7. Melakukan Asesmen

  • 8 - - 8 -

  200

  8. Merancang rencana Intervensi - - 6 100 - -

  9. Melakukan intervensi

  • 8 - 180

  6

  • 10. Melakukan Pengakhiran Hubungan. - - -

  8 - 140 Kerja ( Terminasi ) - - - 6 - 6 160

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  17

  11. Melakukan referal 192

  IV D. Muatan Lokal

  2

  2

  2

  92

  1. Tata Busana

  2

  2 2 - 100 - -

  2. Strategi Belajar Mengajar (192) V.

E. Pengembangan Diri

  1. Olaraga

  2. BK

  JUMLAH

  48

  48

  48

  48

  48 46 4614

D. Muatan Lokal

  Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi peserta didik yang disesuaikan dengan ciri khas dan sumber daya di Kota Timika. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum SMK Katholik Tunas Bangsa. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing sekolah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal untuk Program Keahlian Perawatan Sosial Pendidik SMK Katholik Tunas Bangsa Timika adalah penguasaan kompetensi Strategi Belajar Mengajar dan Keterampilan ( Tata Busana )

E. Pengembangan Diri

  Pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.

  1. Kegiatan terprogram terdiri atas tiga komponen:

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  18

  1.1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:

  senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

  19

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

  berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

  c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti:

  pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

  b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti:

  a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera,

  a. Kehidupan pribadi

  2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.

  c. Olahraga, keagamaan

  a. Kepramukaan b. Latihan kepemimpinan, ilmiah remaja.

  1.2. Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan:

  d. Wawasan dan perencanaan karir

  c. Kemampuan belajar

  b. Kemampuan sosial

F. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

  Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan bagian dari semua mata pelajaran yang diajarkan di Program Keahlian Perawatan Sosial Pendidik. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

A. Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP)

  Silabus/rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

  Rencana Program Pembelajaran merupakan desain pembelajaran yang disusun berdasarkan kompetensi dasar yang dijabarkan kedalam uraian materi, pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran, kompetensi yang dicapai, tempat pembelajaran dan metode penilaiannya yang disusun oleh masing-masing guru normatif, adaptif dan produksif sebagaimana terlampir.

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  20

BAB III STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Strategi Pembelajaran dengan SKS

  1. Pendekatan Pembelajaran Walaupun SMK Katholik Tunas Bangsa Timika belum melaksanakan sistem SKS dalam penyelenggaraan pemelajarannya agar berjalan efektif maka diterapkan pola pendekatan pembelajaran sbb.: a. Pembelajaran Tuntas ( mastery learning);

  Pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan penguasaan materi (topik/kompetensi) yang dipersyaratkan untuk tingkat kemampuan tertentu. Peserta didik boleh pindah pada materi lain bila materi yang dipelajari sudah dikuasai secara tuntas, jika peserta didik belum mencapai kriteria minimal kompeten, harus mengulangi sampai berhasil.

  Agar ketuntasan belajar mencapai 100 %, maka dilakukan program

  remedial dan perbaikan secara terjadual dengan menyedia kan jam ke ; 9-

  10 sebagai jam perbaikan dan pengayaan atau diwaktu/bulan yang lain atas dasar kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik.

  b. Pemelajaran Berbasis Produksi; Pemelajaran berbasis produksi (Production Base Training) merupakan interaksi antara guru dan peserta didik dari KBM yang mengacu pada proses produksi untuk mencapai kompetensi/sub kompetensi tertentu. Pendekatan pembelajaran ini akan memiliki muatan ganda, yaitu ketrampilan dan menghasilkan komoditi/jasa mupun produk. Ini yang diarahkan untuk mengisi kebutuhan pasar dan penjual. Pendekatan ini menggabungkan tiga aspek secara sistimatik dan sistimatis yaitu; Aspek

  pembelajaran dalam proses pemelajaran di sekolah, Aspek ekonomi yang

  mencakup pengenalan dunia bisnis berupa harga “delivery time”, efisiensi

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  21 bahan, kepuasan pelanggan, dsb. Aspek industri dalam bentuk penguasaan ketrampilan, sikap dan sikap kerja industri yang terstandar.

  a. Pembelajaran berbasis Kompetensi; Interaksi antara guru dan peserta didik dalam KBM yang mengacu pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secara utuh dan menyeluruh. Untuk itu ditempuh program pemelajaran sebagai berikut :

  Waktu No. Tahun Program Tempat Belajar

  Belajar Ke

  I Semua 6 hari 6 hari disekolah, program

  II Semua 6 hari 6 hari disekolah, program

  III Semua 6 hari 6 hari disekolah, program

  Catatan : Pembelajaran di industri dilaksanakan pada semester 5, selama 3

  sampai 4 bulan atau sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian b. Pembelajaran berwawasan lingkungan;

  Proses KBM yang memasukkan dasar-dasar pendidikan lingkungan hidup secara terintegrasi dalam setiap materi pembelajaran.

  c. Pembelajaran berbasis normative dan adaptif; Pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan watak, sikap, kepribadian, ekonomi. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan tamatan yang memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial dan kematangan, serta memiliki potensi dalam mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK/Global.

  2. Tempat Pembelajaran

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  22 Susunan Kurikulum SMK Katholik Tunas Bangsa terdiri dari program normatif, adaptif, produktif , program pengembangan diri dan muatan lokal dengan pengembangan. Kompetensi lulusannya sesuai dengan standar kompetensi lulusan masing-masing program keahlian yang mengacu pada standar kompetensi nasional (SKN) dan level-level kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum SMK Katholik Tunas Bangsa Timika Masa pendidikan di SMK Katholik Tunas Bangsa dilaksanakan secara reguler yaitu 3 tahun Beban belajar siswa selama 3 tahun sebesar 4686 jam pelajaran, atau beban belajar rata-rata perminggu sebesar 48 jam pelajaran. Durasi pembelajaran 45 menit per jam pelajaran dan praktik kerja industri dilaksanakan selama 3 sampai 4 bulan diluar beban belajar dari jam normatif, adaptif maupun produktif. Pola penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu melalui pola pendidikan sistem ganda dengan pengaturan sebagai berikut ;

  1. Pembelajaran di sekolah Melakukan pembelajaran prograan normatif, adaptif dan produktif, untuk pembelajaran produktif ditekankan pada penguasaan dasar-dasar keahlian serta penguasaan alat dan teknik bekerja yang tepat, bila memungkinkan dapat melibatkan unsur industri dalam proses pembelajarannya.

  2. Pembelajaran di Industri / dunia kerja Kegiatan pelatihan di industri / dunia usaha dilaksanakan sesuai program bersama yang telah disepakati dan dilengkapi dengan jurnal kegiatan, daftar kemajuan pelatihan, perangkat monitoring. Untuk pelaksanaannya dilakukan langkah-langkah berikut ; a. Pengkondisian Prakerin;

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  23 Sebelum peserta didik melaksanakan praktik industri, peserta didik melaksanakan praktik disekolah dan atau sekolah mendatangkan guru tamu dari industri atau dunia usaha.

  b. Pemprograman Bersama; Program Prakerin dibuat bersama antara sekolah (PKS Bidang PSG/Humas) dengan DU/DI agar apa yang akan dikerjakan peserta didik selama praktek industri bisa diketahui bersama.

  c. Guru Tamu; Sekolah secara priodik mendatangkan guru tamu/ Staf Personalia yang akan memberi informasi tentang dunia industri untuk menambah wawasan peserta didik.

B. Kalender Pendidikan 1. Hari Belajar Efektif.

  a. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap Program Keahlian. Program Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.

  b. Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan program keahlian.

  c. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.

  d. Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per minggu.

  e. Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau empat jam pembelajaran praktik di DU/DI setara dengan satu jam tatap muka.

  f. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) dialokasikan diluar dari durasi waktu mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif.

2. Alokasi Waktu.

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  24 Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya diuraikan sebagai berikut ; No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

  1. Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan belajar minggu dan pembelajaran efektif pada setiap maksimum 38 satuan pendidikan minggu

  2. Jeda tengah semester Maksimum 2 Satu minggu setiap semester minggu

  3. Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II minggu

  4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

  5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Hari libur keagamaan diatur sesuai dengan kalender pendidikan dan hari raya keagamaan

  6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan umum/nasional minggu Pemerintah dan kalender pendidikan

  7. Hari libur khusus Maksimum 1 Hari libur khusus disesuaikan minggu peraturan pemerintah

  8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang Sekolah minggu secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

  Rincian Alokasi waktu tersebut diatas diuraikan kedalam masing-masing semester berdasarkan kalender pendidikan setiap tahun pelajaran berjalan sebagai berikut ;

a. Alokasi Waktu Program Semester 01

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  25 I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ; No. Nama Bulan Jumlah Minggu

  1 Juli

  III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester ∑ – ∑ minggu tidak efektif ..... = ...... minggu/jam tatap muka

  26

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ; No. Nama Bulan Jumlah Minggu

  6 Juni Jumlah

  5 Mei

  4 April

  3 Maret

  2 Februari

  1 Januari

  I. Jumlah (∑) Minggu/Semester ; No. Nama Bulan Jumlah Minggu

  6 Desember Jumlah

  2 Agustus

  5 November

  4 Oktober

  3 September

  2 Agustus

  1 Juli

  II. Jumlah (∑) Minggu tidak Efektif ; No. Nama Bulan Jumlah Minggu

  6 Desember Jumlah

  5 November

  4 Oktober

  3 September

b. Alokasi Waktu Program Semester 02

  1 Januari

  2 Februari

  3 Maret

  4 April

  5 Mei

  6 Juni Jumlah

  III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester ∑. – ∑ minggu tidak efektif ...... = ..... minggu/jam tatap muka

1. Kalender Akademik Sekolah

  Kalender akademik SMK Katholik Tunas Bangsa Timika terbagi kedalam dua (2) semester yaitu semester gasal dan semester genap.

  a. Kalender akademik semester gasal diatur setiap awal semester sebagai berikut ; No BULAN KEGIATAN

  1. Juli-Juni

  2. Juli

  3. Juli

  4. Juli

  5. Agustus

  6. Agustus

  7. Agustus

  8. Agustus 9. September.

  10. September.

  11. Oktober

  12. Oktober

  13. Oktober

  14. Oktober

  15. Oktober 16. Okt.-Nov.

  17. November

  18. Desember

  19. Desember

  20. Desember

  21. Januari

  b. Kalender akademik semester genap diatur setiap awal semester sebagai berikut ;

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  27 No BULAN KEGIATAN

  1. Jan – Juli

  2. Jan – Maret

  3. Maret

  4. Maret

  5. April

  6. April

  7. Mei

  8. Mei

  9. Juni

  10. Juni

  11. Juni

  12. Juli

  13. Juli

  14. Juli

  15. Juli

  16. Juli

  Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  28

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN 2010- 2011

  BULAN

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31                      JULI 2010       AGUSTUS 2010 SEPT 2010       x OKTOBER 2010                  ®     NOVEMBER 2010 x      

  DESEMBER 2010 JANUARI 2011  ®            FEBRUARI 2011     x x x           MARET 2011

  ®            APRIL 2011 x MEI 2011      

  JUNI 2011     ® x                JULI 2011

  Tahun Pelajaran 2011 – 2012

  Keterangan:

   = Hari Pertama Sekolah / MOS  = Libur Umum  = Hari Ahad / Minggu  = Perkiraan Ujian Nasional  = Libur Semester ® = Laporan hasil Belajar  =  = Uji Kompetensi / Project Work Kelas III

  = Hari Efektif Belajar  = Perkiraan Ujian Sekolah Kurikulum Program Keahlian PEKERJAAN SOSIAL

  23 Tunas bangsa file

BAB IV PENILAIAN A. Kreteria Penilaian Bentuk dan Pelaksanaan Ujian :

  1. Ujian Akhir Semester; Ujian Akhir Semester dilakukan pada tiap akhir semester Gasal/Genap sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar Syarat akademik untuk mengikuti Ujian Akhir Semester;

  a. Kehadiran > 85 %

  b. Memenuhi persyaratan administrasi keuangan, yaitu telah menyelesaikan seluruh kewajiban keuangan pada semester yang bersangkutan maupun semester-semester sebelumnya c. Mendaftarkan ke Program Keahlian Masing-Masing.

  d. Membawa kartu ujian saat mengikuti ujian,

  2. Ujian Sekolah; Ujian yang wajib dilakukan oleh peserta didik yang belajar pada tahun terakhir.

  Syarat akademik untuk mengikuti Ujian Sekolah;

  a. Memiliki ijazah dari satuan pendidikan SMP/MTs,

  b. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran mata pembelajaran yang diujikan,

  3. Ujian Nasional; Ujian yang wajib dilakukan oleh peserta didik yang belajar pada tahun terakhir. Syarat akademik untuk mengikuti Ujian Nasional;

  a. Telah menyelesaikan proses pembelajaran mata pembelajaran yang diujikan secara nasional dan mata pembelajaran produktif, b. Telah melaksanakan Prakerin/PSG dan mendapatkan nilai batas lulus.

  4. Penilaian sikap; Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes tulis maupun lisan, dan untuk pengukuran penguasaan keterampilan (psychomotoric) dapat digunakan teknik tes penugasan, demontrasi, simulasi, atau kerja proyek. Untuk penilaian sikap (affective) dapat dilakukan bersamaan atau menyatu dengan kegiatan pelaksanaan tugas praktik, yaitu dengan menggunakan format/ lembar penilaian yang menyatu dengan penilaian pelaksanaan tugas maupun dengan format penilaian sikap yang dibuat tersendiri.