DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN
1.1 LATAR BELAKAN G
Dari hasil pembahasan Laporan Akhir Sementara yang telah dilaksanakan beberapa w aktu yang lalu, maka diperoleh masukan-masukan penting dari Tim Teknis maupun dari pihak yang terkait terutama yang sangat terkait dengan Rumusan dan hasil Analisis serta Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Penyempurnaan tersebut akan dilakukan pada saat penyusunan Laporan Akhir berikut ini.
Sebagaimana rencana kerja dan diagram pelaksanaan kegiatan yang telah diusulkan pada aw al kegiatan, maka pada Laporan Akhir ini akan dihasilkan beberapa hal analisa dan pembahasan yang akan menjadi landasan dari keluaran dari kegiatan ini. Beberapa hal penting yang disampaikan dalam Laporan Akhir yang mendukung hasil keluaran dari kegiatan ini diantaranya, adalah : Rumusan dan Hasil Analisa Dampak Lalu Lintas Pada Pusat Kegiatan Perkotaan yaitu Kota
Semarang di kaw asan Kali Banteng dan Kota Surakarta di kaw asan Pasar Gede. Rekomendasi penanganan dampak lalu lintas sebagai hasil kajian dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada kedua lokasi pusat kegiatan di atas. Naskah Akademis sebagai landasan guna menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Naskah Akademis tersebut berdasarkan pemikiran ideal dan berlandaskan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 yang baru yaitu tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Konsep dari Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas, terutama untuk jalan nasional. Draft dari Pedoman Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas sebagai pelengkap dari Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Dalam diagram rencana kerja dan sesuai dengan kerangka acuan kerja, maka Laporan Akhir tersebut telah menuju keluaran sebagaimana yang ditugaskan dalam kegiatan ini.
TAHAPPERUMUSAN & PERSIAPAN
TAHAP
TAHAP INVENTARISASI
TAHAP ANALISIS/
KOORDIN ASI IN STAN SI
Aspek Kualitatif &
KOORDINASI & DISKUSI
SETEM PAT
Kualitatif Sistem
DENGAN INTANSI
TERKAIT
SURVEY & OBSERVASI
REVIEW
1. Penyusunan
¾ Konsep Andalalin dan Rencana Kerja
LAPAN GAN
1. Peraturan Perundangan 2. Naskah Akademis Penyusunan Jadw al
¾ Tahapan dan Prosedur Kegiatan
¾ Inventarisasi Pusat
Tentang Lalin & Jalan
3. Penentuan Sasaran Kegiatan
2. Fungsi Jalan N asional
Andalalin.
¾ Jaringan Jalan Kaw asan
3. RTRW & Tata Guna ¾ Program Aksi M anajemen
& Rekayasa Lalu lintas Survey
4. Penetapan M etode ¾ Antrian & Tundaan
Lahan
¾ Uji Draft PP Pendataan
¾ Kecepatan Pada Jalan
4. Partisipasi Sw asta Yang Dapat Diaplikasikan
5. Penyusunan Format N asional
Daftar W aw ancara ¾ Waw ancara Pengguna
6. Jalan N asional
AN ALISIS KON SEP
KELUARAN
PENYUSUNAN HASIL & PERSIAPAN
PEN GUM PULAN DATA
¾ Kapan Diperlukan
¾ Kew ajiban Andalalin
LAPORAN
¾ Kedudukan &
& IN FORM ASI
Kelembagaan
LATAR BELAKAN G & ¾ Penyusun & Keahlian ¾ Kriteria M inimal
STUDI AWAL PRODUK KELUARAN
IN VEN TARISASI DATA
¾ Tahapan dan Prosedur ¾ Rekomendasi &
1. Kajian Aw al
Draft PP Andalalin Literatur
¾ Literatur
Pengaw asan
¾ Andalalin Dalam Negeri
¾ Lain-lain berpengaruh
Naskah Akademis
2. Studi Hasil Kajian ¾ Andalalin Luar Negeri
Andalalin
Rekomendasi strategi 3. Studi Aw al
yang ada
¾ Peraturan Perundangan
penanganan masalah Pembangunan Pusat
¾ Keterkaitan dengan
Bidang-urusan lainnya
pengaturan pergerakan
PEN DEKATAN
kendaraan kaw asan
Kegiatan
Program aksi manajemen
1. Pendekatan Top-dow n
– rekayasa lalin aplikatif
2. Pendekatan Bottom-up
untuk kelancaran arus lalin jalan nasional kaw asan pusat kegiatan perkotaan
KONSEP LAPORAN
KONSEP LAPORAN
Sebagaimana diketahui bersama bahw a keberadaan jalan menjadi kunci dari perkembangan suatu w ilayah atau kota. Keberadaan jalan akhirnya diklasifikasikan berdasarkan hirarki sebagaimana tingkatan fungsi dan pelayanan sifat jalan tersebut. Kota-kota akan selalu mempunyai jalan yang menghubungkan antara kota satu dengan kota lain yang terdekat secara administrasi. Jalan nasional umumnya merupakan jalan utama yang menghubungkan antara kota satu dengan kota lainnya serta menghubungkan antar w ilayah propinsi dengan propinsi lain.
Fungsi jalan utama antara lain bertujuan untuk memperlancar pergerakan arus manusia dan barang sehingga dapat mendukung aktivitas ekonomi secara nasional. Dengan demikian, maka keberadaan jalan nasional seharusnya hambatan-hambatan yang terjadi sangat minimal. Hal tersebut mengartikan bahw a pada jalan nasional persimpangan-persimpangan yang terjadi seharusnya diminimalkan, mengingat bukaan atau persimpangan jalan nasional dengan jalan lain akan dapat menimbulkan hambatan arus lalu lintas pada jalan nasional. Oleh karenanya pada jalan nasional haruslah dilakukan penataan dan pengaw asan serta pengendalian terhadap perkembangan suatu w ilayah dalam suatu kota dalam rangka mengantisipasi perkembangan kegiatan dan aktivitas masyarakat.
Seiring dengan berjalannya w aktu, perkembangan kota dan tata guna lahan selalu berkembang dan berubah mengikuti kebutuhan dan kebijakan pembuat keputusan, baik di lingkungan pemerintahan daerah maupun Pemerintah Pusat. Salah satu perkembangan dari tataguna lahan di perkotaan adalah adanya perubahan peruntukan kaw asan yang berubah menjadi pusat-pusat kegiatan. Baik pusat kegiatan yang bersifat jasa komersial maupun pusat kegiatan yang bersifat pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan suatu pusat kegiatan primer dalam w ilayah perkotaan akan dapat merubah struktur ruang kota pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan dilaksanakan.
Perubahan struktur ruang kota akan berpengaruh kepada pola pergerakan yang pada akhirnya akan membebani jaringan jalan yang ada di suatu w ilayah. Pembangunan pusat kegiatan dan pengembangan kaw asan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional dan akan didominasi oleh kegiatan dan jasa tertentu yang sudah pasti akan menimbulkan tarifan pergerakan baru yang cukup besar yang akan membebani jaringan jalan nasional di w ilayah perkotaan, tarifan pergerakan baru ini tidak saja berasal dari w ilayah kota saja, tetapi juga dari luar w ilayah kota.
1.2 M AKSUD DAN TUJUAN
M aksud Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja bahw a kegiatan perencanaan teknik
dampak lalu lintas pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayah perkotaan ini dimaksudkan untuk menciptakan kelancaran lalu lintas jalan nasional di kaw asan perkotaan, dimana terdapat/ dibangun pusat-pusat kegiatan yang dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas, melalui kegiatan rekayasa dan manajemen lalu lintas.
Tujuan Sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah ;
1. M engevaluasi pembangunan pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi dan menimbulkan bangkitan perjalanan yang membebani jalan disekitarnya pada kaw asan jalan nasional perkotaan.
2. M emberikan rumusan kerangka pikir dan konsep dasar analisis dampak lalu lintas pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional.
3. M elakukan analisis tingkat pelayanan (level of service), kepadatan lalu lintas, dan klasifikasi jenis kendaraan yang melintas pada ruas jalan nasional pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan.
4. M encari solusi terbaik dalam penanggulangan masalah transportasi perkotaan, terutama untuk mengatasi permasalahan dibidang lalu lintas dengan dibangunnya berbagai pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
5. M eningkatkan kelancaran aktivitas dan ekonomi masyarakat perkotaan.
6. M enyusun rekomendasi peningkatan kualitas pelayanan jalan nasional dan peningkatan kelancaran lalu lintas internal maupun eksternal (lalu lintas menerus), baik berupa penataan akses jalan, area parkir, penerapan manajemen dan rekayasa lalu lintas, penataan angkutan umum sebagai dampak pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional.
7. M emberikan masukan dan pembinaan teknis penanganan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada jalan sekitar pusat kegiatan terpilih pada kaw asan jalan nasional perkotaan.
1.3 SASARAN
Di dalam Kerangka Acuan Kerja belum dinyatakan sasarannya, namun setelah mempelajari dan memahami substansi yang telah dinyatakan dalam latar belakang sampai dengan maksud kegiatan ini, maka Konsultan berpendapat bahw a sasaran dari kegiatan Perencanaan
Teknis Dampak Lalu lintas Pembangunan Pusat Kegiatan pada ruas Jalan N asional di Wilayah Perkotaan adalah :
Sasaran lokasi adalah jalan nasional di perkotaan yang terdapat pembangunan pusat kegiatan dan menjadi orientasi aktifitas masyarakat di w ilayah tersebut, yaitu Kota Semarang dan Surakarta.
Sasaran analisis dampak lalu lintas adalah mempertahankan kualitas pelayanan jalan nasional sejalan dengan pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayah perkotaan.
Sasaran sistem manajemen rekayasa lalu lintas adalah untuk memberikan acuan kepada pemerintah daerah untuk memperhatikan keberadaan dan kualitas jalan nasional dengan mengendalikan dan melibatkan pengusaha yang membangun pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayahnya.
1.4 LIN GKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Perencanaan Teknis Dampak Lalu Lintas Pembangunan Pusat Kegiatan Pada Ruas Jalan N asional di Wilayah Perkotaan, adalah :
1. M onitoring dan inventarisasi pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayah perkotaan pada jalan nasional di pantai Utara Jaw a.
2. Inventarisasi jaringan jalan disekitar pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas.
3. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan kaw asan pembangunan pusat kegiatan. M elakukan survei bangkitan lalu lintas pada pembangunan pusat kegiatan.
4. M elakukan survei volume lalu lintas pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
5. M elakukan survei kecepatan kendaraan pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
6. M elakukan Survei Road Side Interview sebelum masuk jalan nasional yang dilakukan ditempat pemberhentian (terbatas).
7. M elakukan survei antrian, tundaan di persimpangan.
8. M elakukan analisis dan evaluasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan pusat-pusat kegiatan.
9. Penyusunan konsep peningkatan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan sekitar pembangunan pusat kegiatan dilengkapi dengan gambar teknis.
Secara garis besar lingkup kegiatan ini dapat dikelompokkan dalam kegiatan :
a. Identifikasi dan Inventarisasi Data Pada tahap ini dilakukan, antara lain :
1. M onitoring dan inventarisasi pusat-pusat kegiatan yang beraktivitas tinggi pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayah perkotaan pada jalan nasional di pantai utara Jaw a.
2. Inventarisasi jaringan jalan disekitar pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional yang menimbulkan bangkitan perjalanan yang sangat tinggi dan membebani jalan disekitarnya, terindikasi menimbulkan kemacetan lalu lintas.
3. Inventarisasi prasarana dan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada jalan kaw asan pembangunan pusat kegiatan. M elakukan survei bangkitan lalu lintas pada pembangunan pusat kegiatan.
4. M elakukan survei volume lalu lintas pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
5. M elakukan survei kecepatan kendaraan pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
6. M elakukan Survei Road Side Interview sebelum masuk jalan nasional yang dilakukan ditempat pemberhentian (terbatas).
7. M elakukan survei antrian, tundaan di persimpangan.
b. Kajian dan Analisis Dalam kegiatan ini antara lain dilakukan dengan mengkaji sistem transportasi eksisting yang
ada di jalan nasional dan pusat-pusat kegiatan yang terdapat di jalan nasional. Pusat-pusat kegiatan tersebut dapat berupa pusat kegiatan ekonomi, perdagangan, jasa perkantoran maupun pusat kegiatan pemerintahan daerah. Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari pengumpulan data yang telah terinventarisir pada tahap identifikasi dan inventarisasi sebelumnya. Kajian-kajian dilakukan terhadap faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi dalam perencanaan teknis dampak lalu lintas pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di w ilayah perkotaan.
c. Perumusan dan Penyusunan Perumusan dan penyusunan ini meliputi penyusunan konsep peningkatan manajemen dan
rekayasa lalu lintas pada ruas jalan nasional di sekitar pembangunan pusat kegiatan.
Skema hubungan antara maksud, tujuan dan sasaran, sebagai berikut :
Rencana Teknis Analisis Dampak Lalu Lintas di Pusat Kegiatan Pada Ruas
Jalan Nasional di Wilayah Perkotaan.
KOM PON EN Menciptakan kelancaran lalu
M AKSUD
TUJUAN
Jaringan Lalu lintas lintas di kawasan perkotaan
Mengevaluasi, menganalisis,
merumuskan rekomendasi
Kendaraan
dimana terdapat pusat kegiatan
untuk kelancaran lalu lintas
yang menimbulkan kemacetan
pada jalan nasional.
Ruas Jalan
dengan rekayasa & manajemen Persimpangan Jalan lalu lintas
Operasional
SASARAN : "
Sasaran lokasi adalah jalan nasional di perkotaan yang terdapat pembangunan pusat kegiatan dan menjadi orientasi aktifitas masyarakat di wilayah tersebut, di Kota Semarang dan Surakarta.
Sasaran analisis dampak lalu lintas adalah mempertahankan kualitas jalan nasional sejalan dengan pembangunan pusat kegiatan pada ruas jalan nasional di wilayah perkotaan.
Sasaran sistem manajemen untuk menempatkan fungsi jalan nasional sebagaimana mestinya .
KELUARAN - HASIL YAN G DIHARAPKAN
¾ Draft PP Analisis Dampak Lalu lintas di Jalan Nasional ¾ Naskah Akademis Draft Peraturan Pemerintah tentang Analsis Dampak Lalu Lintas di Jalan Nasional. ¾ Rekomendasi teknis peningkatan, penataan manajemen dan rekayasa lalu lintas selama dan pasca pembangunan pusat
kegiatan pada ruas jalan nasional di perkotaan. ¾ Rekomendasi strategi penanganan masalah yang ditimbulkan oleh pergerakan lalu lintas kendaraan di jalan nasional, termasuk pengaturan lalu lintas kendaraan, penataan parkir kendaraan pada kawasan pembangunan pusat kegiatan ¾ Program aksi manajemen & rekayasa lalu lintas yang dapat diaplikasikan di kws pusat kegiatan pada ruas jalan nasional
G AM BAR : S KEM A H UBUN GAN M AKSUD , T UJUAN D AN S ASARAN K EGIATAN
Lingkup kegiatan tugas Konsultan dalam KAK dapat dilihat pada gambar di baw ah ini :
P ENUGASAN S ESUAI K ERANGKA A CUAN K ERJA I DNETIFIKASI & I NVENTARISASI
M onitoring pusat kegiatan di perkotaan Inventarisasi prasarana dan fasilitas di sekitar pusat
kegiatan Jaringan jalan di sekitar pusat kegiatan perkotaan
S URVEY & O BSERVASI
Survei volume lalu lintas jalan kaw asan pusat
kegiatan perkotaan. Survei antrian, tundaan pada jalan nasional sekitar
pusat kegiatan perkotaan. Survei kecepatan laju kendaraan pada ruas jalan nasional di kaw asan pusat kegiatan perkotaan.
Survey w aw ancara pengguna jalan di sekitar
kaw asan pusat kegiatan perkotaan (survey road side interview )
K AJIAN & A NALISIS
Pengolahan data-data yang telah diperoleh dari hasil inventarisasi dan survey di pusat kegiatan
H ASIL – K ELUARAN
Draft PP Andalalin di jalan nasional. N askah Akademis Draft Peraturan Pemerintah
tentang Analsis Dampak Lalu Lintas di Jalan N asional..
S ATUAN K ERJA Rekomendasi teknis penataan, manajemen dan
P ENGEMBANGAN S ISTEM T rekayasa lalu lintas serta upaya meminimalkan titik RANSPORTASI konflik akses jalan nasional dengan gambar teknis
R AMAH L INGKUNGAN Rekomendasi strategi penanganan masalah yang
ditimbulkan pergerakan kendaraan. Program aksi manajemen dan rekayasa yang dapat di
aplikasikan di pusat kegiatan.
1.5 KELUARAN
Sebagaimana dinyatakan dalam Kerangka Acuan Kerja bahw a keluaran dari kegiatan ini, adalah :
a. Indikator Keluaran (Kualitatif) Indikator keluaran adalah tersusunnya manual/ pedoman teknis tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan N asional dan aksi peningkatan manajemen rekayasa lalu lintas pada ruas jalan nasional pada pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
b. Keluaran (kuantitatif)
1. Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
2. N askah Akademis Peraturan Pemerintah tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Jalan N asional.
3. Analisis dan evaluasi dampak lalu lintas eksisting, selama dan pasca pembangunan pada pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
4. Rekomendasi kebijakan penataan lalu lintas dan angkutan pada kaw asan pembangunan pusat kegiatan di ruas jalan nasional.
5. Rekomendasi strategi penanganan masalah yang ditimbulkan oleh pergerakan lalu lintas kendaraan di jalan nasional termasuk pengaturan lalu lintas kendaraan, penataan parkir kendaraan pada pembangunan pusat kegiatan.
6. Rekomendasi teknis peningkatan, penataan manajemen dan rekayasa lalu lintas selama dan pasca pembangunan pusat kegiatan, termasuk upaya meminimalkan titik konflik antara jalan akses dengan jalan nasional.
7. Program aksi manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dapat diaplikasikan untuk peningkatan kelancaran lalu lintas pada ruas jalan nasional di kaw asan pembangunan pusat kegiatan.
Berdasarkan kerangka acuan kerja dan diagram rencana kerja yang telah disusun, maka pada Laporan Akhir ini disusun materi yang merupakan proses untuk menuju hasil keluaran sebagaimana yang telah ditentukan. Dalam Laporan Akhir ini akan disajikan dalam pembahasan bab per bab yang dinyatakan sebagaimana konsep penulisan pada Laporan Akhir ini. Secara ringkas materi penulisan dalam Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang menyampaikan paparan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan dan diselenggarakan sehingga tersusunnya laporan tersebut dengan berpedoman kepada Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Bab II : Berisi pembahasan tentang rumusan dan analisa dampak lalu lintas di pusat kegiatan pada dua kota lokasi kegiatan yaitu Kota Semarang dan Kota Surakarta. Disamping itu juga akan disampaikan rekomendasi penanganan yang dihasilkan dalam rangka meminimalkan dampak negatif dari keberadaan pusat kegiatan yang telah ada.
Bab III : Berisi tentang pembahasan dari naskah akademis yang merupakan landasan untuk penyusunan draft rancangan peraturan pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas.
Bab IV : Berisi tentang Draft Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana hasil dari kajian pembahasan naskah akademis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
Bab V : Berisi tentang Pedoman Teknis dari Analisis Dampak Lalu Lintas. Pedoman teknis analisis dampak lalu lintas ini
BAB 4
D RAFT N ASKAH R ANCANGAN P ERATURAN P EMERINTAH A NALISIS D AMPAK L ALU L INTAS
4.1 RAN CAN GAN PERATURAN PEM ERIN TAH TEN TAN G AN ALISIS DAM PAK LALU LIN TAS
Setelah melaksanakan kajian terhadap peraturan sebagaimana yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya serta melakukan kajian pembahasan terhadap naskah akademis dan utamanya dengan mengacu kepada induk Undang-Undang N o. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, maka dapat dilakukan langkah untuk menyusun Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas. Dalam analisis dampak lalu lintas tersebut akan diatur bagian-bagian pokok utama yang penting saja, sedangkan untuk hal-hal yang lebih detail serta pengaturan lainnya masih diperlukan lagi tambahan peraturan lagi berupa peraturan menteri atau surat keputusan.
Untuk lebih menyempurnakan lagi Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas tersebut, diperlukan suatu seminar atau diskusi maupun FGD khusus membahas ini. Sebagai hasil dari kajian dan pembahasan naskah akademis untuk menyusun Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut, maka substansi, isi dari Draft Rancangan Peraturan Pemerintah tentang analisis dampak lalu lintas tersebut dapat disampaikan sebagaimana bagian dan pasal-pasal di baw ah ini :
Ketentuan Umum
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia,
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi dan/ atau Pemerintah Kabupaten/ Kota,
3. Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) adalah suatu hasil kajian yang menilai tentang efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pembangunan pusat kegiatan dan/ atau pengembangan kaw asan baru pada suatu ruas jalan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya,
4. Studi Andalalin adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan di bagian dalam kaw asan sampai dengan jalan di sekitar kaw asan pusat kegiatan dan atau pengembangan kaw asan baru yang terpengaruh dan merupakan akses jalan dari dan menuju kaw asan tersebut,
5. Dampak Lalu Lintas adalah dampak yang mengakibatkan perubahan tingkat pelayanan jalan menjadi lebih rendah disebabkan bangkitan dan/ atau tarikan perjalanan suatu kegiatan pembangunan dan/ atau pengoperasian kaw asan pada unsur-unsur jaringan transportasi jalan,
6. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk/ keluar rata-rata per hari atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh adanya pembangunan pusat kegiatan baru dan/ atau pengembangan kaw asan baru.
7. Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang melew ati segmen ruas tertentu atau lajur tertentu selama periode w aktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang umum,
8. Dokumen M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah dokumen yang menguraikan bentuk-bentuk pemecahan permasalahan lalu lintas yang diakibatkan keberadaan pembangunan pusat kegiatan dan/ atau pengembangan kaw asan baru,
9. Tingkat Pelayanan Jalan adalah kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan dan keselamatan,
10. AM DAL adalah analisis mengenai dampak lingkungan,
11. Kaw asan adalah ruang kegiatan sebagai kaw asan budi daya sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang N omor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
12. Ijin M endirikan Bangunan (IM B) adalah suatu surat persetujuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah terhadap suatu bangunan sebelum pelaksanaan pembangunan.
13. M enteri adalah M enteri Perhubungan Republik Indonesia.
14. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi di w ilayah Republik Indonesia
15. Bupati/ Walikota adalah Kepala Daerah Kabupaten/ Kota di w ilayah Republik Indonesia.
M aksud dan Tujuan
Pasal 2
1). M aksud dari dilakukan Studi Analisis Dampak Lalu Lintas (AN DALALIN ) adalah untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu kaw asan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya.
2). Tujuan dilakukannya AN DALALIN adalah untuk :
a. M emprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kaw asan; a. M emprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kaw asan;
c. M enyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif peningkatan/ perbaikan;
d. M engidentifikasi masalah-masalah yang dapat mempengaruhi putusan pengembang dalam meneruskan proyek yang diusulkan;
e. Sebagai alat pengaw asan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas;
f. M enjadi alat pengendali bagi Pemerintah untuk mengevaluasi dampak lalu lintas dari suatu pembangunan.
Kedudukan Andalalin
Pasal 3
Analisis dampak lalu lintas dilakukan : 1). Terhadap perubahan peruntukkan lahan dari rencana tata ruang yang sudah ada. 2). Pada saat akan dilaksanakan pembangunan pusat kegiatan baru dan/ atau pengembangan
kaw asan. 3). Pada saat dilaksanakan pembangunan dalam rangka peningkatan sistem transportasi di suatu w ilayah akibat adanya perkembangan kaw asan. 4). Pada saat kajian terhadap bangkitan dan distribusi lalu lintas di suatu w ilayah.
Pasal 4
1). Setiap pemohon Ijin M endirikan Bangunan (IM B) untuk bangunan dengan kriteria yang ditetapkan, terlebih dahulu w ajib melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas. 2). Ijin M endirikan Bangunan (IM B) dapat disetujui setelah persetujuan Analisis Dampak
Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas disetujui oleh instansi yang berw enang.
Kelembagaan Andalalin
Pasal 5
1). Yang berw enang untuk menilai dan memberikan persetujuan Analisis Dampak Lalu Lintas adalah sesuai dengan lokasi suatu pusat kegiatan atau kaw asan pada satu ruas jalan. 2). Yang berw enang sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas adalah : 1). Yang berw enang untuk menilai dan memberikan persetujuan Analisis Dampak Lalu Lintas adalah sesuai dengan lokasi suatu pusat kegiatan atau kaw asan pada satu ruas jalan. 2). Yang berw enang sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas adalah :
b. Gubernur, untuk pusat kegiatan dan/ atau kaw asan yang lokasinya berada pada ruas Jalan Provinsi;
c. Bupati/ Walikota, untuk pusat kegiatan dan/ atau kaw asan yang lokasinya berada pada ruas Jalan Kabupaten/ Kota dan/ atau jalan dengan klasifikasi di baw ahnya.
3). M enteri dapat melimpahkan kew enangannya kepada Gubernur selaku w akil Pemerintah di Daerah. 4). Gubernur dapat melimpahkan sebagian kew enangannya kepada Bupati/ Walikota selaku Kepala Daerah setempat. 5). Pelimpahan kew enangan sebagaimana dimaksud ayat (3) dan ayat (4) di atas ditetapkan dalam Keputusan M enteri.
Pasal 6
M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota memberikan persetujuan terhadap hasil studi Analisis Dampak Lalu Lintas setelah mendapat hasil penilaian dari Tim Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas.
Pasal 7
1). Tim Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana dimaksud pada Pasal 6, sekurang- kurangnya terdiri dari instansi yang menangani urusan :
a. Bidang Perhubungan atau Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
b. Bidang Pekerjaan Umum atau Prasarana dan Sarana. (PU)
c. Bidang Pengaw asan Pelaksanaan dari Kepolisian Republik Indonesia. (POLRI) 2). Instansi yang menangani urusan bidang Perhubungan atau Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Koordinator dari Forum Analisis Dampak Lalu Lintas. 3). M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota dapat melibatkan instansi lain diluar instansi sebagaimana ayat (1) sebagai anggota Tim Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas dengan pertimbangan tertentu.
Kew ajiban Andalalin
Pasal 8
1). Setiap rencana perubahan tata ruang w ilayah dan peruntukkan atau tata guna tanah di w ilayah perkotaan, sebelum penetapan rencana tata ruang w ilayah tersebut, terlebih dahulu w ajib dilakukan Analisa Dampak Lalu Lintas.
2). Studi Andalalin dalam rangka penetapan perubahan rencana tata ruang maupun peruntukkan, tata guna tanah, menjadi tanggung jaw ab Pemerintah Daerah yang menetapkan perubahan rencana tata ruang w ilayah.
3). Studi Andalalin dalam rangka pembangunan pusat kegiatan maupun pengembangan kaw asan dan/ atau pengoperasian kaw asan, menjadi tanggung jaw ab pengembang atau pemrakarsa pelaku pembangunan.
Penyusun Andalalin
Pasal 9
Studi Andalalin harus disusun konsultan profesional dan disupervisi oleh tenaga profesional dengan tingkat pelatihan dan pengalaman yang memadai di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan perencanaan transportasi dan mendapat persetujuan dari Instansi yang berw enang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pasal 10
1). Kualifikasi tenaga ahli yang menyusun studi Andalalin sekurang-kurangnya ;
a. Sarjana di bidang Teknik.
b. Telah mendapatkan pelatihan dan lulus dalam pelatihan penyusunan Andalalin yang diselenggarakan oleh instansi berw enang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
c. Telah terdaftar dalam daftar tenaga ahli di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan perencanaan transportasi pada instansi berw enang di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
d. M emiliki sertifikasi keahlian bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan perencanaan transportasi.
2). Ketentuan pelatihan dan sertifikasi keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), akan diatur dalam Keputusan M enteri. 3). Dalam hal belum ada ketentuan tentang sertifikasi keahlian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka selambat-lambatnya 3 tahun dari peraturan ini ditetapkan harus sudah diberlakukan sertifikasi keahlian bagi tenaga ahli penyusun Andalalin.
Kriteria Ukuran M inimal Andalalin.
Pasal 11
1). Kew ajiban melakukan studi Andalalin tergantung pada bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan, dimana 1). Kew ajiban melakukan studi Andalalin tergantung pada bangkitan lalu lintas yang ditimbulkan oleh pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan, dimana
2). Ukuran minimal pembangunan pusat kegiatan maupun pengembangan kaw asan dan peruntukkan lahan yang berada pada ruas jalan nasional, yang w ajib melakukan studi Andalalin adalah sebagi berikut :
N o.
Jenis Peruntukkan
Ukuran M inimal
1. Perumahan dan Permukiman
a. Perumahan sederhana
150 unit
Perumahan menengah-atas
50 unit
b. Rumah susun sederhana
Luas Lantai keseluruhan
c. Ruko
2000m 2
2. Perdagangan dan Jasa
a. Pusat perbelanjaan/ ritail 1000 m 2 luas lantai bangunan
b. Hotel/ penginapan
50 kamar/ rooms Hotel dengan tempat pertemuan
Wajib ada andalalin
c. Restaurant 100 tempat duduk
d. Rumah sakit
50 tempat tidur
e. Klinik berobat
10 ruang praktek dokter 2500 m 2 luas lantai
3. Industri dan pergudangan
bangunan
4. Perkantoran 1000 m 2 luas lantai bangunan
5. Pendidikan
a. Sekolah/ universitas
500 sisw a Bangunan dengan 50
b. Lembaga kursus
sisw a/ w aktu
6. Fasilitas transportasi
a. Terminal/ pool kendaraan
Wajib
b. Bandara/ pelabuhan/ stasiun
Wajib
2000 m 2 luas lantai
c. Bengkel kendaraan bermotor
bangunan
d. SPBU
w ajib
7. Bangunan lainnya :
Wajib dilakukan analisa dampak lalu lintas apabila ternyata
diperhitungkan telah menimbulkan 150 perjalanan baru pada
N o.
Jenis Peruntukkan
Ukuran M inimal
jam padat dan atau menimbulkan rata-rata 750 perjalanan baru setiap harinya.
3). Untuk ukuran minimal pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan dan peruntukkan lahan yang berada pada ruas jalan provinsi dan atau jalan kabupaten, dapat menggunakan ukuran minimal sebagaimana ayat (2).
4) Untuk menghindari gangguan lalu lintas pada ruas jalan nasional, pusat kegiatan yang berada di ruas jalan nasional dengan pelayanan bersifat lokal atau regional tidak diijinkan mempunyai akses jalan langsung ke ruas jalan nasional.
Format Andalalin
Pasal 12
Studi Andalalin disampaikan dalam format tulisan yang singkat dan jelas dengan menggunakan tabel, diagram atau gambar yang berisi kajian yang terdiri dari :
a. Analisis pengembangan kaw asan;
b. Analisis kondisi saat ini;
c. Lalu lintas dasar;
d. Bangkitan perjalanan dengan adanya pengembangan;
e. Distribusi perjalanan;
f. Pilihan moda;
g. Pembebanan;
h. Analisis kondisi yang akan datang;
i. Analsis mitigasi; j. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak; k. Tanggung jaw ab Pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam penanganan
dampak; l. Rencana pemantauan dan evaluasi.
Pasal 13
1). Analisis pengembangan kaw asan dan metodologi, meliputi :
a. Definisi kaw asan yang akan dikembangkan;
b. Asumsi-asumsi umum untuk Bangkitan Lalu Lintas, Distribusi Perjalanan, Pemilihan M oda, Pembebanan,Tingkat Pelayanan, dan M anajemen akses yang diperlukan;
c. Batasan Wilayah kajian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disepakati; c. Batasan Wilayah kajian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disepakati;
e. Penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar analisis, terutama untuk pembangunan kaw asan yang bertahap;
f. Periode analisis;
g. Kebutuhan pengumpulan data lalu lintas;
h. Data demografi eksisting dan masa mendatang, serta tingkat pertumbuhannya;
i. Penggunaan dan pemilihan model untuk ramalan perjalanan; j. Sumber data untuk memperoleh bangkitan lalu lintas; k. Koefisien penyesuaian data LHR (sehubungan dengan hari libur, dan hari raya); l. M etodologi Distribusi Lalu Lintas, Pembebanan Lalu Lintas, dan Pemilihan M oda; m. Kebutuhan M anajemen Akses; n. Kebutuhan dan ketersediaan ruang parkir.
2). Analisis Kondisi saat ini meliputi :
a. Karakteristik kaw asan yang akan dikembangkan : Karakter tata guna lahan berkaitan dengan spesifikasi peruntukan lahan yang diusulkan.
b. Data sistem transportasi eksisting, meliputi karakteristik fisik dan karakteristik fungsi sistem transportasi, seperti jaringan transportasi, pelayanan angkutan, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda, peningkatan transportasi yang direncanakan, pengendalian lalu lintas.
c. Data Permintaan Angkutan Eksisting; meliputi data historis volume lalu lintas, volume gerakan membelok, data penumpang angkutan umum, pejalan kaki, pesepeda, dan sebagainya.
d. Data Demografi dan Guna Lahan : meliputi data guna lahan eksisting, dan rencana masa mendatang, data sosioekonomi dan prediksi ke depan, rencana komprehensif yang diperlukan.
e. Data historis lalu lintas yang digunakan sebagai lalu lintas dasar untuk menetapkan pengaruh dan kaw asan baru terhadap jalan-jalan di sekitarnya.
3). Lalu lintas dasar, meliputi : Data lalu lintas dasar yang digunakan untuk memperkirakan kondisi lalu lintas mendatang, baik untuk kondisi tanpa maupun dengan adanya pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
4). Bangkitan perjalanan dengan adanya pembangunan atau pengembangan, meliputi :
a. Analisis Bangkitan lalu lintas bergantung pada karakter dan intensitas dari tata guna lahan.
b. Lalu lintas yang dibangkitkan oleh pengembangan kaw asan harus dihitung dari beberapa sumber sebagai berikut:
i. Dari Instansi Transportasi setempat untuk jenis kaw asan serupa dan mengasumsi bahw a kaw asan yang akan dibangun akan membangkitkan jumlah perjalanan yang relatif sama.
ii. Dari kaw asan serupa dari daerah lain.
iii. Dari referensi atau manual yang tersedia.
5). Distribusi perjalanan, meliputi :
a. Analisis distribusi lalu lintas diperlukan untuk menganalisis karakteristik lalu lintas antara yang dikembangkan dengan w ilayah sekitarnya.
b. Penghitungan Analisis Distribusi lalu lintas menggunakan metode, sebagai berikut:
i. M etode M anual M etode Analogi; menggunakan basis data lalu lintas eksisting yang dikumpulkan dari guna lahan sejenis. Studi Asal Tujuan menggunakan basis survai asal tujuan terdahulu; M etoda manual dari metoda gravity : model ini menggunakan perjalanan
antara zona i dan zona j adalah sebanding dengan jumlah perjalanan yang dibangkitkan oleh i, dan jumlah perjalanan yang ditarik ke j, dan berbanding terbalik dengan dengan jumlah perjalanan dari zona i ke zona.
ii. M etode Pemodelan Keluaran dari model dapat dipakai sebagai pembanding dan koreksi bagi
perhitungan distribusi manual.
6) Pilihan moda, meliputi : Analisis Pemilihan M oda Transportasi dalam andalalin merupakan suatu proses untuk mengestimasi jumlah perjalanan antar zona yang diperkirakan akan menggunakan moda selain kendaraan pribadi.
7). Pembebanan, meliputi :
a. Analisis Pembebanan lalu lintas adalah dasar yang digunakan dalam mengestimasi apakah jaringan jalan dapat menampung tambahan lalu lintas yang dibangkitkan oleh kaw asan baru tersebut.
b. Analisis pembebanan lalu lintas harus juga menggambarkan pergerakan membelok menuju tiap-tiap pintu masuk dan keluar kaw asan.
8). Analisis kondisi yang akan datang, meliputi :
a. Analisis Kondisi Lalu Lintas yang akan datang meliputi analisis untuk kondisi tanpa adanya pembangunan kaw asan maupun dengan pembangunan kaw asan.
b. Analisis Kondisi yang akan datang diperlukan untuk menentukan dampak dari lalu lintas yang dibangkitkan terhadap unjuk kerja sistem transportasi.
c. Amalsis Kondisi yang akan datang w ajib menilai bangkitan lalu lintas yang dievaluasi untuk menentukan apakah dampaknya signifikan dan/ atau merugikan.
d. Bangkitan lalu lintas yang signifikan ditentukan dengan mempertimbangkan persentase lalu lintas di jalan yang dibangkitkan selama jam puncak yang berkaitan dengan kapasitas maksimum jalan.
e. Pembangunan Kaw asan pengembangan dikatakan mempunyai dampak yang merugikan bila :
i. Bila jalan mengalami penurunan nilai v/ c ratio di baw ah nilai yang direncanakan.
ii. Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan tidak dapat ditingkatkan karena kondisi fisik, kebijakan yang berlaku, dan masalah lingkungan. Iii, Bila jalan terkena dampak secara signifikan, dan pada saat ini nilai v/ c ratio sudah di baw ah nilai yang diisyaratkan, tetapi jalan itu dalam 5 tahun belum masuk dalam program peningkatan pemerintah daerah.
9). Analsis mitigasi, meliputi :
a. Analisis mitigasi dapat berupa peningktan kapasitas dan / atau pegurangan permintaan lalu lintas.
b. Bila hasil analisis mengindikasikan bahw a sistem transportasi akan beroperasi pada tingkat pelayanan yang memadai, maka tidak perlu dilakukan peningkatan.
c. Bila pengembangan kaw asan menghasilkan tingkat pelayanan yang rendah, maka peningkatan/ perbaikan perlu dilakukan.
10). Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak, meliputi :
a. Alternatif untuk melakukan peningkatan/ perbaikan sebagai rekomendasi harus mempertimbangkan tahapan pembangunan kaw asan dan kebutuhan dana.
b. Rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak untuk melakukan peningkatan/ perbaikan, meliputi :
i. Pembangunan fasilitas baru;
ii. Penambahan jumlah lajur;
iii. Penerapan strategi manajemen sistem transportasi; iv. M anajemen akses; v. Penerapan manajemen permintaan angkutan; vi. Perubahan site plan atau tata guna lahan. vii. Keselamatan lalu lintas.
c. Rekomendasi dan rencana untuk melakukan peningkatan/ perbaikan harus memperhatikan akses lingkungan, sirkulasi kendaraan internal dan eksternal dan c. Rekomendasi dan rencana untuk melakukan peningkatan/ perbaikan harus memperhatikan akses lingkungan, sirkulasi kendaraan internal dan eksternal dan
11). Tanggung jaw ab Pemerintah dan pengembang atau pemrakarsa dalam penanganan dampak, meliputi :
a. Bagian penanganan/ perbaikan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan yang menjadi tanggungjaw ab Pemerintah dan/ atau Pemerintah Daerah;
b. Bagian penanganan/ perbaikan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan yang menjadi tanggung jaw ab pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
c. Pernyataan kesanggupan pengembang atau pemrakarsa pembangunan terhadap perbaikan/ peningkatan pelayanan jeringan jalan sebagaimana dimaksud huruf b.
d. Jadw al pembangunan dari rencana implementasi penanganan dampak.
12). Rencana pemantauan dan evaluasi, berisi program, rencana dan jadw al dari rencana
implementasi penanganan dampak sejalan dengan progres pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
Persetujuan Andalalin
Pasal 14
1). Dokumen Andalalin harus dibahas terlebih dahulu oleh Instansi terkait sebelum mendapat pengesahan dari M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota. 2). Pembahasan terhadap studi Andalalin yang diajukan, dilakukan oleh Forum Andalalin yang telah ditunjuk oleh M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota. 3). Forum Andalalin dapat memberikan arahan dan perbaikan untuk penyempurnaan studi
Andalalin yang diajukan oleh pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
4). Pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan
kaw asan w ajib memperbaiki atau menyempurnakan studi Andalalin sebagaimana diarahkan oleh Forum Andalalin.
5). Studi Andalalin yang telah dinilai layak oleh Forum Andalalin dalam rapat pembahasan dapat diajukan untuk mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota.
Kriteria Penilaian Andalalin
Pasal 15
1). Penilaian terhadap hasil Andalalin dilakukan oleh Forum Andalalin. 2). Penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. Kondisi kaw asan/ lokasi;
b. Konsep pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan/ lokasi;
c. Kondisi kinerja lalu lintas dan peramalannya, dan;
d. Rencana manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam konteks sistem transportasi daerah setempat.
Pasal 16
Dalam penilaian hasil studi Andalalin, akan dinilai lulus apabila diyakini, bahw a :
a. Perbaikan atau peningkatan yang diusulkan akan menghasilkan tingkat pelayanan jaringan jalan sekitar pusat kegiatan atau kaw asan, serendah-rendahnya sama dengan tingkat pelayanan sebelum adanya pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan baru.
b. Adanya pernyataan kesanggupan untuk mengimplementasikan semua bentuk
peningkatan atau perbaikan yang diperlukan.
Pembinaan
Pasal 17
1). Untuk menjamin agar penyelenggaraan Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas sesuai dengan maksud dan tujuan penyelenggaraannya, perlu dilakukan Pembinaan. 2). Pembinaan terhadap pelaksanaan studi Andalalin dilakukan oleh
M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota sesuai dengan lokasi rencana pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan berada pada suatu ruas jalan.
2). Dalam melaksanakan tugas pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota dapat menunjuk instansi di baw ahnya untuk melaksanakan tugasnya.
Pengendalian dan evaluasi
Pasal 18
1). M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota berw enang untuk melakukan pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana implementasi penanganan/ perbaikan pelayanan jaringan jalan di sekitar rencana pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan.
2). Dalam melaksanakan kew enangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota dapat menunjuk instansi di baw ahnya untuk melaksanakan tugasnya.
Pasal 19
1). Dalam hal pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan lalai dalam melaksanakan tanggungjaw abnya sebagaimana Pasal 13 ayat (11), maka M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota atau instansi yang ditunjuk, dapat memberikan teguran secara tertulis sebagai peringatan.
2) Peringatan dapat disampaikan melalui peringatan pertama, peringatan kedua dan peringatan ketiga, apabila setelah 15 hari tidak ada tanggapan dari pengembang atau pemrakarsa pembangunan.
3). Apabila 30 hari setelah peringatan ke-3 disampaikan pengembang tidak ada tanggapan, maka M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota atau instansi yang ditunjuk, dapat memberikan sanksi.
Sanksi
Pasal 20
1). M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota berw enang untuk memberikan sanksi dalam hal pengembang atau pemrakarsa pembangunan pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan melanggar kew ajiban apabila tidak mengimplementasikan perbaikan atau peningkatan pelayanan jaringan jalan disekitar rencana pembangunan.
2). Sanksi yang diberikan dapat berupa sanksi administrasi maupun sanksi denda. 3). Sanksi administrasi berupa pencabutan persetujuan studi Andalalin dan Ijin M endirikan
Bangunan (IM B).
Penyidikan
Pasal 21
1). Penyidik dari Kepolisian yang dibantu Penyidik Pegaw ai N egeri Sipil di lingkungan Departemen/ Pemerintah Daerah sesuai yang ditetapkan M enteri/ Gubernur/ Bupati atau Walikota, berw enang melakukan penyidikan terhadap pelanggaran terhadap Peraturan ini.
2). Penyidik dari Pegaw ai N egeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1), berw enang dalam hal:
a. M elakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana;
b. M elakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang diduga melakukan tindak pidana;
c. M eminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan perbuatan tindak pidana;
d. M elakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;
e. M elakukan pemeriksaan ditempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti, pembukuan, catatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti perkara tindak pidana;
f. M eminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana. 3). Penyidik dari Pejabat Pegaw ai N egeri Sipil memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi N egara Republik Indonesia. 4). Penyidik dari Pejabat Pegaw ai N egeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi N egara Republik Indonesia.
Penyidikan
Pasal 22
1). M asyarakat dapat berperan serta dalam Analisis Dampak Lalu Lintas (AN DALALIN )
2) M asyarakat berhak menyampaikan saran terhadap peningkatan atau perbaikan jeringan jalan di sekitar pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan terkait Analisis Dampak Lalu Lintas.
3) Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah perlu mempertimbangkan pendapat masyarakat atau organisasi terkait, atas peningkatan atau perbaikan jeringan jalan di sekitar pusat kegiatan atau pengembangan kaw asan dalam rangka Analisis Dampak Lalu Lintas.
Peralihan
Pasal 23
Dengan berlakunya Peraturan ini, maka peraturan/ ketentuan yang telah diterbitkan sebelumnya yang isinya bertentangan dan/ atau telah diatur dalam Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Penutup
Pasal 24
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan diatur dalam Keputusan M enteri tersendiri mengenai pedoman teknis pelaksanaannya yang akan diatur lebih lanjut.
BAB 5
P EDOMAN T EKNIS A NALISIS D AMPAK L ALU L INTAS
5.1 PEDOMAN TEKNIS
BAB I DESKRIPSI
1.1 MAKSUD Maksud dari pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah untuk dapat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya.
1.2 TUJUAN Tujuan dilakukannya ANDALALIN adalah untuk: ♦ Memprediksi dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan; ♦ Menentukan bentuk peningkatan/perbaikan yang diperlukan untuk
mengakomodasikan perubahan yang terjadi akibat pengembangan baru; ♦ Menyelaraskan keputusan-keputusan mengenai tata guna lahan dengan kondisi
lalu lintas, jumlah dan lokasi akses, serta alternatif peningkatan/perbaikan; ♦ Mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat mempengaruhi putusan pengembang dalam meneruskan proyek yang diusulkan; ♦ Sebagai alat pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen dan
rekayasa lalu lintas.
1.3 RUANG LINGKUP Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas meliputi: ♦ Dasar-dasar dan asumsi yang digunakan dalam melakukan studi ANDALALIN; ♦ Prosedur pelaksanaan studi ANDALALIN; serta ♦ Format muatan minimal yang diperlukan dalam dokumen ANDALALIN.
1.4 PENGERTIAN
a. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah suatu studi khusus yang menilai efek-efek yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu
pengembangan kawasan terhadap jaringan transportasi di sekitarnya. 1
b. Studi ANDALALIN Terbatas adalah studi yang meliputi kajian terhadap sirkulasi lalu lintas di bagian dalam kawasan sampai dengan jalan sekeliling kawasan yang dikembangkan, yang merupakan jalan akses ke kawasan tersebut.
c. Studi ANDALALIN adalah studi yang meliputi kajian terhadap jaringan jalan yang terpengaruh oleh pengembangan kawasan, sejauh radius tertentu.
d. Bangkitan Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan masuk/keluar rata-rata perhari atau selama jam puncak, yang dibangkitkan oleh pengembangan kawasan.
e. Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang melewati segmen ruas tertentu atau lajur tertentu selama periode waktu tertentu dalam kondisi jalan dan lalu lintas yang umum.
1 Evaluating Traffic Impact Studies, A Recommended Practice for Michigan Communities
BAB II DASAR PELAKSANAAN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
2.1 JENIS PERUNTUKAN LAHAN YANG PERLU ANDALALIN Beberapa jenis guna lahan/kawasan yang dalam proses pembangunannya perlu terlebih dahulu dilakukan studi ANDALALIN, meliputi, antara lain :
a. Permukiman;
b. Apartemen;
c. Pusat perkantoran dan/atau perdagangan;
d. Pusat perkantoran/pemerintahan;
e. Pusat perbelanjaan;
f. Toko swalayan/Supermarket;
g. Hotel;
h. Rumah Sakit;
i. Universitas/sekolah; j. Kawasan Industri; k. Restaurant; l. Terminal; m. Pelabuhan/Bandara; n. Stadion; o. Tempat Ibadah
2.2 KRITERIA PERLUNYA STUDI ANDALALIN Kewajiban melakukan studi ANDALALIN tergantung pada “bangkitan lalu lintas” yang ditimbulkan oleh pengembangan kawasan. Besarnya tingkat bangkitan lalu lintas tersebut ditentukan oleh jenis dan besaran peruntukan lahan. Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan studi ANDALALIN adalah sebagaimana Tabel berikut.
Tabel 2.1: Ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan Andalalin 2 Peruntukan Lahan
Ukuran minimal kawasan yang wajib Andalalin Permukiman 50 unit Apartemen 50 unit
Perkantoran 1.000 m 2 Luas Lantai Bangunan
Pusat Perbelanjaan
500 m 2 Luas Lantai Bangunan
Hotel/ Motel/
50 kamar
Penginapan Rumah Sakit
50 tempat tidur
Klinik bersama
10 ruang praktek dokter
Sekolah/ universitas.
500 siswa
Tempat kursus. Bangunan dengan kapasitas 50 siswa/ waktu Industri/ pergudangan
2.500 m 2 Luas Lantai Bangunan
Restaurant
100 tempat duduk
Tempat pertemuan/
Kapasitas 100 tamu/ 100 tempat duduk
Tempat hiburan/ pusat olah raga Terminal/ pool
Wajib
kendaraan/ gedung parkir Pelabuhan/Bandara Wajib SPBU
4 slang pompa
Bengkel kendaraan
2000 m2 luas lantai bangunan
bermotor Drive-through bank/
Wajib
restaurant/ pencucian mobil
Selain ukuran minimal kawasan, penetapan wajib tidaknya suatu studi analisis dampak lalu lintas dilakukan atas suatu proyek pembangunan tergantung pada jenis studi ANDALALIN yang akan dilakukan.
Studi ANDALALIN Terbatas. Diwajibkan bagi semua rencana kawasan pengembangan yang memenuhi ukuran minimal sebagaimana Tabel 2.1, khususnya untuk menilai apakah:
2 Batasan ini sangat dipengaruhi oleh situasi kondisi masyarakat setempat seperti: Tingkat pendapatan perkapita, Tingkat
pemilikan kendaraan, Strata masyarakat yang akan memanfaatkan/bekerja/tinggal di bangunan/kawasan yang akan dikembangkan tersebut.
• lalu lintas yang akan dibangkitkankan oleh proyek pembangunan mengakibatkan tingkat pelayanan persimpangan dan ruas jalan, di sekeliling kawasan, menjadi lebih rendah dari tingkat pelayanan rencana;