anak yang kurang mengembangkan diri

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
TINGKAT SEKOLAH DASAR

Disusun oleh :
Adetya Windiastri (1405115204)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014/2015

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak terutama teman-teman
yang telah membantu baik moril maupun spirituil sehingga penyusunan makalah
ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. selaku dosen bidang studi
Dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi. Akhir kata, semoga makalah ini

dapat menjadi amal ibadah kami dalam mengemban amanah Allah SWT dan
berguna untuk teman-teman semua.

Samarinda, 25 Desember 2015

Penyusun,
Adetya windiastri

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang ..........................................................................................1

B.

Rumusan Masalah .....................................................................................2


C.

Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.

Pertumbuhan

1.

Pengertian Pertumbuhan ............................................................................ 3

2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ......................................3

3.


Ciri-Ciri Pertumbuhan Secara Umum ........................................................ 4

4.

Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar .................................................4

B.

Perkembangan

1.

Pengertian Perkembangan .......................................................................... 6

2.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan .................................... 6

3.


Ciri-Ciri Perkembangan Secara Umum ...................................................... 7

C.

Perkembangan Pada Peserta Didik Sekolah Dasar

1.

Perkembangan Fisik .................................................................................. 7

2.

Perkembangan Intelek ............................................................................... 9

3.

Perkembangan Afektif .............................................................................. 11

4.


Perkembangan Minat Anak Sekolah Dasar ................................................12

5.

Perkembangan Bahasa ............................................................................... 13

6.

Perkembangan Sosial ................................................................................. 15

D.

Peranan Kelompok dan Permainan ............................................................ 16

E.

Penyesuaian Sosial .................................................................................... 18

F.


Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar .............................................. 19

BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan ............................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang
terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi
tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin
ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana
proses perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun

secara kualitatif. Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan
pertumbuhan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan
salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan
manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur
yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian ataupun teoriteori mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh
dunia pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa / pendidik untuk
membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak kearah
kedewasaan. Definisi pendidikan diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap
pendidik baik orang tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka kearah
kedewasaan yang diharapkan.
A.

Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?

2.


Apa ciri-ciri pertumbuhan?

3.

Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?

4.

Apa saja karakteristik anak didik SD?

5.

Apa yang dimaksud dengan perkembangan?

6.

Apa ciri-ciri perkembangan?

7.


Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan?

8.

Apa saja perkembangan pada peserta didik Sekolah Dasar?

B.

Tujuan

1.

Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan.

2.

Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan.

3.


Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.

4.

Untuk mengetahui karakteristik peserta didik SD.

5.

Untuk mengetahui pengertian perkembangan.

6.

Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan.

7.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi perkembangan.

8.


Untuk mengetahui perkembangan pesert didik Sekolah Dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN
1.

Pengertian Pertumbuhan Istilah pertumbuhan diartikan sebagai “perubahan–

perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah,”
seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ
fisik sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin
tinggi badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran,
volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan panjang, berat, dan
tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk
semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Pertumbuhan sering disebut juga sebagai
proses perubahan dan proses pematangan fisik. Dalam pertumbuhan, macammacam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya saja,
pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung lambat pada kanak-kanak tapi
mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan
syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi
lambat pada akhir masa kanak-kanak dan berhenti pada masa pubertas. Contoh
pertumbuhan adalah bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya
kelenjar-kelenjar sex.
2.
a.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor Sebelum Lahir Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin

terkena virus, keracunan sewaktu berada dalam kandungan dan lain-lain.
b.

Faktor Ketika Lahir Pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh

tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
c.

Faktor Sesudah Lahir Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian

dalam terluka karena bayi jatuh.

d.

Faktor Psikologis Bayi ditinggalkan oleh ibu, ayah, atau kedua orang tuanya.

Anak tersebut mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga
mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
3.

Ciri-ciri Pertumbuhan Secara Umum

a.

Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya

ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, dan lain- lain.
b.

Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada

proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga
dewasa.
c.

Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang

ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi
susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.
4.

Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar Menurut Nasution (1993 : 44) masa

usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan
mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam
kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Masa usia
sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau
masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa
tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa
sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat diperinci menjadi dua fase, yakni :
1.

Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada

masa ini antara lain adalah sebagai berikut :

a)

Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah.
b)

Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional.
c)

Adanya kecenderungan memuji sendiri.

d)

Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu

dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e)

Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya

tidak penting.
f)

Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang

baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau
tidak.
2.

Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa

ini antara lain adalah sebagai berikut :
a.

Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.

b.

Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

c.

Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran

khusus.
d.

Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa

lainnya.
e.

Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya

untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak tidak terikat
lagi pada peraturan tradisional namun mereka membuat peraturan sendiri.

B. PERKEMBANGAN
1.

Pengertian Perkembangan Perkembangan yang dimaksud diatas merupakan

istilah dalam pengertian umum yang diartikan sebagai: “serangkaian perubahan
dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan
terarah kepada kematangan atau kedewasaan“.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis
manusia,” seperti halnya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek
pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan, dan
sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin
bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat
sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya.
Sehingga perkembangan anak sering kali diibaratkan dengan mekarberkembangnya kuncup bunga yang belum ada gunanya, yang kemudian mekar
membesar jadi sekuntum bunga, harum baunya, dan berwarna indah.
2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

a.

Faktor Herediter (warisan sejak lahir, bawaan)

b.

Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan

c.

Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis, dan

d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,
bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.
Contoh perkembangan adalah : a.

Bertambahnya kemampuan dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, misalnya dalam
perkembangan bahasa, emosi, intelektual, dan perilaku. b.

Perkembangan

periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak berbeda sebagai
hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat perubahan struktur dan bentuk.
Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk anak.

3.

Ciri-ciri Umum Perkembangan

a.

Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari

perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan
pada fungsi alat kelamin. b.

Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan

hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah
kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal. c.

Perkembangan memiliki

tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana
menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
d.

Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan
tahap selanjutnya, di mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi
tahap (Narendra, 2002).
C.
1.

Perkembangan Anak Sekolah Dasar
Perkembangan Fisik Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi

pertumbuhan tinggi dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar
bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan
lemak. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak
bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang
dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian
dengan dirinya dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya
(masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama,
ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:
1.
a.

Pengaruh keluarga
Faktor keturunan Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya.

Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika, Eropa, dan Australia cenderung lebih
tinggi dari pada orang Asia). b.

Faktor lingkungan Akan membantu

menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut.
Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi
tubuh.
c.

Jenis Kelamin Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat

dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d.

Gizi dan kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi

tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak
yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh
sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
e.

Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah

cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi.
Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan,
gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.
f.

Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional

akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini
menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary,
akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber.
Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh
teman-teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai
makna penting. Apabila ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh
dengan teman sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan rendah
diri.
2.

Perkembangan Intelek Struktur pengetahuan Pengertian kognitif meliputi

aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu, dan
dalamnya terdapat aspek: persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan
pemecahan persoalan. Perkembangan kognitif merupakan proses dan hasil
individu dengan lingkungannya. Selain itu, struktur pengetahuan juga
menjelaskan tentang tingkat kecerdasan peserta didik pada usia SD.

Dengan adanya beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan
terjadinya kecerdasan ganda (multiple intelligence), sehingga perlu diadakannya
semacam tes untuk mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang biasa
disebut dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia mental
dengan usia kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan berpegang pada
satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel berikut
(Sukmadinata, 2003):
IQ
Kategori
140-…… Genius
130-139 Sangat cerdas
120-129 Cerdas
110-119 Di atas normal
90-109 Normal
80-89 Di bawah normal
70-79 Bodoh
50-69 Debil
25-49 Imbecil ……..
-25 Idiot
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia
SD atau MI, antara lain:
1.

Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan indera dalam

perjalanannya ke otak (kesadaran).

2.

Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami

sesuatu. 3.
4.

Kesempatan belajar yang diperoleh anak.

Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak

mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari
buku.
5.

Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan

telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
6.

Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan

suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Dalam
perkembangan intelek, dapat juga terjadi kendala dan berbahaya yang
mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:
1.

Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan

bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak, yang
dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya mendapat
kesempatan memperoleh pengalaman.
2.

Konsep yang salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman

terbatas, mudah percaya, penalaran yang keliru, dan imajinasi yang sangat
berperan, pemikiran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti. Kesulitan dalam
membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal ini biasanya berkenaan
dengan konsep diri dan sosial yang bisa membingungkan anak. 3.
Perkembangan Afektif Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 – 11 ;00) Anak
mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada.
Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of industry, sense
of inferiority Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan
benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya sampai selesai sehingga
menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu
diberi hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat
dikembangkan.

Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja
melainkan mencakup juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan
penting dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak
mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan
mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat indtistri
dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority
(rasa tidak mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya
bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa
lain yang berhubungan dengan anak itu.
4.

Perkembangan Minat Anak SD Meichati (1975) mengartikan minat adalah

perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk
tekun melakukan suatu aktivitas. Secara operasional, Lilawati (1988) mengartikan
minat adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan
senang terhadap suatu kegiatan sehingga mengarahkan anak untuk melakukan
kegiatan tersebut dengan kemauan sendiri. Sinambela (1993) mengartikan minat
adalah sikap positif dan adanya rasa ketertarikan dalam diri anak terhadap suatu
aktivitas tertentu. Jadi dapat diartikan bahwa minat adalah kekuatan yang
mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik, dan cenderung senang
terhadap suatu aktivitas sehingga mereka mau melakukan aktivitas tersebut
dengan kemauannya sendiri. Minat terdiri dari dua aspek, yaitu :
1.

Aspek kognitif, berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat

pada manfaat dari obyek tersebut.
2.

Aspek afektif, nampak pada rasa suka atau tidak senang dan kepuasan

pribadi terhadap obyek tersebut. Minat pada anak dipengaruhi oleh dua faktor :
1.

Faktor personal, merupakan faktor-faktor yang ada pada diri anak itu

(meliputi usia, jenis, kelamin, intelegensi, sikap, dan kebutuhan psikologi).
2.

Faktor instusional, merupakan faktor-faktor di luar diri anak (melalui

pengaruh orang tua, guru, dan teman sebaya). Dari segi materi dan pengamatan

lapangan, kami dapat menyimpulkan bahwa minat pada anak SD pada pada
sesuatu umumnya tergantung pada beberapa hal, yaitu:
1.

Kemauan anak terhadap kegiatan tersebut (meskipun ada dorongan yang

besar dari orang-orang tertentu, misalnya orang tua, kalau dia tidak mempunyai
keinginan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dia tidak akan melakukan
kegiatan tersebut)
2.

Karakter masing-masing anak.

3.

Suasana hati / keinginan hati (mood) Minat anak SD terhadap suatu kegiatan

lebih tergantung pada pengaruh teman sebayanya. Mereka lebih cenderung “ikutikutan“ dalam melakukan suatu kegiatan (pengaruh lingkungan). Pada dasarnya
mereka lebih mempunyai minat yang tinggi kepada suatu aktivitas yang menarik
perhatian mereka dan yang memberi kesenangan pada mereka. Anak sekolah
dasar kurang begitu tertarik kepada hal-hal yang menimbulkan kebosanan dan
kejenuhan.

5.

Perkembangan Bahasa Bahasa merupakan media komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat, perasaan dengan menggunakan
simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan
urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa
yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, bahasa dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Keterampilan
dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:
a)

Keterampilan mendengarkan

b)

Keterampilan berbicara

c)

Keterampilan membaca

d)

Keterampilan menulis Di sekolah dasar, keterampilan mendengarkan

meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa, perintah, dongeng, drama,

petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan
berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota
tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi tanggapan,
pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi ketrampilan
memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan
menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda,
mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf. Faktor Kendala
dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa Meskipun pada umumnya pula
perkembangan keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada perbedaan
individual.berikut ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan tersebut:
1.

Kesehatan Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan

dengan anak yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan
aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.
2.

Kecerdasan Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara

lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan
berpikir.
3.

Jenis kelamin Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak

laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4.

Keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering

anak mendengar dan berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik
perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu untuk
berbicara dan berbahasa.
5.

Keinginan dan Dorongan Komunikasi Semakin kuat keinginan dan

dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama teman sebaya, akan
semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.
6.

Kepribadian Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki

kepribadian yang baik cenderung memiliki kemampuan bicara dan berbahasa
lebih baik daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri.

6.

Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari
perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat tempat anak tumbuh
kembangkan tugas perkembangannya. Dalam belajar hidup bermasyarakat
diperlukan tiga proses dalam bersosialisasi, yaitu:
1.

Belajar berperilaku yang dapat diterima sosial.

2.

Memainkan peran sosial yang dapat diterima

3.

Perkembangan sikap sosial. Jika peserta didik tidak mampu melakukan 3

proses sosialisasi diatas maka peserta didik tersebut berkembang menjadi orang
yang nonsosial, asosial, dan anti sosial. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan peserta didik melakukan sosialisasi adalah sebagai berikut:
1.

Kesempatan dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.

2.

Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta

didik maupun orang dewasa lain.
3.

Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.

4.

Metode belajar efisien dan bimbingan bersosialisasi. Pengalaman sosial awal

memegang peranan penting bagi perkembangan dan perilaku sosial selanjutnya.
Sebab pengalaman sosial awal cenderung menetap. Jadi mudah atau sulitnya
perkembangan sosial anak selanjutnya tergantung pada baik buruknya si anak
mempelajari sikap dan perilaku sosial. Selain itu, pengalaman sosial awal juga
berpengaruh terhadap partisipasi sosial anak. Anak yang mempunyai pengalaman
sosial awal yang baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok social
begitu juga sebaliknya. Para peserta didik usia SD atau MI yang berada pada
posisi anak akhir akan mulai membentuk kelompok bermain yang selanjutnya
berkembang menjadi kelompok belajar dan melakukan aktifitas pada masa anak.

Sedangkan peserta didik kelas 5 atau 6 kadang-kadang sudah mengalami masa
puber. Pada masa ini seorang peserta didik mengalami perubahan fisik sensual
yang pesat. Sehingga seorang anak cenderung menarik diri dari kelompoknya,
kurang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Juga terjadi
kemunduran minat untuk bermain dan melakukan aktifitas kelompok serta
cenderung bersikap antisosial.
D. Peranan Kelompok dan Permainan Pada masa anak akhir, kelompok atau geng
anak memegang peranan penting dalam perkembangan social. Jika pada masa
anak awal terbentuk kelompok bermain yang terbentuk secara spontan, informal
dan sementara, maka kelompok yang terbentuk pada masa anak akhir mempunyai
struktur yang lebih tegas dan formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut.
Mereka melakukan beberapa aktivitas seperti bermain, hiburan, minat dan hoby,
bahkan kadang mencoba menggangu orang lain. Kelompok pada masa anak akhir
merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi
pemenuhan kebutuhannya. Pengaruh kelompok terhadap sosialisasi anak
dilakukan dalam hal :
1.

Membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang dapat

diterima secara social dan kelompoknya.
2.

Membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai

untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang sebelumnya cenderung
diterima anak sebagai kata hati yang otoriter.
3.

Mempelajari sikap social yang pantas melalui pengalamannya dalam

menyukai orang an cara menikmati kehidupan serta aktivitas kelompok.
4.

Membantu kemandirian anak dengan cara memberikan kepuasan emosional

melalui persahabatan dengan teman-teman sebaya. Permainan atau bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan dengan sukarela tanpa ada
paksaan/tekanan dari luar apalagi kewajiban. Melalui permainan atau bermain,

anak tidak hanya memperoleh kesenangan tetapi mereka juga dapat mempelajari
sesuatu. Permainan atau bermain mempunyai empat manfaat yaitu :
1.

Latihan fungsi baik fungsi motorik maupun kognitif.

2.

Sarana sosialisasi, anak dapat belajar bekerjasama dan saling tolong

menolong dalam bermain. 3.

Mengukur kemampuan terutama untuk permainan

yang dilombakan.
4.

Menempa emusi/sikap melalui kegiatan untuk mentaati aturan permainan

dan bersikap sportif.

E. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial berarti keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri
terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok paa khusunya. Anak
yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai ketrampilan
seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Di bawah ini
adalah beberapa criteria penyesuaian social yang baik.
1.

Ketrampilan nyata Perilaku social anak sesuai dengan standar kelompok dan

memenuhi harapan kelompok.
2.

Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok Anak dapat menyesuaikan diri

bukan hanya dalam kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok
lainnya.
3.

Sikap sosial Anak menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang

lain serta ikut berpartisipasi dan berperan dalam kelompok serta kegiatan social.
4.

Kepuasan pribadi Karena anak dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat

berperan dalam kelompok, maka anak akan merasa kepuasan tersendiri. Teman
sebaya sangat berperan dan berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian sosial
peserta didik usia SD.

Penerimaan atau penolakan teman kelompok akan berdampak pada perkembangan
aspek-aspek lainnya seperti emosi, konsep diri, dan kepribadiannya. Pada masa
anak akhir, ada teman biasa yang hanya memenuhi kebutuhan anak untuk berada
dalam kelompoknya, teman bermain yang dapat melakukan aktivitas bermain
bersama-sama, dan teman akrab yang memungkinkan anak dapat berkomunikasi
melalui pertukaran ide, rasa percaya, meminta nasehat dan berani mengkritik.
Jumlah teman peserta didik usia SD sangat bervariasi, tetapi seiring bertambah
usia maka jumlah temanpun semakin banyak. Pemilihan teman biasanya terjadi
karena adanya kesamaan sifat, minat, nilai-nilai dan kedekatan geografis/lokasi.
Pergantian teman dapat terjadi karena perubahan minat, mobilitas social, atau
perpindahan likasi tempat tinggal. Melalui pergantian teman, anak dapat belajar
hal-hal yang penting dalam perkembangan sosial.

F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar
Penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam proses sosialisasi, anak
menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. Anak pun
mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai orang yang dapat
membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok
sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, di mana
anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman
berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai
karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya
memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang
lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat
mempelajari pola-pola perilaku anggota kelompoknya.
Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam
perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap
diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan
agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut oleh

lingkungan Dalam menyesuaikan diri dengan kelompoknya, anak pun belajar
tentang peran jender. Adanya peran yang berbeda, membuat adanya aturan bagi
anak laki-laki dan perempuan.
Proses perkembangan jender dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan
faktor biologis, kemampuan kognitif dan sosial. Namun dari kesemuanya itu
justru lingkungan sosiallah misalnya bagaimana interaksi dan pengalaman anak
dengan orang tua, pengaruh dari guru, teman sebaya, media masa, pelajaran, dan
lain-lain yang paling berperan dalam perkembangan jender. Walaupun kenyataan
menunjukkan bahwa peran jender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat,
namun sebagai orang tua maupun guru hendaknya dapat mengajarkan pada anak
bahwa peran tersebut dapat berganti karena semua itu sangat tergantung dari
kebutuhan, situasi, minat dan keterampilan yang dimiliki.
Itulah sebabnya kadangkala dijumpai seorang pria yang menekuni karirnya di
bidang seni tari, sementara seorang wanita menekuni karirnya di bidang
keteknikan, dan lain-lain. Yang perlu ditanamkan adalah bahwa kita harus
menghargai apa yang dilakukan anak, bukan karena anak itu laki-laki atau
perempuan.

BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsifungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu
yang normal.
Sedangkan Sifat dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan adalah dalam
pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik,
seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain- lain.
Faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah pertumbuhan
fisik, kecerdasan, sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan moral, dan interaksi
keturunan dan lingkungan dalam perkembangan. Perkembangan anak sekolah
dasar meliputi:
1) perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh keluarga, jenis kelamin, status
ekonomi dan sosial, gizi dan kesehatan, dan gangguan emosional.
2) perkembangan intelektual.
3) perkembangan afektif.
4) pekembangan minat anak SD minat ada dua yaitu minat kognitif dan minat
afektif.
5) perkembangan bahasa meliputi keterampilan mendengar, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
6) perkembangan sosial. Adapun manfaat mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan peserta didi SD/MI bagi pendidik yaitu:



Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang

kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral. •

Memberikan gambaran tentang

bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan
peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/
perkembangan-berpikir-anak-sd/
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
http://master-spink.blogspot.com/2011/07/makalah-pertumbuhan-danperkembangan.html
http://kelloblack.blogspot.com/2012/03/makalah-perkembangan-danpertumbuhan.html