Aplikasi Pertanian Organik pada Tanaman

LAPORAN PRAKTIKUM
PERTANIAN ORGANIK
“ BUDIDAYA SAWI”

Oleh :
Nama

: Dita Atasa

NIM

: 135040101111072

Kelas

:B

Kelompok

: B1


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2015

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi..........................................................3
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi............................................................................4
2.3 Jenis-jenis Pupuk Organik...................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................7
BAHAN DAN METODE............................................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................7

3.1.1 Waktu............................................................................................................7
3.1.2 Tempat...........................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan Penelitian....................................................................................7
3.2.1 Alat................................................................................................................7
3.2.2 Bahan.............................................................................................................7
3.3 Pelaksanaan..........................................................................................................8
3.4 Pengamatan..........................................................................................................9
BAB IV........................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................10
4.1 Hasil...................................................................................................................10
4.2 Pembahasan........................................................................................................10
BAB V.........................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan........................................................................................................13
i

5.2 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
LAMPIRAN...............................................................................................................16


ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pertanian yang terjadi pada saat ini lebih cenderung kedalam sistem
pertanian yang konvensional atau moderen. Dimana sistem pertanian yang
konvensional dicirikan dengan penggunaan bahan kimia sebagai pupuk ataupun
pestisida di dalam melakukan budidaya. Penggunaan bahan-bahan kimia yang secara
berkepanjangan akan berdampak kurang baik bagi kegiatan pertanian, produksi
pertanian serta input-input pertanian yang lainnya. Dimana penggunaan bahan-bahan
kimia mapu menurunkan produktivitas tanaman bila dalam jangka panjang.
Dengan adanya permasalahan yang dijelaskan diatas, dalam jangka panjang
petani akan mengalami dampak yang kurang baik apabila sistem pertanian seperti itu
dilakukan secara terus-menerus. Produktivitas yang diperoleh para petani akan
semakin menurun dan akan berpengaruh juga terhadap pendaptan mereka.
Produktifitas akan suatu komiditi pertanian, salah satunya akan dipengaruhi oleh
faktor ketepatan penggunaan pemupukan yang akan membantu utuk meningkatkan
produktivitas komidi tersebut. Sehingga penggunaan atau pengaplikasian pupuk
seccara tepat sangat diperlukan.

Oleh sebab itu, dalam praktikum budidaya tanaman sawi yang menggunakan
perbedaan dalam perlakukan pemupukan, itu penting untuk dilakukan pada komoditikomoditi pertanian yang lainnya. Mengapa demikian, sebab dengan perbedaan
perlakuaan pemupukan akan memberikan hasil yang berbeda pula bagi pertumbuhan
tanaman. Sehingga, dengan begitu akan diketahui perbedaan baik dan buruk
perkembangan tanaman yang memperoleh perlakuan yang berbeda. Sehingga dapat
diketahui, pengaplikasian pupuk manakah yang lebih tepat.

1

1.2 Tujuan
Mengetahui

perbedaan

perkembangan

tanaman

sawi


dengan

perlakuan

pemupukan yang berbeda. Sehingga, lebih mengetahui pengaplikasian pupuk
manakah yang lebih tepat bagi tanaman sawi.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi dan Sistematika Tanaman Sawi
Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (2003). sistematika tanaman
sawi adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi


: Spermatophyta

Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Rhoeadales

Famili

: Cruciferae

Genus

: Brassica

Spesies


: Brassica juncea L.

Seperti tanaman yang lainnya, tanaman sawi mempunyai morfologi tanaman
seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun morfologi tanaman sawi
yaitu :
a. Akar
Sistem perakaran sawi menurut Rukmana (1994), memiliki akar tunggang
(Radix Primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang
(silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30 - 50 cm. Akar-akar
ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan
berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003). Sedangkan menurut Cahyono
(2003), sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke
semua arah di sekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada
kedalaman sekitar 5 cm.
b. Batang
Batang sawi menurut Rukmana (1994), pendek sekali dan beruasruas,sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat
pembentuk dan penopang daun. Cahyono (2003), menambahkan bahwa sawi
3

memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada

di dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau
keputih-putihan.
c. Daun
Daun sawi berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang lebar dan
ada yang sempit,ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu,berwarna hijau
muda, hijau keputih- putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun
panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat
kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan
pelepah-pelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Disamping itu, daun
juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Secara
umum sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak
berkrop.
d. Bunga
Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang
tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri
atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna
kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua
(Rukmana, 1994). e. Buah dan Biji Buah sawi menurut Rukmana (1994),
termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah
(polong) berisi 2 – 8 butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat

atau coklat kehitam-hitaman. biji sawi berbentuk bulat, berukuran kecil,
permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman.
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
a. Iklim
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena
Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga
dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang
berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran

4

rendah maupun dataran tinggi.Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang
diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman
sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada
musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk,
lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman

ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini
cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan.
b. Tanah
Sawi (Brassica juncea L.) menginginkan tanah yang gembur dan kaya
bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai
pH 6-7. Sawi dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun lebih
banyak diusahakan di daerah dataran rendah (Nazarudin,2000).
Sawi (Brassica juncea L.) dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, namun
paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir, seperti tanah Andosol. Pada
tanah yang mengandung liat perlu penggolaan lahan secara sempurna, antara lain
pengolahan tanh cukup dalam , penambahan pasir dan pupuk organik dalam
jumlah ( Dosis ) tinggi. Syarat tanah yang ideal untuk tanaman sawi adalah ;
subur, gembur, banyak mengandung bahan orgsnik ( humus ), tidak menggenang,
tata udara dalam tanah berjalan dengan baik, dan pH tanah anatar 6-7( Rukmana,
1994).
2.3 Jenis-jenis Pupuk Organik
a. Kompos
Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan,
jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota dan sebagainya. Proses
pelapukan bahan-bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.

Secara garis besar, membuat kompos berarti merangsang perkembangan bakteri
5

(jasad-jasad renik) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang
dikomposkan hingga terurai menjadi senyawa lain. Proses penguraian tersebut
mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik sukar larut menjadi
senyawa organik larut sehingga berguna bagi tanaman (Lingga dan Marsono,
2004).
b. Orok-orok (Clotalaria juncea L.)
Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau. Selain
itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi
kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat
memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).
c. Paitan (Tithonia diversifolia)
Paitan merupakan merupakan jenis tumbuhan berbunga famili Asteraceae
yang dikenal di Meksiko sebagai bunga matahari, bercabang sangat banyak,
berbatang lembut dan agak kecil, dalam waktu yang singkat dapat membentuk
semak yang lebat (Jama et al, 2000)
Tumbuhan ini disebut juga bunga pahit (Sumatera Barat) atau bunga
paitan (Jawa Timur) yang dapat tumbuh pada ketinggian 20 m sampai 900 m dpl
(Hakim dan Agustian, 2012). Paitan memiliki akar tunggang yang dalam,
bercabang banyak dan berasosiasi dengan jamur dan bakteri pelarut fosfat,
bakteri penambat N seperti azotobakter, serta bakteri penghasil fitohormon
(Agustian et al, 2010).

6

BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Penanaman sawi dilakukan pada:
Hari/ Tanggal

: Sabtu, 28 November 2015

Pukul

: 06.00 WIB

3.1.2 Tempat
Penanaman sawi dilakukan di lahan Kebun Percobaan Pertanian Soekarno
Hatta Malang.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat
1. Cangkul

: berfungsi untuk mengolah tanah

2. Ember

: berfungsi untuk mengambil air

3. Penggaris

: berfungsi untuk mengukur jarak tanam dan pengukuran tinggi
tanaman

4. Meteran

: berfungsi untuk mengukur jarak tanam

5. Tugal

: berfungsi untuk membuat lubang tanam

6. Alat tulis

: berfungsi untuk menulis hasil pengamatan

7. Kamera

: berfungsi sebagai alat dokumentasi

3.2.2 Bahan
1. Benih sawi (Brassica juncea L.): sebagai bahan tanam
2. Lahan

: sebagai media tanam

3. Air

: untuk menyiram tanaman

7

3.3 Pelaksanaan
Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.

Membuat bedengan dengan luas 0,5 x 1 meter.

Cangkul tanah sampai gembur, siram dengan air untuk
mempermudah pengolahan tanah.

 

Ada 4 perlakuan : perlakuan pertama 100%
anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia juncea L.
dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos
dan 50%anorganik, perlakuan keempat 50% paitan
dan 50% anorganik
 

Penanaman sawi

 
Dokumentasikan setiap langkah yang dikerjakan dan
lakukan pengamatan setiap minggu. Pengamatan
tinggi dan jumlah daun tanaman Catat hasil
pengamatan.

8

3.4 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 7 HST, 14 HST, dan 21 HST pada keempat
perlakuan, perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia
juncea L. dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik,
perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik. Parameter yang diamati dalam
setiap minggunya adalah jumlah daun dan tinggi tanaman sawi.

9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Tinggi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
PERLAKUAN
KONTROL
C. JUNCEA
KOMPOS
PAITAN

TINGGI TANAMAN
PENGAMATAN 1 PENGAMATAN 2
8
14
8
15
9
15
8
13

PENGAMATAN 3
16
17
18
18

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
PERLAKUAN
PENGAMATAN

JUMLAH DAUN
PENGAMATAN 2

PENGAMATAN 3

7
8
10
7

10
12
14
10

1
KONTROL
C. JUNCEA
KOMPOS
PAITAN

4
4
5
5

4.2 Pembahasan
Dari data diatas dapat diketahui bahwa tinggi dan jumlah daun tanaman setiap
minggu mengalami perkembangan. Pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan
kontrol (100% anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman mengalami peningkatan
dari 8cm-16cm disertai penambahan jumlah daun dari 4 buah sampai 10 daun.
Selanjutnya pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan Clotalaria juncea. L
(50% Clotalaria juncea. L + 50% anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman
mengalami peningkatan dari 8 cm-17cm disertai penambahan jumlah daun dari 4
buah sampai 12 daun. Kemudian pada pengamatan 1 sampai 3 dengan perlakuan
kompos (50% kompos + 50 % anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman

10

mengalami peningkatan dari 9cm -18cm disertai penambahan jumlah daun dari 5
sampai 14 daun. Sedangkan pada perlakuan pengamatan 1 sampai 3 dengan
perlakuan paitan (50% paitan + 50 % anorganik) menunjukkan hasil tinggi tanaman
mengalami peningkatan dari 8cm-18 cm disertai penambahan jumlah daun dari 5
sampai 10 daun.
Dari hasil pengamatan 1 sampai 3 pada masing-masing perlakuan
menunjukkan perlakuan dengan kompos

(50% kompos + 50 % anorganik)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman
dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
Berdasarkan Penjelasan oleh (Supardi, 2003) pertambahan tinggi tanaman
tidak hanya dipengaruhi oleh unsur nitrogen, melainkan unsure yang berperan dalam
proses pertambahan tinggi tanaman diantaranya adalah fospor (P), seng (Zn), besi
(Fe), dan mangan (Mn). Tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan
pertumbuhan yang sering diamati karena dapat menunjukan pengaruh lingkungan
atau perlakuan yang diberikan.
Secara teori oleh Ananda Putri (2011 : 7) bahwa jumlah daun yang di peroleh
berkaitan dengan tinggi tanaman. Semakin tingginya tanaman semakin banyak ruas
batang yang akan menjadi tempat keluarnya daun, batang tersusun dari ruas yang
merentang di antara buku-buku batang tempat melekatnya daun, jumlah buku dan
ruas sama dengan jumlah daun.
Pertambahan tinggi tanaman sangat erat kaitannya dengan unsur hara makro
seperti nitrogen. Setyawidjaja (1986), menyatakan bahwa unsur N berperan dalam
merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu menambah tinggi tanaman. Menurut Hakim
dkk.,(1986) terjadinya pertumbuhan tinggi dari suatu tanaman karena adanya
peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk
tanaman tersebut. Proses ini merupakan sintesa protein yang di peroleh tanaman dari
lingkungan seperti bahan organik dalam tanah. Penambahan bahan organik yang
mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan membantu mengaktifkan selsel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya

11

pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya
kandungan unsur N yang tinggi pada kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi
tanaman sawi.
Ketersediaan unsur hara pada tanah berpengaruh dalam proses pembentukan
daun, terutama unsur nitrogen dan fosfat Nyakpa dkk,(1988) menyatakan bahwa
proses pembentukan daun tidak terlepas dari peranan unsurhara seperti nitrogen dan
fosfor
yang terdapat pada medium tanah dan dalam kondisi tersedia bagi tanaman. Menurut
Fatma (2009), pertumbuhan daun akan cepat berubah dan dapat mempercepat
pertumbuhan vegetatif tanaman karena dengan penyerapan hara N akan dapat
meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan daun pada tanaman. Tersedianya N
dalam jumlah yang cukup akan memperlancar metabolisme tanaman dan akhirnya
mempengaruhi pertumbuhan organ-organ seperti batang, daun dan akar menjadi baik.
Akar akan menyerap unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan
vegetatif sehingga batang tumbuh tinggi dan mempengaruhi jumlah daun. Fahrudin
(2009), menyatakan bahwa jumlah daun sangat erat hubungannya dengan tinggi
tanaman, karena semakin tinggi tanaman semakin banyak daun yang terbentuk.

12

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil dan

pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan tanaman Sawi setiap minggunya mengalami perkembangan. Dapat
dilihat dari parameter jumlah daun dan tinggi tanaman yang selalu meningkat.
Terdapat 4 perlakuan yang dilakukan pada kegiatan lapang Praktikum Pertanian
Organik yaitu perlakuan pertama 100% anorganik, perlakuan kedua 50% Clotaralia
juncea L. dan 50% anorganik, perlakuan ketiga 50% kompos dan 50%anorganik,
perlakuan keempat 50% paitan dan 50% anorganik. Parameter yang diamati dalam
setiap minggunya adalah jumlah daun dan tinggi tanaman sawi. Dari hasil
pengamatan 1 sampai 3 pada masing-masing perlakuan menunjukkan perlakuan
dengan kompos

(50% kompos + 50 % anorganik) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan
yang lain.
Penambahan bahan organik seperti pupuk kompos mempengaruhi kadar N
total dan membantu mengaktifkan sel- sel tanaman dan mempertahankan jalannya
proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat
dipengaruhi. Oleh karena itu, dengan adanya kandungan unsur N yang tinggi pada
kompos maka dapat berpengaruh pada tinggi tanaman sawi. Fahrudin (2009),
menyatakan bahwa tinggi tanaman sangat erat hubungannya dengan jumlah daun,
karena semakin tinggi tanaman semakin banyak daun yang terbentuk.
5.2 Saran
Praktikum mata kuliah Pertanian Organik dengan melakukan penanaman Sawi
belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari komunikasi yang kurang baik antara
praktikan dan asisten dari mulai schedule ke lapang yang terkesan mendadak dan
tidak begitu jelas materi yang diberikan, pembelajaran di kelas tidak efisien (jarang
ada kelas yang layak), asisten kurang memahami materi yang akan disampaikan ke

13

praktikan. Sebaiknya asisten mengadakan evaluasi, serta adanya koordinasi yang baik
antara dosen, asisten praktikum dan praktikan agar praktikum Pertanian Organik
dapat berjalan lebih baik lagi. Terimakasih.

14

DAFTAR PUSTAKA
Agustian et al. 2010. Rhisobakteria Penghasil Fitohormon IAA pada Rhisosfir
Tumbuhan Semak Karamunting, titonia, dan Tanaman Pangan. Jurnal Solum
VII (1):49-60
Ananda, Habrina, Putri. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Lengkap (POCL) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Fakultas Pertanian
Universitas Andalas Padang. Skripsi.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava
Media
Hakim, N. dkk. 1986. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N dan Agustian. 2012. Thitonia untuk Pertanian Berkelanjutan. Sumatera
Barat: Andalas University.
Haryanto, T.Suhartini dan E.Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok :
Penebar Swadaya.
Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing.
(Skripsi). Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Fatma, D.M. 2009.Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Sawi Caisim. Agronobis 1(1): 89-98.
Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Redaksi
Agromedia.
Nazaruddin, 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Jakarta :Penebar Swadaya.
Nyakpa, M.,dkk. 1988. Kesuburan Tanah. Lampung : Universitas Lampung Press.
Setyawidjaja. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius
Supardi, 2003. Lingkungan Hidup dan Pelestariannya. Bandung: PT Alumni.
Sutedjo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta

15

LAMPIRAN

Bibit Sawi

Pengukuran Jarak Tanam

Penyiraman Tanaman

Pemberian Pupuk Anorganik

16

Pengukuran Tinggi dan
Jumlah Daun Tanaman

Tanaman Sawi

17

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1