Emansipatori Sebagai Sikap Kritis Indone

Emansipatori Sebagai Sikap Kritis Indonesia
Terhadap Embargo Militer Amerika Serikat

Firda Indrayanti (0911240008)
Hubungan Internasional
Universitas Brawijaya

Abstraksi
Teori kritis merupakan teori yang mengkritisi teori mainsteam. Teori kritis
mengkaji hubungan internasional dengan lebih mencakup hal yang lebih spesifik.
Khsususnya yaitu mengkritisi imperialism barat terhadap negara timur.Teori kritis
menawarkan proyek emansipasi sebagai bentuk kekritisan dalam nenghadapi
imperialisme dan dominasi barat. Imperialisme yang dilakukan oleh AS terhadap
Indonesia yaitu dominasi dalam bidang militer.
Dominasi AS membuat Indonesia sangat tergantung dengan AS. Dominasi
AS sangat Nampak pada embargo militer yang dilakukan terhadap Indonesia.
Indonesia tidak bisa berkutik atas keputusan AS ini. Sebagai negara kuat, AS
mengajukan berbagai syarat untuk menghentikan embargo ini yang akan sulit
terwujud. Dibutuhkan langkah yang tepat dalam menyatakan sikap kritis dan
babas dari embargo ini. Sehingga Indonesia tidak terus didominasi oleh barat dan
dapat melakukan inovasi.


A. Latar Belakang
Amerika Serikat (AS) merupakan negara barat yang dikenal sebagai
negara super power. AS memiliki kekuatan dan keunggulan dalam bidang
ekonomi, politik, militer, maupun yang lain. Oleh karena itu, negara ini mampu
untuk mempengaruhi dan mendominasi negara kecil lainnya. Dengan kata lain,
AS adalah negara hogemon. Hegemoni digunakan untuk menggambarkan
dominasi negara-negra besar tertentu di dunia. Meski kita sekarang hidup di
dalam sebuah sistem negara yang secara formal semua anggotanya memiliki
derajat yang sama, antara satu negra dengan negara lain menerapkan peran yang

berbeda dan mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang berbeda pula. Jadi,
misalnya, dalam tatanan dunia saat ii, AS merupakan negara besar dan
hegemonik.1
Kekuatan yang dimiliki oleh AS tersebut dapat membuat negara kecil
melaksanakan kepentingan mereka. Negara kecil tersebut salah satunya yaitu
Indonesia. Sebagai negara kecil dan berkembang, Indonesia memiliki power yang
jauh lebih kecil dibanding AS. Sehingga, Indonesia membutuhan AS sebagai
patner maupun sebagai negara yang dapat membantu dalam berbagai hal.
Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan AS terjalin hampir dalam

berbagai hal. Tidak terkecuali dalam hal pertahanan atau militer. Indonesia yang
tidak mampu untuk memproduksi sendiri peralatan militer membutuhkan negara
lain sebagai pengimpor peralatan militer. AS yang dikenal dengan kekuatan
militernya mengimpor peralatan militernya kepada Indonesia. Kondisi ini terjadi
secara terus menerus hingga peralatan militer Indonesia hampir seluruhnya
merupakan peralatan militer dari AS.
Namun, suatu waktu di Indonesia terjadi pelanggaran HAM berat yang
terjadi di Timor Timur2 yang membuat kalangan internasional dan negara lain
mengecam Indonesia. Kecaman yang dilakukan AS terhadap Indonesia atas
kejadian ini yaitu melakukan embargo militer terhadap Indonesia. Embargo
merupakan larangan perniagaan dan perdagangan dengan negara lain. Sehingga
kerjasama militer dalam hal persenjataan dan pelatihan militer dihentikan.
Indonesia yang tidak memiliki bargaining power dengan AS menerima
kondisi ini hingga sekarang. Penghentian supply senjata dari AS membuat
Indonesia kelimpungan dalam memenuhi kebutuhan sistem pertahanan. Karena
selama ini Indonesia mengandalkan bantuan militer dari AS. Sehingga, Indonesia
tidak mengimpor peralatan militer dari negara lain. Dengan kata lain Indonesia
sangat tergantung dengan kerjasama dengan AS ini.

Steans, Jill dan Lloyd Pettiford. 2009.“ Hubungan Internasional Perspektif dan Tema”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 237
2
Saat ini Timor Leste
1

Setelah 19 tahun diembargo oleh AS, Indonesia mulai melakukan berbagai
tindakan dalam menangani permaslahan ini. Salah satunya yaitu melakukan
kerjasama militer dengan negara-negara lain yang memiliki kemampuan teknologi
kemiliteran yang jauh lebih maju dibanding Indonesia. Negara-negara tersebut
yaitu China, Rusia, Korea Selatan, dan Turki.
Langkah ini memang harus ditempuh oleh Indonesia. Kerena, apabila
hanya menunggu AS mencabut embargonya akan memerlukan waktu yang lama
sedangkan kebutuhan militer Indonesia harus tetap terpenuhi. Indonesia juga tidak
terus menerus tergantung dengan supply dari AS. Kerja sama dengan negara lain
ini tidak serta merta menyelesaikan permasalahan. Namun justru setengah dari
senjata yang diimpor dari China tidak dapat dipakai. Biaya operasional untuk
perawatan senjata dari China sangatlah banyak. Sehingga membuat Indonesia
mengalami kerugian.
Permasalahan yang kompleks tersebut membutuhkan jalan keluar yang
baik. Apabila kerjasama militer dengan negara lain ini tidak maksimal maka yang

harus dilakukan adalah terbebas dari dominasi barat dengan melakukan berbagai
langkah inovasi dengan memperkuat kondisi atau memperkuat industri sistem
pertahanan dalam negeri. Akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh
Indonesia apabila dapat melakukan inovasi untuk memperkuat industri pertahanan
dalam negeri. Salah satunya yaitu Indonesia akan terbebas dari dominasi dan
kungkungan barat kususnya AS yang justru akan merugikan Indonesia.
Dari sini data dilihat bahwa embargo yang dilakukan AS terhadap
Indonesia merupakan salah satu bentuk dominasi barat terhadap negara timur.
Sehingga, harus ada sikap kritis dalam menghadapi dominasi barat. Salah satunya
yaitu emansipatori dengan bebas untuk melakukan berbagai hal sesuai dengan
kemampuan negara dalam menentukan nasib suatu negara tersebut.

B. Pertanyaan
Embargo AS terhadap Indonesia merupakan dominasi barat yang
mengarah pada bentuk imperialisme.3 Imperialisme barat merupakan salah satu
relevansi dari teori kritis terhadap kajian hubungan internasional.4 Asumsi utama
teori kritis yaitu proyek emansipatori dalam menghadapi dominasi barat.
Indonesia yang diembargo oleh AS haus melakukan inovasi sebagai
bentuk emansipatori. Lalu, Apa langkah yang dapat dilakukan Indonesia dalam
menghadapi embargo (dominasi) AS ?


C. Pembahasan Konsep
Teori Kritis
Menurut tradisi Frankfurt School teori kritis muncul untuk digunakan
sabagai atribut suatu filosofi yang mempertanyakan kehidupan politik dan sosial
modern melalui metode kritik. Tindakan tersebut merupakan usaha secara luas
untuk memulihkan perspektif kebebasan dan kritis terhadap sesuatu yang telah
dilemahkan oleh tren sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi intelektual.
Karakteristik nilai-nilai teori kritis meliputi penjelasan yang bersifat
emansipatory atau menewarkan kebebasan berpikir dalam menafsirkan suatu
peristiwa. Teori kritis bertujuan untuk membuka segala kemungkinan penafsiran
yang terbebas dari segala prasyarat-prasyarat utama yang terdapat dalam teori
mainstream. Kebebasan tersebut membuka peluang bahwa suatu teori hadir untuk
kemudian dikritisi agar perkembangannya bersifat berkelanjutan.5
Teori internasional kritis berusaha membuat perubahan radikal: teori krtis
yang berusaha menghilangkan batasan-batasan atau kekangan-kekangan yang
tidak penting dalam kebebasan universal.6 Dengan kata lain, teori internasional

3


Imperialisme merupakan perluasan kekuasaan hegemoni negara diluar batas-batas teritorialnya
sendiri.
4
Oxford University Press, 2007
5
Devetak, Richard. 2004. “Theories of Internasional Relations”. London: Palgrave Macmillan. Hal
138
6
Linklater, Andrew. 1990. “Beyond Realism and Marxism: Critical Theory and Internasional
Relations”. London. Hal 138

kritis menciptakan sendiri tugas memahami kondisi di mana emansipasi dalam
politik global mungkin terwujud.7

Konsep emansipatory
Konsep emansipasi yang dipelopori oleh teori internasional kritis secara
umum berkaitan dengan pemutusan hubungan dengan bentuk ketidak adilan masa
lalu untuk membantu perkembangan keadaan yang diperlukan demi kebebasan
universal.8


Emansipasi

yang dipahami

dalam

teori

internasional

kritis

menunjukkan konsepsi kebebasan negatif yang terdapat dalam batasan-batasan
yang tidak penting dan diciptakan oleh masyarakat. Pemahaman ini jelas dalam
definisi Both mengenai emansipasi yang ‘membebaskan masyarakat dari batasbatas yang mengekang mereka dalam mengungkapkan secara bebas apa yang
ingin mereka lakukan’. Penegasan dalam pemahaman ini terdapat dalam
penghapusan haangan dan hambatan yang membatasi kebebasan individu atau
kolektif. Yang lebih penting, Ashley menjabarkan emansipasi sebagai
pengamanan ‘kebebasan dari desakan-desakan yang tidak kelihatan, hubungan
dominasi, serta kondisi komunikasi dan pemahaman yang terganggu yang

menghalangi manusia melihat kemampuannya dalam mewujudkan masa depa
mereka sendiri melalui kehendak dan kesadaran yang utuh’. Tujuan umum dari
pemahaman ini adalah bahwa emansipai cecara tidak langsung menyatakan
adanya pencarian otonomi. ‘untuk bisa bebas’, ujar Linklater adalah dengan
‘memantapkan diri atau memiliki kemampuan untuk memulai suatu tindakan’.
Emansipasi diawali dengan otonomi.9
Meski demikian otonomi saja tidak cukup. Karena teori internasional kritis
yang mengeksplorsasi prosper-prospek untuk ‘memperluas kemampuan manusia
dalam memantapkan diri’ juga harus meliputi eksplorasi keamanan; pencarian
otonomi harus juga berupa pencarian akan keamanan. Keamanan, yang oleh Both
didefinisikan sebagai ‘tidak ada ancaman’ sangat berkaitan dengan emansipasi
Burchill, scott dan Andrew Linklater. 2009. “Teori-Teori Hubungan Internasional”. Bandung:
Nusamedia. Hal 223
8
Burchill, 2009, hal 223
9
Burchill, 2009, hal 223
7

karena otonomi dalam beberapa tahap tertentu bergantung pada tidak adanya

ancaman yang melumpuhkan. Keamanan adalah yang melindungi atau menjaga
otonomi.10
Konsep ini sebagai acuan untuk mendorong agar suatu negara dapat
melakukan tindakan untuk terbebas dari dominasi barat. Emansipasi juga
merupakan pencarian langkah dalam menentukan nasib negaranya yang sesuai
dengan ideologi negara tersebut. Konsep ini sangat cocok sebagai landasan untuk
membahas isu embargo ini. Karena, konsep ini membas tentang emansipasi yang
belum dilakukan oleh Indonesia selama ini. Sehingga, di sini akan dianalisis
mengenai emansipasi yang dapat dilakukan Indonesia terhadap embargo AS ini
yang sesuai dengan kemampuan Indonesia.

D. Analisis
Sebagai negara super power, AS melakukan perluasan kekuasaan.
Perluasan kekuasaan yang dilakukan oleh AS pada sekarang ini bukan merupakan
penjajahan secara fisik namun, lebih mengarah pada penguasaan untuk
mempengaruhi negara lain. Pengaruh yang mendominasi sehingga negara lain
mampu untuk melaksanakan kepentingan dan AS sendiri. AS mampu membuat
negara lain menjadi tergantung dan mengandalkan bantuan dari AS dengan
powernya.
Pada mulanya AS memberikan bantuan pada negara negara berkembang

tanpa ada imbalan. Namun, lambat laun negara kecil tersebut akan terus
tergantung dengan AS. Lalu kemudian, AS akan menyebarkan ideology mereka,
sehingga negara tersebut mau untuk mendukung dan melaksanakan ideologi AS.
Walaupun sebenarnya langka yang mereka tempuh tidak sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan negara itu sendiri. Power yang dimiliki AS membuat AS dapat
melakukan kehendak atau keputusan secara sepihak. Salah satunya saja, yaitu
embargo militer yang dilakukan AS terhadap Indonesia. Embargo tersebut
membuat Indonesia tidak dapat memenuhu kebutuhan sitem pertahanan. Karena

10

Burchill, 2009, hal 224

selama ini, Indonesia hanya mengandalkan peralatan dan kerja sama militer dari
AS
Embargo yang dilakukan oleh AS berdampak menyeluruh bagi Indonesia.
Indonesia menjadi kelimpungan dalam memenuhi kebutuhan peralatan militer.
Kinerja dari militer Indonesia juga kurang maksimal karena kurang ditunjang oleh
peralatan yang memadai. Terlebih lagi latihan militer Komando Pasukan Khusus
(KOPASUS) juga dihentikan oleh AS.

Kondisi ini tidak dapat didiamkan begitu saja, karena militer merupakan
komponen utama dalam sistem pertahanan suatu negara. Maka dari itu untuk
memenuhi kebutuhan sistem pertahanan dan peralatan militer, Indonesia
melakukan berbagai upaya. Salah satunya yaitu menggalang kerjasama dengan
negara lain yang memiliki teknologi persenjataan yang lebih baik dari Indonesia.
Namu, supply senjata atau peralatan dari negara lain justru membutuhkan biaya
operasional uang lebih banyak. Dan hal tersebut sangat tidak menguntungkan bagi
Indonesia. Kondisi ini menuntut Indonesia untuk bersikap kritis untuk melakukan
inovasi sebagai solusi. Inovasi merupakan pemantapan untuk memulai suatu
tindakan dalam menyatakan kebebasan (emansipasi). Sehingga Indonesia tidak
terus menerus berada dibawah pengaruh dan dominasu badi barat yaitu AS.
Teori kritis tidak terbatas pada suatu pengujian negara dan sistem negara
tetapi memfokuskan lebih luas pada kekuatan dan dominasi di dunia secara
umum. Teori kritis mencari pengetahuan bagi tujuan poitis: untuk membebaskan
kemanusiaan dari struktur politik dan ekonomi dunia yang “menekan” yang
dikendalikan oleh kekuatan hegemon, khususnya negara kapitalis Amerika
Serikat. Mereka berupaya untuk mendobrak dominasi global negara-negara kaya
dibelahan umu Utara atas negara-negara dibelahan bumi Selatan.11
Orientasi dari teori kritis menuju perubahan progresif dan keinginan untuk
membawa perubahan tersebut juga merupakan pengenalan idealisme. Teoritisi
kritis secra terbuka adalah politis : menganjurkan dan memajukan ideology

Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 1999. “Introduction to International Relations”. New
York: Oxford University Press. Hal 300

11

progresif atas emansipasi yang yakin akan mempertahankan dan memajukan niainilai politisnya.12
Emansipatori yang berarti menuntut kebebasan dan otonomi untuk
menentukan nasib sendiri memang dibutuhkan oleh suatu negara. Karena negara
adalah otoritas yang berdaulat atas negaranya sendiri. Indonesia juga merupakan
negara yang berdaulat sehingga berhak untuk melakukan tindakan sebagai sikap
bebas atas dominasi dari negara lain. Namun, kebebasan tersebut juga harus
ditunjang oleh keamanan agar tebebas dari ancaman yang mengganggu otonomi
negara itu sendiri.
Ketergantungan Indonesia atas kerjasama militer dengan AS harus
dilepaskan dengan kemauan dan tindakan dari Indonesia sendiri untuk
menentukan nasib negaranya sendiri. Ketergantungan yang berlebihan merugikan
Indonesia yang membuat Indonesia tidak dapat berkembang dan mandiri.
Ditambah lagi bantuan atau supply peralatan militer dari AS yang selalu
diandalakan oleh Indonesia tidak lagi bisa untuk memenuhi kebutuhan militer
domestic (embargo). Apabila Indonesia hanya menggantungkan harapan untuk
menunggu dicabutnya embargo tersebut maka akan sangat tidak efektif bagi
perkembangn Indonesia sendiri.
Langkah lain yang telah ditempuh juga tidak dapat menyelesaikan kondisi
ini dengan meyeluruh dan tuntas. Sehingga dapat dietahui, bahwa Indonesia
memang harus dituntut untuk nelakukan inovasi sebagai langkah lain dan sebagai
bentuk emansipasi atas embargo ini. Salah satu lagkah yang dapat ditempuh yaitu
memperkuat industri pertahanan dalam negeri dan inovasi dalam melakukan
pembelian peralatan militer dengan negara lain. Industri pertahanan dalam negeri
dapat menjadi alternative dalam memenuhi kebutuhan peralatan militer Indonesia.
Walaupun kemampuan industri pertahanan Indonesia sangat minim, tetapi
setidaknya dapat memenuhi kebutuhan yang kecil dan sederhana dari militer
Indonesia.

12

Jackson, 1999, hal 301

Dengan kondisi industri yang minim, justru akan mendorong Indonesia
untunk meningkatkan kualitas dan kemampuan untuk mengembangkan industry
pertahanan guna memenuhi kebutuhan peralatan militer. Sehingga, Indonesia
tidak perlu lagi terlalu banyak untuk mengimpor peralatan militer. Kualitas dan
kuantitas peralatan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari
negara Indonesia itu sendiri. Penghematan biaya juga merupakan keuntungan dari
langkah ini.
Tindakan lain yang dapat dilakukan Indonesia sebagai proyek emansipasi
adalah inovasi dalam sistem pembelian senjata dengan negara lain juga harus
diperbarui. Agar, tidak merugikan kedua belah pihak. Dan apabila pihak
penyupply melakukan embargo maka tidak akan menjadi hal yang menakutkan
dan mengancam bagi negara lain. Indonesia dapat melakukan langkah ini sebagai
antisipasi terhadap kerjasama dengan negara lain.
Apabila Indonesia benar benar berkemauan dalam melakukan inovasi dan
langkah langkah sebagai bukti sikap kritis dan terbebas dari kungkungan barat,
maka akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh Indonesia. Salah
satunya yaitu Indonesia dapat mengembangkan kememapuan dan bebas untuk
menentukan arah dari negaranya sendiri yag sesuai dengan ideologi negara tanpa
dipengaruhi dan didominasi oleh negara lain.

E. Penutup
Kesimpulan
Teori internasional kritis mengkaji isu yang lebih detail dalam hubungan
internasional. Terutama mengkaji tentang dominasi barat terhadap negara negara
timur. Teori kritis memiliki asumsi utama yaitu proyek emansipasi sebagai
langkah dalam menghadapi tekanan barat.
Dominasi barat akan menimbulkan kerugian dan ketergantungan bagi
negara yang didominasi. Dibutuhkan tindakan untuk memulai emansipasi
terhadap dominasi barat tersebut. Embargo yang dilakukan terhadap Indonesia
menunjukkan dominasi yang kuat. Sehingga Indonesia dapat melakukan proyek
emansipasi yang tepat untuk keluar dari imperialism AS tersebut.

Daftar pustaka
Burchill,

Scott

dan

Andrew

Linklater.

2009.

“Teori-Teori

Hubungan

Internasional”. Bandung: Nusamedia.
Devetak, Richard. 2004. “Theories of Internasional Relations”. London: Palgrave
Macmillan.
Jackson, Robert dan Georg Sorensen. 1999. “Introduction to International
Relations”. New York: Oxford University Press.
Linklater, Andrew. 1990. “Beyond Realism and Marxism: Critical Theory and
Internasional Relations”. London.
Oxford University Press, 2007
Steans, Jill dan Lloyd Pettiford. 2009.“ Hubungan Internasional Perspektif dan
Tema”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.