ANALISIS DAN PERANCANGAN ALGORITMA

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALGORITMA

  Sarifuddin Madenda Universitas Gunadarma November 2013

  

Analisis : prosedur yang dilakukan untuk

mengidentifikasi, merumuskan masalah

dan menyusun metode serta langkah-

langkah pemecahan masalah secara

tepat

   Identifikasi dan fahami masalah secara tepat

 Definisikan masalah utama dan turunkan

secara rinci,  Batasi masalah (bila dibutuhkan).

  Contoh: Analisis Masalah Citra Medis

  Analisis kebutuhan meliputi : Siapa pemakai program

Pesan-pesan apa saja yang ingin

ditampilkan

Apakah dibutuhkan password guna

menjaga keamanan program

Bagaimana format menu, input, proses

atau output yang diinginkan Data apa saja yang akan diinputkan

  

Seberapa tinggi tigkat presisi => Berapa

digit angka yang akan diproses

  

Rumus apa yang akan digunakan atau

bagaimana proses pengolahan data harus dilakukan Siapa saja yang membutuhkan informasi yang akan dihasilkan nanti

  

Informasi apa yang dibutuhkan oleh

masing-masing pemakai

Apakah manfaat dari informasi yang

dihasilkan tersebut Kapan informasi tersebut dibutuhkan

Apa bentuk help yang diinginkan oleh

para pemakai

  Masalah Pendefinisian Masalah Deskripsi

  Masalah Perancangan Aloritma

  Pengkodean Algoritma Implementasi dan uji coba dengan komputer

  Program Siap pakai A

  A ALUR TAHAPAN ANALISIS DAN PERANCANGAN ALGORITMA Sesuai

  Tidak Ya

  Perancangan (Metode Penelitian) :

Pemodelan penggambaran,

peren-canaan dan pembuatan skema atau bagan umum sebagai satu kesatuan proses dalam memecahkan

  Perancangan Algoritma Extraksi dan Penghitunga Luas Area Nodul Paru Deteksi Hitung Citra Cropping Ekstraksi nodul luas area Input Citra Input Area paru dalam paru nodul

  Algoritma :

Defnisi : Langkah-langkah

pemecahan suatu masalah atau pekerjaan, yang dinyatakan secara sistematis, rinci, dan jelas, sehingga bila dilaksanakan pada kondisi awal tertentu, akan berakhir dalam

  Desain Algoritma :

 Uraian langkah-langkah dalam pemecahan

masalah yang ada

 Permasalahan dibagi menjadi sub-masalah

yang lebih mudah dikerjakan.

  

 Sub-masalah dibagi lagi menjadi sejumlah

sub-masalah yang lebih kecil sampai menjadi bagian yang mudah diselesaikan (pemrograman modular).

  Desain Algoritma : berulang, sehingga akan  Pengkajian diperoleh algoritma yang paling lengkap, tepat, benar dan relevan, dan siap untuk diimplementasikan dalam bentuk program. kajian akhir dilakukan untuk  Fase memastikan sudah tidak ada lagi permasalahan lain yang terlupakan.

  

Karakteristik Algoritma

 Terstruktur  Efisien  Rinci

 Tidak bermakna ganda

 Independen

  Terstruktur :  Terdiri dari sejumlah langkah, blok, prosedur & fungsi

 Satu pintu masuk dan satu pintu keluar

 Aliran Kendali mengikuti pola tertentu  Mudah dikelola & dikembangkan

  

Efisien : Penggunaan memori dan waktu

proses yang optimal

   Processor : menjalankan setiap perintah

  secara cepat dan tepat  Variabel dibuat sesedikit mungkin sesuai kebutuhan

  Rinci :

  Mudah dinyatakan dengan satu atau beberapa perintah bahasa pemrograman  Tidak menimbulkan keraguan makna

  Independent : Tidak tergantung pada bahasa pemrog- raman tertentu

  : Algoritma

 Terdiri atas langkah-langkah yang terdefinisi

dengan baik  Bisa dihitung (computable) atau bisa diukur (measurable)  Menerima input, menghasilkan output

 Memungkinkan komputer melakukan proses

penyelesaiain suatu masalah

  Struktur Dasar Algoritma

  1. Runtunan (Sequence)

  2. Pemilihan (Selection)

  

3. Pengulangan (Repetition)

  Runtunan (Sequence) Algoritma merupakan runtunan (sequence)

  • satu atau lebih instruksi/pernyataan, setiap pernyataan dikerjakan secara
  • berurutan sesuai dengan urutan penulisannya. Sebuah instruksi dilaksanakan setelah instruksi sebelumnya selesai dilaksanakan. Urutan instruksi menentukan keadaan
  • akhir algoritma

  Pemilihan (Selection) if kondisi then aksi endif if kondisi then aksi1 else aksi2 endif

  Pengulangan (Repetition)

for var  awal to akhir do

aksi endfor repeat aksi until kondisi_stop while kondisi_ulang do aksi endwhile

  Membuat Kode-kode / perintah-perintah yang mirip dengan bahasa pemrograman.

  Pengkodean :

  

Tujuan yang harus dicapai dalam

pengkodean adalah : EFISIENSI

  :

  • Efisiensi kode, merupakan satu kesatuan dengan efisiensi algoritma yang telah didefinisikan pada tahap perancangan
  • Efisiensi memori adalah keefisienan perintah dalam program dan dalam menggunakan memori baik untuk pelaksanaan perintah ataupun pada penyimpanan data

  • Efisiensi I/O :

  I/O yang berpengaruh langsung terhadap

  • – pemakai, maksudnya input yang dimasukkan oleh pemakai cukup jelas dan mudah dimengerti begitu juga untuk output yang dihasilkan. I/O yang berpengaruh secara langsung
  • – terhadap mesin.
Contoh masalah: Video conference

  • Volume data multimedia sangat besar
  • - Bandwidth jaringan terbatas dan mahal

  • Delay waktu transmisi besar

  • Membutuhkan bandwidth komunikasi besar

  Masalah “data yang sangat besar”

  • – Membutuhkan memori yang besar
  • – Delay waktu transmisi besar
  • – – Biaya tinggi
    • Memori menjadi lebih kecil

  Solusi “Kompresi data”

  • – – Biaya dapat diperkecil

  “Kompresi data” mengacu pada

  • sifat redundancy (kerangkapan

    data)

  Bagaimana mentukan ada tidaknya

  • – kerangkapan data Bagaimana jenis kerangkapan datanya
  • – (berurutan, periodik, acak) Metode apa yang digunakan untuk
  • – memampatkan data yang rangkap/berulang

  Contoh kerangkapan data: 26 26 26 27 30 30 … (rangkap berurutan) 26 30 27 26 25 26 (rangkap tidak berurutan) 26 30 27 26 25 26 26 30 27 26 25 26 (periodik)

   Mentukan ada tidaknya atau besar kecilnya kerangkapan data : Hitung histogram data (frekuensi

  • – munculnya setiap nilai data) Hitung entropy-nya
  • – Contoh kerangkapan data: 26 26 26 27 30 30 … (rangkap berurutan) 26 30 27 26 25 26 (rangkap tidak berurutan) 26 30 27 26 25 26 26 30 27 26 25 26 (periodik)

   Metode pemampatan data

  • Run Length Encoding (RLE)

  Hitung jumlah perulangan data yang

  • – berurutan Catat jumlah perulangannya
  • – Contoh :

  26 26 26 27 30 30  26 2 27 0 30 1 26 30 27 26 25 26  26 0 30 0 27 0 26 0 25 0 26 0 26 30 27 26 25 26 26 30 27 26 25 26 (periodik)  6 1 26 30 27 26 25 26

  • Contoh : "this is an example of a huffman tree"

  

Pohon Biner (Huffman coding)

  • statistik munculnya karakter (histogram) : “ “= 7, a=4, e=4, f=3, t=2, h=2, i=2, s=2, n=2, m=2, x=1, p=1, l=1, u=1, 0=1, r=1.
  • - Probabilitas munculnya karakter : “ “= 0.1944…,

    a=e=0.1111…, f=0.0833…, t=h=i=s=n=m=0.0556,

  • Contoh : "this is an example of a huffman tree« 0011 1000 1001 1010

  

Pohon Biner (Huffman coding)

  “ “= 000 a = 010 e = 011 f = 0010 t = 0011 h = 1000 s = 1010 n = 1011 m = 1100 x = 11010 p = 11011 l = 11100 u = 11101 o = 11110

  • Pohon Biner (Huffman coding)

  “ “= 7 a=4 e=4 f=3 t=2 h=2 i=2 s=2 m=2 x=1 p=1 l=1 u=1 0=1 r=1 2 2 2 4 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 4 4 4 5 8 8 8 12 16

20

“ “= 000 a = 010 e = 011 f = 0010 t = 0011 h = 1000 i = 1001 s = 1010 n = 1011 m = 1100 x = 11010 p = 11011 l = 11100 u = 11101 o = 11110 r = 11111

  288 bit  135 bit 36

  Representasi Citra Digital (data visual) Citra Berwarna (RGB)

  Citra Gray-level (Luminance) Citra Hitam-Putih (“0” & “1”)

  Representasi Citra Digital (data visual) Definisi Citra Secara fisik : Representasi informasi pada suatu media; kertas, film, monitor dll.

  Informasi dalam citra :

  • informasi dasar (warna, bentuk dan texture)
  • informasi abstrak (Cantik, senang, dst.)
  • informasi kejadian (pesta, perkawinan, dst.)

  • Fungsi dua dimensi I(x, y) yang menyatakan nilai intensitas atau warna I pada posisi x,y.
  • Citra berwarna  I(m,n,w)  w = (R,G,B [0, 2 b
    • 1])

  I N

  89 63 77 93 69 78 119 89 79 119 89 76 107 79 81

  I 88 134 97 73 129 90 73 127 88 56 114 75 40 115 80 79 110 73 75 122 84 73 126 88 62 120 84 55 97 66 81 107 77 77 112 81 84 127 94 83 121 90 78 123 91 79

  I n m

  I I

  I N

  I I

  I M

  97 90 88 75 80 73 84 88 84 66 77 81 94 90 91 63 69 89 89 79 41 55 78 81 75 Secara matematis :

  I M

  ( 1 , ) , ( ) , ( N M

  ) 1 ( , 1 ( ) ( 1 , . . . )

  )

1 ,

) 1 ( 1 ,

  ) 1 ( , 1 ( . . .

  ) 1 , . 1 ( . . ) 1 ,

  Representasi Citra Digital    

  71 41 71 84 55 91 106 78 70 110 81 69 100 75 134 129 127 114 115

110 122 126 120

97 107 112 127 121 123 89 93 119 119 107 71 84 106 110 100 88 73 73 56 40 79 75 73 62 55 81 77 84 83 78 79 77 78 79 76 81 71 91 70 69

  • Diperoleh dari citra berwarna,
  • L = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B • Citra gray level  I(m,n) = L [0, 2 b
    • 1]

  77

  96

  89

  73

  88 90 102

  98

  97

  80

  87

  95

  97

  87

  64

  70

  92

  87

  94

  78

  Citra gray level :

  I M

       ) 1 ,

  . 1 ( . . ) 1 , ) 1 ( , 1 (

  . . .

  ) 1 , ) 1 ( 1 ,

  ) 1 ( , 1 ( ) ( 1 , . . . )

  ( 1 , ) , ( ) , ( N M

  I M

  I N

  82

  I I

  I N

  

I

I

  I n m

  I Representasi Citra Digital 106

  97

  96

  81

  

citra berwarna gray level

Program Matlab : Im = imread(‘nama file citea’); [N,M] = size(Im); for i = 1 : N for j = 1 : M R = Im(i,j,1) ; G = Im(i,j,2) ; B = Im(i,j,3) ;

Im(i,j) = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B;

end end

  • Diperoleh dari citra gray level, 1 jika L > Threshold • B = 0 jika L < Threshold • Citra biner  I(m,n) = B [0, 1]

  I Representasi Citra Digital

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  1

  I n m

  Citra Biner :

  I I

  I N

  I I

  I N

  I M

  I M

  ( 1 , ) , ( ) , ( N M

  ) 1 ( , 1 ( ) ( 1 , . . . )

  ) 1 , ) 1 ( 1 ,

  . . .

  . 1 ( . . ) 1 , ) 1 ( , 1 (

       ) 1 ,

  1 Threshold < 90

  

citra gray level  Citra Biner

Program Matlab : Threshold = 90 Im = imread(‘nama file citea’); [N,M] = size(Im); for i = 1 : N for j = 1 : M if Im(i,j) >= Threshold Im(i,j) = 1; else Im(i,j) = 0; end end

  Algoritma pengitungan Histogram Citra,

  Urutan proses algoritma Histogram Citra :

  Baca citra (format citra : jpg, bmp, png, …)

  • Baca ukuran citra
  • Berapa level intensitas dalam citra
  • >(8 bit/pixel  maksimum 256)
  • Hitung histogram citra Tampilkan kurva histogram citra

  Algortimanya adalah sebagai berikut :

Procedure HistCitra(Input Im : ArrayInt, Output H : LarikInt)

{ K. Awal : Elemen Array Im Telah terdefinisi K. Akhir : Elemen Larik H Histogram Proses : Menghitung banyaknya pixel citra yang memiliki nilai intensitas yang sama} Deklarasi k : integer {Pencacah untuk jumlah langkah} j : integer {Pencacah untuk penelusuran array}

  N : integer {Ukuran baris citra} M : integer {Ukuran kolom citra}

  Program Matlab : H(1:Lmax) =0; for i = 1 : N for j = 1 : M

H(Im(i,j)) = H(Im(i,j)) +1;

end end

  0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 500 1000 1500 2000 2500 3000 Histogram dari hasil eksekusi algoritma

  

Histogram tak ternormalisasi Histogram ternormalisasi Analisis tekstur citra Algoritma pengitungan Histogram Citra, mean dan variance

  Algoritma pengitungan Histogram Citra, mean dan variance

  1. For i = 1 to N

  2. For j = 1 to M 3. h(I(i,j)) = h(I(i,j))+ 1

  4. End for

  5. End for 6. htsum =0

  7. For np = 0 to 255 8. htsum = htsum+h(np) * np

  9. End for 10. µ = htsum/(M*N) asli

  11. Vtot=0

  12. For np = 0 to 255

  13. Vtot=Vtot+ (np - µ )^2) * h(np) asli

  14. End for 15. σ = Vtot/M*N asli

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) CODING

  Metode Lempel-Ziv-Welch (LZW )merupakan

  • metode kompresi data yang bersifat umum dan dapat digunakan pada semua jenis data. LZW merupakan pengembangan dari metode
  • LZ78 yang dikembangkan ol Algoritmanya sangat sederhana dan
  • memungkinkan untuk diimplementasikan dalam bentu peragkat keras.

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 46

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) CODING

  Telah digunakan secara meluas dalam kompresi

  • file yang berbasis perangkat lunak Unix dan juga digunakan dalam kompresi citra format GIF Andaikan kita ingin mengkompres data teks
  • berupa sebuah kalimat berikut:

  TOBEORNOTTOBEORTOBEORNOT

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 47

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) CODING

  Char Kata Keluaran Kamus (C) (W) (nilai) (kata dan nilai) W+C T O T TO T = 84 TO = 256 3 <NIL> T 2 1 E B BE B = 66 BE = 258 B O OB O = 79 OB = 257 O E EO E = 69 EO = 259 R O OR O = 79 OR = 260 O N NO N = 78 NO = 262 N R RN R = 82 RN = 261 T T TT T = 84 TT = 264 T O OT O = 79 OT = 263 O T TO B TO TOB 256 TOB = 265 O BE BEO 258 BEO = 266 E B BE Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 48

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) CODING Char Kata Keluaran Kamus

  (C) (W) (nilai) (kata dan nilai)

O BE BEO 258 BEO = 266

W+C

T OR ORT 260 ORT = 267

R O OR B TO TOB O T TO O E EO

E TOB TOBE 265 TOBE = 268

N R RN

R EO EOR 259 EOR = 269

T O OT

O RN RNO 261 RNO = 270

EOF OT 263

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 49

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) CODING

  • Hasil encoding atau kompresi : .

  84 79 66 69 79 82 78 79 84 256 258 260 265 259 261 263

  Setiap nilai dari deretan tersebut dapat

  • dikodekan dengan jumlah bit maksimum adalah 9 bit. Total bit hasil kompresi adalah sebesar 16x9 bit
  • = 144 bit, sedang jumlah bit data aslinya sebanyak 24x8 bit = 192 bit. Rasio kompresi sebesar 192/144 = 1,333 kali
  • Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab

  lebih kecil

  50

6.2.4 LEMPEL-ZIV-WELCH (LZW) DECODING

  Input C W Output Kamus W+C 1 79 O T TO O TO = 256

  84 T T T 69 E B BE E BE = 258

  66 B O OB B OB = 257 82 R O OR R OR = 260

  79 O E EO O EO = 259

  78 N R RN N RN = 261 79 O N NO O NO = 262 256 TO T TT TO TT = 264

  84 T O OT T OT = 263 260 OR BE BEO OR BEO = 266 258 BE TO TOB BE TOB = 265 259 EO TOB TOBE EO TOBE = 268 265 TOB OR ORT TOB ORT = 267 Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 263 OT RN RNO OT RNO = 270 261 RN EO EOR RN EOR = 269

  51

6.1 KERANGKAPAN DATA DAN

  INFORMASI

  Teori kompresi dikembangkan mengacu pada

  • kerangkapan data/informasi. Dua informasi auditif atau informasi visual yang
  • mengandung makna yang sama dan terbentuk oleh data dengan nilai numerik yang sama, dinyatakan memiliki kerangkapan informasi dan kerangkapan data. Dua informasi auditif atau informasi visual yang
  • mengandung makna yang sama tetapi terbentuk oleh data dengan nilai numerik yang berbeda, dinyatakan memiliki kerangkapan informasi tanpa Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab kerangkapan data.
  • 52

6.1 KERANGKAPAN DATA DAN INFORMASI

  Tiga buah objek pertama berwarna biru (segi tiga,

  • R=0, G=51, B=204), (segi empat, R=1, G=52, B=205) dan (lingkaran, R=2, G=49, B=202). Tiga buah objek kedua berwarna ungu : (segi tiga,
  • R=255, G=0, B=255), (segi empat, R=255, G=0, B=255) dan (lingkaran, R=255, G=0, B=255).

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 53

6.1 KERANGKAPAN DATA DAN INFORMASI

  Secara visual, tiga buah objek pertama memberi

  • informasi warna biru yang sama (walau datanya berbeda), sehingga data warna biru ketiga objek dapat diwakilkan oleh salah satunya: (segi tiga, segi empat, lingkaran, R=1, G=52, B=205). Terkompresi dengan rasio kompresi 9/3 = 3
  • Secara visual, tiga objek kedua memberi
  • informasi warna ungu yang sama dan datanya sama: (segi tiga, segi empat, lingkaran, R=255, G=0, B=255). Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab
  • 54 Terkompresi dengan rasio kompresi 9/

  Semakin banyak data rangkap, semakin tinggi

  • rasio kompresi. Kerangkapan data dapat diperbanyak melalui
  • proses deferensial dan quantisasi Deferensial merupakan selisih antara dua data
  • pixel yang saling berurutan:

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 55

  Data citra I heterogen  data DI homogen

  • bernilai “1”.. Metode diferensial digunakan sebagai algoritma
  • DPCM (Differential Pulse Code Modulation) biasa digunakan untuk kompresi citra lossless. Proses rekonstruksi:
  • Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab
  • 56

  Metode kuantisasi digunakan pada teknik

  • kompresi data yang bersifat lossy: Q I =round( I/Q)

  Data citra I = (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10), jika nilai

  • kuantiasi Q=5 Q I = (0, 0, 1, 1, 1, 1, 1, 2, 2, 2)
  • Q Proses rekonstruksi:
  • I =round(I *Q)

  Hasil rekonstruksi: I = (0, 0, 5, 5, 5, 5, 5, 10, 10,

  • 10). Hampir semua nilai data berubah, secara visual
  • Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab

  perubahan ini tidak begitu tampak 57

  • 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  • 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Model zig-zag coding Hasil DCT dan kuantisasi Pada kompresi JPEG

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 58

  Susuan data dapat mempengaruhi rasio kmpresi

  903 -4 3 1 0 0 0 0

  1 2 6 7 15 16 28 29 3 5 8 14 17 27 30 43 4 9 13 18 26 31 42 44 10 12 19 25 32 41 45 54 11 20 24 33 40 46 53 55 21 23 34 39 47 52 56 61 22 35 38 48 51 57 60 62 36 37 49 50 58 59 63 64 z =

  903 -4 3 1 0 0 0 0

  903 -4 -1 0 0 3 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 data =

  

Program Matlab zig-zag

coding: Udata(1:64)=0; for i = 1 : N for j = 1 : M Udata(z(i,j)) = data(i,j); end end

  Pengolahan Citra dan Video Digital: Teori, Algoritma dan Pemrograman Matlab 59

Dokumen yang terkait

KAJIAN MUTU DAN DAYA SIMPAN KEJU MOZZARELLA PROBIOTIK DARI SUSU KERBAU [The Study of Quality and Shelf Life in Probiotical Mozzarella Cheese from Buffalo Milk] Siti Nuzulan Nur 1) , Satrijo Saloko 2) dan Djoko Kisworo 3)

0 0 9

311 PENINGKATAN MUTU DAN DAYA SIMPAN IKAN PINDANG KUNING “PINDANG RUMBUK” DENGAN PERLAKUAN LAMA STERILISASI [The Enhancement of Quality and Shelf Life of Yellow Seasoned Pindang Fish “Pindang Rumbuk” Through Treatment of Sterilization Time]

1 1 13

289 PENGARUH LAMA PEMANASAN TERHADAP VITAMIN C, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SIFAT SENSORIS SIRUP KERSEN ( Muntingia calabura L.) [The Effect of Boiling Time on Vitamin C, Antioxidant Activity and Sensory Properties of Singapore Cherry (Muntingia calabura L.

0 1 9

283 RENDEMEN SELULOSA HASIL EKSTRAKSI BATANG TANAMAN JAGUNG ( Zea mays) MENGGUNAKAN VARIASI LAMA BLANCHING DAN KONSENTRASI NaOH [Yield and Charateristics of Cellulose from Stalks of Corn Plant (Zea mays) Extraction Using Different Blanching Time and Conce

0 0 6

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X

0 0 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ACEH

0 0 20

UNIVERSITAS GUNADARMA TAHUN 2009 PENDAHULUAN - PERANCANGAN SISTEM TERINCI OUTPUT DAN INPUT

0 1 15

INFORMATIKA DAN KOMPUTERISASI AKUNTANSI

0 0 24

STRUCTURED ENGLISH DAN PSEUDOCODE

0 0 9

PERANCANGAN SISTEM SECARA UMUM

0 0 15