PENGARUH WADAH , KONDISI DAN CARA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KADAR IODIUM DALAM GARAM

  

PENGARUH WADAH , KONDISI DAN CARA PENYIMPANAN

TERHADAP PERUBAHAN KADAR IODIUM DALAM GARAM

1 2 1,2

Any Wijawati , Widi Dwi Asiarini

Prodi DIII Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas MH Thamrin Alamat Korespondensi:

  Jl. Raya Pondok Gede No 23-25 Kramat Jati, Jakarta Timur Telp: 021 8096411 ext 1208 Alamat email:wididwi797@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

  Berdasarkan jurnal kesehatan volume 3 nomor 2 tahun 2010, hasil survey penyimpanan garam yang dikonsumsi secara umum gambaran penyimpanan yang tidak sesuai sebesar 83,3 % dan yang sesuai sebesar 16,7 %, ini bisa dilihat dari wadah dan lokasi penyimpanan yang tidak tepat walaupun cara penyimpanan sudah memenuhi syarat. Biasanya masyarakat penyimpanan wadah garam dekat perapian atau terpapar sinar matahari langsung yang dapat mengurangi bahkan bisa menghilangkan kadar iodium dalam garam.

  Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh wadah, kondisi dan cara penyimpanan terhadap perubahan kadar iodium dalam garam secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksprimental (percobaan) yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas tempat, kondisi dan cara penyimpanan garam terhadap penurunan kandungan iodium.

  Berdasarkan penelitian diketahui hasil uji kualitatif semua garam mengandung iodium, dengan uji kuantitatif rata-rata kadar iodium garam yang tidak terpapar panas (70,87 ppm) lebih tinggi dibandingkan yang terpapar panas (69,12 ppm). Sedangkan wadah dan cara penyimpanan garam, rata-rata kadar iodium garam secara tertutup (71,81 ppm) lebih tinggi dibandingkan secara terbuka (68,18 ppm).

  Wadah, lokasi dan cara penyimpanan garam, rata-rata kadar iodium tertinggi terdapat pada wadah kedap udara pada lokasi tidak terpapar panas dan cara penyimpanan secara tertutup (79 pmm).

  Kata kunci: kadar yodium, garam, wadah PENDAHULUAN

  Indonesia masih menghadapi masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), walaupun upaya penanggulangannya sudah dilakukan sejak kemerdekaan. (Atmarita,2005). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu dari empat masalah utama yang ditemukan hampir ditemukan di seluruh provinsi Indonesia. GAKI adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur Iodium dalam jangka waktu yang lama dan dapat menyebabkan gondok endemik, kretin, tingginya angka lahir mati dan angka kematian bayi serta menurunnya tingkat kecerdasan (IQ) (Prasetya,2006).

  Data tahun 1998 menunjukkan 87 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah endemik GAKI. Akibatnya kurang dari 20 juta penduduk menderita gondok. GAKI pada ibu hamil berisiko menimbulkan keguguran, sedangkan pada janin menyebabkan lahir mati. Kalaupun lahir, beresiko mengalami cacat bawaan, kematian dini, kretin, keterbelakangan mental, tuli juling dan lumpuh. Diperkirakan tiap tahun ada 9 ( sembilan ) bayi kretin lahir di Indonesia (Kompas, 2006).

  Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan menyediakan iodium bagi masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk yang mengalami gangguan iodium. Iodium merupakan salah satu unsur mineral yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak manusia. (BPS.2001).

  Di Indonesia di perkirakan masih banyak penderita gondok. Sampai saat ini masalah gangguan iodium merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dampaknya secara langsung mempengaruhi hidup dan kualitas sumber daya manusia serta menghambat tujuan pembangunan nasional (Soeharyo,2002). Meskipun hanya sedikit di butuhkan, iodium berpengaruh besar pada kesehatan seseorang. Dikatakan gondok endemik jika lebih dari 15 % penduduknya atau anak-anak yang berusia 6-12 tahun pada masyarakat tersebut menderita penyakit gondok. Gondok dapat juga diklasifikasikan berdasarkan tingkat kelenjar tiroidnya.

  Penyebab utama penyakit gondok dan kretin adalah kekurangan iodium yang di antara lain dikarenakan air dan makanan yang dikomsumsi kandungan iodium yang sangat rendah. Iodium ada didalam tubuh jumlahnya sangat sedikit, yaitu kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang di gunakan untuk mensistesis hormon tiroksin tetraidotironin (T 3 ), dan triiodotironin

  (T 4 ).Hormon-hormon ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental manusia (Almastsier,2009)

  Diketahui bahwa fortifikasi iodium yang selama ini dilakukan adalah garam. Di Indonesia garam yang diperjual belikan harus garam beriodium dengan kadar iodiumnya 30-50 ppm. Menurut hasil pemantauan yang dilakukan oleh Badan pemeriksa obat dan makanan (BPOM) Depkes RI, garam iodium yang memenuhi persyaratan. Berdasarkan standar SNI no 01-3556 tahun 1994 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.77/1995 tentang proses pengepakan dan perlabelan garam beriodium, iodium yang ditambahkan dalam garam adalah 30-80 ppm. (Palupi,2003)

  Kebutuhan tubuh akan iodium rata-rata mencapai 1-2 mikrogram perkg BB. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.(http://www.chem-is-try.org 2009). Dalam rangka gerakan peningkatan kesehatan terutama dalam penerapan penggunaan iodium, pemerintah bersama masyarakat berupaya memenuhi tuntutan kebutuhan iodium. Oleh karena itu untuk mempelancar pelaksanaan program yodisasi dalam bahan makanan, maka diperoleh alternatif bahan makanan yang dapat difortifikasikan pada produk makanan atau pada proses penyimpanan garam beriodium yang dapat mempertahankan kadar iodium itu sendiri.

  Garam merupakan salah satu bahan makanan yang sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi setiap hari. Hasil survey garam iodium (2003) menunjukkan secara nasional lebih dari separuh (56,06%) rumah tangga yang mengonsumsi garam membeli di warung, sekitar sepertiga (37,32%n) membeli dipasar dan hanya sebagian kecil saja (4,52%) yang membeli dari pedagang keliling dan sisanya 2,10% tidak membeli garam dari ketiga tempat tersebut. Kelemahan atau sifat dari iodium adalah tidak tahan panas, sensitif terhadap cahaya, dan lain-lain. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dengan benar proses penyimpanan garam. Dalam penyimpanan garam yang dikonsumsi ,secara umum gambaran penyimpanan yang tidak sesuai sebesar 83,3 % yang sesuai sebesar 16,7% , ini bisa dilihat dari wadah dan lokasi penyimpanan yang tidak tepat walaupun cara penyimpanan sudah memenui syarat.(Lidya dan Mutalazimah,2010).

  Penelitian yang menyatakan lokasi tempat penyimpanan wadah garam dekat perapian atau terpapar sinar matahari langsung dapat mengurangi bahkan bisa menghilangkan kadar iodium dalam garam sampai 50%. Penurunan kadar iodium tersebut berhubungan dengan kualitas garam yang dikomsumsi masyarakat karena garam yang telah difortifikasikan yodium merupakan alternatif penting untuk pemenuhan komsumsi yodium sehari-hari. Pemilihan dan penyimpanan garam beryodium secara tidak langsung berhubungan sekali dengan kadar yodium. (Lakoro, 2003).

  Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh wadah, lokasi dancara penyimpanan garam terhadap kandungan iodium.

  METODE

  Merupakan penelitan di bidang gizi pangan mengenai “Pengaruh Wadah, Kondisi dan Cara Penyimpanan Terhadap Perubahan Kadar Iodium Dalam Garam

  ”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari sebab akibat. Metode

  penelitian yang digunakan adalah metode eksprimental (percobaan) yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas tempat, lokasi dan cara penyimpanan garam terhadap penurunan kandungan iodium.

  Disain penelitian yang digunakan adalah rancangan faktorial 4 x 2 x2 dengan rancangan dasar acak lengkap dengan pengulangan sebanyak dua kali tiap perlakuan. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan dan Laboratorium kimia di Universitas MH.Thamrin. Adapun waktu yang di perlukan adalah satu bulan yaitu dari bulan Januari

  • – Februari 2014. Pada proses penelitian, peneliti melakukan persiapan awal dengan menggunakan sampel garam halus. Dimana sampel garam halus ternyata banyak digunakan masyarakat. Peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masih banyak atau tidak kandungan iodium dalam garam yang ada masyarakat. Dari hasil survey 5 responden Penggunaan garam halus pada masyarakat selama 7 hari didapatkan kisaran antara 130-150 gr habis dalam waktu 7 hari. Kemudian dilakuakan analisa uji kualitatif dan kuantitatif terhadap kandungan iodium, hasil ini sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan. Kemudian dilakukan proses persiapan penelitian lanjutan dengan melakukan pengamatan iodium dengan cara menempatkan garam yang mengandung iodium dalam berbagai wadah yaitu kaca bening, kedap udara,stoples plastik dan kantong plastik kemudian disimpan selama 7 hari untuk dilakukan analisa uji kualitatif dan kuantitatif.

  Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data Primer adalah data yang didapat langsung dengan cara menganalisa kadar iodium pada garam. Penentuan kadar iodium dalam garam dilakukan dengan analisa kuantitatif dan kualitatif. Penentuan garam ini dianalisis untuk mengetahui apakah kandungan iodium pada garam refina akan berkurang selama proses penyimpanan dengan variasi tempat. Kemudian hasil perhitungan kadar iodium dalam garam beriodium yang di tempatkan pada tempat yang berbeda-beda dibandingkan, untuk mengetahui ketahanan garam beriodium. Khususnya penurunan iodiumnya diterapkan pada masa simpan selam tujuh hari dengan pengamatan hari pertama dan hari ke tujuh.

  Untuk mengetahui adanya perbedaan antara tempat dan adanya pengaruh dari tempat penyimpanan terhadap penurunan kadar iodium pada garam digunakan uji Anova . Selaku perlakuan memberikan pengaruh nyata jika F hitung > F Tabel ( Ho ditolak apabila F hitung > F Tabel ) dengan derajat bebas pada taraf 5% dan akan berpengaruh sangan nyata jika F hitung > F Tabel dengan derajat bebas pada taraf 1 %.

  HASIL Penelitian Pendahuluan

  Penelitian pendahuluan dilakukan sebagai dasar untuk identifikasi kualitas dan kuantitas kadar iodium pada garam halus yang dijual dipasar dan supermarket. Menurut data BPS garam halus yang banyak digunakan masyarakat sebesar 71,66 %. Peneliti melakukan survey konsumsi garam pada masyarakat (5 responden) untuk rata rata pengunaan garam halus dimasyarakat selama 7 hari. Hasil yang didapat berada pada kisaran antara 130

  • – 150 gram dalam waktu 7 hari per keluarga. Peneliti pendahuluan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas MH. Thamrin dengan menggunakan satu jenis garam dengan berbagai tempat/wadah yaitu wadah kaca bening,, kedap udara, kantong plastik dan stoples plastik.

  Pada proses penelitian pendahuluan peneliti melakukan persiapan awal dengan menggunakan sampel garam halus. Lama waktu penelitian pendahuluan dilakukan selama 2 hari melalui uji kadar iodium pada garam halus secara kualitatif (uji tetes dengan iodium tes) dan uji kuantitatif (uji titrasi) pada garam. Hasil survey garam yang disimpan pada berbagai wadah positif mengandung iodium sehingga dilakukan penelitian lanjut di Laboratorium Kimia Universitas MH. Thamrin.

  Penelitian Lanjutan

  Penelitian lanjut dilakukan pada hari Kamis tanggal 2 Februari sampai dengan tanggal 8 Februari 2014 di Laboratorium Kimia Universitas MH. Thamrin Jakarta Timur.Penelitian dilakukan pada garam halus yang ditempatkan pada berbagai wadah seperti kaca bening, tupperware, kantong plastik dan stoples plastik. Dengan perlakuan garam secara terbuka dan tertutup terpapar panas dan tidak terpapar panas.Selanjutnya dilakukan analisa iodium secara kualitatif dan kuantitatif.

  Analisa Kadar Iodium Secara Kualitatif

  Pada analisa uji kualitatif dilakukan dengan cara pengecekan keberadaan kadar iodium pada garam dengan cara meneteskan garam dengan iodium test, maka didapatkan hasil terlihat pada Tabel 1.

  Tabel 1 Distribusi Tempat Penyimpanan Garam dan Hasil Kualitatif Keberadaan Iodium dalam Garam selama 7 Hari

  Wadah Lokasi Penyimpanan Cara Penyimpanan Uji Tetes Gradasi warna No

  • Kaca bening Terpapar panas Terbuka Ungu Muda 1.

  Ungu Muda + Tertutup Tidak terpapar panas Terbuka + Ungu Tertutup + Ungu Muda

  • Kedap udara Terpapar panas Terbuka Ungu 2.
  • Tertutup Ungu Tua Tidak terpapar panas + Terbuka Ungu + Tertutup Ungu Tua + Kantong plastik Terpapar panas Terbuka Ungu muda 3.

  Tertutup Ungu +

  • Tidak terpapar panas Terbuka Ungu Ungu Tua + Tertutup Stoples plastik Terpapar panas + Terbuka Ungu Muda 4.

  Ungu + Tertutup

  • Tidak terpapar panas Terbuka Ungu Muda Tertutup + Ungu Tua
Tabel 1 diatas memperlihatkan proses penyimpanan garam refina dengan berbagai wadah dan lokasi dan cara penyimpanan terlihat dengan jelas secara kualitatif kandungan kadar iodium garam yang positif. Berdasarkan uji tetes dapat dibedakan 3 gradasi warna pada garam iodium yaitu ungu tua, ungu dan ungu muda.

  Gambar 1. Foto hasil analisa uji kualitatif dengan perlakuan terbuka kondisi penyimpanan terpapar panas.

  Gambar 2. Hasil foto analisa uji kualitatif dengan perlakuan terbuka kondisi penyimpanan tidak terpapar panas.

  Gambar 3. Foto hasil analisa uji kualitatif dengan perlakuan tertutup kondisi penyimpanan terpapar panas.

  Gambar 4. Hasil Foto uji kuantitatif dengan perlakuan tertutup pada kondisi tidak terpapar panas.

  Analisa Iodium secara Kuantitatif

  Pada analisa uji kuantitatif sebelumnya terdapat sampel garam (uji pendahuluan) di peroleh kadar Iodium dalam garam revina adalah 78,36 mg/kg. Pada analisa uji kuantitatif dengan cara mengecek kandungan iodium pada garam melalui poses titrasi maka didapatkan hasil terlihat pada tabel 2.

  Tabel 2 Distribusi Tempat Penyimpana Garam Dan Hasil Kuantitatif Kadar Iodium dalam Garam yang disimpan selama 7 Hari

  No Wadah TERBUKA TERTUTUP Terpapar panas Tdk Terpapar panas Terpapar panas Tdk Terpapar panas (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)

  I II Rata2

  I II Rata2

  I II Rata2

  I II Rata2

  1. Kaca bening

  66 67 66,5

  72

  70

  71

  74 69 71,5

  72

  72

  72

  2. Kedap udara

  69

  74

  72

  74 73 73,5

  77

  77

  77

  82

  76

  79

  3. Kantong plastic

  59

  69

  63

  69

  59

  64

  65

  65

  65

  67 68 67,5

  4. Stoples plastik

  70

  64

  67

  76 68 67,5

  68

  70

  69

  76

  68

  72 Berdasarkan Tabel 2 hasil rata-rata akhir titrasi kadar iodium pada wadah terbuka terpapar panas sebesar

  67,125 ppm, sedangkan untuk wadah terbuka tidak terpapar panas sebesar 69 ppm. Pada wadah tertutup terpapar panas sebesar 70,625ppm, sedangkan pada wadah tertutup tidak terpapar panas 72,625 ppm. Untuk wadah kedap udara dengan perlakuan terbuka dan terpapar panas sebesar 72 ppm, tidak terpapar panas 73,5 ppm. Pada wadah kedap udara dengan perlakuan tertutup dan terpapar panas sebesar 77 ppm, tidak terpapar panas diketahui 79 ppm. Sedangkan hasil rata-rata akhir titrasi kadar iodium terendah pada wadah kantong plastik dengan perlakuan terbuka dan terpapar panas sebesar 63 ppm, tidak terpapar panas 64 ppm. Pada wadah kantong plastik dengan perlakuan tertutup dan terpapar panas 65 ppm, tidak terpapar panas 67,5 ppm.

  Gambar 5. Foto Proses analisa uji kuantitatif kadar Iodium dengan cara titrasi Analisa Bivariat Hasil perhitungan keberadaan Iodium dihitung dengn menggunakan perhitungan statistik One Way Anova. Berikut adalah hasil perhitungan dalam tabel ringkasan Anova pada Tabel 3.

  Tabel 3 Hasil Perhitungan Keberadaaan Iodium dengan Uji Anova One Way

  Sumber Varian Jumlah Derajat Kuadrat F hitung Taraf (SV) Kuadrat Bebas Rerata Signifikan

  (JK) (db) (KR) (p) Antar group (A) 597 15 39,8 3,00 < 0,05

  F tabel = 2,38 16 13,25

  • 212
  • Dalam group (D) Total 809

  31 53,05 - - Statistik : F hitung > dari F tabel, Ho ditolak Ha diterima

  α 5 % = 5,44 > 4,07, Ho ditolak Ha diterima Logis : Ada pengaruh wadah, kondisi dan cara penyimpanan garam terhadap perubahan kadar iodium

  Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan ada pengaruh wadah, kondisi dan cara penyimpanan garam terhadap perubahan kadar iodium. Dengan menggunakan wadah kedap udara pada lokasi tidak terpapar panas dan cara penyimpanan garam secara tertutup kadar iodium tinggi sedangkan dengan menggunakan wadah kantong plastik pada lokasi terpapar panas dan cara penyimpanan garam secara terbuka kadar iodium rendah.

  Berkurang kandungan iodium dalam garam dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tempat penyimpanan.garam. Garam beriodium akan lebih baik bila disimpan di dalam wadah terbuat dari plastik berwarna terlindung dari sinar matahari (WHO, 2003). Penyimpanan garam beriodium secara tertutup dimaksud agar kandungan iodium ada dalam garam tidak berkurang, karena unsur lain yang membuat penyimpanan terganggu. Berdasarkan hasil survai Garam Iodium(SGY) 2003 , garam yang disimpan secara tertutup mempunyai presentase yang tinggi keberadaan iodium cukupnya, sedangkan garam yang disimpan secara terbuka cenderung lebih rendah kadar iodiumnya (BPS,2003)

Hasil analisis sidik ragam dengan derajat kepercayaan α = 0,05 menunjukkan hasil F hitung = 3.00 > F tabel=

  2.38, maka Ho di tolak dan Ha di terima yang artinya ada pengaruh wadah, kondisi dan cara penyimpanan garam terhadap perubahan kadar iodium. Karena hasil analisis sidik ragam ada pengaruh, maka dilanjutkan dengan uji Duncan, dimana hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

  Hasil analisis uji Duncan pada perlakuan T3.1.1 yang dibandingkan dengan semua perlakuan tidak berbeda nyata, artinya semua perlakuan yang dibandingkan dengan T3.1.1 mempunyai kadar Iodium pada garam yang relatif sama, kecuali yang dibandingkan dengan perlakuan T2.2.1 dan T2.2.2. Dapat disimpulkan bahwa kadar Iodium T2.2.1 dan T2.2.2 lebih tinggi(77 ppm dan 79 ppm) bila dibandingkan dengan T3.1.1( 63 ppm).

  Hasil analisis uji Duncan pada perlakuan T3.1.2 yang dibandingkan dengan semua perlakuan tidak berbeda nyata, artinya semua perlakuan yang dibandingkan dengan T3.1.2 mempunyai kadar Iodium pada garam yang relatif sama, kecuali yang dibandingkan dengan perlakuan T2.2.1 dan T2.2.2. Dapat disimpulkan bahwa kadar yodium T2.2.1 dan T2.2.2 lebih tinggi (77 ppm dan 79 ppm) bila dibandingkan dengan T3.1.2 (64 ppm).

  Hasil analisis uji Duncan pada perlakuan T3.2.1 yang dibandingkan dengan semua perlakuan tidak beda nyata, artinya semua perlakuan yang dibandingkan dengan T3.2.1 mempunyai kadar Iodium pada garam yang relatif sama, kecuali yang dibandingkan dengan perlakuan T2.2.1 dan T2.2.2. Dapat disimpulkan bahwa kadar Iodium T2.2.1 dan T2.2.2 lebih tinggi (77 ppm dan 79 ppm) bila dibandingkan dengan T3.2.1 (64 ppm)

  Hasil analisa uji Duncan pada perlakuan T3.2.2 yang dibandingkan dengan semua perlakuan tidak beda nyata, artinya semua perlakuan yang dibandingkan dengan T3.2.2 mempunyai kadar Iodium pada garam yang relatif sama kecuali yang dibandingkan dengan perlakuan T2.2.1 dan T2.2.2. Dapat disimpulkan bahwa kadar Iodium T2.2.1 dan T2.2.2 lebih tinggi (77 ppm dan 79 ppm) bila dibandingkan dengan T3.2.2 (66,5 ppm)

  Hasil analisis uji Duncan pada perlakuan T1.1.1 dan T4.1.1 yang dibandingkan dengan semua perlakuan tidak beda nyata, artinya semua perlakuan yang dibandingkan dengan T1.1.1 dan T4.1.1 mempunyai kadar Iodium pada garam yang relatif sama kecuali yang dibandingkan dengan perlakuan T2.2.2. Dapat disimpulkan bahwa kadar Iodium lebih tinggi ( 79 ppm) bila dibandingkan dengan T1.1.1 dan T4.1.1 (67 ppm).

  

Tabel 4

Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Perbandingan Nilai Tengah dan LSR Pelakuan

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

  9

  10

  11 Jumlah T3.1.1 T3.1.2 T3.2.1 T3.2.2 T1.1.1 T4.2.1 T1.1.2 T1.2.1 T2.1.2 T2.2.1 T2.2.2

  63 64 65,5 66,5 67 69,5

  71 72 73,5

  77

  79 Kantong Kantong Kantong Kantong Kaca Stoples Kaca Kaca Tupperware Tupperware Tupperware Plastik plastik Plastik Plastik bening plastik bening bening terbuka tdk tertutup tertutup tdk terbuka terbuka tertutup Tertutup terbuka tertutup terbuka tertutup terpapar terpapar terpapar terpapar tdk terpapar tdk terpapar terpapar tdk terpapr panas panas panas panas terpapar panas terpapar panas panas panas panas panas terpapar panas T4.1.1 T1.2.2

  67

  72 Stoples Kaca plastik bening terbuka tertutup tdk terpapar terpapar panas panas T2.1.1

  72 Tupperware Terpapar panas tertutup terpapar panas

  T4.2.1

  72 Stoples plastik tertutup terpapar panas T4.2.2

  72 Stoples plastik tertutup terpapar panas

  Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan ada pengaruh wadah, kondisi dan cara penyimpanan garam terhadap perubahan kadar iodium. Dengan menggunakan wadah kedap udara menunjukkan pada kondisi tidak terpapar panas dan cara penyimpanan garam secara tertutup kadar iodium dapat lebih dipertahankan dan kadarnya masih lebih tinggi (79 ppm) dibandingkan dengan kemasan lainnya.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan wadah, lokasi dan cara penyimpanan garam, rata-rata kadar iodium tertinggi terdapat pada wadah kedap udara pada lokasi tidak terpapar panas dan cara penyimpanan secara tertutup (79 pmm), dan dari tabel tempat penyimpanan dan hasil uji kuantitatif keberadaan iodium menunjukkan bahwa wadah kedap udara mempunyai hasil presentase terbesar (79 ppm) kadar iodiumnya.

  Saran 1.

  Sebaiknya wadah untuk penyimpanan garam pada wadah kualitas plastik dan lebih baik pada wadah/kemasan kedap udara dengan kode 2 HDPE

  DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita,2009. Prinsip Dasar Ilmu GIzi , Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama .

  Atmarita,Jakarta

  Setiaji, Bambang dkk. 1990. Kimia Pangan II .Yogyakarta: Tiara Wacara. Burhanuddin. 2001 Memilih Garam Beriodium (http://www.idd-indonesia.net) [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2001.Statistik Kesehatan (health statistik) Jakarta: BPS [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2003. Statistik Kesehatan (health Statistik) Jakarta: BPS [BPS ]. Badan Pusat Statistik dan Depkes RI, 2003. Hasil Survey Komsumsi Garam Iodium Rumah Tangga , PT.

  Darma Citra Putra Jakarta. [BPOM RI],Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.2006 Edisi mei vol 7 no 3 Jakarta: BPOM Djokomoeljanto, 2006. Pusat GAKY IDD vol I Jurnal GAKY Indonesia.

  Goenawan,2003 Terobosan Baru Untuk Mengatasi Masalah Kekurangan Zat Zat Gizi Mikro Esensial. Warta GAKI edisi 4. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI Jakarta.

  Jurnal Kesehatan ,Juni 2010 Jakarta.

  Noviani,I 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Garam Beriodium Di Rumah Tangga Di Desa Sumurgede Kec Gondang Kabupaten tahun 2007. http//www.digilib.unnes.ac.id Tanggal 14 Desember 2009.

  K.A. Buckle,R.A Edwardt,G.H.Fleet dan M. Wootton,( ILmu Pangan) International Development Program of Australian Universities And Colleges,1987

  Lakoro, 2003 Study Kualitas Garam Pada Masyarakat Pesisir Danau Limboto Kb Gorontalo Propinsi Gorontalo. http//www.litbang. dinkes.go.id Dinkes Tanggal 13 Desember 2007. Noviani,I 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Garam Beriodium Di Rumah

  Tangga Di Desa Sumurgede Kec Gondang Kabupaten tahun 2007. http//www.digilib.unnes.ac.id Tanggal 14 Desember 2009. Palupi.2003.Stabilkah Kalium Iodat Dalam Garam .Warta GAKY edisi 4. Pusat Promosi Kesehatan

  • – Depkes RI Jakarta.

  Soeharyo, 2002. Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKY) warta Ga edisi I Promosi Kesehatan Depkes Jakarta. Saputri,L dan Moesijanti,S.2006 Gambaran Karatristik Garam.Jakarta: Jurnal Gizi Indonesia. Tri Susanto dan Budi Saneto,1994 Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Winarno, FG .2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tupperware. 2008. List Bahan Produk