PERSEPSI peserta didik terhadap (2)

PERSEPSI

OLEH:
TIRA ARGIANTI SUSWITA

Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan BINAWAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Terima kasih
penulis sampaikan kepada Ibu Yuni Kusminanati, SKM, MSi selaku dosen Psikologi
Industri yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis dan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan sumbangan
pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita
semua dan memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada

umumnya, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.

Jakarta, April 2015

Penulis

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang................................................................................................ 1

B.

Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1


C.

Manfaat Penulisan.......................................................................................... 1

D.

Ruang Lingkup............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Definisi ..........................................................................................................
Bentuk-bentuk Persepsi..................................................................................
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu.....................................
Proses persepsi...............................................................................................

Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum..................................
Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain dalam Organisasi.............................

3
3
4
4
7
8

BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................. 10
Saran........................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 12

2

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya. Dari perbedaan karakter-karakter itu, manusia tidak dapat hidup
sendiri melainkan membutuhkan orang lain untuk saling mendukung dan membantu,
itulah mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia
melakukan komunikasi dengan orang lain setiap harinya.
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa
Latin

perception; dari percipere, yang atinya menerima atau mengambil. Rakhmat

(1994) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak
mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu
pesan dan mengabaikan pesan lainnya.
2. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adala selain untuk pemenuhan tugas mata kuliah
psikologi industri dengan topik Persepsi – Faktor - faktor yang mempengaruhi proses
persepsi pada individu, juga untuk mengetahui dan memahai lebih dalam pengaruh

persepsi di dalam pekerjaan.
3. Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu rekan – rekan yang ingin
mengetahui dan memahami topik Persepsi – Faktor - faktor yang mempengaruhi proses
persepsi pada individu di dalam pekerjaan.

1

2

4. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini kami sebagai penulis, memberikan bahasan tentang : Pengertian
Persepsi, Bentuk -

bentuk persepsi, Faktor yang mempengaruhi persepsi, Proses

persepsi, Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum, dan Jalan Pintas dalam
Menilai Orang Lain dalam Organisasi

3


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa
Latin perception; dari percipere, yang atinya menerima atau mengambil
Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang
melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978)
Rakhmat (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan
Sarwono (1982) menyebutkan persepsi merupakan kemampuan untuk membedabedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya.
Irwanto dkk mengemukakan bahwa persepsi ialah proses diterimanya rangsang (objek,
kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan
dimengerti.
Pareek (1996) memberikan definisi yang lebih luas ihwal persepsi ini; dikatakan,
“Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi , mengorganisasikan,
mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.”
Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak

mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu
pesan dan mengabaikan pesan lainnya. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi
antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok
identitas.

4

B. Bentuk – bentuk Persepsi
1.

Persepsi visual : Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita untuk memahami dunianya.

2.

Persepsi auditori : Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu
telinga.


3.

Persepsi perabaan : Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4.

Persepsi penciuman : Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung.

5.

Persepsi pengecapan : Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera
pengecapan yaitu lidah.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi individu.
Secara umum, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang (Robbins,
Stephen P. Judge, Timothy A, 2008), yaitu:
1.

Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau
motif yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi
mereka.
Contoh lain misalnya penggunaan APD dianggap hal yang menyulitkan dan
terkesan merepotkan bagi para pekerja, namun ketika salah seorang pekerja sudah
mengalami kecelakaan, maka orang tersebut akan lebih memperhatikan penggunaan
APD saat ia bekerja di kemudian hari.

5

2.

Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan dan
atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. Misalnya
saja suatu gambar atau lukisan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang oleh orang
yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan dipersepsikan secara
bersama-sama pula.
Contoh lain misalnya yaitu ketika kita mengenal seseorang yang bekerja sebagai
angkatan bersenjata seperti POLRI atau TENTARA kita akan melihat orang tersebut

berwatak keras dan disiplin

3.

Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita
yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di
mall, namun jika ia berada di pasar, kemungkinannya sangat besar bahwa para
lelaki akan memandangnya.
Contoh lainnya adalah ketika ada seorang pengendara motor yang sedang menuju
ke PMI dikarenakan keluarganya yang sedang sakit membutuhkan darah segera, ia
tidak lagi berpikiran bahwa menerobos lalu lintas sangat lah berbahaya karena
waktu yang ia butuhkan sangatlah sedikit

D. Proses Persepsi
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut :
1.

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar,

2.


intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti
bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman
masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.
Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan
pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang
kompleks menjadi sederhana

6

3.

Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku
sebagai reaksi (Depdikbud, 1985, dalam Soelaman, 1987)

Proses terjadinya persepsi dapat dimulai dari objek yang menimbulkan stimulus mengenai alat
indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses
fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syarat sensoris ke otak. Proses ini
yang disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran
sehingga individu meyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar atau apa yang diraba. Proses
yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagi pusat psikologis.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu
meyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu
stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepi dan
merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dan persepsi dapat diambil oleh individu
dalam berbagai macam bentuk ( Walgito, 2004 : 90 ).
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal
tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja,
tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Tidak
semua stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan
dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang
bersangkutan.
Kemudian berkaitan dengan proses persepsi, seperti yang terungkap dari definisi persepsi yang
dikemukakan Robbin (2001) bahawa persepsi merupakan suatu proses dengan mana individuindividu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada
lingkungan

mereka.

Proses

ini

terdiri

dari

proses

seleksi,

mengorganisasikan

dan

menginterpretasikan. Adapun ketiga proses ini berjalan secara terus menerus, saling berbaur dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. ( Robbin, 2001).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Davidoff (1981), stimulus yang diterima melalui alat
inderanya kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan, segingga individu meyadari dan mengerti
tentang apa yang di indera itu. Inilah yang disebut persepsi. (Walgito, 1997).
Individu mengadakan seleksi terhadap stimulus yang mengenainya, disini berperannya perhatian.
Sebagai akibat dari stimulus yg dipilihnya dan diterima individu, individu meyadari dan memberi
respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut.

7

Dapat diambil contoh misalkan seseorang supervisor yang melakukan supervisi diam-diam
melihat seorang pekerja yang tertidur. Pekerja yang tertidur adalah stimulus yang ditangkap oleh
alat indra yaitu mata untuk disampaikan ke otak , disini proses fisiologi yang berperan. Setelah
sampai di otak stimulus ini diinterpretasikan sesuai karakteristik pribadi sang supervisor, target
atau di pekerja, dan situasi yang ada pada saat itu. Misalnya, supervisor ini berpikir bahwa tujuan
ia melakukan hal ini hanyalah untuk mensupervisi, tidak untuk menegur dan padahal target atau
pekerja tersebut dikenal orang yang rajin serta situasi pada saat itu adalah anak pekerja tersebut
sedang dirawat sirumah sakit. Setelah diinterpretasikan dan kemudian keadaan ini di persepsikan
makalah muncul respon yaitu supervisor tersebut tidak menegur nya dan tidak melaporkan ke
atasannya.
E. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain Secara Umum
1.

Persepsi Selektif (Selective Perpection)
Kecenderungan untuk secara selektif menginterpretasikan apa yang seseorang liat
dalam basis minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. Oleh karena itu,
tidak mungkin bagi kita untuk mengasimilasikan semua hal yang kita lihat, kita
dapat mengambil hanya rangsangan tertentu saja. Persepsi selektif membuat kita
membaca orang lain dengan cepat, tetapi bersiko menggambarkan gambaran yang
tidak akurat. Kita dapat menggambarkan kesimpulan yang tidak dapat dijamin dari
sebuah keadaan yang ambigu.

2.

Efek Halo (Halo Effect)
Kecenderungan untuk menggambarkan impresi umum mengenai seseorang indivdu
berdasarkan karakteristik tunggal.
Efek halo dikonfirmasi dalam sebuah studi klasik dimana objek diberikan sebuah
daftar-daftar sifat cerdas, terampil, giat, rajin, berkemauan kuat, serta hangat. Subjek
diminta untuk mengevaluasi orang yang memiliki sifat-sifat tersebut. Subjek menilai
orang itu bijaksana, humoris, populer, dan imajinatif. Ketika daftar yang sama
menggantukan “dingin” dengan “hangat”, satu gambaran yang benar-benar berbeda

8

muncul. Subjek membuat sebuah sifat tunggal yang mempengaruhi kesan
keseluruhan mereka atas orang lain yang mereka nilai.
3.

Efek Kontras (Contrast Effect)
Evaluasi atas karakteristik seseorang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang
lain yang baru muncul yang berperingat lebih tinggi atau lebih rendah dalam
karakteristik yang sama.

4.

Stereotip (Stereotype)
Menilai seseorang berdasarkan persepsi mengenai kelompok asalnya. Kalimatkalimat seperti : “Pria tidak tertarik dengan perawatan anak”, “Pekerja yang lebih tua
tidak dapat mempelajari keahlian-keahlian baru”, Imigran Asia adalah pekerja keras
dan hati-hati”, merupakan contoh dari menilai orang lain secara stereotip.
Riset menyatakan stereotip beroperasi secara emosional dan sering kali di bawah
alam sadar, membuat sulit untuk dilawan dan diubah. Satu masalah dari stereotip
adalah adanya generalisasi yang menyebar luas, meskipun mungkin tidak
mengandung kebenaran ketika diaplikasikan pada orang atau situasi tertentu.

F. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain dalam Organisasi
Terdapat pula beberapa aplikasi spesifik dari jalan pintas dalam organisasi :

1.

Wawancara Kerja
Riset membuktikan kita dapat membentuk kesan atas orang lain hanya dalam 10
detik, berdasarkan pandangan pertama. Riset baru mengindikasikan bahwa intuisi
individual kita mengenai sebuah kandidat pekerjaan tidak dapat diandalkan dalam
memprediksi kinerja, tetapi bahwa mengumpulkan semua masukan dari banyak
elevator independen dapat menjadi lebih prediktif. Kebanyakan keputusan
pewawancara berubah sangat sedikit sesudah 4 atau 5 menit pertama wawancara.

9

Sebagai hasilnya, informasi yang diperoleh dari awal wawancara membawa bobot
yang lebih besar dibandingkan informasi yang diperoleh sesudahnya.
2.

Ekspektasi Kinerja
Istilah prediksi pemenuhan diri dan efek Pygmalion menjelaskan bagaimana perilaku
seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain. Inti bahasan ini adalah
mengacu pada fenomena bahwa semakin tinggi kita meletakan harapan pada
seseorang pegawai semakin baik kinerjanya. Misalnya, ketika seorang manajer
mengatakan

berulang-ulang

kepada

seorang

bawahanya

bahwa

dia

bisa

menyelesaikan tugasnya dengan baik sekali, maka kinerja bawahannya tersebut akan
lebih baik
3.

Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja sangat bergantung pada proses perceptual. Meskipun penilaian bisa
jadi objektif, tetapi lebih banyak orang yang menilai secara subjektif. Tentu ini
adalah pikiran yang keliru.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi , mengorganisasikan,
mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.

10

Bentuk-bentuk dari persepsi ialah persepsi auditori, persepsi visual, persepsi perabaan,
persepsi penciuman, dan persepsi pengecapan. Faktor yang mempengaruhi Persepsi individu
adalah pelaku, kemudian target, serta situasi pada saat pelaku melakukan persepsi.
Proses yang dilewati pada saat melakukan persepsi dibagi menjadi dua tahap yaitu proses
fisiologi dan proses psikologi. Pada proses fisiologi, alat indra menerima stimulus dari luar
yang menjadi perhatian suatu individu. Stimulus yang masuk di transfer menuju ke otak
melalui saraf-saraf alat indra. Sesampainya di otak terjadilah proses psikologi dimana
stimulus tadi diinterpretasikan sesuai pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan
dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Respon sebagai akibat dan persepsi dapat diambil
oleh individu dalam berbagai macam bentuk
Ada beberapa jalan pintas dalam menilai orang lain secara umum diantaranya persepsi
selektif, efek halo, efek kontras, dan stereotip. Pengaplikasian jalan pintas ini dapat digunakan
dalam wawancara kerja, mengekspektasi kinerja, dan mengevaluasi kinerja.

Saran
Situasi atau kondisi lingkugan dapat mempengaruhi persepsi individu. Dengan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman, persepsi individu dimungkinkan dapat
membawa kearah yang lebih positif. Persepsi yang positif akan membawa dampak yang baik
dalam melakukan komunikasi antar pekerja
Pembuatan makalah ini masih dirasa kurang melengkapi teori mengenai persepsi. Disarankan
untuk penulis selanjutnya agar terus dapat mengembangkan bahasan persepsi ini dengan lebih
baik dan lebih lengkap.

11

Datar Pustaka
Drs. Alex Sobur, MSi.
Bandung.

2013.

Psikologi umum dalam lintasan sejarah. CV Pustaka Setia

Irwanto, dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: Gramedia, 1989)
Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi, 2002).
Robbins, Stephen P dan Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi,Edisi 12, (Jakarta, Salemba
Empat. 2008)
Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982).

12