MODUL PRAKTIKUM “JARINGAN KOMPUTER”

  

MODUL PRAKTIKUM

“JARINGAN KOMPUTER”

LABORATORIUM KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

  

2011 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium

  LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM SISTEM MANAJEMEN MUTU

  ISO 9001:2008 No. Dokumen ……. Tanggal

  4 JUNI 2011

  Revisi Halaman

  2 DARI 101

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah Praktikum : Praktikum Jaringan Komputer

Kode Mata Kuliah Praktikum : FSK37111 SKS : 1 Program Studi : Sistem Komputer Semester : 5 (Ganjil)

  DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH TIM LABORAN LABORATORIUM FASILKOM UNSRI TIM DOSEN SISTEM KOMPUTER FASILKOM UNSRI KEPALA LABORATORIUM

  

Daftar Isi

Cover ................................................................................................... 1 Lembar Pengesahan ............................................................................. 2 Daftar Isi .............................................................................................. 3 Simulasi dan Analisis Jaringan Komputer ............................................. 4 Teknik Pengkabelan Jaringan................................................................ 8 Pengalamatan IP ................................................................................... 16 Routing ................................................................................................. 22 Sharing Internet ................................................................................... 35 DHCP Server ........................................................................................ 43 DNS Server ........................................................................................... 49 Web Server ........................................................................................... 61 Mail Server ........................................................................................... 66 Proxy Server ......................................................................................... 84 Bridging ................................................................................................ 91 Wireshark ............................................................................................. 97

  SIMULASI dan ANALISIS

1 JARINGAN KOMPUTER

A. TUJUAN

  Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat: 1.

  Menggunakn software simulasi untuk membangun jaringan komputer.

2. Menganalisis paket – paket data yang berjalan pada jaringan komputer.

  B. PERALATAN 1.

  Personal Komputer 2. Software simulasi, packet tracer

  C. TEORI

  Dalam mempelajari jaringan komputer, dapat digunakan tool simulasi jaringan agar pratikan dapat melakukan beberapa percobaan tanpa harus memiliki device yang sebenarnya. Sehingga dari sisi ekonomis dapat menghemat biaya dan lebih fleksibel dalam penggunaan alat –alat jaringan yang beragam tanpa perlu khawatir dapat merusak peralatan.

  Penggunaan tool simulasi jaringan banyak beredar dikalangan akademis salah satunya adalah Packet tracer oleh Cisco System.yang dapat mensimulasikan device- device jaringan mulai dari layer 1 hingga layer 7, keistimewaan lainnya adalah pengguna dapat melakukan analisis paket, protokol dan data yang digunakan pada simulasi jaringan.

D. PRAKTIKUM 1.

  jalankan packet tracer sehingga memunculkan form kerja pada simulator tersebut.

  2. Membuat jaringan peer to peer mengunakan packet tracer. Ambil 2 buah PC dari select device box pada bagian end devices ke logical workspace seperti terlihat pada gambar ini.

3. Hubungkan 2 PC tadi dengan kabel yang sesuai (kabel cross) pada masing – masing port Ethernet.

  4. Jaringan peer to peer selesai dibuat, untuk melihat mengecek apakah kedua PC sudah benar – benar tersambung, kita dapat melakukan perintah ping atau memberikan paket ICMP dari PC0 ke PC1 atau sebaliknya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

  a.

  Set alamat IP tiap – tiap PC yang berada dalam 1 network (dalam hal ini PC0 192.168.1.1; PC1 192.168.1.2. b.

  Ping dapat melalui virtual command line tiap PC atau mengirimkan paket ICMP yang dapat kita klik langsung dari objek PC0 ke PC1.

  c.

  Selain mode realtime kita juga dapat memilih mode simulation, dimana pada saat kita melakukan perintah, kita dapat mengetahui protokol yang digunakan dan apa sebenarnya terjadi pada setiap layer. Contohnya pada saat perintah ping pada gambar di bawah ini.

E. TUGAS 1.

  Buatlah jaringan topologi star dengan 5 komputer, semua komputer dapat melakukan ping dari masing masing komputer ke komputer yang lain.

TEKNIK PENGKABELAN

2 JARINGAN

A. TUJUAN

  Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat: 3.

  Menjelaskan teknik pemasangan kabel jaringan baik secara straight atau crossover.

  4. Mengimplementasikan teknik pengkabelan secara individu atau kelompok dan melakukan pengujian pada jaringan LAN.

  5. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat implementasi pengkabelan.

  B. PERALATAN 3.

  Kabel UTP Category 5 4. Crimp tool 5. Konektor RJ-45 6. Cable Tester

  C. TEORI

  Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel yang menghubungkan satu sisi dengan sisi yang lain. Namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva terbuka (dengan terminator diujungnya). Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi kelas rendah (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan teknologi tinggi (seperti laser dan serat optik). Bentuk dan fungsi dari jaringan computer menentukan pemilihan jenis kabel, demikian juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama

  2

  untuk membangun sebuah jaringan (baik home network, SOHO network ataupun jaringan kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network). Berikut adalah tabel Jenis Jaringan, Jenis Kabel dan Jenis Protokol yang biasa dipergunakan.

  1. Tipe dan Jenis Kabel Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP - unshielded twisted pair dan STP - shielded twisted pair) dan coaxial

  eature

  cable. Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober 2008):

  Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masingmasing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa). Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa digunakan untuk menghubungkan jaringan hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter cukup besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).

  Thick Coaxial Cable (Kabel Koaksial Gemuk) Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable. Kabel koaksial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:

  • Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
  • Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
  • Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
  • Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
  • Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
  • Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
  • Setiap segment harus diberi ground.
  • Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
  • Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter). Thin Coaxial Cable (Kabel Koaksial Kurus) Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet. Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan T- Connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut: • Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
  • Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
  • Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
  • Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
  • Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
  • Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
  • Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
  • Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
  • Setiap segmen maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Kabel UTP (Khususnya CAT5 / CAT5e) Konektor yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub. STRAIGHT CABLE Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari masing-masing kabel tidak menjadi masalah, namun ada standard secara internasional yang digunakan untuk straight cable ini, yaitu:

  Karakteristik Straight Cable :

  • Menghubungkan PC-Hub/switch
  • Half duplex
  • Panjang maksimal kabel 100 m
  • Ethernet 10/100/1000Base-T CROSSOVER CABLE Karakteristik Crossover Cable : 1.

  PC-Switch, Switch-Switch, PC-PC 2. Full duplex 3. Panjang maksimal kabel 100 m 4. Ethernet 10/100/1000Base-T

D. PRAKTIKUM 1. Buatlah 2 buah jalinan kabel UTP Kategori 5 dengan urutan kabel sebagai berikut.

  2. Koneksikan 2 buah komputer dengan kabel yang telah anda buat tersebut secara langsung.

  3. Cek konektivitas antara 2 host tersebut dengan perintah ping! [prompt]> ping [IP_tetangga] Tulis dan jelaskan output perintah di atas!

  4. Koneksikan komputer-komputer dengan kabel yang telah anda buat tersebut melalui hub/switch.

  5. Cek konektivitas antara host tersebut dengan perintah ping! [prompt]> ping [IP_tetangga] Tulis dan jelaskan output perintah di atas!

  6. Dimana letak kesalahan umum pada saat melakukan crimp kabel?

  Pengalamatan IP (IP Addressing)

  3 dan Konfigurasi TCP/IP

A. TUJUAN

  Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat: 1.

  Mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) alamat IP.

  2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi alamat IP.

  3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi TCP/IP.

  B. PERALATAN PC dengan sistem operasi Windows XP yang terhubung ke intranet dan internet.

  C. TEORI

  1. Pengalamatan IP (IP Addressing) Internet (International Network) merupakan sebuah “jaringan raksasa” yang terdiri atas komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Sebagai contoh, nomor ID kartu jaringan adalah 00:50:FC:FE:B1:E9. ID tersebut sulit untuk diingat. Bayangkan bila untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus menghapalkan ID kartu jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka digunakan protokol TCP/IP pada setiap komputer. Setiap komputer yang menggunakan protokol ini harus memiliki nomor yang disebut sebagai alamat IP, sehingga untuk melakukan koneksi kita tinggal menggunakan nomor IP komputer yang tentunya hal ini lebih mudah daripada menggunakan nomor ID kartu jaringan. Penomoran IP hanya digunakan untuk memudahkan saja karena untuk berkomunikasi antara komputer yang satu dengan yang lainnya tetap menggunakan no ID kartu jaringan yang sudah diakomodasi oleh protokol TCP/IP. Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas 32 bit dan dibagi menjadi 2 buah field, yaitu:

  • net id yang menunjukan jaringan kemana host dihubungkan.
  • host id yang memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu jaringan.

  Untuk memudahkan identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit. Misalnya saja nomor IP 192.168.19.1 sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192, 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168, 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19 dan 00000001 yang merupakan bilangan binary 8 bit dari 1. Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat 0.0.0.0 sampai dengan alamat 255.255.255.255 sehingga jumlah maksimal alamat IP yang bisa 8 8 8 8 dipakai adalah 2 x2 x 2 x2 = 4,294,967,296. Untuk memudahkan pengelolaan alamat

  IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia dengan

  IDNICnya menjadi sebagai berikut ini : 1.

  Alamat IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan sisanya adalah host id.

  2. Alamat IP kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net id dan sisanya digunakan untuk host id.

  3. Alamat IP kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk net id dan sisanya digunakan untuk host id.

  4. Alamat IP kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk mendukung multicast.

  5. Alamat IP kelas E dimula dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan untuk tujuan eksperimen. Agar lebih jelas, silakan lihat tabel di bawah ini:

  Selain pengelompokan alamat diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public IP. Private IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area Network) dan tidak dikenal oleh internet, sedangkan Public IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP mengadakan komunikasi dengan Public IP atau internet diperlukan suatu mekanisme yang disebut dengan NAT (Network Address Translation). Adapun range dari Private IP pada setiap kelas adalah seperti pada tabel di bawah ini: Dalam setiap komputer yang mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IPDefault yang akan digunakan sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya sendiri. Alamat IP ini adalah 127.0.0.1 yang biasanya mempunyai hostname localhost. Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja sehingga alamat ini tidak dipakai untuk melakukan pengalamatan kartu jaringan.

  2. Konfigurasi Jaringan Windows memberikan 2 metode untuk mengkonfigurasi TCP/IP, yaitu: 1.

  Konfigurasi Otomatis 2. Konfigurasi Manual 1.

  Konfigurasi Otomatis Konfigurasi ini adalah cara termudah sebab Windows sudah memberikan Private

  IPbAddress secara otomatis bila Lan Card sudah terinstall. Cara mengkonfigurasi TCP/IP secara otomatis pada server, yaitu :

  1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties.

  2. Klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties pada tab General pilih Internet Procokol (TCP/IP) kemudian klik Properties.

  3. Kemudian centang Obtain an IP Address automatically.

  4. Kemudian klik OK maka konfigurasi Otomatis selesai.

2. Konfigurasi Manual

  Konfigurasi manual adalah cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual atau subnet mask, default gateway, DNS server, dan WINS server secara manual. IP address pada metode ini bersifat permanen. Adapun cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual adalah:

1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties 2.

  Klik ganda pada Internet Protocol (TCP/IP) 3. Klik Use the following IP address 4. Masukan no IP yang diinginkan 5. Klik OK

D. PRAKTIKUM 1.

  Dalam sebuah jaringan komputer yang terhubung dengan internet, digunakan metode DHCP untuk penentuan IP address komputernya. Berikan penjelasan tentang identitas/IP yang tertera di masing-masing komputer ketika telah terhubung dengan jaringan yang menggunakan metode DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)! 3. Sharing-lah sebuah folder di salah satu komputer pada jaringan. Cobalah untuk mengakses folder tersebut (salin dan hapus file) dari komputer lain!

  Hitung nilai dalam format desimal IP Address berikut.

  • 10100111. 11001101. 11001111. 10101100
  • 10100100. 00001101. 11001111. 10101100 2.

4. Sharing-lah sebuah printer di salah satu komputer pada jaringan.

  

ROUTING

4 A. TUJUAN

  Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat: 1. Mengetahui Hardware dari Router.

  2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi Router.

  3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi Routing (statik routing, defaul routing dan dinamyc routing).

  B. PERALATAN

  • 3 buah router seri 2800
  • 6 buah PC
  • 3 buah switch
  • Kabel UTP

  C. TEORI

  Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis berdasarkan keadaan topologi jaringannya. Misalnya berapa ukuran darijaringan, bandwidth yang tersedia, proses power dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang digunakan dalam jaringan.

  Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket.Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapaitujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.

  Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untukmelakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator 1.

ROUTER STATIS

  Router Statis adalah Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

  Rute Statis - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Mengkonfigurasi router statis adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

2. ROUTER DIMANIS

  Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika adaperubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

  3. TABEL ROUTING Supaya router bisa melayani permintaan untukmeneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus dikirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebutsebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.

  192.168.10.254 MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING

  Berdasarkan gambar di atas berikut ini proses pengiriman data dari computer 192.168.2.2 ke computer 192.168.10.254, dengan prosesnya sebagai berikut :

  • Komputer 192.168.2.2 ingin mengirim data ke 192.168.10.254, menyadari bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.2.1. Paket data kemudian dikirim ke Gateway tersebut.
  • Pada komputer 192.168.2.1 paket data tersebut kembali diperiksa, dan ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan 192.168.10.0 lewat IP 192.168.10.1.
  • Via IP 192.168.10.1 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu

  Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang akan dikonfigurasikan :

  Ip route <destination><mask><next_hop_address> Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi : Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing table Mask : subnet mask yang digunakan dalam network Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima paket dan mem-forward-nya lagike network remote. Tidak lain berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi secara langsung.

  Contoh :

  1 Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.10.1 Artinya :

  Ip network tujuan : 192.168.2.0 Mask : 255.255.255.0

  IP Next hop : 192.168.10.1

D. PRAKTIKUM 1.

  Pasang interface serial pada slot yang kosong pada router. Cara instalasinya sama seperti yang dijelaskan di Packet Tracer.

  3. Pastikan device sudah terpasang dengan baik dan benar (pastika kondisi router masih dalam kondisi OFF), pada PC sekarang anda aktifkan Hyperterminal kemudian di bagian com1 propertise anda setting

  2. Siapkan kabael Rollover. Hubungkan sisi konektor RJ-45 ke Console di router dan sisi konektor DB 9 ke bagian port serial COM 1

  • Baud : 9600
  • data bit : 8
  • parity : none

  • Stop bit : 1
  • flow control : none 4.

  Selanjutnya kita aktifkan power router tunggu beberapa menit router akan booting 5. Setelah selesai router loading sekarang kita lanjut konfigurasi router

  Configurasi Untuk Router I

  • System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai

  1 Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router

  1 Router#configure terminal

  2 Router(config)Hostname ROUTER_I Membuat Banner

  ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router I#

  1 Membuat Password

  1 ROUTER_I (config)#line console 0

  2 ROUTER_I (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_I (config-line)#login

  4 ROUTER_I (config-line)#exit

  5 ROUTER_I (config)#enable password cisco

  6 ROUTER_I (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet

  1 ROUTER_I (config)#line vty 0 4

  2 ROUTER_I (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_I (config-line)#login

  4 ROUTER_I (config-line)#exit Setting IP di Interface 0/0

  ROUTER_I #configure terminal

  1 ROUTER_I (config)#interface fastEthernet 0/0

  2 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

  3 ROUTER_I (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_I (config-if)#exit

  5 Setting IP Serial 0/0/0

  ROUTER_I (config)#interface serial 0/0/0

  1 ROUTER_I (config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.252

  2 ROUTER_I (config-if)#clock rate 64000

  3 ROUTER_I (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_I (config-if)#exit

  5 Setting IP di Interface 0/1

  ROUTER_I#interface serial 0/0/0

  1 ROUTER_I (config)#interface fastEthernet 0/1

  2 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0

  3 ROUTER_I (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_I (config-if)#exit

  5 Simpan configure ke NVRAM

  1 Router_I(config)#ctrl+z

  2 Router_I#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Configurasi Untuk Router II

  • System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai

  1 Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router

  1 Router#configure terminal

  2 Router(config)Hostname ROUTER_II Membuat Banner

  ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router II#

  1 Membuat Password / Create Password

  1 ROUTER_II (config)#line console 0

  2 ROUTER_II (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_II (config-line)#login

  4 ROUTER_II (config-line)#exit

  5 ROUTER_II (config)#enable password cisco

  6 ROUTER_II (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet / U/ Setup

  1 ROUTER_II (config)#line vty 0 4

  2 ROUTER_II (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_II (config-line)#login

  4 ROUTER_II (config-line)#exit Setting IP Serial 0/0/0

  ROUTER_II (config)#interface serial 0/0/0

  1 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.255.252

  2 ROUTER_II (config-if)#clock rate 64000

  3 ROUTER_II (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_II (config-if)#exit

  5 Setting IP di Interface 0/0

  ROUTER_II#configure terminal

  1 ROUTER_II (config)#interface fastEthernet 0/1

  2 ROUTER_II (config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

  3 ROUTER_II (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_II (config-if)#exit

  5 Setting IP di Interface 0/1

  ROUTER_II#configure terminal

  1 ROUTER_II (config)#interface fastEthernet 0/1

  2 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.255.252

  3 ROUTER_II (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_II (config-if)#exit

  5 Simpan configure ke NVRAM

  1 Router_II(config)#ctrl+z

  2 Router_II#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Configurasi Untuk Router III

  • System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai

  1 Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router

  1 Router#configure terminal

  2 Router(config)Hostname ROUTER_III Membuat Banner

  ROUTER_III (config)#banner motd #Selamat Datang di Router

  1 III# Membuat Password

  1 ROUTER_III (config)#line console 0

  2 ROUTER_III (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_III (config-line)#login

  4 ROUTER_III (config-line)#exit

  5 ROUTER_III (config)#enable password cisco

  6 ROUTER_III (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet

  1 ROUTER_III (config)#line vty 0 4

  2 ROUTER_III (config-line)#password cisco

  3 ROUTER_III (config-line)#login

  4 ROUTER_III (config-line)#exit Setting IP di Interface 0/0

  ROUTER_III #configure terminal

  1 ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/0

  2 ROUTER_III (config-if)#ip address 10.0.0.1 255.255.255.0

  3 ROUTER_III (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_III (config-if)#exit

  5 Setting IP di Interface 0/1

  ROUTER_III #configure terminal

  1 ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/1

  2 ROUTER_III (config-if)#ip address 172.16.0.2 255.255.255.252

  3 ROUTER_III (config-if)#no shutdown

  4 ROUTER_III (config-if)#exit

  5 Simpan configure ke NVRAM

  1 Router_III(config)#ctrl+z

  2 Router_III#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Untuk mengecek seluruh konfigurasi pada masing-masing router, ketik perintah :

  1 Router#shiw running-startup Hubungkan masing-masing router dengan switch pasangannya menggunakan straight through cable dan masing-masing switch ke PC-PC yang terhubung dengannya juga dengan straight through cable. Set IP address PC sesuai dengan konfigurasi pada gambar 2. Klik Control Panel, pilih Network Connection, Klik2 kali pada gambar LAN. Pada LAN Status klik tombol Properties. Ketik nomor IP, subnetmask dan default gateway Menciptakan Routing Static

  Setelah seluruh device dikonfigurasi, perlu ditambahkan Tabel Routing di masing-masing Router. Tabel Routing ini menunjuk ke jaringan (network) yang tidak terhubung langsung dengan router tersebut.. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Tabel Routing Static dibuat oleh Administrator secara manual. Tabel ini perlu di-update jika ada perubahan konfigurasi jaringan. Router_I

  

ROUTER_I (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.2

  1 ROUTER_I (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.0 172.16.1.2

  2 ROUTER_I (config)#ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2

  3 Router_II

  

ROUTER_II (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1

  1 ROUTER_II (config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 172.16.1.1

  2 ROUTER_II (config)#ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2

  3 Router_III

  1 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1

  2 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 172.16.1.1

  3 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1 Default Route

  "Default route" adalah tipe rute statik khusus. Sebuah "default route" adalah rute yang digunakan ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan.

  1 Router_III (config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 fasthethernet 0/0 Atau

  1 Router_III (config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.0.1

  1 Router_I (config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 serial 0/0/0 Atau

  1 Router_I (config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.1.1 Perintah Keterangan ip route Menyatakan rute statik

  0.0.0.0 Rute ke "nonexistent subnet". (dengan special mask, Ini menunjukkan "default network")

  0.0.0.0 Special mask mengindikasikan "default route" 172.16.-0.1 Alamat IP Router II. Menciptakan Routing Dinamic Rip V 1 R1

  1 RI(config)#router rip

  2 RI(config)#network 192.168.1.0

  3 RI(config)#network 192.168.1.64 R2

  1 R2(config)#router rip

  2 R2(config)#network 192.168.1.64

  3 R2(config)#network 192.168.1.128 R3

  1 R2(config)#router rip

  2 R2(config)#network 192.168.1.128

  3 R2(config)#network 192.168.1.192

  

SHARING

5 INTERNET

A. TUJUAN 1.Mahasiswa memahami prinsip NAT.

  2.Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat NAT

3.Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting NAT B.

  PERALATAN

  • OS Linux dan Mikrotik • PC Router • Switch / HUB
  • Kabel UTP

C. TEORI

  PC router digunakan sebagai perantara antara modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) dengan jaringan LAN. Karena sebagian besar fungsi PC router dapat digantikan oleh modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), bagi mereka yang tidak mau pusing dan cukup dengan feature yang sederhana disarankan untuk menggunakan router modem ADSL. PC router Linux terutama ditujukan bagi mereka yang nantinya ingin mengembangkan diri menguasai system yang lebih kompleks, terutama menggunakan server internet yang berbasis di linux.

  Spesifikasi PC router bisanya tidak terlalu besar. PC Pentium I dengan menggunakan memory 128 Mbyte harddsik 5 Gbyte cukup baik untuk digunakan sebagai router. Sebentulnya dapat menggunakan memory RAM 64 Mbyte, tapi cukup berat instalasi-nya, terutama jika menggunakan disro linux besar seperti redhat atau fedora.

  Ada beberapa fungsi PC router linux yang sering digunakan, minimalnya adalah :

  • Firewall sederhana, untuk mengatur trafik yang diizinkan maupun tidak diizinkan ke / dari internet. Pada system operasi linux, apalikasi firewall yang digunakan biasanya sudah ada di system operasi dan dapat diakses menggunakan perintah iptables.
  • Network Address Translation (NAT) yang sebetulnya menjadi bagian dari fungsi/kemampuan firewall yang memungkinkan banyak computer di LAN membagi (sharing) sambungan akses ke internet yang hanya satu buah / beberapa buah.
  • Fungsi routing, biasanya memang built in pada system operasi linux. Fungsi routing dibutuhkan jika kita mempunyai beberapa jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet secara bersama. Jika hanya ada satu buah jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet, fungsi routing yang kompleks tidak dibutuhkan. Pada system operasi lunix apalikasi routing yang digunakan biasanya sudah ada pada system operasi dapat diakses menggunakan router.
  • DHCP server digunakan untuk membarikan IP address (alamat IP) pada work-station di LAN agar memperoleh IP address secara automatis.

  D. PERCOBAAN

  Setting NAT dengan Mikrotik 1.

  Installasi Sebuah PC dengan OS Mikrotik 2. Pasang NIC di server Mikrotik 3. Melihat Kondisis Interface di Mikrotik

  [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

  0 R ether1 ether 0 0 1500

  1 R ether2 ether 0 0 1500 Catatan : Jika di interface anda tanda X (Disable) dan kalau R (running) 4.

  Mengganti nama Intreface Dalam hal ini kita akan memberi nama PUBLIK pada ether 1 dan LOCAL pada ether2

  [admin@Mikrotik] > interface set 0 name=PUBLIK [admin@Mikrotik] > interface set 1 name=LOCAL

  [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU

  0 R PUBLIK ether 0 0 1500

  1 R LOKAL ether 0 0 1500 5.

  Mengganti Nama Mikrotik

  

[admin@Mikrotik] > system identity set name=router_fasilkom

[admin@ router_fasilkom]>

6. Setting IP Address

  Pada modul ini interface PUBLIK digunakan untuk koneksi ke internet sedang interface LOKAL

  [admin@ router_fasilkom]>ip address add address=10.100.112.50/24 interface=PUBLIK comment="IP ke Internet"

[admin@ router_fasilkom]>ip address add address=172.16.0.1/24

interface=LOKAL comment="IP ke LAN" [admin@ router_fasilkom]>ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 ;;; IP Address ke Internet

10.100.112.50/24 10.100.112.0 10.100.112.255 PUBLIK

1 ;;; IP Address ke LAN

172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 LOKAL

7.

  Setting Gateway Pada kasus ini kita menggunakan default gateway, dimana pada percobaan ini gateway nya adalah 10.100.112.1

  

[admin@ router_fasilkom]>ip router add gateway=10.100.112.1

[admin@ router_fasilkom]>ip route print Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf

  # DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE

  INTERFACE

  0 ADC 10.100.112.0/24 10.100.112.50 PUBLIK

  1 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 LOKAL

  2 A S 0.0.0.0/0 r 10.100.112.1 PUBLIK 8.

  Setting Name Server Pada percobaan ini IP DNS yang kita dapat adalah IP Address Primary= 10.100.112.1 dan IP Address Secondary= 222.124.194.18

  [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=10.100.112.1 [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=222.124.194.18 allow-remoterequests=yes 9.

  Tes ping ke Gateway ini bertujuan memastikan konfigurasi kita sudah benar

  [admin@ router_fasilkom]> ping 10.100.112.1 10.100.112.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 10.100.112.1 64byte ping: ttl=64 time<1 ms 10.100.112.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 10.100.112.1 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms

  Untuk menghentikan proses ping tekan tombol CTRL + C

  10. Tes Ping ke sebuah Web Site (untuk memastikan DNS kita sudah benar ata salah)

  [admin@ router_fasilkom]> ping www.google.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=248 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=289 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=258 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=321 ms 4 packets transmitted, 4 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 248/279.0/321 ms

  11. NAT (Network Address Transalation) Jika router akan kita jadi sebagai gateway server maka agar client pada network dapat terkoneksi ke internet maka perlu kita masquerade

  [admin@ router_fasilkom]> ip firewall nat add chain=srcnat out- interface=PUBLIK (interface yang terhubung ke internet) action=masquerade 12.

  Setting Komputer Client

  Setting ip client satu kelas dengan router

  IP Address : 172.16.0.2 Subnet Mask : 255.255.255.0 Default Gateway : 172.16.0.1 Preferred DNS Servers 172.16.0.1 Klik OK

  Selanjut dari sisi client kita coba untuk browsing ke sebuah web site Setting NAT dengan Linux

  1. Sebelum Setting mintalah IP publik ke ISP lengkap dengan netmask, broadcast dan dns-nya.

  IP : 10.100.112.50/24 Gateway : 10.100.112.1 Netmast : 255.255.255.0

  IP Broadcast : 10.100.112.255 DNS1 : 10.100.112.1 DNS2 : 222.124.194.18

# vi /etc/sysconfig/network, lalu isi dengan :

NETWORKING=yes HOSTNAME= ilkom.unsri.ac.id GATEWAY=10.100.112.1 Kemudian simpan dengan dengan menekan Esc – x – Enter

  Setting IP sebagai berikut :

  #cd /etc/sysconfig/network-script/ #vi ifcfg-eth0 DEVICE=eth0 BOOTPROTO=static

  IPADDR=10.100.112.50 NETMASK=255.255.255.0 ONBOOT=yes USERCTL=no

  #simpan file tersebut dengan perintah tekan tombol Esc lalu Shift : ketikan wq lalu tekan enter

  2. Berikutnya adalah konfigurasi DNS yang digunakan.

  # cd /etc/resolv.conf # vi resolv.conf lalu isi dengan DNS yang diperoleh dari ISP tadi: nameserver 10.100.112.1 nameserver 172.16.0.1

  Lalu simpan konfigurasi tersebut

  3. Setting IP_forwarding

  #cd /etc/ # vi sysctl.conf rubah net.ipv4.ip_forward = 0 menjadi net.ipv4.ip_forward = 1 atau kalau tidak ada net.ipv4.ip_forward = 0 tambahkan net.ipv4.ip_forward = 1 Lalu simpan hasil konfigurasi tersebut.

  4. Jalankan service network:

  # service network start atau restart

  5. Agar service network ini berjalan otomatis waktu server di boot ketikkan perintah berikut:

  # service named start atau restart Lakukan test koneksi ke DNS server 10.100.112.1 atau 222.124.194.18 # ping 222.124.194.18

  Lakukan test koneksi dengan ping ke google.com # ping google.com PING google.com (66.94.234.13) 56(84) bytes of data.

  64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=1 ttl=50 time=778 ms 64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=2 ttl=49 time=769 ms6

  Berarti router sudah bekerja selayaknya. Tetapi kalau muncul pesan seperti berikut : ping: unknown host google.com berarti masih ada konfigurasi yang belum benar di PC Router bias jadi di DNS yang kita isikan di /etc/resolv.conf masih salah. Sampai disini konfigurasi IP untuk Main Gatewaynya sudah beres, agar supaya MGW ini bisa sekaligus di gunakan sebagai NS server oleh klien maka harus di install daemon bind atau daemon nameserver yang lain atau kalau sudah ada tinggal servicenya dijalankan saja adanya. #service named restart Stopping named: [ OK ] Starting named: [ OK ]

  6. Agar service bind ini berjalan otomatis pada saat router di boot ketikkan command berikut: #chkconfig --level 2345 named on

  7. Berikutnya adalah melakukan konfigurasi IP lokal dalam hal ini device yang digunakan adalah eth1 Adapun IP kita sediakan untuk klien adalah: 10.10.10.0/24, dimana:

  IP Lokal untuk router adalah : 172.16.0.2 Netmask : 255.255.255.0 Broadcast : 172.16.0.255 Range IP Klien : 172.16.0.1– 172.16.0..254

  8. Konfigurasi IP untuk eth1 adalah 172.16.0.1

  # cd /etc/sysconfig/network-scripts/ #vi ifcfg-eth1, lalu isi dengan : DEVICE=eth1 BOOTPROTO=static

  IPADDR=172.16.0.1 NETMASK=255.255.255.0 USERCTL=no

  PEERDNS=yes

  Lalu simpan hasil konfigurasi tersebut dan restart service network-nya:

  #service network restart Shutting down interface eth0: [ OK ] Shutting down interface eth1: [ OK ] Shutting down loopback interface: [ OK ] Disabling IPv4 packet forwarding: [ OK ] Setting network parameters: [ OK ] Bringing up loopback interface: [ OK ] Bringing up interface eth0: [ OK ] Bringing up interface eth1: [ OK ]

  9. Berikutnya adalah konfigurasikan IP untuk masing-masing klien, yaitu 172.16.0.2 s.d 172.16.0.254. Sedangkan untuk gateway, netmask dan name servernya adalah sebagai berikut.

  Gateway : 172.16.0.1 Netmask : 255.255.255.0 DNS 1 : 172.16.0.1 DNS 2 : 222.124.194.18

  10. Sampai disini klien belum dapat koneksi ke internet, ini karena NAT (Network Address Trasnlation) belum di konfigurasikan adanya. Agar klien bisa internet maka lakukan konfigurasi iptables sebagai berikut: Langkah pertama adalah stop dulu atau matikan service iptables. #service iptables stop Flushing all chains: [ OK ] Removing user defined chains: [ OK ] Resetting built-in chains to the default ACCEPT policy: [ OK ] Tambahkan satu aturan iptable sesuai dengan IP di eth0

  # cd /etc/ # vi rc.local

iptables -t nat -A POSTROUTING –s 172.16.0.1/24 –j MASQUERADE

Simpan file diatas dengan shift : wq enter Lalu ketikan #iptables-save #service iptables restart #./etc/rc.local

  11. Selesai sudah konfigurasi PC-Router, konfigurasi yang sederhana, kita masih perlu menambah rule untuk iptables sebagai firewall dan juga mungkin squid yang dapat digunakan sebagai proxy

  12. Di klien coba anda lakukan ping ke www.google.com , apabila muncul : PING google.com (66.94.234.13) 56(84) bytes of data.

  64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=1 ttl=50 time=778 ms 64 bytes from w2.rc.vip.scd.google.com (66.94.234.13): icmp_seq=2 ttl=49 time=769 ms6

  Kalau muncul seperti yang di atas anda udah berhasil membuat sebuah PC Server

  

DHCP

6 SERVER

  A. TUJUAN • Mahasiswa dapat memahami manfaat / kegunaan dari DHCP Server.