LANDASAN PENDIDIKAN indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut UU No. 20 SISDIKNAS, yaitu “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negaranya1.
Dalam menjalankan pendidikan, pendidikan sendiri membutuhkan banyak
landasan. Salah satu landasannya ialah landasan ekonomi. Apalagi di Zaman
Millenium yang serba modern, ekonomi merupakan faktor penting dalam pendidikan
memajukan keilmuan untuk semua generasi, khususnya generasi muda.
Pada makalah ini, kami akan mengkaji landasan ekonomi bagi pendidikan di
Indonesia, yang akan dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu landasan ekonomi pendidikan?
2. Peran dan fungsi landasan ekonomi pendidikan
3. Kebijakan anggaran pemerintah untuk keperluan pendidikan di
Indonesia

1“UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS”. Di

http://pendis.kemenag.go.id/pai/file/dokumen/SisdiknasUUNo.20Tahun2003.pdf

4. Kekurangan yang ada pada landasan ekonomi pendidikan di Indonesia
saat ini
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan landasan ekonomi dalam pendidikan secara holistik beserta
fungsinya
2. Mengetahui dampak dari kegiatan landasan ekonomi pendidikan di Indonesia
D. Metode Penulisan Makalah
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi pustaka, yaitu pengambilan data dari buku panduan, literatur atau
brosur-brosur yang menunjang kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
2. Browsing internet, yaitu pengambilan data dari internet.
Demikian metode yang digunakan dalam makalah ini, yang kesemuanya membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Apa itu landasan ekonomi pendidikan

Sebelum memulai penjelasan mengenai landasan ekonomi pendidikan,
alangkah baiknya dijelaskan terlebih dahulu apa itu ekonomi. Ekonomi berasal dari
Bahasa Yunani oikos=keluarga/rumah tangga, namos=peraturan hukum2.
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi
barang dan jasa3.
Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnhya terbatas4.
Sedangkan pengertian pendidikan berasal dari bahasa yunani yakni
paedagogie dan peadagogiek dimana arti paedagogie berarti pendidikan, sedangkan
peadagogiek berarti ilmu pendidikan jika berdasarkan arti keduanya yang dijadikan
sumber pengertian pendidikan, paedos (anak), agoge (saya membimbing, memimpin)
2 Eka Kurniawan Adi P, Nur Ainiyah, dan Sofyan Sury. “Landasan Ekonomi Pendidikan”. Diakses Maret
2011 di https://mazeka82.files.wordpress.com/2011/04/landasan-ekonomi-pendidikan.pdf
3 Ibid.
4 Nursafitri Novrianti. “Landasan Ekonomi Pendidikan”. Diakses 28 Oktober 2015 di
http://nursafatri.blogspot.co.id/2015/10/landasan-ekonomi-pendidikan.html

yang artinya hampir sama dengan ilmu pendidikan yang berarti ilmu pengetahuan

yang menyelidiki, merenung, tentang gejala-gejala perbuatan mendidik5.
Jadi landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi,
fungsi produksi, efisiensi, dan efektivitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi
merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam mengembangkan
pendidikan6.
B. Peran dan Fungsi Landasan Ekonomi Pendidikan
Landasan ekonomi pendidikan sendiri dibagi menjadi 2 macam dalam
perannya, yaitu landasan ekonomi pendidikan yang bersifat makro dan landasan
ekonomi pendidikan yang bersifat mikro.
Untuk landasan ekonomi pendidikan yang bersifat makro terbagi menjadi 2,
yaitu bidang pembangunan dan bidang pendidikan. Dalam bidang pembangunan
sendiri terdapat 2 hal. Hal tersebut adalah:



Muncul berbagai usaha baru, baik industri, perdagangan, dan jasa
Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah.
Selanjutnya dalam bidang pendidikan terdapat setidaknhya 3 hal. Hal tersebut




ialah:
Banyak orang kaya menjadi orang tua angkat bagi anak-anak tidak mampu
(GNOTA). Untuk GNOTA sendiri ialah sebuah organisasi sosial nirlaba,

5 Masagus Zulkifli. “Landasan Ekonomi Pendidikan”. Diakses 10 November 2015 di
https://drive.google.com/file/d/0B2yulJgA1YPeTmRtbmQyVG9yX0U/view
6 Loc.cit

independen dan transparan yang didirikan pada tanggal 29 Mei 1996. Ini
adalah sebuah gerakan inisiatif dari masyarakat untuk menjaga agar anakanak Indonesia mendapatkan pendidikan dasar sebagai masa depan yang lebih


baik.
Terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan, yaitu kerja sama antara
sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para siswa,



dalam rangka mengembangkan keterampilan siswa.

Muncul sekolah sekolah unggul yang didirikan oleh orang-orang kaya
khususnya dalam sarana dan prasarana pendidikan.

Lalu untuk landasan ekonomi pendidikan secara mikro terdapat setidaknya 5 hal,
dimana hal tersebut adalah:


Ekonomi berperan penting dalam kehidupan seseorang, kesuksesan sering




dikaitkan dengan ekonomi
Tingkat perekonomian keluarga mempengaruhi perencanaan pendidikan
Orang tua secara tidak sadar sering menggunakan prinsip untung rugi/balas



jasa dalam merencanakan pendidikan anak-anaknya
Tingkat kehidupan sekolah atau perguruan tinggi sangat ditentukan oleh




kondisi ekonomi.
Sekolah-sekolah di Indonesia sebagian besar masih lemah ekoominya,
fasilitas belajarnya minim, kesejahteraan guru belum memadai. Sedangkan
orang kaya lebih memilih mendirikan sekolah sendiri dibanding memberi
bantuan.

Fungsi ekonomi sendiri dalam pendidikan adalah menunjung kelancaran proses
pendidikan, bukan merupakan modal mengembangkan dan untuk mendapatkan
keuntungan7. Ekonomi pendidikan fungsinya untuk mensukseskan misi
pendidikan yang semuanya bermuara pada perkembangannya anak didik8.
Selain fungsi ekonomi pendidikan juga ada fungsi produksi dalam pendidikan
yang mesliputi: fungsi produksi administrator, fungsi produksi psikologi, dan
fungsi produksi ekonomi yang dipandang secara input maupun output dari
masing-masing fungsi tersebut.
1. Fungsi Produksi Administrator
Pada fungsi produksi administrator yang dipandang input adalah segala
sesuatu yang menjadi wahana dan proses pendidikan, input yang dimaksud

adalah:



Prasarana dan sarana belajar, termasuk ruangan kelas
Perlengkapan belajar, media, dan alat peraga baik di dalam kelas maupun



di laboratorium, yang juga dihitung harganya dalam bentuk uang.
Buku-buku dan bentuk material lainnya seperti zat-zat kimia di



laboratorium, kapur, kertas, alat tulis.
Waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam
memproses peserta didik.

7 Andriani Widi Astuti. “Landasan Ekonomi Pendidikan”. Diakses 15 Oktober 2015 di
http://andrianiwidiastuti.blogspot.co.id/2015/10/landasan-ekonomi-pendidikan.html

8 Ibid.

Sementara itu yang dimaksud dengan output dalam fungsi produksi ini adalah
berbagai bentuk layanan dalam memproses peserta didik. Lembaga pendidikan yang
baik akan memungkinkan sama atau lebih kecil daipada harga output.
2. Fungsi Produk Psikologi
Input pada fungsi produksi ini adalah sama dengan input fungsi produksi
administrator. Output fungsi produksi psikologi adalah semua hasil belajar siswa
yang mencakup:








Peningkatan kepribadian
Pengarahan dan pembentukan sikap
Penguatan kemauan

Peningkatan estetika
Penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi
Penajaman pikiran
Peningkatan keterampilan

Namun menghitung harga output pada fungsi produksi psikologi ini tidaklah
mudah. Sebab tidak mudah mengkuantitatifkan dan menuangkan aspek-aspek
psikologi. Suatu lembaga pendidikan dipandang berhasil dari segi fungsi produksi
psikologi, kalau harga inputnya sama atau lebih kecil daripada harga outputnya.
3. Fungsi Produksi Ekonomi
Input fungsi produksi ini adalah sebagai berikut:


Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi administrator.



Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan pendidikan
seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat tulis dan sebagainya




selama belajar atau kuliah.
Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi
tidak dapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar atau kuliah

Sementara itu yang menjadi outputnya adalah tambahan penghasilan peserta didik
kalau sudah tamat atau bekerja, manakala orang ini sudah bekerja sebelum belajar
atau kuliah.
Fungsi produksi ekonomi ini bertalian erat dengan marketting di dunia
pendidikan. Marketting adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengawasan
untuk memberikan perubahan nilai, dengan target pasar sebagai tujuan lembaga
pendidikan. Marketting mencakup:
1. Mendesain penawaran
2. Menentukan kebutuhan atau keinginan pasar dalam hal ini calon peserta didik.
3. Menentukan harga efektif, mengadakan komunikasi, distribusi, dan
meningkatkan motivasi serta layanan.
C. Kebijakan Anggaran Pemerintah dalam Pendidikan
Bentuk keseriusan pemerintah dan DPR dalam bidang pendidikan tertuang
dalam pasal 31 ayat 4 UUD 1945 Amandemen ke 4 mengamanatkan bahwa negara

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta

dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional9. Hal
ini dikuatkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 013/PUU-VI/2008,
Pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekuarng-sekurangnya 20% dari
APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional10. Alokasi anggaran diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang terkait
dengan peningkatan kualitas pendidikan. Alokasi anggaran pendidikan lebih spesifik
dituangkan dalam pasal 49 UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 yaitu dana pendidikan
selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)11.

9 Pusdiklat AP. “Anggaran Pendidikan 20%, Apakah Sudah Dialokasikan?”. Diakses 30 Desember 2014
di http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-danperbendaharaan/20310-anggaran-pendidikan-20-,-apakah-sudah-dialokasikan
10 Ibid.
11 Ibid

.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Analisis pengaruh komponen keahlian internal auditor terhadap pendeteksian dan pencegahan kecurangan (fraud) di inspektorat jendral kementerian perdagangan republik indonesia

4 52 171

Resensi buku ekonomi indonesia

1 3 2

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59