Critical Review Pengaruh Ketersediaan Te
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekonomi kota merupakan pandangan terhadap kota didasari kepentingan ekonomi,
khususnya dalam hal pemilihan lokasi baik untuk kegiatan usaha maupun tempat tinggal
(O’Sullivan, 2003). Dalam ekonomi kota banyak aspek yang dipelajari didalammnya seperti
masalah ekonomi kota, konsep-konsep dasar ekonomi kota, urbanization economic,
agglomeration economic, localization economic. Teori pasar lahan perkotaan dan
pengembangan lahan, pola guna lahan dan nilai lahan, penyediaan perumahan (properti),
eksternalitas ekonomi, urban sprawl and squatter, permasalahan transportasi, penyediaan
angkutan perkotaan, biaya kemacetan, konsep ekonomi dalam mengatasi masalah transpor
metasi kota, teori pasar tenaga kerja, pengangguran, sektor informal, kemiskinan dan
kriminalitas , daya saing kota, pelayanan dasar perkotaan, ekonomi kreatif, kualitas
lingkungan, dan tata kelola kota.
Untuk dapat memehami mengenai pokok-pokok bahasan tersebut ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, slah satunya adalah dengan mengkritisi sebuah tulisan seperti jurnal.
Dengan mengkritisi jurnal yang berkaitan dengan pokok bahasan ekonomi kota maka kita
akan mendapatkan banyak ilmu dan dapat mempelajari teori ekonomi tersebut dengan lebih
mudah karena dalam jurnal-jurnal tersebut langsung membahas tentang study kasus yang
berkaitan dengan ekonomi kota. Jadi dengan mengkritisi sebuah
jurnal selain dapat
mempelajari teori mengenai ekonomi kota tersebut kita juga dapat mengetahui bagimana
teori tersebut diimplementasikan dalam memecahkan suatu permasalahan .
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari review jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan teori-teori ekonomi kota dalam kehidupan nyata, selain itu juga menulis dengan
critical review, akan dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian
tertentu karena dituntut untuk membaca berbagai literatur, dan untuk
menguji pikiran
penulis berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki terkait dengan jurnal yang dikritisi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Investasi
Investasi secara teoritis oleh Michael Todaro (2000. Jilid 2: 388) mendefinisikan
investasi atau penanaman modal yaitu bagian dari total pendapatan nasional (national
income)
atau
pengeluaran
nasional
(national
expenditure)
yang
secara
khusus
diperuntukkan memproduksi barang-barang kapital atau modal pada suatu periode tertentu.
Teori investasi merupakan salah satu bagian yang sering menjadi faktor dalam
berbagai teori pembangunan, seperti salah satu contoh di atas adalah teori pertumbuhan
Harrod-Dommar di mana investasi merupakan penggerak atau akselerator pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional.
2.2 Tenaga Kerja Kaitannya dengan Investasi
Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah “penduduk yang berusia
15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis” (Badan Pusat Statistik
1983). Sedangkan menurut Ida Bagus Mantra (2000:225) bahwa: Angkatan Kerja terdiri dari
penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja dan
tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang
berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah,
mengurus rumah tangga, pension, atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan untuk
bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja.
Menurut Makmun (2004, h.12) yaitu: “Ketersediaan tenaga kerja menjadi salah satu
pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya”. Jelaslah memang faktor tenaga
kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam usaha meningkatkan investasi. Hal ini
disebabkan faktor tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk
meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah bahan mentah, memanfaatkan
modal dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai faktor penting dalam
mendukung investasinya.
2.3 Infrastruktur Kaitannya dengan Investasi
Todaro (2000:143) menjelaskan bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu
Negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, Firdaus 2008 dalam (Permana dan
Alla 2010:18) mengemukakan bahwa suplai tenaga listrik dan infrastruktur sosial
berpengaruh signifikan terhadap daya tarikinvestasi pada suatu wilayah.
2.4 Pendapatan Perkapita Kaitannya dengan Investasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2004:203): Pendapatan perkapita merupakan indikator
untuk melihat daya beli suatu daerah. Pendapatan perkapita yang tinggi pada suatu daerah
artinya daya beli masyarakat daerah tersebut juga tinggi. Hal ini berarti menunjukan pasar
domestik yang efektif terutama untuk berinvestasi. Oleh karena itu pendapatan perkapita
suatu daerah juga merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan para investor untuk
berinvestasi.
2.5 Suku Bunga Kaitannya dengan Investasi
Menurut Suparmoko (1990:26) keputusan untuk mengadakan investasi erat
kaitannya dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku. Suparmoko menambahkan
bahwa: investasi dalam hal ini merupakan penanaman modal oleh perusahaan untuk
membeli barang-barang capital yang baru seperti mesin dan peralatan lainnya, pabrikpabrik, toko-toko, alat angkutan, gudang dan lain sebagainya. investasi akan mengalami
kenaikan dalam jumlahnya apabila suku bunga pinjaman turun. Sebaliknya, apabila suku
bunga pinjaman mengalami kenaikan maka investasi akan berkurang. Dalam hal ini
investasi dapat berupa pembelian barang-barang kapital maupun pembelian surat obligasi.
2.6 Pengujian Statistik
a. Uji Akar Unit
Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika
untuk data runtut waktu (time series). Salah satu konsep formal yang dipakai untuk
mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan
pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan
sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner
pada orde nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya
sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke-n (first difference atau I(1), atau
second difference atau I(2), dan seterusnya.
b. Uji Kointegrasi
Uji ini dikembangkan berdasarkan adanya persepsi model data yang tidak stasioner
secara individu akan tetapi kombinasi linear antara dua atau lebih data time series dapat
menjadi stasioner. Untuk mengetahuinya dilakukan pengujian metode Engle Granger
dengan pendekatan Augmented Dicky Fuller Test. Pengujian dengan jalan ini lebih dikenal
sebagai uji kointegrasi. Jika variabelvariabel dalam model terkointegrasi maka dapat
diartikan kombinasi dari dua atau lebih dalam regresi adalah stasioner.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan dengan maksud untuk melihat seberapa besar
pengaruh perubahan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan pengaruhya terhadap variabel tidak bebasnya. Uji ini melihat nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari persamaan yang diestimasi.
d. Uji t-statistik
Pengujian t-statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial dari variabel-variabel
bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t tabel.
e. Uji F-statistik
Uji F-stat digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari pengaruh secara
bersama-sama dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel
f. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik Model Regresi Linier
Multikolinier adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas dengan variabel
bebas lainnya. Konsekuensinya meskipun hasil estimasi masih BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), akan tetapi multikolinieritas dapat menyebabkan standard error yang lebih besar,
nilai koefisien determinasi (R2) tetap tinggi dan uji F-stat signifkan meskipun banyak variabel
yang tidak signifikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa sebuah model persamaan
dinyatakan terdapat gangguan multikolinear apabila R2-nya tinggi namun hanya sedikit atau
bahkan tidak ada variabel bebasnya yang signifikan pada pengujian tstatistik.
Heteroskedastisitas salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter
dalam model regresi bersifat BLUE adalah var (ui) harus sama dengan σ2 (konstan), atau
dengan kata lain, semua residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti
itu disebut dengan homoskedastis. Sedangkan apabila varian tidak konstan atau berubahubah disebut dengan heteroskedastis. Uji formal untuk masalah ini salah satunya adalah Uji
White / White-Test. Uji ini dapat dilakukan secara langsung dengan program EViews.
BAB III
RANGKUMAN JURNAL
Tulisan ini berbentuk critical review dari jurnal yang berjudul Pengaruh Ketersedian
Tenaga Kerja, Infrastruktur, Pendapatan Perkapita Dan Suku Bunga Terhadap Investasi
Industri Kota Semarang, yang disusun oleh Puput Wijayanti dan Drs. H. Edy Yusuf AG,
MSc., Ph.D.
Pada pendahuluan jurnal dibahas dari definisi investasi dan bagimana peranan
investasi di Kota Semarang. Dijelaskan bahwa peranan investasi di Kota Semarang
cenderung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan
pembangunan perekonomian dan output dari investasi juga meningkat tiap tahunnya.
Namun investasi di Kota Semarang masih lebih rendah dibandingkan kota lain di Jawa
Tengah seperti Kota Surakarta.
Berdasarkan tabel perbandingan pertumbuhan investasi industri Kota Semarang dan
Kota Solo Tahun 2005-2009 yang bersumber dari BPS Kota Semarang dalam angka dan
Kota Surakarta dalam angka tahun 2005-2009 disebutkan bahwa investasi di Kota
Semarang cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal tersebut terjadi karena
adanya pengaruh dari faktor yang menghambat maupun faktor yang menarik investasi ke
Kota Semarang. Faktor-faktor tersebut kemungkinannya adalah ketersediaan tenaga kerja,
kualitas infrastruktur yang baik, pendapatan per kapita yang tinggi, dan tingkat suku bunga
pinjaman yang rendah.
Rumusan masalah yang akan dibahas pada jurnal ini adalah bagaimana pengaruh
tenaga kerja, infrastruktur, pendapatan per kapita, dan tingkat suku bunga terhadap
investasi di Kota Semarang sehingga menyebabkan rendahnya investasi di Kota Semarang
dibandingkan dengan kota lain yang ada di Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengkaji variabel yang dapat mempengaruhi investasi industri, sehingga nantinya dapat
dikaji prioritas kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah investasi yang ada di
Kota Semarang, khususnya untuk investasi industri.
Setelah pendahuluan, pada jurnal dicantumkan telaah pustaka atau tinjauan pustaka
yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pembahasan. Pada tinjauan pustaka tersebut
dijelaskan mengenai teori investasi, kaitannya tenaga kerja dengan investasi, kaitan
infrastruktur dengan investasi, kaitan pendapatan perkapita dengan investasi, dan kaitan
antara suku bunga dengan investasi.
Pada metode penelitian yang dibahas ada 3 poin yaitu variabel dependen, variabel
independen, dan metode analisis. Variabel dependen pada penelitian ini adalah besarnya
industri pengelolaan dalam PDRB Kota Semarang menurut harga konstan berdasarkan
tahun 2000. Yang menjadi variabel Independen pada penelitian ini adalah tenaga kerja
(bayaknya penduduk angaktan kerja yang bekerja di sektor industri), infrastruktur
(panjangnya jalan yang berada pada kondisi yang baik sehingga dapat membantu
kelancaran kegitan produksi), suku bunga (besarnya suku bunga pinjaman kredit di bank
umum), dan pendaptan perkapita (ekonomi daerah yang dinyatakan dengan pendaptan
perkapita besarnya pendapatan yang telah diterima masyarakat dalam Kota Semarang
Dalam Angka).
Metode analisis data yang digunakan adalah model data runtut waktu (Time series)
dimana data yang digunakan dalam penelitian adalah dari tahun 1990-2009. Model yang
digunakan adalah model ekonomertrika dengan spesifikasi model seperti berikut :
Y = f ( X1,X2,X3,X4 )
Dimana:
Y = Investasi industri
X1 = Tenaga kerja
X2 = Infrastruktur
X4 = Suku bunga
X3 = Pendapatan
Oleh karena itu peranan waktu membuat pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen berbeda, maka pada penelitian juga menganalisis pengaruh
pada kedua periode waktu tersebut. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kointegrasi dan
ECM (Error Cerrection Model).
Pada hasil penelitian terdapat beberapa pembahasan yang meliputi uji akar unit, uji
asumsi klasik yang terdiri dari multikolinearitas, Heteroskedastisitas, autokorelasi, uji yang
ketiga adalah uji kointegrasi, kemudian ECM, uji hepotesa yang terdiri dari uji F dan uji t, dan
kemudian interpretasi data.
Pada interprestasi data berdasarkan hasil estimasi diperoleh bahwa R2 adalah
sebesar 0.965486 untuk jangka panjang yang berarti sebesar 0.96 % variasi perubahan
investasi industri di Kota Semarang dapat dijelaskan atau dipenagruhi oleh variasi
perubahan tenaga kerja , infrastruktur, pendapatan perkapita, dan suku bunnga. Sedangkan
untuk jangka pendek diperoleh R2 sebesar 0.61 yang artinya sebesar 0,61% perubahan
investasi industri dalam jangka pendek dipengaruhi oleh variasi perubahan faktor tenaga
kerja, infrastruktur, pendaptan perkapita, dan suku bunga.
Interpretasi data pengaruh tenaga kerja terhadap investasi industri dapat disimpulkan
bahwa tenaga kerja tidak mempengaruhi investasi industri di Kota Semarang karena
sebagian besar tenaga kerja hanya terserap pada industri besar dan sedang. Sedangkan
industri kecil dan rumah tangga tidak banyak menyerap tenaga kerja.
Interprtasi data pengaruh infrastruktur terhadap investasi industri dapat disimpukan
bahwa variabel infrastruktur tidak mempengaruhi investasi industri di Kota Semrang baik
dalam jangka waktu panjang maupun dalam jangka waktu pendek. Hal ini karena
pertumbuhan akan perbaikan pelayanan infrastruktur yaitu berupa kondisi jalan dalam dua
puluh tahun tidak banyak menunjukan perkembangan. Hal ini berarti pertumbuhan
infrastruktur sangat jauh lebih kecil jika dibandingkan pertumbuhan investasi industri di Kota
Semarang. Tahun 1990 panjang jalan dengan kondisi baik sepanjang 642,472 km hanya
mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 1.222,9 km. Sedangkan
pertumbuhan investasinya tercatat dari tahun 1990 sebesar 236.942.135 rupiah menjadi
5.465.109.040 rupiah pada tahun 2009. Infrastruktur di Kota Semarang lebih bersifat
inelastis artinya dalam keadaan bagaimanapun jalan akan tetap digunakan masyarakat
karena merupakan satu-satunya akses yang ada menuju satu tujuan tertentu.
Interpretasi data pengaruh pendapatan perkapita terhadap investasi industri dapat
disimpulakan bahwa pendapatan berpengaruh dengan investasi baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Hal ini karena pendapatan perkapita dan PDRB perkapita
merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk
berinvestasi.
Interpretasi data pengaruh tingkat suku bunga pinjaman terhadap investasi industri
dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek suku bunga secara
statistik berpengaruh terhadap investasi. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan
mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia
akan melakukan investasi.
Berdasarkan pembahasan diatas didapat kesimpulan bahwa variabel tanaga kerja
tidak mempengaruhi industri di Kota Semarang dalam jangka panjang maupun dalam jangka
pendek. Dalam pengujian diperoleh bahwa infrastruktur tidak mempengaruhi investasi
industri di Kota Semarang. Pendapatan perkapita mempengaruhi investasi industri baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tingkat suku bunga pinjaman baik dalam
jangka pendek berpengaruh terhadap investasi industri di Kota Semarang.
Setelah kesimpulan penulis juga menjelaskan mengenai keterbatasan dari jurnal ini
seperti, dalam menentukan variabel-variabel independen penulis belum menggunakan
penelitian terdahulu yang menggunakan empat variabel independen sekaligus yaitu tenaga
kerja, infrastruktur, pendapatan, perkapita, dan suku bunga pinjaman. Selain itu
keterbatasan yang lainnya adalah terkait data yang digunakan adalah data time series,
dimana data ini sulit dibenarkan secara makro. Pada variabel tenaga kerja, karena
keterbatasan data penulis kesulitan dalam menentukan presentase tenaga kerja terhadap
masing-masing industri. Selain itu dalam analisis variabel infrastruktur, penulis hanya
menggunakan parameter panjang jalan, sedangkan dalam masih ada unsur infrastruktur
yang lainnya.
Pada bagian akhir dari jurnal penulis juga menambahkan saran yang sesuai dengan
tujuan penulisan jurnal. Salah satu saran yang dituliskan oleh penulis adalah agar
pemerintah lebih berupaya menjaga perekonomian melalui meningkatkan pendapatkan
masyarakat. Dan membuat kebijakan yang dapat menjaga infalasi agar tertap terkendali
sehingga tingkat suku bunga menjadi lebih manarik bagi investor.
BAB IV
CRETICAL REVIEW
4.1 Critical
Pada jurnal ini penulis kurang memberikan informasi yang lengkap terkait dengan
identitas dari penulis atau peneliti. Identitas yang dicantumkan hanya nama dari penulis atau
peneliti. Seharusnya penulis dapat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai
identitas penulis seperti menambahkan asal penulis (universitas atau perguruan tinggi) atau
latar belakang pendidikan di penuulis, sehingga pembaca akan setidaknya dapat mengetahi
jurnal ini akan dibahas melalui sudut pandang yang bagaimana. Selain itu penulis juga
dapat menambahkan alamat email dari penulis itu sendiri.
Pada bagian latar belakang terdapat kerancuan yaitu pada paragraf sebelumnya
disebutkan bahwa peranan investasi di Kota Semarang memang cenderung meningkat
sejalan dengan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan
ekonomi. Namun pada paragraf selanjutnya disebutkan bahwa investasi Kota Semarang
cenderung mengalami penurunan tiap tahun yang ditunjukan dengan tabel pertumbuhan
investasi industri 2005-2009. Oleh karena itu penjelasan-penjelasan tersebut menjadi rancu
dan membingungkan pembaca. Pembaca tidak dapat memahami apakah investasidi Kota
Semarang sedang mengalami peningkatan atau penurunan.
Pada telaah pustaka, teori yang dicantumkan sudah jelas dan lengkap. Namun
dalam teori yang dicantumkan terlalu banyak. Seperti contoh dalam teori investasi, dimana
definisi dari investasi yang dicantumkan terlalu banyak. Akan lebih baik jika definisi yang
dicantumkan adalah yang menjadi pedoman saja dalam penelitian ini. Pada telaah pustaka
kaitan suku bunga dengan investasi, ada beberapa teori yang dicantumkan tidak
berhubungan dengan pembahasan dari jurnal ini atau tidak terlalu menjadi perhatian dalam
pembahasan masalh pada jurnal ini. Dimana dicantumkan mengenai teori tingkat suku
bunga, fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian, jenis bunga dalam perbankan.
Teori-teori tersebut sebenarnya tidak diperlukan dalam pembahasan rumusan masalah.
Pada pembahasan menggunakan uji statistik yang meliputi uji akar unit, uji asumsi
klasik, uji kointegrasi, ECM, dan uji hipotesis yang meliputi uji f dan uji t. Namun dalam
pembahasan kurang dapat dipahami apa perbedaan dari masing-masing uji statistika
tersebut. Seperti pada uji akar, pembaca akan kurang memahami maksud dari uji tersebut,
apa tujuan dari uji akar tersebut. Begitu pula dengan uji statistika lain yang digunakan.
Permasalhan apa yang akan dipecahkan melalui uji akar tersebut. Pada output dari masingmasing uji statistika tersebut juga kurang dapat memberikan informasi mengenai hasil dari
uji statistik tersebut.
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus karena penulis dapat menjelaskan
rumusan masalah dengan jelas dan membahasnya berdasarkan masing-masing variabel
yang diuji dalam rumusan masalah , sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami
pembahasan yang dituliskan oleh penulis. Pada interpretasi data penulis dapat
menyajikannya dengan baik, karena selain menjelaskan apakah variabel-variabel tersebut
mempengaruhi investasi ekonomi di Kota Semarang, penulis juga menuliskan alasan-alasan
mengapa variabel tersebut dikatakan mempengaruhi atau tidak. Sehingga pembaca dapat
memperoleh informasi yang lengkap dari penjelasan tersebut.
Selain itu keterbatasan dan saran yang dicantumkan penulis pada jurnal tersebut
dapat memberikan informasi yang lebih banyak lagi kepada pembaca. Pada saran yang
diberikan oleh penulis juga sesuai dengan tujuan dari penelitian yang telah dituliskan
sebelumnya.
4.2 Saran
1. Pada tinjauan pustaka akan lebih baik penulis hanya mencantumkan teori yang
digunakan untuk membahas rumusan masalah,
2. Pada jurnal ini untuk penulis menggunakan metode analisis time series dengan
menggukan uji statistik, maka akan lebih baik penulis juga mencantumkan masingmasing teori dari uji statistik yang digunakan pada tinjauan pustaka sehingga
pembaca akan dapat mengetahui acuan apa yang digunakan oleh penulis dalam
melakukan analisis.
3. Untuk penulisan rumusan masalah dan tujuan penelitian akan lebih baik apabila
penulis membuatkan sub pembahasan tersendiri sehingga pembaca akan dapat
lebih mudah mengetahui apakah rumusan masalah dan tujuan dari jurnal tersebut.
Penulisan rumusan masalah per point mungkin akan lebih mudah lagi dipahami oleh
pembaca.
4. Untuk dapat memudahkan pembaca dalam memahami hasil dari masing-masing uji
statistika yang dilakukan oleh peneliti, akan lebih baik jika penulis memberikan
informasi yang lebih jelas lagi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan critical review pada bab III dan bab IV maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam menulis jurnal, penulis akan lebih baik apabila dapat mencantumkan
identitasnya dengan lengkap, karena hal tersebut dapat membantu pembaca
nantinya
2. Dalam menulis rumusan masalah dan tujuan penulisan jurnal, akan lebih baik
apabila rumusan masalah dan tujuan tersebut di tulis dalam sub bab tersendiri, dan
dituliskan per poin.
3. Pada penulisan tinjauan pustaka, akan lebih baik apabila penulis mencantumkan
teori-teori yang memang dapat mendukung dalam pembahasan rumusan masalah.
4. Pada pembahasan pada uji statistik sebaiknya penulis memberikan informasi yang
lebih mudah dipahami dari hasil dari uji statistik yang telah dilakukan
5.2 Lesson Learned
Dengan melakukan critical review jurnal ini banyak hal yang hal baru yang kita
dapatkan yaitu kita dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita mengenai
variabel-variabel yang mempengaruhi investasi industri, dan kita dapat mengingat-ingat
kembali mengenai uji statistik yang sebelumnya pernah dipelajari. Selain itu kita juga
dapat mengetahui bagaimana sebenarnya uji statistik itu digunakan sebenarnya dalam
memecahkan masalah.
Daftar Pustaka
Wijayanti, Puput. 2011. Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja, Infrastruktur, Pendapatan
Perkapita Dan Suku Bunga Terhadap Investasi Industri Kota Semarang.
Undergraduate
thesis,
Universitas
Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/29482/1/JURNAL.pdf, 14 Maret 2015
Lampiran :
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekonomi kota merupakan pandangan terhadap kota didasari kepentingan ekonomi,
khususnya dalam hal pemilihan lokasi baik untuk kegiatan usaha maupun tempat tinggal
(O’Sullivan, 2003). Dalam ekonomi kota banyak aspek yang dipelajari didalammnya seperti
masalah ekonomi kota, konsep-konsep dasar ekonomi kota, urbanization economic,
agglomeration economic, localization economic. Teori pasar lahan perkotaan dan
pengembangan lahan, pola guna lahan dan nilai lahan, penyediaan perumahan (properti),
eksternalitas ekonomi, urban sprawl and squatter, permasalahan transportasi, penyediaan
angkutan perkotaan, biaya kemacetan, konsep ekonomi dalam mengatasi masalah transpor
metasi kota, teori pasar tenaga kerja, pengangguran, sektor informal, kemiskinan dan
kriminalitas , daya saing kota, pelayanan dasar perkotaan, ekonomi kreatif, kualitas
lingkungan, dan tata kelola kota.
Untuk dapat memehami mengenai pokok-pokok bahasan tersebut ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, slah satunya adalah dengan mengkritisi sebuah tulisan seperti jurnal.
Dengan mengkritisi jurnal yang berkaitan dengan pokok bahasan ekonomi kota maka kita
akan mendapatkan banyak ilmu dan dapat mempelajari teori ekonomi tersebut dengan lebih
mudah karena dalam jurnal-jurnal tersebut langsung membahas tentang study kasus yang
berkaitan dengan ekonomi kota. Jadi dengan mengkritisi sebuah
jurnal selain dapat
mempelajari teori mengenai ekonomi kota tersebut kita juga dapat mengetahui bagimana
teori tersebut diimplementasikan dalam memecahkan suatu permasalahan .
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat dari review jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerapan teori-teori ekonomi kota dalam kehidupan nyata, selain itu juga menulis dengan
critical review, akan dapat menambah pemahaman yang lebih terhadap suatu kajian
tertentu karena dituntut untuk membaca berbagai literatur, dan untuk
menguji pikiran
penulis berdasarkan sudut pandang penulis dan pengetahuan serta pengalaman yang
dimiliki terkait dengan jurnal yang dikritisi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Investasi
Investasi secara teoritis oleh Michael Todaro (2000. Jilid 2: 388) mendefinisikan
investasi atau penanaman modal yaitu bagian dari total pendapatan nasional (national
income)
atau
pengeluaran
nasional
(national
expenditure)
yang
secara
khusus
diperuntukkan memproduksi barang-barang kapital atau modal pada suatu periode tertentu.
Teori investasi merupakan salah satu bagian yang sering menjadi faktor dalam
berbagai teori pembangunan, seperti salah satu contoh di atas adalah teori pertumbuhan
Harrod-Dommar di mana investasi merupakan penggerak atau akselerator pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan pendapatan nasional.
2.2 Tenaga Kerja Kaitannya dengan Investasi
Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah “penduduk yang berusia
15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis” (Badan Pusat Statistik
1983). Sedangkan menurut Ida Bagus Mantra (2000:225) bahwa: Angkatan Kerja terdiri dari
penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja dan
tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang
berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah,
mengurus rumah tangga, pension, atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan untuk
bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja.
Menurut Makmun (2004, h.12) yaitu: “Ketersediaan tenaga kerja menjadi salah satu
pertimbangan bagi investor untuk menanamkan modalnya”. Jelaslah memang faktor tenaga
kerja merupakan faktor yang cukup penting dalam usaha meningkatkan investasi. Hal ini
disebabkan faktor tenaga kerja dipandang sebagai suatu faktor produksi yang mampu untuk
meningkatkan daya guna faktor produksi lainnya (mengolah bahan mentah, memanfaatkan
modal dsb) sehingga perusahaan memandang tenaga kerja sebagai faktor penting dalam
mendukung investasinya.
2.3 Infrastruktur Kaitannya dengan Investasi
Todaro (2000:143) menjelaskan bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di suatu
Negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, Firdaus 2008 dalam (Permana dan
Alla 2010:18) mengemukakan bahwa suplai tenaga listrik dan infrastruktur sosial
berpengaruh signifikan terhadap daya tarikinvestasi pada suatu wilayah.
2.4 Pendapatan Perkapita Kaitannya dengan Investasi
Menurut Mudrajad Kuncoro (2004:203): Pendapatan perkapita merupakan indikator
untuk melihat daya beli suatu daerah. Pendapatan perkapita yang tinggi pada suatu daerah
artinya daya beli masyarakat daerah tersebut juga tinggi. Hal ini berarti menunjukan pasar
domestik yang efektif terutama untuk berinvestasi. Oleh karena itu pendapatan perkapita
suatu daerah juga merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan para investor untuk
berinvestasi.
2.5 Suku Bunga Kaitannya dengan Investasi
Menurut Suparmoko (1990:26) keputusan untuk mengadakan investasi erat
kaitannya dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku. Suparmoko menambahkan
bahwa: investasi dalam hal ini merupakan penanaman modal oleh perusahaan untuk
membeli barang-barang capital yang baru seperti mesin dan peralatan lainnya, pabrikpabrik, toko-toko, alat angkutan, gudang dan lain sebagainya. investasi akan mengalami
kenaikan dalam jumlahnya apabila suku bunga pinjaman turun. Sebaliknya, apabila suku
bunga pinjaman mengalami kenaikan maka investasi akan berkurang. Dalam hal ini
investasi dapat berupa pembelian barang-barang kapital maupun pembelian surat obligasi.
2.6 Pengujian Statistik
a. Uji Akar Unit
Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika
untuk data runtut waktu (time series). Salah satu konsep formal yang dipakai untuk
mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan
pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan
sebutan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu data time series tidak stasioner
pada orde nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya
sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke-n (first difference atau I(1), atau
second difference atau I(2), dan seterusnya.
b. Uji Kointegrasi
Uji ini dikembangkan berdasarkan adanya persepsi model data yang tidak stasioner
secara individu akan tetapi kombinasi linear antara dua atau lebih data time series dapat
menjadi stasioner. Untuk mengetahuinya dilakukan pengujian metode Engle Granger
dengan pendekatan Augmented Dicky Fuller Test. Pengujian dengan jalan ini lebih dikenal
sebagai uji kointegrasi. Jika variabelvariabel dalam model terkointegrasi maka dapat
diartikan kombinasi dari dua atau lebih dalam regresi adalah stasioner.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan dengan maksud untuk melihat seberapa besar
pengaruh perubahan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan pengaruhya terhadap variabel tidak bebasnya. Uji ini melihat nilai koefisien
determinasi (R2) yang diperoleh dari persamaan yang diestimasi.
d. Uji t-statistik
Pengujian t-statistik digunakan untuk menguji pengaruh parsial dari variabel-variabel
bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan nilai t tabel.
e. Uji F-statistik
Uji F-stat digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari pengaruh secara
bersama-sama dalam menjelaskan variasi variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel
f. Pengujian Pelanggaran Asumsi Klasik Model Regresi Linier
Multikolinier adalah situasi adanya korelasi antara variabel bebas dengan variabel
bebas lainnya. Konsekuensinya meskipun hasil estimasi masih BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), akan tetapi multikolinieritas dapat menyebabkan standard error yang lebih besar,
nilai koefisien determinasi (R2) tetap tinggi dan uji F-stat signifkan meskipun banyak variabel
yang tidak signifikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa sebuah model persamaan
dinyatakan terdapat gangguan multikolinear apabila R2-nya tinggi namun hanya sedikit atau
bahkan tidak ada variabel bebasnya yang signifikan pada pengujian tstatistik.
Heteroskedastisitas salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter
dalam model regresi bersifat BLUE adalah var (ui) harus sama dengan σ2 (konstan), atau
dengan kata lain, semua residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti
itu disebut dengan homoskedastis. Sedangkan apabila varian tidak konstan atau berubahubah disebut dengan heteroskedastis. Uji formal untuk masalah ini salah satunya adalah Uji
White / White-Test. Uji ini dapat dilakukan secara langsung dengan program EViews.
BAB III
RANGKUMAN JURNAL
Tulisan ini berbentuk critical review dari jurnal yang berjudul Pengaruh Ketersedian
Tenaga Kerja, Infrastruktur, Pendapatan Perkapita Dan Suku Bunga Terhadap Investasi
Industri Kota Semarang, yang disusun oleh Puput Wijayanti dan Drs. H. Edy Yusuf AG,
MSc., Ph.D.
Pada pendahuluan jurnal dibahas dari definisi investasi dan bagimana peranan
investasi di Kota Semarang. Dijelaskan bahwa peranan investasi di Kota Semarang
cenderung meningkat sejalan dengan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan
pembangunan perekonomian dan output dari investasi juga meningkat tiap tahunnya.
Namun investasi di Kota Semarang masih lebih rendah dibandingkan kota lain di Jawa
Tengah seperti Kota Surakarta.
Berdasarkan tabel perbandingan pertumbuhan investasi industri Kota Semarang dan
Kota Solo Tahun 2005-2009 yang bersumber dari BPS Kota Semarang dalam angka dan
Kota Surakarta dalam angka tahun 2005-2009 disebutkan bahwa investasi di Kota
Semarang cenderung mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal tersebut terjadi karena
adanya pengaruh dari faktor yang menghambat maupun faktor yang menarik investasi ke
Kota Semarang. Faktor-faktor tersebut kemungkinannya adalah ketersediaan tenaga kerja,
kualitas infrastruktur yang baik, pendapatan per kapita yang tinggi, dan tingkat suku bunga
pinjaman yang rendah.
Rumusan masalah yang akan dibahas pada jurnal ini adalah bagaimana pengaruh
tenaga kerja, infrastruktur, pendapatan per kapita, dan tingkat suku bunga terhadap
investasi di Kota Semarang sehingga menyebabkan rendahnya investasi di Kota Semarang
dibandingkan dengan kota lain yang ada di Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengkaji variabel yang dapat mempengaruhi investasi industri, sehingga nantinya dapat
dikaji prioritas kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah investasi yang ada di
Kota Semarang, khususnya untuk investasi industri.
Setelah pendahuluan, pada jurnal dicantumkan telaah pustaka atau tinjauan pustaka
yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pembahasan. Pada tinjauan pustaka tersebut
dijelaskan mengenai teori investasi, kaitannya tenaga kerja dengan investasi, kaitan
infrastruktur dengan investasi, kaitan pendapatan perkapita dengan investasi, dan kaitan
antara suku bunga dengan investasi.
Pada metode penelitian yang dibahas ada 3 poin yaitu variabel dependen, variabel
independen, dan metode analisis. Variabel dependen pada penelitian ini adalah besarnya
industri pengelolaan dalam PDRB Kota Semarang menurut harga konstan berdasarkan
tahun 2000. Yang menjadi variabel Independen pada penelitian ini adalah tenaga kerja
(bayaknya penduduk angaktan kerja yang bekerja di sektor industri), infrastruktur
(panjangnya jalan yang berada pada kondisi yang baik sehingga dapat membantu
kelancaran kegitan produksi), suku bunga (besarnya suku bunga pinjaman kredit di bank
umum), dan pendaptan perkapita (ekonomi daerah yang dinyatakan dengan pendaptan
perkapita besarnya pendapatan yang telah diterima masyarakat dalam Kota Semarang
Dalam Angka).
Metode analisis data yang digunakan adalah model data runtut waktu (Time series)
dimana data yang digunakan dalam penelitian adalah dari tahun 1990-2009. Model yang
digunakan adalah model ekonomertrika dengan spesifikasi model seperti berikut :
Y = f ( X1,X2,X3,X4 )
Dimana:
Y = Investasi industri
X1 = Tenaga kerja
X2 = Infrastruktur
X4 = Suku bunga
X3 = Pendapatan
Oleh karena itu peranan waktu membuat pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen berbeda, maka pada penelitian juga menganalisis pengaruh
pada kedua periode waktu tersebut. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kointegrasi dan
ECM (Error Cerrection Model).
Pada hasil penelitian terdapat beberapa pembahasan yang meliputi uji akar unit, uji
asumsi klasik yang terdiri dari multikolinearitas, Heteroskedastisitas, autokorelasi, uji yang
ketiga adalah uji kointegrasi, kemudian ECM, uji hepotesa yang terdiri dari uji F dan uji t, dan
kemudian interpretasi data.
Pada interprestasi data berdasarkan hasil estimasi diperoleh bahwa R2 adalah
sebesar 0.965486 untuk jangka panjang yang berarti sebesar 0.96 % variasi perubahan
investasi industri di Kota Semarang dapat dijelaskan atau dipenagruhi oleh variasi
perubahan tenaga kerja , infrastruktur, pendapatan perkapita, dan suku bunnga. Sedangkan
untuk jangka pendek diperoleh R2 sebesar 0.61 yang artinya sebesar 0,61% perubahan
investasi industri dalam jangka pendek dipengaruhi oleh variasi perubahan faktor tenaga
kerja, infrastruktur, pendaptan perkapita, dan suku bunga.
Interpretasi data pengaruh tenaga kerja terhadap investasi industri dapat disimpulkan
bahwa tenaga kerja tidak mempengaruhi investasi industri di Kota Semarang karena
sebagian besar tenaga kerja hanya terserap pada industri besar dan sedang. Sedangkan
industri kecil dan rumah tangga tidak banyak menyerap tenaga kerja.
Interprtasi data pengaruh infrastruktur terhadap investasi industri dapat disimpukan
bahwa variabel infrastruktur tidak mempengaruhi investasi industri di Kota Semrang baik
dalam jangka waktu panjang maupun dalam jangka waktu pendek. Hal ini karena
pertumbuhan akan perbaikan pelayanan infrastruktur yaitu berupa kondisi jalan dalam dua
puluh tahun tidak banyak menunjukan perkembangan. Hal ini berarti pertumbuhan
infrastruktur sangat jauh lebih kecil jika dibandingkan pertumbuhan investasi industri di Kota
Semarang. Tahun 1990 panjang jalan dengan kondisi baik sepanjang 642,472 km hanya
mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar 1.222,9 km. Sedangkan
pertumbuhan investasinya tercatat dari tahun 1990 sebesar 236.942.135 rupiah menjadi
5.465.109.040 rupiah pada tahun 2009. Infrastruktur di Kota Semarang lebih bersifat
inelastis artinya dalam keadaan bagaimanapun jalan akan tetap digunakan masyarakat
karena merupakan satu-satunya akses yang ada menuju satu tujuan tertentu.
Interpretasi data pengaruh pendapatan perkapita terhadap investasi industri dapat
disimpulakan bahwa pendapatan berpengaruh dengan investasi baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek. Hal ini karena pendapatan perkapita dan PDRB perkapita
merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat
suatu negara atau daerah maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk
berinvestasi.
Interpretasi data pengaruh tingkat suku bunga pinjaman terhadap investasi industri
dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang dan jangka pendek suku bunga secara
statistik berpengaruh terhadap investasi. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan
mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia
akan melakukan investasi.
Berdasarkan pembahasan diatas didapat kesimpulan bahwa variabel tanaga kerja
tidak mempengaruhi industri di Kota Semarang dalam jangka panjang maupun dalam jangka
pendek. Dalam pengujian diperoleh bahwa infrastruktur tidak mempengaruhi investasi
industri di Kota Semarang. Pendapatan perkapita mempengaruhi investasi industri baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Tingkat suku bunga pinjaman baik dalam
jangka pendek berpengaruh terhadap investasi industri di Kota Semarang.
Setelah kesimpulan penulis juga menjelaskan mengenai keterbatasan dari jurnal ini
seperti, dalam menentukan variabel-variabel independen penulis belum menggunakan
penelitian terdahulu yang menggunakan empat variabel independen sekaligus yaitu tenaga
kerja, infrastruktur, pendapatan, perkapita, dan suku bunga pinjaman. Selain itu
keterbatasan yang lainnya adalah terkait data yang digunakan adalah data time series,
dimana data ini sulit dibenarkan secara makro. Pada variabel tenaga kerja, karena
keterbatasan data penulis kesulitan dalam menentukan presentase tenaga kerja terhadap
masing-masing industri. Selain itu dalam analisis variabel infrastruktur, penulis hanya
menggunakan parameter panjang jalan, sedangkan dalam masih ada unsur infrastruktur
yang lainnya.
Pada bagian akhir dari jurnal penulis juga menambahkan saran yang sesuai dengan
tujuan penulisan jurnal. Salah satu saran yang dituliskan oleh penulis adalah agar
pemerintah lebih berupaya menjaga perekonomian melalui meningkatkan pendapatkan
masyarakat. Dan membuat kebijakan yang dapat menjaga infalasi agar tertap terkendali
sehingga tingkat suku bunga menjadi lebih manarik bagi investor.
BAB IV
CRETICAL REVIEW
4.1 Critical
Pada jurnal ini penulis kurang memberikan informasi yang lengkap terkait dengan
identitas dari penulis atau peneliti. Identitas yang dicantumkan hanya nama dari penulis atau
peneliti. Seharusnya penulis dapat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai
identitas penulis seperti menambahkan asal penulis (universitas atau perguruan tinggi) atau
latar belakang pendidikan di penuulis, sehingga pembaca akan setidaknya dapat mengetahi
jurnal ini akan dibahas melalui sudut pandang yang bagaimana. Selain itu penulis juga
dapat menambahkan alamat email dari penulis itu sendiri.
Pada bagian latar belakang terdapat kerancuan yaitu pada paragraf sebelumnya
disebutkan bahwa peranan investasi di Kota Semarang memang cenderung meningkat
sejalan dengan banyaknya dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan pembangunan
ekonomi. Namun pada paragraf selanjutnya disebutkan bahwa investasi Kota Semarang
cenderung mengalami penurunan tiap tahun yang ditunjukan dengan tabel pertumbuhan
investasi industri 2005-2009. Oleh karena itu penjelasan-penjelasan tersebut menjadi rancu
dan membingungkan pembaca. Pembaca tidak dapat memahami apakah investasidi Kota
Semarang sedang mengalami peningkatan atau penurunan.
Pada telaah pustaka, teori yang dicantumkan sudah jelas dan lengkap. Namun
dalam teori yang dicantumkan terlalu banyak. Seperti contoh dalam teori investasi, dimana
definisi dari investasi yang dicantumkan terlalu banyak. Akan lebih baik jika definisi yang
dicantumkan adalah yang menjadi pedoman saja dalam penelitian ini. Pada telaah pustaka
kaitan suku bunga dengan investasi, ada beberapa teori yang dicantumkan tidak
berhubungan dengan pembahasan dari jurnal ini atau tidak terlalu menjadi perhatian dalam
pembahasan masalh pada jurnal ini. Dimana dicantumkan mengenai teori tingkat suku
bunga, fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian, jenis bunga dalam perbankan.
Teori-teori tersebut sebenarnya tidak diperlukan dalam pembahasan rumusan masalah.
Pada pembahasan menggunakan uji statistik yang meliputi uji akar unit, uji asumsi
klasik, uji kointegrasi, ECM, dan uji hipotesis yang meliputi uji f dan uji t. Namun dalam
pembahasan kurang dapat dipahami apa perbedaan dari masing-masing uji statistika
tersebut. Seperti pada uji akar, pembaca akan kurang memahami maksud dari uji tersebut,
apa tujuan dari uji akar tersebut. Begitu pula dengan uji statistika lain yang digunakan.
Permasalhan apa yang akan dipecahkan melalui uji akar tersebut. Pada output dari masingmasing uji statistika tersebut juga kurang dapat memberikan informasi mengenai hasil dari
uji statistik tersebut.
Secara keseluruhan jurnal ini sudah bagus karena penulis dapat menjelaskan
rumusan masalah dengan jelas dan membahasnya berdasarkan masing-masing variabel
yang diuji dalam rumusan masalah , sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami
pembahasan yang dituliskan oleh penulis. Pada interpretasi data penulis dapat
menyajikannya dengan baik, karena selain menjelaskan apakah variabel-variabel tersebut
mempengaruhi investasi ekonomi di Kota Semarang, penulis juga menuliskan alasan-alasan
mengapa variabel tersebut dikatakan mempengaruhi atau tidak. Sehingga pembaca dapat
memperoleh informasi yang lengkap dari penjelasan tersebut.
Selain itu keterbatasan dan saran yang dicantumkan penulis pada jurnal tersebut
dapat memberikan informasi yang lebih banyak lagi kepada pembaca. Pada saran yang
diberikan oleh penulis juga sesuai dengan tujuan dari penelitian yang telah dituliskan
sebelumnya.
4.2 Saran
1. Pada tinjauan pustaka akan lebih baik penulis hanya mencantumkan teori yang
digunakan untuk membahas rumusan masalah,
2. Pada jurnal ini untuk penulis menggunakan metode analisis time series dengan
menggukan uji statistik, maka akan lebih baik penulis juga mencantumkan masingmasing teori dari uji statistik yang digunakan pada tinjauan pustaka sehingga
pembaca akan dapat mengetahui acuan apa yang digunakan oleh penulis dalam
melakukan analisis.
3. Untuk penulisan rumusan masalah dan tujuan penelitian akan lebih baik apabila
penulis membuatkan sub pembahasan tersendiri sehingga pembaca akan dapat
lebih mudah mengetahui apakah rumusan masalah dan tujuan dari jurnal tersebut.
Penulisan rumusan masalah per point mungkin akan lebih mudah lagi dipahami oleh
pembaca.
4. Untuk dapat memudahkan pembaca dalam memahami hasil dari masing-masing uji
statistika yang dilakukan oleh peneliti, akan lebih baik jika penulis memberikan
informasi yang lebih jelas lagi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan critical review pada bab III dan bab IV maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dalam menulis jurnal, penulis akan lebih baik apabila dapat mencantumkan
identitasnya dengan lengkap, karena hal tersebut dapat membantu pembaca
nantinya
2. Dalam menulis rumusan masalah dan tujuan penulisan jurnal, akan lebih baik
apabila rumusan masalah dan tujuan tersebut di tulis dalam sub bab tersendiri, dan
dituliskan per poin.
3. Pada penulisan tinjauan pustaka, akan lebih baik apabila penulis mencantumkan
teori-teori yang memang dapat mendukung dalam pembahasan rumusan masalah.
4. Pada pembahasan pada uji statistik sebaiknya penulis memberikan informasi yang
lebih mudah dipahami dari hasil dari uji statistik yang telah dilakukan
5.2 Lesson Learned
Dengan melakukan critical review jurnal ini banyak hal yang hal baru yang kita
dapatkan yaitu kita dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita mengenai
variabel-variabel yang mempengaruhi investasi industri, dan kita dapat mengingat-ingat
kembali mengenai uji statistik yang sebelumnya pernah dipelajari. Selain itu kita juga
dapat mengetahui bagaimana sebenarnya uji statistik itu digunakan sebenarnya dalam
memecahkan masalah.
Daftar Pustaka
Wijayanti, Puput. 2011. Pengaruh Ketersediaan Tenaga Kerja, Infrastruktur, Pendapatan
Perkapita Dan Suku Bunga Terhadap Investasi Industri Kota Semarang.
Undergraduate
thesis,
Universitas
Diponegoro.
http://eprints.undip.ac.id/29482/1/JURNAL.pdf, 14 Maret 2015
Lampiran :