Sistem pengamanan bangunan terhadap tind
Sains Bangunan dan Utilitas 2
Sistem Perlindungan dan Pengamanan Bangunan
Terhadap Tindakan Kriminal
Kelompok
: III B
Anggota
:
-
Putu Adi Gangga
Dewa Gde Putra Praditya
I Gede Danan Segara Yasa R
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
KAB BADUNG
2013/2015
( 1304205066 )
( 1304205089 )
( 13042050120 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Whidi
Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “ System Security pada
Bangunan ” pada mata kulliah Sains Utilitas di semester IV .
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah meluangkan watunya ,oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak I Nyoman Susanta,ST.,MErg.
2. Bapak Ir.Ciptadi Triarianto,Phd.
3. Bapak Ir Ida Bagus Ngurah Bupala,MT.
4. Bapak Ir Ida Bagus Gde Primayatna,MErg.
5. Bapak I Wayan Yuda Manik,ST.,MT.
6. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun
material yang tidak terhingga nilainya.
7. Teman
–
teman
mahasiswa
Arsitektur ,Universitas Udayana
di
jurusan
yang telah sharing
teknik
dan
saling bertukar dalam penyusunan tugas makalah mengenai
system security pada bangunan.
Serta pihak –pihak tidak dapat penulis sebutkan satu –
persatu.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi yang disajikan masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut .Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang kontrukstif dari para pembaca agar nantinya
dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal .Akhir kata dengan segala kerendahan
hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak ,terimakasih.
Badung,01 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
2
1.4 Metode Penulisan................................................................................
2
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Keamanan ( Security )
2.1.1 Pengertian Keamanan............................................................
3
2.1.2 Kualitas Keamanan........................................................... .... 3
2.1.3 Keamanan dan Teritorial........................................................ 4
2.1.4 Keamanan dan Privasi...................................................... .... 4
2.1.5 Keamanan dan Batas fisik............................................... .... 4
2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )....................... 5
2.1.7
Pengawasan dan Kontrol................................................ .... 6
2.1.8 Aturan Sistem Security Bangunan...................................... 7
2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi................................................ .... 8
2.3 CCTV
2.3.1 Pengertian CCTV................................................................... 9
2.3.2 Sejarah CCTV...................................................................... . 10
2.3.3 Peralatan yang dibutuhkan
dalam pemasangan CCTV.................................................... 11
2.3.4 Sistem Pemasangan dan Penempatan CCTV........................
18
2.3.5 Sistem Kerja Operasional CCTV.......................................... 22
2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan CCTV......................................... 23
2.6 X - RAY
2.3.1 Pengertian X – Ray............................................................... 24
2.4.2 Sejarah X-ray........................................................................ 25
2.3.2 Deskripsi Komponen – komponen dalam X – Ray............. 26
2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan X - Ray...................... 27
2.3.4 Sistem Kerja Operasional X – Ray........................................ 28
2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan X - Ray...................................... 29
2.7 Alarm System
2.3.1 Pengertian Alarm System..................................................... 29
2.3.2 Komponen - Komponen pada Alarm
System.................................................................................. 30
2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System............ 31
2.3.4 Sistem Kerja Operasional Alarm System.............................. 32
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................... 34
3.2 Saran............................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tindakan kriminal sering kali terjadi di berbagai tempat,
pengamanan yang kurang baik menjadi kendala dalam terjadinya tindakan
kriminalitas.Dalam mencegah terjadinya suatu tindakan kriminalitas pada suatu
tempat diperlukan keamanan yang dapat menjaga full time sehingga dapat
melindungi suatu asset dan privasi yang dimiliki. Di era modernisasi,sistem
keamanan di setiap bangunan menggunakan sistem operational keamanan berbasis
teknologi.Penggunaan
sistem
operational
keamanan
berbasis
teknologi
memudahkan secuirty dalam melakukan pengamanan pada suatu tempat.
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan alat –alat sebagai
pelindung dan keamanan yang berbasis teknologi dapat dilihat berupa pemakaian
cctv ,access control,smart home,sensor PIR berbasis mikronteler,alat – alat
detektor,dsb.Masing
-
masing
alat
mempunyai
sistem
kerja
operasional ,fungsional,dan penempatannya yang berbeda.
Kita sebagai perancang bangunan perlu pemikiran akan sistem
pelindung dan pengaman pada bangunan yang akan kita rancang sehingga akan
dapat menimalisir dan melindungi terhadap hal – hal yang tidak dinginkan.Dalam
memberikan sistem alat pengamanan yang tepat terhadap bangunan yang nantinya
dirancang ,seorang perancang bangunan haruslah mengetahui akan sistem
kerja ,dan fungsional disetiap masing – masing alat sehingga memudahkan dalam
penempatan pada ruang nantinya.
Dengan telah merancang sistem pengamanan dan perlindungan
pada bangunan yang akan kita rancang,nantinya akan memberikan pelayanan
perlindungan dan pengaman bagi setiap orang dalam menimalisir terjadinya
tindakan kriminal di dalam bangunan yang akan kita rancang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
-
Alat – alat apa saja yang dapat memberikan sistem pengamanan yang
baik dalam mencegah tindakan kriminal?
-
Bagaimana Sistem kerja operasinal pada masing – masing alat
pengaman tersebut?
-
Bagaimana penempatan disetiap masing – masing alat pengaman
tersebut?
-
Apa saja kelebihan dan kekurangan pada masingg –massing alat
pengaman tersebut?
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
-
Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana sistem pengaman atau security
pada bangunan.
-
Agar mahasiswa mengetahui akan alat- alat security apa saja yang dapat
mengoptimalkan keamanan dalam bangunan.
-
Agar mahasiswa mengetahui akan fungsional dimasing – masing sistem
alat security.
-
Agar mahasiswa mengetahui cara sistem kerja operasional disetiap
masing- masing sistem alat seurity.
-
Agar Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurang di setiap masing
– masing alat pengaman tersebut.
1.4 METODE PENULISAN
Dalam membuat metode penulisan ,penyusun merangkul / mencari
bahan materi penyusun dengan mencari dari bahan materi yang bersumber dari
buku bacaan perpustakaan dan akses dari internet yang menjadi awal dalam
kerangka penulisan dan penyusunan format tugas makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keamanan ( Security )
2.1.1 Pengertian Keamanan
Kata keamanan merupakan bentuk kata benda dari kata sifat ‘
aman’ yang berasal dari arti kata security dimana memiliki arti bebas dari
bahaya.Pengertian keamanan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah ,pemilik usaha atau pemilik rmah yag diadopsi untuk mengindar
penyerangan ,terorisme ,sabotase ,dan tindakan krminal ( seperti pencurian atau
superampokan).Jika dikaitkan dengan bangunan,keamanan bangunan adalah
kondisi bebas dari risiko dimana risiko yang dialami adalah risiko yang
berkitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset bangunan yang di dalam
bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti tindakan
kriminal .
2.1.2 Kualitas Keamanan
Kualitas keamanan dipengaruhi oleh seberapa berharganya benda
atau barang yang ada pada suatu tempat seperti pada museum yang terdapat
banyak barang barang antik yang dipamerkan disana, oleh karena itu kualitas
keamanan pada tempat itu dibuat seaman mungkin untuk menghindari terjadinya
tindak criminal yang tidak diinginkan. Memang tidak semua tempat mempunyai
kualitas keamanan yang sama itu tergantung dari pada factor factor yang
mempengaruhi kita untuk mengamankan suatu benda tersebut. Contoh Kualitas
keamanan yang digunakan pada tempat tempat tertentu misalnya penggunaan cctv
pada luar dan dalam bangunan serta digunakan penjagaan seperti satpam atau
sejenisnya yang juga digunakan untuk mengamankan tempat tersebut.(Sumber:
2.1.3 Keamanan dan Teritorial
Aspek keamanan juga terkait dengan teritorial ,karena teritorial
juga merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya universal dan turut berperan
dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan lain dari manusia (Lang,1987).Dalam
bahasan mengenai teritorial,harbaken (2000),mengatakan bahwa pengendalian
ruang atau tempat adalah kemampuan untuk mempertahankan ruang atau tempat
terhadap gangguan yang tidak dikehendaki.Menurutnya ruang atau tempat yang
berada dalam kendali tersebut disebut teritorial.sehingga tindakan menempati
suatu tempat atau ruang dan memilih apa yang boleh masuk dan apa yang harus
tetap berada diluar ,pada dasarnya bersifat teritorial.
2.1.4 Keamanan dan Privasi
Untuk meningkatkan keamanan dan pegamanan disuatu area juga
dapat diperoleh melaui privasi dan menarik diri dari jangkauan umum
( Carmona,2003).Adanya privasi secara otomatis memberi batas antara area
publik dan area khusus karena akses terhadap area tersebut hanya diutamakan bagi
orang – orang tertentu yang memiliki kebebasan untuk keluar masuk di area
tersebut.Lang (1987) mnyebutkan bahwa disamping teritorial ,privasi turut
berperan dalam memenuhi kebutuhan mausia akan keamanan.Sehingga tidak
mungkin keamanan dapat terciptanya tanpa adanya privasi,karena privasilah yang
membuat batas wlayah antara teritori kita dengan orang lain.
2.1.5 Keamanan dan Batas fisik
Salah satu cara untuk menciptakan keamanan disuatu gedung
adalah dengan memberi suau batasan,sebagaimana yang disebutkan oeh Carmona
(2003) sebelumnya ,salah satu bentuk privasi demi terbentuknya keamanan dapat
dipperoleh dengan memberi batas ( boundaries ).Batas yang sering diterapkan
adalah batas fisik seperti pagar ,dan dinding.Adanya batas fisik membuat perasaan
kepemilikan kita akan suatu area lebih terasa ( Newman,1963).Misalnya adanya
sebuah pagar atau dinding ,yang mengingatkan kita bahwa batas wewenang kita
adalah sebatas pagar atau dinding tersebut.
Batas
fisik
tidak
hanya
sebagia
penegas
suatu
area
kepemilikan.Ellin (1997 ) menyebautkan bahwa ,”Gates ,fences and private
security forces ,along with land-use policies ,development regulations ,and other
planning tools ,are being used trhough out the country to restrict or limit access
to residential,commercial,and public area”.Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa batas fisik seperti pagar dan gerbang juga dapat berfungsi
dalam membatasi akses.Hal ini biasanya terdappat pada peralihan area publik ke
semi privat / privat.Dengan adanya batasan fisik membuat orang – orang tidak
bisa masuk dan memiliki akses masuk ke dalam suatu area.
2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )
Pengertian surveilance menurut kamus oxford (2003) adalah “
close watch kept on somebody suspected of doing wrong “.Sedangkan menurut
Newman (1963) surveillance dapat berarti pengamatan terhadap lingkungan
sekitar kita.
The ability to observethe public areas of one’s residential and to feel
continually tahtt one is undeer observation by oother resident while on the
grounds of projects and within the public areas of building interior can
have a pronounced effect in securing the envromnet for peaceful activities
(Newman,1963,Hal.78)
Jacobs ( 1961 ) serta Kelling dan Coles ( 1966 ) menyebutkan
bahwa pengawasan dapat diklafikasikan menjadi pengawasn informal ( natural )
dan pengawasan formal ( resmi ).
1. Pengawasan Informal ( Natural )
Contoh dari pengawasn informal adalah perasaan yang dimiliki
seseorang ketika berada disuatu lokasi dan orang tersebut merasa
diawasi walaupun tidak ada siste pengawasn yang formal.Misalnya
saat berada diarea parkir,seseoarang akan merasa diawasi oleh
pengguna parkir yang lain,walaupun tidak ada petugas keamanan dan
pengawas.
2. Pengawasan Formal ( Resmi )
Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan
keamanan serta polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena
pengawasan ini bersifat formal maka pada terapannya pun pengawasan
ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik (Zehring ,2008).
Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance
dianggap urang dapat mebrikan rasa aman atau digunkan sebagai metode
pendukung (Rahadi dan Hindarto,2008).Metode pengawasan formal biasanya
didukung
oleh
penggunaan
alat
–
alat
seperti
cctv,penawasan
elektronik ,penempatan pos penjagaan serta pengaturan patroli keamanan.
Pengawasan yang ketat membeikan efek ynag mengurangi rasa
takut atau cemas bila berada dilokasi tertentu .Dengan adanya pengawasan disuatu
lokasi ,masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut dapat merasakan
bahwa area itu aman (Newman,1963).Mereka tidak khawatir bila terjadi sesuatu
tindak kejahatan karena ada yang mengawasi gerak – gerik semua orang dilokasi
tersebut maupun pengunjungnya.
2.1.7
Pengawasan dan Kontrol
Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas,dapat dketahui
bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor yang paling penting demi
terwujudnya keamanan disebuah gedung.Pengawasan yang paling sering
dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol didaerah teritori,terutama
didaerah perbatasan antara publik dan privat.
”The boundary between what we reveal and what we do not ,and some control
over that boundary,are among the most important atributes of ouh
humanity”(Nagel,dalam Madanipour,2003).
Dapat disimpulkan dengan adanya kontrol di suatu area perbatasan
publik dan privat seseorang merasa lebih bisa mengendalikan diri agar tidak
bertindak sembarangan.Karena tindakan dan sikap kita akan diawaasi oleh
petugas yang bertigas mengawasi area tersebut.Petugas keamanan,kamera
pengintai,dan produk-produk lain yang memang berfungsi untuk meningkatkan
keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif.Dalam hal ini sistem
bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi tersebut terhindar dari segala
tindakan yang tidak bertanggung jawab.
2.1.8
Aturan Sistem Security Bangunan ( Walk Trough Metal Detector,dan
X-ray,explosive detector )
Berikut adalah pasal – pasal yang terdapat pada Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Tentang Tata Cara Pemeriksaan Dan Pengujian
Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan ,sbb :
- Pasal 2
Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan dilakukan terhadap
peralatan :
a. Mesin X-ray (X-Ray Machine)
b. Pendeteksi Cairan ( Liquid Detector )
c. Pendeteksi Bahan Peledak ( Explosive Detector )
d. Pendeteksi bahan nuklir ,biologi,kimia dan radioaktif ( Nubhicera Detector)
e .Mesin Pemindai Tubuh ( Body Inspection Machine)
f. Gawang Pendeteksi Metal ( Walk Trough Metal Detector )
g. Sistem Kamera Pemantau ( Closed Circuit Television )
h .Sistem Pendetksi penyusup perimeter ( Perimeter Intruder Detection System )
i. Pendeteksi Metal Genggan ( Hand Held Metal Detector )
j. Sistem Pengendali Jalan Masuk ( Access Control System Equipment )
k. Kendaraan Patroli ( Patroli Vehicle )
l. Radio Komuunikasi Keamanan Penerbangan ( Aviation Security Radio
Communication )
- Pasal 3
Pemeriksaan dan pengujian perlatan keamanan penerbangan sebagaimaana
dimaksud pasal 2 ,untuk mempertahankan keakurasian kerja.
- Pasal 8 Ayat 2
Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,yang menggunakan
peralatan keamanan penerbangan harus mempunyai peralatan keamanan paling
sedikit meliputi :
a. mesin x-ray bagasi tercatat.
b. Gawang detektor logam ( Walk Trough Metal Detector/
WTMD);dan
c. Detektor logam genggam ( Hand Held Metal Detector ).
- Pasal 9
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan
pertama ( Security Cehck Point /SCP-1) pada bandar udara.
-Pasal 11
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan
pertama ( Security Cehck Point /SCP-2).(
Sumber : Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara ,Nomor : SKEP / 2765/XII/2010,Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan
Penumpang ,Personel pesawat Udara dan Barrang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan
Orang Perseorangan ).
2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi
Security sistem merupakan istilah kata dari sistem keamanan.Pada
umumnya pemberian sistem keamanan terhadap bangunan merupakan standarisasi
yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi pemilik
bangunan.Dalam pemenuhan kebutuhan keamanan terhadap bangunan ,pemilik
bangunan biasanya telah mengintregasikan security system pada bangunannya
dengan mengunakan alat – alat control berbasis teknologi ,yang berupa Visitor
Management System (VMS), Access Control ,CCTV,Alarm System,Metal
Detector , X – Ray, dll .Dengan sistem keamanan yang terintegrasi akan sangat
membantu dalam meminimalisir sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/
ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa seizin pemilik.
2.3 CCTV
2.3.1 Pengertian CCTV
Gbr 1.2 CCTV
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat
kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di
suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat
memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah
terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang
telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk mengawasi area
publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer, Pabrik maupun
Pergudangan.
Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder),
awalnya gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah
ruang monitor tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator/
petugas keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per
12,8 seconds. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat
seperti saat ini, banyak kamera CCTV yang telah menggunakan sistem teknologi
yang modern. Sistem kamera CCTV digital saat ini dapat dioperasikan maupun
dikontrol melalui Personal Computer atau Telephone genggam, serta dapat
dimonitor dari mana saja dan kapan saja selama ada komunikasi dengan internet
maupun akses GPRS.
2.3.2 Sejarah CCTV
Gbr 1.3 Walter Bruch ( Penemu Sistem CCTV )
( Sumber : Httphttps://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Sistem CCTV pertama kali dipasang oleh perusahaan Siemens
AG di sebuah pangkalan roket rudal militer yang bernama Test Stand VII yang
terletak di sebuah kota kecil di Jerman, yaitu Peenemunde, pada tahun
1942.Pemasangan CCTV ini dimaksudkan untuk mengamati peluncuran roket
V-2. Pada saat itu, desain dan instalasi sistem CCTV tersebut dilakukan oleh
seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Walter Bruch.
Di Amerika, CCTV pertama kali dikomersialkan pada tahun 1949
yang bernama Vericon. Tidak banyak hal yang bisa diketahui dari CCTV ini
selain bahwa produk tersebut dipasarkan tanpa seijin dari pemerintah.Pada tahun
1968, sebuah daerah yang bernama Olean (New York) merupakan wilayah yang
pertama menggunakan CCTV di sepanjang jalanan distrik bisnis untuk
mengurangi tindak kejahatan. Di Inggris sendiri, penggunaan kamera CCTV
pertama kali diimplementasikan di King's Lynn, Norfolk.
Hingga saat ini, penggunaan kamera CCTV semakin berkembang
penggunannya, misalnya digunakan di bank dan pertokoan untuk mencegah
terjadinya tindak kriminal dan kejahatan, atau untuk membantu memecahkan
sebuah kasus kejahatan yang sudah terjadi (jika seandainya terekam oleh
CCTV).
2.3.2 Peralatan yang dibutuhkan dalam pemasangan CCTV
1. KAMERA DAN LENSA
Gbr 1.4 Jenis-jenis kamera
(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Kamera berfungsi dalam menangkap dan mengambil gambar dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik .Kamera dan lensa pada
CCTV dapat
dibedakan berdasarkan jenis output, lokasi penempatan, waktu penggunaan,
mekanisme control, dan resolusi.
Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor
Teknologi CCDpada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi :
-
MOS
-
Interline transfer
-
Frame transfer
Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor)
akhir-akhir ini sensitivitas dan resolusi aplikasi rendah. Fungsi kamera inisangat
memuaskan
dalam
terang,
menerangi.Bayangan-bayangan
menyebabkan
permasalahan untuk kamera MOS, hilangnya detailgambar dalam area yang lebih
gelap. Teknologi MOS mempunyairesistansi pada panjang gelombang infra
merah, kamera mampumenghasilkan gambar tajam.
Kamera CCD interline transfer menggunakan pengembangan
MOS.Piksel gambar disusun dalam kolom dan baris, masing-masingdipisahkan
oleh ruang kecil. CCD menggunakan ruang ini untukmemindahkan muatan dari
penginderaan piksel sebenarnya ke area penyimpan. Tidak sebagaimana halnya
kamera MOS akhir yangrendah, kamera interline transfer CCD memiliki
sensitivitas inframerahyang dapat ditingkatkan dengan menambahkan filter .
Kamera CCTV berdasarkan format Gambar
Analog CCTV
Merupakan kamera yang mengirimkan continuous streaming video
melalui Kabel Coaxial format Analog , kurang tepat untuk system CCTV.
Digital CCTV
yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui Kabel
UTP terhubung dengan internet format Digital, memberikan Fitur-fitur
tambahan dalam system CCTV
Kamera CCTV berdasarkan Lokasi penempatan
Gbr 1.5 OutDoor Camera
(https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung,
umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera,Standard Box Camera.
Outdoor camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan
memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu,
maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets Camera yang
telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Camera). Disamping
outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar
dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing.
Kamera CCTV berdasarkan waktu penggunaan
Gbr 1.5 Standart Day Camera
(Sumber : Http/https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk
memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baik secara
konsisten (di atas 0.5 lux).
Gbr 1.7 Day Night Camera
(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk
memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah
0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).
Kamera CCTV berdasarkan Mekanisme kontrol kamera
Gbr 1.8 PTZ Camera
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi
dengan motor untuk menggerakan sudut pandang ataupun focus
secara remote. Motorized camera meliputi beberapa jenis camera
seperti: zoom camera dan speed dome camera.
Gbr 1.9 Fixed Camera
(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-zztelevision/ )
Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan
fokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.
Kamera CCTV berdasarkan Resolusi kamera
High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL
Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480
TVL
Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah
380 TVL
Gbr 2.0 Low Dan high Resolution
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
2. PENGKABELAN DAN ADAPTOR
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector
adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung
kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat
perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
Gbr 2.1 BNC Conector
(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
Kabel Coaxial
Gbr 2.2 Kabel Coax/ial
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada
beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11.
Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum
yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel
dibawah.
Tabel 1.1 Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial
Tipe Kabel
Coaxial
Impedansi
(Ohm)
Loss
( dB per 100 feet ) @ 5 Mhz
Panjang Maximum Instalasi
Menurut Rekomendasi
Diameter
Kabel
RG-59/IJ
RG-6/IJ
RG-11/IJ
75
75
75
0,726 dB
0,500 dB
Sistem Perlindungan dan Pengamanan Bangunan
Terhadap Tindakan Kriminal
Kelompok
: III B
Anggota
:
-
Putu Adi Gangga
Dewa Gde Putra Praditya
I Gede Danan Segara Yasa R
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
KAB BADUNG
2013/2015
( 1304205066 )
( 1304205089 )
( 13042050120 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Whidi
Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “ System Security pada
Bangunan ” pada mata kulliah Sains Utilitas di semester IV .
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah meluangkan watunya ,oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak I Nyoman Susanta,ST.,MErg.
2. Bapak Ir.Ciptadi Triarianto,Phd.
3. Bapak Ir Ida Bagus Ngurah Bupala,MT.
4. Bapak Ir Ida Bagus Gde Primayatna,MErg.
5. Bapak I Wayan Yuda Manik,ST.,MT.
6. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun
material yang tidak terhingga nilainya.
7. Teman
–
teman
mahasiswa
Arsitektur ,Universitas Udayana
di
jurusan
yang telah sharing
teknik
dan
saling bertukar dalam penyusunan tugas makalah mengenai
system security pada bangunan.
Serta pihak –pihak tidak dapat penulis sebutkan satu –
persatu.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa materi yang disajikan masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut .Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang kontrukstif dari para pembaca agar nantinya
dapat diperoleh hasil yang lebih maksimal .Akhir kata dengan segala kerendahan
hati semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak ,terimakasih.
Badung,01 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................
2
1.4 Metode Penulisan................................................................................
2
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Keamanan ( Security )
2.1.1 Pengertian Keamanan............................................................
3
2.1.2 Kualitas Keamanan........................................................... .... 3
2.1.3 Keamanan dan Teritorial........................................................ 4
2.1.4 Keamanan dan Privasi...................................................... .... 4
2.1.5 Keamanan dan Batas fisik............................................... .... 4
2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )....................... 5
2.1.7
Pengawasan dan Kontrol................................................ .... 6
2.1.8 Aturan Sistem Security Bangunan...................................... 7
2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi................................................ .... 8
2.3 CCTV
2.3.1 Pengertian CCTV................................................................... 9
2.3.2 Sejarah CCTV...................................................................... . 10
2.3.3 Peralatan yang dibutuhkan
dalam pemasangan CCTV.................................................... 11
2.3.4 Sistem Pemasangan dan Penempatan CCTV........................
18
2.3.5 Sistem Kerja Operasional CCTV.......................................... 22
2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan CCTV......................................... 23
2.6 X - RAY
2.3.1 Pengertian X – Ray............................................................... 24
2.4.2 Sejarah X-ray........................................................................ 25
2.3.2 Deskripsi Komponen – komponen dalam X – Ray............. 26
2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan X - Ray...................... 27
2.3.4 Sistem Kerja Operasional X – Ray........................................ 28
2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan X - Ray...................................... 29
2.7 Alarm System
2.3.1 Pengertian Alarm System..................................................... 29
2.3.2 Komponen - Komponen pada Alarm
System.................................................................................. 30
2.3.3 Sistem Pemasangan dan Penempatan Alarm System............ 31
2.3.4 Sistem Kerja Operasional Alarm System.............................. 32
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................... 34
3.2 Saran............................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tindakan kriminal sering kali terjadi di berbagai tempat,
pengamanan yang kurang baik menjadi kendala dalam terjadinya tindakan
kriminalitas.Dalam mencegah terjadinya suatu tindakan kriminalitas pada suatu
tempat diperlukan keamanan yang dapat menjaga full time sehingga dapat
melindungi suatu asset dan privasi yang dimiliki. Di era modernisasi,sistem
keamanan di setiap bangunan menggunakan sistem operational keamanan berbasis
teknologi.Penggunaan
sistem
operational
keamanan
berbasis
teknologi
memudahkan secuirty dalam melakukan pengamanan pada suatu tempat.
Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan alat –alat sebagai
pelindung dan keamanan yang berbasis teknologi dapat dilihat berupa pemakaian
cctv ,access control,smart home,sensor PIR berbasis mikronteler,alat – alat
detektor,dsb.Masing
-
masing
alat
mempunyai
sistem
kerja
operasional ,fungsional,dan penempatannya yang berbeda.
Kita sebagai perancang bangunan perlu pemikiran akan sistem
pelindung dan pengaman pada bangunan yang akan kita rancang sehingga akan
dapat menimalisir dan melindungi terhadap hal – hal yang tidak dinginkan.Dalam
memberikan sistem alat pengamanan yang tepat terhadap bangunan yang nantinya
dirancang ,seorang perancang bangunan haruslah mengetahui akan sistem
kerja ,dan fungsional disetiap masing – masing alat sehingga memudahkan dalam
penempatan pada ruang nantinya.
Dengan telah merancang sistem pengamanan dan perlindungan
pada bangunan yang akan kita rancang,nantinya akan memberikan pelayanan
perlindungan dan pengaman bagi setiap orang dalam menimalisir terjadinya
tindakan kriminal di dalam bangunan yang akan kita rancang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
-
Alat – alat apa saja yang dapat memberikan sistem pengamanan yang
baik dalam mencegah tindakan kriminal?
-
Bagaimana Sistem kerja operasinal pada masing – masing alat
pengaman tersebut?
-
Bagaimana penempatan disetiap masing – masing alat pengaman
tersebut?
-
Apa saja kelebihan dan kekurangan pada masingg –massing alat
pengaman tersebut?
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
-
Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana sistem pengaman atau security
pada bangunan.
-
Agar mahasiswa mengetahui akan alat- alat security apa saja yang dapat
mengoptimalkan keamanan dalam bangunan.
-
Agar mahasiswa mengetahui akan fungsional dimasing – masing sistem
alat security.
-
Agar mahasiswa mengetahui cara sistem kerja operasional disetiap
masing- masing sistem alat seurity.
-
Agar Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurang di setiap masing
– masing alat pengaman tersebut.
1.4 METODE PENULISAN
Dalam membuat metode penulisan ,penyusun merangkul / mencari
bahan materi penyusun dengan mencari dari bahan materi yang bersumber dari
buku bacaan perpustakaan dan akses dari internet yang menjadi awal dalam
kerangka penulisan dan penyusunan format tugas makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keamanan ( Security )
2.1.1 Pengertian Keamanan
Kata keamanan merupakan bentuk kata benda dari kata sifat ‘
aman’ yang berasal dari arti kata security dimana memiliki arti bebas dari
bahaya.Pengertian keamanan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah ,pemilik usaha atau pemilik rmah yag diadopsi untuk mengindar
penyerangan ,terorisme ,sabotase ,dan tindakan krminal ( seperti pencurian atau
superampokan).Jika dikaitkan dengan bangunan,keamanan bangunan adalah
kondisi bebas dari risiko dimana risiko yang dialami adalah risiko yang
berkitan dengan nyawa manusia didalamnya dan aset bangunan yang di dalam
bangunan oleh akibat adanya pihak ketiga yang ikut campur seperti tindakan
kriminal .
2.1.2 Kualitas Keamanan
Kualitas keamanan dipengaruhi oleh seberapa berharganya benda
atau barang yang ada pada suatu tempat seperti pada museum yang terdapat
banyak barang barang antik yang dipamerkan disana, oleh karena itu kualitas
keamanan pada tempat itu dibuat seaman mungkin untuk menghindari terjadinya
tindak criminal yang tidak diinginkan. Memang tidak semua tempat mempunyai
kualitas keamanan yang sama itu tergantung dari pada factor factor yang
mempengaruhi kita untuk mengamankan suatu benda tersebut. Contoh Kualitas
keamanan yang digunakan pada tempat tempat tertentu misalnya penggunaan cctv
pada luar dan dalam bangunan serta digunakan penjagaan seperti satpam atau
sejenisnya yang juga digunakan untuk mengamankan tempat tersebut.(Sumber:
2.1.3 Keamanan dan Teritorial
Aspek keamanan juga terkait dengan teritorial ,karena teritorial
juga merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya universal dan turut berperan
dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan lain dari manusia (Lang,1987).Dalam
bahasan mengenai teritorial,harbaken (2000),mengatakan bahwa pengendalian
ruang atau tempat adalah kemampuan untuk mempertahankan ruang atau tempat
terhadap gangguan yang tidak dikehendaki.Menurutnya ruang atau tempat yang
berada dalam kendali tersebut disebut teritorial.sehingga tindakan menempati
suatu tempat atau ruang dan memilih apa yang boleh masuk dan apa yang harus
tetap berada diluar ,pada dasarnya bersifat teritorial.
2.1.4 Keamanan dan Privasi
Untuk meningkatkan keamanan dan pegamanan disuatu area juga
dapat diperoleh melaui privasi dan menarik diri dari jangkauan umum
( Carmona,2003).Adanya privasi secara otomatis memberi batas antara area
publik dan area khusus karena akses terhadap area tersebut hanya diutamakan bagi
orang – orang tertentu yang memiliki kebebasan untuk keluar masuk di area
tersebut.Lang (1987) mnyebutkan bahwa disamping teritorial ,privasi turut
berperan dalam memenuhi kebutuhan mausia akan keamanan.Sehingga tidak
mungkin keamanan dapat terciptanya tanpa adanya privasi,karena privasilah yang
membuat batas wlayah antara teritori kita dengan orang lain.
2.1.5 Keamanan dan Batas fisik
Salah satu cara untuk menciptakan keamanan disuatu gedung
adalah dengan memberi suau batasan,sebagaimana yang disebutkan oeh Carmona
(2003) sebelumnya ,salah satu bentuk privasi demi terbentuknya keamanan dapat
dipperoleh dengan memberi batas ( boundaries ).Batas yang sering diterapkan
adalah batas fisik seperti pagar ,dan dinding.Adanya batas fisik membuat perasaan
kepemilikan kita akan suatu area lebih terasa ( Newman,1963).Misalnya adanya
sebuah pagar atau dinding ,yang mengingatkan kita bahwa batas wewenang kita
adalah sebatas pagar atau dinding tersebut.
Batas
fisik
tidak
hanya
sebagia
penegas
suatu
area
kepemilikan.Ellin (1997 ) menyebautkan bahwa ,”Gates ,fences and private
security forces ,along with land-use policies ,development regulations ,and other
planning tools ,are being used trhough out the country to restrict or limit access
to residential,commercial,and public area”.Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa batas fisik seperti pagar dan gerbang juga dapat berfungsi
dalam membatasi akses.Hal ini biasanya terdappat pada peralihan area publik ke
semi privat / privat.Dengan adanya batasan fisik membuat orang – orang tidak
bisa masuk dan memiliki akses masuk ke dalam suatu area.
2.1.6 Keamanan dan Pengawasan ( Surveillance )
Pengertian surveilance menurut kamus oxford (2003) adalah “
close watch kept on somebody suspected of doing wrong “.Sedangkan menurut
Newman (1963) surveillance dapat berarti pengamatan terhadap lingkungan
sekitar kita.
The ability to observethe public areas of one’s residential and to feel
continually tahtt one is undeer observation by oother resident while on the
grounds of projects and within the public areas of building interior can
have a pronounced effect in securing the envromnet for peaceful activities
(Newman,1963,Hal.78)
Jacobs ( 1961 ) serta Kelling dan Coles ( 1966 ) menyebutkan
bahwa pengawasan dapat diklafikasikan menjadi pengawasn informal ( natural )
dan pengawasan formal ( resmi ).
1. Pengawasan Informal ( Natural )
Contoh dari pengawasn informal adalah perasaan yang dimiliki
seseorang ketika berada disuatu lokasi dan orang tersebut merasa
diawasi walaupun tidak ada siste pengawasn yang formal.Misalnya
saat berada diarea parkir,seseoarang akan merasa diawasi oleh
pengguna parkir yang lain,walaupun tidak ada petugas keamanan dan
pengawas.
2. Pengawasan Formal ( Resmi )
Pengawasn resmi yaitu pengawasan yang dilakukan oleh satuan
keamanan serta polisi dan petugas keamanan lainnya .Karena
pengawasan ini bersifat formal maka pada terapannya pun pengawasan
ini lebih teratur dan teroganisir dengan baik (Zehring ,2008).
Pengawasan resmi ini digunakan apabla natural surveillance
dianggap urang dapat mebrikan rasa aman atau digunkan sebagai metode
pendukung (Rahadi dan Hindarto,2008).Metode pengawasan formal biasanya
didukung
oleh
penggunaan
alat
–
alat
seperti
cctv,penawasan
elektronik ,penempatan pos penjagaan serta pengaturan patroli keamanan.
Pengawasan yang ketat membeikan efek ynag mengurangi rasa
takut atau cemas bila berada dilokasi tertentu .Dengan adanya pengawasan disuatu
lokasi ,masyarakat yang berada dalam lingkungan tersebut dapat merasakan
bahwa area itu aman (Newman,1963).Mereka tidak khawatir bila terjadi sesuatu
tindak kejahatan karena ada yang mengawasi gerak – gerik semua orang dilokasi
tersebut maupun pengunjungnya.
2.1.7
Pengawasan dan Kontrol
Bila dilihat dari pengertian pengawasan diatas,dapat dketahui
bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor yang paling penting demi
terwujudnya keamanan disebuah gedung.Pengawasan yang paling sering
dilakukan adalah dengan membuat suatu kontrol didaerah teritori,terutama
didaerah perbatasan antara publik dan privat.
”The boundary between what we reveal and what we do not ,and some control
over that boundary,are among the most important atributes of ouh
humanity”(Nagel,dalam Madanipour,2003).
Dapat disimpulkan dengan adanya kontrol di suatu area perbatasan
publik dan privat seseorang merasa lebih bisa mengendalikan diri agar tidak
bertindak sembarangan.Karena tindakan dan sikap kita akan diawaasi oleh
petugas yang bertigas mengawasi area tersebut.Petugas keamanan,kamera
pengintai,dan produk-produk lain yang memang berfungsi untuk meningkatkan
keamanan disuatu lokasi digolongkan sebagai tipe aktif.Dalam hal ini sistem
bekerja secara akif untuk memastikan bahwa lokasi tersebut terhindar dari segala
tindakan yang tidak bertanggung jawab.
2.1.8
Aturan Sistem Security Bangunan ( Walk Trough Metal Detector,dan
X-ray,explosive detector )
Berikut adalah pasal – pasal yang terdapat pada Peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara Tentang Tata Cara Pemeriksaan Dan Pengujian
Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan ,sbb :
- Pasal 2
Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan dilakukan terhadap
peralatan :
a. Mesin X-ray (X-Ray Machine)
b. Pendeteksi Cairan ( Liquid Detector )
c. Pendeteksi Bahan Peledak ( Explosive Detector )
d. Pendeteksi bahan nuklir ,biologi,kimia dan radioaktif ( Nubhicera Detector)
e .Mesin Pemindai Tubuh ( Body Inspection Machine)
f. Gawang Pendeteksi Metal ( Walk Trough Metal Detector )
g. Sistem Kamera Pemantau ( Closed Circuit Television )
h .Sistem Pendetksi penyusup perimeter ( Perimeter Intruder Detection System )
i. Pendeteksi Metal Genggan ( Hand Held Metal Detector )
j. Sistem Pengendali Jalan Masuk ( Access Control System Equipment )
k. Kendaraan Patroli ( Patroli Vehicle )
l. Radio Komuunikasi Keamanan Penerbangan ( Aviation Security Radio
Communication )
- Pasal 3
Pemeriksaan dan pengujian perlatan keamanan penerbangan sebagaimaana
dimaksud pasal 2 ,untuk mempertahankan keakurasian kerja.
- Pasal 8 Ayat 2
Jalur pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,yang menggunakan
peralatan keamanan penerbangan harus mempunyai peralatan keamanan paling
sedikit meliputi :
a. mesin x-ray bagasi tercatat.
b. Gawang detektor logam ( Walk Trough Metal Detector/
WTMD);dan
c. Detektor logam genggam ( Hand Held Metal Detector ).
- Pasal 9
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan
pertama ( Security Cehck Point /SCP-1) pada bandar udara.
-Pasal 11
Penempatan peralatan keamanan penerbangan ditempat pemeriksaan keamanan
pertama ( Security Cehck Point /SCP-2).(
Sumber : Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara ,Nomor : SKEP / 2765/XII/2010,Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan
Penumpang ,Personel pesawat Udara dan Barrang Bawaan yang Diangkut dengan Pesawat Udara dan
Orang Perseorangan ).
2.2 Sistem Keamanan berbasis Teknologi
Security sistem merupakan istilah kata dari sistem keamanan.Pada
umumnya pemberian sistem keamanan terhadap bangunan merupakan standarisasi
yang harus diterapkan sebagai fasilitas keamanan dan kenyamanan bagi pemilik
bangunan.Dalam pemenuhan kebutuhan keamanan terhadap bangunan ,pemilik
bangunan biasanya telah mengintregasikan security system pada bangunannya
dengan mengunakan alat – alat control berbasis teknologi ,yang berupa Visitor
Management System (VMS), Access Control ,CCTV,Alarm System,Metal
Detector , X – Ray, dll .Dengan sistem keamanan yang terintegrasi akan sangat
membantu dalam meminimalisir sebuah masalah sistem keamanan dalam gedung/
ruangan dari bahaya adanya orang lain yang masuk tanpa seizin pemilik.
2.3 CCTV
2.3.1 Pengertian CCTV
Gbr 1.2 CCTV
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat
kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di
suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat
memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah
terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yang
telah terjadi. Pada umumnya CCTV seringkali digunakan untuk mengawasi area
publik seperti : Bank, Hotel, Bandara Udara, Gudang Militer, Pabrik maupun
Pergudangan.
Pada sistem konvensional dengan VCR (Video Cassete Recorder),
awalnya gambar dari kamera CCTV hanya dikirim melalui kabel ke sebuah
ruang monitor tertentu dan dibutuhkan pengawasan secara langsung oleh operator/
petugas keamanan dengan resolusi gambar yang masih rendah yaitu 1 image per
12,8 seconds. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat
seperti saat ini, banyak kamera CCTV yang telah menggunakan sistem teknologi
yang modern. Sistem kamera CCTV digital saat ini dapat dioperasikan maupun
dikontrol melalui Personal Computer atau Telephone genggam, serta dapat
dimonitor dari mana saja dan kapan saja selama ada komunikasi dengan internet
maupun akses GPRS.
2.3.2 Sejarah CCTV
Gbr 1.3 Walter Bruch ( Penemu Sistem CCTV )
( Sumber : Httphttps://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Sistem CCTV pertama kali dipasang oleh perusahaan Siemens
AG di sebuah pangkalan roket rudal militer yang bernama Test Stand VII yang
terletak di sebuah kota kecil di Jerman, yaitu Peenemunde, pada tahun
1942.Pemasangan CCTV ini dimaksudkan untuk mengamati peluncuran roket
V-2. Pada saat itu, desain dan instalasi sistem CCTV tersebut dilakukan oleh
seorang insinyur berkebangsaan Jerman yang bernama Walter Bruch.
Di Amerika, CCTV pertama kali dikomersialkan pada tahun 1949
yang bernama Vericon. Tidak banyak hal yang bisa diketahui dari CCTV ini
selain bahwa produk tersebut dipasarkan tanpa seijin dari pemerintah.Pada tahun
1968, sebuah daerah yang bernama Olean (New York) merupakan wilayah yang
pertama menggunakan CCTV di sepanjang jalanan distrik bisnis untuk
mengurangi tindak kejahatan. Di Inggris sendiri, penggunaan kamera CCTV
pertama kali diimplementasikan di King's Lynn, Norfolk.
Hingga saat ini, penggunaan kamera CCTV semakin berkembang
penggunannya, misalnya digunakan di bank dan pertokoan untuk mencegah
terjadinya tindak kriminal dan kejahatan, atau untuk membantu memecahkan
sebuah kasus kejahatan yang sudah terjadi (jika seandainya terekam oleh
CCTV).
2.3.2 Peralatan yang dibutuhkan dalam pemasangan CCTV
1. KAMERA DAN LENSA
Gbr 1.4 Jenis-jenis kamera
(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Kamera berfungsi dalam menangkap dan mengambil gambar dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik .Kamera dan lensa pada
CCTV dapat
dibedakan berdasarkan jenis output, lokasi penempatan, waktu penggunaan,
mekanisme control, dan resolusi.
Kamera CCTV berdasarkan Image Sensor
Teknologi CCDpada umumnya dalam aplikasi CCTV meliputi :
-
MOS
-
Interline transfer
-
Frame transfer
Kamera dengan teknologi MOS (Metal Oxide Semiconductor)
akhir-akhir ini sensitivitas dan resolusi aplikasi rendah. Fungsi kamera inisangat
memuaskan
dalam
terang,
menerangi.Bayangan-bayangan
menyebabkan
permasalahan untuk kamera MOS, hilangnya detailgambar dalam area yang lebih
gelap. Teknologi MOS mempunyairesistansi pada panjang gelombang infra
merah, kamera mampumenghasilkan gambar tajam.
Kamera CCD interline transfer menggunakan pengembangan
MOS.Piksel gambar disusun dalam kolom dan baris, masing-masingdipisahkan
oleh ruang kecil. CCD menggunakan ruang ini untukmemindahkan muatan dari
penginderaan piksel sebenarnya ke area penyimpan. Tidak sebagaimana halnya
kamera MOS akhir yangrendah, kamera interline transfer CCD memiliki
sensitivitas inframerahyang dapat ditingkatkan dengan menambahkan filter .
Kamera CCTV berdasarkan format Gambar
Analog CCTV
Merupakan kamera yang mengirimkan continuous streaming video
melalui Kabel Coaxial format Analog , kurang tepat untuk system CCTV.
Digital CCTV
yaitu kamera yang mengirimkan discrete streaming video melalui Kabel
UTP terhubung dengan internet format Digital, memberikan Fitur-fitur
tambahan dalam system CCTV
Kamera CCTV berdasarkan Lokasi penempatan
Gbr 1.5 OutDoor Camera
(https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung,
umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera,Standard Box Camera.
Outdoor camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan
memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu,
maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets Camera yang
telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Camera). Disamping
outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar
dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing.
Kamera CCTV berdasarkan waktu penggunaan
Gbr 1.5 Standart Day Camera
(Sumber : Http/https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk
memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baik secara
konsisten (di atas 0.5 lux).
Gbr 1.7 Day Night Camera
(Sumber :https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk
memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah
0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).
Kamera CCTV berdasarkan Mekanisme kontrol kamera
Gbr 1.8 PTZ Camera
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
Motorized Camera CCTV yaitu kamera yang dilengkapi
dengan motor untuk menggerakan sudut pandang ataupun focus
secara remote. Motorized camera meliputi beberapa jenis camera
seperti: zoom camera dan speed dome camera.
Gbr 1.9 Fixed Camera
(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-zztelevision/ )
Fixed Camera CCTV yaitu kamera yang sudut pandang dan
fokusnya harus disetting secara manual pada saat instalasi.
Kamera CCTV berdasarkan Resolusi kamera
High Resolution: kamera yang memiliki resolusi di atas 480 TVL
Standard Resolution: kamera yang memiliki resolusi 380 – 480
TVL
Low Resolution: kamera yang memiliki resolusi dibawah
380 TVL
Gbr 2.0 Low Dan high Resolution
Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
2. PENGKABELAN DAN ADAPTOR
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector
adalah tipe konektor RF yang pada umumnya dipasang pada ujung
kabel coaxial, sebagai penghubung dengan kamera CCTV dan alat
perekam (DVR) maupun secara langsung ke monitor CCTV.
Gbr 2.1 BNC Conector
(Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuittelevision/)
Kabel Coaxial
Gbr 2.2 Kabel Coax/ial
( Sumber : https://kalma16.wordpress.com/2009/08/16/mengenal-cctv-closed-circuit-television/ )
merupakan sebuah jenis kabel yang biasa digunakan untuk
mengirimkan sinyal video dari kamera CCTV ke monitor. Ada
beberapatipe kabel coaxial yaitu : RG-59, RG-6 dan RG-11.
Penggolongannya berdasarkan diameter kabel dan jarak maksimum
yang direkomendasikan untuk instalasi kabel tersebut. Lihat tabel
dibawah.
Tabel 1.1 Rekmendasi untuk pemasangan kabel coxial
Tipe Kabel
Coaxial
Impedansi
(Ohm)
Loss
( dB per 100 feet ) @ 5 Mhz
Panjang Maximum Instalasi
Menurut Rekomendasi
Diameter
Kabel
RG-59/IJ
RG-6/IJ
RG-11/IJ
75
75
75
0,726 dB
0,500 dB