Filsafat tugas makalah 1 Indonesia

Tugas: MK. Filsafat dan Etika Lingkungan

PERTENTANGAN ANTARA RASIONALISME DAN EMPIRISME

Disusun Oleh:
Rahmi Hayati, S. TP (NIM: 1309200040011)

PROGRAM MAGISTER PERTANIAN
PROGRAM STUDI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH
TAHUN 2013

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
I. PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................4
C. Ruang Lingkup..............................................................................................5
III. PEMBAHASAN................................................................................................6
A. Paham Rasionalisme.....................................................................................6

B. Paham Empirisme.........................................................................................7
C. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Rasionalisme....................................7
D. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Empirisme........................................9
E. Pertentangan Antara Rasionalisme dan Empirisme...................................13
F. Titik Temu Antara Rasionalisme dan Empirisme.....................................14
IV. PENUTUP.......................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

2|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang:
Rasionalime maupun empirisme merupakan kelompok aliran berpikir di

dalam bagian filsafat ilmu. Kedua aliran ini dianggap melahirkan ilmu
pengetahuan bagi manusia (Sumarna, 2004). Dua sumber pengetahuan tersebut
adalah bagian filsafat yang spesifik merupakan cabang epistemologi atau teori
pengetahuan. Cabang filsafat epistemologi menelaah mengenai cara, proses serta
metodologi pengetahuan atau suatu ilmu dibangun. Pengetahuan yang diperoleh
tersebut diterima oleh akal dan panca indra manusia dengan berbagai metode.
Beragamnya metode akibat beragamnya cara pikir maupun olah pikir kemudian
mampu menciptakan berbagai metode pikir baru.
Metoda deduktif (rasionalisme) maupun metoda induktif (empirisme)
muncul dan berkembang di abad pencerahan. Bahkan dalam perkembangannya,
kedua aliran tersebut melahirkan perdebatan panjang oleh para filsuf pengetahuan.
Pertentangan maupun perdebatan yang muncul tersebut mampu melahirkan
berbagai aliran baru di luar kedua aliran tersebut bahkan paduan keduanya.
Diantaranya yaitu metoda positivisme, metoda kontemplatis, metoda intuitisme,
metoda dialektis, dan lain sebagainya (Sufardi, 2013). Para penganut rasionalisme
menganggap bahwa pengetahuan lahir dari suatu pemikiran oleh akal (rasio)
bukan berdasarkan pengalaman indrawi seperti yang dianuti oleh para empirisme.
Berdasarkan Sumarna (2004), beberapa tokoh penganut aliran rasionalisme adalah
Rene Descartes (1596-1650), Baruch Spinoza (1632-1677), Gottfried Leibniz
(1646-1716), dan lain-lain. Beberapa tokoh penganut aliran empirisme antara lain

John Locke (1632-1704), George Barkeley (1685-1753), David Hume (17111776), dan beberapa tokoh-tokoh lainnya.
Berdasarkan Sumarna (2004), kedua aliran baik rasionalisme maupun
empirisme merupakan kelanjutan dari kontradiksi pemikiran Plato dan Aristoteles.
Bagi Plato, pengetahuan sejati merupakan pengetahuan yang tunggal dan tidak
berubah-ubah sesuai dengan ide-ide abadi. Menurutnya, pengetahuan ditafsirkan

3|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

sebagai ingatan yang melekat padanya (a priori) yang berlangsung berdasarkan
intuisi yang pernah dialami jiwa. Aristoteles mencoba mengganti pemikiran
tersebut. Menurut Aristoteles, pengetahuan adalah hasil pengamatan terhadap
kenyataan dengan melepaskan unsur-unsur universal dari partikular, yang akan
melampaui batas indrawi. Dengan demikian, pemikiran Plato menjunjung tinggi
rasionalisme yang merujuk kepada pengetahuan apriori sedangkan Aristoteles
beraliran empirisme yang mengacu kepada pengetahuan empirikal.
Berdasarkan

http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/,


zaman

rasionalisme maupun empirisme mulai berkembang sejak pertengahan abad ke-17
sampai akhir abad ke-18. Rasionalisme merupakan paham atau aliran berdasarkan
rasio atau ide-ide yang dapat diterima akal tanpa melihat sumber kebenaran lain
yang hakiki. Pada zaman ini, hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah
penggunaan yang eksklusif daya akal budi (rasio) untuk menemukan kebenaran.
Empirisme diartikan suatu paham yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengenalanan, baik pengalaman lahiriah (dunia) maupun pengalaman
batiniah yang menyangkut pribadi manusia. Paham ini berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan indrawi merupakan
pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
Berdasarkan hal tersebut, melalui makalah ini penulis mencoba mengulas
serta menjelaskan perbedaan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan
empirisme. Selain itu, mampu menjelaskan beberapa tokoh-tokoh yang berperan
di dalam masing-masing aliran tersebut seta mampu menjelaskan permasalahan
utama sebagai pemicu pertentangan antara kedua paham atau aliran tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Beberapa maksud dan tujuan yang ingn dicapai penulis melalui makalah

ini antara lain:
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan perbedaan yang mendasar antara
aliran rasionalisme dengan empirisme;
2. Mampu menjelaskan tokoh - tokoh filsuf yang menganut paham
rasionalisme maupun empirisme;

4|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

3. Mampu menjelaskan permasalahan utama sebagai pemicu pertentangan
antara kedua paham atau aliran tersebut.
4. Mampu mengkaji hal-hal yang menjadi titik temu antara kedua aliran
tersebut.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

1. Penjelasan mengenai aliran rasionalisme dan empirisme;
2. Menjabarkan tokoh - tokoh filsuf yang berperan serta menganut paham
rasionalisme maupun empirisme;


3. Hal-hal apa saja yang menjadi sebagai pemicu pertentangan antara aliran
rasionalisme dan empirisme.
4. Penjelasan mengenai aspek yang menjadi titik temu antara kedua aliran
tersebut.

5|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

II.

PEMBAHASAN

A. Paham Rasionalisme
Abad

ke-17

merupakan


era

dimulainya

pemikiran-pemikiran

kefilsafatan. Usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal
sebagaimana yang telah dirintis oleh para pemikir renaisans terus berlanjut
hingga abad ke-17. Kepercayaan yang besar terhadap kemampuan akal bahkan
meyakini bahwa akal mampu menjelaskan segala macam persoalan,
memahami dan menyelesaikan permasalahan. Keyakinan yang berlebihan
terhadap kemampuan akal telah berimplikasi sehingga pada masa tersebut
selalu mengedepankan cara pikir dengan mempergunakan akalnya. Bahkan
anti terhadap kepercayaan yang bersifat dogmatis seperti yang terjadi pada
abad pertengahan, terhadap norma-norma yang bersifat tradisi (tidak masuk
akal) termasuk keyakinan-keyakinan dan serta semua anggapan yang tidak
rasional.
Berdasarkan Shidarta (1999), rasionalisme secara mendasar tidak
menolak manfaat dari pengalaman indra dalam kehidupan manusia. Namun

persepsi indrawi hanya digunakan untuk merangsang kerja akal. Terbukti, akal
manusia tidak secara langsung bergantung pada indra. Jika penangkapan indra
diragukan oleh akal maka akal dapat langsung menolaknya. Keberadaan indra
yang tidak mutlak terhadap rasio ini dapat meghasilkan pengetahuan yang
tidak berasal dari indra, salah satu contoh adalah ilmu matematika (Rahmat,
dkk, 2011). Dengan demikian, aliran ini memposisikan akal di atas
pengalaman indrawi
Dengan kekuasaan akal tersebut, orang berharap akan lahir suatu dunia
baru yang lebih sempurna, dipimpin dan dikendalikan oleh akal sehat
manusia. Kepercayaan terhadap akal ini sangat jelas terlihat dalam bidang
filsafat, yaitu dalam bentuk suatu keinginan untuk menyusun secara a priori
suatu sistem keputusan akal yang luas dan tingkat tinggi. Corak berpikir yang

6|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

sangat mendewakan kemampuan akal inilah dikenal dalam filsafat sebagai
aliran rasionalisme.
B. Paham Empirisme

Empirisme berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman.
Aliran ini lahir dari Aristoteles yang mendapat pengaruh dari Plato yang
menganut paham rasionalisme. Menurut Aritoteles, ilmu yang didapat
merupakan hasil kegiatan manusia melalui banyak kenyataan serta
perubahannya. Proses kebenaran tersebut dicerna secara bertahap melalui
penilaian-penilaian hingga memperoleh kebenaran- kebenaran yang bersifat
universal.
Berdasarkan Rahmat, dkk (2011), aliran empirisme berpendapat bahwa
manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman yang diperoleh dari
indrawi. Pengenalan tersebut dimunculkan oleh pemikir yang bernama
Francois Bacon (1561-1626). Pengetahuan yang diperoleh berasal dari
pengalaman melalui proses pengenalan indrawi. Pengenalan ini diyakini
sebagai yang paling jelas dan sempurna. Proses pengalaman yang diperoleh
tersebut tidak lain akibat suatu objek yang meranwgsang alat-alat indrawi
yang dipahami di dalam otak sehingga terbentuklah tanggapan-tanggapan
mengenai objek yang telah merangsang alat-alat indrawi tersebut. Aliran ini
menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu
pengetahuan.
C. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Rasionalisme.
a. Plato (427-347 Sebelum Masehi)

Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, cara pikir
rasionalisme telah muncul di dalam pemikiran-pemikiran plato. Menurut
Plato, satu-satunya pengetahuan sejati adalah apa yang disebut sebagai
efisteme, yaitu pengetahuan tunggal dan tak berubah, sesuai dengan ideide abadi. Hal-hal yang diketahui melalui panca indra merupakan tiruan
yang tidak utuh. Hanya ide-ide saja yang bersifat nyata dan sempurna
7|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

yang ditangkap oleh daya pikir manusia. Maka pengetahuan bagi plato
adalah hasil ingatan yang melekat pada manusia. Pengetahuan adalah
kumpulan ingatan terpendam dalam benak manusia. Dengan demikian,
Plato berpendapat untuk mengetahui sesuatu dan menyelidiki sesuatu
hingga mencapai pengetahuan yakni bertumpu pada akal budi yang
bersumber ide-ide abadi.
b. Rene Descartes (1596-1650)
Berdasarkan http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, Descartes
menganggap

keraguan


terhadap

segala

sesuatu

diperlukan

guna

memperoleh suatu keyakinan dan pengetahuan. Bagi Descartes, inilah
metode filsafat yang paling tepat. Descartes beranggapan bahwa hanya
akal budi yang dapat membuktikan terhadap dasar bagi pengetahuan,
kepastian dan keyakinan yang bersumber pada ide yang jelas dan tepat.
Sebenarnya, metode Descartes sangat sederhana yakni meragukan segala
sesuatu terhadap perolehan panca indra hingga keraguan tersebut berakhir.
Semua yang diragukan disingkirkan dan terus menerus hingga mampu
mengetahui sesuatu secara pasti tanpa bisa diragukan berdasar pada
pemikiran, pendapat maupun pengalaman yang ada.
c. Baruch Spinoza (1630-1677)
Berdasarkan

http://inul-makalah.blogspot.com/2012/03/,

Spinoza

dianggap sebagai orang yang tepat dalam memberikan gambaran tentang
apa yang dipikirkan oleh penganut rasionalisme. sistem filsafat yang
disusun menyerupai sistem ilmu ukur (geometri). Spinoza mengatakan
bahwa dalil-dalil ilmu ukur merupakan kebenaran-kebenaran yang tidak
perlu dibuktikan lagi. Spinoza meyakini bahwa jika seseorang memahami
makna yang dikandung oleh kata-kata yang dipergunakan dalam ilmu
ukur, maka akan memahami makna yang terkandung dalam pernyataan.
Seperti pada salah satu pernyataan “sebuah garis lurus merupakan jarak
terdekat di antara dua buah titik”, maka kita harus mengakui kebenaran

8|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

pernyataan tersebut. Kebenaran yang menjadi aksioma. Contoh ilmu ukur
(geometri) yang dikemukakan oleh Spinoza di atas adalah salah satu
contoh favorit kaum rasionalis.
d. Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716)
Berdasarkan

http://andyfrumens.blogspot.com/2010/07,

Leibniz

mengungkapkan bahwa pengetahuan alam semesta telah ada dalam diri
manusia sebagai bawahan. Pengalaman indrawi merupakan hasil
eksploitasi akal (pikiran) yang kemudian melahirkan pengetahuan di luar
dirinya. Leibniz menegaskan bahwa pengalaman sendiri bukanlah sumber
pengetahuan

melainkan

pengetahuan

tingkat

pertama.

Sumber

pengetahuan adalah akal atau pikiran. Filsuf Jerman ini beranggapan
bahwa kebenaran terbagi atas dua bagian, yakni kebenaran yang nyata
berdasarkan pengalaman (1) dan kebenaran yang berdasarkan akal
manusia (2). Ajarannya terkenal dengan istilah monade-monade yang
merupakan pusat-pusat gaya yang tidak mempunyai luas dan tidak bersifat
kebendaan seperti roh atau jiwa manusia (Salam, 1984).
D. Tokoh-Tokoh yang Menganut Paham Empirisme.
a. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi)
Tokoh filsuf besar dari Yunani ini seorang siswa yang berlainan
pendapat dari gurunya, Plato. Temuaanya dalam bidang logika, merupakan
salah satu ujung tombak perkembangan cara berfikir deduktif yang berciri
rasional. Berdasarkan Rahmat, dkk (2011), kesungguhannya yang
cenderung melawan Plato yang sangat rasionalis membawanya hingga
sangat dikenal sebagai seorang eksponen empirisme. Menurutnya, ilmu
diperoleh dari hasil kegiatan manusia yang banyak mengamati kenyataan
serta perubahannya. Berdasarkan Salam (1984), Aristoteles yang pertama
kali menunjukkan syllogismus sebagai bentuk dasar pikiran yang
mempunyai tida unsur, yaitu: mayor, minor dan konklusi. Mayor dan
minor disebut sebagi premis.

9|

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

b. Francois Bacon (1561-1626)
Berdasarkan Rahmat, dkk (2011), pemikir yang berlatar belakang
empirisme ini merupakan tokoh yang memperkenalkan cara kerja induktif
untuk memperoleh ilmu. Cara kerjanya bertumpu pada akal budi yang
bertolak dari pengalaman indrawi particular untuk mendapatkan dan
merumuskan pernyataan-pernyataan dalam jangkauan pengamatan secara
bertahap menuju pernyataan-pernyataan yang lebih umum.
Berdasarkan Salam (1984), tokoh ini beranggapan bahwa untuk
menguasai kodrat alam berdasarkan pada pengalaman. Pengetahuan
mengenai sifat-sifat dari segala sesuatu membutuhkan penyelidikan yang
empiris. Selanjutnya, pengolahan hasil dilakukan melalui metoda
ekspermental atau induktif. F. Bacon menentang dogma-dogma yang
bersifat tradisional dan sangat mngutamakan akal manusia untuk
memperoleh kebenaran.
c. Thomas Hobbes (1588-1679)
Orang pertama pada abad ke-17 yang mengikuti aliran empirisme di
Inggris adalah Thomas Hobbes (1588-1679). Berdasarkan http://inulmakalah.blogspot.com/2012/03/, Bacon yang lebih mendalami bidang
metode penelitian, maka Hobbes dalam bidang doktrin atau ajaran.
Hobbes telah menyusun suatu sistem yang lengkap berdasar kepada
empirisme secara konsekuen. Meskipun ia bertolak pada dasar-dasar
empiris, namun ia menerima juga metode yang dipakai dalam ilmu alam
yang bersifat matematis. Hobbes mempersatukan empirisme dengan
rasionalisme dalam bentuk suatu filsafat materialistis yang konsekuen
pada zaman modern.
Berbeda dengan kaum rasionalis, Hobbes memandang bahwa
pengenalan dengan akal hanyalah mempunyai fungsi mekanis sematamata. Ketika melakukan proses penjumlahan dan pengurangan misalnya,
pengalaman dan akal yang mewujudkannya. Pengalaman dimaksudkan
sebagai keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan dalam

10 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan di masa depan, sesuai
dengan apa yang telah diamati pada masa lalu. Pengamatan indrawi terjadi
karena gerak benda-benda di luar kita menyebabkan adanya suatu gerak di
dalam indra kita. Gerak ini diteruskan ke otak kita kemudian ke jantung.
Di dalam jantung timbul reaksi, yaitu suatu gerak dalam jurusan yang
sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi pada awal gerak reaksi
tadi.
d. John Locke (1632-1704)
Berbeda dengan kaum rasionalis, kaum empirisme yang diwakili
oleh John Locke mengatakan bahwa pengetahuan itu bersumber pada
pengalaman yang sangat luas berhubungan dengan panca indra manusia.
Indra manusia yang menjalin relasi dengan alam baik materi, ruang
maupun waktu. Alam memberikan sumbangan yang cukup penting dalam
pembentukan

sebuah

pengetahuan

yang

baru.

Berdasarkan

http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, bapak Empirisme yang juga
merupakan filsuf Inggris ini mengatakan bahwa pada waktu manusia
dilahirkan, keadaan akalanya masih bersih ibarat kertas yang kosong yang
belum bertuliskan apa pun. Pengetahuan baru muncul ketika indra manusia
menimba pengalaman dengan cara melihat dan mengamati berbagaian
kejadian dalam kehidupan. Kertas tersebut mulai bertuliskan berbagai
pengalaman indrawi. Seluruh sisa pengetahuan bisa diketahui dengan jalan
menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari
pengindraan serta refleksi yang pertama dan sederhana.
Akal sebagai tempat penampungan yang secara pasif menerima
hasil-hasil pengindraan. Hal ini berarti bahwa semua pengetahuan manusia
-betapa pun rumitnya- dapat dilacak kembali sampai pada pengalamanpengalaman indrawi yang telah tersimpanan rapi di dalam akal. Jika
terdapat pengalaman yang tidak tergali oleh daya ingatan akal, itu
merupakan kelemahan akal, sehingga hasil pengindraan yang menjadi
pengalaman manusia tidak lagi dapat diaktualisasikan. Dengan demikian,
bukan lagi sebagai ilmu pengetahuan yang faktual.
11 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

e. George Barkeley (1685-1753)
Berdasarkan

http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/,

George

Barkeley muncul di era modern yang berpandangan bahwa seluruh
gagasan dalam pikiran datang dari pengalaman. Oleh karena itu, ide tidak
bersifat independen. Pengalaman konkret adalah “mutlak” sebagai sumber
pengetahuan utama bagi manusia. Penalaran

yang bersifat abstrak

membutuhan rangsangan dari pengalaman. Berbagai gejala secara fisik
akan ditangkap oleh indra dan dikumpulkan dalam daya ingat manusia
sehingga menjadi pengalaman indrawi. Akumulasi

pengalaman-

pengalaman tersebut membentuk pengetahuan yang berupa fakta-fakta.
Selanjutnya, upaya aktualisasi dari berbagai fakta membutuhkan peran
akal (dalam konteks yang realistik).
f. David Hume (1711-1776)
David Hume (1711-1776) seorang filsuf yang sangat radikal yang
sangat memprioritaskan penyelidikan untuk memperoleh kesimpulan
dalam

menghimpun

suatu

pengetahuan.

Berdasarkan

http://andyfrumens.blogspot.com/2010/07, salah satu pendapatnya yakni,
buanglah ke dalam api segala buku yang tidak memuat penyelidikan.
Dengan demikian, pengetahuan mendasari sebagai kesan indra yang secara
langsung diperoleh melalui pengalaman baik melalui percobaan ataupun
indra (membau, merasa, melihat, menyentuh, mengisap). Kesan panca
indra merupakan awal kepercayaan akan kebenaran pengetahuan.
Misalnya rasa sakit karena tertusuk benda tajam memberikan pengetahuan
seseorang tentang rasa sakit dari pada rasio memikirkan rasa sakit tersebut.
Pentingnya praktik sebagai salah satu jalan untuk menemukan
pengetahuan bertujuan agar manusia mampu mengetahui segala sesuatu
melalui indra sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang akurat serta
mampu menunjukkan pembuktiannya. Sebab, seseorang tidak mungkin
mengetahui bahwa garam berrasa asin jika tidak mengecapnya dengan

12 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

lidahn. Contoh lain, air mendidih jika tingkat kepanasannnya sampai pada
suhu 100°C akan diketahui melalui sebuah percobaan yang akurat.
E. Pertentangan Antara Rasionalisme dan Empirisme
Kaum penganut rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan
bertumpu hanya pada akal budi atau rasio. Sedangkan kaum empirisme
mengakui pengalaman indrawi sebagai sumber pengetahuan. Pertama,
perbedaan pandangan terletak pada sumber pengetahuan. Para penganut
rasionalisme menjadikan pikiran sebagi unsur pokok pengetahuan dan
mengabaikan unsur pengalaman serta kesaksian demikian juga sebaliknya.
Kedua, pertentangan atau perbedaan pendapat antara penganut rasionalisme
dengan penganut empirisme terletak pada

unsur-unsur terbentuknya

epistemologi pengetahuan.
Ketiga, berdasarkan rangka kerja dalam penyusunan pengetahuan.
Empirisme

menggunakan

metoda

induktif

sementara

rasionalisme

menekankan pada metoda deduktif. Metoda induktif (empirisme) merupakan
cara berfikir dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum
berdasarkan

pengalaman-pengalaman

maupun

pengamatan-pengamatan.

Sebaliknya, Metoda deduktif (rasionalisme) merupakan cara berfikir dari halhal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. Premis-premis yang
dipakai dalam membuat rumusan keilmuan harus jelas dan dapat diterima.
Keempat, sumber ide-ide sebagai pengusung terbentuknya ilmu. Pada paham
rasionalisme, ide-ide penyusun pengetahuan bukan ciptaan manusia. Prinsip
tersebut telah ada sebelum manusia memikirkannya. Sebaliknya, aliran
empirisme bertumpu pada pendapat maupun penilaian dari seluruh ide yang
muncul berdasarkan pengalaman. Tidak ada proporsi tentang suatu benda
dalam kenyataan yang dapat diketahui sebagai kebenaran yang independen
dari pengalaman (Sumarna, 2004).
Berdasarkan http://inul-makalah.blogspot.com/2012/03/, Imanuel Kant
(1724-1804) merupakan tokoh yang sangat berpengaruh dalam melahirkan
pengetahuan di abad pencerahan. Teori subjek dan objek untuk mendamaikan

13 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

kedua aliran terdahulu (rasionalisme-empirisme) meskipun ia sangat
mengagumi filsafat Hume (aliran empirisme). Penyelidikan struktur subjek
yang memungkinkannya mengetahui benda-benda sebagai objek. Dengan
demikian ia menguraikan tiga tingkatan proses pengetahuan: Pertama, tingkat
pertama pemahaman indrawi (dalam ruang dan waktu); subjek hadir untuk
memahami data-data realitas. Kedua, tingkat akal budi; mulai mengolah input
yang diberikan oleh tingkat pengalaman indrawi. Ketiga, tingkat intelektual;
kemampuan manusia yang tertinggi melebihi akal dan pemahaman indrawi.
F. Titik Temu antara Rasionalisme dan Empirisme
Pada dasarnya, kedua aliran baik rasionalisme maupun empirisme
memiliki titik temu dalam cara pandang terhadap teori ilmu yang dihasilkan.
Berdasarkan

http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/, teori merupakan

suatu gabungan abstraksi intelektual melalui pendekatan secara rasional
dengan pengalaman empiris. Artinya, teori ilmu merupakan suatu penjelasan
rasional yang berkesesuaian dengan obyek yang dijelaskannya. Penjelasan
dapat lebih diterima oleh akal maupun pikiran sebaiknya tetap didukung serta
dibuktikan oleh fakta empiris agar dapat memperoleh kebenaran yang bersifat
signifikan.
Gabungan dari pendekatan rasional dengan pendekatan empiris inilah
yang berkembang hingga era zaman ini yang disebut sebagai metode ilmiah.
Secara rasional, pengetahuan-pengetahuan yang membentuk ilmu secara
konsisten dan kumulatif.

Secara empiris,

ilmu memisahkan

antara

pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan bukan fakta. Secara sederhana
maka hal ini berarti bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat
utama, yakni pertama, harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya.
Sehingga memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan
secara keseluruhan. Dan kedua, harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab
konsistensi yang tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima
kebenarannya secara ilmiah.

Dengan demikian, gabungan kedua metoda

berpikir ini eksistensinya masih dipertahankan hingga saat ini dalam

14 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

penyusunan ilmu yang dikenal dengan metoda ilmiah (secara prosedur) dan
pengetahuan ilmiah (sebagai produk).

15 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

III.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbedaan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan empirisme
terletak pada cara pikir sebagai pembentuk pengetahuan. Aliran rasionalisme
bertumpu pada akal. Aliran empirisme bertumpu pada pengalaman
berdasarkan indrawi. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran rasionalisme
antara lain Plato, Rene Descartes, Baruch Spinoza dan lain-lain. Beberapa
tokoh yang berperan dalam aliran empirisme antara lain Aristoteles, Francois
Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, George Barkeley dan David Hume.
Permasalahan utama sebagai pemicu pertentangan antara kedua paham
atau aliran tersebut terletak pada perbedaan pandangan sumber pengetahuan,
unsur-unsur terbentuknya epistemologi pengetahuan, rangka kerja dalam
penyusunan pengetahuan (metoda yang digunakan), serta sumber ide-ide
sebagai pengusung terbentuknya ilmu. Titik temu antara kedua aliran tersebut
berada pada cara pandang terhadap teori ilmu yang dihasilkan. Gabungan
kedua metoda pikir tersebut berkembang hingga zaman ini yang disebut
sebagai metode ilmiah.
B. Saran
Pertentangan antara aliran rasionalisme maupun empirisme yang terjadi
pada masa pertengahan abad ke-17 sampai akhir abad ke-18, menunjukkan
bahwa eksistensi pengetahuan pada masa tersebut terus mengalami
perkembangan. Ketidaksepahaman antara kedua aliran tersebut memicu
terbentuk pengetahuan melalui cara pikir yang lain atau bahkan membentuk
paduan keduanya. Aliran-aliran baru tersebut mulai muncul dan berkembang
pada abad modern (18 masehi hingga 19 masehi) dan abad kontemporer (20
masehi). Oleh karena itu, di lain kesempatan penulis diharapkan mampu
menjelaskan dampak pertentangan kedua paham tersebut pada abad modern
maupun pada abad kontemporer.

16 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Aceng, dkk. 2011. Filsafat Ilmu lanjutan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Salam, Burhanuddin. 1984. Pengantar Filsafat. Bandung: Bumi Aksara.
Shidarta. 1999. Dasar-dasar Filsafat: Pengantar Mempelajari Filsafat Hukum.
Jakarta: Universitas Tarumanegara.
Sufardi, 2013. Klasifikasi Filsafat (Classification of Philosophy): Kuliah-IB.
Banda Aceh: Unsyiah.
Sumarna, Cecep. 2004. Filsafat Ilmu dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
http://andyfrumens.blogspot.com/2010/07/keretakan-epistemologi
rasionalisme.html.
http://punyasuhanda.blogspot.com/2012/05/rasionalisme-empirisme.html.
http://inul-makalah.blogspot.com/2012/03/makalah-filsafatmodernrasionalismeempi.html

17 |

Makalah: Pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Implementasi Program Dinamika Kelompok Terhada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur

10 166 162