Makalah Pend Pancasila Revisi Indonesia

ANALISIS PANCASILA DALAM HAL
ESTIMOLOGIS, YURIDIS, SOSIOLOGIS, DAN FILSAFAT

Oleh :
Ali Yusli (1216577)
Kurniawan (13162958)

BAB I
PENDAHULUAN

Melihat perkembangan masyarakat Indonesia saat ini ternyata
dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan
kemungkinan yang bisa terjadi seakan-akan masyarakat Indonesia terlupa
akan jati diri dan falsafah negara Indonesia yang sebenarnya. Mereka hanya
berpacu dengan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan penyesuaian
terhadap apa yang masuk dari luar tanpa adanya sikap untuk menyaring
pengaruh yang sesuai dengan pancasila dan yang tidak sesuai dengan
pancasila.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi
kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik .Penyerapan pengaruh

utamanya dari luar dapat memberikan pergeseran kehidupan masyarakat
sehingga memungkinkan adanya rasa untuk jauh dari kehidupan yang
sesuai dengan pancasila. Selain dari hati, perlu kita ketahui bahwa Pancasila
bukan hanya sebagai filter namun lebih dari itu. Pancasila sebagai falsafah
bangsa Indonesia merupakan karya besar bangsa Indonesia serta
merupakan lambang ideologi bangsa Indonesia yang setingkat dengan
ideologi besar di dunia lainnya.
Perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan
dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah
.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Secara Estimologis
Pancasila secara bahasa berasal dari bahasa sangsekerta,
terdiri dari 2 kata yakni Panca dan sila. Panca berarti lima, sila berarti unsur.
Hal ini bermaksud bahwa di dalam Pancasila terdapat 5 unsur/butir yang

mempunyai arti dan maksud tersendiri.
Namun ada pula yang mengartikan bahwa kata Pancasila sendiri
diambil dari istilah dalam agama Budha, berasal dari kata Pancasyiila.
Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan
melalui samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang
berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
Pancasyiila menurut Budha merupakan lima aturan (five moral principle)
yang harus ditaati, meliputi larangan membunuh, mencuri, berzina, berdusta
dan larangan minum-minuman keras. Dan kalau di jawa mungkin lebih
familiar dengan istilah mo limo.
B. Pancasila Secara Yuridis
Pancasila yuridis kenegaraan meliputi pembahasan Pancasila
dalam kedudukannya sebagai dasar negara Republik Indonesia, sehingga
meliputi

pembahasan

bidang

yuridis


dan

ketatanegaraan.

Realisasi

Pancasila dalam aspek penyelenggaraan negara secara resmi baik yang
menyangkut norma hukum maupun norma moral dalam kaitannya dengan
segala aspek penyelenggaraan negara.
Tingkatan pengetahuan ilmiah dalam pembahasan Pancasila
yuridis kenegaraan adalah meliputi tingkatan pengetahuan deskriptif, kausal
dan normatif. Sedangkan tingkat pengetahuan essensial dibahas dalam

bidang filsafat Pancasila, yaitu membahas sila-sila Pancasila sampai inti
sarinya, makna yang terdalam atau membahas sila-sila Pancasila sampai
tingkat hakikatnya.
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang
dijadikan landasan dalam menyelenggarakan pemerintah negara. Seperti
Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau ideologi negara

untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut sesuai dengan bunyi
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara
tersirat secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD 1945, yang
merupakan cita – cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum
dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal – pasal UUD 1945 dan diatur
dalam peraturan perundangan.
Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat
yuridis ketata negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya
segala peraturan perundangan secara material harus berdasar dan
bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya
UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur pancasila, maka
sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
C. Pancasila Secara Sosilogi
Pancasila berkembang di dalam masyarakat sebagai sebuah
teman, pedoman, dan pegangan hidup yang bisa dibawa ke mana-mana.
Pada dasarnya Pancasila adalah gambaran bangsa Indonesia itu sendiri,
oleh karena dengan mudahnya bangsa Indonesia menerima Pancasila.
Walaupun pada awal pembuatannya terdapat sedikit intrik dan konflik,

namun secara pelan namun pasti, Pancasila mendapatkan tempatnya di hati
masyarakat Indonesia.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu
cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan
secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus

mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu
adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Upaya–upaya tersebut antara lain : Ideologi secara praktis
diartikan sebagai system dasar seseorang tentang nilai - nilai dan tujuan tujuan serta sarana - sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh
Negara maka ideologi diartikan sebagai kesatuan gagasan - gagasan dasar
yang disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia
dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan
bernegara.
D. Pancasila Secara Filsafat
Pancasila di sini mempunyai filsafat yang sangat dalam. Belum
ada sumber resmi yang menjelaskan secara detail dan gamblang mengenai
filsafat pancasila. Di sini kami mempunyai analisis tersendiri dengan tetap
mengacu pada sumber-sumber yang telah dibaca dan dipelajari.

Pancasila terdiri dari 5 butir, yang mana dalam urutan silanya
tidaklah sebuah kebetulan belaka. Menurut analisa kami Pancasila dibuat
dari dan untuk budaya Indonesia. Pencetus Pancasila ini (Presiden pertama
Indonesia) telah memperhitungkan secara matang dengan pendalaman yang
sangat. Pancasila ini dibuat sebagai penyatu bangsa yang mana bisa dilihat
dari sila-silanya. Bisa kita perhatikan dari sila pertama yang berbunyi
“Ketuhanan yang maha Esa” yang mana apapun ras dan budayanya,
bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama dan taat pada agamanya
masing-masing. Yang kedua yakni “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
yang mengisyaratkan sebuah moralitas bangsa Indonesia. Manusia-manusia
Indonesia adalah pribadi yang beragama dan beradab.
Butir sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” yang bermaksud
untuk sebuah nasionalisme. Untuk bangsa yang terdiri dari banyak sekali
suku, pencetus pancasila pasti punya maksud tersendiri untuk sila ini.
Melihat banyaknya suku dan budaya di Indonesia, sangat mungkin untuk
terjadinya gesekan-gesakan yang mengakibatkan terjadinya perpecahan.
Pancasila dengan butir ketiga ini sebagai pedoman bangsa untuk terus
bersatu.
Butir sila keempat merupakan kelanjutan dari sila ketiga. Dari
bunyinya sudah jelas, bahwa bangsa Indonesia mempunyai budaya bagus


yakni bermusyawarah. Diharapakan bangsa Indonesia mengerti, dengan
adanya musyawarah, kita mementingkan kepentingan bersama daripada
kepentingan pribadi.
Sila kelima adalah sebuah harapan yang sangat mulia, harapan
akan terjadinya sebuah bangsa yang adil. Adil dalam hal apapun, lebih-lebih
adil dalam hal hukum dan HAM. Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung
norma berdasarkan ketidakberpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan
terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia merupakan citacita bernegara dan berbangsa.
Dari gambaran kelima sila tersebut bisa dipahami bahwa untuk
mencapai sila kelima, kita harus mulai mengimplementasikan sila pertama,
menjadikan diri ini sebagai pribadi yang berketuhanan. Setelah menjadi
pribadi yang berketuhanan, kita berusahan menjadi manusia yang adil dan
beradab. Lalu antara kita dengan suku dan ras yang lain saling menjaga dan
bersatu sebagai wujud sila ketiga. Apabila ada sebuah kesulitan atau
permasalahan, bangsa Indonesia menyelesaikannya dengan musyawarah
sesuai dengan sila keempat. Sehingga setelah terimplementasikannya
semua sila di atas, semoga sila kelima yang menjadi cita-cita bangsa
Indonesia bisa segera diwujudkan.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pancasila masih sangat diperlukan bagi Bangsa Indonesia untuk menjaga
nilai bangsa.
2. Adil dan beradab merupakan sikap keluhuran bangsa.
3. Keadilan di Indonesia hendaknya dilakukan dengan sesuai hukum, porsi
dan sama.

B. PENUTUP
Nilai-nilai luhur dari sila - sila Pancasila dari dulu hingga
sekarang tidak pernah berubah, yang mewakili kepribadian bangsa
Indonesia. Akan tetapi dewasa ini penerapan atau implementasi nilai-nilai
Pancasila sudah mulai luntur, yang diakibatkan semakin pesatnya arus
globalisasi, dekadensi moral, dan sebagainya.
Sebenarnya

akan


dapat

tercipta

kehidupan

masyarakat

Indonesia yang baik apabila nilai - nilai Pancasila tersebut diamalkan dengan
baik pula. Apabila salah satu sila Pancasila diterapkan, maka nilai dari sila
yang lain akan terlaksana juga karena antar sila yang satu dengan sila yang
lain dalam Pancasila memiliki keterkaitan yang kuat. Pancasila dapat
berfungsi sebagai filter untuk menyaring pengaruh buruk dari luar agar tidak
masuk kedalam masyaraka Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan
adalah penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini, bisa melalui keluarga dan
masyarakat, ataupun melalui pelajaran PKn dan mata kuliah Pendidikan
Pancasila


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1