LAPORAN PRAKTIKUM AMIL ASETAT (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
AMIL ASETAT

Disusun Oleh :

Nama
Kelompok
Hari / Tanggal Praktikum
Asisten

: 1. Alif Aldino. R
2. Anisa Helena Isma Putri
3. Anita Puspitasari
: A-3
: Kamis / 10 Maret 2016
: Tika Febrianti

LABORATORIUM REKAYASA PRODUK DAN INTEGRASI PROSES
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON BANTEN

2016

ABSTRAK
Ester adalah senyawa yang luas tersebar di alam. Ester dalam bentuk
sederhana cenderung menghasilkan bau wangi (seperti buah-buahan). Amil asetat
adalah senyawa ester turunan asam karboksilat yang dibuat melalui proses
esterifikasi dari amil alkohol dan asam asetat. Dalam reaksi esterifikasi tersebut
adanya kerugian yaitu terbentuknya hasil samping berupa air, dan kelebihannya
adalah reaksi dapat berjalan dengan baik pada suhu dan tekanan yang relatif
rendah, serta bahannya tidak beracun dan reaksinya bersifat reversible. Tujuan
dari percobaan amil asetat adalah agar mahasiswa dapat mengetahui proses
pembuatan alkil asetat dari reaksi antara alkohol primer dengan asam karboksilat.
Dalam industri kimia amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut pada
pembuatan selulosa nitrat dan etil selulosa. Dalam industri makanan sebagai
pemberi flavor dan dalam industri farmasi digunakan untuk ekstraksi dan
pemurnian pada pembuatan pinisilin/ antibiotic. Pada percobaan ini, amil asetat
dibuat dengan mereaksikan asam cuka glasial, alkohol primer, dan katalis asam
sulfat ke dalam labu leher tiga dengan metode destilasi pada suhu 135-160 o C.
Setelah proses destilasi selesai, cairan kemudian dituang ke dalam dekanter dan
ditambahkan aquades, lalu ditambahkan NaHCO3 dan dipisahkan dengan

dekanter. Selanjutnya dikeringkan (memisahkan senyawa air yang masih
terkandung) dengan MgSO4 anhidrat dan dipisahkan. Dan didapatkan hasil berupa
cairan tidak berwarna berbau pisang. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan
hasil akhir sebanyak 1 ml amil asetat dengan massa 1,17 gram. Dengan data yang
didapatkan saat percobaan didapatkan massa jeinis amil asetat sebesar 1,17 gram/
ml. Setelah dilakukan praktikum amil asetat, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembuatan alkil asetat (ester) dapat dibuat dengan menggunakan reaksi
esterifikasi fischer dengan proses destilasi menggunakan alat destilasi lengkap.

Kata Kunci : Amil asetat, Ester, Esterifikasi.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AWAL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AKHIR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Percobaan
1.4 Ruang Lingkup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
3.3 Prosedur Percobaan
3.4 Gambar Alat
3.5 Variabel Percobaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A.
B.
C.
D.
E.

Perhitungan
Logbook
Blangko Percobaan
Jurnal
MSDS

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Hasil Destilasi Amil Asetat

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Gugus Fungsi Ester
Gambar 2. Gugus Fungsi Asam Asetat
Gambar 3. Reaksi Pembentukan Asam Asetat
Gambar 4. Gugus Fungsi Amil Alkohol
Gambar 5. Gugus Fungsi Amil Asetat
Gambar 6. Diagram Alir Percobaan Amil Asetat
Gambar 7. Rangkaian Alat Destilasi
Gambar 8. Mekanisme Reaksi Amil Asetat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ester adalah senyawa turunan asam alkanoat dengan menggantikan
gugus hidroksil (-OH) dengan gugus –OR sehingga rumus umumnya menjadi
R-COOR. Amil asetat merupakan salah satu esterasetat yang memiliki rumus
CH3COOC5H11. Pembuatan amil asetat biasanya melalui proses esterfisikasi.
Metode esterifikasi ini dipilih dalam prktikum karena bahan baku yang
digunakan tidak korosif dan tidak beracun. Reaksi esterifikasi secara umum
adalah suatu reaksi antara asam alkanoatyang membentuk suatu ester dan air.

Esterifikasi bersifat reversibel dan berjalan lambat.
Dewasa ini kemajuan teknologi khususnya di bidang industri kimia
sedang mengalami peningkatan yang signifikan. Industri ini mengolah bahan
mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi yang siap untuk
dipasarkan. Permintaan pasar akan kebutuhan bahan-bahan kimia semakin
meningkat sehingga pembangunan industri kimia perlu ditumbuh
kembangkan. Contohnya Amil asetat, Amil asetat merupakan senyawa ester
yang memiliki banyak kegunaan. Di dalam industri kimia amil asetat
merupakan salah satu ester yang banyak digunakan sebagai bahan intermediet
maupun sebagai bahan baku, amil asetat juga seting digunakan sebangai
bahan intermediet. Amil asetat memiliki banyak kegunaan, baik dalam bidang
industri kimia, Industri farmasi maupun industri makanan. Dalam industri
kimia amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut pada pembuatan selulosa
nitrat dan etil selulosa. Dalam industri makanan sebagai pemberi flavor dan
dalam industri farmasi digunakan untuk ekstraksi dan pemurnian pada
pembuatan pinisilin/ antibiotic. Indonesia merupakan Negara berkembang,
tetapi masih banyak mengandalkan bahan baku import untuk memenuhi
kebutuhan proses produksi untuk industri-industri dalam negerinya.
Berdasarkan pantauan dari badan pusat statistika kenaikan nilai import bahan
baku kimia selalu mengalami kenaikan. Amil asetat memiliki banyak

kegunaannya salahsatunya dalam industri makanan yang digunakan untuk
ekstraksi dan pembatu pemberi flavor. Oleh karenanya, praktikum ini sangat
penting untuk dilakukan agar praktikan dapat memahami proses pembuatan
Amil asetat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada pada percobaan amil asetat ini ialah
mengetahui apa itu amil asetat, bagaimana proses pembuatan amil asetat, dan
apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan amil asetat.

1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan amil asetat ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui proses pembuatan alkil asetat dari reaksi antara alkohol primer
dengan asam karboksilat.
1.4 Ruang Lingkup
Percobaan pembuatan amil asetat ini menggunakan prinsip reaksi
esterifikasi fischer dengan menggunakan metode destilasi. Bahan utama yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Amyl alkohol, Asam cuka glasial, Asam
sulfat pekat 96 - 98 %, Natrium bikarbonat (NaHCO 3) jenuh, Kristal Magnesiurn
sulfat, dan Aquadest. Praktikum dilakukan di Laboratorium Rekayasa Produk
dan Integrasi Proses Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ester
Ester adalah senyawa- senyawa hasil reaksi asam karboksilat dengan
alkohol. Reaksi pembentukan ester disebut esterifikasi (pengesteran). Zat-zat
pengharum (essen) yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan tidak lain
adalah ester. Pada buah-buahan keharumannya tergantung dari ester yang
terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam karboksilat adalah gugus
karboksil, yang hidrogennya bersifat asam lemah [1].

Gambar 1. Gugus fungsi ester
Senyawa yang dianggap diturunkan dari asam karboksilat dengan
menggunakan hidrogen dari gugus hidroksilnya dengan suatu gugus
hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidroksil asam karboksilat dan
alkohol, misalnya hidrolisis etil asetat yang menghasilkan asam asetat dan
entanol. Ester sering yang digunakan adalah etil asetat, biasanya digunakan
sebagai pelarut cat atau cat kuku maupun perekat [2].
Sifat senyawa ester antara lain :

a. Pada umunya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buahbuahan.
b. Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air.
c. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol
pembentuknya.
d. Ester merupakan senyawa karbon yang netral.
e. Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.
f. Ester dapat mereduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan
dihasilkan dua buah senyawa alkohol.
g. Ester khususnya minyak bereaksi dengan basa menbentuk garam dan
gliserol, reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi [3].
Senyawa-senyawa alkohol bereaksi dengan asam-asam karboksilat
membentuk ester-ester organik sebagai analog deri ester-ester yang terbentuk
dari senyawa-senyawa alkohol dengan asam oksigen dan organik. Dalam
pembuatan suatu ester dimana asam salisilat dipanaskan dalam metil alcohol
bersama sejumlah kecil asam kuat sebagai katalisator untuk membentuk metil

salisilat gugus hidroksil dalam air yang terjadi berasal dari asam karboksilat.
Reaksi ini bersifat bolak-balik atau reversibel, jika dipakai alkohol dalam
jumlah berlebihan, maka kesetimbangan beranjak ke arah pembentukan ester;
sebaliknya, jika ester dipanaskan dengan air yang berlebihan beserta suatu

katalisator asam, maka ester akan dihidrolisis menjadi asam dan alkohol [4].
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
gugus –CO2R dengan R dapat membentuk alkil maupun aril. Suatu ester
dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan
suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut reaksi esterifikasi. Esterisfikasi
berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel.
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis
ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah
mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya.
Misalnya, hidrolisis etil asetat. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika
dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan
merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada
akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan
terbentuk alkohol yang tidak membentuk kesetimbangan.
Ester asam karboksilat dengan massa molekul relatif rendah umumnya
tidak berwarna, berwujud cair, mudah menguap, dan memiliki bau yang
sedap. Ester-ester ini umumnya memiliki rasa buah. Ester-ester ini banyak
ditemukan dalam buah-buahan atau bunga.
Ester banyak digunakan sebagai esens buatan yang berbau buah-buahan.
Misalnya, etil asetat (rasa pisang), amil asetat (rasa nanas), oktil asetat (rasa

jeruk orange), dan etil butirat (rasa stroberi). Terdapat beberapa ester penting
yang diturunkan dari asam anorganik. Misalnya, nitrogliserin, yakni suatu
ester yang diperoleh melalui reaksi asam nitrat dengan gliserol dalam asam
sulfat pekat[5].
2.2 Asam Asetat

Gambar 2 Gugus fungsi asam asetat

Nama asam asetat berasal dari kata Latin asetum, “vinegar”. Asam asetat,
asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
merupakan asam karboksilat yang paling penting di perdagangan, industri,
dan laboraturium dan dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus kimia CH3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H.
Pada masa renaisans, asam asetat glasial dihasilkan dari distilasi kering
logam asetat. Pada abad ke-16 ahli alkimia Jerman Andreas Libavius
menjelaskan prosedur tersebut dan membandingkan massa asam asetat glasial
yang dihasilkan terhadap cuka. Ternyata asam asetat glasial memiliki bamyak
perbedaan sifat dengan larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli
kimia mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat berbeda. Ahli
kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini
seharusnya sama.
Bentuk murni dari asam asetat ialah asam asetat glacial. Asam asetat
glasial mempunyai ciri-ciri tidak berwarna, mudah terbakar (titik beku 17°C
dan titik didih 118°C) dengan bau menyengat, dapat bercampur dengan air
dan banyak pelarut organik. Dalam bentuk cair atau uap, asam asetat glacial
sangat korosif terhadap kulit dan jaringan lain suatu molekul asam asetat
mengandung gugus – OH dan dengan sendirinya dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan hidrogen ini, maka asam asetat
yang mengandung atom karbon satu sampai empat dan dapat bercampur
dengan air [6].
Asam asetat dapat dihasilkan dari senyawa C2H5OH (etanol) atau
buah buahan yang mengandung senyawa tersebut melalui proses oksidasi
biologis yang menggunakan mikroorganisme. Etanol dioksidasikan menjadi
acetaldehid dan air. Asetaldehid dihidrasi yang kemudian dioksidasi menjadi
asam asetat dan air. Bakteri asam asetat dapat menggunakan oksigen sebagai
penerima elektron,urutan reaksi oksidasi biologis mengikuti pemindahan
hidrogen dari substratetanol. Enzim etanol dehidrogenase dapat melakukan
reaksi ini karenamempunyai seistem sitokhrom yang menjadi kofaktornya.
Bakteri bakteriasam asetat, khususnya dari genus Acetobacter adalah
mikroorganisme aerobik yang mempunyai enzim intraselular yang
berhubungan dengan sistem bioksidasi mempergunakan sitokhrom sebagai
katalisatornya.

Gambar 3 Reaksi pembentukan asam asetat
Asam asetat merupakan asam lemah yang terionisasi sebagian dalam air,
walaupun demikian, keasaman asam asetat tetap lebih tinggi dibanding
dengan keasaman air. Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang
banyak dibutuhkan di Indonesia. Saat ini di Indonesia harus mengimpor asam
asetat dalam jumlah yang besar, pada tahun 1993 jumlah impornya sebesar
31.613.115,200 M ton dengan nilai $ 14.945.208,41. Asam asetat atau lebih
di kenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa berbentuk
cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan
larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan asmosferik, titik
didihnya 118,1 oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat luas di
bidang industri dan pangan. Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia
untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari
asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer
vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga
digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam
asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil. Di Indonesia,
kebutuhan asam asetat masih harus di import, sehingga perlu di usahakan
kemandirian dalam penyediaan bahan[7].
2.3 Amil Alkohol

Gambar 4 Gugus fungsi amil alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat
dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat
yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak
tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam
senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O
atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H.

Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekulmolekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil
halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol yang berbobot
molekul rendah dapat larut dalam air, sedangkan alkil halida padanannya
tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hydrogen
antara alkohol dan air. Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofobik,
yaitu menolak molekul-molekul air. Makin panjang bagian dari hidrokarbon
ini, maka akan semakin rendah kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai
hidrokarbonnya cukup panjang, sifat hidrofobik ini dapat mengalahkan sifat
hidrofilik gugus hidroksil. Alkohol berkarbon-tiga, 1-dan 2-propanol,
bercampur (miscible) dengan air. Sedangkan, hanya 8.3 gram 1-butanol yang
larut dalam 100 gram air. Percabangan meningkatkan kelarutan dalam air.
Meskipun 1-butanol hanya sedikit larut, t-butil alkohol, (CH 3)3 COH, dapat
bercampur dengan air. Ini disebabkan oleh lebih kompak dan kurang
hidrofobnya gugus t-butil, dibandingkan dengan gugus n-butil. Bertambah
banyaknya gugus OH juga menaikkan hidrofilisitas dan kelarutan. Sukrosa
mempunyai 12 karbon, tetapi molekul ini juga mempunyai delapan gugus
hidroksil dan mudah larut dalam air[8].
Amyl alkohol atau amil alkohol adalah salah satu dari 8 alkohol dengan
rumus C5H11OH. Sebuah campuran amil alkohol dapat diperoleh dari alkohol
Fusel. Amil alkohol digunakan sebagai pelarut dan pada esterifikasi misalnya
dalam produksi asetat amil, dalam senyawa kimia yang berbeda amil alkohol
lebih mengacu pada 1-pentanol.
Senyawa utama dari amil alkohol komersial adalah 1-pentanol dan 2metil-1-butanol, amil alkohol memiliki sifat yang sama dengan jenis alkohol
rantai rendah lainnya, yaitu benar-benar larut dengan pelarut organik dan
merupakan pelarut yang sangat baik dalam penggunaannya untuk
nitroselulosa, lak lesin, ester yang berjenis lebih tinggi, berbagai getah alam
serta sintetis dan resin. namun perbedaanya dengan alkohol rendah lainnya
yaitu, hanya sedikit yang larut dalam air. Neopentil alkohol adalah
pengecualian dari 8 alkohol jenis ini yang memiliki sifat fisik jernih tidak
berwarna, berbau tajam dan menusuk dalam kondisi atmosfer.
Amil alkohol menggambarkan jenis dari setiap alkohol alifatik jenuh
dengan memiliki lima atom karbon. Kelasnya terdiri dari :
 3-pentanol
 4-butanol
 propanol disubtitusi
yaitu, isomer dari delapan C5H12O; 4-primer, 3-sekunder, dan satu alkohol
tersier. Lainnya adalah jenis alkohol yang memiliki pusat kiral 2-pentanol, 2metil-1-butanol dan 3-metil-2-butanol, oleh karenanya ada dua bentuk

enansiomer. Struktur karbonya dengan tingkat percabangan yang aneh dan
memiliksfat fisik kelarutan yang unik di kalangannya membuat sifat ideal
yang dimiliki untuk digunakan sebgai pelarut, aditif, ekstraksi, surfaktan,
bensin dan dalam proses pembuatan minyak wangi.
Amil alkohol dapat diperoleh secara sintesis, dari jumlah yang ada tersier
butil carbinol menjadi salah satu jenisnya yang paling sulit untuk didapatkan.
Saat ini produksi alkohol jenis ini adalah dengan menggunakan katalisator
rhodium-hidroformilasi atau disebut juga dengan proses okso yang dilakukan
dalam tekanan rendah dari butena. Amil alkohol yang janis campuran seperti
1-pentanol ataupun 2-metil-1-butanol, lebih banyak disukai karena lebih
ekonomis dalam proses produksi secara komersial dan kombinasi sifat yang
dimiliki sesuai dengan permintaan[9].
2.4 Amil Asetat

Gambar 5 Gugus fungsi amil asetat
Asetat amil ( pentil asetat ) adalah senyawa organik dan ester dengan
rumus kimia CH3COOC5H11 dan berat molekul 130.19 g / mol. Memiliki
aroma yang mirip dengan pisang yang tidak terdeteksi oleh semua orang.
Senyawa adalah produk kondensasi dari asam asetat dan 1-Pentanol. Namun,
ester yang terbentuk dari isomer Pentanol lain ( amil alkohol ), atau campuran
dari pentanols, sering disebut sebagai amil asetat. Pembuatan amil asetat
biasanya melalui proses esterifikasi. Adapun cara-cara yang dapat dipakai
dalam pembuatan amil asetat adalah (Kirk and Othmer, 1952):
1. Pembuatan ester dari asam anhidrid
2. Pembuatan ester dari asam amino
3. Pembuatan ester dari garam dan alkil halide
4. Pembuatan ester dari asam nitrat
5. Pembuatan ester dari karbon monoksida
6. Pembuatan ester dari asam organic
berikut penjelasannya:
a. Pembuatan ester dari asam anhidrid
Reaksi yang terjadi adalah :
(CH3CO)2 + C5H11OH
As. Anhidrid amil alkohol

CH3COOC5H11 + CH3COOH
amil asetat

asam asetat

Pada proses ini terdapat kelebihan dan kekurangan. Dimana
kekurangannya adalah hasil samping yang dihasilkan berupa asam

asetat sehingga dapat menyebabkan kemurnian amil asetat menjadi
rendah dan reaksi dapat mengubah sifat ester. Kelebihannya adalah
jika ditambahkan katalis (asam sulfat, zinc klorida, sodium asetat)
reksi lebih cepat dibandingkan reaksi sejenis lainnya.
b. Pembuatan ester dari asam amino
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3CONH2 + C5H11OH

CH3COOC5H11 + NH3

Asam amino

amil asetat

amil alkohol

amoniak

Kekurangan pada reaksi ini adalah reaksi hanya dapat berjalan
pada temperatur tinggi dan hasil samping berupa amoniak, sedangkan
kelebihannya adalah reaksi ini mempunyai konversi yang tinggi.
c. Pembuatan ester dari garam dan alkil halida
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COONa + BrC5H11

CH3COOC5H11 + NaBr

Metal salt

amil asetat

alkil halida

Natrium bromida

Reaksi ini mempunyai kekurangan yaitu bahan baku yang
digunakan sifatnya mudah menguap, reaksinya sangat lambat dan
mempunyai hasil samping berupa NaBr.
d. Pembuatan ester dari asam nitrat
Reaksinya adalah sebagai berikut :
HNO3 + H2O + C5H11OH
As.nitrat

air

CH3COOC5H11 + NH3

amil alkohol

amil asetat

amoniak

Kekurangan dari reaksi adalah hasil samping yang terbentuk
adalah NH3, reaksi berjalan sangat lambat dan reaksi lebih kompleks
jika di banding reaksi yang lain, sedangkan kelebihannya dari reaksi
ini adalah reaksi dapat berjalan pada suhu dan tekanan yang
rendah,sehingga dapat mengurangi bahaya ledakan pada saat reaksi.
e. Pembuatan ester dari karbon monoksid
Reaksinya adalah sebagai berikut:
C5H11CH3 + CO2

CH3COOC5H11

Dari reaksi ini kerugian yang ditimbulkan dari adalah CO2
merupakan bahan baku yang beracun, reaksi hanya dapat berjalan jika
tekanan dan temperatur reaksi tinggi, sedangkan keuntungannya
adalah kemurnian amil asetat yang dihasilkan tinggi dan tidak
menghasilkan produk samping.
f. Pembuatan ester dari asam organik
Reaksinya adalah sebagai berikut:
CH3COOH + C5H11OH
Asam asetat amil alkohol

CH3COOC5H11 + H2O
amil asetat

air

Dari reaksi ini kerugian yang ditimbulkan adalah terbentuknya
hasil samping yaitu air (H2O), sedangkan kelebihannya adalah pada
suhu dan tekanan yang relatif rendah reaksi dapat berjalan dengan
baik, bahan baku tidak beracun dan reaksi berjalan reversibel.
Menurut kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing
reaksi amil asetat maka dipilih pembuatan amil asetat dari asam organik
(asam asetat) dan alkohol (amil alkohol) dengan pertimbangan bahan baku
tidak beracun. Reaksi esterifikasi berlangsung secara reversibel pada suhu
80oC-83,4oC dan tekanan 1 atm dengan mengikuti orde 1 terhadap asam
asetat, sehingga untuk memperoleh amil asetat sebesar mungkin maka
kecepatan reaksi ke arah kanan harus lebih besar dari pada kecepatan reaksi
ke arah kiri. Reaksi esterifikasi amil asetat terjadi dengan melepaskan panas
(eksotermis).
Kegunaan Produk (Amil Asetat)
Amil asetat memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut :
1. Sebagai solvent atau pelarut dalam industri pembuatan selulosa nitrat, etil
selulosa dan polivinil asetat.
2. Digunakan untuk ekstraksi dan pemurnian pada pembuatan penisilin atau
antibiotik.
3. Sebagai bahan pembantu pemberi flavor ( rasa pisang ).
4. Sebagai penyamaan kulit, tekstil (sebagai obat sablon tekstil).
5. Sebagai campuran obat-obatan oleh perusahaan-perusahaan farmasi[10].

2.5 Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H +. asam
belerang sering digunakan sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini. Nama
ester berasal dari essig-ather jerman, sebuah nama kuno untuk menyebut etil
asam cuka ester (asam cuka etil).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol
dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan
kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai contoh, reaksi antara
metanol dan asam butir menghasilkan ester metil butir C 3H7-COO-CH3 seperti
halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-CH 3,metil metanoat. Karena
ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat pada akhiran.
Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil
benzoat. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol.
Seperti kebanyakan reaksi aldehida dan keton, esterifikasi suatu asam
karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan detonasi.
Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik menyerang karbon positif
dan eliminasi air akan menghasilkan ester
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Katalis-katalis
yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat.karena hal ini, asam sulfat, asam
sulfonat organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis
yang biasa terpilih dalam praktek industrial. Esterifikasi biasa dilakukan untuk
membuat biodiesel dari minyak berkadar asam lemak bebas tinggi .
Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi esterifikasi adalah waktu
reaksi, pengadukan, katalisator,dan suhu reaksi. Proses esterifikasi dalam
industri dapat dilakukan secara kontinyu maupun batch. Pemilihan kedua
macam proses tersebut tergantung pada kapasitas produksinya. Untuk kapasitas
produksi yang relatif kecil sebaiknya jenis yang digunakan adalah
proses batch. Sedangkan proses esterifikasi kontinyu dipilih untuk kapasitas
produksi yang relatif besar.
2.6 Destilasi
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap
tersebut di dinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi
merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada
distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Destilasi
sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk
memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih

yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk
memperoleh senyawa murni.
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen
cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari
suatu campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan
dengan destilasi, diikuti dengan penampungan material uap dengan cara
pendinginan dan pengembunan dalam kondensor pendingin air.
Proses pemisahan dengan teknik destilasi, mesti dipahami bahwa semua
molekul dalam fasa cair memiliki dinamika pergerakan yang konstan.
Pembangkitan tekanan internal dan kecenderungan molekul lepas dari
permukaan dalam bentuk uap, tergantung pada karakteristik cairan. Tekanan
uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya molekul dari permukaan
cairan, tekanan uap cairan adalah sifat dari cairan itu dan tidak bergantung
pada komposisi fasa uap. Peningkatan temperatur akan meningkat pergerakan
molekul fasa cair sehingga mempercepat proses terlepasnya molekul.
Pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen cairan yang
dipisahkan pada tekanan tertentu. Beberapa teknik destilasi telah
dikembangkan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di laboratorium dan
industri, sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi
menjadi fraksi-fraksinya dan pembuatan minyak atsiri. Syarat utama
pemisahan campuran cairan dengan cara destilasi adalah semua komponen
yang terdapat di dalam campuran haruslah bersifat volatil.
Berdasarkan jenisnya destilasi dapat dibedakan menjadi 5
macam meliputi:
1. Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi
biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap saat mencapai titik didih masing-masing.
2. Destilasi fraksionasi (bertingkat) sama prinsipnya dengan destilasi
sederhana, hanya destilasi bertingkat ini memiliki rangkaian alat
kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan dua komponen
yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan
dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan
destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi
berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom
fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi
pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak
mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan
yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat.

3. Destilasi azeotrop yaitu memisahkan campuran azeotrop (campuran dua
atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya
digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut
atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Destilasi uap untuk memurnikan zat / senyawa cair yang tidak larut
dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair
tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut
tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat,
melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah
istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan
senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air
kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi
uap pada temperature yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan
langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan
dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat
destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa
yang akan dimurnikan,dimaksudkan untuk menurunkan titik didih
senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari
pada titik didih komponen-komponennya.
5. Destilasi vakum yaitu memisahkan dua kompenen yang titik didihnya
sangat tinggi, motode yang digunakan adalah dengan menurunkan
tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga
menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.
Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia
untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik
didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini
untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa-senyawa yang terdapat
dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masingmasing. Pemisahan dua komponen senyawa dengan destilasi sederhana yang
umum dilakukan di laboratorium.Rangkaian alat terdiri dari labu destilasi
yang bagian sisinya dengan melalui sumbat berlubang yang sesuai,
disambungkan ke kondensor pendingin air.Mulut atas labu destilasi
ditempatkan thermometer dengan jepitan sumbat berlubang sehingga jarak
antara permukaan cairan dengan thermometer dapat diatur sekitar 5-10
nm.Sambungan labu destilasi dengan kondensor didukung oleh uap
penyangga, dipasang tidak terlalu ketat dengan klem logam berlapis karet
pada bagian yang bersentuhan langung dengan gelas. [11]

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
Adapun diagram alir proses pembuatan amil asetat adalah sebagai berikut :
Amil Alkohol 20 ml
Asam Sulfat 14 ml

Labu Leher Dua 500ml

Asam cuka glasial 60 ml

Mendestilasi Suhu 135oC160 oC

Erlenmeyer

60 ml aquades

Dekanter

Mengaduk, diamkan

Dua lapisan
14 ml NaCO3

50 ml aquades

Lapisan atas

Mengocok, mendiamkan
4 gram kristal MgSO4

Lapisan atas

Mengocok, menyaring

Menimbang destilat dan
menentukan massa

Gambar 6. Diagram alir percobaan Amil asetat
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a. Corong pemisah
b. Erlenmeyer 100 ml
c. Gelas Beker 150 ml
d. Gelas ukur 100 ml
e. Hot plate
f. Labu leher dua 500 ml
g. Lampu spritus
h. Pengaduk
i. Peralatan destilasi lengkap
j. Termometer
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
a. Natrium bikarbonat (NaHC03)jenuh
b. Amyl alkohol
c. Kristal Magnesiurn sulfat
d. Asam cuka glasial
e. Asam sulfat pekat 96 - 98 %.
f. Aquadest
3.3 Prosedur Percobaan
Berikut perosedur percobaan amil asetat.
Hal pertama yang dilakukan ialah menyiapkan alat dan bahan, lalu
memasukkan 20 ml Amil alkohol kedalam gelas beker berukuran
500ml. Lalu menambahan sedikit demi sedikit Asam sulfat sebanyak 14
ml dan asam cuka glasia sebanyak 60 ml kedalam labu ukur. Lalu
menyiapkan alat destilasi, dilanjutkan dengan melakukan proses
destilasi pada suhu 135oC-160oC selama 3 jam. Lalu menampung hasil
destilasi (destilat) kedalam erlenmeyer, dan memasukkannya kedalam
corong pemisah. Tambahkan 60 ml aquades kedalam corong
pemisahdan kemdudian mengocok, lalu mendiamkan larutan tersebut
beberapa menit hingga membentuk dua lapisan. Lalu mengeluarkan
atau memisahkan lapisan atas dan kemudian ditampung. Lapisan bagian
atas merupakan senyawa ester dan membiarkan latutan tersebut berada
didalam tabung. Lalu manambahkan 50 mlair dan 14 ml natrium
biikarbonat kedalam lapisan ester, dan kemudian mengocknya. Lalu

mendiamkan larutan selama beberapa menit sehingga membentuk dua
lapisan . lalu memisahkan kedua bagian lapisan, dan menambahkan 4
gram kristal Magnesium sulfat kemudian mengocoknlarutan tersebuut.
Dan kemudian menyaring larutan sehingga mendapatkan caira tidak
berwarna dan berbau harum. Kmeudian menimbang destilat dan
menentukan massanya.
3.4 Gambar Alat
Berikut adalah gambar alat yang digunakan pada percobaan amil asetat

Gambar 7. Rangkaian alat destilasi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan yang dilakukn didapatkan data seabagai berikut :
Tabel 1. Tetesan hasil destilasi amil asetat
Waktu
Waktu
Jumlah Tetesan
Jumlah Tetesan
(menit)
(Menit)
10
9
100
300
20
33
110
343
30
56
120
385
40
96
130
403
50
129
140
60
162
150
70
196
160
80
238
170
90
273
180
4.2 Pembahasan
Amil asetat adalah produk dari hasil reaksi antara Amil alkohol dengan
Asam asetat melalui reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi pengubahan
dari suatu asam karboksilat dan akohol menjadi suatu ester dengan
menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi fischer.
Ester sendiri adalah senyawa yang menggandung gugus COOR dengan –R
dapat berbentuk alkil. Dalam percobaan kali ini asam karboksilat yang
digunakan adalah Asam asetat (CH3COOH) dan yang bertindak sebagai
alkohol adalah amil alkohol (C5H11OH). Amil alkohol direaksikan dengan
Asam asetat dan dibantu oleh H2SO4 sebgai katalas sehingga membentuk amil
asetat. Proses pereaksian Amil astat dengan asam karboksilat dilakukan di
ruangan asam, hal ini dikarenakan reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm
yang menghailan panas sehingga reaksi menjadi berbahaya jia dilakukan di
temat terbuka biasa. Amil asetat dimasukkan terebih dahulu kedalam gelas
beker lalu kedalam gelas beker ditambahkan H2SO4, guna penambahan asam
sulfat terlebih dahulu adalah agar asam sulfat mengion dan bereasi dengan
amil alkohol terlebih dahulu. Pada saat penambahan asam sulfat amil akohol
yang semula berwarna bening berubah warna menjadi coklat muda hampir
keruh. Setelah penambahan asam sulfat, kedalam gelas beker ditambahkan
asam asetat, dan membuata warna coklat muda pada gelas beker berubah
menjadi coklat keruh. Reaksi yang terjadi dalam campuran tersebutlah yang
disebut denga reaksi esterifikasi. Berikut adalah mekanisme reaksi antara
amil alkohol dengan asam karboksilat dengan katalis asam sulfat:

Gambar 8. Mekanisme reaksi amil asetat
Setelah amil alkohol dan asam asetat direaksikan maka didapatlah amil
asetat (essence rasa pisang). Untuk mendapatkan amil asetat yang murni,
maka dilakukanlah proses destilasi untuk memisahkan produk dengan katalis.
Destilasi dipilih karena destilasi adalah metode pemisahan campuran yang
didasarkan pada perbedaan tingkat volitalitas (kemudahan suatu zat untuk
menguap) pada suhu dan tekanan tertetu. Ester mempunyai titik didih yang
rendah dalam arti ia mudah menguap, sedangkan asam asetat memiliki titik
didih yang tinggi sehingga proses destilasi adalah metode yang tepat
duigunakan untuk mendapatkan amil alkohol yang murni, dengan menjaga
suhu saat proses destilasi tidak mencapai titik didih katalis. Proses penguapan
tidak boleh berlangsung terlalu cepat agar uap yang terbentuk terkondensasi

dengan baik dan uap tidak mengepul. Jika zat yang dihasilkan mudah terbakar
atau menguap, pemanasan tidak boleh menggunakan api lansung. Maka
digunakan kompor listik untuk menguragi kemungkinan kebakaran, dan juga
menggunakan minyak sebagai media pemanas labu agar labu tidak langsung
terkena panas dari hot plate yang akan merusak labu.
Pada proses destilasi ini kondensor yang digunakan adalah kondensor
Leibig. Manfaat menggunakan kondensor leibig ini adalah agar uap air yang
telah mengembun mengalir ke dalam elenmeyer yang digunkan untuk
menampung destilat. Untuk menyambugkan alat-alat destilasi digunakan
vaseline. Tujuan penggunaan vaseline untuk menghindari pemuaiaan kaca
yang saling bersentuhan pada penyambungan alat. Penggunaan vaseline tidak
boleh terlalu banyak karena jika terlalu banyak menggunakan vaseline akan
menyebabkan kondensor tidak menutup sambungan labu dengan rapat
sehingga uap bisa keluar melalui celah-celah tersebut. Akibatnya volume
akhir larutan menjadi berkurang.
Setelah hasil dari destilasi (destilat) didapatkan, hasil tersebut kemudian
dimurnikan kembali dengan mencampurkan aquades. Destilat dimasukkan
kedalam dekantor dan ditambahkan 60 ml aquades, fungsi penambahan
aquades adalah untuk memperjelas posisi terkandung dalam produk, agar
mudah terlihat perbedaan antara produk dengan air sehingga mudah untuk
dipisahkan. Dengan mendiamkan beberapa menit akan terlihat dua lapisan
pada dekantor, lapisan atas adalah ester dan lapisan bawah adalah air. Lapisan
atas dan lapisan bawah dipisahkan, lalu lapisan atas ditambahkan NaCO 3
untuk menghilangkan asam asetat yang tidak bereaksi dan masih terkandung
dalam produk sehingga nantinya produk akan mendekati hasil murni, lalu
ester dipisahkan dengan lapisan yang lainya. Untuk medapatkan hasil yang
lebih murni lagi ester ditambahkan denganMgSO4, fungsi penambahan
magnesium sulfat adalah untuk menghilangkan kadar air yang masih
terkandung dalam produk dimana air merupakan hasil samping dalam reaksi
esterifikasi amil asetat.
Dari percobaan didapatkan amil asetat sebanyak 1 ml dengan berat
1,17 gram. Dengan data yang didapakan saat percobaan didapatkan massa
jenis amil asetat hasil percobaan adalah 1,17 gr/ml. Hasil yang didapatkan
sedikit dikarenakan pemasangan pipa T pada rangkaian alat destilasi tidak
tepat, seharusnya salah salah satu ujung pipa berdiri tegak tidak miring,
sehingga hasil yang didapatkan jatuh kembali kedalam tabung. Massa
jenis amil asetat dalam literatur adalah 0,87 gr/ml. Terdapat peredaan
antara massa jenis literatur dengan massa jenis yang didapat pada saat
percobaan dikarenakan ketidak telitian dalam pengukuran hasil.

Konversi dari hasil literatur CH3COOH didapatkan sebesar 17,14 %
sedangkan konversi literatur C5H11OH tidak ada, hal ini karena amil
alkohol bereaksi seluruhnya secara teori. Konfersi percobaan CH3COOH
yang didapatkan sebesar 0,006381 % dan konfersi percobaan C5H11OH
didapatkan sebesar 0,0372 %. Adanya perbedaan yang besar antara
konversi literatur dengan percobaan, ini dikarenakan pada saat percobaan
yang bereaksi hanya 6,7 x10-3 mol. Artinya, konsentrasi reaktan yang
tinggal adalah banyak, sehingga hal ini menunjukan bahwa reaksi
berlangsung ke kanan dengan kurang baik sehingga sedikit menghasilkan
produk.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini ialah :
1. Amil asetat dapat diperoleh dengan cara mensintesis asam cuka glasial
dengan alkohol primer. Reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi,
yaitu reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol yang menghasilkan
senyawa ester.
2. Amil asetat yang diperoleh sebanyak 1 ml dengan berat 1,17 gram.
5.2 Saran
Adapun saran untuk percobaan berikutnya adalah :
1. Mengganti proses destilasi dengan proses refluks untuk memberi variasi
percobaan.
2. Penggunaan Asam sulfat dapat diganti menjadi katalis yang tidak
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan contohnya asam resin.
3. Hasil reaksi esterifikasi dapat lebih divariaskan, misalnya etil asetat dan
sebagainya.
.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Halim, 1990. Analisis Kimia Kuantitatif edisi 1. Erlangga: Jakarta.
[2] Putranto, Dody.2009. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.
[3] Hedricson, 1988. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintetik. Fakultas
Farmasi, UMI: Makassar.
[4] Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Universitas Indonesia:
Jakarta.
[5] Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.
[6] Hewitt, P.G. 2003. Conseptual Integrated Science Chemistry. San Fransisco:
Pearson Education, Inc.
[7] Hardoyo, A.E.T. 2007. Kondisi Optimum Fermentasi Asam Asetat
Menggunakan Acetobacter aceti. Jakarta.
[8] Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S 1986. Kimia Organik, Jilid 1. Edisi Ketiga
Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka Ph.D. Jakarta : Erlangga
[9] McMurry, J. 1992. Organic Chemistry. 3rd edition. Brooks/Cole Publishing
Company. Callifornia.
[10] Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1952, Encyclopedia of Chemical Technology,
3rd ed., Vol. 1. The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York.
[11] K. B. A. Walangare, A. S. M. Lumenta, J. O. Wuwung, B. A.
Sugiarso, Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik (Manado: Teknik
Elektro-FT. UNSRAT, 2013), h. 1.

LAMPIRAN

A. Perhitungan
Mol CH3COOH
Diketahui : V = 60 ml
ρ = 1,05 gr/ml
Massa = ρ.v
= 1,05 x 60 = 63 gram
Mol

=

63 gram
Massa
Mr = 60 gram/mol = 1,05 mol

Mol C5H11OH
Diketahui : V = 20 ml
ρ = 0,82 gr/ml
Massa = ρ.V
= 0,82 x 20 = 16,4 gram
16,4 g ram
Massa
Mol
= Mr = 88 gram/mol = 0,18 mol
CH3COOC5H11
Diketahui : V = 1ml
ρ = 0,87 gr/ml
Massa = ρ.V
= 0,87 x 1 = 0,87 mol
0,87 gram
Massa
Mol
= = Mr = 130 gram/mol = 6,7 x 10-3
ρ CH3COOC5H11 literatur = 0,87 gr/ml
Massa 1,17 gram
ρ CH3COOC5H11 praktikum = Volume =
= 1,17 gram/ml
1 ml
Konversi
 Literatur
CH3COOH + C5H11OH
M
1,05
0,18
B
0,18
0,18
S
0,87
-

CH3COOC5H11 + H2O
0,18
0,18
0,18
0,18

Bereaksi
Konversi CH3COOH = Mula−mula x 100%
0,18
= 1,05 x 100% = 17,14%

 Praktikum
CH3COOH + C5H11OH
M
1,05
0,18
-3
B
6,7 x10
6,7 x10-3
S
1,0433
0,1733

CH3COOC5H11 + H2O
-3
6,7 x10
6,7 x10-3
6,7 x10-3
6,7 x10-3

Bereaksi
Konversi CH3COOH = Mula−mula x 100%
6,7 x 10−3
=
x 100% = 0,006381 %
1,05
Bereaksi
Konversi C5H11OH = Mula−mula x 100%
6,7 x 10−3
=
x 100% = 0,0372 %
0,18
Ketelitian =

ml literatur−ml percobaan
ml literatur

Massa = mol x Mr
= 6,7x10-3 x 130 = 0,871 gram
Massa
0,871 gram
ρ = Volume =
V
V=

Massa 0,871 gram
ρ = 0,87 gr /ml = 1,0011 ml

kesalahan =

ml literatur−ml percobaan 1,0011−1
= 1,0011 = 1,098 x 10-3
ml literatur

Ketelitian = 100% - 1,098x10-3 % = 99,998 %
mol produk utama 6,7 x 10−3
% Yield = mol awal a . asetat =
= 0,63 %
1,05