TEORI KONFLIK MENURUT KARL MARX YANG BER

TEORI KONFLIK MENURUT KARL MARX YANG
BERKAITAN DENGAN AJARAN CATUR WARNA
“TUGAS AGAMA HINDU”

 GEDE YUDHA PRATAMA

(1702612010337) / 03

 I GUSTI AYU MADE SRI HANDAYANI (1702612010339) / 05
 I PUTU MURCHAHYA

(1702612010343) / 09

 NI KOMANG AYU OKTAVIA DEWI

(1702612010353) / 19

 NI KOMANG INTAN PURNAMA SARI

(1702612010354) / 20


 NI KOMANG JULIANI

(1702612010355) / 21

 NI MADE DEWI ANGGRENI

(1702612010358) / 24

 PUTU ADINDA DAMAYUNI

(1702612010373) / 40

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2017/2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas rahmat beliau kami dapat menyelesaikan tugas Agama Hindu yang
berjudul


“TEORI

KONFLIK

MENURUT

KARL

MARX

YANG

BERKAITAN DENGAN AJARAN CATUR WARNA”
Makalah ini telah kami susun bersama anggota kelompok kami dengan
maksimal. Kami membagi tugas dalam menyusun makalah ini sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah dengan tepat waktu.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
agama kami dan membuka wawasan kami mengenai sosial budaya. Kami
berharap makalah ini mampu memberikan manfaat yang positif bagi pembaca.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar kedepannya
bisa memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Denpasar, Desember 2017
penyusun

DAFTAR ISI

Daftar Isi

................................................................................

i

................................................................................

1


................................................................................

2

Penutup

................................................................................

6

DaftarPustaka

................................................................................

7

Bab I :
Pendahuluan
Bab II :
Pembahasan

Bab III :

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perubahan sosial terjadi karena adanya konflik atau pertentangan antara kelas
penguasa dan kelas masyarakat tertindas sehingga merubah sistem sosial di
dalam

masyarakat

tersebut.

Perbedaan

antar

golongan


tersebut

yang

mengakibatkan pertentangan dan menimbulkan diskriminasi. Peristiwa tersebut
juga bertentangan dalam ajaran agama. Maka dari itu kami akan membahas
hubungannya dengan ajaran agama hindu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teori?
2. Siapa saja yang mengemukakan tentang teori Konflik?
3. Apa yang dimaksud tentang teori konflik menurut Karl Marx?
4. Apa hubungannya dengan ajaran catur warna ?
5. Apa itu catur warna menurut ajaran agama hindu ?
6. Apa saja penerapan Catur Warna dalam keluarga?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari teori
2. Menjelaskan teori konflik
3. Memberitahu siapa saja tokoh yang mengemukakan teori konflik
4. Menjelaskan hubungannya dengan ajaran catur warna
5. Mengetahui apa itu catur warna menurut ajaran agama hindu

6. Mengetahui Penerapan Catur Warna dalam keluarga
7. Untuk memenuhi tugas yang di berikan kepada kami

BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian dari teori menurut para ahli yaitu
o menurut Bowers dan Courtright (1984) “Teori adalah seperangkat
pernyataan yang menyatakan hubungan antarvariabel”
o Siswoyo (dalam Mardalis, 2003:42), bahwa “Teori adalah sebagai
seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang
mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai fenomena dengan
menerangkan hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk menerangkan
dan meramalkan fenomena”.
o Emory Cooper (dalam Umar, 2004:50), mengatakan “Teori adalah suatu
kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu
sama lain secara sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat
menjelaskan dan memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu”.
o Hoy & Miskel (dalam Sugiyono, 2010:55), “Teori adalah seperangkat
konsep,


asumsi,

dan

generalisasi

yang

dapat

digunakan

untuk

mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi”.
B. Para ahli yang mengemukakan tentang “Teori Konflik”
1. Max Weber
Konflik di dalam tingkatnya yang bersifat ideologis, sesuai dengan
pandangan Max Weber yang memiliki pandangan:
1. Ide-ide agama bisa menjadi sumber konflik.

2. Ide-ide agama dapat membantu melegitimasi posisi sosial dari
kelompok yang dominan dalam masyarakat.
3. Mengakui pentingnya konflik dalam bidang ekonomi, dan melihat
bahwa perjuangan atau konflik juga

terjadi dalam bidang distribusi

prestise atau status dan kekuasaan politik.
2. Lewis Coser
Teori konflik Lewis Coser ini berusaha untuk mempersatukan kedua
pendekatan teori yang sudah ada; yakni teori konflik dan teori

fungsionalis. Ia percaya bahwa ada sudut pandang lain yang bisa digali
dalam teori konflik. Bahwa konflik tidak selalu memberikan dampak
buruk, tetapi konflik juga dapat menghasilkan suatu perubahan yang
memberikan dampak positif bagi masyarakat.
3. Ralf Dahrendorf
Teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf juga berasal dari
penolakannya terhadap teori fungsionalisme struktural. Dalam karya
tulisnya yang diberi judul Class & Class Conflict in Industry Society.

Dalam buku tersebut Dahrendorf mengungkapkan bahwa masyarakat
selalu mengikuti proses perubahan dan konflik pertikaian turut
memberikan andil dalam perubahan dan dis-integrasi. Mereka yang
memiliki kekuasaan akan selalu berusaha untuk memaksa masyarakat
untuk hidup teratur guna menjaga ketertiban di lingkungan masyarakat.
C. Teori Konflik menurut Karl Marx
Tahapan yang paling penting untuk argumen Marx adalah
feodalisme, kapitalisme , dan sosialisme . Sebagian besar tulisan Marx
yang bersangkutan dengan menerapkan model materialis masyarakat
terhadap kapitalisme, tahap pembangunan ekonomi dan sosial yang Marx
lihat sebagai dominan di Eropa abad 19. Untuk Marx , lembaga sentral
dari masyarakat kapitalis adalah milik pribadi, sistem dengan mana modal
(yang, uang, mesin, peralatan, pabrik, dan benda-benda lain yang
digunakan dalam produksi) dikendalikan oleh minoritas kecil dari
populasi. Susunan ini menyebabkan dua kelas menentang, para pemilik
modal (disebut kaum borjuis) dan pekerja (disebut kaum proletar), yang
hanya properti sendiri tenaga mereka waktu, yang mereka harus menjual
kepada kaum kapitalis
berdasarkan pengaturan ekonomi eksploitatif yang dihasilkan
dalam dirinya benih-benih kehancurannya sendiri. Sebagai contoh,

feodalisme, di mana pemilik tanah dieksploitasi kaum tani, memunculkan
kelas kota yang tinggal pedagang, yang dedikasi untuk membuat
keuntungan akhirnya mengarah pada revolusi borjuis dan era kapitalis

modern. Demikian pula, hubungan kelas kapitalisme pasti akan mengarah
ke tahap berikutnya, sosialisme.
D. Hubungan Teori Konflik dengan ajaran Catur Warna
masyarakat kapitalis sistem dengan mana modal

dikendalikan oleh

minoritas kecil dari populasi. Susunan ini menyebabkan dua kelas
menentang,para pemilik modal (kaum borjuis) dan pekerja (kaum proletar ).
Sedangkan bagian Catur Warna yaitu Brahmana (keagamaan), Ksatria
(perlindungan), Vaisya (ekonomi), Sudra (pelayanan/kasih sayang).dari
keterangan tersebut teori konflik menurut Karl Marx sama-sama menjelaskan
tentang nama antar golongan dalam masyarakat sehingga kelompok kami
menyimpulkan terdapat kesamaan dalam bagian Catur Warna.
E. Catur Warna menurut ajaran agama hindu
Catur warna adalah empat pergolongan masyarakat berdasarkan fungsi dan
profesi yang tidak bersifat statis , tetapi dinamis yang artinya warna bisa
berubah setiap saat sesuai dengan fungsi dan profesinya ‘sehingga
penggolongan ini tidak diturunkan , artinya kalau sang ayah brahmana
anaknya tidak otomatis brahmana .Penggolongan catur warna :
 Brahmana : merupakan orang-orang yang menekuni kehidupan spiritual
dan ketuhanan , para cendikiawan serta intelektual yang bertugas untuk
memberikan pembinaan mental dan rohani serta spiritual atas seseorang
yang memilih fungsi sosial sebagai rohaniawa
 Ksatria : orang-orang yang bekerja / bergelut di bidang pertahanan dan
keamanan yang bertugas untuk mengatur Negara dan pemerintahan serta
rakyatnta , atau seseorang yang memilih fungsi sosial menjalankan
kerajaan
 Waisya : orang yang bergerak dibidang ekonomi , yang bertugas untuk
mengaur perekonomian atau seseorang yang memilih fungsi sosial
menggerakan perekonomian
Sudra : merupakan orang yang bekerja mengandalkan tenaga / jasmani
yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi pelayan

F. Penerapan Catur Warna dalam keluarga
Dalam membangun keluarga bahagia sejahtera,meningkatkan ketahanan
keluarga merupakan salah satu jawaban yang perlu mendapat prioritas tinggi
dengan memperhatikan Penerapan Catur Warna dalam keluarga yang meliputi
fungsi Brahmana (keagamaan), Ksatria (perlindungan), Vaisya (ekonomi),
Sudra (pelayanan/kasih sayang):
1. Brahmana (Keagamaan)
a. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan
yang tidak atau kurang diperolehnya di sekolah dan di masyarakat.
b. Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga beragama sebagai
pondasi menuju kesejahteraan sosial keluarga
2. Melindungi (Ksatria)
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
b. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga sejahtera
3. Vaisya (Ekonomi)
a. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga
b. Menggunakan pendapatan atau keuangan keluarga secara efektif dan efisien
dan berdaya guna. Hal ini dijelaskan dalam kitab Sarasamuccaya 262, yaitu:
"ekanamcena dharmarthah kartavyo bhutimicchata, ekenamcena kamartha
ekamamcam vivirddhayet” – Demikianlah hakekatnya maka dibagi tiga
(hasil usaha itu), yang satu bagian guna biaya mencapai dharma, bagian
yang kedua adalah untuk biaya memenuhi kama, bagian yang ketiga
diperuntukkan untuk kegiatan usaha (investasi) ekonomi.
4. Sudra (Cinta Kasih/Pelayanan)
a. Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara anggota
keluarga (suami-istri, anak) ke dalam simbol-simbol nyata (ucapan, tingkah
laku) secara optimal dan terus menerus.
b. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan rohani dalam
keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Marx.susunan ini menyebabkan dua kelas menentang yaitu para
pemilik modal (kaum borjuis) dan pekerja (kaum proletar ). Sedangkan
penggolongan dalam Catur Warna yaitu Brahmana, Ksatria, Vaisya , Sudra.
Sehingga dapat disimpulkan memiliki kesamaan yaitu pembagian golongan
karena itu kelompok kami memilih ajaran Panca Warna memiliki hubungan
dengan Teori konflik menurut Karl Marx.
B. Saran
Kelompok kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kondisi sempurna. Oleh
karena itu saran dan kritik yang konstruktif kami butuhkan dari teman-teman agar
makalah ini berguna dan membantu bagi yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber : BUKU PERUBAHAN SOSIAL (perspektif Klasik , Modern ,
Posmodern dan Pos kolonial (Edisi Revisi ) NANANG MARTONO ( PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta )
Martono, Nanang. 2017. Sosiologi Perubahan Sosial : perspektif Klasik , Modern ,
Posmodern dan Poskolonial . Jakarta : Rajawali Pers
https://dewaarka.wordpress.com/2009/11/23/struktur-sosial-masyarakat-bali-danpenerapannya-dalam-kehidupan-bermasyarakat/
https://ronikurosaky.blogspot.co.id/2014/04/teori-struktural-konflik_24.html?m=1
http://nuridafebriany.blogspot.co.id/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-xnone_19.html