PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI (1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CURHAT MASAL
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI DUKUHSETI 01 KABUPATEN PATI
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Pradanawan Abdul Gani1
prada_20@rocketmail.com
Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah proses pembelajaran, perubahan perilaku
belajar siswa, dan seberapa besar peningkatan prestasi
belajar kenampakan permukaan bumi dengan model
pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III SD Negeri
Dukuhseti 01 Pati. PTK ini dilakukan dua siklus. Hasil siklus
1, 63,64% (7 siswa) tuntas KKM dan 36,36% (4 siswa) tidak
tuntas. Perilaku belajar siswa 80,11%, dan nilai rata-rata
kelas 71,27. Terjadi peningkatan pada siklus 2 yaitu 72,73%
(8 siswa) tuntas KKM dan 27,27% (3 siswa) tidak tuntas
KKM. Perilaku belajar siswa 83,72%, dan nilai rata-rata kelas
78,18.
Kata kunci: kenampakan permukaan bumi, model pembelajaran Curhat Masal,
prestasi belajar

PENDAHULUAN
Powler (dalam Samatowa 2006) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu
yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis
yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen. Konsep yang ada dalam IPA telah dikaji secara luas
dan mendalam melalui berbagai proses telaah hingga dapat disajikan secara
sistematis. Konsep-konsep dalam IPA merupakan hal yang lekat dalam
kehidupan sehari-hari sehingga penting bagi siswa untuk memahami alam
sekitarnya yang tertuang dalam mata pelajaran IPA.
Namun kenyataan di lapangan, siswa masih mengalami masalah dalam
pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01
semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 pada materi benda dan sifatnya,
menunjukkan nilai tertinggi 87, nilai terendah 40, dan rata-rata nilai hanya
sebesar 62,45. Secara lebih rinci, dari 11 siswa kelas III hanya 5 siswa atau
45,45% yang mendapat nilai 70 ke atas. Sedangkan 6 siswa lainnya atau
54,55% mendapat nilai di bawah 70. Dengan demikian, maka tujuan
1

Guru SD Negeri Dukuhseti 01 Pati


pembelajaran ideal yang diinginkan belum tercapai. Penyebab rendahnya
prestasi belajar siswa tersebut antara lain siswa kurang berminat dalam
pembelajaran IPA dan kurangnya aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran.
Peneliti merasa perlu untuk melakukan sebuah usaha perbaikan atau
tindakan dengan penerapan model pembelajaran. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran “Curhat Masal”
(Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual). Alasan utama peneliti
memilih model pembelajaran Curhat Masal adalah siswa SD kelas III termasuk
dalam usia anak-anak yang pada dasarnya sifat mereka senang bermain dalam
kelompok.
Model pembelajaran Course Review Horay mengemas pembelajaran
seperti model permainan “bingo” sehingga siswa akan belajar dengan cara
seolah-olah bermain dalam kelompok. Sedangkan media audio visual digunakan
untuk membantu siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru melalui
gambaran secara konkret. Alasan yang memperkuat penggunaan media audio
visual ini adalah karena siswa kelas III SD termasuk dalam tahap operasional
konkret menurut teori kognitif Piaget sehingga siswa perlu dihadapkan pada
gambaran objek secara konkret. Media audio visual yang digunakan yaitu video
pembelajaran didukung media gambar, foto, dan slide presentasi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana proses
pembelajaran kenampakan permukaan bumi sesuai dengan model pembelajaran
Curhat Masal pada siswa kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016?; 2) bagaimana perubahan perilaku belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran Curhat Masal pada materi kenampakan
permukaan bumi di kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran
2015/2016?; 3) seberapa besar peningkatan prestasi belajar kenampakan
permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III
SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan penelitian ini adalah untuk: mendeskripsi proses pembelajaran,
perubahan perilaku belajar siswa, dan peningkatan prestasi belajar kenampakan
permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada siswa kelas III
SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan guru dalam pembelajaran

kenampakan permukaan bumi dengan menerapkan model pembelajaran Curhat
Masal, memberikan motivasi dan pengalaman baru bagi

siswa untuk


meningkatkan prestasi belajar, serta memberikan masukan bagi sekolah untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran yang inovatif.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Prestasi Belajar
Belajar menurut Slameto (2010:2) ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi memiliki definisi sebagai hasil atau
pencapaian yang diraih oleh seseorang setelah melakukan usaha-usaha
tertentu. Menurut Hetika (2008:23) prestasi belajar adalah pencapaian atau
kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah pencapaian yang diraih oleh individu untuk menunjukkan
kemampuan baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagai hasil dari
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Prestasi belajar memiliki keterkaitan
yang erat dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang diperoleh
seseorang sebagai akibat dari proses belajar yang dialaminya. Hasil belajar
tersebut juga dapat mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Kenampakan Permukaan Bumi
Permukaan bumi terdiri atas daratan dan lautan. Sepertiga bagian dari

bumi berupa daratan, sedangkan dua pertiganya berupa air yang banyak
terdapat di lautan. Daratan dapat berupa pegunungan, lereng, gunung, bukit,
perbukitan, lembah, danau, sungai, dan tepi pantai. Lautan dapat berupa pantai,
teluk, selat, dan laut. Beraneka ragam jenis tumbuhan (flora) dan hewan (fauna)
terdapat di antara pedalaman lautan sampai ke daerah gunung (Rositawaty &
Muharam, 2008:114).
Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah Globe. Globe
adalah tiruan bentuk bumi. Bentuk bumi tidak datar. Bentuk bumi sesungguhnya
adalah bulat pepat pada kedua kutubnya dan agak menggelembung di sekitar
khatulistiwa. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa bumi berbentuk bulat antara

lain: (1) pada saat terjadi gerhana bulan, bayangan bumi yang jatuh pada bulan
kelihatan menutupi bulan dan bentuknya bulat; (2) foto bumi yang diambil dari
satelit bulan di ruang angkasa menunjukkan bahwa bumi bulat; (3) jika kita
berlayar terus ke satu arah, maka akhirnya kitaakan kembali ke tempat
permulaan kita berlayar; (4) Kapal yang menuju pelabuhan tidak langsung terlihat
seluruhnya. Awalnya ujung tiang kapal yang terlihat. barulah kemudian terlihat
badan kapalnya.
Model Pembelajaran
Menurut Joice dan Weil dalam Sugandi (2007:103) model pembelajaran

adalah suatu rencana pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum,
mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas
dalam pengaturan pembelajaran maupun pengaturan lainnya. Sedangkan
Soekamto dalam Trianto (2009:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Kardi dan Nur dalam Trianto (2009:23) menerangkan bahwa model
pembelajaran memiliki empat ciri-ciri khusus, antara lain: (1) rasional teoritik logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai); (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil; (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran itu dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu cara yang telah terencana secara sistematis
yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa


untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran.

Dalam

penerapan

model

pembelajaran ini diperlukan tingkah laku belajar mengajar yang khusus baik dari
siswa maupun guru, serta lingkungan belajar yang kondusif sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini adalah mdel pembelajaran curhat masal (Course Review
Horay Berbantuan Media Audio Visual).


Model Pembelajaran Course Review Horay
Model pembelajaran Course Review Horay termasuk salah satu tipe dari
model pembelajaran kooperatif, yaitu cara belajar dengan melibatkan kerjasama
siswa dalam tim untuk mencapai tujuan pembelajaran. Course Review Horay
dilaksanakan dengan menguji pemahaman siswa menggunakan soal yang
jawabannya dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan
apabila kelompok menjawab soal tersebut dengan benar, maka nomor pada
kotak jawaban benar diberi tanda checklist. Apabila tanda checklist tersebut telah
menjadi satu deret penuh pada kotak jawaban baik secara vertikal, horizontal,
maupun diagonal, maka kelompok harus bersorak “hore!” atau menyanyikan yelyel kelompoknya. Kelompok yang menang ditentukan berdasarkan jumlah
jawaban yang benar dan banyaknya horay yang diperoleh.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Course Review Horay menurut
Suprijono (2011:129) yaitu: 1) guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai, 2) guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik, 3) guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan tanya jawab, 4) guru
membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok secara heterogen, 5) untuk
menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan
dan tiap kotak diisi angka secara acak sesuai dengan selera masing-masing
kelompok, 6) guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya telah disebutkan guru dan langsung didiskusikan,

kalau benar diisi tanda checklist (v) dan salah diisi tanda silang, 7) siswa yang
sudah mendapat tanda (v) vertikal, horizontal, atau diagonal harus berteriak
“hore!” (horay) atau menyanyikan yel-yel kelompoknya, 8) nilai siswa dihitung
dari jumlah jawaban benar dan jumlah horay yang diperoleh, 9) penutup.
Media Audio Visual
Ada berbagai macam media pembelajaran, antara lain media audio,
visual, dan audio visual. Asra, dkk (2007:5-8) mendefinisikan bahwa media audio
visual adalah media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film
bersuara, video, televisi, sound slide. Sedangkan menurut Rohani dalam Sanjaya
(2011:23) audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan

Gambar 1. Kotak Course Review Horay yang
memenuhi kriteria “Horay”

teknologi), meliputi

media yang dapat dilihat dan didengar. Media audio visual merupakan media
perantara atau penggunaan materi dan penerapannya melalui pandangan dan
pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa media audio
visual adalah media pembelajaran modern yang dapat dilihat secara visual dan
juga dapat didengarkan untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar.
Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini antara lain video
pembelajaran dengan didukung oleh media foto, gambar, dan slide presentasi.
Adapun peralatan yang digunakan untuk menayangkan media audio visual ini
yaitu laptop, speaker portabel, dan LCD proyektor. Melalui media audio visual,
siswa akan mendapatkan gambaran secara lebih konkret tentang materi
kenampakan

permukaan

bumi

sehingga

siswa

dapat


lebih

memahami

penyampaian materi dari guru.
Pada penelitian ini, media audio visual digunakan sebagai penunjang
proses pelaksanaan model pembelajaran Course Review Horay, sehingga
peneliti menyebut model pembelajaran ini sebagai model Curhat Masal, yang
merupakan akronim dari Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual.
Media audio visual ini juga akan digunakan oleh guru untuk menjelaskan
prosedur yang harus dilakukan siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran
tersebut.
Kerangka Berpikir
Kurangnya minat dan aktivitas dalam pembelajaran IPA yang berdampak
pada rendahnya prestasi belajar siswa menjadi satu permasalahan yang
dianggap perlu untuk diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Course Review
Horay Berbantuan Media Audio Visual (Curhat Masal). Teori yang mendasari
asumsi tersebut yaitu karakteristik siswa SD kelas III yang tergolong dalam usia
berkelompok dan usia bermain. Model pembelajaran Course Review Horay
memberikan kesempatan pada siswa untuk bersosialisasi dengan kelompoknya
dalam memecahkan masalah. Adanya unsur bermain seperti dalam permainan
bingo pada model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan pada siswa

untuk melakukan aktivitas bermain dalam kelompok sesuai karakteristik
perkembangan usianya.
Berdasarkan teori perkembangan menurut Piaget, siswa SD kelas III
termasuk dalam tahap operasional konkret. Siswa mampu memahami berbagai
konsep namun masih terbatas pemikirannya pada benda konkret. Media audio
visual mampu memberikan visualisasi dari berbagai konsep secara real pada
siswa sehingga siswa akan mudah mencerna materi pembelajaran. Melalui
kombinasi model pembelajaran Course Review Horay dan media audio visual,
akan memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa. Model pembelajaran
Curhat Masal memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara
yang sesuai dengan karakteristik usia perkembangannya, sehingga diharapkan
dapat mengubah perilaku belajar siswa ke arah yang lebih positif dan
memberikan hasil belajar yang optimal. Adanya hasil penelitian terdahulu yang
telah dipaparkan pada sub bab Hasil Penelitian yang Relevan juga menjadi dasar
asumsi bahwa model pembelajaran Curhat Masal dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, hipotesis tindakan dalam
penelitian ini sebagai berikut: 1) model pembelajaran Curhat Masal diduga efektif
untuk mengubah perilaku belajar menjadi lebih baik, 2) model pembelajaran
Curhat Masal diduga efektif untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi
kenampakan permukaan bumi di kelas III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01
Kabupaten Pati.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.
Tindakan dalam penelitian ini terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus
dilaksanakan selama dua kali pertemuan, dan masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pelaksanaan tindakan
siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2016
dan pertemuan 2 pada hari Jumat tanggal 26 Februari 2016. Sedangkan siklus II
pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Maret 2016 dan
pertemuan 2 pada hari Jumat tanggal 4 Maret 2016.

Subjek penelitian ini adalah prestasi dan perilaku belajar siswa kelas III
SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati semester 2 tahun pelajaran 2015/2016
pada pembelajaran IPA materi kenampakan permukaan bumi melalui penerapan
model pembelajaran Curhat Masal. Adapun sumber data dari penelitian ini: 1)
siswa yang berjumlah 11 orang, terdiri atas 6 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan, 2) guru kelas, dan 3) teman sejawat.
Data yang dikumpulkan dalam PTK ini menggunakan dokumentasi, teknik
tes, dan teknik non tes. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk: (1)
mencari data kondisi awal pretasi belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan
alat pengumpulan data berupa daftar nilai siswa, (2) sebagai refleksi pendukung
dari pelaksanaan model pembelajaran Curhat Masal dengan dokumentasi foto
dan video sebagai alat pengumpulan data. Teknik tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi kenampakan
alam setelah memperoleh kegiatan belajar dengan model Curhat Masal. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah butir soal tes tertulis. Teknik non tes
berupa pengamatan atau observasi yang digunakan untuk menilai proses
pembelajaran dengan model Curhat Masal meliputi data perilaku belajar siswa.
Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi.
Analisis data menggunakan deskriptif komparatif dan deskriptif kualitatif
yang

dilanjutkan

refleksi.

Deskriptif

komparatif

dilakukan

dengan

membandingkan data prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II
dengan indikator kinerja. Sedangkan data dari hasil observasi dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Indikator kinerja penelitian ini adalah: 1) adanya peningkatan
perolehan nilai rata-rata prestasi belajar siswa minimal sebesar 75, 2) ketuntasan
belajar klasikal dengan KKM 70 mencapai 75% dari 11 siswa, atau sedikitnya 8
siswa dengan pembulatan ke bawah, 3) perilaku belajar siswa dari tidak aktif
menjadi aktif dan mencapai persentase keaktifan ≥ 70%.
Prosedur penelitian pada setiap siklus pembelajaran diawali dengan
apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, dan penjelasan kegiatan yang
akan dilakukan siswa. Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I meliputi: 1) guru
membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, 2) guru membagikan
lembaran kartu yang berisi 9 buah kotak pada masing-masing kelompok,
kemudian menyuruh masing-masing kelompok untuk memberikan nomor 1
sampai dengan 9 secara acak pada masing-masing kotak, 3) guru mejelaskan

aturan permainan Course Review Horay melalui media slide powerpoint, 4) guru
memberi soal secara acak, menampilkan teks soal tersebut pada slide
powerpoint serta membacakannya, kemudian memberi kesempatan pada
masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut dan
menuliskan jawabannya pada nomor kotak yang ditentukan, 5) setelah semua
kelompok

dipastikan

sudah

menuliskan

jawaban

soal,

guru

langsung

mendiskusikan jawaban soal tersebut dengan memberi kesempatan pada
masing-masing

kelompok

untuk

mengutarakan

pendapat,

kemudian

menunjukkan jawaban soal pada answer box di powerpoint, 6) apabila kelompok
menjawab benar, kelompok memberi tanda checklist (v) pada kotak kartu
jawaban sesuai nomor soal, namun apabila salah, kotak jawaban diberi tanda
silang (x), 7) guru membacakan soal ke-2, ke-3, dan seterusnya sampai soal ke9 dengan melakukan proses yang sama, 8) setiap kali kelompok berhasil
mendapat 3 tanda checklist secara vertikal, horizontal, maupun diagonal, harus
berteriak “hore!” (horay), 9) guru mencatat perolehan “horay” dari masing-masing
kelompok

dan

sesekali

membacakan

perolehan

“horay”

masing-masing

kelompok, 10) kelompok yang mendapat “horay” paling banyak dinyatakan
sebagai juara, 11) apabila ada dua kelompok yang mendapat jumlah “horay”
sama, game dilanjutkan dengan pertanyaan tambahan dari guru untuk kedua
kelompok tersebut, dan juara ditentukan dari kelompok yang paling banyak
berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, 12) guru memberi reward pada
kelompok juara.
Pada siklus II, muatan materi fokus tentang lautan dan bentuk permukaan
bumi. Langkah-langkah pelaksanaan Course Review Horay pada siklus II sama
seperti pada siklus I, namun pada siklus II peneliti lebih menekankan siswa untuk
tidak berbuat curang. Peneliti juga meminta siswa untuk menutup buku catatan
selama pelaksanaan Course Review Horay.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Hasil Penelitian
Kondisi awal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah rendahnya
prestasi belajar IPA di Kelas III. Sebagai tolok ukur, data hasil belajar IPA siswa
kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 pada
materi benda dan sifatnya, menunjukkan nilai tertinggi 87, nilai terendah 40, dan

rata-rata nilai hanya sebesar 62,45. Secara lebih rinci, dari 11 siswa kelas III
hanya 5 siswa atau 45,45% yang mendapat nilai 70 ke atas. Sedangkan 6 siswa
lainnya atau 54,55% mendapat nilai di bawah 70. Bahkan, dari 6 siswa yang
nilainya di bawah 70, hanya 1 siswa yang tuntas KKM, yaitu nilai KKM 63.
Sedangkan 5 siswa lainnya tidak tuntas KKM. Artinya, ketuntasan klasikal hanya
mencapai 54,55%.
Selain masalah hasil belajar di atas, kondisi awal menunjukkan siswa
terkesan tidak tertarik pada pembelajaran dan lebih suka melakukan aktivitas lain
saat pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang lain yaitu kurangnya
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tidak banyak siswa yang
berani mengutarakan pendapatnya berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Kalaupun ada yang berani berpendapat, siswa masih kurang tepat dalam
menjelaskan pendapatnya. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong
rendah.
Hasil Penelitian Siklus I
Proses Pembelajaran dengan Model Curhat Masal
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dideskripsikan, peneliti
menyusun rencana pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Pembelajaran
IPA materi kenampakan permukaan bumi diberikan dengan menerapkan model
pembelajaran Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual (Curhat
Masal). Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2016, dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2016. Kegiatan
pembelajaran dengan model Curhat Masal ini dilakukan di dalam kelas oleh guru
kelas dan teman sejawat sebagai observer.
Aktivitas proses pembelajaran siklus I dapat dilihat dalam gambar sebagai
berikut:

Gambar 1. Guru menyajikan video
pembelajaran

Gambar 3. Kelompok mendiskusikan
jawaban

Gambar 5. Kelompok yang mendapatkan
“horay” bersorak kegirangan

Gambar 2. Guru memandu pelaksanaan
Course Review Horay

Gambar 4. Observer melakukan
pengamatan

Gambar 6. Pemberian reward pada
perwakilan kelompok juara

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua
dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus 1.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui pelaksanaan tes formatif siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 71,27. Nilai tertinggi 90, sedangkan nilai terendah 50. Jumlah siswa
yang tuntas KKM nilai 70 sebanyak 7 siswa dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 63,64%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM
sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 36,36%. Terdapat perbedaan
yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada siklus I dan prestasi belajar
pada kondisi awal. Rata-rata nilai tes formatif siklus I

lebih besar daripada

kondisi awal, terpaut 8,82.
Berdasarkan perolehan data hasil belajar siklus I, maka hasil belajar
siswa belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini,
karena rata-rata nilai hasil belajar siswa belum mencapai 75, dan ketuntasan
klasikal belum mencapai 75% atau sedikitnya 8 siswa. Hanya 7 siswa yang
tuntas belajar pada pelaksanaan siklus I.
Perubahan Perilaku Belajar Siswa
Data hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pelaksanaan model
pembelajaran Curhat Masal pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Perilaku yang
No.
Jumlah
Jumlah
Diamati
Persentase
Persentase
Nilai
Nilai
1.
Disiplin
35
79,55%
36
81,82%
2.
Tekun
34
77,27%
35
79,55%
3.
Tanggung Jawab
38
86,36%
41
93,18%
4.
Kerjasama
32
72,72%
36
81,82%
5.
Toleransi
34
77,27%
35
79,55%
6.
Percaya Diri
31
70,45%
35
79,55%
Total Nilai
204
219
Persentase Total
77,27%
82,95%
Rata-rata
80,11%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perilaku belajar siswa pada
siklus I pertemuan 1 sebesar 77,27%, dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi
sebesar 82,95%. Rata-rata persentase perilaku belajar siswa pada siklus I
sebesar

80,11%.

Data

perolehan

tersebut

menunjukkan

bahwa

siswa

menunjukkan perilaku belajar yang aktif, dan keaktifan siswa tersebut telah
mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu ≥ 70%.
Refleksi Siklus I
Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III materi kenampakan permukaan
bumi dengan model pembelajaran

Curhat Masal menunjukkan adanya

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Pada pelaksanaan siklus I,
diketahui

perolehan

data rata-rata hasil

belajar

siswa

sebesar

71,21,

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dibandingkan kondisi awal.
Ketuntasan belajar klasikal sebesar 63,64%, lebih baik daripada ketuntasan
klasikal pada kondisi awal yang hanya mencapai 54,55%. Akan tetapi, apabila
dibandingkan dengan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan pada siklus I belum berhasil karena nilai rata-rata hasil
belajar siswa < 75 dan ketuntasan klasikal < 75%.
Data hasil observasi perilaku belajar siswa pada siklus I menunjukkan
keaktifan perilaku siswa dalam belajar mencapai 80,11% dan sudah melebihi
indikator kinerja pada poin keaktifan siswa, yaitu ≥ 70%. Sebelum diberikan
tindakan pembelajaran dengan model Curhat Masal, siswa terlihat tidak antusias
ketika mengikuti kegiatan belajar IPA. Namun setelah peneliti menerapkan model
pembelajaran Curhat Masal, siswa terlihat sangat antusias, senang mengikuti
pembelajaran, menjadi lebih fokus ketika peneliti menyampaikan materi
pembelajaran, bahkan suasana kelas terkesan gaduh ketika siswa berkelompok
untuk mengikuti Course Review Horay.
Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai idikator kinerja,
sehingga pembelajaran harus ditingkatkan dan dilanjutkan pada siklus II.
Hasil Penelitian Siklus II
Proses Pembelajaran dengan Model Curhat Masal

Berdasarkan refleksi siklus I, peneliti menyusun rencana pembelajaran
siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada hasil pelaksanaan siklus I.
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2016, dan pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016. Kegiatan pembelajaran dengan model
Curhat Masal ini dilakukan di dalam kelas oleh guru kelas dan teman sejawat
sebagai observer.
Aktivitas proses pembelajaran siklus I dapat dilihat dalam gambar sebagai
berikut:

Gambar 7. Guru menjelaskan materi
pelajaran dengan media audio visual

Gambar 8. Masing-masing kelompok
mendiskusikan jawaban

Gambar 9. Kelompok yang mendapat
“horay” bersorak kegirangan

Gambar 10. Siswa mengerjakan soal tes
formatif

Pembelajaran dari awal sampai akhir dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah dijelaskan dalam bab metode penelitian. Pada akhir pertemuan kedua
dilakukan ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus II.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Melalui pelaksanaan tes formatif siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 78,18. Nilai tertinggi 97, sedangkan nilai terendah 50. Jumlah siswa

yang tuntas KKM nilai 70 sebanyak 8 siswa dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 72,73%. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas KKM
sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 27,27%.
Indikator kinerja mensyaratkan ketuntasan klasikal sebesar 75% (8
siswa). Apabila dihitung, 75% dari jumlah 11 siswa diperoleh angka 8,25. Karena
angka 8,25 tersebut menunjukkan jumlah siswa, maka harus dibulatkan ke
bawah sehingga menjadi 8 siswa. Berdasarkan perolehan data hasil belajar
siklus II, maka hasil belajar siswa telah mencapai indikator kinerja yang
ditetapkan dalam penelitian ini, karena rata-rata nilai hasil belajar siswa
memenuhi syarat ≥ 75, dan ketuntasan klasikal mencapai 75% atau sebanyak 8
siswa tuntas KKM.
Perubahan Perilaku Belajar Siswa
Data hasil observasi perilaku belajar siswa dalam pelaksanaan model
pembelajaran Curhat Masal pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3 Data Hasil Observasi Perilaku Belajar Siswa Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Perilaku yang
No.
Jumlah
Jumlah
Diamati
Persentase
Persentase
Nilai
Nilai
1.
Disiplin
34
77,27%
37
84,09%
2.
Tekun
36
81,82%
38
86,36%
3.
Tanggung Jawab
39
88,64%
39
88,64%
4.
Kerjasama
37
84,09%
39
88,64%
5.
Toleransi
35
79,55%
37
84,09%
6.
Percaya Diri
35
79,55%
36
81,82%
Total Nilai
216
226
Persentase Total
81,82%
85,61%
Rata-rata
83,72%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perilaku belajar siswa pada
siklus II pertemuan 1 sebesar 81,82%, dan meningkat pada pertemuan 2 menjadi
sebesar 85,61%. Rata-rata persentase perilaku belajar siswa pada siklus II
sebesar

83,72%.

Data

perolehan

tersebut

menunjukkan

bahwa

siswa

menunjukkan perilaku belajar yang aktif, dan keaktifan siswa tersebut telah
mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu ≥ 70%.

Refleksi Siklus II
Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III materi kenampakan permukaan
bumi dengan model pembelajaran

Curhat Masal menunjukkan adanya

peningkatan kualitas proses dan hasil belajar. Pada pelaksanaan siklus II,
diketahui

perolehan

data rata-rata hasil

belajar

siswa

sebesar

78,18,

menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan hasil siklus I, dengan selisih
nilai 6,91. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 72,73%, lebih baik daripada
ketuntasan klasikal pada siklus I, dengan selisih 9,09%. Apabila dibandingkan
dengan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada siklus II telah berhasil karena nilai rata-rata hasil belajar siswa
mencapai indikator kinerja yaitu ≥ 75 dan ketuntasan klasikal ≥ 75%.
Data hasil observasi perilaku belajar siswa pada siklus II menunjukkan
keaktifan perilaku siswa dalam belajar mencapai 83,72%, melebihi keaktifan
perilaku belajar siswa pada siklus I dengan selisih 3,61%. Karena hasil pada
siklus

II

telah

mencapai

indikator

kinerja,

maka proses pembelajaran

kenampakan permukaan bumi dengan model pembelajaran Curhat Masal pada
penelitian ini selesai dan berhenti di siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini, siswa sangat menerima
perlakuan pembelajaran dengan model Curhat Masal. Siswa terlihat lebih
bergairah dalam mengikuti proses belajar, dan tampak bahwa siswa memandang
model pembelajaran Curhat Masal sebagai proses pembelajaran yang sangat
mengasyikkan yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Hal ini menjawab
teori dari Rohani dalam Sanjaya (2011:23) yang menyatakan bahwa audio visual
adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga membangun kondisi yang
dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.
Perilaku belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini disesuaikan
dengan karakter siswa yang diharapkan dalam pembelajaran, yaitu sikap disiplin,
tekun, tanggung jawab, kerjasama, toleransi, dan rasa percaya diri. Data

perolehan perilaku belajar siswa pada setiap siklus menunjukkan bahwa siswa
memiliki perilaku belajar yang aktif dalam model pembelajaran Curhat Masal.
Keaktifan perilaku belajar siswa telah memenuhi syarat pada indikator kinerja,
yaitu ≥ 70%. Keaktifan perilaku belajar siswa pada setiap siklus juga
menunjukkan keaktifan belajar dengan kategori tinggi.
Berdasarkan data-data tersebut, diketahui terdapat perbedaan perilaku
belajar siswa. Sebelum diberikan pembelajaran dengan model Curhat Masal,
siswa terkesan kurang bergairah dalam belajar. Namun setelah peneliti
melakukan tindakan dengan melakukan model pembelajaran Curhat Masal,
perilaku belajar siswa berubah menjadi aktif dan prestasi belajar siswa
meningkat. Hal ini menjawab teori dari Slameto (2010:2) yang menyatakan
bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan perilaku belajar siswa dari tidak aktif menjadi aktif dalam penelitian ini
juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Winkel dalam Purwanto
(2011:39) yang berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I membuat peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menyusun rencana pembelajaran
yang lebih baik, dan melaksanakan proses pembelajaran dengan lebih maksimal.
Perolehan

data

hasil

belajar

membuktikan

bahwa

penerapan

model

pembelajaran Curhat Masal berdampak positif pada pencapaian prestasi belajar
siswa. Penggunaan media audio visual yang mampu memberikan gambaran
konkret dari suatu objek, dapat membantu siswa untuk memahami materi yang
sedang dipelajari. Hal ini menjawab teori dari Piaget, yang menyatakan bahwa
anak usia 7-11 tahun (kelas III rata-rata usia 8-9 tahun) termasuk dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika,
namun masih dalam bentuk benda konkret.
Keberhasilan pembelajaran ini berimplikasi pada kemampuan siswa
mendeskripsikan objek alam dalam pembelajaran IPA, yang dalam hal ini adalah
objek bagian-bagian permukaan bumi. Kemampuan deskriptif ini perlu dimiliki
siswa karena IPA bersifat pengetahuan eksak. Hal ini senada dengan pendapat

Sutrisno (2007:1.19) yang menyatakan bahwa IPA merupakan usaha manusia
dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat.
Proses belajar yang dilakukan secara berkelompok dalam Course Review
Horay yang mengandung unsur bermain juga memberikan dampak positif bagi
prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori dari psikolog perkembangan
anak yang memberi sebutan anak pada masa usia 6-12 tahun sebagai “usia
berkelompok”, karena pada usia ini rata-rata anak ingin diterima oleh temanteman sebaya sebagai anggota kelompoknya. Minat dan kegiatan bermain siswa
yang dipadukan dengan proses belajar dalam Curhat Masal dapat membantu
siswa mengoptimalkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan deskripsi tersebut, maka kedua hipotesis tindakan yang
diajukan diterima, yaitu: (1) Model pembelajaran Curhat Masal efektif untuk
mengubah perilaku belajar menjadi lebih baik dalam pembelajaran IPA materi
kenampakan permukaan bumi di kelas III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01
Kabupaten Pati; dan (2) Model pembelajaran Curhat Masal efektif untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA materi kenampakan permukaan bumi di kelas
III semester 2 SD Negeri Dukuhseti 01 Kabupaten Pati.
PENUTUP
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini: 1) Proses pembelajaran kenampakan
permukaan bumi dengan model pembelajaran Course Review Horay Berbantuan
Media Audio Visual (Curhat Masal) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas III SD Negeri Dukuhseti 01 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 melalui
kegiatan pembelajaran yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya; 2) Setelah
diberi perlakuan dengan model pembelajaran Curhat Masal, nilai rata-rata tes
formatif siswa pada siklus I sebesar 71,27 meningkat pada siklus II menjadi
78,18. Persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 63,64% juga meningkat
pada siklus II menjadi 72,73%. 3) Perilaku belajar siswa yang terdiri atas perilaku
disiplin, tekun, tanggung jawab, kerjasama, toleransi, dan percaya diri menjadi
semakin baik dengan model pembelajaran Curhat Masal. Persentase perilaku
belajar siswa pada siklus I sebesar 80,11% meningkat pada siklus II menjadi
83,72%.

Saran
Untuk mengintensifkan model pembelajaran Curhat Masal, peneliti
memberikan saran: 1) Kepala Sekolah hendaknya lebih banyak memberikan
motivasi pada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif bagi
siswa; 2) Guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran inovatif
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, salah satunya dengan model
pembelajaran Curhat Masal. Dalam penerapan Curhat Masal, guru hendaknya
mampu menjadi motivator yang baik bagi siswa dengan selalu memberikan
dorongan kepada siswanya untuk selalu aktif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Hetika. 2012. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. (online).
(gugutlutfichasepti.blogspot.com, diunduh 21 Februari 2016)
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rositawaty, S. Muharam, Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
untuk Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008.
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Pustaka Indonesia Press.
Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugandi, A. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sutrisno. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Trianto. 2009. Mendesain Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Cerdas Pustaka
Publisher.