Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak

Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak
Keluarga adalah suatu Kelompok Indvidual yang terdiri dari seorang ayah yang berperan sebagai
kepala keluarga , seorang Istri sebagai Ibu rumah tangga, dan anak sebagai anggota keluarga.
Seorang ayah yang bertugas untuk mencari nafkah , seorang ibu yang memiliki tugas mengurus
suami dan anak , dan anak memiliki tugas untuk belajar dan membantu kedua orang tua nya.
Sebagai orang tua tentu menginginkan supaya anaknya bisa jadi lebih baik dari pada kedua
orang tua mereka. Orang tua kita pastinya selalu mencari cara bagaimana cara untuk mendidik
anak-anak mereka agar kelak menjadi orang yang sukses.
Anak merupakan anugerah terindah sekaligus amanah dari Allah SWT untuk kita jaga. Layaknya
kertas putih yang masih polos, anak akan menampilkan hasil tulisan apapun yang kita buat. Jika dia
tumbuh menjadi anak yang baik, maka sebagai orang tua pasti akan merasa bangga. Begitupun
sebaliknya, jika dia tumbuh menjadi anak yang tidak baik, maka orang tuanya pasti akan merasa
sedih. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang, banyak anak yang terjerumus terhadap hal – hal
yang negatif karena pengaruh dari luar.

Dalam proses pendidikan anak kita tidak cukup hanya mengajarkan pelajaran-pelajaran yang di
ajarkan di sekolah saja , melainkan pelajaran-pelajaran agam juga harus di ikut sertakan.
Pendidikan agama itu sangatlah penting. Karena dengan di tanamkan inti pokok agama di dalam
diri anak dapat membuat anak-anak kita menjadi insan yang baik dan sopan. Bukan hanya itu ,
dengan di ajarkannya pendidikan agama sejak dini bisa membuat hidup anak-anak kita selalu
terbimbing dan terawasi karena mereka selalu sadar bahwa ada Allah SWT yang senantiasa

menjaga dan mengawasi.
Akan tetapi, dalam menanamkan inti pokok agama di dalam diri anak-anak kita tidaklah mudah.
Dengan berkembangnya era globalisasi dan teknologi membuat para generasi penerus bangsa
jadi malas belajar . para generasi penerus bangsa kita lebih memilih untuk bermalas-malasan
ketimbang menuntut ilmu yang bisa membuat masa depan mereka cerah kelak.

Cara-cara yang dapat di lakukan untuk mendidik anak agar menjadi generasi penerus bangsa
yang cerdas dan berakhlakul karimah yaitu :

1. Memberikan pengetahuan agama pada anak sejak dini
Tentu satu cara tebaik dalam proses pendidikan anak adalah dengan cara memperkenalkan dan
mendekatkan anak-anak kita kepada Allah SWT agar mereka menjadi generasi yang berakhlakul
kariman dan baik dalam lisan dan perbuatannya.

Pendidikan dalam ilmu agama meliputi :
A. Pendidikan Akidah
Pendidikan islam dalam keluarga harus memperhatikan pendidikan akidah islamiyah, dimana
akidah itu merupakan inti dari dasar keimanan seseorang yang harus ditanamkan kepada anak
sejak dini. Sejalan dengan firman Allah yang artinya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran padanya:

‘Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Alloh benar-benar merupakan kedlaliman yang
besar’,” (Q.S. Luqman:13).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa akidah harus ditanamkan kepada anak yang merupakan dasar
pedoman hidup seorang muslim.
B. Pendidikan Ibadah
Aspek pendidikan ibadah ini khususnya pendidikan shalat disebutkan dalam firman Allah yang
artinya:
‘’Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia untuk mengerjakan yang baik dan
cegahlah mereka dari perbuatan munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu,
sesungguhnya hal yang demikian itu termasuk diwajibkan oleh Alloh,’’(QS. Luqman:17).
Pendidikan dan pengajaran Al Qur’an serta pokok-pokok ajaran islam yang lain telah disebutkan
dalam Hadis yang artinya: ’’Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar al-Qur’an
dan kemudian mengajarkannya,’’ (HR. Bukhari dan Muslim).
Penanaman pendidikan ini harus disertai contoh konkret yang masuk pemikiran anak, sehingga
penghayatan mereka didasari dengan kesadaran rasional. Dengan demikian anak sedini
mungkin sudah harus diajarkan mengenai baca dan tulis kelak menjadi generasi Qur’ani yang
tangguh dalam menghadapi zaman.
C. Pendidikan Akhlakul Karimah

Orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan akhlakul karimah pada anak-anaknya, dan

pendidikan akhlakul karimah sangat penting untuk diberikan oleh orang tua kepada anakanknya dalam keluarga, sebagai firman Alloh yang artinya.
“Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu dan sesungguhnya
seburuk-buruk suara adalah suara himar,”( QS.Luqman:19 )
Dari ayat ini telah menunjukkan dan menjelaskan bahwa tekanan pendidikan keluarga dalam
islam adalah pendidikan akhlak, dengan jalan melatih anak membiasakan hal-hal yang baik,
menghormati orang tua, bertingkah laku sopan baik dalam berperilaku keseharian maupun
dalam bertutur kata.

2. Mengajarkan anak sesuai dengan perkembangan zaman
Dalam proses mendidik anak kita tentunya harus mengerti situasi dan kondisi para generasi
penerus bangsa pada saat ini, jangan kita sama kan zaman pembelajran saat kita kecil dengan
zaman pembelajaran mereka saat ini. Karena itu salah satu penyebab mengapa para generasi
kita sekarang menjadi malas untuk belajar.
Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini dalam proses pembelajaran para generasi penerus
adalah mempersatukan materi pembelajaran dengan perkembangan teknologi yang ada saat
ini.Tapi tentu saja jika jika kita tidak memberikan mereka perhatian dan pengawasan yang
optimal dalam proses pembelajaran menggunakan perkembangan teknologi yang ada dapat
membuat perkembangan teknologi tersebut menjadi buruk hasilnya bukan menjadi bagus
hasilnya.
Mungkin kita bisa mengontrol anak dengan mudah saat ia masih kecil. Tapi jika anak sudah

mulai beranjak remaja dan sudah kita fasilitasi dengan handphone dan laptop, maka kita harus
ekstra hati-hati. Melalui komunikasi via handphone atau internet, mereka bisa saja salah bergaul
dengan orang-orang yang tidak baik sehingga akan terbawa. Bahkan anak yang tidak memakai
dua barang itu saja bisa terjerumus, apalagi yang bisa komunikasi dengan mudah.
Maka kita sebagai orang tua, harus benar-benar mengontrol dan mengawasi apa saja yang
mereka lakukan dan dengan siapa saja mereka berteman. Kita harus mengontrol secara diamdiam tanpa harus si anak merasa dihakimi. Karena biasanya anak enggan menceritakan pada

orang tua apa saja yang ia lakukan dan dengan siapa. Mereka takut dimarahi, dihukum, malu,
dan lain-lain. Misalnya, kita bisa melihat isi daftar kontak dan sms di handphonenya, melihat apa
saja yang dilakukan di internet melalui laptopnya.

3. Menempatkan anak di lingkungan yang baik
Pada saat ini salah satu penyebab terbesar yang membuat anak kita malas belajar atau memiliki
akhlak yang buruk ialah lingkungan sekitar mereka, jika mereka berada di lingkungan yang baik
tentu mereka akan berbaur di lingkungan tersebut dan menjadi bagian dari hal tersebut tapi
bagaimana bila mereka berada di lingkungan yang buruk tentu saja mereka juga menjadi seperti
apa yang ada di dalam lingkungan tersebut.

Tapi sebelum mereka belajar di sekolah,les private,dsb tentu saja yang berperan paling besar
dalam pendidikan anak adalah dari lingkungan rumah atau keluarga. Anak merupakan cerminan

dari kedua orang tuanya oleh karena itu kita sebagai orang tua wajib memberikan contoh atau
menjadi tauladan yang baik bagi anak-anak kita.
Sebagai ayah kita memiliki peran sebagai

:

1. Sumber kekuasaan di dalam keluarganya
2. Penghubung intern keluarga dalam masyarakat atau dunia luar
3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
4. Pelindung terhadap ancaman dari luar
5. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
6. Pendidik dalam segi-segi rasional

Ada bebrapa ikhtiar yang bisa seorang ayah lakukan untuk mendidik anak dalam
mengembangkan karakternya antara lain

:

1. Selalu menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan anak walaupun hanya sebentar,
keterlibatan ayah ini dapat di lakukan melalui permainan, pemberian pujian, dukungan, dan

menanyakan kejadian-kejadian yang di alami anak pada hari itu
2. Meghindari tindakan kekerasan kepada anak karena hal tersebut dapat menimbulkan perilaku
agresif dan tidak kooperatif pada anak
3. Mengusahakan ikut terlibat secara aktif dalam mentransfer nilai-nilai yang baik bersama anak
4. mengupayakn diri sebagai figure idola bagi anak-anak. Misalnya dengan istiqomah dalam
memberikan kasih saying, perhatian, sikap tulus, supporting,dan kehangatan.
Bagi anak laki-laki, ayah dapat menjadi contoh yang baik baginya untuk belajar bagaimana
berkata, bersikap, berperilaku, dan berfikir sebagai seorang laki-laki. Melalui ayahnya, anak lakilaki belajar tentang cara memperlakukan perempuan, cara menyelesaikan masalah, dan cara
mempertahankan pendapat.
Bagi anak perempuan, ayah merupakan tempat dia belajar tentang hal-hal yang biasanya
dominan pada laki-laki, seperti kekuatan, ketegaran, keruntunan berfikir, pengendalian emosi,
dan lain-lain.