Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Mind Mapping untuk Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa SD

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus
Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan
wawancara terhadap guru kelas 5 SD Negeri 1 Jumo Kecamatan Kedungjati
Kabupaten Grobogan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Di dapatkan
nilai prasiklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi
ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pra Siklus
No

KKM

Keterangan


Frekuensi

Persentase (%)

1.

75

Tuntas

19

61%

2.

75

Belum tuntas


12

39%

Niai minimum

60

Nilai maksimum

90

Rata-rata

76,9

Tabel diatas menunjukkan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian/prasiklus dalam mata pelajaran IPA dengan KKM 75. Dengan
jumlah siswa 31 ketuntasan hanya sebesar 61% atau 19 siswa dan siswa yang tidak
tuntas mencapai 39% atau 12 siswa. Untuk lebih jelasnya rincian daftar nilai hasil

belajar siswa akan disajikan dalam tabel distribusi. Penyajian data hasil belajar
siswa dengan menggunakan tabel distribusi rentang nilai IPA kelas 5 SD Negeri 1
Jumo pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

32

33

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pra Siklus Hasil Belajar IPA Kelas 5
Nilai
60
65
70
75
80
85
90 Jumlah
frekuensi
2

1
5
8
8
5
2
31
Persentase 6% 4% 16% 26% 26% 16% 6% 100%

Berdasarkan tabel 2 diata dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai
pada nilai 60 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%, nilai 65 sebanyak 1 siswa
dengan persentase 3%, nilai 70 sebanyak 5 siswa dengan persentase 17%, nilai 75
sebanyak 8 siswa dengan persentase 26%, nilai 80 sebanyak 8 siswa dengan
persentase 26%, nilai 85 sebanyak 5 siswa dengan persentase 5% dan nilai 90
sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%.
Berdasarkan tabel 4.2 berikut ini disajikan diagram presentase rentang nilai
belajar siswa kelas 5 pada pra siklus, yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah
ini.
Gambar 4.1
Diagram Presentase Hasil Belajar IPA Pra Siklus


Pra Siklus
30%

26% 26% 26%

20%

16%

10%

6%

6%

4%

0%
60


Pra Siklus

65

70

75

80

85

90

Gambar 4.1 diagram hasil belajar matematika pra siklus, dapat dijadikan
dasar dalam menyekesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan observasi
terdapat proses pembelajaran IPA, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa. Adanya pemilihan model belajar yang kurang tepat,
sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guru memerlukan pembelajaran

yang lebih inovatif. Kondisi tersebut membuat siswa kurang mempunyai
penguasaan materi pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

34

Solusi untuk mengatasi ketidak tuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD
Negeri 1 Jumo adalah dengan penerapan model kooperatif pembelajaran melalui
model Mind Mapping pada mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dalam dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
refleksi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan
pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi waktu
6x35 menit pada setiap pertemuanya.
4.1.2.1 Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan siklus I diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan Kompetensi dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi
organ pencernaan manusia dan hubunganya dengan makanan dan kesehatan.
Brdsarkan KD dalam kegiatan pelajaran ditentukan penggunaan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, menyediakan lembar evaluasi hasil

belajar, dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa. observer/pengamat
dilakukan oleh guru kelas 5 dan peneliti berperan sebagai pengajar.

4.1.2.2 Pelaaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Siklus I dilaksanalan dalam tiga kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35
menit pada hari selasa dan rabu, tanggal 25-26 Juli 2017. Pada pelaksanaanya,
tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan
berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping.

35

4.1.2.3 Pertemuan Pertama Siklus I
Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam, berdoa, absensi kehadiran
siswa,

memeriksa

kesiapan


belajar

siswa,

guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran, guru melakukan apersepsi. guru membagi siswa menjadi kelompok
yang terdiri dari 5-6 anak. Guru memberikan berbagai pertanyaan kepada kelompok
siswa secara acaka mengenai identigikasi dan fungsi alat pencernaan makanan pada
manusia untuk menggali pengetahuan siswa sebelum diberikan materi oleh guru.
Guru menampilkan dan memberi penjelasan sistem pencernaan manusia dan
gangguan yang dialami oleh alat pencernaan manusia. Guru membagikan LKS yang
berisikan gambar sebagai topik utama dan sub topik kepada masing-masing
kelompok untuk di diskusiakn kelompok. Guru membagikan kartu kendali untuk
pengendalian pengembangan mind mapping yang dibuat oleh siswa. Guru

memberikan perintah untuk membuat mind mapping tentang materi yang telah
dibahas bersama utuk dikembangkan topik dan subtopik materi sehinggan
membentuk mind mapping. siswa menarik garis antar topik dan subtopik untuk
dijadikan mind mapping. dengan menggunkana kartu kendali yang telah dibagikan
guru, siswa mengembangkan mind mapping. setelah siswa selesai mengembangkan
materi, siswa mempresenasikan hasil disepan kelas untuk ditanggapi kelompok
lain. Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil pelajaran dan
mereflaksi pembelajaran pada hari ini.

4.1.2.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus I
Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,
tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar.
Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh
guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai
oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kegiatan yang belum
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP sebagai acuan untuk
memperbaiki pada siklus I pertemuan kedua.

36


4.1.2.5 Pertemuan Kedua Siklus I
Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, berdoa,
mengabsen kehadiran siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi.
Guru menjelaskan kandungan gizi yang ada dalam setiap makanan serta
manfaatnya pada tubuh manusia. Dengan menampilkan gambar-gambar makanan
guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa yang
digunakan guru untuk menggolongkan dan membantu pembagian kelompok. siswa
dibagi menjadi kelompok dengan beranggotakan 5-6 siswa pada setiap
kelompoknya. Guru memberikan pertanyaan kepada kelompok siswa secara acak
tentang identifikasi dan jenis makanan dan kesehatan dengan dilanjutkan penjelasan
materi oleh guru. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) berupa kertas
karton, kata-kata topik dan subtopik untuk didiskusikan kelompok dan kartu kendali
untuk menjadikan pengendalian pengembangan mind mapping yang dilakukan
anak. Siswa abekerja sama dalam kelompok untuk menentukan topik dan subtopik
materi untuk disusun dalam mind mapping. siswa menarik garis antar topik dan sub
topik untuk dijadikan mind mapping. Setelah selesai menyusun mind mapping
siswa mempresentasikan hasilnya dan dilanjut tanya jawab dengan kelompok lain
yang ingin memberikan taggapan.
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi
pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal
evaluasi pembelajaran untuk hasil belajar untuk materi pertemuan pertama dan
kedua siklus I, untuk siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dalam mengerjakan
soal evaluasi, siswa akan diberikan tambahan soal remidial.

4.1.2.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus I
Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas
guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada
kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru
kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh

37

guru kelas pada pertemuan pertama digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
memperbaiki pada siklus II.

4.1.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I
Hasil tindakan dan observasi siklus I dapat dilihat berdasarkan hasil belajar
dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama
pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping. adapun hasil belajar siwa dan hasil observasi terhadap aktifitas guru dan
siswa pada siklus i sebagai berikut :

4.1.3.1 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluai yang dikerjakan
siswa pada siklus I pertemuan ketiga yang dilakukan pada hari rabu 26 Juli 2017
setelah pelaksanaan pembelajaran petemuan kedua siklus I. Soal evaluasi berjumlah
20 butir soal berbentuk pilihan ganda. Terlihat bahwa daftar nilai hasil belajar siswa
kelas 5 mata pelajarn IPA siklus I menunjukkan masih ada beberapa siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM 75. Dari 31 siswa terdapat 6 siswa yang
mendapatkan nilai < 75 dan 25 siswa memperoleh nilai ≥ 75. Berikut ini akan
dijabarkan dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus I sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Pada Siklus I
No

KKM

Keterangan

Frekuensi

1.

≥ 75

Tuntas

25

80,7%

2.

< 75

Belum tuntas

6

19,3%

Persentase (%)

Niai minimum

60

Nilai maksimum

100

Rata-rata

82,9

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus I penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, tabel diatas menunjukkan masih

38

ada sebagian siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar dengan KKM 75.
Dengan jumlah siswa 31 siswa, siswa yang tuntas 80,7% atau 25 siswa, dan siswa
yang belum tuntas mencapai 19,3% atau 6 siswa. Nilai ninimal 60 dan nilai
maksimal 100, sedangkan nilai rata-rata adalah 82,9. Untuk lebih jelas rincian hasil
belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Hasil Belajar IPA Kelas 5
Nilai
60
65
70
75
80
85
90
95 100 Jumlah
frekuensi
2
3
3
2
8
6
5
2
31
Persentase 6% 10% 10% 6% 0% 26% 20% 16% 6% 100%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapatkan nilai 60 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 6%, nilai 65
sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar 10%, nilai 70 terdapat 3 siswa dengan
persentase sebesar 10%, nilai 85 sebanyak 8 siswa dengan persentase 26%, nilai
antara 90 sebanyak 6 siswa dengan persentase 20%, nilai 95 terdapat 5 siswa dengan
persentase 16% dan nilai 100 terdapat 2 siswa dengan persentase 6%. Berdasarkan
tabel diatas berikut ini disajikan diagram presentase hasil belajar yang dapat dilihat
pada gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 4.2
Diagram Persentase
Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Pada Siklus 1

Siklus I
30%

26%

20%

20%

10%

6%

10% 10%

16%

0%

0%
60

65

70

75

80

Siklus I

6%

6%
85

90

95

100

39

4.1.3.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I
a. Pertemuan Pertama Siklus I
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh bapak Ana Aristiana,
A.ma dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus I
No

Indikator

Butir
Pengamatan

Hasil observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

4

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

2

1

Jumlah

16

15

1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh guru. Terdapat 15 butir
pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana
dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada proses pembelajaran, guru tidak
bersama siswa membahas hasil pembelajaran sebelum menarik kesimpulan yang
dilakukan dalam pembelajaran yang disebabkan oleh keterbatasan waktu dalam
pembelajaran, sehingga guru tidak melaksanakan kegiatan tersebut.
Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pebelajaran terlaksana
dengan cukup baik sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping. Namun masih ada salah satu kekurangan kegiatan yang
belum terlaksana seperti keterangan diatas.

40

Tabel 4.6
Hasil Observasi Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus I
No

Indikator

Butir
Pengamatan

Hasil Observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

4

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

1

1

Jumlah

16

15

1

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksankan oleh siswa. Terdapat 16 butir
pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana
dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Dalam proses pebelajaran, siswa belum
melakukan pembahasan hasil pembelajaran bersama guru.
Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran
terlaksana dengan cukup beik sesuai dengan penerapan model pembelajaran
kooperatif melalui mind mapping. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan
yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.
b. Pertemuan Kedua Siklus I
Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan bapak Ana Aristiana,
A.ma. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

41

Tabel 4.7
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No
Indikator
Butir
Hasil observasi
Pengamatan
Ya
Tidak
1.

Kegiatan awal

4

3

1

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

1

0

16

15

1

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 1 indikator kegiatan
pembelajaran san belum semua indikator dilaksankan oleh guru. Terdapat 15 butir
pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana
dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada kegiatan awal guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum
proses pembelajaran terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping. Namun masih ada kekurangan
beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

Tabel 4.8
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I
No
Indikator
Butir
Hasil observasi
Pengamatan
Ya
Tidak
1.

Kegiatan awal

4

3

1

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

1

0

16

15

1

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan
pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh siswa. Terdapat 15

42

butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak
terlaksana dari keseluruhan 16 butir pengamatan. Pada kegiatan awal siswa tidak
menyimak tujuan pembelajaran yang seharusnya disampaikan oleh guru. Dari
pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan
cukup baik sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana
seperti keterangan diatas.

4.1.3.3 Refleksi Siklus I
a. Hasil Belajar Siswa
Evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes pada akhir
pembelajaran siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas pada pra siklus yang semula 76,9 meningkat
menjadi 82,9 pada siklus I dan persentase ketuntasan dari pra siklus yang hanya
61% menjadi 80,7%.
b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi, penerapan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping guru sudah berjalan dengan baik, namun ada kegiatan yang
tidak terlaksana pada pertemuan pertama yaitu Pada proses pembelajaran, guru
tidak membahas hasil pembelajaran bersam dengan siswa. Pada pertemuan kedua
yaitu pada proses pembelajaran, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
Hal ini berdampak pada proses pembelajaran, dimana pada awal pembelajaran
siswa masih kebingungan pembelajaran apakah yang akan didapatkan dalam
pembelajaran.
Jika guru tidak membahas bersama siswa membahas hasil pembelajaran,
maka guru tidak bisa meluruskan pemahaman siswa yang masih kurang sesuai
dengan tujuan pembelajaran

sebelum

melakukan kesimpulan kegiatan

pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa dimana guru tidak bisa
meluruskan pemahaman siswa yang masih kurang tepat sebelum melakukan
kesimpulan kegiatan pembelajaran dengan tapat dan hasil belajar siswa masih di
bawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

43

4.1.3.4 Tindak Lanjut Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa dan persentase ketuntasan sudah terjadi peningkatan, namun hasil ini belum
mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan jumlah siswa.
Meskipun penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping oleh
guru sudah berjalan dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa
kekurangan. Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan
diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, dan untuk kelebihan yang ada
akan dipertahankan.

4.1.4 Deskripsi Siklus II
Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi hingga diperoleh data dari
hasil pembelajaran siklus I menggunakan penerapan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping maka dilakukan
penelitian tindak lanjut dengan melakukan perencanaan penelitian siklus II. Pada
siklus II diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan
observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi
waktu 6x35 menit.

4.1.4.1 Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar (KD) 1.4
Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia.
Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan
tindak lanjut. Berdasarkan KD dalam kegiatan pembelajaran dapat ditentukan
model yang akan dilakukan adalan penerapan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping, menyediakan lembar evaluasi hasil belajar, dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat dilakukan oleh guru kelas
5 dan peneliti berperan sebagai pengajar

44

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35
menit pada hari kamis dan jumat tanggal 27-28 Juli 2017. Pada pelaksanaannya,
tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan
berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah dibuat
sebelumnya oleh peneliti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui
mind mapping.

4.1.4.3 Pertemuan Pertama Siklus II
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa
dalam mengawali kegiatan pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,
guru melakukan apersepsi.
Kegiatan inti guru menampilkan gambar-gambar alat peredaran darah
manusia dilanjut tanya jawab dengan siswa untuk mengukur pengetahuan siswa.
Guru membagi siswa kedalam kelompok dengan beranggotakan 5-6 anak pada
setiap kelompoknya. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai identifikasi dan
fungsi alat peredaran darah manusia dengan menampilkan gambar alat peredaran
darah. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok
yang berisi potongan topik utama, sub topik dan kertas karton untuk didiskusikan
kelompok. Guru memberikan kartu kendali untuk pengendalian proses berpikir
siswa dalam mengembangkan mind mapping. guru memberikan perintah untuk
membuat mind mapping tentang materi yang telah dibahas bersama. Siswa
melakukan kerja kelompok untuk mengembangkan topik dan subtopik materi
sehingga membantuk mind mapping. siswa manarik garis antar topik dan ubtopik
untuk dijadikan mind mapping. sisbersama kelompok mempresentasikan hasil
didepan kelas dan guru memberikan kesempatan bagi kelompok lain untuk
menanggapi kelompok yang maju. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa
membahas hasil pmebelajaran dan menarik kesimpulan bersama.

45

4.1.4.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus II
Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan peneliti,
tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar.
Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh
guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai
oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kegiatan yang belum
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP dengan mengacu pada lembar
observasi siklus I.

4.1.4.5 Pertemuan Kedua Siklus II
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan
memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa
dalam mengawali kegiatan pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran,
guru melakukan apersepsi.
Pada kegiatan inti guru mengajak siswa untuk mengecek adanya denyut
nadi dan denyut jantung pada tubuh masing-masing siswa. guru menjelaskan
adanya peredaran darah didalam tubuh manusia. Guru membagi siswa dalam
kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 anak. Guru
menampilkan alur peredaran darah manusia dengan dilanjutkan tanya jawab dengan
siswa. guru menjelaskan gangguan apa saja yang dapat dialami pada peredaran
darah manusia. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing
kelompok yang berisi potongan topik utama, subtopik dan kertas karton. Guru
membagikan kartu kendali untuk menjadikan pengendalian pengembangan mind
mapping yang akan dibuat siswa. siswa bekerja sama dalam kelompok untuk
mengembangkan topik dan subtopik materi sehingga membentuk mind mapping.
siswa menarik garis antar topik dan subtopik untuk dijadikan mind mapping. untuk
mengantisipasi siswa yang gaduh karena kebingungan dalam pembelajaran, guru
memanfaatkan kartu pintar yang berisikan materi pelajaran untuk membantu siswa.
siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil didepan kelas dan kelompok lain
bertanya kepada kelompok yang memaparkan hasil mind mapping yang dibuat.

46

Pada kegiatan penutup, guru bersa,a siswa membahas hasil pembelajaran dan
membuat kesimpulan bersama dilanjut dengan tes evaluasi siklus II.
4.1.4.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus II
Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas
guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada
kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru
kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh
guru kelas pada siklus I dan pertemuan kedua digunakan oleh peneliti sebagai acuan
untuk memperbaiki pada plaksanaan pembelajaran selanjutnya.
4.1.5 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II
Hasil tindakan dan observasi siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil belajar
dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama
penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping. Adapun hasil
belajar siswa dan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada siklus II
sebagai betikut:
4.1.5.1 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II
Hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai soal tes evaluasi yang dikerjakan
siswa pada siklus II pertemuan kedua. Soal evaluasi berjumlah 20 butir soal dengan
berbetuk piliha ganda. Terlihat bahwa nilai hasil belajar siswa kelas 5 pada mata
pelajaran IPA siklus II menunjukkan msaih ada beberapa siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM 70. Dari 31 siswa terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai
dibawah 75 dan 29 siswa memperoleh nilai ≥ 75. Berikut ini akan dijabarkan dalam
tabel ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada silus II sebagai berikut:

47

Tabel 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus II
No
KKM
Keterangan
Frekuensi
Persentase (%)
1.

75

Tuntas

29

93.5%

2.

75

Belum tuntas

2

6.5%

Niai minimum

65

Nilai maksimum

100

Rata-rata

86.2

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus II penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping, tabel diatas menunjukkan
peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus II dengan
KKM 75. Dengan jumlah siswa 31, siswa yang tuntas 93,5% atau 29 siswa, dan
siswa yang tidak tuntas mencapai 6.5% atau 2 siswa. Nilai minimal 65, nilai
maksimal 100, sedangkan nilai rata-rata 86.2. Untuk lebih jelas rincian hasil belajar
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Hasil Belajar IPA Kelas 5
Nilai
65
70
75
80
85
90
95 100 Jumlah
frekuensi
1
1
3
5
6
6
7
2
31
Persentase 3% 3% 9% 16% 20% 20% 23% 6%
100%
Berdasarkan tabel 6 diatas nilai IPAsiklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapatkan nilai pada nilai 52 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, nilai 70
sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%, nilai 75 sebanyak 3 siswa dengan
persentase 9%, nilai 80 sebanyak 5 siswa dengan persentase 16%, nilai 85 sebanyak
6 siswa dengan persentase 6% siswa, nilai 90 sebanyak 6 siswa dengan persentase
20%, nilai 95 sebanyak 7 siswa dengan persentase 23%, dan nilai 100 sebanyak 2
siswa dengan persentase 6%. Berdasarkan tabel diatas berikut diasajikan diagram
4.3 yang akan dilihat sebagai berikut.

48

Gambar 4.3
Diagram Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Pada Siklus II

Siklus II
30%
20%

20% 20%

16%

10%

23%
Siklus II

9%
3%

0%
65

6%

3%
70

75

80

85

90

95

100

4.1.5.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II
a. Pertemuan Pertama Siklus II
Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh bapak Ana Aristiana
A.ma dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang
sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mappinng.
Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus II
No
Indikator
Butir Pengamatan
Hasil Observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

4

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

3

0

16

16

0

Jumlah

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan dan 16
butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara
umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.

49

Tabel 4.12
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II
No
Indikator
Butir Pengamatan
Hasil Observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

3

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

3

0

Jumlah

16

16

0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada
pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan
pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan
kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
b. Pertemuan Kedua Siklus II
Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh bapak Ana
Aristiana, A.ma. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa
yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping. Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.13
Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus II
No
Indikator
Butir Pengamatan
Hasil Observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

3

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

3

0

Jumlah

16

16

0

50

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada
pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan dan 16 butir
pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum
proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
Tabel 4.14
Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II
No
Indikator
Butir Pengamatan
Hasil Observasi
Ya

Tidak

1.

Kegiatan awal

4

3

0

2.

Kegiatan inti

9

9

0

3.

Kegiatan akhir

3

3

0

Jumlah

16

16

0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa
pada pertemuan kedua dapat dianalisis bahwa terdapat 3 indikator kegiatan
pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan
kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
4.1.5.2 Refleksi Siklus II
a. Hasil Belajar Siswa
Evaluasi hasil belajar siswa yng diperoleh dari hasil tes pada akhir
pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I yang semula 82,9 meningkat menjadi
86.2 pada siklus II dan persentase ketuntasan dari siklus I yang hanya 80.7%
menjadi 93.5%.
b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi, penerapan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping oleh guru sudah berjalan dengan baik. Hal ini berdampak

51

pada hasil belajar siswa yang meningkat, dan siswa mudah dalam memahami
pembelajaran.
4.1.5.4 Tindak Lanjut Siklus II
Dilihat dari observasi, guru telah memperbaiki kekurangan yang terdapat
pada siklus I dalam pelaksanaan siklus II ini, sehingga hasil belajar siswa dapat
mencapai persentase ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 90%. Pada siklus II
persentase ketuntasan sudah mencapai 93.5%, dari 31 siswa yang tuntas 29 siswa
sedangkan yang tidak tuntas 2 siswa. Dengan demikian penelitian ini dikatakan
telah berhasil karena persentase ketuntasan lebih dari 90%. Dikarenakan target
indikator kerja telah tercapai pada siklus II, maka penelitian ini hanya dilakukan
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.2

Hasil Analisis Data
Analisis data akan diuraikan melalui perbandingan rata-rata hasil belajar

siswa kelas 5 SD Negeri 1 Jumo pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dengan
perbandingan yang dilakukan, dapat diketahui perbedaan dan peningkatan yang
ditentukan. Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

No

Tabel 4.15
Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Ketuntasan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Jumlah Persen Jumlah
Siswa (%)
Siswa

Persen
(%)

Jumlah
Siswa

Persen
(%)

1

Tuntas

19

61%

25

80,7%

29

93.5%

2

Tidak Tuntas

12

39%

6

19,3%

2

6.5%

Jumlah

38

100%

38

100%

38

100%

52

Sesuai tabel perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA, terdapat
peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus hanya 19 siswa
yang tuntas mencapai KKM dengan persentase (61%) sementara untuk siswa yang
tidak tuntas berjumlah 12 siswa (39%). Siklus I terdapat 25 siswa tuntas (80,7%)
dan 6 siswa tidak tuntas (19,3%). Indikator keberhasilan ketuntasan belum tercapai
pada siklus I, oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Siklus II telah
terlaksana dan didapat 29 siswa (93.5%) mencapai ketuntasan hasil belajar, namun
masih terdapat 2 siswa (6.5%) yang belum tuntass. Dengan demikian dari setiap
tindakan mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Perbandingan
persentase ketuntasan hasil belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat
digambarkan dala diagram sebagai berikut:
Gambar 4.4
Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

93%
81%
61%
Tuntas

39%

Tidak Tuntas

19%
7%
Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Selain ketuntsan belajar yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa
juga mnegalami peningkatan. Perbandingan persentase nilai rata-rata hasil belajar
IPA dapat dilihat dalam tabel 4.16.

53

Tabel 4.16
Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar IPA
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Tindakan
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Nilai Rata-rata
Hasil Belajar IPA

76.9

82.9

86.2

Dari tabel diatas terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus dengan nilai rata-rata 76.9, kemudian
setelah mendapatkan tindakan pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 82.9
dan sesudah dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA
meningkat menjadi 86.2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dalam pembelajaran IPA dapat
mengurangi jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Selain itu penerapan
model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1 Jumo93.5%.
4.3

Pembahasan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas 5 SD

Negeri 1 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun ajaran
2017/2018, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di siklus I dan siklus II dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping.
Rincian data peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah
sebagai berikut:
4.3.1 Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi tahap pra silus di kelas 5 SD Negeri 1 Jumo,
ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajajaran IPA masih rendah. Hal
ini berdasarkan hasil belajar siswa masih banyak siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM, dimana KKM yang di tentukan adalah 75. Dari jumlah 31 siswa
yang mencapai KKM ada 19 siswa dengan persentase 61%, terlihat bahwa
perolehan nilai di kelas 5 masih rendah. Meskipun nilai tertinggi telah mencapai 90

54

tetapi nilai terendah 60. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 1
Jumo disebabkan adanya pemilihan model belajar yang kurang tepat, sehingga
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guru memerlukan pembelajaran yang lebih
inovatif. Kondisi tersebut membuat siswa kurang mempunyai penguasaan materi
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
Akibat pemilihan model belajar yang kurang tepat siswa sulit memahami
apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa merasa cepat bosan. Dengan
penerapan model belajar yang kurang tepat, siswa tidak mendapatkan pengalaman
belajar yang menyenangkan dan mudah diserap oleh siswa. Hal ini akan berdampak
pada pemahaman siswa terhadap materi sehingga berpengaruh dengan hasil belajar
siswa.
Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping ini sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran IPA, karean
penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind mapping dapat melejitkan
pemikiran siswa dalam mengembangkan pemikiranya. Pada hakikatnya mind
mapping digunakan untuk membrainstorming suatu topik sekaligus menjadi model
ampuh bagi pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
melalui mind mapping pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai
berikut:
4.3.2 Siklus I
Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai
25 siswa dengan persentase 80,7% dan siswa tidak mencapai KKM 75 berjumlah 6
siswa dengan persentase 19.3%. Rata-rata nilai kelas adalah 82.9 dengan nilai
minimal 60 dan nilai maksimal 100.
4.3.3 Siklus II
Siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif melalui mind
mapping. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM 75 mencapai
29 siswa dengan persentase 93.5% dan siswa tidak mencapai KKM 75 berjumlah
2 siswa dengan persentase 6.5%. Rata-rata nilai kelas adalah 86.2 dengan nilai
minimal 65 dan nilai maksimal 100. Berdasarkan data yang diperoleh dan

55

pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif melalui mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa
kelas 5 SD Negeri 1 Jumo.