Materi ekonomi Sma Ma Kelas X Semester

Pergerakan Dan Pergeseran Kurva
Permintaan
By Budi Wahyono On 1:15 AM

Setelah membahas Pengertian Permintaan dan Tabel serta Kurva
Permintaan, maka pada artikel kali ini kita akan membahas tentang
Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan.

Mengapa ada Pergerakan dan Pergeseran??
Sebelum membahas materi ini lebih lanjut, perlu dipahami tentang
perbedaan pergerakan dan pergeseran dalam konsep kurva permintaan ini.
Kami sengaja menggunakan dua istilah tersebut (pergerakan dan
pergeseran) untuk memudahkan pembaca dalam memahami konsep ini.
Pergerakan yang dimaksud di sini adalah pergerakan titik di sepanjang kurva
permintaan, sedangkan Pergeseran adalah pergeseran kurva permintaan ke
kanan maupun ke kiri.

Pergerakan Kurva Permintaan
Pergerakan kurva permintaan merupakan pergerakan yang terjadi di
sepanjang kurva permintaan yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah
produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari perubahan harga produk

tersebut.
Jadi, jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva
permintaan adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan.
Pergerakan ini sejalan dengan Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang
naik, maka jumlah permintaan akan turun, sehingga titik pada kurva
permintaan akan bergerak ke kiri.
Untuk lebih jelasnya, kami tampilkan dalam contoh kurva berikut ini:

Pergerakan di Sepanjang Kurva Permintaan

Dalam kurva permintaan di atas, diketahui bahwa harga es krim naik dari
$1.00 menjadi $2.00 sebagai akibat dari adanya pajak (tax).
Peningkatan harga es krim ini mengakibatkan jumlah permintaan es krim
turun dari 8 menjadi 4, dan terjadi pergerakan di sepanjang kurva
permintaan yaitu dari titik A ke B.

Pergeseran Kurva Permintaan
Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik
ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah
produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali

faktor harga produk tersebut.
Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah pendapatan konsumen,
harga produk lain, selera, harapan, dan jumlah pembeli.
Contoh:
Pendapatan Konsumen
Untuk barang normal, apabila pendapatan konsumen meningkat, maka
jumlah barang yang diminta akan meningkat pula dan kurva permintaan
akan bergeser ke kanan.
Sedangkan untuk barang inferior, apabila pendapatan konsumen meningkat,
maka jumlah barang yang diminta akan turun dan kurva permintaan akan
bergeser ke kiri.

Apabila digambarkan dalam sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai
berikut:

Pergeseran Kurva Permintaan ke Kanan (Barang Normal)

Kesimpulan:
1.


Pergeseran Kurva Permintaan ke Kiri (Barang Inferior)

Pergerakan di sepanjang kurva permintaan disebabkan oleh harga
produk yang bersangkutan.

2.

Pergeseran kurva permintaan disebabkan oleh berbagai faktor selain
harga produk tersebut.

Tabel Dan Kurva Penawaran
By Budi Wahyono On 10:08 PM

Artikel kemarin membahas tentangTabel dan Kurva Permintaan, nah…
untuk kali ini akan dibahas pasangan dari artikel tersebut, yaitu Tabel dan
Kurva Penawaran.
Pembahasan dalam artikel ini diharapkan dapat lebih memahamkan
pembaca tentang konsep penawaran yang telah dibahas dalam artikel
Pengertian Permintaan dan Penawaran.


Tabel Penawaran
Tabel penawaran merupakan tabel yang menunjukkan berapa banyak
produk yang akan ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.
Tabel penawaran ini merupakan dasar atau panduan untuk membuat Kurva
Penawaran.
Berikut diberikan contoh tabel penawaran untuk produk es krim. Tabel
tersebut di bawah menunjukkan berbagai kombinasi jumlah es krim yang
akan ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga.

Tabel Penawaran

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketika harga es krim $0.50; jumlah
es krim yang akan ditawarkan produsen adalah 0. Namun, ketika harga es
krim meningkat menjadi $1.00; jumlah es krim yang akan ditawarkan
produsen naik menjadi 1, dan seterusnya hingga harga es krim $3.00 dan
jumlah es krim yang akan ditawarkan produsen 5.

Kurva Penawaran
Merupakan grafk yang mengilustrasikan berapa banyak produk yang akan
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu. Kurva penawaran

membentuk slope positif dari kiri bawah ke kanan atas.
Mengapa Kurva Penawaran membentuk Slope Positif???
Kurva penawaran membentuk slope positif karena sesuai dengan Hukum
Penawaran yaitu bahwa harga produk berbanding lurus dengan jumlah
produk yang akan ditawarkan produsen. Sebagaimana terlihat dalam tabel
penawaran di atas, ketika harga es krim naik, jumlah es krim yang akan
ditawarkan produsen juga naik.
Apabila tabel penawaran tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka
akan membentuk kurva penawaran sebagai berikut:

Kurva Penawaran

Kondisi-kondisi tersebut berlaku dengan syarat “Cateris Paribus” atau
apabila kondisi hal-hal yang lain tetap sama (all other things being equal).

Tabel Dan Kurva Permintaan
By Budi Wahyono On 6:23 PM

Artikel


Tabel dan Kurva Permintaan ini

merupakan

lanjutan dari artikel Pengertian Permintaan. Untuk membahas lebih dalam
tentang Permintaan, maka artikel ini dibuat sebagai pelengkap artikel
'Pengertian Permintaan' tersebut.
Untuk lebih memahami konsep Permintaan, maka selain mempelajari
pengertian permintaan, kita juga harus mempelajari Tabel dan Kurva
Permintaan.

Tabel Permintaan
Merupakan tabel yang menunjukkan berapa banyak produk yang dibeli oleh
konsumen pada tingkat harga tertentu. Tabel permintaan ini merupakan
dasar atau panduan untuk membuat Kurva Permintaan.
Berikut kami berikan contoh tabel permintaan untuk produk es krim.
Tabel tersebut di bawah menunjukkan berbagai kombinasi jumlah es krim
yang dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga

Tabel Permintaan


Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketika harga es krim $0.00; jumlah
es krim yang dibeli konsumen adalah 12. Namun, ketika harga es krim
meningkat menjadi $0.50; jumlah es krim yang dibeli konsumen turun
menjadi 10, dan seterusnya hingga harga es krim $3.00 dan jumlah es krim
yang dibeli konsumen 0.

Kurva Permintaan
Merupakan kurva yang menunjukkan berapa banyak produk yang dibeli oleh
konsumen
pada
tingkat
harga
tertentu.
Kurva
permintaan
membentuk slope negatif dari kiri atas ke kanan bawah.
Mengapa Kurva Permintaan membentuk SlopeNegatif???
Kurva permintaan membentuk slope negatif karena sesuai dengan Hukum
Permintaanyaitu bahwa harga produk berbanding terbalik dengan jumlah

produk yang dibeli konsumen. Sebagaimana terlihat dalam tabel permintaan
di atas, ketika harga es krim naik, jumlah es krim yang dibeli konsumen
turun.
Apabila tabel permintaan tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka
akan membentuk kurva permintaan sebagai berikut:

Kurva Permintaan

Kondisi-kondisi tersebut berlaku dengan syarat “Cateris Paribus” atau
apabila kondisi hal-hal yang lain tetap sama (all other things being equal).

Model Pembelajaran & RPP
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF YANG DIREKOMENDASIKAN DI SMP
NASIONAL KPS

1. EXAMPLES NON EXAMPLES
Langkah-langkah
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Kesimpulan

2. PICTURE AND PICTURE
Langkah – Langkah
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

3. NUMBERED HEAD TOGETHERS
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain
6. Kesimpulan

4. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
5. Sementara pendengar :
6. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
7. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
8. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar
dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
9. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

10.Penutup

5. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor dan
diberikan tugas yang berangkai
3. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan
hasil pekerjaan
dan seterusnya
4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil
kerja sama mereka
5. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
6. Kesimpulan

6. STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota
4. kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
6. Memberi evaluasi
7. Kesimpulan

7. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
Langkah-langkah :
1.
2.
3.
4.

Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok 2 – 5 anggota tim
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup

8. PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefnisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refeksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

9. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan
dua orang
4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya
5. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum
dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

10. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
jawaban
Langkah-langkah :

alternatif

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil

diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

11. MAKE – A MATCH
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal
dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

12. THINK PAIR AND SHARE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfkir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para
siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup

13. DEBATE
Langkah-langkah :
1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya
kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan
oleh kedua kelompok diatas
3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya
kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh

kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa
mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis inti/ide-ide
dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang
diharapkan guru terpenuhi
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan/rangkuman

14. ROLE PLAYING
Langkah-langkah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kbm
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.Evaluasi
11.Penutup

15. GROUP INVESTIGATION
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan
siswa untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

16. TALK STIK
Langkah-langkah :

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan
siswa untuk menutup bukunya
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian
besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari
guru
5. Guru memberikan kesimpulan
6. Evaluasi
7. Penutup

17. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan
pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang
lain
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan
yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula
6. penutup

18. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi

8. Penutup

19. STUDENT FACILITATOR AND EXPAINING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada
peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui
bagan/peta konsep maupun yang lainnya
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6. Penutup

20. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25
sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler
masing-masing siswa
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam
kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau
benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau
diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
Penutup

21. EXPLISIT INTRUCTION (PEMBELAJARAN LANGSUNG) –DI
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan
Langkah-langkah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
Membimbing pelatihan
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
penutup

22. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan

memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup

23. COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
1.
2.
3.
4.

siswa membentuk lingkaran besar saling berhadapan
siswi mengambil pertanyaan secara acak(diundi)
siswa mengambil jawaban secara acak (diundi)
dalam waktu bersamaan (dan ditentukan) antara siswa dan siswi
mencari soal dan jawaban yang sesuai
5. siswa yang telah mendapatkan pasangan jawaban kemudian
membacakan dan diberi skor

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah

: SMP Gula Putih Mataram

Kelas / Semester

: IX (Sembilan)/Semester 1

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)/Biologi

Standar Kompetensi
Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
1.3. Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan
Indikator

 Membandingkan bentuk/bangun bagian organ dan/atau organ penyusun
sistem syaraf pada manusia

 Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang belakang, dan sel
saraf dalam sistem koordinasi

 Menunjukkan bagian-bagian alat indra dan fungsinya

 Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
Alokasi waktu

: 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan )

A. Tujuan
Pembelajaran

Agar peserta didik dapat:

1.
2.
3.
4.

membedakan macam-macam sel saraf
menjelaskan fungsi masing-masing sel saraf
menyebutkan bagian-bagian sel saraf
melengkapi bagan sel-sel saraf
5. mengurutkan jalannya rangsang pada gerak biasa dan gerak refek
B. Materi Pembelajaran

Nervous system and sensoric organ in humans

C. Metode/model
Pembelajaran

Kolaborative Learning

D. Langkah- langkah
Kegiatan
Pertemuan Kesepuluh (Kolaborative lerarning)

No

Kegiatan

Aktivitas Aktivitas
guru
siswa

Waktu

bertanya menjawab

5 mnt

2 x 40’

Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan apersepsi

1

ü
Guru menampilkan gambar orang
menginjak paku (kemudian bertanya ke siswa
apa yang dirasakan orang tersebut? Mengapa
demikian?

ü
Menampilkan gambar orang kedinginan (apa
yang dirasakan orang tersebut? Mengapa demikian?
ü
Menampilkan gambar sel saraf sensorik, motorik
dan penghubung (gambar apakah ini?)
Kegiatan inti
1

Game Pembentukan kelompok (4-5 siswa tiap
kelompok)

ü
Guru meminta siswa mengambil kertas yang
berisi nama-nama buah
ü
Kemudian meminta siswa untuk bergabung ke
siswa lain yang memiliki nama buah yang sama.

Memberik Melakukan 5 mnt
an
intruksi guru
intruksi

Kemudian mengelompok berdasarkan nama buah
tersebut
2

Guru memberikan penjelasan materi pelajaran
melalui slide (power point)

memperhati 15 mnt
kan

3

Guru menampilkan gambar-gambar bagianbagian sel saraf

memperhati 5 mnt
ka

4

Guru membagikan lembar kerja siswa dan
memberikan penjelasan cara penggunaanya

Mempelajari 3 mnt
LKS

5.

Mendiskusikan pengisian Lembar kerja siswa

Menilai
menilai

6

Guru meminta siswa melaporkan hasil kerja
kelompok secara bergantian dan siswa
mempresentasikannya

2 mnt

7

Guru memberikan penguatan atas konsep yang menilai
benar dan meluruskan konsep yang salah. Dan
memberikan penghargaan kepada siswa

8

Guru memberikan evaluasi dan melakukan
koreksi bersama

20 mnt

15 mnt
presentasi

menilai

7 mnt

Penutup
1

guru memberi tugas rumah /pekerjaan rumah

2 mnt

2

Menutup pelajaran

1 mnt

E.

Sumber belajar
Buku

Halaman Lain-lain

Yrama widya

115 – 126 Encarta

IPA terpadu

Gambar-gambar sel saraf
Slide Power point

1.

a. Rubrik Penilaian

Affectives

Objectives 80 – 100

54 – 79

< 54

Sikap
Sikapnya baik dalam
dalam
pembelajaran dan
pembelajar selalu memberikan

Sikapnya baik dan
tidak terlalu aktif

Tidak
menunjukkan
respon baik

an

support teman dan aktif dikelas
dikelas

terhadap
pembelajaran(pasi
f) dikelas

Hasrat atau
keinginan
untuk
belajar

Selalu berkeinginan
Hanya berkeinginan
belajar dengan
untuk belajar pada
sungguh-sungguh
saat pembelajaran
dilihat dari
yang sedang
catatan ,bertanya atau berlangsung
menjawab pertanyaan
dari guru maupun siswa

Kurang
berkeinginan
untuk mengikuti
pembelajaran

Usaha atau Selalu menunjukkan
upaya dan usaha sebaik mungkin
keberanian dengan membawa
perlengkapan yang
akan
ditanyakan,rapi,catatan
,

Tidak banyak
melakukan usaha
atau upaya untuk
belajar

Kurang berusaha
dan berupaya
untuk belajar

Tidak selalu
menyelesaikan
tugas atau
pekerjaan rumah
dengan benar dan
tepat waktu

Tidak pernah
menyelesaikan
tugas atau
pekerjaan rumah
dengan benar dan
tidak tepat waktu

dan serius dalam belajar
Menyelesai
kan
pekerjaan
rumah dan
kebiasaan
kerjanya

Selalu menyelesaikan
pekerjaan rumah atau
tugas dengan benar
dan membuatnya atau
mengumpulkannya
tepat waktu

Psychomotoric

objectives 80 – 100

54 – 79

< 54

Presentasi

Hanya dapat
menjelaskan hasil
percobaan dan
hanya dapat
menjawab
beberapa
pertanyaan

Tidak dapat
menjelaskan hasil
percobaan dan
tidak dapat
menjawab
pertanyaan

Dapat menjelaskan hasil
percobaan dengan baik
berdasarkan
pengetahuan serta dapat
menjawab pertanyaan
dengan jelas

Melengkapi Dapat melengkapi
Dapat melengkapi Dapat melengkapi
gambar
gambar sel saraf dengan bagian sel saraf 60 bagian sel saraf
lengkap
% lebih
kurang dari 59
persen
Urutan
skema

Dapat mengurutkan
skema gerak refek dan

Dapat
mengurutkan

Dapat
mengurutkan

biasa secara sempurna
dan lengkap

skema gerak
refek dan biasa
tetapi masih
terdapat urutan
yang tidak
singkron

skema gerak
refek dan biasa
kurang dari 50

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selamat berjumpa dengan Program Diklat Bahasa Indonesia Tingkat Dasar.
Program DIKLAT ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
profesionalisme dan kinerja guru secara berkelanjutan. Bahan Ajar ini membahas
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan sasaran guru Bahasa Indonesia
MTS. Bahan Ajar ini diharapkan dapat mempermudah guru dalam memahami dan
menerapkan Model pembelajaran bahasa Indonesia di MTS.
1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya Bahan Ajar ini agar para guru bahasa Indonesia MTS:
1) memiliki pengetahuan yang memadai tentang Model pembelajaran bahasa Indonesia di
MTS;
2) mengembangkan kreativitas guru dalam menyiasati standar isi mata pelajaran bahasa
Indonesia dalam bentuk pembelajaran yang bermakna dan bernuansa PAKEM; dan
3) mampu menerapkan model yang sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia
sesuai dengan tuntutan standar isi dan silabus.
BAB II
MODEL PEMBELAJARANBAHASA INDONESIA
A. Konsep Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi
Istilah pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran sering dikacaukan
pengertiannya dan sering pula digunakan untuk mengacu pada makna yang sama.

Istilah pendekatan, metode, dan teknik pada dasarnya memiliki perbedaan antara satu
dan yang lain.
Pendekatan (approach) merupakan seperangkat asumsi yang berhubungan
dengan hakikat belajar dan mengajar. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
strategi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
Selanjutnya, teknik pembelajaran sering disamakan artinya dengan metode
pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely
dalam Uno, 2008:2).
Metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,
yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan
tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, yang bersifat implementatif.
Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru dapat saja sama,
tetapi implementasinya di kelas akan berbeda. Inilah yang dikenal sebagai teknik.
Majid (2005:132) mengemukakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai
seperangkat asumsi mengenai belajar-mengajar Belajar-mengajar dalam hal ini
mencakup semua bidang studi sehingga dikenal adanya pendekatan dalam
pembelajaran bahasa, pendekatan dalam pembelajaran matematika, pendekatan dalam
pembelajaran IPS, dan pendekatan dalam pembelajaran bidang studi-bidang studi yang
lain, di samping adanya pendekatan yang dikenal secara umum dalam bidang
pembelajaran apa pun. Metode adalah rencana menyeluruh tentang penyajian bahan
ajar secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Teknik adalah
kegiatan spesifik yang diimplementasikan dalam kelas sesuai dengan metode dan
pendekatan yang dipilih. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan bersifat
aksiomatis, metode bersifat prosedural, dan teknik bersifat implementasional.
Selanjutnya, masih berkenaan dengan pendekatan, metode, dan teknik, Dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, umpamanya, dikenall beberapa macam pendekatan,
di antaranya pendekatan keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan
komunikatif, pendekatan integratif, pendekatan kebermaknaan (whole language), dan
pendekatan yang populer dewasa ini, yaitu PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan). Istilah pendekatan dalam konteks pembelajaran bahasa mengacu

kepada teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi
sebagai landasan dan prinsip pembelajaran bahasa (Syafi’ie dalam Rahim, 2005:31).
Pendekatan yang dianut akan menentukan metode yang dipandang sesuai
dengan pendekatan dan metode yang ditetapkan akan terimplikasikan pada teknik
pembelajaran. Dua orang guru atau lebih dapat saja menggunakan metode
pembelajaran yang sama dalam RPP mereka, tetapi akan tetap berbeda dalam teknik
pembelajaran di kelas. Dengan perkataan lain, implementasii pembelajaran di kelas
atau teknik pembelajaran guru yang satu akan berbeda dengan teknik pembelajaran
guru yang lain.
Sebagai contoh, dalam RPP yang disusun bersama oleh guru pada kegiatan
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dengan KD: melengkapi karya tulis dengan
daftar pustaka, metode yang disepakatii adalah inkuiri, tanya jawab, dan penugasan.
Dapat dipastikan bahwa dalam praktik pembelajaran di kelas akan terdapat perbedaan
antara guru yang satu dan guru yang lain. Inilah yang dikenal sebagai teknik
pembelajaran.
Selanjutnya berkenaan dengan strategi. Dalam konteks pembelajaran, strategi
dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan
yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Oleh karena itu, seorang guru
dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen
pembelajaran sehingga terjalin keterkaitan fungsi antarkomponen pembelajaran
dimaksud. Strategi berarti pilihan pola kegiatan belajar-mengajar yang diambil untuk
mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru
memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi
belajar-mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam
arti efek instruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses
belajar mengajar, maupun dalam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir
kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam
proses belajarnya (Sabri, 2007:1)
Uno (2008:1) mengemukakan beberapa pendapat para ahli tentang strategi
pembelajaran sebagai berikut.
1) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu (Kozna, 1989).
2) Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran

dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang
dapat
memberikan pengalaman belajar peserta didik (Gerlack dan Ely, 1980).
3) Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembel- ajaran bukan
hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar, melainkan termasuk juga
pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik (Dick dan Carey, 1990).
4) Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setiap tingkah laku yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
dipraktikkan (Groppper, 1990).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas berkenaan dengan konsep strategi
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang akan dipilih dan digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya pada akhir
pembelajaran (Uno, 2008:2).
Apabila kita mencermati kembali definisi strategi pembelajaran sebagaimana
yang dipaparkan di atas, jelas disebutkan bahwa strategi pembelajaran harus
mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran
mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur
dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Dalam konteks ini, menarik pula untuk disimak uraian yang diberikan oleh
Sanjaya (2005:100-1001). Menurutnya, di samping istilah strategi, metode, dan teknik,
dalam konteks pembelajaran ada juga istilah model mengajar (models of teaching).
Istilah ini dipopulerkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil, dalam bukunya yang sangat
terkenalModels of Teaching (1971). Dalam bukunya itu, Joyce mengupas lebih dari 25
model mengajar yang dikelompokkan dalam 4 kelompok (family), yaitu (1) Kelompok
Model Pemrosesan Informasi (The Information Processing Family), (2) Model Pribadi
(The Personal Family), (3) Kelompok Sosial (The Social Family), dan (4) Kelompok
Model Tingkah Laku (Behavioral Models of Teaching).
Jika dilihat dari uraian suatu model mengajar, tampaknya model lebih luas dari
suatu strategi. Dalam suatu model mengajar ditentukan bukan hanya apa yang harus
dilakukan guru, melainkan menyangkut empat hal pokok, yaitu tahapan-tahapan model,

sistem sosial yang diharapkan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem
penunjang yang diisyaratkan.
Terdapat istilah lain yang lebih umum dari sitilah strategi dan model
pembelajaran, yaitu istilah pendekatan (approach). Pendekatan memang tidak sama
dengan strategi ataupun model. Pendekatan adalah istilah yang diberikan untuk hal
yang bersifat lebih umum, dan strategi adalah penjabaran dari pendekatan yang
digunakan. Roy Killen (1998), contohnya membedakan istilah pendekatan dengan
strategi. Bagi Killen, ada dua pendekatan yang dapat digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
atau teacher-centered approaches danstudent-centered approaches. Kemudian Killen
merinci berbagai strategi pembelajaran yang termasuk ke dalam kedua pendekatan di
atas.
Uraian di atas menegaskan bahwa proses pembelajaran dapat dimulai dari
istilah pendekatan, kemudian dari pendekatan itu dijabarkan pada model pembelajaran,
strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik dan taktik (Sanjaya, 2005:100101).
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dibicarakan pada bagian ini tidak sepenuhnya disebut
sebagai metode pembelajaran bahasa Indonesia. Artinya, metode-metode tersebut juga
dikenal dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang lain. Namun, metodemetode tersebut memungkinkan dapat diterapkan dalam rancangan pembelajaran
bahasa Indonesia.
a.
Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk
memecahkan suatu masalah,menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan
atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Apabila proses diskusi melibatkan
seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan
bersifat student centered (berpisat pada siswa) Dikatakan pembelajaran langsung
karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol
aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan
berpusat kepada siswa karena sebagian besarinput pembelajaran berasal dari siswa,
mereka secara aktif aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan
hasil diskusi mereka.
b.
Metode Kerja Kelompok Kecil (Small-Group Work)

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok kecil merupakan metode yang banyak
dianjurkan oleh para pendidik. Metode ini dapat dilakukan untuk mengajarkan materimateri khusus. Kerja kelompok kecil merupakan metode pembelajaran yang berpusat
kepada siswa. Siswa dituntut untuk memperoleh pengetahunan sendiri melalui bekerja
secara bersama-sama. Tugas guru hanyalah memonitor apa yang dikerjakan siswa.
Yang ingin diperolah melalui kerja kelompok adalah kemampuan interaksi sosial, atau
kemampuan akademik atau mungkin juga keduanya.
c. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap
tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan
konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi
yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistis. Sepucuk surat adalah
sebuah produk. Demikian pula, sebuah perintah, pesan, laporan, atau peta, juga merupakan produk
yang dapat dilihat dan diamati. Dengan begitu, produk-produk tersebut dihasilkan melalui
penyelesaian tugas yang berhasil.
Contohnya menyampaikan pesan kepada orang lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan itu dapat dipecah menjadi (a) memahami pesan, (b) mengajukan pertanyaan untuk
menghilangkan keraguan, (c) mengajukan pertanyaan untuk memperoleh lebih banyak informasi, (d)
membuat catatan, (e) menyusun catatan secara logis, dan (f) menyampaikan pesan secara lisan.
Dengan begitu, untuk materi bahasan penyampaian pesan saja, aktivitas komunikasi dapat terbangun
secara menarik, mendalam, dan membuat siswa lebih intensif.
d. Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa
dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan
berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau
fasilitator.
Dalam metode partisipatori siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan
berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara,
gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan
motivasi, pandai berperan sebagai moderator dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
e. Metode Kuantum
Quantum Learning (QL) merupakan metode pendekatan belajar yang bertumpu dari metode
Freire dari Lozanov. QL mengutamakan percepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik
dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak
kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah
fenomena yang kompleks. Segala sesuatu dapat berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi,
serta sejauh mana guru menggubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran maka sejauh
itulah proses belajar berlangsung. Hubungan dinamis dalam lingkungan kelas merupakan landasan
dan kerangka untuk belajar. Dengan begitu, pembelajar dapat mememori, membaca, menulis, dan
membuat peta pikiran dengan cepat.
f.

Metode Konstruktivistik

Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah bahwa belajar itu menemukan. Meskipun guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas
informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai
dari masalah (sering muncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membantu siswa menyelesaikan dan
menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.
Metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada
pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif, strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan
keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar).

C. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dibahas berikut ini diharapkan dapat menjadi
alternatif bagi guru bahasa Indonesia dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas. Penerapan Model-model tersebut dalam pembelajaran bahasa
Indonesia sangat bergantung kepada kreativitas guru, terutama dalam hal
mencermati standar isi dan mengaitkannya denganmodel-model alternatif sehingga
menghasilkan model pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat sasaran.
a.
Pengalaman Penting (Critical Incident )
Model ini
digunakan
untuk
memulai
pelajaran.
Tujuan
dan
penggunaan model ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman
mereka.
Langkah- langkah:

Sampaikan kepada siswa topik atau materi yang akan dipelajari.

Beri kesempatan beberapa menit kepada siswa untuk mengingat pengalaman
mereka yang tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada.

Tanyakan pengalaman apa yang menurut mereka tidak terlupakan.

Sampaikan materi pelajaran dengan mengaitkan pengalaman siswa dengan
materi yang akan disampaikan.
Model ini dapat digunakan dengan maksimal pada mata pealajaran yang bersifat
praktis.
b.

Tebak Pelajaran (Prediction Guide)

Strategi ini digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif
dari awal sampai akhir. Melalui strategi ini siswa diharapkan dapat terlibat dalam
pelajaran dan tetap mempunyai perhatian ketika guru menyampaikan materi.
Pertama kali siswa diminta untuk menebak apa yang akan muncul dalam topik
tertentu. Selama penyampaian materi, siswa dituntut untuk mencocokkan hasil tebakan
mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Langkah-langkah:





Tentukan topik yang akan disampaikan.
Bagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
Guru meminta siswa untuk menebak apa saja yang kira-kira akan mereka

dapatkan dalam pelajaran.

Siswa diminta untuk membuat perkiraan itu di dalam kelompok kecil.

Sampaikan materi pelajaran secara interaktif.

Selama proses pembelajaran siswa diminta untuk mengidentifikasi tebakan
mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Pada akhir pelajaran, tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.
Model ini dapat diterapkan pada hampir semua mata pelajaran. Kelas akan
menjadi dinamis jika diadakan kompetisi antarkelompok untuk mencari kelompok
dengan prediksi yang paling banyak benarnya.
c.
Menilai Kelas (Assessment Search)
Model ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat dan sekaligus melibatkan siswa
untuk saling mengenal dan bekerja sama.
Langkah-langkah:
(1) Buatlah tiga atau empat pertanyaan untuk mengetahui kondisi kelas, pertanyaan itu
dapat berupa:
 Pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran.
 Sikap mereka terhadap materi
 Pengalaman mereka yang ada hubungannya dengan materi
 Keterampilan yang telah mereka peroleh
 Latar belakang mereka
 Harapan yang ingin didapat siswa dari mata pelajaran ini
(2) Tulislah pertanyaan tersebut sehingga dapat dijawab secara kongkret. Contohnya: Apa
yang Anda ketahui tentang.................?
(3) Bagi siswa menjadi kelompok kecil. Beri masing-masing siswa satu pertanyaan dan
minta masing-masing untuk menginterview teman satu grup untuk mendapatkan
jawaban dari mereka.
(4) Pastikan bahwa setiap siswa mempunyai pertanyaan sesuai dengan bagiannya.
Dengan demikian, jika jumlah siswa adalah 18, yang dibagi menjadi tiga kelompok,
akan ada 6 orang yang mempunyai pertanyaan yang sama.
(5) Mintalah masing-masing kelompok untuk menyeleksi dan meringkas data dari hasil
interview yang telah dilakukan.

(6) Minta masing-masing kelompok untuk melaporkan hasil dari apa yang telah mereka
pelajari dari temannya ke kelas.
Catatan:

Siswa dapat diminta untuk membuat pertanyaan sendiri.

Dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama, dan membuat mereka berpasangan
dan menginterview pasangannya secara bergantian.

Minta mereka melaporkan hasilnya ke kelas (variasi ini cocok dalam kelas
besar).
d. Model Pembelajaran pada Aspek Menyimak
1. Pertanyaan dari Siswa (Questions Students Have)
Model ini dapat memotivasi siswa untuk dapat melatih keterampilan
mendengarkan. Belajar membuat pertanyaan dan menganalisis pertanyaan tersebut
dari tingkat kepentingannya untuk dibahas dalam kelas.
Langkah-langkah:

Guru mengondisikan siswa dalam kelas untuk siap dalam pelajaran boleh
dengan bernyanyi atau bertepuk tangan

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai

Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar

Guru menyajikan simulasi wawancara atau rekaman dari radio/TV atau
menonton tayangan TV.

Siswa mendengar dan mencatat hal-hal penting

Setiap siswa menuliskan soal yang berkaitan dengan materi pelajaran (tidak
perlu menuliskan nama).

Setelah semua selesai membuat pertanyaan masing-masing diminta untuk
memberikan kertas yang berisi pertanyaan kepada teman di samping kirinya. Dalam hal
ini, jika posisi duduk siswa adalah lingkaran, akan terjadi gerakan perputaran kertas
searah jarum jam. Jika posisi duduk mereka berderet sesuai dengan posisi mereka
asalkan semua siswa dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari temantemannya.

Pada saat menerima kertas dari teman di sampingnya, siswa diminta untuk
membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya,
maka dia harus memberi tanda centang, jika tidak ingin diketahui atau tidak menarik,
berikan langsung pada teman di samping kiri. Dan begitu seterusnya sampai semua
soal kembali kepada pemiliknya,



Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk

menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan
yang mendapat tanda centang paling banyak.

Siswa bersama Guru menjawab/membahas soal yang paling banyak ceklisnya.
Bisa kelompok A menjawab kelompok B atau sebaliknya.

Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

2. Snow Ball Throwing (Lemparan Bola Salju)
model ini dapat memotivasi siswa belajar dalam mengembangkan pikirannya
melalui kertas-kertas (HVS warna yang jumlahnya tergantung kebutuhan) sebagai
media untuk menuangkan gagasan sesuai instruksi guru.
Langkah-Langkah

Guru membuka pelajaran dengan apersepsi

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran

Siswa mendengarkan teks berita yang diperdengarkan oleh guru

Siswa mencatat hal-hal yang pentingmengenai pokok isi berita yang didengar

Guru menyediakan kertas yang berisi pertanyaan sebagai bola salju

Guru melemparkan bola dan siswa menjawab dan menulis nama pada bola salju

Guru mengumpulkan bola dan membacakan jawaban siswa

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
3. Model A B C Games
Model ABC Games dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan aktif dan
menyenangkan. Siswa diajak berlomba menemukan jawaban secara mandiri dan
secara bersama-sama.
Langkah-Langkah

Guru mengkondisikan kelas dengan tebak-tebakan yang lucu

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran Contoh Mampu menganalisis
laporan perjalanan

Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok (A, B, C) dan mintalah masing-masing
kelompok memberi nama kelompoknya

Guru memperdengarkan teks laporan perjalanan. Siswa mencatat hal-hal
penting

Setiap kelompok menyiapkan anggotanya untuk mengikuti games

Guru menyiapkan pertanyaan yang ditulis pada kartu



Guru meminta siswa yang mewakili kelompok untuk maju ke depan kelas. Guru

menyiapkan flipchard atau papan tulis yang akan digunakan siswa menulis jawaban

Guru memperlihatkan soal kepada siswa. Soal belum bias diperlihatkan pada
siswa lainnya

Siswa yang mengikuti lomba harus menjawab soal sendiri dan tidak bias dibantu
kelompoknya. Kalu tidak bias menjawab baru minta bbantuan pada kelompoknya

Soal selanjutnya digantikan oleh siswa yang lain

Guru menilai jawaban siswa

Guru menyimpulkan materi pembelajaran
4. Get A Star (Raihlah Bintang)
model ini memotivasi siswa untuk mengembangkan kompetensi baik secara
perorangan ataupun kelom