Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Pembelajaran Di Kalangan Guru SD Negeri Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Supervisi Pembelajaran
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka

secara

efektif

(Purwanto,2012:

76).

Sedangkan menurut Pidarta (2009:2) mendefinisikan
supervisi

pendidikan


membina

para

proses

adalah

pendidik

pembelajaran,

sebagai

dalam

termasuk

kegiatan


mengembangkan
segala

unsur

penunjangnya.
Dari

pengertian

tersebut

dapat

diartikan

bahwa supervisi adalah kegiatan pembinaan kinerja
guru

yang


direncanakan

dan

terprogram

agar

tercipta kinerja yang lebih baik. Supervisi sangat
diperlukan karena merupakan usaha yang sifatnya
membantu guru atau melayani guru agar ia dapat
memperbaiki,

mengembangkan,

dan

bahkan


meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya
tujuan pendidikan.
Nealey

dan

(2012:76),menyebutkan

Evans
bahwa

dalam
“…

Purwanto
the

term

‘supervision’ is used to describe those activities which


are primarily and directly concerned with studying
and improving the conditions which surround the
learning and growth of pupils and teacher”.
Selanjutnya Sahertian (2008:19) merumuskan
supervisi sebagai usaha memberi layanan kepada
guru-guru
kelompok

secara
dalam

individual
memperbaiki

maupun
pengajaran.

secara
Kata


kuncinya adalah memberi layanan dan bantuan.
Hartoyo (2006:47) juga memberikan definisi tentang
supervisi, menurutnya supervisi adalah kegiatan
yang

dilakukan

oleh

seorang

supervisor

untuk

membantu orang lain yang disupervisi agar dapat
menemukan solusi atas permasalahan atau kendala
yang dijumpai untuk meningkatkan profesionalisme
dan kinerja mereka.

Dari

definisi

tersebut

dapat

disimpulkan

menjadi beberapa hal, yaitu: (1) Pertama, supervisi
dilakukan

oleh

supervisor

kepada

pihak


yang

disupervisi, dalam hal ini dilakukan kepala sekolah
atau pengawas sekolah terhadap guru, (2) Kedua,
supervisi berbentuk pembinaan, pemberian bantuan
dan layanan, bukanlah kegiatan justifikasi dan
mencari-cari

kesalahan

pihak

yang

disupervisi.

Bahkan seyogyanya gurulah yang mengajukan diri
untuk


disupervisi

karena

menyadari

bahwa

ia

memiliki

permasalahan-permasalahan

pembelajaran
(3)Ketiga,

yang

fokus


harus

utama

segera

dalam

dipecahkan;

supervisi

pembelajaran

adalah untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas
pembelajaran.
Jika

setelah


dilakukan

supervisi

justru

pembelajaran menjadi kurang efektif dan kualitasnya
menurun, maka ada yang salah terhadap supervisi
yang telah dilakukan.Supervisi pembelajaran harus
mendorong guru dalam meningkatkan profesionalitasnya dan memotivasi guru mengaktualisasikan
dirinya menjadi guru yang dinanti kehadirannya oleh
para siswanya. Dengan demikian dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa supervisi pembelajaran adalah
layanan

yang

diberikan

kepada

guru

untuk

meningkat-kan kualitas pembelajaran secara efektif
dan efisien.
1.2.1.Tujuan Supervisi Pembelajaran
Tujuan supervisi pembelajaran adalah untuk
perbaikan pembelajaran yang berhubungan dengan
perencanaan,pelaksanaan,maupun

tindak

lanjut

suatu pembelajaran. Hartoyo(2006:57-73) menyebut
tujuan

supervisidi

membantu

guru

sekolah

adalah:

menyelesaikan

(1)

untuk

masalah,

(2)

membantu

terjadinya
reform),

(learning
komunikasi

refomasi

(3)

dan

pembelajaran

mendukung

penyampaian

terjadinya
informasi,(4)

meningkatkan motivasi guru, (5) mempererat dan
menumbuhkan sinergi, (6) meningkatkan kualitas
sekolah,

(7)

meningkatkan

kualitas

manajemen

pembelajaran, dan (8) meningkatkan manajemen
sekolah.
Sementara itu, Pidarta (2009:3) menyebutkan
tujuan supervisi pendidikan adalah membantu guru
mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya,
membantu kepala sekolah menyesuaikan program
pendidikan dengan kondisi masyarakat setempat,
dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan
kualitas lulusan.
Dengan tegas, Sahertian (2008:19) menyatakan
bahwa

tujuan

memberikan

supervisi

layanan

pendidikan

dan

bantuan

ialah
untuk

meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang
pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa.
Masaong (2013:6-7) menyimpulkan

bahwa

tujuan utama supervisi pembelajaran adalah: (1)
untuk membimbing
mengembangkan

dan

memfasilitasi

kompetensi

profesinya,

guru
(2)

memberi

motivasi

tugasnya

secara

guru
efektif,

agar
(3)

menjalankan

membantu

guru

mengelola kurikulum dan pembelajaran berbasis
KTSP secara efektif; (4) membantu guru membina
peserta didik agar potensinya berkembang secara
maksimal.
Dengan demikian pada dasarnya supervisi
pembelajaran
kemampuan
hasil

bertujuan

untuk

profesional guru

pembelajaran

melalui

meningkatkan

dalam

proses

pemberian

dan

layanan

profesional kepada guru.

1.2.2.Prinsip-prinsip Supervisi Pembelajaran
Pelaksanaan supervisi kini tengah berkembang
ke arah yang konstruktif dan kreatif. Maksudnya
kegiatan supervisi dapat menumbuhkan sikap guru
sebagai

subjek

yang

memiliki

potensi

untuk

mengembangkan diri dengan kreatifitasnya. Oleh
sebab itu, menurut Sahertian (2008: 20) supervisi
harus dilakukan bedasarkan data, fakta dan objektif.
Untuk mewujudkan itu, maka kegiatan supervisi
harus dilakukan dengan empat prinsip, sebagaimana
dikemukakan Sahertian (2008: 20), yaitu: (1) prinsip

ilmiah (saintific), (2) prinsip demokratis, (3) prinsip
kerjasama, dan (4) prinsip konstruktif dan kreatif.
Prinsip ilmiah maksudnya bahwa kegiatan
supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif
yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses
belajar mengajar. Data itu harus direkam sebagai
bukti otentik menggunakan alat perekam seperti
angket,

observasi,

sebagainya.

percakapan

Kegiatan

supervisi

pribadi
tidak

dan

dilakukan

secara mendadak, melainkan dilaksanakan dengan
sistematis, terencana dan kontinyu.
Prinsip

demokratis

mengandung

makna

menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru,
bukan

berdasarkan

berdasarkan

rasa

atasan

dan

kesejawatan.

bawahan,

tapi

Layanan

dan

bantuan yang diberikan kepada guru diberikan
dalam hubungan kemanusiaan yang akrab dan
hangat

sehingga

guru

merasa

nyaman

dalam

mengembangkan tugasnya.
Prinsip kerja sama diwujudkan dengan adanya
“sharing of idea and sharing of experience”dan
memberi motivasi guru untuk dapat tumbuh dan
berkembang bersama-sama. Sementara itu prinsip
konstruktif

dan

kreatif

diwujudkan

melalui

pembentukan suatu suasana dan kondisi yang

menyenangkan bagi guru untuk terus memacu diri
dalam

mengembangkan

kreatifitasnya

potensinya

dalam

upaya

dan

memperbaiki

pembelajaran.
2.2.Pengawas Sekolah
Pelaksana

tugas

supervisi

disebut

sebagai

supervisor. Di dunia pendidikan Indonesia, sesuai
Pedoman

Kerja

Pelaksanaan

Supervisi

yang

diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Dasar,Ditjen
Dikdasmen tahun 1995, pihak-pihak yang memiliki
tugas melaksanakan supervisi antara lain: kepala
sekolah, pengawas/penilik, Kepala Dinas Pendidikan,
dan institusi lain yang terkait dengan kepengawasan.
Dalam Permen PAN dan RB nomor 21 tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya, dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang

secara

berwenang
pembelajaran
pendidikan.
pengawasan
Athfal,

untuk

penuh

pejabat

melaksanakan

dan

manajerial

Bidang

yang

pengawasan
pada

pengawasan

Taman

Sekolah

oleh

satuan
meliputi

Kanak-kanak/Raudhatul

Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah,

pengawasan

rumpun

mata

pelajaran/mata

pelajaran, pendidikan luar biasa, dan bimbingan
konseling.
Sesuai dengan bidang pengawasan, maka jenis
Pengawas

Sekolah

terdiri

dari:

Pengawas

TK/SD/SDLB, Pengawas Rumpun Mata Pelajaran,
Pengawas Luar Biasa, dan Pengawas BK. Pengawas
TK/SD/SDLB

memiliki

tugas

dan

tanggung

jawab,wewenang dan hak penuh dalam menilai dan
membina

TK/SD/SDLB

negeri

maupun

swasta

untuk seluruh mata pelajaran kecuali pendidikan
Agama dan Penjaskes.
1.3.

Tugas Pengawas TK/SD
Pengawas

TK/SD

adalah

tugas

yang

menjalankan fungsi pengawasannya di TK dan SD.
Sebagai pengawas ia sering disebut supervisor. Ben
M. Harris dalam Masaong (2013: 11) mengemukakan
tugas

supervisor,

diklasifikasi

menurutnya

atas

tugas

supervisor

sepuluh bidang tugas yaitu

sebagai berikut:(1) pengembangan kurikulum; (2)
pengorganisasian
(4) penyediaan

pengajaran;
fasilitas;

(3) pengadaan staf;

(5) penyediaan bahan-

bahan; (6)

penyusunan penataran pendidikan, (7)

pemberian

orientasi

anggota-anggota

staf,

(8)

berkaitan dengan pelayanan murid
pengembangan

hubungan

khusus, (9)

masyarakat,

dan

(10)

penilaian pengajaran.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
tugas dan fungsi pengawas meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil
pengawasan.
Tugas pokok Pengawas Sekolah berdasarkan
Permen PAN dan RB nomor 21 tahun 2010 adalah
melaksanakan tugas pengawasan pembelajaran dan
manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi
penyusunan

program

pengawasan,

pelaksanaan

pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan)
Standar

Nasional

pembimbingan

dan

Pendidikan,
pelatihan

penilaian,

professional

guru,

evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan,
dan

pelaksanaan

tugas kepengawasan di daerah

khusus.
Tugas supervisi pembelajaran menurut Jon
Wiles

dan

Masaong

Joseph Bondi

(2013:

administratif,

(b)

12-13)
tugas

via

adalah:
yang

Nurtain dalam
(a)

berkaitan

tugas
dengan

kurikulum, dan (c) tugas yang berkaitan dengan

pembelajaran.

Ketiga

aspek

tersebut

dijelaskan

secara ringkas berikut ini.
1.3.1.1. Administrasi
Tugas pengawas yang berkaitan dengan aspek
administratif

antara

lain:

(1)

menyusun

dan

menetapkan prioritas tujuan umum; (2) menetapkan
standar

dan

mengembangkan

kebijakan;

(3)

mengadakan rencana jangka panjang; (4) mendesain
struktur

organisasi;

mengamankan

(5)

sumber-sumber;

personalia dan staf; (7)
adekuat; (8)
(9)

mengidentifikasi
(6)

dan

memilih

mengadakan fasilitas yang

mengamankan dana yang diperlukan;

mengorganisasikan

pembelajaran;

dan

(10)

memajukan hubungan sekolah dan masyarakat.
1.3.1.2. Kurikulum
Tugas pengawas yang berhubungan dengan
kurikulum antara lain: (1)
khusus pengajaran; (2)

menetapkan tujuan

survei kebutuhan dan

melakukan riset; (3) mengembangkan program dan
merencanakan

perubahan;

program

berbagai

pada

(4)

menghubungkan

pelayanan

khusus;

(5)

memilih bahan dan mengalokasikan sumber; (6)
orientasi dan penukaran staf pengajar dengan yang
baru; (7) menyarankan modifikasi dalam fasilitas; (8)
memperkirakan

kebutuhan

anggaran

untuk

pembelajaran;

(9)

pembelajaran;

dan

mempersiapkan
(10)

program

mengembangkan

dan

menyebarluaskan uraian program sekolah.
1.3.1.3. Pembelajaran
Tugas

pengawas

pembelajaran

yang

mencakup:

berkaitan

(1)

dengan

mengembangkan

rencana pembelajaran (silabus dan RPP); (2) menilai
program

pembelajaran

(silabus

dan

RPP);

(3)

memprakarsai program baru; (4) mendesain kembali
organisasi pengajaran; (5) menyampaikan sumbersumber pengajaran; (6) menasehati dan membatu
guru-guru;

(7)

menilai

modifikasi;

(8)

mengedarkan

dana;

melaksanakan

(9)

fasilitas
dan

dan

dan

mengatur

menggunakan

mengoordinasikan

program penataran; dan (10) merujuk pada hasil
penelitian dan kebutuhan masyarakat.
1.4.

Manajemen Pengawas
Dalam

dikenal

praktik

beberapa

model

supervisi

pembelajaran

supervisi

yang masing-

masing memiliki karakteristik yang berbeda. Model
supervisi dimaknai sebagai bentuk atau kerangka
sebuah

konsep

atau

pola

supervisi

yang

digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan kegiatan supervisi. Dalam penelitian ini

dipilih

model

didasarkan

supervisi

pada

klinis.

kelaziman

Pemilihan

penggunaan

ini

model

supervisi ini dalam pembelajaran di sekolah. Selain
itu, supervisi klinis dapat dijadikan alat diagnosa
dan

pemecahan

masalah

pembelajaran

yang

dihadapi guru langsung ke akar masalahnya.
Supervisi
dilakukan
masalah

klinis

adalah

berdasarkan
dari

guru

supervisi

yang

adanya keluhan atau

yang

disampaikan

kepada

supervisor. Supervisi klinis adalah bentuk supervisi
yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan
melalui

siklus

perencanaan,

yang

sistematik,

pengamatan

serta

analisis

dalam
yang

intensif dan cermat tentang penampilan mengajar
yang

nyata,

serta

bertujuan

mengadakan

perubahan dengan
cara yang rasional.
Pendekatan
melakukan

yang

supervisi

digunakan
klinis

ada

pada

saat

tiga

yaitu

pendekatan direktif, kolaboratif, dan non direktif.
Direktif artinya tanggung jawab lebih banyak pada
supervisor.

Kolaboratif

artinya

tanggung

jawab

terbagi relatif sama antara supervisor dan guru. Nondirektif maksudnya tanggung jawab lebih banyak
pada guru.

1.4.1.Perencanaan Supervisi Pembelajaran
Setiap

bidang

kegiatan

memerlukan

perencanaan yang sistemik dan prospektif untuk
mencapai tujuan secara efektif. Keterlibatan guru
dan Kepala SDN Plalangan 04alam penyusunan
rencana

kerja

pengawas

sangat

efektif

dalam

meningkatkan kompetensi profesional guru

dan

kemampuan manajerial kepala sekolah (Masaong,
2013:

61).

Rivai

dalam

(Masaong,

2013:

64)

mengemukakan beberapa karakteristik perencanaan
supervisi sebagai berikut: (1) supervisi tidak ada
rencana yang standar, (2) perencanaan supervisi
memerlukan

kreativitas,

(3)

komprehensif,

(4)

kooperatif, dan (5) fleksibel.
Program
perhatian

supervisi
utama

pengembangan

yang

oleh

kemampuan

harus

menjadi

pengawas

untuk

guru

aspek

dalam

pembelajaransesuai Permenpan nomor 16 tahun
2009

mencakup:

menyusun

(1)

kurikulum

peningkatan
dan

kemampuan

pembelajaran;

(2)

peningkatan kemampuan menyusun silabus; (3)
peningkatan

kemampuan

menyusun

peningkatan

kemampuan

melaksanakan

pembelajaran;

(5)

peningkatan

RPP;

(4)

proses

kemampuan

menyusun alat/instrumen penilaian; (6) peningkatan
kemampuan

menilai

pembelajaran;
menganalisis

dan

(7)

mengevaluasi

peningkatan

hasil

penilaian;

proses

kemampuan

(8)

peningkatan

kemampuan melaksanakan pembelajaran/remedial
dan pengayaan sesuai hasil evaluasi; (9) peningkatan
kemampuan

membimbing

guru

pemula

program induksi; (10) peningkatan
membimbing

siswa

ekstrakurikuler;

(11)

dalam

kemampuan

dalam

kegiatan

peningkatan

kemampuan

melakukan pengembangan diri; (12) peningkatan
kemampuan melaksanakan publikasi ilmiah; dan
(13)

peningkatan kemampuan membuat karya

inovatif.
1.4.2.Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran
Dalam melaksanakan supervisi pembelajaran,
pengawas sekolah harus mengetahui dan memahami
serta melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi.
Berbagai
pengawas

teknik

yang

sekolah

dapat

dalam

digunakan
membantu

oleh
guru

meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara
kelompok

maupun

secara

perorangan

ataupun

dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak

langsung

bertatap

muka

atau

melalui

media

komunikasi (Syaiful Sagala, 2010 : 174).
Ada beberapa upaya pelaksanaan supervisi
pembelajaran

yang

diungkapkan

oleh

pengawas

sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi
pembelajaran

dalam

rangka

meningkatkan

kemampuan atau profesionalisme guru,yaitu: (a)
setiap awal semester diadakan pembimbingan secara
kelompok terhadap guru-guru yang akan disupervisi;
(b)

pengawas

melaksanakan

penyusunan

bimbingan

atau

administrasi/perangkat

tentang

pembuatan
pembelajaran;

(c)

menekankan agar warga sekolah, terutama kepada
guru supaya selalu memperhatikan disiplin kerja
dalam melaksanakan tugas mengajarnya sebagai
guru;

(d)

tentang

memberikan

cara-cara

menyenangkan;

(e)

bimbingan

mengajar

kepada

guru

menarik

dan

pembinaan

dan

yang

melakukan

bimbingan kepada guru dalam menggunakan media
pembelajaran,

teknik/metode

mengajar;

(f)

memberikan format-format perangkat pembelajaran
yang

baru

kepada

guru,

dan

dibimbing

cara

mengisinya; dan (g) melalui kegiatan IHT sekolah
dilakukan pelatihan pengembangan diri guru, yakni

kegiatan penulisan karya ilmiah (Penelitian Tindakan
Kelas).
Kunjungan pengawas sekolah lebih sering dan
lebih

banyak

pembinaan,

membantu

guru

pemantauan,

pembimbingan

dan

melalui

kegiatan

penilaian

maupun

pelatihan.

Supervisi

pembelajaran yang diberikan oleh pengawas akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kemampuan

profesional

menunjukkan

bahwa

melaksanakan

supervisi

guru.
jika

Kontribusi

pengawas

pembelajaran

ini

dalam

dilakukan

secara optimal, maka kemampuan profesional guru
pun akan optimal juga, demikian juga sebaliknya.
Dalam melaksanakan supervisi pembelajaran,
selain

menggunakan

supervisi

klinis,

menurut

Hartoyo (2006: 116) supervisi juga dapat dilakukan
di antaranya melalui observasi kelas, wawancara
dengan

siswa,

kepala

sekolah

maupun

guru,

pertemuan dan diskusi.
2.2.3.Tindaklanjut Hasil Supervisi Pembelajaran
Setelah melaksanakan supervisi pembelajaran
sebagaimana uraian di atas, bukan berarti supervisi
telah berakhir. Pembuatan laporan merupakan satu
rangkaian tahapan supervisi. Hartoyo (2006: 116)

menerangkan bahwa rekomendasi yang diajukan
dalam laporan merupakan derivasi dari feed back
yang

diperoleh

melalui

proses

refleksi

bersama

dengan guru dan pemangku kepentingan sekolah
selama supervisi berlangsung. Laporan supervisi
terdiri

dari

laporan

keseluruhan

pelaksanaan

sekaligus feedback yang didapatkan dari seluruh
rangkaian supervisi.
Menurut Hartoyo (2006: 118) balikan atau
feedback dapat diberikan dalam bentuk laporan
tertulis, diungkap dalam diskusi, dan dapat pula
diwujudkan dalam bentuk pemberian tugas. Tindak
lanjut dari supervisi selain untuk memberi laporan,
dapat juga digunakan untuk pembinaan. Menurut
Hartoyo (2006: 118) untuk mengetahui apakah
pembinaan, bimbingan dan bantuan yang diberikan
oleh supervisor benar-benar atau dapat diterapkan
oleh guru dalam pembelajaran perlu dilakukan
tindak lanjut dalam bentuk monitoring dan evaluasi.
1.5.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian

Sariani

(2013)

dengan

judul

Pengelolaan Supervisi Pembelajaran di SD Cangkiran
2 Semarang. Penelitian ini membahas perencanaan,
pelaksanaan

dan

pertemuan

balikan

supervisi

pembelajaran

di

SD

Cangkiran

2

Semarang.

Supervisi dilaksanakan dengan penuh perencanaan
dan dilakukan secara berurutan sesuai dengan
Daftar

Urut

Kepangkatan

(DUK).

Supervisi

dilaksanakan dengan teknik observasi kelas dengan
objek administrasi guru, pelaksanaan pembelajaran
dan pengelolaan kelas. Lalu, dilakukan pertemuan
balikan

yang

membahas

hasil

supervisi

secara

kontekstual dengan menunjukkan hasil rekaman
aktivitas

guru

dan

siswa

selama

proses

pembelajaran.
Penelitian
Implementasi

Sudin
Supervisi

(2008)

dengan

Pembelajaran

judul

Terhadap

Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Se-Kabupaten
Sumedang.

Penelitian

ini

dilatarbelakangi

oleh

beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan
belum optimalnya pelaksanaan supervisi terhadap
proses pembelajaran di sekolah dasar. Kesimpulan
secara

umum

dari

hasil

penelitian

ini

adalah

pelaksanaan supervisi dalam seluruh mata pelajaran
belum berjalan optimal dengan persentase 45,27%.
Pelaksanaan

supervisi

yang

meyangkut

aspek

pengelolaan pembelajaran berada dalam kategori
cukup yaitu 56,37%, aspek peningkatan kemampuan
pembelajaran

guru

dalam

pembelajaran

berada

dalam

kategori

cukup

yaitu

41%,

dan

aspek

pengembangan profesi sebagai guru mata pelajaran
oleh supervisor berada dalam kategori kurang yaitu
35,97%.
Penelitian Setyaningsih (2009) yang berjudul
Pelaksanaan Supervisi dalam Penerapan KTSP di
SMA

Negeri

6

Surakarta.

Penelitian

ini

menyimpulkan bahwa: (1) pelaksanaan supervisi
Kepala SDN Plalangan 04 dalam penerapan KTSP di
SMA Negeri 6 Surakarta dilatarbelakangi karena
banyak

guru

yang

menemui

mengimplementasikan
keterbatasan

kesulitan

kurikulum

sarana/

dan

prasarana

dalam
adanya

penunjang

kurikulum. (2) Kendala yang dihadapi, antara lain:
(a) kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah; (b)
kurangnya
disupervisi;
supervisor

persiapan
(c)

unsur

masih

teknis

dari

subjektifitas

tinggi;

(d)

sering

guru

yang

dari

guru

dilakukan

pergantian kepala sekolah. (3) Usaha-usaha untuk
mengatasi kendala, antara lain: (a) pendelegasian
wewenang kepada guru-guru senior; (b) memotivasi
guru terhadap pentingnya supervisi pendidikan; (c)
pembinaan kepada supervisor dan membentuk tim
penilai supervisi; (d) dilakukan koordinasi secara
intens kepada seluruh elemen sekolah.

1.6. Kerangka Berpikir
Salah satu tugas Pengawas TK/SD adalah
melakukan
melakukan

supervisi
supervisi

pembelajaran.
pembelajaran,

Dalam
pengawas

memberi layanan atau bantuan kepada guru untuk
meningkatkan

kualitas

pembelajaran,

termasuk

membantu guru dalam mengatasi persoalan guru
yang

dihadapi.

melakukan
pelaksanaan

Fungsi

perencanaan,
hasil

tindak

pengawas
pengawa

pada

pelaksanaan
lanjut

supervisi

saat
dan
yang

dilakukan oleh Pengawas TK/SD di Gugus Ki Hajar
Dewantara Kecamatan Gunung
Gunungpati Kota Semarang.
Kerangka pemikiran penelitian ini disajikan dalam
gambar 2. 1. dii bawah ini.
Gambar 2. 1: Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengawas Supervisi
Perencanaan Supervisi
Pembelajaran

Pelaksanaan Supervisi
Pembelajaran

Pelaksanaan Tindak Lanjut
Hasil Supervisi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4