3.1. Sejarah dan Gambaran Umum Jemaat Maranatha Soe 3.1.1. Sejarah jemaat Maranatha Soe - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Devosi Kelompok Persekutuan Doa: Kajian Sosio-Teologis terhadap Devosi Kelompok Persekutuan Doa di Jema

BAB III
DEVOSI DALAM PERSEKUTUAN DOA DI JEMAAT GMIT MARANATHA SOE

Dalam bab ini, penulis memaparkan atau menyajikan hasil penelitian terkait dengan
topik yang sedang kaji. Dalam bab ini, data yang dipaparkan oleh penulis dibuat secara
tematik guna memudahkan pembaca untuk melihat setiap observasi atau wawancara yang
penulis lakukan. Berdasarkan latar belakang tempat penelitian, maka penulis akan memaparkan
secara umum gambaran lokasi penelitian dan kelompok-kelompok persekutuan doa yang ada di
jemaat GMIT Maranatha Soe.
3.1. Sejarah dan Gambaran Umum Jemaat Maranatha Soe
3.1.1. Sejarah jemaat Maranatha Soe
Di daerah Timor Tengah Selatan, Gereja mula-mula didirikan di daerah Kapan yang terletak
di sebelah timur kota Soe. Pendeta Ds. Gierding merupakan pendeta pertama yang melayani di
daerah Timor Tengah Selatan tahun 1916. Ds Gierding kemudian digantikan oleh Krayer Van
Alst pada tahun 1916. Pada tahun 1922, Krayer Van Alst digantikan oleh Ds. P. Middelkoop
yang paling lama bekerja di daerah Timor Tengah Selatan. Beliau banyak mempelajarai bahasa
dan adat istiadat Timor. Beliaulah yang menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Timor dan juga
nyanyian rohani.1 Jemaat di Soe terbentuk pada tahun 1926 karena adanya penampungan
tentara di sekitar kota Soe. Pada saat itu di soe belum ada perkampungan-perkampungan orangorang pribumi Timor. Mereka sangat jarang datang ke gereja karena mereka belum mengerti
bahasa melayu. Mayoritas dari jemaat tersebut adalah orang-orang non-timor. Di Soe terdapat
perkampungan Rote dan Sabu, namun guru pribumi tidak melakukan kunjungan ke

perkampungan Timor. Satu-satunya kampung Timor yang dikunjungi guru adalah Oe Funu.
1

Frank L. Cooley, Benih yang Tumbuh XI (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi DGI, 1976),48

27

Yang bekerja di kampung itu adalah utusan injil D. Kia. Tahun 1933 ketika pos militer ditutup
dan diganti dengan pos polisi berdampak pada berkurangya orang Kristen di Soe. Orang Timor
yang sudah menjadi Kristen lebih senang untuk bergereja di Oehala yang merupakan cabang
jemaat dari Kapan. Hanya sedikit Jemaat di kota Soe berbahasa melayu yang setia. Jumlah
jemaat yang datang ibadah hari minggu berkisar antara 70-80 orang, tetapi belum ada inisiatif
dari mereka untuk membangun jemaat mandiri.2 Dalam perkembangannya Jemaat Soe menjadi
jemaat GMIT Marantha Soe yang merupakan gereja tertua di kota Soe. Gedung Gereja
Maranatha Soe didirikan mengingat masih terbatasnya tempat-tempat bagi jemaat untuk
beribadah. Gedungnya didirikan pada tahun 1949. Dengan pengawasan dari Pieter Midelkoop
dan pdt. Y. M. E Daniel. Akhirnya gereja ini berhasil dibangun dan Pieter Midelkoop menjadi
pendeta pertama di gereja ini.3

Gereja Maranatha Soe pada tahun 1965

Sumber. Buku “Indonesia Revival Focus On Timor”

Cakupan wilayah pelayanan dari gereja Maranatha ini begitu luas hingga sampai keluar
wilayah kota Soe. Karena hal ini,

mulailah diadakan pemekaran gereja demi membantu

pelayanan. Gereja Maranatha menjadi ibu bagi mekarnya berbagai gereja GMIT di kota Soe,

2

Chr. G. F. de Jong, Als Hunner een, brieven Van Piet en Jet Middelkoop West-Timor 1922-942,
(Nederlands, Uitgeverij Boekencentrum Zoetermeer,2006) 292-293
3
wawancara dengan ibu Orpa Uy (80 tahun), tanggal 5 September 2017

28

Beberapa gereja itu antaralain GMIT Efata Soe tahun , GMIT Imanuel Soe tahun dll. Secara
berturut-turut gereja ini pernah dipimpin oleh Pdt. P. Midelkoop, Pdt. A. Bolla, Pdt Ngefak, Pdt

Y.M. E Daniel, Pdt Eben Telnoni, Pdt Bire Manu-Taopan, Pdt Nepe Baitanu, Pdt Uly, Pdt
Nudub Liufetto dan Pdt. Arni Neolaka. Peristiwa sejarah yang tidak bisa dilupakan dari gereja
Maranatha Soe ini adalah gerakan kebangunan rohani tahun 1965. Gerakan ini terjadi pada
masa kepemimpinan Pdt. Y. M. E. Daniel.4 Peristiwa ini menjadi titik awal terbentuknya
berbagai kelompok persekutuan di kota Soe.5
3.1.2. letak geografis dan topografi Jemaat Maranatha Soe
Jemaat Maranatha merupakan salah satu dari gereja di Klasis kota Soe yang terletak
persis di jantung kota Soe. Kota Soe merupakan ibu kota dari kabupaten Timor Tengah Selatan
dengan luas wilayah sekitar 28,08Km2 dan jumlah penduduk sebanyak 40.060. Kota Soe
terletak ± 500 mdpl dan memiliki struktur tanah yang bergulung-gulung, di mana lebih banyak
penampangan daratan yang memiliki tingkat kemiringan hingga 40°

dengan

tekstur

perbukitan.6 Jemaat Maranatha sendiri memiliki batasan wilayah sebagai berikut :


Sebelah Utara


: GMIT Efata Soe



Sebelah Selatan

: GMIT Sesawi Oekamusa



Sebelah Barat

: GMIT Tebes Kobelete



Sebelah Timur

: GMIT Imanuel Kesetnana


3.1.3. Iklim dan penduduk
Udara yang sejuk adalah salah satu ciri khas dari kota Soe, sehingga kota ini sering dijuluki
sebagai kota dingin. Rentang waktu yang lebih pendek dalam musim penghujan sekitar 4 bulan
4

wawancara dengan ibu Orpa Uy (80 tahun), tanggal 5 September 2017
wawancara dengan ibu Orpa Uy (80 tahun), tanggal 5 September 2017
6
Diakses dari http://ttskab.go.id/profil-daerah/letak-geografis/ tanggal 3 1 Agustus 2017
5

29

(Desember-April) adalah akibat nyata dari elemen-elemen yang mempengaruhi iklim di
wilayah Timor Tengah Selatan. Bulan Desember-Maret adalah rentang waktu efektif yang
dikatakan sebagai musim penghujan sedangkan bulan April-November dapat dikatakan sebagai
musim kemarau karena tidak adanya curah hujan.7 Masyarakat jemaat di GMIT Maranatha Soe
terdiri dari berbagai latarbelakang suku, hal ini dikarenakan lokasi dari gereja Maranatha Soe
yang terletak persis di jantung kota Soe. Suku yang paling mendominasi adalah suku Timor

selain itu ada juga ada terdapat beberapa suku lain seperti suku Cina, Sabu, Rote, Flores,
Sumba, Alor dan Jawa.8
Tabel.1
Statistik Jemaat GMIT Maranatha Soe tahun 2017
no
1
2
3

NAMA RAYON
Oebesa barat
Oebesa Timur
Oebesa Tengah

JUMLAH
KK
36
18
35


JIWA
214
90
166

JENIS KELAMIN
L
101
35
88

113
55
78

4

Oepuah A

17


80

32

48

5

Oepuah B

24

114

61

53

6

7
8
9
10

Oenoko
Oemenu
Oesiblele
Oeklani
Oefonu

11
27
12
13
30

58
123
44

57
112

29
60
23
23
50

29
63
21
37
62

11

Oeniupsai A

20


105

47

58

12
13
14
15
16
17
18

Oeniupsai B
Oeniupsai C
Sentosa barat
Sentosa bawah
Sederhana
Tfukolo
Stadion

16
18
24
12
17
4
17

83
70
91
57
77
29
82

36
35
43
27
32
14
44

47
35
48
30
45
15
38

19

Noesoe A

16

83

39

44

20

Noesoe B

17

99

50

49

21
22
23
24

Nunumeu A
Nunumeu B
Nunumeu C
Nunumeu Taenunuh

10
9
20
14

60
40
93
54

30
21
50
22

30
19
93
32

7
8

P

Diakses dari http://ttskab.go.id/kondisi-umum/komposisi-penduduk/ tanggal 31 Agustus 2017
wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017.

30

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Nunumeu Taeneke
Nunsena Taeneke
Nifuboko
Aman Oepua
Tunas Muda
Taehue
Pelita Taehue
Enonunuh
Leobiasa
Kuatae

20
8
10
14
18
20
5
24
8
30

112
28
70
51
88
103
13
140
39
111

53
14
31
29
54
47
4
68
18
55

59
28
39
22
34
56
9
72
21
56

35

Kampong Sabu

16

80

37

43

36
37
38
39
40
41
42
43

Kobelete
Kiunu
Kampung Amanatun
Oetbolan
Paulus
Pelita Kampung Aman
Oeniupsai 1
Nekmese Oebesa

8
13
4
9
13
13
13
11

59
49
6
39
57
55
54
28

40
23
3
18
25
31
27
11

19
26
3
21
32
24
27
17

Sumber : data Statistik Jemaat Maranatha Soe 2017

3.1.3. keadaan sosial
Secara sosial budaya, bahasa yang dipergunakan sehari-hari adalah bahasa Uab Meto
atau bahasa dawan yang merupakan bahasa asli suku timor. Bahasa ini juga sering dipakai
dalam tata ibadah jemaat Maranatha, bahkan ada permintaan khusus dari masyarakat setempat
agar pendeta yang ditempakan di jemaat tersebut setidaknya harus bisa berbahasa dawan. 9
Tradisi mengunyah sirih pinang atau yang biasa disebut oko mama adalah sebuah tradisi yang
masih melekat dalam kehidupan masyarakat di kota Soe dan juga secara khusus di jemaat
Maranatha Soe. Tradisi oko mama merupakan sebuah tradisi yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat sekitar. Bagi masyarakat di Timor kegiatan mengunyah sirih pinang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai upacara adat dan juga tradisi ini

9

wawancara dengan ibu Orpa Uy, tanggal 5 September 2017

31

digunakan oleh kalangan suku Timor sebagai wadah untuk menyampaikan sesuatu hal kepada
orang lain.10
3.1.4 pekerjaan dan pendidikan
Berikut adalah data statistik rata-rata pekerjaan masyarakat di Jemaat Maranatha Soe
Tabel.2
Data statistik pekerjaan Jemaat GMIT Maranatha Soe tahun 2017
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

NAMA RAYON
Oebesa barat
Oebesa Timur
Oebesa Tengah
Oepuah A
Oepuah B
Oenoko
Oemenu
Oesiblele
Oeklani
Oefonu

PNS
9
3
25
8
14
5
5
1
2
1

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Oeniupsai A
Oeniupsai B
Oeniupsai C
Sentosa barat
Sentosa bawah
Sederhana
Tfukolo
Stadion
Noesoe A
Noesoe B
Nunumeu A
Nunumeu B
Nunumeu B
Nunumeu Taenunuh
Nunumeu Taeneke
Nunsena Taeneke
Nifuboko
Aman Oepuah
Tunas Muda
Taehue
Pelita Taehue

2
7
4
10
6
3
1
5
6
3
3
3
-

10

PEKERJAAN
PETANI
20
15
10
9
6
6
22
7
11
27

wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017

32

20
10
14
12
8
4
4
14
15
7
5
10
14
19
7
3
7
15
17
5

Wiraswasta
7
4
4
2
4
4
5
7
7
2
2
3
5
1
1
4
-

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Enonunuh
6
18
Leobiasa
1
7
Kuatae
24
Kampong Sabu
9
Kobelete
1
7
Kiunu
2
6
Kampung Amanatun
2
Oetbolan
9
Paulus
13
Pelita Kampung Aman
13
Oeniupsai 1
13
Nekmese Oebesa
11
Sumber : data Statistik Jemaat Maranatha Soe 2017

6
7
5
1
-

Sebanyak 75% pekerjaan dari jemaat Maranatha Soe merupakan petani. Sedangkan
24% merupakan pegawai negeri sipil. 1% lainnya merupakan wiraswasta. Meskipun terletak di
tengah-tengah kota Soe, namun dari data di atas maka rata-rata mata pencaharian utama dari
jemaat Maranatha soe merupakan petani dan sisa lainnya merupakan pegawai negeri sipil dan
wiraswasta. Tabel berikut adalah data tingkat pendidikan di jemaat Maranatha Soe.
Tabel.3
Data statistik pendidikan Jemaat GMIT Maranatha Soe tahun 2017
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

NAMA RAYON
Oebesa barat
Oebesa Timur
Oebesa Tengah
Oepuah A
Oepuah B
Oenoko
Oemenu
Oesiblele
Oeklani
Oefonu

TK
3
7
12
5
12
2
8
5
3

SD
130
31
57
35
18
36
49
28
26
65

11
12
13
14
15

Oeniupsai A
Oeniupsai B
Oeniupsai C
Sentosa barat
Sentosa bawah

16
8
2
3
5

41
49
57
46
15

33

PENDIDIKAN
SMP
38
9
30
7
40
12
32
5
15
16
28
17
6
12
15

SMA
40
10
36
20
27
7
34
4
10
23

PT
3
3
21
13
17
1
1
5

20
7
4
27
16

2
1
3
6

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Sederhana
10
29
Tfukolo
22
3
Stadion
2
42
24
Noesoe A
4
46
12
Noesoe B
11
73
4
Nunumeu A
6
38
8
Nunumeu B
11
15
5
Nunumeu B
2
49
20
Nunumeu Taenunuh
5
31
8
Nunumeu Taeneke
4
85
11
Nunsena Taeneke
4
10
3
Nifuboko
5
32
10
Aman Oepuah
1
30
6
Tunas Muda
2
47
28
Taehue
2
58
19
Pelita Taehue
3
7
Enonunuh
10
64
34
Leobiasa
4
22
9
Kuatae
5
52
39
Kampung Sabu
16
35
Kobelete
1
43
4
Kiunu
4
23
7
Kampung Amanatun
3
2
Oetbolan
3
17
12
Paulus
5
49
2
Pelita Kampung Aman
2
24
13
Oeniupsai 1
17
10
Nekmese Oebesa
4
21
9
Sumber : data Statistik Jemaat Maranatha Soe 2017

25
4
8
19
4
3
9
20
9
10
10
11
13
7
19
3
28
4
19
15
8
12
1
7
1
11
12
11

13
6
2
2
5
2
1
2
1
12
2
4
5
4
14
3
3
6
5

Berdasarkan data statistik di atas, tingkat pendidikan dari masyarakat di Jemaat
Maranatha Soe masih begitu rendah. 53% merupakan tamatan SD, 22% merupakan tamatan
SMP, 19% masyarakat yang menyelesaikan pendidikan SMA dan 6% masyarakat merupakan
tamatan perguruan tinggi.

34

3.2. Sejarah kemunculan dan Perkembangan Persekutuan doa di jemaat GMIT
Maranatha Soe
Pada tahun 1965-1969 terjadi sebuah gerakan kebangunan rohani di kota Soe, Nusa
Tenggara Timur. Gerakan kebangunan roh di Soe mempunyai hubungan yang erat dengan
Persekutuan pelayanan injili Indonesia di Batu Malang (YPPII). Gerakan-gerakan penginjilan
yang terjadi disebabkan oleh adanya dorongan dan bimbingan dari tokoh-tokoh YPPII,
khususnya P. Oktovianus dan D. Scheneumann yang merupakan rektor Institut Injili
Indonesia.11 Pada bulan Agustus 1965, D. Scheneumann bersama dengan para mahasiswanya
dari Institut Injili Indonesia datang untuk menginjil di kota Kupang dan kota Soe. Kedatangan
tim tersebut mendapat sambutan baik dari pihak jemaat. Akan tetapi sebelum tim itu datang ,
sebenarnya seorang anggota jemaat dari Soe yang telah mengikuti aktivitas mereka di Kupang
pada bulan Juli 1965. Anggota jemaat itu adalah Heni Tunliu yang merupakan seorang guru.
Pelayanan yang diterimanya dari tim ini di Kupang cukup menarik perhatiannya sehingga di
Soe ia menerima pelayanan lanjutan. Karena itu setelah tim ini meninggalkan Soe pada akhir
bulan Agustus 1965, ia sendiri melanjutkan pelayanan yang serupa kepada anggota-anggota
jemaat setempat, terutama kepada para pemuda dan siswa-siswi asuhannya. Dalam waktu yang
tidak terlalu lama, aktivitas ini meningkat menjadi kesaksian-kesaksian yang bernuansa
kebangunan rohani.Gerakan yang telah dimulai ini berkembang dalam waktu yang sangat
singkat.
Pada tanggal 26 September 1965, masyarakat kota Soe digemparkan oleh kehadiran Nahor
Leo. Nahor Leo merupakan anak didik dari Heni Tunliu yang sudah berangkat ke Malang.

11

Cooley, Benih yang….. 210

35

Pada tanggal 26 September jam 2 siang, Nahor Leo lari berteriak keliling ke rumahrumah supaya semua orang muda-mudi kumpul di gereja jam 4 sore. Setelah semua
berkumpul dia suruh kami untuk bakar semua jimat-jimat yang masih dipegang.
Selain itu para pemuda-pemudi dituntut untuk mengakui segala dosa mereka entah itu
marah benci dendam,perkelahian harus diselesaikan hari itu juga di hadapan Tuhan.
Kondisi saat itu banyak orang yang menangis sampai histeris dan terjatuh ke lantai.
Keesokan harinya tanggal 27 Nahor Leo suruh kami untuk berkumpul lagi dan
membakar semua buku-buku lagu pop. Tanggal 28 September kami semua berkumpul
lagi di gereja dan Nahor leo mengatakan untuk membentuk sebuah tim penginjilan
yang terdiri dari 13 orang. Kelompok ini didoakan oleh Pdt. Y. M. E Daniel dan Pdt.
B. Manuain untuk berangkat ke kapan dan memberikan kesaksian.12
Pada akhir September 1965, mulai muncul tim-tim pemberita Injil dari berbagai jemaat.
Oleh karena pertumbuhan yang begitu cepat dan melibatkan begitu banyak orang, aktivitas
pelayanan seperti kesaksian-kesaksian jemaat di Soe begitu padat terutama sejak akhir
September 1965 hingga tahun 1966. Ibadah-ibadah hari Minggu bisa diisi dengan kesaksiankesaksian

tentang

berbagai

penglihatan,

pengalaman

penyembuhan

dari

berbagai

penyakit.13Demi mengabarkan Injil, banyak orang-orang muda meninggalkan sekolah mereka
dan juga para pegawai negeri yang meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka pergi
mengabarkan sampai ke Sumba, Flores bahkan sampai ke pulau Jawa, Sumatra dan papua.14

Salah satu foto team penginjilan
Sumber. Buku “Indonesia Revival Focus On Timor”
12

wawancara dengan ibu Orpa Uy, tanggal 5 September 2017
J. A. Telnoni, GMIT Menghadapi Kelompok Doa, (Kupang, Jurnal Intim, No 4 2003) : 2
14
Jan Sihar Aritonang and Karel Steenbrink, A History of Christianity in Indonesia, (Netherlands: Leiden
University, 2008), 309
13

36

Gerakan ini berbentuk kelompok-kelompok kecil orang Kristen yang tinggal bersama dan
berkumpul bersama yang mengalami dan bersaksi tentang Tuhan. Salah satu ciri khas lain dari
kelompok ini adalah pembentukan kelompok-kelompok kecil yang pergi memberitakan injil di
desa-desa. Selain memberitakan injil, kelompok-kelompok ini dikatakan juga mengadakan
berbagai mujisat-mujisat.15 Mujisat-mujisat yang terjadi diantaranya adalah makanan diberikan
secara ajaib, melalui doa mereka merubah air menjadi anggur dan orang mati dibangkitkan.
Selain itu dilaporkan juga bahwa terjadi mujisat-mujisat yang mengiringi perjalanan kelompok
penginjilan tersebut seperti pakaian yang tetatp bersih, burung-burung bernyanyi lagu
penyembahan, berjalan di atas air dan batu-batu yang terbakar.16 Berbagai mujisat ini dikatakan
oleh orang-orang yang pergi untuk menginjil.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh tim penginjilan ini didasarkan pada penglihatan
dan juga mimpi yang membuat mereka merasa dipanggil oleh Roh Kudus. Melalui penglihatan
dan mimpi ini, tim penginjilan mendapatkan pesan. Pesan itu berupa lagu-lagu, ayat-ayat
alkitab,cerita-cerita, dan juga pesan ke mana mereka harus pergi menginjil dan apa yang harus
mereka lakukan.17 Sasaran penginjilan mereka adalah orang-orang yang beragama lain,
membawa orang dalam pertobatan, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan dll.18 Salah satu
laporan yang disampaikan oleh tim penginjilan bernomor 36 bahwa orang-orang yang bertobat
dan mengikuti Kristus sebanyak 29, 457. Orang-orang yang mendapat kesembuhan dari
penyakit sebanyak 6, 210, orang-orang yang menyerahkan jimat-jimat mereka sebanyak 12,
725, kepala keluarga yang bergabung dengan gereja protestan sebanyak 387, orang-orang yang

. Cooley, Benih yangI, …..196
George W. Peters, Indonesia Revival Focus On Timor, (Michigan: The Zondervan Corporation Grand
Rapids, 1973) 32-33
17
Peters, Indonesia Revival … 26
18
Th. Van den end & J. Weitjens S. J, Ragi Carita (Jakarta: Lembaga Penelitian dan Studi DGI, 1976),
116
15

16

37

bergabung dengan gereja protestan sebanyak 3, 435 dan mereka yang menerima roh dan
penglihatan sebanyak 383. Tim no 36 ini dipimpin oleh Frans Selan dan Mel Tari.Laporan ini
merupakan sebuah berita yang begitu spektakuler namun laporan di atas masih merupakan
sebuah indikator oleh karena belum ada penjelasan yang secara pasti mengenai jumlah orangorang yang bertobat.19
Pertambahan angota di dalam gereja GMIT betul-betul terjadi. Tetapi perlu dicatat juga
bahwa pertumbuhan yang terjadi tidak terlepas dari munculnya gerakan 30 spetember 1965.
Pelayanan dari pihak gereja dan kalangan gerakan ini juga adalah satu nilai tersendiri. Dengan
pelayanan yang baik kepada orang-orang yang terlibat atau terintimidasi secara tidak langsung
dalam gerakan 30 September banyak orang menyatakan diri menjadi pengikut Kristus dan
sekaligus anggota GMIT.20Sebagaimana penuturan dari seorang saksi dan juga salah satu
anggota dari tim pengnjilan:
Dulu sebelum gerakan kebangunan rohani terjadi, tantangan utama kami ada di ini
orang-orang PKI. Biasa kalau kami ikut gereja, mereka berteriak dari luar bilang pergi
“cari kalian punya Tuhan karna di itu tidak ada. Percuma saja kalian cari”kami rasa
kalau orang-orang tidak lagi mempunyai moral. Kami bersyukur dengan adanya
gerakan kebangunan rohani, kami bisa jalan untuk menginjil merak masuk kembali
dalam agama Kristen21
Selain karena adanya gerakan 30 September pada waktu itu. Pada masa itu juga, Timor
dilanda kekeringan yang menyebabkan bahan makanan menjadi langka.22 Keadaan sosial
politik dan ekonomi pada saat itu juga turut menyumbang keaktifan dari gerakan kebangunan
roh tersebut. Sebelum gerakan kebangunan rohani tahun 1965 terjadi, terdapat juga gerakan
kebangunan rohani yang sama di pulau timor seperti gerakan kebangunan rohani di desa
Nunukolo, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Gerakan ini di pimpin oleh Yuliana Mnao dan
Peters, Indonesia Revival … 33
JTelnoni, GMIT Menghadapi … 2
21
Wancara dengan Ibu Taroci Tunliu, tanggal 1 September 2017
22
Van den end & J. Weitjens S. J, Ragi Carita; … 156

19

20

38

suaminya Simon Mnao.23 Selanjutnya, ada juga gerakan kebangunan rohani tahun 1964 yang
dibawa oleh J. A. Ratuwalu yang merupakan seorang guru sekolah Kristen di pulau Rote, NTT.
24

Diantara gerakan kebangunan rohani ini, gerakan kebangunan rohani tahun 1965 merupakan

gerakan kebangunan rohani yang paling besar. Gerakan ini begitu aktif sekitar tahun 19651969, namun pengaruh dari terbentuknya gerakan ini masih bisa dirasakan sampai sekarang
yaitu terdapatnya kelompok-kelompok persekutuan doa.
Kelompok-kelompok persekutuan yang berada di kota Soe sekarang ini merupakan
bagian dari dampak gerakan kebangunan rohani tahun 1965. Setelah orang-orang ini
mendapatkan penginjilan maka ada rasa terpanggil dari dalam hati mereka untuk
melayani. Kelompok Perskutuan doa terbentuk bukan seperti kelompok-kelompok
politik yang saling ajak satu dengan lain. Tetapi bermula dari proses di mana Tuhan
memanggil sesorang dan diproses. Mereka berkumpul juga karena Roh Kudus yang
menggerakan 25
Kelompok persekutuan doa adalah orang-orang yang berkumpul bersama untuk berdoa,
membaca Alkitab serta memberikan pemahaman Alkitab dibawah pimpinan seorang senior.
Kegiatan ini adalah kegiatan biasa namun mendasar dalam kehidupan gereja. Kelompokkelompok persekutuan doa biasanya dipimpin oleh seseorang yang secara organisatoris bukan
seorang majelis jemaat dan penatua. Hal inilah yang membedakan ibadah rumah rumah tangga
dan ibadah persekutuan doa.26 Adapun beberapa ciri-ciri kelompok persekutuan doa antara
lain:27
1. Para pemimpin persekutuan doa biasanya mengklaim diri mereka sebagai orang-orang
yang mendapatkan karunia khusus dari roh kudus.

23

P. Middelkoop, Atoni Pah Meto,Pertemuan Injil dan Kebudayaan di Kalangan Suku Timor Asli,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia,1982) , 186
24
Middelkoop, Atoni Pah Meto… 219
25
wawancara dengan bapak Daniel Selan (ketua UPP Persekutuan Doa Klasis Kota Soe dan Pembina
yayasan utus Soe, tanggal 5 September 2017
26
EbenHaizer I. Nuban Timo, Aku Memahami yang Aku Imani, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2013)148
27
Nuban Timo, Aku Memahami ….. 149-152

39

2. Kelompok-kelompok doa ini selalu menerapkan disiplin yang ketat dalam berpuasa dan
berdoa. Bagi mereka, upaya ini dilakukan agar mereka mendapatkan karunia
pengurapan roh
3. Di dalam persekutuan doa, jemaat yang hadir biasanya berasal dari denominasi yang
berbeda. Persekutuan doa bisa menjadi sebuah unit ekumenis yang kecil. Ada
pandangan dalam kelompok ini bahwa jika Roh bekerja maka tidak ada lagi batasbatasan daalm gereja dan denominasi tertentu tidak berlaku.
4. Ibadah-ibadah dalam gereja sering dianggap sebagai ibadah yang kaku dan formal.
Sedangkan dalam kelompok-kelompok doa ini ibadahnya begitu santai dan hidup.
Perenungan firman Tuhan tidak hanya dibawakan oleh 1 orang, melainkan setiap orang
bisa berbicara. Terdapat kesempatan bagi orang-orang untuk menceritakan pengalaman
mereka tentang yang percaya kepada Yesus. Dalam pujia-pujian biasanya tidak hanya
mulut yang bernyanyi tetapi diikuti oleh gerakan-gerakan tubuh seperti tepuk tangan
dan goyangan badan.
5. Pengalaman perjumpaan dengan Allah merupakan penekanan utama dalam kelompok
persekutuan doa. penekanan ini bisa dilihat dri gaya bernyanyi yang sering berulangulang dengan gerak-gerik dan tepuk tangan. Hal ini terus diulang sampai orang benarbenar mengalami perjumpaan dengan Allah. Pengalaman berjumpa dengan Allah juga

40

diupayakan dalam doa sehingga ada orang-orang yang berdoa sampai berteriak dan
menangis.
6. Penekanan juga diberikan dalam hal pembaharuan hidup atau kesalehan. Bagi mereka,
pertobatan dan pembersihan diri ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepenuhan roh.
Kepenuhan roh ini adalah karunia untuk menyembuhkan orang sakit, membuat
mukjizat, berbicara bahasa roh dll.
Kota Soe dapat dikatakan sebagai gudang dari kelompok-kelompok persekutuan doa.
Karena begitu banyak kelompok persekutuan doa, maka dibentuk sebuah yayasan yang
menaungi kelompok-kelompok persekutuan doa ini. Yayasan ini bernama yayasan utus. Selain
menaungi segala persekutuan doa di Soe dan juga ditingkat klasis dibentuk sebuah UPP
Persekutuan Doa Klasis.
Ini yayasan pertamakali dibentuk oleh bapak Yopiter Fallo dengan tujuan supaya
menaungi kegiatan-kegiatan persekutuan doa.Secara organisatoris yayasan ini mulai
bernaung dibawah MS GMIT setelah ada hasil dari sidang sinode GMIT 2015 di
pulau Rote. Biasanya pada tanggal 12 dan 21 setiap bulan kelompok-kelompok
persekutuan doa berkumpul di gereja Maranatha dan beribadah bersama dengan
memakai liturgi persekutuan doa. Selain itu bersama dengan yayasan utus dan UPP
persekutuan doa klasis selalu mengadakan kegiatan hut gerakan kebangunan rohani
tiap bulan September tanggal 23-26. Biasanya masyarakat banyak yang datang
bahkan ada yang datang dari luar negeri. Pengkhotbah-pengkhotbah yang biasa
dipakai berasal dari dalam GMIT tapi juga ada dari gereja denominasi lain.28
Kegiatan untuk memperingati hari kebangunan rohani di Soe merupakan sebuah acara yang
begitu akbar karena banyak masyarakat datang dari desa-desa seputaran kota Soe untuk

28

wawancara dengan Daniel Selan ketua UPP Persekutuan Doa Klasis Kota Soe dan Pembina yayasan
utus Soe, tanggal 5 September 2017

41

mengikuti kegiatan tersebut, bahkan masyarakat rela tidur dipinggiran jalan agar dapat
mengikuti kegiatan.
Sejarah mencatat bahwa gerakan kebangunan rohani terbesar terjadi di gereja Marantha
Soe pada tahun 1965. Melalui gerakan ini, maka mulailah terbentuk kelompok-kelompok
persekutuan doa yang tersebar di berbagai gereja di kota Soe. Di dalam gereja Marantha sendiri
terdapat beberapa kelompok persekutuan, berikut adalah data kelompok persekutuan doa yang
berada di gereja Maranatha Soe.
Tabel.4
Data statistik kelompok Persekutuan Doa di Jemaat Maranatha Soe tahun 2017
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nama Persekutuan Doa
Jumlah anggota
Pelita baru
18 orang
Horeb
30 orang
Narwastu
35 orang
Galio Oetbolan
17 orang
Pelita Oemetnu
50 orang
Elim
35 orang
Efesus
26 orang
Imannuel
43 orang
Syallom
10 orang
Haleluya Maranatha
70 orang
Lentera
30 orang
Bukit Sion
34 orang
Haleluya Fafinisi
52 orang
Emaus Taehue
20 orang
Pelita Kiunu
33 orang
Sumber: data statistik persekutuan doa jemaat Maranatha Soe 2017

Persekutuan doa di gereja Maranatha Soe tersebar di berbagai cakupan wilayah
pelayanan gereja tersebut. berikut adalah tanggapan ketua majelis jemaat Gereja Maranatha
tentang keberadaan kelompok-kelompok ini:
Kelompok persekutuan doa yang terdapat di gereja Marantha sendiri berkisar 20-an
kelompok, namun yang terdata hanya 15 kelompok. Pada mulanya, kelompok-kelompok
persekutuan doa yang terdapat di gereja Maranatha belum bisa terorganisir dengan baik
42

dan seperti tidak diperhatikan keberadaan mereka. Kelompok-kelompok ini biasanya
diorganisir oleh Yayasan Utus. Yayasan Utus sendiri mulanya belum masuk dalam UPP
GMIT tetapi sesuai dengan hasil sidang sinode GMIT di pulau Rote, baru diputuskan
bahwa yayasan Utus masuk ke dalam UPP GMIT. Selama ini status kepemilikan yayasan
utus sendiri tidak jelas, padahal yang banyak terlibat dalam kegiatan persekutuan di dalam
adalah jemaat GMIT.UPP Persekutuan Doa di tingkat klasis juga baru dibentuk pada
tahun 2015.29

Pada awalnya kelompok-kelompok persekutuan doa ini belum begitu mendapatkan
perhatian dari gereja, namun seiring dengan perkembangan dari kelompok-kelompok ini, maka
gereja harus menaruh perhatian. Menurut ketua majelis jemaat gereja Maranatha Soe sejauh ini
dalam menanggapi kehadiran kelompok-kelompok persekutuan doa di gereja Maranatha Soe,
gereja telah mengadakan kegiatan pembekalan terhadap kelompok-kelompok persekutuan doa
bersama dengan yayasan utus dengan tujuan agar kelompok-kelompok ini tetap terarah secara
biblis.30 Secara umum orang yang terlibat dalam kelompok-kelompok persekutuan doa di
jemaat GMIT Maranatha Soe tergolong berekonomi sedang ke bawah.
Di dalam kelompok doa kami PNS hanya ada 5 orang selain itu rata-rata semua
orang yang terlibat merupakan petani. Tingkat pendidikan juga beragam yang tamat
sarjana hanya sekitar 4 orang, selain itu hanya tamatan SMA.31

Misalkan saja kelompok persekutuan Haleluya Maranatha dan Haleluya Fafinisi yang
memiliki jumlah pengikut terbanyak. Persekutuan doa Haleluya Maranatha mempunyai jumlah
anggota sebanyak 52 orang dan persekutuan doa Haleluya Maranatha mempunyai anggota
sebanyak 72 oran. Kelompok ini terletak di rayon pelayanan Kuatae yang rata-rata merupakan
petani dan tingkat pendidikan rata-rata hanya menamatkan pendidikan SMA.

29

wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017
wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017
31
Wawancara via telepon dengan Ibu Henderika Banoet, 4 November 2017
30

43

3.3. Praktek devosi di dalam Persekutuan-Persekutuan Doa di Jemaat GMIT Maranatha
Soe
a. kegiatan sosial kelompok-kelompok Persekutuan Doa
Menurut keterangan ketua majelis jemaat Maranatha Soe, ada sebagian besar kegiatankegiatan dari kelompok-kelompok doa masih terbatas pada berdoa saja dan belum ada kegiatankegiatan lain tetapi ada juga kelompok-kelompok doa yang fokusnya tidak hanya dalam
kegiatan doa saja tetapi ada kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
Ada kerinduan bagi saya untuk kelompok-kelompok persekutuan doa agar
kegiatan mereka tidak hanya terbatas pada berdoa dan berdoa saja. Tetapi ada
ketrampilan yang mereka miliki. Sehingga ketika mereka melakukan pelayanan ke
luar setidaknya ada hal lain yang mereka bisa bantu selain hanya berdoa. Mungkin
ke depan khusus kelompok-kelompok doa di dalam gereja Maranatha pembekalan
persekutuan doa tidak hanya terbatas pada ajaran-ajaran alkitab tetapi harus ada
keterampilan yang diajarkan.32
Bagi Ketua Majelis Jemaat Maranatha, pengembangan-pengambangan kelompok doa
perlu dilakukan, mengingat banyaknya orang-orang yang berminat dengan kelompok-kelompok
persekutuan doa maka harus ada keterampilan-keterampilan yang dibuat.
Ketrampilan-ketrampilan itu bisa saja untuk pengembangan ekonomi jemaat.
Misalkan saja keterampilan dalam menjahit, membuat kerajinan atau keterampilan
bercocok tanam. Mengingat mayoritas jemaat kami merupakan petani. Jika ada
wadah yang mampu mengembangkan cara bertani yang modern itu sangat baik.
Sehingga secara ekonomi mereka bisa terbantu.33
Dalam kaitan dengan bidang ekonomi, ada beberapa respon dari kelompok-kelompok
persekutuan doa yang mengatakan:
Kegiatan kami memang dikhususkan untuk kami berdoa dan memuji nama
Tuhan. Hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi itu menjadi urusan pribadi
masing-masing orang. Toh, Tuhan sudah berfirman “carilah maka engkaukan
mendapat”. Berkat itu sudah ada pada tiap orang-orang yang dekat dengan Tuhan,
32
33

wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017
wawancara via telepon dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 28 September 2017

44

tinggal bagaimana cara mereka untuk mencari. Kalau hanya mencari tetapi tidak
pakai iman yang berarti sama saja. Kita mengerjakan sesuatu harus berlandaskan
iman.34

Terdapat juga beberapa kelompok persekutuan doa yang melakukan kegiatan-kegiatan
sosial lainnya. Seperti kegiatan persekutuan doa yang diketuai oleh ibu Vera Taek. Kelompok
persekutuan doa ini membuka kegiatan pelayanan di penjara, selain itu kelompok ini juga
menyiapkan berbagai bantuan ketika akan melakukan pelayanan ke gereja-gereja di pedesaan.
Bantuan-bantuan itu berupa sembako untuk masyarakat yang kurang mampu dan juga
sumbangan berupa uang untuk pembangunan gereja.
Kami kalau keluar pelayanan di gereja-gereja desa tidak hanya sekedar pergi dan
berdoa kasih mereka. Kalau hanya sekedar berdoa semua orang bisa. Alasan kami
memberikan bantuan karena manusia itu gambar dan rupa Allah, kalau kita sudah
mengasihi manusia berarti secara langsung kita juga sudah mengasihi Allah.35

Sejauh ini bantuan-bantuan yang disalurkan masih berupa bahan-bahan pokok untuk
kebutuhan sehari-hari dan belum terdapat respon terhadap hal-hal lain misalkan bantuan untuk
pendidikan dll. Berkaitan dengan alam sekitar, ada beberapa lahan yang dimiliki oleh
kelompok-kelompok persekutuan.
Kelompok kami memang mempunyai tanah persawahan di Bena36 yang biasanya
hasil panen dari sawah tersebut kami pakai untuk pelayanan. Sejauh ini kami
berusaha menggunakan alam sebagai salah satu bagian dari pelayanan kami.
Tuhan juga sudah berfirman dalam Kejadian 1:28 supaya kuasai ini bumi. Kuasai
dalam arti menggunkan dengan baik. Dalam setiap doa kami juga biasanya kami
doakan juga untuk alam sekitar.37

34

Wawancara via telepon dengan ibu Marselina Amtiran29 Otober 2017
wawancara dengan ibu Vera Taek, 5 September 2017
36
Bena merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kab. TTS. Desa ini
memiliki lokasi persawahan yang cukup luas.
37
Wawancara via telepon dengan ibu Vera Taek, 29 Oktober 2017
35

45

Kelompok-kelompok persekutuan doa ini, memahami alam sebagai alat pelayanan yang
diberikan Tuhan kepada mereka. Karena itu bagi mereka alam juga harus dijaga. Namun upaya
yang nyata seperti upaya penanaman bibit-bit pohon atau sumbangan bibit-bit pohon untuk
menjaga kelestarian alam belum dilakukan. Dalam kaitan dengan bantuan-bantuan, kelompokkelompok doa banyak mendapatkan bantuan dana yang berasal dari gereja di mana mereka
bernaung tetapi juga gereja-gereja luar. Dana bantuan ini biasanya digunakan untuk pelayanan
persekutuan doa dan dana-dana bantuan seperti ini biasanya dipakai untuk pembangunan rumah
doa dan pengadaan alat-alat musik.
Dari wawancara di atas, maka terdapat 2 jenis kelompok persekutuan doa yang berada
di dalam kehidupan jemaat Maranatha yaitu pertama kelompok-kelompok yang mengurus
kesejahteraan di bumi dan kedua kelompok-kelompok yang mengurus kesejahteraan di surga.
kelompok pertama merupakan kelompok-kelompok yang dalam prakteknya tidak hanya
terbatas pada kegiatan-kegiatan doa tetapi kelompok ini juga melakukan kegiatan untuk
kesejahteraan seperti penyaluran bantuan-bantuan. Di antara kelompok-kelompok persekutuan
doa di jemaat Maranatha Soe, hanya sebagian kecil dari kelompok-kelompok ini yang
melakukan kegiatan untuk kesejahteraan. Kebanyakan dari kelompok-kelompok doa di jemaat
Maranatha masuk dalam tipe kedua yakni lebih menekankan pada kehidupan yang sejahtera di
surga. Karena itulah pola-pola praktik mereka masih hanya sekedar berdoa dan belum
menyentuh kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
b.

Respon masyarakat terhadap kelompok Persekutuan Doa

Sejauh ini masyarakat sangat merespon baik kehadiran dari kelompok-kelompok
persekutuan doa ini. Respon yang sangat baik ini bisa diakibatkan karena pengaruh dari gerakan

46

kebangunan rohani tahun 1965. Permasalahan yang timbul dalam kelompok-kelompok
persekutuan doa biasanya datang dari kelompok-kelompok persekutuan yang bernaung di
GMIT. Permasalahan ini dipicu karena praktik-pratik ibadah yang beda sehingga menimbulkan
perbedaan dalam pemahaman masing-masing kelompok. Seperti yang dikatakan oleh seorang
ketua persekutuan doa:
Saya sudah keliling di ini persekutuan doa di kota soe, ada kelompok-kelompok
persekutuan doa yang kegiatannya aneh-aneh di dalam dan tidak sesuai dengan apa
yang gereja ajarkan.38
Respon yang baik ini mengakibatkan banyak masyarakat yang senang terlibat dalam
kegiatan persekutuan doa atau biasanya tidak terlibat aktif dalam kegiatan persekutuan doa
tetapi kerap meminta bantuan dari kelompok-kelompok ini untuk menggumuli segala
pergumulan mereka. Orang-orang yang terlibat kebanyakan

merupakan orang-orang yang

berekonomi lemah .39 Orang-orang ini biasanya datang dengan berbagai pergumulan akan
masalah mereka dan mereka butuh untuk didoakan. Di masing-masing kelompok persekutuan
doa biasanya sudah disiapkan sebuah buku yang disebut sebagai buku pergumulan. Buku ini
berfungsi untuk mencatat segala pergumulan permasalahan yang nantinya akan didoakan secara
bersama-sama oleh semua anggota dari kelompok persekutuan doa. Selain buku doa, di tiaptiap rumah persekutuan doa terdapat ruang-ruang khusus yang dipakai sebagai tempat
pergumulan secara pribadi. Pergumulan secara pribadi dilakukan jika seseorang sedang
mengalami sebuah persolan yang begitu berat.40 Salah satu anggota dari sebuah persekutuan
doa mengatakan:

38

wawancara dengan ibu Vera Taek, 5 September 2017
wawancara dengan Pdt Nudub Liufetto, tanggal 19 Agustus 2017
40
wawancara dengan ibu Marselina Amtiran, 30 Agustus 2017
39

47

Awal mula saya terlibat aktif dalam kegiatan persekutuan doa ini karena
pergumulan saya terhadap penyakit saya. Saya dulu sakit dan masuk ke rumah
sakit, pada waktu itu saya sudah pasrah dengan keadaan saya dan kalau Tuhan
mau menjemput saya, saya terima. Tapi waktu itu ada seorang hamba Tuhan yang
datang dan mendoakan saya dan saya di suruh untuk terus bergumul sewaktu di
rumah sakit. Setelah beberapa minggu badan saya sudah mulai segar kembali dan
dokter menyuruh saya untuk kembali pulang karena sudah sembuh. Mulai dari situ
saya aktif dalam kegiatan persekutuan doa supaya bersaksi kalau mujisat Tuhan
selalu ada bagi orang-orang yang mencari Tuhan.41
Sebagai sebuah bentuk dari rasa syukur atas mujisat yang dirasakan oleh orang-orang,
maka dengan sendirinya orang-orang akan terus terlibat dalam segala kegiatan persekutuan doa.
Bahkan dari hasil observasi ada beberapa orang yang bisa terlibat dalam 3 kelompok
persekutuan doa secara beda. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan persekutuan doa tidak
hanya terbatas pada warga GMIT tetapi ditemukan juga beberapa orang yang bergereja di
gereja-gereja denominasi lain, bahkan ada pendeta denominasi lain yang ikut terlibat dalam
persekutuan doa. Dalam membangun relasi sosial, kelompok-kelompok persekutuan doa
memiliki sifat yang begitu eksklusif.
Kami kelompok-kelompok persekutuan doa harus banyak memenangkan jiwa.
Supaya mereka menjadi anak Tuhan. Karena percaya kepada Tuhan Yesus adalah
kunci untuk masuk surga. Sekarang orang Islam di Soe semakin banyak. Jadi saya
kalau berdoa pagi saya selalu berusaha sebelum mesjid berbunyi saya sudah harus
bangun duluan. Kita harus malu kalau mereka yang berdoa duluan bukan kita.42
Sifat ekslusif ini terlihat dari pandangan mereka bahwa orang-orang yang berada di luar
Kristen dianggap sebagai domba yang hilang. Sikap ini menunjukan bahwa adanya pengaruh
unsur-unsur pikiran kharismatik di dalam kelompok-kelompok persekutuan doa ini meskipun
mereka mengaku bahwa mereka bernaung di bawah GMIT.

41
42

wawancara dengan ibu Yemelda Tunliu, 6 September 2017
wawancara dengan ibu Marselina Amtiran, 30 Agustus 2017

48

Ada juga orang-orang yang terlibat karena merasakan ada panggilan dalam diri mereka
untuk melayani, melayani dijalankan karena mereka merasa diberikan karunia khusus dari
Tuhan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota persekutuan doa:
Awal mula saya terlibat dalam kegiatan persekutuan doa ini semenjak saya kecil
karena ajakan orangtua saya. Ketika saya sudah mulai besar saya merasakan
adanya panggilan dan saya diberikan karunia oleh Tuhan. Semenjak saat itu saya
selalu aktif dalam kegiatan persekutuan doa.43
Bagi mereka, mengikuti kegiatan-kegiatan persekutuan doa membuat mereka lebih
merasakan kehadiran Tuhan. Tata ibadah dalam gereja dianggap sebagai tatah ibadah yang
terlalu resmi dan tidak memberikan keluasan bagi mereka untuk dapat mengekspresikan apa
yang meraka rasakan. Sangat berbeda dengan kelompok-kelompok persekutuan doa, di mana
orang-orang bebas untuk berekspresi. Selain itu kedekatan dengan Tuhan dirasakan melalui
berbagai petunjuk yang didapatkan melalui orang-orang yang memiliki karunia.44
Saya memang bergereja dan tidak pernah absen dalam setiap kegiatan
gereja, tetapi saya lebih merasakan kehadiran Tuhan lewat persekutuan doa karena
Tuhan menampakan segala sesuatu berkaitan dengan pergumulan-pergumulan
kehidupan kami.45
Petunjuk-petunjuk dari orang-orang yang mendapatkan karunia biasanya mendapat
suatu apresiasi yang besar. Bagi orang-orang yang mengikuti kegiatan persekutuan doa,
petunjuk-petunjuk tersebut bisa membukakan jalan bagi mereka tentang apa yang harus mereka
tempuh ketika berhadapan dengan sebuah persoalan. Petunjuk-petunjuk itu diyakini sebagai
sebuah petunjuk yang didapatkan langsung dari Tuhan.
Kelompok-kelompok persekutuan doa ini bukan hanya mendapat tanggapan dari
masyarakat sekitar yang datang untuk meminta dukungan doa terhadap berbagai permasalahan
43

wawancara dengan ibu Martha Nubatonis, 6 September 2017
wawancara dengan ibu Antoneta Oas , 6 September 2017
45
wawancara dengan ibu Martha Nubatonis, 6 September 2017
44

49

yang mereka hadapi, dari kalangan pemerintahan juga biasanya masuk ke dalam kelompokkelompok doa ini.
Biasanya kalau sudah mau pas pemilihan anggota dewan begitu nanti ada banyak
anggota-anggota dewan yang datang untuk berdoa bersama kami dan minta dukungan
doa. Ada salah satu anggota dewan di kota Soe yang pernah datang dan meminta
dukungan doa dari kami, kami terbuka dan bersama-sama mendoakan dia, tetapi
setelah ia menjadi anggota dewan malah dia lupa datang untuk ikut persekutuan doa
dengan kami, akhirnya sudah sekarang dia kena penyakit sebagai hukuman dari
Tuhan.46

Hal di atas menunjukan bahwa ada kencederungan kelompok-kelompok persekutuan doa ini
digunakan sebagai alat politik semata. Misalkan saja beberapa anggota dewan yang datang ke
kelompok-kelompok persekutuan doa ini meminta dukungan doa dan juga meminta petunjuk
agar mereka mendapatkan petunjuk dan bisa terpilih sebagai anggota dewan. Alasan untuk
meminta dukungan doa sebenarnya satu di balik berbagai alasan yang dipakai untuk meminta
dukungan suara dari masyarakat. Terdapat juga beberapa masalah ketika ada politisi yang
datang meminta petunjuk doa terhadap kasus korupsinya.
Dulu pernah ada seorang politisi yang datang untuk meminta petunjuk terhadap
masalahnya. Masalahnya itu ternyata kasus korupsi. Pertama ia meminta petunjuk
tentang permasalahannya. Ketika di doakan ketua persekutuan doa tersebut bilang,
kalau dia akan terbebas dari masalah. Memag setelah itu ia terbebas dari masalah
tapi selang berapa waktu, ia ditangkap karena kasus korupsinya.47
Kasus ini menunjukan bahwa bisa saja terjadi salah persespsi mengenai kelompokkelompok doa . Rasa frustasi

akan dunia politik justru membuat kehadiran kelompok-

kelompok ini salah diartikan oleh sebagian orang-orang.
c. Jenis ibadah Kelompok Persekutuan Doa

46
47

Wawancara dengan Ibu Marselina Amtiran, 6 September 2017
Wawancara dengan Ibu Emi Kolnel , 2 September 2017

50

Dalam hasil observasi ada 2 jenis ibadah yang dijalankan oleh kelompok-kelompok
persekutuan doa ini, ibadah itu antara lain ibadah pergumulan dan ibadah persekutuan doa
bersama. Ibadah pergumulan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam tim
doa pergumulan. Menurut salah satu ketua persekutuan doa tujuan dari ibadah pergumulan
adalah sebagai berikut:
Dalam ibadah pergumulan ini biasanya disampaikan pergumulan masing-masing
orang berdasarkan buku pergumulan doa tetapi ada juga orang-orang di luar tim
pergumulan yang ikut ibadah untuk medapatkan petunjuk bagi persoalan yang
mereka hadapi. Selain itu ibadah pergumulan juga bertujuan untuk
mempersiapkan diri untuk ibadah persekutuan doa atau ketika kami akan pergi
melayani di suatu tempat, biar kami dijauhkan dari segala masalah.48
Jenis ibadah yang berikut adalah ibadah persekutuan doa bersama. Ibadah ini
merupakan ibadah bersama. Jika ibadah pergumulan biasanya diikuti oleh tim-tim pergumulan,
dalam ibadah ini semua anggota biasanya terlibat, meskipun ibadah pergumulan bukan ibadah
yang tertutup bagi anggota-anggota persekutuan doa.
Dalam tata ibadah persekutuan doa , lagu-lagu yang sering dinyanyikan adalah lagulagu pujian penyembahan, dengan irama yang terus diulang-ulang dan juga ada waktu di mana
lagu-lagu ini dibawa dengan setengah suara. Contoh lagu yang dibawa :
ku tahu Tuhan pasti buka jalan 2x
asal ku hidup suci, tidak turut dunia,
ku tahu Tuhan pasti buka jalan.
ku tahu Tuhan dengar doa saya 2x
asal ku hidup suci, tidak turut dunia,
ku tahu Tuhan dengar doa saya.

48

wawancara dengan ibu Maria Taneo, 1 September 2017

51

Lirik-lirik lagu yang dibawah biasanya lebih bertema kedekatan diri dengan Tuhan atau
lirik-lirik yang lebih menekankan permohanan-permohan untuk pergumulan kehidupan mereka.
Lagu ini juga bertujuan agar membawa orang-orang terkonsentrasi pada ibadah tersebut. Ada
juga ruang kesaksian yang dibuka untuk orang-orang menyampaikan bagaimana pengalaman
mereka dengan Tuhan. Penggunaan Alat musik dapat dalam persekutuan-persekutuan doa ini
begitu sederhana, ada persekutuan doa yang menggunakan alat musik orgen tetapi ada juga
yang menggunakan gitar. Ada juga tari-tarian yang dibawakan dalam tatah ibadah seperti taritarian penyembahan ini yang dilakukan oleh kelompok persekutuan doa yayasan utus muda,
kelompok doa yang kebanyakan diikuti oleh anak-anak muda. Tari-tarian dalam ibadah
persekutuan doa hanya dijalankan ketika ada sebuah acara-acara seperti natal persekutuan doa,
atau ulang tahun persekutuan doa.49 Yang unik dari kelompok-kelompok doa ini adalah cara
mereka dalam menyampaikan firman. Firman yang akan menjadi bahan perenungan biasanya
didapatkan lewat wahyu dalam doa firman. Ada beberapa orang tertentu yang dipercaya
memiliki karunia untuk dapat melihat ayat-ayat firman yang akan menjadi bahan perenungan.
Perenungan firman biasanya dipilih secara acak dari orang-orang yang hadir di dalam ibadah
persekutuan doa.
Selain tata ibadahnya, ada juga praktik-praktik lain yang dilakukan oleh kelompokkelompok ini seperti puasa, doa-doa berwaktu yang dijalankan secara pribadi atau bersamasama dengan anggota-anggota kelompok persekutuan doa. Dalam hal berpuasa, beberapa
kelompok mempunyai cara berpuasa masing-masing misalkan puasa menurut salah satu ketua
persekutuan doa:

49

wawancara dengan ibu Erna Nubatonis, 6 September 2017

52

Dalam satu tahun biasanya kami melakukan 4 kali puasa. Puasa itu antara lain
puasa pendamaian. Pertama puasa untuk Tuhan Allah yang biasa kami laksanakan
pada tanggal 14 januari rujukan kami berdasarkan Imamat 23. Kedua, puasa
Pondok Daun biasanya dilakukan pada bulan Mei rujukan kami berdasarkan
Zakaria 7. Ketiga puasa pendamaian, biasanya dilakukan pada tanggal 9-10.
Rujukannya berdasarkan Imamat 23: 26-31. Dan yang terakhir adalah puasa
keluarga. Puasa ini dilakuan pada bulan Oktober, tetapi yang menjalankannya
hanyalah para lelaki karena merekalah kepala keluarga. Tujuan dari puasa itu
untuk mematahkan setiap kuk, penguasaan diri sendiri, karena roh dan tubuh
mempunyai suatu ikatan yang begitu erat. Puasa membatalkan kedagingan kita
karena tubuh adalah bait Allah tempat tinggalnya Roh Kudus. Cara berpuasa
biasanya berbagai macam misalkan sepanjang 1 minggu kami hanya makan roti
atau nasi dan meminum air putih, kami biasa sebut puasa pantangan. Ada juga
yang kami dengan tidak makan atau minum sama sekali, dan puasa ini hanya
berlangsung 1 hari.50
Ada pula kelompok-kelompok persekutuan lain yang menjalankan puasa tetapi tidak
memakai jadwal yang tetap. Misalkan puasa dijalankan ketika mereka sedang bergumul dengan
sebuah masalah yang besar tetapi puasa ini lebih banyak dilakukan secara perorangan . Puasa
juga sering dilakukan dalam menyambut sebuah acara penting. Untuk melaksanakan puasa juga
biasanya dilakukan berdasarkan petunjuk dari Tuhan tentang jadwal di mana semua anggota
menjalankan puasa.
Dengan berpuasa, fokus kami dalam menyampaikan segala pergumulan akan lebih
begitu gampang karena kami benar-benar melepaskan kedagingan kami dan
berserah secara penuh kepada Tuhan. Untuk puasa ini, kami selalu meminta
petunjuk dari Tuhan mengenai waktu berpuasa kami. Kami juga melakukan puasa
dalam menyambut hari-hari raya seperti Natal, paskah dan hari pentakosta.
Biasanya 1 minggu sebelum hari-hari raya tersebut, kami sudah harus berpuasa.51
Selain puasa, ada juga penetapan doa-doa berwaktu. Doa-doa berwaktu ini sudah
mendapatkan jadwal yang tetap misalkan dilakukan pada jam 3, 6, 9, dan 12 tiap harinya. Doadoa secara pribadi ini biasanya dilakukan secara individu. Ada juga doa penopang, di mana
semua anggota saling mendoakan sebuah beban persoalan yang dihadapi sesorang. Selain

50
51

wawancara dengan ibu Vera Taek , 5 September 2017
wawancara dengan ibu Erna Nubatonis , 6 September 2017

53

dibawa secara individu ada waktu tertentu, di mana semua kelompok persekutuan doa datang
dan berdoa bersama.
Kami juga biasa melaksanakan doa pagi bersama. Doa pagi bersama biasa
dilakukan jam 4 pagi sampai jam 6 pagi. Doa ini dilakukan kalau ada momentmonet tertentu misalnya ketika kami mau menyambut hari Pentakosta, doa pagi
harus kami jalani. Selain itu kadang juga kami lakukan doa-doa pergumulan pada
jam 12 malam secara bersama-sama hal ini dilakukan jika memang ada sebuah
pergumulan yang berat. Kami memilih jam 12 malam biar mendapatkan suasana
yang begitu teduh untuk dapat bertemu dengan Tuhan. Doa penopang sering kami
lakukan, agar orang-orang yang mendapatkan persoalan mendapatkan dukungan
dari semua anggota persekutuan doa.52
d.

Kelompok Persektuan Doa dan budaya lokal

Dalam hubungan gereja dan budaya, sebagaimana tertera dalam pokok eklesiologi
GMIT NOMOR: 1/TAP/SSI-GMIT/II/2010, GMIT menyadari keberadaannya dalam sebuah
konteks multikultural . Karena itulah GMIT secara terang-terangan mengatakan ikut
mengamban tugas untuk merawat terpeliharanya budaya lokal, termaksud di dalamnya bahasa
lokal karena hal tersebut merupakan bagian dari perawatan identitas lokal dan juga identitas
Kristiani-lokal.
Ada beberapa praktik yang dijalankan oleh kelompok-kelompok doa yang merupakan
sebuah ritus budaya timor. Ritus tersebut adalah naketi53atau dikenal oleh sebagian kalangan
dengan istilah doa putus atau doa pelepasan. Pratik naketi yang dijalankan tidak seperti praktik
yang dahulu karena terdapat pengaruh agama Kristen di dalamnya. Orang-orang yang sedang
mengalami sakit atau sebuah musibah yang besar yang terjadi secara berulang-ulang harus
52

wawancara dengan ibu Marselina Amtiran , 30 Agustus 2017
Secara harfiah naketi berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Secara konseptual kata ini merujuk
kepada kesalahan masa lalu. Di dalam praktik naketi ini biasanya orang-orang akan menceritakan masa lalunya,
setelah itu akan diadakan pemeriksaan hati binatang atau telur untuk mengetahui kebenaran cerita tersebut. Lalu
dilanjutkan dengan ritus hela keta’/ hela beba’(menarik lidik/menarik bebak) yang meliputi pelepasan bebak atau
lidik di sungai, makan sirih pinang secara bersama-sama, persembahan binatanng atau korban dan makan bersama.
Lih. Mery Kolimon, Para Pelaku Mencari Penyembuhan, Berteologi dengan Narasi para pelaku tragedi ’65 di
Timor Barat, (Ledarero, Jurnal Ledarero, No. 1 2003) : 49
53

54

menjalani ritus naketi. Dalam ritus naketi orang-orang yang sedang mengalami masalah diminta
untuk menceritakan masa lalunya karena masalah yang menimpa mereka dipercaya merupakan
dosa masa lalu atau dosa-dosa yang datang dari nenek moyang mereka. Akhir dari semua itu
maka akan dil

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24