8 Tingkatan Manusia di Akhirat menurut I

18 Tingkatan Manusia di Akhirat menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziah
Peringkat Pertama : Ulul ‘Azmi
Peringkat tertinggi di akhirat, yaitu peringkat risalah.. Mereka adalah para nabi
dan rasul. Dengan perantaraan tangan mereka kebaikan dunia dan akhirat ini
terwujud, karena mereka Allah disembah dan ditaati. Yang tertinggi dari mereka
adalah nabi dan rasul ulul ‘azmi yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad.
Allah Berfirman “Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa”(QS Asy Syura:13) Kelima rasul di atas adalah penghuni
lapisan paling atas dan syafaat berputar pada mereka hingga mereka
menyerahkannya kepada penutup para rasul yang paling mulia, yaitu Nabi
Muhammad.
Peringkat Kedua : Nabi dan Rasul
Yaitu para rasul dan Nabi yang berjumlah 25 yang disebutkan dalam Al Qur’an
selain para ulul ‘azmi. Mereka adalah Adam, Idris, Hud, Luth, Shalih, Ismail,
Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Yunus, Dzulkifli, Ilyas, Ilyasa,
Daud, Sulaiman, Zakaria dan Yahya. Tingkatan mereka sesuai dengan peringkat
dan keutamaan mereka masing-masing.
Peringkat Ketiga : Para Nabi yang Tidak Tercantum dalam Al Qur’an
Mereka tidak diutus kepada umatnya masing-masing, namun mereka memiliki
rubuwwah (kenabian) dan tidak memiliki risalah. Allah mengistimewakan

mereka dengan memberikan wahyu dan mengutus para malaikat-Nya kepada
mereka. Jumlah mereka mencapai ratusan ribu lebih sebagaimana hadits dari
Abu Dzar.
Peringkat Keempat : Pewaris Para Rasul dan Pengganti Mereka di
Masing-masing Umatnya
Merekalah yg menegakkan kembali ajaran para rasul : dalam ilmu dan amal,
dan mengajak manusia kepada Allah sesuai dengan petunjuk dan manhaj
syariatnya. Inilah peringkat terbaik setelah peringkat para nabi dan rasul. Itulah
peringkat Shiddiqiyah, Allah berfirman : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah
dan rasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orag
yang mati syahid dan orang-orang yg shalih. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya (QS An Nisaa ay 69).
Pada ayat di atas, peringkat shiddiqiyah disandingkan dengan peringkat
nubuwwah. Shiddiqiyah adalah ulama rabbani yang memiliki ilmu mendalam,
menjadi mediator antara rasul dengan umatnya, mereka adalah pengganti
rasul, wali rasul, partai rasul, orang-orang pilihan rasul, penjaga rasul dan
kelompok yang dijamin selalu berada dalam kebenaran. Penentang dan penolak
ajakan mereka tidaka akan dapat memadharatkan mereka sedikitpun hingga
dating keputusan Allah kepada mereka (Siapa lagi jika bukan para sahabatnya

yg mulia?)

Peringkat Kelima : Para Pemimpin yang Adil
Karena mereka perjalanan manusia menjadi aman, dunia menjadi tentram,
orang lemah mendapatkan pertolongan, orang dzalim akan terhina, orang takut
merasa aman, hukum Allah ditegakkan, kerusakan dimusnahkan, mereka
menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, sunnah ditegakkan dan
bid’ah dihancurkan. Untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah
tangan kanan Ar Rahman yang dipasang pada hari kiamat. Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya orang-orang yang adil berada di atas mimbar-mimbar dari
cahaya pada hari kiamat di sebelah kanan Ar Rahman, dan kedua tangan-Nya
adalah kanan. Yaitu mereka yang adil dalam pemerintahannya, keluarganya
dan jabatan yang diamanahkan kepada mereka.” (HR. Muslim)
Mereka adalah salah satu dari 7 golongan yang akan mendapatkan naungan
pada hari kiamat. Sebagaimana di dunia mereka menaungi rakyatnya dengan
keadilan, maka di akhirat Allah pun menaunginya dengan keadilan dan rahmatNya.
Peringkat Keenam : Mujahidin yang Berjihad di Jalan Allah
Mereka adalah para tentara Allah yang menegakkan agama-Nya,
menghancurkan musuh-musuhNya dan menjaga kehormatan Islam. Mereka
akan mendapat limpahan pahala dari setiap orang yang dilindunginya, dengan

jihadnya maka orang-orang dapat beribadah dengan tenang.
Para mujahidin mendapatkan keutamaan yang tinggi disebabkan beratnya
beban yang harus mereka pikul. Sungguh saat mereka berjihad, banyak
diantara mereka yang meninggalkan kesenangan dunia mereka, harta mereka,
istri dan anak-anak mereka. Medan jihad itu sendiri merupakan tempat yang
sulit dan tidak mengenakkan, perjalanan yang sangat meletihkan, diterpa
dengan cuaca panas menyengat, dingin yang menggigil, ditambah dengan
musuh yang menakutkan, kelebatan pedang, desingan peluru, cabikan dan
tusukan tombak dan banyak lagi suasana menegangkan, hingga medan ini
hanya dihuni oleh mereka benar-benar memiliki azam dan iman yang tinggi.
Dalam Al Qur’an dan sunnah, banyak disebutkan tentang keutamaan dan
keistimewaan mereka, terlebih mereka yang telah mencurahkan harta dan jiwa
mereka hingga gugur saat melawan musuh-musuhnya. Allah menjanjikan
bahwa mereka akan mendapatkan 100 derajat di surga, jarak antara satu
derajat dengan derajat lainnya seperti langit dan bumi, mereka akan dinikahkan
dengan 72 bidadari, disematkan mahkota dari mutiara yaquth, diselamatkan
dari fitnah kubur, pahalanya terus mengalir sampai kiamat, diampuni dosanya
sejak tetesan darah pertama, dapat memberikan syafa’at kepada 70 kerabatnya
dan masuk surga tanpa hisab.
Kedudukan orang yang berjihad lebih tinggi dari lainnya, bahkan lebih tinggi

dari orang yang memberikan jamuan minuman kepada jemaah haji dan
mengurus masjidil haram, mereka lebih tinggi secara mutlak dari para qa’idin
(orang yang duduk dan tidak berangkat berjihad tanpa udzur).
Bagi para mujahidin, setiap gerakan dan perbuatan mereka akan bernilai
pahala. Allah berfirman, “Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa
kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula)
menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah bagi orang-orang kafir,
dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah
bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shaleh. Sesungguhnya Allah

tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik dan mereka tidak
menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak
melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (mal shaleh
pula),karena Allah akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan)
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. At Taubah : 120)
Peringkat Ketujuh : Ahlul Itsar
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mendahulukan kepentingan orang
lain, bershadakah dan berlaku baik kepada manusia sesuai dengan kebutuhan
dan kemaslahatan orang-orang yang dibantunya. Mereka adlah orang-orang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Dalam berinfak, mereka

melakukannya di waktu siang dan malan, pagi dan petang, di waktu susah
maupun sempit, di saat sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Mereka
tidak pernah mengungkit pemberian mereka, atau melakukan sesuatu yang
dapat menghapuskannya.
Mereka adlah orang-orang yang bersabar di saat kaya, yaitu dengan tidak
membelanjakannya pada kebanyakan perkara yang mubah, dan bersikap itsar
di saat membvutuhkan, yaitu dengan lebih mengutamakan saudaranya dari
dirinya sendiri.
Allah berfirman, “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang
hari, secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat
pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. (Al Baqarah: 274)
Peringkat kedelapan : Orang-orang yang Allah swt bukakan pintu-pintu
kebaikan yang banyak
Mereka adalah orang yang disamping mengerjakan shalat, puasa, haji, tilawah,
I’tikaf,dzikir dll. Mereka juga sangat serius dalam meningkatkan buku catatan
amal perbuatan mereka, seperti amal jariyah yang akan terus mengalir
kepadanya walaupun ia telah kembali ke sisi Allah azza wa jalla.

Peringkat kesembilan : Ahlul Najat

Mereka adalah orang-orang yang hanya sebatas mengerjakan perintah yang
wajib dari Allah swt. Dan meninggalkan larangan-larangan Allah swt.
Mereka menjadi selamat karena Allah akan menghapus kesalahan dan dosadosa kecil mereka disebabkan amalan fardhu yang dikerjakan, dan ia tidak
mengerjakan dosa besar. Allah berfirman, “Jika kamu menjauhi dosa-dosa
besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami
menghapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami
masukkan kamu ke tempat yang mulia (syurga).” QS An Nisa: 31
Peringkat kesepuluh : Orang yang mendapatkan karunia taubat dari
Allah swt sebelum kematiannya
Mereka adalah orang-orang yang telah menzalimi diri dengan dosa-dosa besar
namun mereka menutup kehidupannya dengan taubatan nashuha. QS
Maryam : 60

Peringkat kesebelas : Orang yang sekali waktu berbuat kebaikan, tapi
di waktu yang lain berbuat kejahatan.
Mereka adalah orang-orang yang belum sempat bertaubat dari dosa dan
kemaksiatan yang diperbuatnya, akan tetapi setelah ditimbang dosanya lebih
ringan dari dari amal kebaikannya sehingga Allah swt memasukkannya ke
surga.
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), barangsiapa berat

timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa
yang ringan timbangannya kebaikannya, maka itulah orang-orang yang
merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat
Kami. QS Al A’raaf : 8-9
Peringkat kedua belas : Orang amal kebaikannya berimbang dengan
keburukannya
Mereka adalah orang yangterakhir masuk surga dari kelompok yang tidak api
neraka, selama penantianmereka berada di Al A’raaf (antara surga dan
neraka).
“Dan diantara keduanya (penghui syurga dan neraka) ada batas dan di atas
a’raf itu ada orang-orang yang mengenal masing-maing dari dua golongan itu
dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk syurga:
“Salamun ‘alaikum”. Mereka belum lagi memasukinya. Dan apabila pandangan
mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkat: “Ya Tuhan kamu,
janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu.”
QS Al A’raaf : 46-47.
Peringkat ketiga belas : Kelompok yang penuh dengan kemaksiatan
dan sangat ringan timbangan amal kebaikannya
Mereka adalah orang yang akan masuk surga namun harus merasakan adzab
neraka disebabkan kemaksiatan mereka yang sangat banyak, kemudian

merekamendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad saw dan masuk ke dalam
surga.
Peringkat keempat belas : Kelompok manusia yang tidak memiliki
keimanan, tidak juga ketaatan, tidakkemaksiatan dan tidak pula amal
shalih
Mereka adalah orang gila, yang tidak sampai dakwah kepada mereka, orang tuli
dan anak-anak orang musyrik yang meninggal waktu kecil.
Terhadap kelompok ini, para ulama berbeda pendapat tentang nasib sewaktu
kecil. Tentang bayi orang islam, mereka sepakat bahwa ia akan masuk surge.
Sebagaimana firman Allah, “Dan orang2 yang beriman dan yang anak cucu
mereka mengikuti mereka dalam keimanan. Kami hubungkan anak cucu
mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala
amal mereka. Tiap-tiap manusia terkait dengan apa yang dikerjakannya. (QS
Ath Thur: 21). Sedang kedudukan bayi orang kafir, mereka berbeda pendapat
hingga ada delapan pendapat. Namun, menurut pendapat yang paling shahih
yang mewakili dan dapat mengakomodir seluruh dalil-dalil yang ada adalah
pendapat terakhir yang menyatakan bahwa mereka nanti akan diuji lagi pada

hari kiamat. Jika orang tersebut sukses dalam ujian, maka mereka akan masuk
surge, dan jika gagal akan masuk neraka.

Di antara hadist yang digunakan hujjah oleh ibnu qayyim dalam masalah ini
adalah sabda nabi yang berbuny: “Ada empat ornag yang mengajukan protes
kepada Allah pada hari kiamat: orang tuli yang tidak bisa mendengar apapun,
orang lanjut usia, orang bodoh dan orang meninggal di masa fatrah (masa
vakum antara dua rasul). Orang tuli berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam
telah datang, namun aku tidak dapat mendengar sedikit pun tentangnya.”
Orang bodoh berkata, Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun
anak-anak kecil melempariku dengan kotoran binatang”. Orang lanjut usia
berkata, “Wahai Rabb-ku, sungguh islam telah datang, namun aku tidak dapat
memikirkannya.” Sedang orang yang meninggal di masa fatrah berkata, “Wahai
Rabbku, tidak ada utusan yang datang kepada kami. “Lalu Allah mengambil
sumpah mereka untuk taat kepada-Nya. Setelah itu Allah mengutus malaikat
kepada mereka dan menyuruh mereka masuk neraka. Demi dzat yang jiwaku
yang berada di tangan-Nya, jika mereka masuk ke dalam neraka tersebut,
maka neraka tersebut menjadi sejuk dan menyelamatkan. (HR Ahmad dan Ibnu
Hiban dengan sanad Shahih).
Hukum di atas juga berlaku bagi bayi orang kafir yang meninggal. Dengan
demikian jelaslah kedudukan mereka nanti di akherat. Adapun orang gila yang
sudah pernah berakal, maka hukum mereka adalah hukum sebelum mereka
gila, jika termasuk seorang muslim, maka kedudukan sebagaimana tingkatantingkatan di atas.

Peringkat kelima belas sampai dengan kedelapan belas : Orang
munafk zindik, pemimpin kafr, para pengikut kekafran, golongan jin
yang kafr
Mereka adalah makhluk yang kekal didalam neraka Allah swt, karena
keingkaran mereka dan penolakan mereka terhadap agama Allah swt. QS Al
A’raaf :38, Al Baqarah : 166-167, Al Hadid : 13-14