KRITIK SASTRA TEMPATAN KERANGKA PENGGALI

KRITIK SASTRA TEMPATAN:
KERANGKA PENGGALIAN DAN PENGKAJIAN
TEORI DAN KRITIK SASTRA PRODUKSI DALAM NEGERI

Judul Buku : Kritik Sastra Tempatan
Penulis
: Puji Santosa dan Djamari
Penerbit
: Elmatera, Yogyakarta
Tahun
: 2014
Halaman
: xii + 236
Ukuran Buku : 14,5 x 21 Cm
Harga
: Rp50.000,00

KATA PENGANTAR PENERBIT
Studi kesusastraan adalah upaya manusia untuk dapat memahami, mengerti, dan
memperjelas tentang kesusastraan. Salah satu cara untuk dapat memahami, mengerti, dan
memperjelas


kesusastraan

adalah

dengan

cara

membaca,

mempelajarinya,

dan

mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang kesusastraan yang disampaikan oleh guru
sastra, dosen sastra, dan atau pakar kesusastraan sebagai narasumber. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh seseorang untuk dapat melakukan studi sastra adalah melalui: (1) jalur
pendidikan nonformal dan informal di masyarakat, seperti belajar secara otodidak di
masyarakat, mengikuti diskusi, saresehan, seminar, ceramah sastra, kursus-kursus penulisan

sastra, dan pentas-pentas sastra yang dilakukan oleh komunitas sastra, dan (2) jalur
pendidikan formal, yaitu melalui bangku-bangku sekolah, dari sekolah dasar hingga sekolah
menengah, bahkan kalau perlu mengikuti perkulihan di perguruan tinggi.
Buku Kritik Sastra Tempatan yang ditulis oleh Puji Santosa dan Djamari ini diterbitkan
sebagai upaya memahamkan dan menerang-jelaskan ihwal kritik sastra tempatan yang digali
dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), dan nasional
(Indonesia). Dalam penelitian sastra tempatan ini mereka berdua menggali pemahaman teori
dan kritik sastra tempatan dari tiga pakar sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr.
Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus
Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra
dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar
sastra dan sosial budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya). Hal ini kami sadari bahwa
selama abad XX hingga kini, terutama memasuki awal 1980-an, Indonesia diserbu arus global
paradigma teori dan kritik sastra Barat yang datang secara beruntun. Hadirnya buku ini
merupakan alternatif menuju teori dan kritik sastra produksi dalam negeri.
Semoga penerbitan buku ini dapat menambah khazanah publikasi hasil penelitian dan
kritik sastra di Indonesia. Penerbit Elmatera Publishing dengan bangga menyajikan penerbitan
buku ini sebagai sumbangsih kami kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Selamat
membaca dan mengapresiasi sajian penerbitan kami ini.
Penerbit Elmatera


PENGANTAR PENYUNTING AHLI

Laju perkembangan karya sastra yang pesat di Indonesia tidak diikuti oleh lajunya
pertumbuhan kritik sastra. Sepeninggal H.B. Jassin dan Subagio Sastrowardojo seolah-olah
kritik sastra di Indonesia hanya jalan di tempat, tidak tampak ada penerus yang secara rutin
menggeluti dunia kritik sastra. Keprihatinan itu dirasakan terutama oleh para akademisi dan
juga kalangan pencinta sastra di Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa selama abad XX hingga kini, terutama
memasuki awal 1980-an, Indonesia diserbu arus global paradigma teori dan kritik sastra Barat
yang datang secara beruntun. Para akademisi berkenalan dengan New Criticism, Kritik Merlyn,
Nouvelle Critique, Post Structuralism, Kritik Marxis, Kritik Psikoanalisis, Kritik Linguistik dan
Stilistik, Kritik Formalisme, Kritik Mitepoik/Kritik Arketipe, Kritik Eksistensialisme, Kritik
Feminisme, practical criticism, academic literary history, literary appreciation and interpretation,
literary theory, kritik pragmatik, kritik ekspresif, kritik objektif, kritik mimetik, dan sejumlah istilah
kritik sastra yang lain. Membanjirnya paradigma teori dan kritik sastra Barat itu tidak
sepenuhnya dipahami oleh khalayak ramai, bahkan kaum intelektual di luar kampus lebih
banyak mengalami kebingungan daripada kejelasan. Hal itu disadari bahwa pada umumnya
sarjana sastra di Indonesia tidak begitu mengenal latar belakang pemikiran dan filsafat yang

mendasari semua teori dan kritik sastra itu. Jadi, arus global paradigma kritik sastra itu patut
dicermati secara saksama.
Atas dasar pemahaman di atas, seharusnya pengamat, pengajar, dan peneliti sastra di
berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian tertantang untuk menggali lebih jauh arus
global paradigma, baik baru maupun lama, kritik sastra itu dari waktu ke waktu. Artinya, tidak
harus meninggalkan paradigma yang lama, tetapi yang baru pun perlu disongsong, digali, dikaji,
dan ditelaah lebih lanjut. Para pakar sastra seyogianya menjelaskan bagaimana seharusnya
paradigma kritik sastra itu dipahami, kemudian diaplikasikan dalam karya sastra di Indonesia:
dalam genre puisi, prosa, dan drama, baik sastra tulis maupun sastra lisan.
Hadirnya buku Kritik Sastra Tempatan ini merupakan hasil penelitian sastra yang
ditulis oleh Puji Santosa dan Djamari sebagai kerangka penggalian dan pengkajian teori dan
kritik sastra produksi dalam negeri, menjadi salah satu alternatif menangkal teori dan kritik
sastra dari Barat. Buku hasil penelitian ini mengungkapkan masalah pelbagai ancangan teori
dan kritik sastra tempatan yang dapat digali dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal),
Melayu (negeri serumpun), dan Nasional (Indonesia). Penelitian ini juga mendalami dan
menggali pokok-pokok pemikiran teori dan kritik sastra tempatan dari tiga narasumber pakar
sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar
Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular
Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar sastra dan sosial budaya Universitas PGRI

Adi Buana Surabaya).
Beberapa teori dan krtik sastra tempatan yang dibicarakan dalam buku ini antara lain,
kritik sastra wangsalan, kritik sastra dwitunggal, kritik sastra tritunggal, kritik sastra caturtunggal,
kritik sastra pancatunggal, kritik sastra hasthatunggal, kritik sastra dasatunggal, kritik sastra
bangesgresem (banyol, nges, greget, sem), kritik sastra kasunyatan, dan kritik sastra
kontekstual. Oleh karena itu, saya bangga menjadi penyunting ahli buku ini, baik dari sisi teknis

bahasa maupun dari isi kajian yang mendalam tentang betapa pentingnya peran teori dan kritik
sastra tempatan dalam pengembangan sastra di Indonesia. Hasil penelitian Saudara Puji
Santosa dan Djamari ini mampu membuka cakrawala betapa luas dan mendalamnya
penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra tempatan yang berangkat dari khazanah
sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), Nasional (Indonesia), baik sastra tulis maupun
sastra lisan.
Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
Peneliti Utama Bidang Sastra

KATA PENGANTAR PENULIS

Sebagai salah satu upaya dalam pengembangan tradisi penelitian dan penulisan kritik
sastra di Indonesia, kami hadir menyajikan sebuah buku tentang Kritik Sastra Tempatan. Dalam

buku yang sederhani ini kami berusaha mengungkapkan pelbagai upaya alternatif ancangan
kritik sastra tempatan sebagai kerangka penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra

produksi dalam negeri. Buku hasil penelitian ini mengungkapkan masalah pelbagai ancangan
teori dan kritik sastra tempatan yang dapat digali dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal),
Melayu (negeri serumpun), dan Nasional (Indonesia). Penelitian ini juga mendalami dan
menggali pokok-pokok pemikiran teori dan kritik sastra tempatan dari tiga narasumber pakar
sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar
Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular
Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar sastra dan sosial budaya Universitas PGRI
Adi Buana Surabaya).
Pelbagai teori dan krtik sastra tempatan yang dibicarakan dalam buku ini antara lain,
kritik sastra wangsalan, kritik sastra dwitunggal, kritik sastra tritunggal, kritik sastra caturtunggal,
kritik sastra pancatunggal, kritik sastra hasthatunggal, kritik sastra dasatunggal, kritik sastra
bangesgresem (banyol, nges, greget, sem), kritik sastra kasunyatan, dan kritik sastra
kontekstual. Maksud penyajian beberapa alternatif ancangan teori dan kritik sastra di atas
bahwa penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra tempatan itu harus berangkat dari
khazanah teks sastra yang ada secara otonom, baik yang berasal dari sastra daerah (lokal)
dengan bahasa daerah (lokal) setempat atau yang sudah diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia, sastra Melayu (negeri serumpun), maupun sastra nasional (Indonesia), juga baik
sastra tulis maupun sastra lisan.
Akhirnya, selamat membaca dan mengapresiasi hasil penelitian sederhana ini. Tidak
ada gading yang tidak retak. Apabila ada kekurangan, salah dan kilaf, mohon koreksian, kritik,
dan saran perbaikan atas buku ini. Salam dan doa.
Jakarta, 1 September 2014
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PENERBIT .................................................................................

iii

PENGANTAR PENYUNTING AHLI ............................................................................

v

KATA PENGANTAR PENULIS.....................................................................................


ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1

BAB II PELBAGAI ANCANGAN KRITIK SASTRA TEMPATAN ...............................

13

2.1 Pengantar .............................................................................................................

13

2.2 Kritik Sastra Wangsalan .......................................................................................


14

2.3 Kritik Sastra Dwitunggal ........................................................................................

24

2.4 Kritik Sastra Tritunggal ..........................................................................................

42

2.5 Kritik Sastra Caturtunggal .....................................................................................

60

2.6 Kritik Sastra Pancatunggal ...................................................................................

64

2.7 Kritik Sastra Hasthatunggal ..................................................................................


67

2.8 Kritik Sastra Dasatunggal .....................................................................................

78

BAB III KRITIK SASTRA BANGESGRESEM ............................................................

89

3.1 Pengantar .............................................................................................................

89

3.2 Kaidah Kritik Sastra Bangesgresem .....................................................................

91

3.3 Wayang dalam Satra Indonesia ............................................................................


98

3.4 Kritik Bangesgresem Novel ABMA dan KOK ........................................................

101

3.5 Banyol dalam Pengisahan Novel ABMA dan KOK ................................................

112

3.6 Nges dalam Penokohan Novel ABMA dan KOK ...................................................

126

3.7 Greget dalam Penceritaan Novel ABMA dan KOK ...............................................

139

3.8 Sem Sebagai Kepekaan Erotik Novel ABMA dan KOK ........................................

145

3.9 Simpulan ..............................................................................................................

151

BAB IV KRITIK SASTRA KASUNYATAN ..................................................................

153

4.1 Pengantar .............................................................................................................

153

4.2 Kewadakan Tembang ...........................................................................................

157

4.3 Fungsi dan Makna Pupuh Tembang .....................................................................

164

4.4 Kaidah Kritik Sastra Kasunyatan ..........................................................................

168

4.5 Simpulan ..............................................................................................................

177

BAB V KRITIK SASTRA KONTEKSTUAL ................................................................

179

5.1 Pengantar .............................................................................................................

179

5.2 Kerangka Teori Sastra Kontekstual .......................................................................

180

5.3 Metode dan Teknik Sastra Kontekstual .................................................................

182

5.4 Konteks Kesejarahan Sunan Kalidjaga .................................................................

184

5.5 Konteks Nilai Keedipenian Tembang “Ilir-Ilir” ........................................................

187

5.6 Konteks Nilai Keadilihungan Tembang “Ilir-Ilir” .....................................................

191

5.7 Konteks Pembentukan Pekerti Bangsa ................................................................

196

5.8 Simpulan ..............................................................................................................

199

BAB VI PENUTUP .....................................................................................................

201

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

203

INDEKS ......................................................................................................................

211

BIODATA PENULIS ...................................................................................................

219

Dokumen yang terkait

ANALISIS ISI KRITIK SOSIAL PADA FILM JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA RATNA SARUMPAET

5 92 43

KAJIAN TEMA DALAM ANTOLOGI CERPEN BANTEN SUATU KETIKA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMP

1 51 51

INTERTEKSTUAL CERPEN “ROBOHNYA SURAU KAMI” KARYA A.A. NAVIS DENGAN “BURUNG KECIL BERSARANG DI POHON” KARYA KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH

34 414 108

LAPORAN BACA KARYA SASTRA BALAI PUSTAKA

0 23 34

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 17 50

WARNA LOKAL DALAM KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN DI RUMAH PANGGUNG KARYA ISBEDY STIAWAN ZS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP

3 21 60

GAYA BAHASA RETORIS DAN KIASAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

23 172 81

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

View of PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MAHASISWA YANG PERAKTIK DI LABORATORIUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

0 0 7