MAKALAH SISTEM HUKUM INTERNASIONAL perang

MAKALAH
SISTEM HUKUM INTERNASIONAL

Disusun oeh:

1. Vei bhaskara mustika (1311600136)
2. Doni rahmat (1311600034)
3. Alberik yanuar (1311600150)
4. Taufik Viky (1311600174)
5. Rizky Prayogi (1311600198)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
2017

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata pelajaran Hukum Internasional yang berjudul “Sistem Hukum

Internasional”
Namun dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, Oktober 2017

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Tujuan ......................................................................................................................1
C. Metode penulisan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
A. Sistem Hukum Internasional................................................................................... 2
B. Pengertian Hukum Internasional..............................................................................2
C. Asal Mula Hukum Indonesia....................................................................................3
D.Hukum Internasional dalam arti Modern .................................................................4
E.Asas Hukum Internasional........................................................................................4
F.Sumber Hukum Internasional................................................................................... 5
G.Subjek Hukum Internasional.................................................................................... 6
H.Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Internasional............................... 7
I. Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional.......................... 7
J.Peradilan Internasional.............................................................................................. 8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
A.Kesimpulan................................................................................................................9
B.Saran......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10


ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia global dalam masyarakat internasional pada zaman
sekarang sudah banyak yang melintasi batas-batas wilayah teritorial suatu negara.
Dan hal ini sudah tentu memerlukan suatu aturan atau tata tertib hukum yang jelas
dan tegas. Yang bertujuan untuk menciptakan suatu kerukunan dalam menjalin
kerjasama antar negara yang saling menguntungkan. Dan sumber hukum
internasional seperti perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan sebagainya
memilki peran penting dalam mengatur masalah-masalah bersama yang dihadapi
subyek-subyek hukum internasional.
B. Tujuan
Makalah ini kami susun selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Hukum Internasional, juga kami memiliki tujuan agar dapat membantu menambah
referensi mengenai sistem hukum internasional.
C. Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah metode daftar
pustaka. Dimana metode ini kami pilih untuk bahan sumber serta pedoman untuk

kami dalam menyusun makalah ini.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Hukum Internasional
Sistem hukum internasional adalah satu kesatuan hukum yang berlaku dan
wajib dipatuhi oleh seluruh komunitas internasional. Artinya hukum internasional
harus dipatuhi oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan
aturan-aturan yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang
melintasi batas-batas negara.
B. Pengertian Hukum Internasional
Pengertian hukum internasional secara umum merupakan bagian hukum yang
mengatur aktifitas entitas dalan skala internasional. Awalnya hukum internasional
hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara namun dalam
perkembangan pola hubungan internasional yang semakin kompleks pengertian ini
mulai meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku
organisasi internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan
individu.

Namun disamping itu, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya
mengenai hukum internasional. Diantaranya adalah :
1.

J.G Starke
Hukun internasional adalah sekumpulan hukum-hukum (body of law) yang
sebagian besar terdiri dari asa-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam
hubungan antarnegara.

2.

Wirjono Prodjodikoro
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antara
berbagi bangsa di berbagai negara.
3.

Mochtar Kusumaatmaja

4.


Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara :
·

Negara dengan negara

·

Negara dan subyek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan
negara satu sama lain

·
2

C. Asal Mula Hukum Internasional
Hukum internasional sudah dikenal oleh bangsa romawi sejak tahun 89
sebelum masehi. Mereka mengenal adengan nama ius civile (hukum sipil) dan ius
gentium (hukum antar bangsa). Ius civile merupakan hukum nasional yang berlaku
yang berlaku bagi warga romawi dimanapun mereka berada. Ius gentium yang
kemudian berkembang menjadi ius inter gentium ialah hukum yang merupakan

bagian dari hukum romawi yang diterapkan bagi orang asing yang bukan orang
romawi, yaitu orang-orang jajahan atau orang-orang asing.
Kemudian hukum ini berkembang menjadi volkernrecht (bahasa Jerman), droit des
gens (bahasa Prancis), dan law of nations atau international law (bahasa Inggris).
Pengertian volkernrecht dan ius gentium sebenarnya tidak sama karena dalam
hukum Romawi, istilah ius gentium memiliki pengertian :
a. Hukum yang mengatur hubungan antara dua orang warga kota Roma dan
orang asing.
b. Hukum ynag diturunkan dari tata tertib alam yang mengatur masyarakat
segala bangsa, yaitu hukum alam yang menjadi dasar perkembangan hukum
internasional di Eropa pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-19.
Seiring dengan perkembangan yang ada, pemahaman mengenai hukum
internasional dapat dibedakan dalam 2 hal, yaitu :
a. Hukum Perdata Internasional. Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
hukum antar warga negara suatu negara dan warga negara dari negara lain.
b. Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur negara yang satu
dengan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara).
Hukum Internasional publik berbeda dengan Hukum Perdata Internasional.
Hukum Perdata Internasional ialah keseluruhan kaedah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara atau hukum yang mengatur

hubungan hukum perdata. Sedangkan Hukum Internasional adalah keseluruhan
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas
negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.
Persamaannya adalah bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara(internasional). Perbedaannya adalah sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya (obyeknya).
3

D. Hukum Internasional Dalam Arti Modern
Hukum internasional yang kita kenal sekarang merupakan hasil dari
diadakannya konfernsi Wina tahun 1969 yang diikuti oleh para pakar hukum dunia.
Hasil konferensi tersebut menyepakati sebuah naskah hukum internasional, baik yang
menyangkut hukum perdata maupun hukum public
E. Asas-asas Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, ada beberapa asas yang harus
diperhatikan oleh setiap negara.
a. Asas Teritorial
Didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Intinya, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di
wilayah negaranya.

b. Asas Kebangsaan
Didasarkan atas kekuasaan negara untuk warga negaranya. Intinya, setiap
warga negara dimanapun dia berada tetap mnedapatka perlakuan hukum
dari negaranya sendiri meskipun seddang berada di negara asing.
c. Asas kepentingan umum
Didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Jadi, hukum tidak terikat pada
batas-batas wilayah suatu negara.
Ketiga asas ini sangat penting untuk diperhatikan, apabila tidak diperhatikan
dengan baik maka akan timbul ketidak-sesuaian hukum dalam menjalankan
hubungan internasional.
F. Sumber Hukum Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmaja dalam buku “Hukum Internasional
Humaniter”, sumber hukum internasional dapat dibedakan mennjadi sumber hukum
dalam arti material dan sumber hukum dalam arti formal.
a. Dalam Arti Material
Hukum internasional tidak dapat dipaksakan seperti hukum nasional. Pada
dasarnya masyarakat negara-negara atau masyarakat bangsa-bangsa yang anggotanya
didasarkan pada kesukarelaaan dan kesadaran, sedangkan kekuasaan tertinggi tetap
berada di negara masing-masing.

4

Meski demikian, ada sebagian besar negara anggota masyarakat yang mentaati
kaidah-kaidah hukum internasional. Mengenai hal ini ada dua aliran yang memiliki
pendapat berbeda.
· Aliran naturalis
Bersandar pada hak asasi dan hak alamiah. Menurut teori ini, hukum
internasional adalah hukum alam sehingga kedudukannya dianggap lebih
tinggi dari pada hukum nasional. Pencetus teori ini adalah Grotius (Hugo De
Groot) dan kemudian disempurnakan oleh Emmerich Vattel, ahli hukum dan
diplomat Swiss.
· Aliran positivism
Mendasarkan berlakunya hukum internasional pada persetujuan bersama
dari negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt servanda yang dianut
oleh mazhab Wina dengan pelopornya yaitu Hans Kelsen. Menurut Hans
Kelsen pacta sunt servanda merupakan kaidah dasar pasal 26 Konvensi
Wina tentang Hukum Perjanjian (Viena Convention of The Law of treatis)
tahun 1969.
b.


Dalam Arti Formal
Menurut Brierly, sumber hukum internasional dalam arti formal merupakan

sumber hukum paling utama dan memiliki otoritas tertinggi dan otentik yang dapat
dipergunakan oleh Mahkamah Internasional di dalam memutuskan suatu sengketa
internasional. Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen tertanggal 16
Desember 1920 dapat dipakai oleh Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan
persoalan Internasional.
Sumber-sumber hukum internasional sesuai dengan yang tercantum di dalam Piagam
Mahkamah Internasional pasal 38 adalah sebagai berikut :
·

Perjanjian Internasional (Traktat=Teraty)

·

Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktik umum dan
diterima sebagai hukum

·

Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab

·

Keputusan-keputusan

hakim

dan

ajaran-ajaran

para

ahli

hukum

internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk
menentukan hukum, dan
·

Pendapat-pendapat para ahli hukum yang terkemuka
·

5

G. Subjek Hukum Internasional
Pihak-pihak yang dapat disebut sebagai subyek hukun internasional adalah
sebagi berikut :
a. Negara
Merupakan subyek hukum internasional dalam arti klasik, artinya bahwa
lahirnya hukum internasional negara sudah diakui sebagi subyek hukum
internasional.
b. Takhta Suci
Subyek hukum yang merupakan peninggalan sejarah sejak zaman dahulu
ketika paus bukan hanya merupakan kepala gereja Roma tetapi juga memiliki
kekuasaan duniawi.
c. Palang Merah Internasional
Merupakan salah satu subyek hukum internasional dan hal ini diperkuat
dengan adanya perjanjian, kemudian diperkuat oleh beberapa konvensi
Palang Merah (konvensi Jenewa) tentang perlindungan korban perang.
d. Organisasi Internasional
Merupakan subyek hukum yang mempunyai hak-hak dan kewajiban yang
ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional.
e. Orang Perseorangan
Dalam arti yang terbatas orang perseorangan dapat dianggap sebagai subyek
hukum internasional.
f. Pemberontakan dan Pihak dalam Sengketa
Menurut hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak
sebagai pihak yang bersengketa dalam beberapa hal tertentu.
H. Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional
Adanya hubungan antara hukum internasional dengan hukum nasional
ternyata menarik para ahli hukum untuk menganalisis lebih jauh. Terdapat 2 aliran
yang coba memberikan gambaran bagaimana keterkaitan antara hukum internasional
dengan hukum nasional. Kedua aliran itu adalah :
a. Aliran monisme
Tokoh nya ialah Hanz kelsen dan george scelle. Menurut aliran ini hukum
nasional dan internasional merupakan satu kesatuan. Hal ini disebabkan :
6

1. Walaupun kedua sistem hukum tersebut mempunyai istilah yang berbeda,
tetapi subjek hukumnya tetap sama, yaitu individu yang terdapat dalam
suatu negara.
2. Sama-sama meiliki kekuatan hukum yang mengikat
b. Aliran Dualisme
Tokohnya adalah Triepel dan anzilotti aliran ini beranggapan bahwa hukum
internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem terpisah yang berbeda satu
sama lain. Menurut aliran ini perbedaan kedua hukum tersebut disebabakan oleh :
1. Perbedaan sumber hukum
2. Perbedaan mengenai subjek
3. Perbedaan mengenai kekuatan hukum
I.

Proses Ratifikasi Hukum Internasional Menjadi Hukum Nasional

a. Bahwa dalam rangka mencapai tujuan Negara Republik Indonesia
sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial, Pemerintah Negara Republik
Indonesia, sebagai bagian dari masyarakat internasional, melakukan
hubungan dan kerja sama internasional yang diwujudkan dalam perjanjian
internasional;
b. Bahwa

ketentuan

mengenai

pembuatan

dan

pengesahan

perjanjian

internasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 sangat
ringkas, sehingga perlu dijabarkan lebih lanjut dalam suatu peraturan
perundang-undangan;
c. bahwa Surat Presiden Republik Indonesia No. 2826/HK/1960 tanggal 22
Agustus 1960 tentang "Pembuatan Perjanjian-Perjanjian dengan Negara Lain"
yang selama ini digunakan sebagai pedoman untuk membuat dan
mengesahkan perjanjian internasional sudah tidak sesuai lagi dengan
semangat reformasi;
d. bahwa pembuatan dan pengesahan perjanjian internasional antara Pemerintah
Republik

Indonesia

dan

pemerintah

negara-negara

lain,

organisasi

internasional, dan subjek hukum internasional lain adalah suatu perbuatan
7

hukum yang sangat penting karena mengikat negara pada bidang-bidang
tertentu, dan oleh sebab itu pembuatan dan pengesahan suatu perjanjian
internasional harus dilakukan dengan dasar-dasar yang jelas dan kuat, dengan
menggunakan instrumen peraturan perundang-undangan yang jelas pula;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Huruf a, b, c
dan d perlu dibentuk Undang-undang tentang Perjanjian Internasional.
J. Peradilan Internasional
Peradilan Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang
merupakan salah satu organ perlengkapan PBB yang berkedudukan di Denhaag
(Belanda).
Para angota nya terdiri atas ahli hukum terkemuka, yakni 15 orang hakim
yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Masa jabatan
mereka 9 tahun, sedangkan tugasnya antara lain selain memberi nasehat tentang
persoalan hukum kepada majelis umum dan dewan keamanan, juga memeriksa
perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan
kepada mahkamah internasional.
Mahkamah internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada
perjanjian-perjanjian internasional ( traktat-traktat dan kebiasaan- kebiasaan
internasional ) sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional
merupakan keputusan terakhir walaupun dapat diminta banding. Disamping
pengadilan mahkamah internasional, terdapat juga pengadilan arbitrase internasionl.
Arbitrase internasional hanya untuk perselisihan hukum, dan keputusan para arbitet
tidak perlu berdasarkan peraturan hukum.
Dalam hukum internasional dikenal juga istilah adjudikation, yaitu suatu
tehnik hukum untuk meyelesaikan persengketaan internasional dengan menyerahkan
keputusan kepada peradilan. Adjudikasi berbeda dengan arbitrase karena adjudikasi
mencangkup proses kelembagaan. Yang dilakukan oleh lembaga peradialan tetap
semntara arbitrase dilakukan melalui prosedur ade hoc. Lembaga peradilan
internasional pertama yang berkaitan dengan adjudikasi adalah permanent court of
internasional justice ( PCJI ) yang berfungsi sebagai bagian dari sistem LBB mulai
tahun 1920 hingga 1946. PCJI dilanjutkan dengan kehadiran internasional court of
justice (ICJ), suatu organ pokok PBB.
8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di ciptakan
bersama negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara. Peradilan
Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang merupakan salah satu
organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang
digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah
hubungan internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber
hukum dalam arti materil dan formal. Dalam arti materil, adalah sumber hukum
internasional yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan
sumber hukum formal, adalah sumber dari mana untuk mendapatkan atau
menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa sistem hukum dan peradilan internasional itu sangat diperlukan
oleh suatu negara untuk tetap mempertahankan eksistensi dan kemakmuran suatu
negara.
B. Saran
Seharusnya kita dapat menghargai dan ikut mengerti tentang masalah
sengketa internasional dengan cara memenuhi dan mematuhi kewajiban perjanjian
internasional.

9

DAFTAR PUSTAKA
http://charming29bawell.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-nonex.html
http://charming29bawell.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-nonex.html
http://suratpenaw1r.sosblogs.com/The-first-blog-b1/Pengertian-hubunganinternasional-menurut-tygve-nathiessen-b1-p150.htm

10