BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Determinan Permintaan Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara Ke Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

  Pada era globalisasi yang sedang berkembang pada saat ini, telah menyebabkan terjadinya perubahan yaitu dimana antara negara-negara di dunia saling ketergantungan yang semakin meningkat. Artinya bahwa setiap negara tidak dapat lagi saling menutup diri terhadap negara-negara lain (menjalankan perekonomian secara tertutup). Oleh karena itu, keterbukaan perekonomian terhadap dunia internasional menjadi pilihan utama bagi setiap negara. Keterbukaan ini tidak hanya sebatas berhubungan dengan arus perdagangan barang, investasi dan arus keuangan saja, tetapi juga arus jasa, teknologi, informasi, pemikiran dan manusia antar negara. Namun tidak dapat disangsikan lagi bahwa perdagangan barang, investasi dan arus keuangan merupakan pilar utama proses globalisasi itu. Hal ini dicirikan oleh beberapa perkembangan pokok antara lain :

  1. Pertumbuhan transaksi keuangan internasional 2.

  Pertumbuhan perdagangan yang cepat, terutama diantara perusahaan- perusahaan trans-nasional.

  3. Gelombang investasi asing langsung yang mendapat dukungan luas dari perusahaan trans-nasional.

  4. Timbulnya pasar global.

  5. Penyebaran teknologi dan pemikiran sebagai akibat dari ekspansi sistem transportasi dan komunikasi yang cepat dan meliputi seluruh dunia.

  Sebagai dampak yang terlihat jelas dari adanya saling ketergantungan ini adalah negara bukan lagi sebagai pemain kunci dalam bidang ekonomi. Hal ini disebabkan karena perekonomian lebih disebabkan oleh pengaruh ekonomi global atau keadaan ekonomi negara-negara lain sehingga peran pemerintah atau negara lebih pada aspek politisnya, yakni bagaimana mengambil berbagai kebijakan yang tepat untuk mengendalikan pengaruh global sehingga perekonomian negara tetap dalam keadaaan stabil dan mampu menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat. Oleh sebab itu, setiap negara tidak langsung dituntut untuk memperbaiki kinerja perekonomiannya terutama pada sektor perdagangan luar negeri agar dapat bersaing di pasar global dan tidak mudah terseret oleh gejolak ekonomi yang terjadi di negara lain.

  Seperti halnya Indonesia yang sudah lama terlibat dalam perdagangan internasional terus melakukan pembenahan dan perbaikan di berbagai sektor guna mengantisipasi persaingan terutama dari negara-negara maju yang telah memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan lebih efisien dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi. Bagi Indonesia sebagai negara yang masih berkembang, perdagangan luar negeri mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menunjang berbagai pembangunan yang sedang dilaksanakan.

  Indonesia masih mengandalkan penerimaan dari hasil ekspor disamping pajak sebagai sumber pendapatan yang terbesar sampai saat ini.

  Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukkannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.

  Di era perdagangan bebas ini, persaingan global semakin ketat dan memaksa Indonesia harus kompetitif untuk mempertahankan ekonomi. Ricardo dan Jhingan (1993), menyatakan bahwa salah satu cara untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi suatu Negara dengan meningkatkan pembangunan pada sektor primer (pertanian). Umumnya barang-barang ekspor yang diandalkan oleh Indonesia terutama barang-barang hasil pertanian dan barang tambang. Hal ini didukung oleh potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara agraris dan memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah.

  Arah pembangunan Sub Sektor Perkebunan seperti yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, adalah mewujudkan perkebunan yang efisien, produktif dan berdaya saing tinggi untuk kemakmuran rakyat secara berkeadilan dan berkesinambungan. Program Pembangunan Perkebunan yaitu melaksanakan pengembangan Agribisnis yang berbasis komoditas dan memantapkan ketahanan pangan.

  Propinsi Sumatera Utara juga memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan ekspor Indonesia, dimana komoditas unggulan propinsi Sumatera Utara seperti Minyak Kelapa Sawit, Kopi, Teh, dan produk pertanian merupakan primadona dalam ekspor Indonesia. Kopi memiliki jumlah dan nilai ekspor yang relatif kecil dibandingkan jenis komoditi lainnya, tetapi ekspor kopi sangat besar artinya bagi perekonomian Sumatera Utara khususnya di bidang penyerapan tenaga kerja.

  Menurut Santosa (1999) kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekspor. Sebagian kecil hasil perkebunan kopi dikonsumsi dalam negeri, sedang 75 % diekspor. Volume ekspor hasil kopi di Sumatera Utara dari tahun 2006-2011 cukup fluktuatif.

  Seperti yang tercatat dalam gambar 1.1. yaitu tahun 2006 (63.269 ton), tahun 2007 (66.222 ton), tahun 2008 (65.646 ton), tahun 2009 (67.843 ton), tahun 2010 (69.643 ton) dan tahun 2011 (75.733 ton).

  Perkembangan volume ekspor kopi Sumatera Utara dapat dilihat pada

gambar 1.1. berikut ini :

  • 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000

  Sumber: BPS dalam Angka Tahun 2012

Gambar 1.1. Perkembangan volume ekspor kopi Sumatera Utara (Ton) Tahun 2006-2011

  Perkebunan kopi di Indonesia terdiri dari Perkebunan Rakyat (Smallholder), Perkebunan Besar Negara (Government) dan Perkebunan Besar Swasta (Private). Luas areal perkebunan kopi pada perkebunan rakyat di Sumatera Utara lebih dari 50 ribu hektar, dengan produksi mencapai 50 ribu ton.

  2006 2007 2008 2009 2010 2011 Minyak Nabati 4,312,3 4,272,5 4,677,4 4,875,6 4,239,1 4,422,0 Karet Alam

  696,763 685,925 641,998 686,198 663,467 681,214 Kopi 63,269 66,222 65,646 67,843 69,643 75,733

  6,000,000

  V o lu me E k sp o r (T o n ) Produk Pertanian Utama Perkembangan ekspor kopi Sumatera Utara tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat, faktor pendukung antara lain adanya kekayaan sumber daya alam, tenaga kerja yang murah, lahan yang luas dan pertumbuhan ekonomi yang baik, sedangkan faktor penghambat yaitu persaingan yang tajam antara sesama negara produsen kopi, proteksi yang berlebihan dari negara maju, dan fluktuasi harga kopi atau adanya ketidakstabilan harga.

  Salah satu faktor pendukung ekspor kopi Sumatera Utara adalah luas lahan kopi, serta produksi yang dihasilkan seperti pada gambar 1.2 dan 1.3 berikut ini:

  Sumber: BPS Sumatera Utara 2012 (diolah)

Gambar 1.2. Total Lahan Kopi Sumatera Utara (Ha) Tahun 2006-2011Gambar 1.2. pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan adanya peningkatan luas lahan kopi di Sumatera Utara.

  2006 2007 2008 2009 2010 2011

Total Lahan Kopi 76,942. 79,646. 80,976. 81,845. 79,990. 80,244.

74,000.00 75,000.00 76,000.00 77,000.00 78,000.00 79,000.00 80,000.00 81,000.00 82,000.00 83,000.00

  Ha Total Lahan Kopi

  

Produksi Kopi

70,000.00 60,000.00 50,000.00 n

  40,000.00 30,000.00 To

  20,000.00 10,000.00

  • 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Produksi Kopi 55,017.1 50,157.9 49,839.8 50,705.2 54,100.0 62,135.0

  Sumber: BPS Sumatera Utara 2012 (diolah)

Gambar 1.3. Produksi kopi Sumatera Utara (ton) 2006-2011Gambar 1.3 menunjukkan produksi kopi sampai dengan tahun 2010 justru mengalami penurunan. Penurunan produksi kopi tersebut disebabkan faktor

  iklim/cuaca, usia tanah (tingkat kesuburan tanah), usia tanaman kopi dan penyakit hama. Namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan kembali jumlah produksi kopi di Sumatera Utara.

  Ekspor kopi dari segi permintaan ditentukan oleh beberapa hal antara lain: harga kopi domestik, harga kopi dunia, kurs dollar AS terhadap rupiah dan pendapatan negara yang menjadi tujuan ekspor. Harga merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan, apabila harga kopi dunia naik pada tingkat tertentu maka akan menurunkan permintaan terhadap kopi, sebaliknya jika harga kopi dunia turun maka permintaan kopi akan naik. Hubungan antara nilai kurs dan ekspor kopi Indonesia adalah apabila exchange rate atau kurs dollar AS terhadap rupiah naik, berarti nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing dinilai lebih tinggi daripada nilai sebelumnya sebaliknya apabila exchange rate atau kurs dollar AS terhadap rupiah turun berarti mata uang domestik terhadap mata uang asing dinilai lebih rendah daripada sebelumnya, dengan demikian jika

  

exchange rate naik, berarti pula harga barang impor lebih rendah daripada

  sebelumnya, sehingga jumlah barang impor yang diminta akan naik, ceteris paribus. Kenaikan pendapatan rata-rata rumah tangga akan lebih banyak komoditi itu yang akan diminta pada setiap harga yang mungkin walaupun harga komoditi- komoditi itu tetap sama. Dalam perekonomian Indonesia, stabilitas ekonomi akan sangat mudah terganggu akibat volatilitas kurs Rupiah terhadap Dollar AS. Kepekaan perekonomian Indonesia terhadap volatilitas kurs Rupiah terhadap Dollar AS tersebut karena porsi ekspor dan impor Indonesia yang cukup besar dalam pendapatan nasional.

  Konsumsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu komoditi, sama halnya dengan permintaan kopi Sumatera Utara oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat merupakan negara pengkonsumsi kopi terbesar di dunia seharusnya pasar potensial bagi eksportir kopi dari Sumatera Utara. Namun akhir-akhir ini permintaan impor kopi Amerika Serikat dari Indonesia yang juga ikut mempengaruhi ekspor dari Sumatera Utara mengalami kendala karena diberlakukannya Undang-Undang Bio Terorisme yang mengharuskan eksportir melakukan registrasi dan melaporkan setiap pengiriman barang ditunda. Kenyataan menunjukkan bahwa sejumlah negara mitra dagangnya belum siap dengan ketentuan tersebut (Kopi Indonesia, 2003).

  Amerika Serikat pengimpor semua jenis kopi, mulai dari jenis Arabika, Robusta dan jenis Mild. Sumatera Utara mempunyai 2 (dua) varietas kopi andalan yaitu Arabika dan Robusta tentu saja harus bersaing dengan negara-negara produsen kopi yang memasukkan kopinya ke Amerika Serikat, antara lain Brasilia, Vietnam dan Colombia. Tetapi Sumatera Utara juga harus bersaing dengan daerah- daerah lain di Indonesia yang juga mempunyai varietas kopi andalan antara lain Kopi Gayo Aceh. Selama pasokan kopi dunia tergantung dari negara-negara produsen terbesar tersebut, yang akhirnya sangat mempengaruhi naik turunnya harga kopi internasional. Sistem kuota yang diberlakukan International Coffee Organization (ICO) juga sangat dipengaruhi oleh penawaran kopi dunia.

  Berdasarkan uraian-uraian dan fenomena-fenomena yang telah dikemukakan diatas menunjukkan bahwa komoditas kopi di Sumatera Utara memiliki banyak aspek yang menarik untuk dikaji terutama dengan impor kopi Amerika Serikat dari Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membuat penelitian dengan judul "Analisis Determinan Permintaan Ekspor Kopi Propinsi Sumatera Utara Ke Amerika Serikat.”

1.2. Permasalahan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah harga kopi dunia berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara ke Amerika Serikat.

  2. Apakah harga kopi domestik berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara ke Amerika Serikat.

  3. Apakah kurs berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara ke Amerika Serikat.

  4. Apakah pendapatan perkapita Amerika Amerika berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara ke Amerika Serikat.

  5. Apakah konsumsi kopi Amerika berpengaruh terhadap volume ekspor kopi

  Sumatera Utara ke Amerika Serikat.

1.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh harga kopi dunia terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara dari Amerika Serikat

  2. Untuk menganalisis pengaruh harga kopi domestik terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara

  3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan perkapita Amerika Serikat terhadap volume ekspor kopi Sumatera Utara

  4. Untuk menganalisis pengaruh konsumsi kopi Amerika Serikat terhadap volume kopi Sumatera Utara

5. Untuk menganalisis pengaruh kurs terhadap volume ekspor kopi Sumatera

  Utara

1.4. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

  2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Pascasarjana khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

  3. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait khususnya pemerintah Propinsi Sumatera Utara dalam membuat kebijakan-kebijakan di dalam usaha pengembangan dan peningkatan ekspor kopi.