Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republi
Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia Saat Ini - Ancaman adalah
setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan
ancaman non militer.
Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer
dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata,
pemberontakan, dan perang saudara. Sedangkan ancaman non militer atau nin-niliter
memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer. Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman
terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan keamanan.
1. Ancaman dari Dalam Negeri
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah
persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber
konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keselamatan
bangsa dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :
a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat. Gerakan sparatis ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua,
Maluku, Aceh, Poso. Separatismc atau keinginan memisahkan diri dari negara kesatuan
Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan ditanggani secepatnya
akan membuat keutuhan negara Republik Indonesia terancam
b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi
serta pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru
hara/kerusuhan massa.
c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas,
hingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya
secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.
g. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah
politik, konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
h. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa
karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional
i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan
antardaerah.
j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan
lain-lain.
Selain ancarnan yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara
pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang dianggap sebagai
cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat seringkali
menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang ”kalah”, sehingga mereka memilih cara
pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.
2. Ancaman dari Luar Negeri.
Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman
nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak
menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran
wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih
berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan
sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi
Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade
terakhir muncul ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia di era globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar yang berbeda, bahkan terkadang
bertentangan dengan Pancasila. Apabila kita tidak mampu menyaring nilai-nilai tersebut,
maka dapat mengaburkan nilai-nilai Pancasila. Contoh: sikap individualis yang
merupakan perwujudan liberalisme, menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.
Ancaman terhadap ekonomi dalam era perdagangan bebas perlu diperhatikan. Sepefli
semakin bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran, investasi asing,
perusahaan asing, dan sebagainya. Ketidakmampuan kita dalam men ghadapi globalisasi
dan perdagangan bebas dapat men gakibatkan penjajahan dalam bentuk yang
baru. Contoh sikap lebih menyukai produksi luar negeri,hanya karena gengsi
mempakan bentuk baru penjajahan bidang ekonomi. Potensi ancaman lainnya adalah
dalam bentuk ”penjarahan” sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam yang
tidak terkontrol sehingga memsak lingkungan, seperti illegal loging, illegal fishing,
penguasaan Wilayah Indonesia, pencurian kekayaan alam, penyelundupan barang.
Ancaman terhadap sosial budaya dengan upaya menghancurkan moral dan budaya
bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, film-film porno atau
berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengamhi bangsa Indonesia, terutama
generasi muda, dan menisak budaya bangsa.
Sedangkan ancaman terhadap penahanan dan keamanan antara lain pelanggaran wilayah
oleh kapal atau pesawat militer negara lain, peredaran narkoba intemasional, kejahatan
intemasional, kelompok luar negeri yang membantu gerakan sparatis, dan sebagainya.
Dapatlah disimpulkan bahwa potensi ancaman tcrhadap keamanan nasional dan
pertahanan negara dapat datang dari mana saja. Coba kalian simpulkan mana potensi
ancaman yang paling besar? Pengalaman menunjukkan bahwa instabilitas dalam negeri
seringkali mengundang campur tangan asing baik langsung maupun tidak langsung, oleh
karena itu waspadalah dan pedulilah terhadap lingkungan.
Bacalah Wacana berikut ini.
Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja Hingga kini penyeb aran narkoba
sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan
mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya
saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat
pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para
orang tua, 0rmas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini
upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu
dari pendiclikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya
untuk selalu menjauhi Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati
Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental.
Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah
ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap
yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak
menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi,
dan sebagainya (penelitian BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku
dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu
mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di
kalangan usia muda dan anak—anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan
mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah
mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat
—zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak
saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang.
Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan
memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi
anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring
dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif
yang akan mereka terima.
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba
itu pada umumnya berusia antara 11 sarnpai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orangorang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba,lalu kemudian
mengalami ketergantungan.
Setelah kalian mernbaca wacana di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Bagaimana perasaan kalian setelah membaca wacana tersebut?
Menurut kalian, apa yang menyebabkan semakin meningkatnya
penyebaran narkoba di Indonesia?
Menurut kalian, apakah penerapan hukuman mati bagi para pengedar
narkoba dapat mengurangi bahkan membebaskan Indonesia dari
peredaran narkoba? Berikan alasan kalian.
Bagaimana solusi yang dapat kalian ajukan kepada pemerintah untuk
mencegah semakin meningkatnya peredaran narkoba?
Apa yang akan kamu lakukan supaya terhindar dari penyalahgunaan
narkoba?
Jawaban soal
1. Narkoba semakin marak dikalangan pelajar sangat memprihatinkan.
2.
Kesadaran yang masih kurang akan bahaya dari narkoba
Indonesia sebagai pasar potensial karena penduduknya banyak
Wilayah Indonesia yang sangat luas memudahkan masuknya narkoba melalui
jalur laut
3. Hukuman mati harus dilakukan untuk memberikan efek jera ke para kurir narkoba,
dengan begitu peredaran narkoba bisa dikurangi.
4. Perbanyak aparat dan aparat masuk desa, bekerjasama dengan kepala desa agar setiap
ada transaksi penjualan narkoba dapat mudah diketahui dan ditangkap.
5.
1. Rajin belajar
2. Memanfaatkan waktu siang untuk tidur tidak main
3. Berolahraga, karena kalau pakai narkoba nanti jadi pemalas
4. Belajar menabung, tidak memboroskan uang
Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a)
Geograf. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan
kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang
berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari
ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga
atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global
yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki
kakayaan alam yang berlimpah.
b)
Demograf. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan
pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan
faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya
tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
c)
Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat
beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat
menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal
ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
d)
Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok
masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan
agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para
tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi
antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
e)
Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah
untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan
dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar
masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan
bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat.
Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang
diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan
perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena
dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil
atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah
pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan
nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak
pastian hukum.
f)
Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin
menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan.
Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7.
g)
Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa
Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan
bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu
sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi
saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8.
h)
Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap
kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan
prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang
bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya.
2.
Faktor-faktor penghambat integrasi
Adapun factor-factor penghambat integrasi,sebagai berikut:
1.
Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam
faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan
daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2.
Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
3.
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan
bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai
rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras,
dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5.
e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa
yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain.
6.
Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik
melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
g.Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media
elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau
fasilitas lengkap).
Faktor penghambat integrasi nasional, antaralain sebagai berikut:
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
2) Kurangnya toleransi antar golongan
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman, gangguan
dari luar
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan
Perlu mengetahui karakteristik penyebab terjadinya ancaman disintegasi bangsa
yang terjadi saat-saat ini. Oleh karena itu maka dapat dianalisa melalui beberapa
faktor diantaranya sebagai berikut :Membangun Moral Siswa dengan Penanaman
Nasionalisme
1.
Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme
2.
Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa
3.
Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi
4.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia
5.
Konflik-konflik Pacsa Reformasi
6.
Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis
7.
Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa
8.
Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku
9.
Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi
10. Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah
Penanaman moral sangat terkait dengan semua guru, orang tua, dan masyarakat.
Kalau dikaji secara detail, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya
karena adanya penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai
agama. Penyebab kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian
orang tua sehingga anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya
terhadap kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam
diri siswa.
Di sisi lain, sibuknya pemerintah, para pejabat, pemerhati pendidikan, dan
masyarakat tentang persoalan ekonomi yang makin tidak menentu membuat kita
lupa untuk terus menanamkan rasa nasionalisme dalam diri siswa. Kenyataan ini
harus kita akui karena rasa nasionalisme sangat berpengaruh terhadap moral siswa.
Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, anak akan lebih mencintai dirinya sendiri
sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal
yang tidak berguna. Terhadap sesama teman, mereka akan merasa senasib
seperjuangan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Adanya rasa persatuan dan
kesatuan yang tinggi antar anak membuat salah satu di antara mereka tidak tega
menyakiti yang lainnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka
ragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,
serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola
dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.
Ditinjau secara demografi, jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak
merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan
yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah
dipengaruhi oleh tokoh elit politik atau intelektual untuk mendukung kepentingan
pribadi atau golongan.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran
penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,
selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap
menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara
keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu
didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan
masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung
kepentingan perekonomian nasional.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
hukum.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang
satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi
saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.
3.
Kembali Ke Pancasila
Berbagai persoalan yang muncul baik yang menyangkut politik, sosial budaya
maupun hukum yang melanda negara kita yang berpotensi mengancam disintegrasi
bangsa, sudah barang tentu kita sikapi secara arif dan bijaksana. Prinsip persatuan
dibutuhkan karena kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat plural. Keragaman
suku, bangsa, agama, dan budaya yang diwarisi oleh bangsa Indonesia dalam
sejarah mengharuskan bangsa Indonesia bersatu dengan seerat-eratnya dalam
keragaman. Keragaman merupakan kekayaan yang memang harus dipersatukan
(united), tetapi tidak dan bukan untuk diseragamkan (uniformed).
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, serta cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Konsep bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman dan
memposisikan sebagai bangsa yang plural, dan dengan kenekaragaman tersebut
lah yang menjadikan sebuah identitas nasional bangsa Indonesia sekaligus menjadi
identitas kebangsaan. Kebanggaan kita akan sebuah identitas nasional itulah yang
dapat mewujudkan integrasi nasional. Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai
pemberdayaan identitas nasional perlu dilakukan, karena didasari keyakinan bahwa
Pancasila merupakan simpul nasional yang paling tepat bagi Indonesia yang
majemuk
Untuk menanggulangi ancaman terhadap kesatuan negara Republik Indonesia ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
1.
menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air
dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di
kalangan rakyat Indonesia. Bila kita telah merasakan indahnya
kebersamaan, tidak ada yang akan mengkehendaki perpecahan.
2.
menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme
sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan. Dalam ucapan dan
perkataan kita sehari – hari kadang tanpa sengaja banyak kata – kata
yang kita lontarkan sangat bernuansa SARA. Hal ini adalah bibit – bibit
konflik dan perpecahan secara horizontal. Penyelesaian konflik
horizontal yang bernuansa SARA harus diatasi melalui pendekatan
hukum dan HAM.
Pancasila yang dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara, melahirkan
kaidah-kaidah penuntun, antara lain:
1.
hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa
baik secara teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia
tidak boleh memuat isi yang berpotensi menyebabkan terjadinya
disintegrasi wilayah maupun idiologi.
2.
hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi.
Hukum di Indonesia tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan
jumlah pendukung semata tetapi juga harus mengalir dari filosofi
Pancasila dan prosedur yang benar.
3.
membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnya hukumhukum yang mendorong atau membiarkan terjadinya jurang sosialekonomi karena eksploitasi oleh yang kuat terhadap yang lemah tanpa
perlindungan negara. Hukum harus mampu menjaga agar yang lemah
tidak dibiarkan menghadapi sendiri pihak yang kuat yang sudah pasti
akan selalu dimenangkan oleh yang kuat.
4.
membangun toleransi beragama dan berkeadaban. Hukum tidak
boleh mengistimewakan atau mendiskrimasi kelompok tertentu
berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama. Indonesia bukan
negara agama (yang mendasarkan pada satu agama tertentu) dan
bukan negara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan).
Hukum negara tidak dapat mewajibkan berlakunya hukum agama,
tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi, dan menjamin
keamanannya jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena
keyakinan dan kesadarannya sendiri.
Pendalaman Materi
Apakah arti hambatan dan gangguan?
Apakah aspek yang mempengaruhi integrasi nasional?
Jelaskanlah factor yang menghambat integrasi nasional?
Bagaimana peranan Pancasila dalam membina integrasi nasional?
Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan dalam membangun integrasi nasional
Bangsa Indonesia memiliki potensi dalam membangun integrasi nasional, potensi
tersebut menjadi faktor-Faktor pendorong Integrasi nasional. Adapun faktor-faktor
pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1.
2.
Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928.
3.
Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
4.
Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di
medan perjuangan.
5.
Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6.
Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7.
Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
Penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya
penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Penyebab
kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua sehingga
anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap
kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam diri siswa.
1.
Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme
Manusia tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai
kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Bahwa kata “moral” mengacu pada baik
dan buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara
mengungkapkannya. Sedangkan pengertian moral menurut Mahendra, adalah nilainilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral
setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai
makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam
hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk
mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa
yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara
dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila
menuntun kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang
rasa, dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat
manusia.
Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama
pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan,
sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas
dalam kehidupan. Pergaulan siswa SD belum begitu komplek dibanding siswa SMP
atau SMA. Oleh karena itu jika penanaman moral dimulai sejak SD akan lebih
mengakar dan tertanam dalam diri siswa.
2.
Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman
Nasionalisme
Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup
dan sikap individualis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli
dengan tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap
dunia, mengisi waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya.
Lebih menyedihkan lagi jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber
kekuatan moral yang diharapkan agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati
nurani dan berjiwa patriotisme. Jika pembangunan moral dengan nasionalisme ini
terlaksana, kemungkinan besar siswa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak
berguna, apalagi merugikan diri sendiri.
Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai
kemerdekaan dan arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman
akan ada rasa saling asih mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai
sesama anak bangsa, yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah air yang sama.
Mereka akan merasa bangga dengan adanya kemajemukan bangsa Indonesia
sebagai kekayaan yang harus dipertahankan. Kesadaran akan persatuan dan
kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara
moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya.
Lebih penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam
hidupnya, kesuksesan masa depannya.
Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam
sejarah, yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah
Pemuda 1928, yang mengandung nilai kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda
merupakan wujud pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan
bersama untuk membuat negeri ini merdeka.
Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa Permasalahan
konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya
ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah
pusat, dimana segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala
bentuk permasalahan baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan,
sebenarnya memiliki kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan
terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan
pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.
Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional
dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu
untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas
keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa
serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan
Integrasi Nasional
Dalam upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan
antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional.
1.
Peran Pemerintah
Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbedabeda.
Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi
daerah.
Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.
1.
Peran Masyarakat
1) Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki
oleh setiap budaya daerah.
2) Meminimalkan setiap potensi konflik yang timbul dalam masyarakat.
Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di
sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka
kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan.
Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan
pelajaran yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat.
Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan
tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah
sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari
lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagulagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa
nasionalisme.
Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan
film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih
menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal
ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini
untuk mencapai kemerdekaan.
Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat
bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan
pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah
ke makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan
dan menumbuhkan jati diri mereka sejak dini.
Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan
memakai produk dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil
karya anak negeri sendiri. Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan
banyak produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita. Satu hal
yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa
menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih lagi anak pada usia dini, biasanya
memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat dipungkiri kalau figur tersebut
mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang mencari jati diri
4.
Upaya Mengatasi/ Membangun Integrasi
Integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila:
1.
Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang
batas – batas territorial dari Negara sebagai suatu kehidupan politik
dimana mereka menjadi warganya.
2.
Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai
struktur pemerintahan dan aturan-aturan dari pada proses politik yang
berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah Negara.
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di
atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut, yang
harus memiliki :
1.
Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama
merupakan warga dari suatu bangsa.
2.
konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama
sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan
atau diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses
pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara
yuridis-formal, pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang sangat
umum telah diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan
kelahiran Negara republic Indonesia sebagai Negara yang merdeka, bebas dari
penjajahan bangsa lain. Di dalam kenyataan, pancasila menjadi akar dalam sejarah
pertumbuhan gerakan nasionalisme.
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain
dan dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrasi seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik harus tetap dilaksanakan
dengan mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita
yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui pembangunan bangsa, yaitu
sebagai berikut :
1.
Birokrasi Sipil dan Militer
Kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan dan
monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama sistem
persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara
bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum militer
di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir mempertahankan kebutuhan
negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap gerakangerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme).
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan
jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI
maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik
group yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2.
Partai Politik.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan
sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai
politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang
minoritas).
3.
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional sebagai alat pemersatu
baik melalui kurikulum nasiional, bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen
siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar yang bersifat nasional. Dalam suasana
otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya ujian lokal tetapi yang berstandar
nasional, demikian juga walaupun ada ide untuk menambah muatan kurikulum
lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti mengajarkan ilmu sosial dan
humaniora yang bersifat integratif dan nasional.
Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang
sama untuk seluruh warga negara. Sedangkan alat integrasi yang lain adalah
rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar yang bersifat nasional dan multi
etnik, sehingga terjadi proses komunikasi, sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari
berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar..
4.
Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.
Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa
lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh
kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke
daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang.
Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya
mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.
Faktor faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa :
1.
Keutuhan dan kedaulatan wilayah negara dari Sabang sampai
Merauke.
2.
Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dasar dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.
Konsep wawasan nusantara dan ketahanan sebagai acuan
operasional.
4.
Kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil hasil
pembangunan.
Untuk dapat mengatasi masalah Tantangan dan permasalahan dalam upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa memerlukan kesadaran individu
maupun kesadaran besama atau kolektif.
1.
Secara individual, masing-masing kita harus memiliki kesadaran
bahwa ada perbedaan diantara kita. Kesadaran bahwa kita beda, lalu
diteruskan melalui dialog lewat interaksi sosial untuk bias saling
memberi dan saling menerima dalam kesetaraan. Lewat kesadaran
individual masing-masing kita mencoba untuk mencari dan
merumuskan kesepakatan-kesepakatan sosial tanpa harus kehilangan
jati diri, karakteristik masing-masing. Ego dan super ego untuk selalu
berkuasa dan ingin tampil terbaik akan terakomudasi melalui
kesepakatan sosial yang terbangun. Pencerahan individu ini dapat
dilakukan melalui penyingkiran sumber derita dari keterasingan,
adanya keinginan yang berlebihan, tahta, nafsu atau dorongan, (hal ini
memang sangat filosofis dan mengacu pada ajaran dan nilai agama).
2.
Secara besama atau kolektif, konflik sosial yang terjadi merupakan
buah dari disparitas sosial, eknomi dan politik yang berdampak adanya
pengebiran terhak-hak sekelompok orang oleh kelompok orang yang
lainnya. Hal ini terjadi biasanya diawali oleh adanya pengingkaran atas
komitment atau kontrak sosial yang telah dibangun, adanya ketidak
adilan, ketidak setaraan dan sikap eklusivitas antar kelompok satu
dengan yang lainnya.
Dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegak disintegrasi nasional adalah
sebagai berikut ;
1.
Dalam kebijakan Negara harus dapat memberikan keadilan dan
pemerataan ekonomi bagi seluruh warganya. Dalam kasus Indonesia
harus ada kebijakan untuk merestrukturisasi penguasaan asset
nasional yang tidak seimbang dengan memberi peluang bagi
masyarakat luas untuk mempunyai akses terhadap modal dari
perbankan.
2.
Dalam kebijakan Negara harus dapat mengatur suatu system politik
yang mengakomodir adanya perbedaan dengan tetap mengedepankan
persatuan dan kesatuan. Dalam kasus Indonesia system rekruitmen elit
nasional baik eksekutif, legislative maupun yudikatif sedapat mungkin
harus dilakukan secara transparan serta susunan dan kedudukan
antara lembaga-lembaga Negara harus dapat mengatur dengan jelas
batas-batas kewenangan masing-masing lembaga tidak ada ketidak
jelasan tumpang tindih kewenangan antar lembaga Negara.
3.
Dalam kebijakan Negara harus mengutamakan penegakan hukum
dengan keharusan menempatkan setiap warga Negara mempunyai
kedudukan yang sam didepan hukum dan memperoleh kepastian
hukum secara adil.
4.
Dalam kebijakan negara harus dapat mengatur dan menjamin
pertahanan dan keamanan Negara dalam segala segi baik dari struktur
maupun infrastrukturnya.
5.
Dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin
pemberian revenue bagi aparatur negara karena hanya apabila
terpenuhi kebutuhanya secara cukup aparatur Negara dapat bekerja
secar optimal dalam menjaga kelangsngan hidup Negara.
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan
bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik
disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan
komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional
adalah sebagai berikut :
1.
a)
Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah
air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di
kalangan rakyat Indonesia.
2.
b)
Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan
KKN.
3.
c)
Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usahausaha pemecahbelahan dari ancaman luar.
4.
d)
Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan
implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
5.
e)
Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak
kenal kompromi.
6.
f)
Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur
masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis.
Pendalaman Materi:
1.
sebutkan factor yang mendorong integrasi nasional?
2.
Bagaimana cara menanamkan nasionalisme?
3.
Jelaskan peran pemrintah dalam meweujudkan integrasi nasional?
4.
Sebutkan lembaga-lembaga pemersatu bangsa dan apa
peranannya?
5.
Sebutkan factor yang memperkokoh persatuan bangsa?
6.
Apakah yang harus kita lakukan untuk menanggulangi ancaman
terhhadap Negara Indonesia?
setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia terdiri atas ancaman militer dan
ancaman non militer.
Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer
dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata,
pemberontakan, dan perang saudara. Sedangkan ancaman non militer atau nin-niliter
memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer. Ancaman nonmiliter berbentuk ancaman
terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan keamanan.
1. Ancaman dari Dalam Negeri
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah
persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber
konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keselamatan
bangsa dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :
a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat. Gerakan sparatis ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua,
Maluku, Aceh, Poso. Separatismc atau keinginan memisahkan diri dari negara kesatuan
Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan ditanggani secepatnya
akan membuat keutuhan negara Republik Indonesia terancam
b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi
serta pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru
hara/kerusuhan massa.
c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak
sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas,
hingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya
secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung
aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.
g. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah
politik, konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
h. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa
karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional
i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan
antardaerah.
j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan
lain-lain.
Selain ancarnan yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara
pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang dianggap sebagai
cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat seringkali
menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang ”kalah”, sehingga mereka memilih cara
pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.
2. Ancaman dari Luar Negeri.
Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman
nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer semakin tidak
menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran
wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih
berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan
sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi
Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan beberapa dekade
terakhir muncul ideologi yang berbasis agama semakin mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia di era globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar yang berbeda, bahkan terkadang
bertentangan dengan Pancasila. Apabila kita tidak mampu menyaring nilai-nilai tersebut,
maka dapat mengaburkan nilai-nilai Pancasila. Contoh: sikap individualis yang
merupakan perwujudan liberalisme, menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.
Ancaman terhadap ekonomi dalam era perdagangan bebas perlu diperhatikan. Sepefli
semakin bebasnya impor berbagai produk luar negeri, restoran, investasi asing,
perusahaan asing, dan sebagainya. Ketidakmampuan kita dalam men ghadapi globalisasi
dan perdagangan bebas dapat men gakibatkan penjajahan dalam bentuk yang
baru. Contoh sikap lebih menyukai produksi luar negeri,hanya karena gengsi
mempakan bentuk baru penjajahan bidang ekonomi. Potensi ancaman lainnya adalah
dalam bentuk ”penjarahan” sumber daya alam melalui eksploitasi sumber daya alam yang
tidak terkontrol sehingga memsak lingkungan, seperti illegal loging, illegal fishing,
penguasaan Wilayah Indonesia, pencurian kekayaan alam, penyelundupan barang.
Ancaman terhadap sosial budaya dengan upaya menghancurkan moral dan budaya
bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkoba, film-film porno atau
berbagai kegiatan kebudayaan asing yang mempengamhi bangsa Indonesia, terutama
generasi muda, dan menisak budaya bangsa.
Sedangkan ancaman terhadap penahanan dan keamanan antara lain pelanggaran wilayah
oleh kapal atau pesawat militer negara lain, peredaran narkoba intemasional, kejahatan
intemasional, kelompok luar negeri yang membantu gerakan sparatis, dan sebagainya.
Dapatlah disimpulkan bahwa potensi ancaman tcrhadap keamanan nasional dan
pertahanan negara dapat datang dari mana saja. Coba kalian simpulkan mana potensi
ancaman yang paling besar? Pengalaman menunjukkan bahwa instabilitas dalam negeri
seringkali mengundang campur tangan asing baik langsung maupun tidak langsung, oleh
karena itu waspadalah dan pedulilah terhadap lingkungan.
Bacalah Wacana berikut ini.
Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja Hingga kini penyeb aran narkoba
sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan
mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya
saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat
pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para
orang tua, 0rmas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit
kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa,
bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini
upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu
dari pendiclikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya
untuk selalu menjauhi Narkoba.
Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati
Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan
reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental.
Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah
ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap
yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak
menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi,
dan sebagainya (penelitian BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku
dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu
mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di
kalangan usia muda dan anak—anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan
mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah
mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat
—zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.
Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak
saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang.
Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan
memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi
anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring
dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif
yang akan mereka terima.
Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba
itu pada umumnya berusia antara 11 sarnpai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan
terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orangorang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba,lalu kemudian
mengalami ketergantungan.
Setelah kalian mernbaca wacana di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Bagaimana perasaan kalian setelah membaca wacana tersebut?
Menurut kalian, apa yang menyebabkan semakin meningkatnya
penyebaran narkoba di Indonesia?
Menurut kalian, apakah penerapan hukuman mati bagi para pengedar
narkoba dapat mengurangi bahkan membebaskan Indonesia dari
peredaran narkoba? Berikan alasan kalian.
Bagaimana solusi yang dapat kalian ajukan kepada pemerintah untuk
mencegah semakin meningkatnya peredaran narkoba?
Apa yang akan kamu lakukan supaya terhindar dari penyalahgunaan
narkoba?
Jawaban soal
1. Narkoba semakin marak dikalangan pelajar sangat memprihatinkan.
2.
Kesadaran yang masih kurang akan bahaya dari narkoba
Indonesia sebagai pasar potensial karena penduduknya banyak
Wilayah Indonesia yang sangat luas memudahkan masuknya narkoba melalui
jalur laut
3. Hukuman mati harus dilakukan untuk memberikan efek jera ke para kurir narkoba,
dengan begitu peredaran narkoba bisa dikurangi.
4. Perbanyak aparat dan aparat masuk desa, bekerjasama dengan kepala desa agar setiap
ada transaksi penjualan narkoba dapat mudah diketahui dan ditangkap.
5.
1. Rajin belajar
2. Memanfaatkan waktu siang untuk tidur tidak main
3. Berolahraga, karena kalau pakai narkoba nanti jadi pemalas
4. Belajar menabung, tidak memboroskan uang
Problematika dalam integrasi nasional dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a)
Geograf. Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan
kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang
berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari
ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga
atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global
yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki
kakayaan alam yang berlimpah.
b)
Demograf. Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan
pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan
faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya
tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
c)
Kekayaan Alam. Kekayaan alam Indonesia yang sangat
beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat
menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal
ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
d)
Ideologi. Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok
masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan
agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para
tokoh agama mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi
antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.
e)
Politik. Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah
untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan
dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar
masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan
bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat.
Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang
diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan
perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena
dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil
atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah
pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan
nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak
pastian hukum.
f)
Ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin
menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan.
Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang semakin lebar antara
masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk
mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7.
g)
Sosial Budaya. Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa
Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan
bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu
sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi
saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
8.
h)
Pertahanan Keamanan. Bentuk ancaman terhadap
kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan
prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang
bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya.
2.
Faktor-faktor penghambat integrasi
Adapun factor-factor penghambat integrasi,sebagai berikut:
1.
Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam
faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan
daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2.
Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
3.
Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan
bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai
rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras,
dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5.
e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa
yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain.
6.
Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik
melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
g.Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan kontak
tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media
elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau
fasilitas lengkap).
Faktor penghambat integrasi nasional, antaralain sebagai berikut:
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen
2) Kurangnya toleransi antar golongan
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman, gangguan
dari luar
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan
Perlu mengetahui karakteristik penyebab terjadinya ancaman disintegasi bangsa
yang terjadi saat-saat ini. Oleh karena itu maka dapat dianalisa melalui beberapa
faktor diantaranya sebagai berikut :Membangun Moral Siswa dengan Penanaman
Nasionalisme
1.
Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman Nasionalisme
2.
Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa
3.
Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi
4.
Keanekaragaman masyarakat Indonesia
5.
Konflik-konflik Pacsa Reformasi
6.
Stabilitas Keamanan yang mantap dan dinamis
7.
Stabilitas Keamanan yang mendukung Integrasi Bangsa
8.
Menegakkan Peraturan Hukum yang berlaku
9.
Analisis terhadap Pengaruh Lingkungan Strategi
10. Analisis terhadap Pengaruh Otonomi Daerah
Penanaman moral sangat terkait dengan semua guru, orang tua, dan masyarakat.
Kalau dikaji secara detail, penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya
karena adanya penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai
agama. Penyebab kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian
orang tua sehingga anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya
terhadap kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam
diri siswa.
Di sisi lain, sibuknya pemerintah, para pejabat, pemerhati pendidikan, dan
masyarakat tentang persoalan ekonomi yang makin tidak menentu membuat kita
lupa untuk terus menanamkan rasa nasionalisme dalam diri siswa. Kenyataan ini
harus kita akui karena rasa nasionalisme sangat berpengaruh terhadap moral siswa.
Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, anak akan lebih mencintai dirinya sendiri
sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal
yang tidak berguna. Terhadap sesama teman, mereka akan merasa senasib
seperjuangan sebagai bangsa Indonesia yang utuh. Adanya rasa persatuan dan
kesatuan yang tinggi antar anak membuat salah satu di antara mereka tidak tega
menyakiti yang lainnya.
Indonesia sebagai negara kepulauan (Archipelagic State) yang memiliki keaneka
ragaman baik dilihat dari segi ras, agama, bahasa, suku bangsa dan adat istiadat,
serta kondisi faktual ini disatu sisi merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain yang tetap harus dipelihara.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik yang jika tidak dikelola
dengan baik dapat mengancam keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, seperti
gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan yang dapat
mengakibatkan terjadinya disintegrasi bangsa.
Ditinjau secara demografi, jumlah penduduk yang besar, penyebaran yang tidak
merata, sempitnya lahan pertanian, kualitas SDM yang rendah berkurangnya
lapangan pekerjaan, telah mengakibatkan semakin tingginya tingkat
kemiskinankarena rendahnya tingkat pendapatan, ditambah lagi mutu pendidikan
yang masih rendah yang menyebabkan sulitnya kemampuan bersaing dan mudah
dipengaruhi oleh tokoh elit politik atau intelektual untuk mendukung kepentingan
pribadi atau golongan.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran
penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,
selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
Kekayaan alam Indonesia yang melimpah baik hayati maupun non hayati akan tetap
menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Industri, walaupun belum secara
keseluruhan dapat digali dan di kembangkan secara optimal namun potensi ini perlu
didayagunakan dan dipelihara sebaik-baiknya untuk kepentingan pemberdayaan
masyarakat dalam peran sertanya secara berkeadilan guna mendukung
kepentingan perekonomian nasional.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
hukum.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang
satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi
saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan
kelompok yang relatif terbelakang.
3.
Kembali Ke Pancasila
Berbagai persoalan yang muncul baik yang menyangkut politik, sosial budaya
maupun hukum yang melanda negara kita yang berpotensi mengancam disintegrasi
bangsa, sudah barang tentu kita sikapi secara arif dan bijaksana. Prinsip persatuan
dibutuhkan karena kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat plural. Keragaman
suku, bangsa, agama, dan budaya yang diwarisi oleh bangsa Indonesia dalam
sejarah mengharuskan bangsa Indonesia bersatu dengan seerat-eratnya dalam
keragaman. Keragaman merupakan kekayaan yang memang harus dipersatukan
(united), tetapi tidak dan bukan untuk diseragamkan (uniformed).
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, serta cita-cita dan tujuan
bangsa Indonesia. Konsep bangsa Indonesia yang kaya dengan keragaman dan
memposisikan sebagai bangsa yang plural, dan dengan kenekaragaman tersebut
lah yang menjadikan sebuah identitas nasional bangsa Indonesia sekaligus menjadi
identitas kebangsaan. Kebanggaan kita akan sebuah identitas nasional itulah yang
dapat mewujudkan integrasi nasional. Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai
pemberdayaan identitas nasional perlu dilakukan, karena didasari keyakinan bahwa
Pancasila merupakan simpul nasional yang paling tepat bagi Indonesia yang
majemuk
Untuk menanggulangi ancaman terhadap kesatuan negara Republik Indonesia ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
1.
menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air
dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di
kalangan rakyat Indonesia. Bila kita telah merasakan indahnya
kebersamaan, tidak ada yang akan mengkehendaki perpecahan.
2.
menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primodialisme
sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan. Dalam ucapan dan
perkataan kita sehari – hari kadang tanpa sengaja banyak kata – kata
yang kita lontarkan sangat bernuansa SARA. Hal ini adalah bibit – bibit
konflik dan perpecahan secara horizontal. Penyelesaian konflik
horizontal yang bernuansa SARA harus diatasi melalui pendekatan
hukum dan HAM.
Pancasila yang dimaksudkan sebagai dasar pencapaian tujuan negara, melahirkan
kaidah-kaidah penuntun, antara lain:
1.
hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa
baik secara teritorial maupun ideologis. Hukum-hukum di Indonesia
tidak boleh memuat isi yang berpotensi menyebabkan terjadinya
disintegrasi wilayah maupun idiologi.
2.
hukum harus bersamaan membangun demokrasi dan nomokrasi.
Hukum di Indonesia tidak dapat dibuat berdasar menang-menangan
jumlah pendukung semata tetapi juga harus mengalir dari filosofi
Pancasila dan prosedur yang benar.
3.
membangun keadilan sosial. Tidak dibenarkan munculnya hukumhukum yang mendorong atau membiarkan terjadinya jurang sosialekonomi karena eksploitasi oleh yang kuat terhadap yang lemah tanpa
perlindungan negara. Hukum harus mampu menjaga agar yang lemah
tidak dibiarkan menghadapi sendiri pihak yang kuat yang sudah pasti
akan selalu dimenangkan oleh yang kuat.
4.
membangun toleransi beragama dan berkeadaban. Hukum tidak
boleh mengistimewakan atau mendiskrimasi kelompok tertentu
berdasar besar atau kecilnya pemelukan agama. Indonesia bukan
negara agama (yang mendasarkan pada satu agama tertentu) dan
bukan negara sekuler (yang tak perduli atau hampa spirit keagamaan).
Hukum negara tidak dapat mewajibkan berlakunya hukum agama,
tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi, dan menjamin
keamanannya jika warganya akan melaksanakan ajaran agama karena
keyakinan dan kesadarannya sendiri.
Pendalaman Materi
Apakah arti hambatan dan gangguan?
Apakah aspek yang mempengaruhi integrasi nasional?
Jelaskanlah factor yang menghambat integrasi nasional?
Bagaimana peranan Pancasila dalam membina integrasi nasional?
Potensi internal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan dalam membangun integrasi nasional
Bangsa Indonesia memiliki potensi dalam membangun integrasi nasional, potensi
tersebut menjadi faktor-Faktor pendorong Integrasi nasional. Adapun faktor-faktor
pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1.
2.
Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928.
3.
Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
4.
Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di
medan perjuangan.
5.
Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
6.
Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila, dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7.
Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
Penyebab kemerosotan moral pada diri anak bukan hanya karena adanya
penurunan akhlak dan kurangnya pemahaman terhadap nilai agama. Penyebab
kemerosotan moral sering terjadi karena kurangnya perhatian orang tua sehingga
anak merasa terabaikan. Penyebab lain yang besar peranannya terhadap
kemerosotan moral siswa adalah menurunnya rasa nasionalisme dalam diri siswa.
1.
Membangun Moral Siswa dengan Penanaman Nasionalisme
Manusia tidak bisa lepas dari kata “moral”. Karena hanya manusia yang mempunyai
kesadaran untuk berbuat baik atau buruk. Bahwa kata “moral” mengacu pada baik
dan buruknya manusia terkait dengan tindakannya, sikapnya dan cara
mengungkapkannya. Sedangkan pengertian moral menurut Mahendra, adalah nilainilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Masalah moral harus diperhatikan setiap manusia, karena baik buruknya moral
setiap pribadi menentukan kualitas suatu bangsa. Nilai moral bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Karena dengan nilai-nilai Pancasila kita dapat bertindak dan bersikap sebagai
makhluk Tuhan serta sebagai bagian dari komunitas sebuah Negara. Dalam
hubungannya dengan bangsa dan negara setiap pribadi juga dituntut untuk
mempunyai rasa kebangsaan atau nasionalisme.
Nasionalisme secara teoritis adalah persatuan secara kelompok dari suatu bangsa
yang mempunyai sejarah, bahasa dan pengalaman bersama. Nasionalisme bangsa
Indonesia merupakan perwujudan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap Negara
dan tanah air berdasarkan Pancasila. Nasionalisme yang dilandasi Pancasila
menuntun kita untuk memiliki sikap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang
rasa, dan merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat
manusia.
Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama
pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan,
sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas
dalam kehidupan. Pergaulan siswa SD belum begitu komplek dibanding siswa SMP
atau SMA. Oleh karena itu jika penanaman moral dimulai sejak SD akan lebih
mengakar dan tertanam dalam diri siswa.
2.
Pentingnya Membangun Moral Melalui Penanaman
Nasionalisme
Arus globalisasi dan modernisasi membuat generasi muda hanyut dalam gaya hidup
dan sikap individualis, acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dan tidak peduli
dengan tangung jawab moral. Banyak generasi muda yang hanyut dalam gemerlap
dunia, mengisi waktu untuk kesenangan pribadi tanpa memikirkan masa depannya.
Lebih menyedihkan lagi jika mereka lupa bahwa sebenarnya mereka adalah sumber
kekuatan moral yang diharapkan agar selalu menjunjung kebenaran sesuai hati
nurani dan berjiwa patriotisme. Jika pembangunan moral dengan nasionalisme ini
terlaksana, kemungkinan besar siswa tidak membuang waktu untuk hal yang tidak
berguna, apalagi merugikan diri sendiri.
Rasa nasionalisme dapat mendorong mereka untuk lebih menghargai nilai
kemerdekaan dan arti hidup dengan hal-hal yang positif. Terhadap sesama teman
akan ada rasa saling asih mengasih dan semangat untuk selalu bersatu sebagai
sesama anak bangsa, yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah air yang sama.
Mereka akan merasa bangga dengan adanya kemajemukan bangsa Indonesia
sebagai kekayaan yang harus dipertahankan. Kesadaran akan persatuan dan
kesatuan bangsa penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara
moral mereka akan berbuat baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya.
Lebih penting lagi mereka pandai melihat peluang untuk mencapai eminensi dalam
hidupnya, kesuksesan masa depannya.
Dampak positif nasionalisme telah tercatat sebagai prestasi gemilang dalam
sejarah, yaitu dengan lahirnya Boedi Oetomo 20 Mei dan peristiwa Sumpah
Pemuda 1928, yang mengandung nilai kesatuan. Selain itu Sumpah pemuda
merupakan wujud pengusungan faham nasionalisme, melalui penyatuan keinginan
bersama untuk membuat negeri ini merdeka.
Pencegahan dan Penanggulangan Ancaman Disintegrasi Bangsa Permasalahan
konflik yang terjadi saat ini antar partai, daerah, suku, agama dan lain-lainnya
ditenggarai sebagai akibat dari ketidak puasan atas kebijaksanaan pemerintah
pusat, dimana segala sumber dan tatanan hukum dinegara ini berpusat. Dari segala
bentuk permasalahan baik politik, agama, sosial, ekonomi maupun kemanusiaan,
sebenarnya memiliki kesamaan yakni dimulai dari ketidakadilan yang diterima oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga menimbulkan ketidakpuasan
terhadap pemerintah pusat, terutama bila kita meninjau kembali kekeliruan
pemerintah masa lalu dalam menerapkan dan mempraktekkan kebijaksanaannya.
Dalam kecenderungan seperti itu, maka kewaspadaan dan kesiapsiagaan nasional
dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa harus ditempatkan pada posisi
yang tepat sesuai dengan kepentingan nasional bangsa Indonesia. Oleh karena itu
untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas
keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa
serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan
Integrasi Nasional
Dalam upaya untuk mencapai integrasi nasional dengan cara menjaga keselarasan
antarbudaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi
masyarakat dalam proses integrasi nasional.
1.
Peran Pemerintah
Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbedabeda.
Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi
daerah.
Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negara.
1.
Peran Masyarakat
1) Meminimalkan perbedaan dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki
oleh setiap budaya daerah.
2) Meminimalkan setiap potensi konflik yang timbul dalam masyarakat.
Penanaman moral melalui seruan agama sudah banyak dilakukan oleh para guru di
sekolah dan para da’i serta pemuka di lingkungan masyarakat. Tetapi membuka
kembali sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia banyak terlupakan.
Padahal pengalaman nenek moyang dan para pejuang bangsa merupakan
pelajaran yang tak kalah besar peranannya dalam membentuk moral, watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat.
Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme merupakan
tanggung jawab semua kalangan masyarakat. Tidak hanya di bangku sekolah
sebagai lembaga pendidikan, penanaman rasa nasionalisme dapat dimulai dari
lingkungan tempat tinggal mereka. Misalnya, sering kali memperdengarkan lagulagu nasional di rumah atau lingkungan masyarakat dapat mempertebal rasa
nasionalisme.
Upaya mempertebal rasa nasionalisme juga dapat dilakukan dengan penayangan
film sejarah perjuangan bangsa di televisi. Karena ternyata media televisi lebih
menarik anak dari pada ceramah yang dilakukan guru dan pemuka masyarakat. Hal
ini dimaksudkan supaya anak-anak mengerti betapa berat perjuangan bangsa ini
untuk mencapai kemerdekaan.
Upaya lain misalnya dengan mengajak siswa dan memperkenalkan tempat-tempat
bersejarah seperti museum, mengakrabkan nama-nama dan gambar pahlawan
pejuang bangsa, atau mengajak siswa berziarah ke taman makam pahlawan. ziarah
ke makam pahlawan perlu dilakukan agar anak-anak menghargai jasa pahlawan
dan menumbuhkan jati diri mereka sejak dini.
Penanaman nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan cara membiasakan
memakai produk dalam negeri sehingga timbul rasa cinta untuk menghargai hasil
karya anak negeri sendiri. Dapat dikatakan, jika nasionalisme kita kurang kuat, akan
banyak produk-produk budaya luar yang menggeser produk budaya kita. Satu hal
yang tidak boleh dilupakan juga, bahwa generasi tua, dalam hal ini guru, harus bisa
menjadi panutan bagi generasi muda. Terlebih lagi anak pada usia dini, biasanya
memiliki figur yang ingin diteladani. Tidak dapat dipungkiri kalau figur tersebut
mempengaruhi pembentukan mental siswa yang sedang mencari jati diri
4.
Upaya Mengatasi/ Membangun Integrasi
Integrasi nasional yang tangguh hanya dapat berkembang apabila:
1.
Sebagian besar anggota Masyarakat bangsa bersepakat tentang
batas – batas territorial dari Negara sebagai suatu kehidupan politik
dimana mereka menjadi warganya.
2.
Sebagian anggota masyarakat bangsa bersepakat mengenai
struktur pemerintahan dan aturan-aturan dari pada proses politik yang
berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah Negara.
Dengan perkataan lain, suatu integrasi nasional yang tangguh akan berkembang di
atas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat tersebut, yang
harus memiliki :
1.
Kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka bersama-sama
merupakan warga dari suatu bangsa.
2.
konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama
sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan.
Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa harus diwujudkan
atau diselenggarakan untuk sebagian harus kita temukan dalam proses
pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau ideology Negara. Secara
yuridis-formal, pancasila sebagai dasar falsafah Negara. Pada tingkat yang sangat
umum telah diterima sebagai kesepakatan nasional serta lahir bersamaan dengan
kelahiran Negara republic Indonesia sebagai Negara yang merdeka, bebas dari
penjajahan bangsa lain. Di dalam kenyataan, pancasila menjadi akar dalam sejarah
pertumbuhan gerakan nasionalisme.
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain
dan dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrasi seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik harus tetap dilaksanakan
dengan mengingat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita
yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui pembangunan bangsa, yaitu
sebagai berikut :
1.
Birokrasi Sipil dan Militer
Kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan dan
monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama sistem
persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara
bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum militer
di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir mempertahankan kebutuhan
negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap gerakangerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme).
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan
jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI
maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik
group yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2.
Partai Politik.
Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat
dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan
sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan
sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai
politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang
minoritas).
3.
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional sebagai alat pemersatu
baik melalui kurikulum nasiional, bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen
siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar yang bersifat nasional. Dalam suasana
otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya ujian lokal tetapi yang berstandar
nasional, demikian juga walaupun ada ide untuk menambah muatan kurikulum
lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti mengajarkan ilmu sosial dan
humaniora yang bersifat integratif dan nasional.
Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang
sama untuk seluruh warga negara. Sedangkan alat integrasi yang lain adalah
rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar yang bersifat nasional dan multi
etnik, sehingga terjadi proses komunikasi, sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari
berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar..
4.
Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.
Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa
lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh
kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke
daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang.
Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya
mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.
Faktor faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa :
1.
Keutuhan dan kedaulatan wilayah negara dari Sabang sampai
Merauke.
2.
Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dasar dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3.
Konsep wawasan nusantara dan ketahanan sebagai acuan
operasional.
4.
Kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil hasil
pembangunan.
Untuk dapat mengatasi masalah Tantangan dan permasalahan dalam upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa memerlukan kesadaran individu
maupun kesadaran besama atau kolektif.
1.
Secara individual, masing-masing kita harus memiliki kesadaran
bahwa ada perbedaan diantara kita. Kesadaran bahwa kita beda, lalu
diteruskan melalui dialog lewat interaksi sosial untuk bias saling
memberi dan saling menerima dalam kesetaraan. Lewat kesadaran
individual masing-masing kita mencoba untuk mencari dan
merumuskan kesepakatan-kesepakatan sosial tanpa harus kehilangan
jati diri, karakteristik masing-masing. Ego dan super ego untuk selalu
berkuasa dan ingin tampil terbaik akan terakomudasi melalui
kesepakatan sosial yang terbangun. Pencerahan individu ini dapat
dilakukan melalui penyingkiran sumber derita dari keterasingan,
adanya keinginan yang berlebihan, tahta, nafsu atau dorongan, (hal ini
memang sangat filosofis dan mengacu pada ajaran dan nilai agama).
2.
Secara besama atau kolektif, konflik sosial yang terjadi merupakan
buah dari disparitas sosial, eknomi dan politik yang berdampak adanya
pengebiran terhak-hak sekelompok orang oleh kelompok orang yang
lainnya. Hal ini terjadi biasanya diawali oleh adanya pengingkaran atas
komitment atau kontrak sosial yang telah dibangun, adanya ketidak
adilan, ketidak setaraan dan sikap eklusivitas antar kelompok satu
dengan yang lainnya.
Dalam menjaga keutuhan bangsa dan mencegak disintegrasi nasional adalah
sebagai berikut ;
1.
Dalam kebijakan Negara harus dapat memberikan keadilan dan
pemerataan ekonomi bagi seluruh warganya. Dalam kasus Indonesia
harus ada kebijakan untuk merestrukturisasi penguasaan asset
nasional yang tidak seimbang dengan memberi peluang bagi
masyarakat luas untuk mempunyai akses terhadap modal dari
perbankan.
2.
Dalam kebijakan Negara harus dapat mengatur suatu system politik
yang mengakomodir adanya perbedaan dengan tetap mengedepankan
persatuan dan kesatuan. Dalam kasus Indonesia system rekruitmen elit
nasional baik eksekutif, legislative maupun yudikatif sedapat mungkin
harus dilakukan secara transparan serta susunan dan kedudukan
antara lembaga-lembaga Negara harus dapat mengatur dengan jelas
batas-batas kewenangan masing-masing lembaga tidak ada ketidak
jelasan tumpang tindih kewenangan antar lembaga Negara.
3.
Dalam kebijakan Negara harus mengutamakan penegakan hukum
dengan keharusan menempatkan setiap warga Negara mempunyai
kedudukan yang sam didepan hukum dan memperoleh kepastian
hukum secara adil.
4.
Dalam kebijakan negara harus dapat mengatur dan menjamin
pertahanan dan keamanan Negara dalam segala segi baik dari struktur
maupun infrastrukturnya.
5.
Dalam kebijakan Negara harus dapat menjamin
pemberian revenue bagi aparatur negara karena hanya apabila
terpenuhi kebutuhanya secara cukup aparatur Negara dapat bekerja
secar optimal dalam menjaga kelangsngan hidup Negara.
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa, gender, dan
sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan persatuan
bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik
disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan
komposisi dan mekanisme parlemen.
Adapun kebijakan yang diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional
adalah sebagai berikut :
1.
a)
Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah
air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di
kalangan rakyat Indonesia.
2.
b)
Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan
KKN.
3.
c)
Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usahausaha pemecahbelahan dari ancaman luar.
4.
d)
Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan
implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
5.
e)
Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak
kenal kompromi.
6.
f)
Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur
masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis.
Pendalaman Materi:
1.
sebutkan factor yang mendorong integrasi nasional?
2.
Bagaimana cara menanamkan nasionalisme?
3.
Jelaskan peran pemrintah dalam meweujudkan integrasi nasional?
4.
Sebutkan lembaga-lembaga pemersatu bangsa dan apa
peranannya?
5.
Sebutkan factor yang memperkokoh persatuan bangsa?
6.
Apakah yang harus kita lakukan untuk menanggulangi ancaman
terhhadap Negara Indonesia?