Beberapa Jenis Penyakit Stres pada

BEBERAPA JENIS PENYAKIT JIWA
Stress

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh
yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik
tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik
bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Banyak hal yang bisa memicu stres muncul seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan,
frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome
(PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut.
Biasanya hal ini dapat diatasi dengan mengadakan konsultasi kepada psikiater atau beristirahat
total.
Neurosis
Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada
ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak seperti psikosis atau kelainan
kepribadian, neurosis tidak mempengaruhi pemikiran rasional. Konsep neurosis berhubungan
dengan bidang psikoanalisis, suatu aliran pemikiran dalam psikologi atau psikiatri
Psikosis
Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang
menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis
tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan

psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut, seperti
yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases) atau

menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa). Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti waham dan
halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di antaranya pembicaraan dan tingkah
laku yang kacau, dan gangguan daya nilai realitas yang berat. Oleh karena itu psikosis dapat pula
diartikan sebagai suatu kumpulan gejala/terdapatnya gangguan fungsi mental, respon perasaan,
daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Syndrom
Sindrom, dalam ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis,
tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini
dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosa.
Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala,
bukan diagnosa. Namun terkadang, beberapa sindrom dijadikan nama penyakit, seperti Sindrom
Down.
Kata sindrom berasal dari bahasa Yunani yang berarti “berlari bersama”, seperti yang terjadi pada
kumpulan tanda tersebut. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kumpulan tanda klinik yang
masih belum diketahui penyebab. Banyak sindrom yang dinamakan sesuai dengan dokter yang

dianggap menemukan tanda-tanda itu pertama kali. Selain itu dapat juga diambil dari nama
lokasi,
sejarah,
dan
lainnya.
Sindrom dan keadaan terkait
Pyromania
Pyromania adalah sejenis mania di mana muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api
untuk meredakan ketegangan dan biasanya menimbulkan perasaan lega atau puas setelah
melakukannya. Penderita pyromania (atau biasa disebut pyromaniak) berbeda dengan para
pembakar gedung (arson), pyromaniak juga berbeda dengan mereka yang menyulut api akibat
psikosis, demi kepentingan pribadi, moneter, maupun politik, atau sebagai tindakan balas
dendam. Pyromaniak menyulut api demi merangsang euforia, dan sering kali tertarik pada halhal yang berkaitan dengan pengendalian api, seperti pemadam kebakaran.
Simtoma
Simtoma atau simtom dalam penyakit adalah cara untuk melakukan pengindikasian keberadaan
sesuatu penyakit atau gangguan kesehatan yang tidak diinginkan dengan melalui gejala, tandatanda atau ciri-ciri penyakit yang dapat dirasakan seperti perasaan mual atau pusing, akan tetapi
dalam hal ini tidak termasuk didalam pengertian karena halusinasi atau delusi, cara melakukan
pengindikasian ini bertumpuk pada diri pelaku, bukan hasil dari pengamatan yang dilakukan
berdasarkan pemeriksaan kedokteran.
Penggunaan lain simtoma juga terdapat dalam politik dimana artinya adalah melihat sebagai akar

dari sesuatu permasalahan.

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan
pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena
perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya
atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali
disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi
dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang
berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga
sukar disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia,
Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25
tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar
balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan
dirinya sendiri.
Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun,
ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan
sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan
menyenangkan.


Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciriciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena
diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian
formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya.
Mengecap seseorang dengan psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya
membuat
nama
seseorang
itu
menjadi
jelek.
Lima tahap mendiagnosis psikopat
1. Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokkan
ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan
korban,
atau
pengamatan
prilaku
pasien
dari

waktu
ke
waktu.
2. Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram,
MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian
gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh

spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di
bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang
membentuk
kepribadian.
3. Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan
kepribadian
antisosial.
4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai
menunjukkan
tanda-tanda
gangguan
kejiwaan.

5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.
[sunting] Gejala-gejala psikopat
1. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara,
secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran,
psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang
membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya
dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
2.
Egosentris
dan
menganggap
dirinya
hebat.
3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya
namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan
untuk
peduli.
4. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
5.
Sikap

antisosial
di
usia
dewasa.
6. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada
bedanya.
7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut
dan
sering
keluar
rumah.
8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang
baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah
diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya
akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah
menyerang
orang
hanya
karena
hal

sepele.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun
sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang
secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar,
mulut kering, tegang, gemetar — bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat
seringkali
disebut
dengan
istilah
“dingin”.
11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan
dirinya.
Skizofrenia
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin,
yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi

normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa
ada rangsang pancaindra).

Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan
pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada fluida cerebrospinal.
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995
menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa
muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering
terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap
penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama
ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi
semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke
psikiater dan psikolog.
Gejala

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain
ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak
acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang
menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak
mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi
pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa

alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:

1.
Gejala-gejala
Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif
karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2.
Gejala-gejala
Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau
fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan
emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati
kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya,
keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti
autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan stres posttraumatik. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus
dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi

skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap
semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu
bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal
orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh,
pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran
obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau
stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia.
Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor
lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia
jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan
terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejalagejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari
reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu
mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam
menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang
dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu
mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu
matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind,
membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.
Kleptomania
Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, “mencuri”, μανία, “mania”) adalah penyakit
jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang

dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga, seperti
mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya merasakan rasa
tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan setelah mereka
melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari tindakan mencuri biasa
yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah direncanakan sebelumnya.
Depresi
Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus,
kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya,
seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality
disorder.Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan karbon
monoksida.
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang
sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah
yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas,
dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
* Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin
* Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu
situasi
sosial
* Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan,
paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV – Text Revision (DSM IV-TR) (American
Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih)
gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan
biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus emosi depresi atau kehilangan minat atau
kemampuan menikmati sesuatu.
1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari,
yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain
(misal: terlihat seperti ingin menangis).
2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian
besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan
orang lain)
3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat
badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya
dalam
satu
bulan)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain,
bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa
merupakan delusi) hampir setiap hari
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan,
hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul
pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang
spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan
sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting
dalam kehidupan seseorang.
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya
merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orangorang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121