II. 1. BIOGRAFI VLADIMIR LENIN - Peran Partai Boshelvik Dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin

  BAB II KETERKAITAN IDE DAN PRAKTEK LENIN II. 1. BIOGRAFI VLADIMIR LENIN Lenin dilahirkan dengan nama Vladimir Ilich Ulyanov di kota Simbirsk, Volga pada tanggal 10 April 1870 dari enam bersaudara. la merupakan keturunan bangsawan sehingga keluarganya mampu membiayai Lenin masuk perguruan tinggi. Ayah Lenin berprofesi sebagai pegawai negeri yang menjabat direktur sekolah konservatif dan ibunya seorang dokter anak.Lenin tumbuh menjadi anak yang cerdas dibandingkan dengan teman-teman sekelas lainnya. Hal itu terbukti dari medali emas yang Lenin dapatkan dari pihak sekolah karena nilainya yang selalu bagus dan tingkah lakunya yang baik.

  Lenin tumbuh menjadi seorang pemuda yang cerdas, hobinya bermain catur seperti kebanyakan pemuda Rusia waktu itu. Setelah satu tahun kematian ayahnya pada tahun 1887, kakaknya Alexander ditangkap tentara Rusia karena di dakwa telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap Tsar Alexander III. Kakak Lenin, Alexander dari gerakan norodik merupakan salah satu mahasiswa yang aktif dalam gerakan revolusioner menentang kediktatoran Tsar. Bersama teman-temannya Alexander merencanakan serangan bom yang ditujukan kepada

29 Tsar Alexander III . Namun rencananya ini berhasil diketahui pihak kerajaan dan

  menyebabkan dia dijatuhi hukuman gantung. Sedangkan saudari Lenin yang bernama Anna ikut terlibat dalam kegiatan revolusioner karena membantu menyembunyikan Alexander sehinggaoleh pihak kerajaan dimasukkan kedalam penjara.

  Sebagai seorang pelajar yang cerdas Lenin tidak pernah memperlihatkan ketertarikannya pada dunia politik. Pada tahun 1887 Lenin melanjutkan studinya di Universitas Kazan mengambil fakultas hukum, atas rekomendasi dari Feodor 29 Karensky, ayah dari Alexander Karensky, perdana menteri pemerintahan revolusi

  Jules Archer, Kisah Para Diktator: Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis, Despotis dan Tiran, Yogyakarta: narasi, 2004, cet.5.hlm. 25-26. Menshevik yang dikemudian hari digulingkan oleh Lenin melalui Revolusi Oktober 1917. Seperti mahasiswa lainnya, Lenin mengikuti hari-hari perkuliahan dengan tenang tanpa ikut dalam kegiatan apapun di luar jam kuliah. Hal ini tidak bertahan lama yang kemudian membawanya masuk ke dalam organisasi gerakan kiri yang berada di kampusnya. Sebagai mahasiswa hukum yang mengetahui seluk-beluk aturan-aturan yang ada membawanya masuk kedalam politik kampus. Ketertarikan Lenin dalam dunia politik mulai terlihat dengan mengikuti demonstrasi-demontrasi kecil dilingkungan kampus yang akhirnya membawanya masuk penjara dan dikeluarkan dari Universitas Kazandan akhirnya harus melanjutkan kuliah di universitas St. Petersburg. Dengan dikeluarkannya Lenin dari Universitas Kazan semakin menambah kebencian Lenin terhadap orang- orang borjuis dan pemerintahan Tsar. Tahun 1891 Lenin lulus sebagai sarjana Hukum. Dari sinila Lenin memulai karir aktivisnya yang juga diinspirasikan oleh kakaknya ditambah dengan ketertarikannya yang suka membaca buku karya Karl Marx.

  Kepintaran Lenin dalam membuat strategi dan tegas dalam mengambil keputusan menjadikannya cepat dikenal dalam kalangan gerakan Sosial Demokrat dan ia mulai mengorganisir gerakan marxis pertama kali di kota Samara. Tahun 1893 ia pindah ke St. Petesburg dan diangkat menjadi pemimpin gerakan marxis di kota tersebut, dan akhirnya ia dihukum keluar dari Rusia setelah menjalani pembuangan ke Siberia.Selama tujuh belas tahun (1900-1917) kehidupan Lenin dihabiskan mengembara ke penjuru Eropa yaitu Jerman, Austria, Italia dan Swiss merupakan negara yang dijadikan pijakan oleh Lenin dalam menyebarkan ajaran- ajaran Marxis.Ia merupakan praktisi paling fanatik dari Marxisme Rusia di periode prarevolusi. Sebagai pendiri Negara Sosialis-Komunisme Soviet, ia adalah pendukung utama didirikannya negara satu partai, kamp konsentrasi dan

  

  teror massal. Lenin naik memegang tampuk pimpinan negara Rusia setelah pada 30 bulan Oktober 1917 dimana ia berhasil menggulingkan pemerintahan sosial

  Robert Gellately, Lenin, Stalin dan Hitler, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011, hal. 9 demokrat dibawah pimpinan Karensky. Lenin dengan kelompok Bolsheviknya berhasil menumbangkan golongan Menshevik yang pada awalnya merupakan rekan satu perjuangan dalam revolusi 1905.

  Bersamaan dengan divonis hukuman pembuangan dan di usir dari Rusia yang diterima oleh Lenin, pada tahun 1989, berdiri Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR). Dalam pelariannya, Lenin melarikan diri ke Eropa Barat dan menetap di Swiss. Bersama dengan Plekhanov, Martov dan Vera Sassulic, Lenin menerbitkan majalah Marxis-revolusioner Iskra (Bunga Api) yang kemudian diselundupkan ke Rusia. Berselang dari itu, pada tahun 1902, terbitlah tulisan Lenin yang pertama kalinya yaitu ”Berbuat Apa?” dimana ia mengeluarkan pahamnya yang baru tentang partai perintis. Melalui majalah tersebut Lenin menjalankan program propaganda revolusionernya.Penerbitan selanjutnya di surat kabar Iskra diisi Lenin dengan menulis sebuah artikel berjudul "Tugas-tugas yang Mendesak dalam Gerakan Kita" (The Urgent Tasks of Our Movement). Dalam artikel tersebut Lenin menyoroti dan mengajak untuk membentuk sebuah partai yang kuat dan terorganisir. Kemudian dilanjutkan dalam penerbitan no.4 dengan menulis artikel berjudul Dimana Kita Mulai (Where to be Done-Mei 1901). Karya selanjutnya ditulis dalam sebuah buku berjudul Apa Yang Harus Dikerjakan (1902) dan Kepada Kaum Miskin Desa (1903).

  Pemikiran kritis Vladimir Lenin didasari atas banyak alasan, pertimbangan dan konsekuensi yang ingin diwujudkan Lenin terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Rusia. Khususnya dalam hal ini bagaimana mewujudkan Revolusi Sosialis sehingga Negara Sosialis pun dapat terbentuk dimana peran sebuah partai ikutambilandil dalam pencapaian sebuah revolusi sebagaimana yang dipikirkannya. Semangat revolusionernya bukan tumbuh begitu saja, tetapi merupakan puncak dari rangkaian demi rangkaian peristiwa yang terjadi dan dialami oleh Lenin. Pada awalnya semangat itu bukan hanya diinspirasi oleh suatu visi tentang masa depan yang lebih adil, akan tetapi semangat tersebut dilandasi oleh kemarahan dan didorong oleh hasrat untuk balas dendam terhadap pemerintah dan golongan borjuis. Setelah belajar dan memahami teori Marx dan melihat realita yang terjadi di Rusia, ia mulai memahamiyang sebenarnya menjadi ciri utama kepribadian Lenin adalah kebencian yang didasari atas pengalaman tragis yang terjadi selama hidupnya. Seiring bejalannya waktu akhirnya Lenin menemukan jati dirinya sebagai pejuang revolusioner Rusia yang ingin mengubah masadepan negaranya yang selama ini

   dilingkupi oleh sistem feodalis.

II. 2. Latar Belakang Pemikiran Vladimir Lenin

  Dalam konsep dan gerakan yang dilakukan oleh Lenin untuk mencapai Revolusi 1917, latar belakang pemikiran V.I Lenin itu dipengaruhi dari beberapa tokoh dan golongan yang pernah dikenal dan dipelajarinya sehingga Lenin menghasilkan beberapa pokok pikiran untuk mencapai sebuah revolusisosial, yaitu:

  II. 2. 1. Tokoh yang berpengaruh terhadap Pikiran Lenin, yaitu:

a. Karl Marx

  Menurut Karl Marx, tujuan masyarakat sosialisme ialah adanya masyarakat tanpa kelas yang menjadi suatu perwujudan dari terrealisasikannya paham sosialisme sebagai akibat dari makin runtuhnya negara kapitalisme sehingga pekerja/buruh semakin banyak dan terciptalah masyarakat 1 kelas yaitu golongan proletar saja sehingga sosialisme dapat diwujudkan. Revolusi sosialis tidak dapat terwujud apabila keadaan negara kapitalis belum matang dan proletar masih merupakan golongan minoritas dan masih merupakan kelas yang tertindas dan masih adanya antagonisme kelas. Pada intinya, Lenin sepakat dengan apa yang dipikirkan oleh Marx mengenai Hukum Evolusi Sejarah Ekonomi dan masyarakat tanpa kelas yang diungkapkan oleh Marx, hanya saja Lenin lebih bersikap situasional dan praktis sesuai dengan keadaan Rusia yang sedang dihadapi saat itu.

31 Richard Pipes,“Komunisme: Sebuah Sejarah”, Yogyakarta: MATAANGIN, 2004, hal. 43

  b. Geogrii Plekanov

  Menurut Plekhanov (tokoh Golongan Menshevik), Rusia saat itu sudah memasuki Fase Kapitalisme sehingga akan berdampak pada perubahan struktur sosial masyarakat Rusia. Dari kondisi tersebut, Plekanov berharap bahwa kaum proletarlah yang akan melakukan Revolusi Sosialisme di Rusia melalui adanya “Dua Jembatan Revolusi” dan Lenin menyebutnya ini sebagai Teori Dua Tahapan

   Revolusi. Teori Dua Jembatan Revolusi tersebut, adalah :

  Proses menuju fase sosialisme yang terjadi melalui dua jembatan revolusi yaitu Pertama, Revolusi Borjuis, dimana kaum Borjuis-Kapitalis dengan bantuan kaum proletar menumbangkan kekuasaan feodal otokrasi. Kedua, melalui Revolusi Proletar yang akan menumbangkan kekuasaan kaum Borjuis-Kapitalis. Disini Plekhanov menolak revolusi kaum proletar sebelum didahului oleh revolusi borjuis. Menurutnya, kaum Proletar harus terlebih dahulu mencapai kematangan politiknya dan ini akan bisa dicapai pada saat kekuasaan Borjuis-Kapitalis.

  Jadi dapat dikatakan bahwa kaum proletar sebelum melakukan revolusi, mereka harus terlebih dahulu mengerti dan sadar akan tugas dari revolusi sosialis itu sendiri sehingga mereka bisa melakukan revolusi sebagaimana mestinya dan dengan melihat keadaan kelas suatu negara. Selain itu, Plekhanov juga tidak mengakui kekuatan yang dimiliki kaum petani, sehingga ia tidak mencantumkan para petani bagi gerakan revolusinya karena petani dianggap lebih konservatif dan tidak memiliki kekuatan masa.

  c. Kaum Populis

  Kaum Populis yaitu kaum atau golongan sosialis Rusia abad ke-19 yang disebut sebagai Narodniki. Terdiri atas kaum intelektual Rusia yang percaya bahwa Rusia akan mampu mencapai tahap kemajuan tanpa harus melewati tahap kapitalisme terlebih dahulu. Namun, perjuangan dari gerakan kaum Populis ini lebih terfokus hanya pada kaum petani saja, sebab mereka ingin mewujudkan

32 Saiful Arif dan Eko Prasetyo, “Lenin Revolusi Oktober 1917”, Jakarta: Resist Book, 2004, hal. 47

  masyarakat komunis agraris. Hal ini berdasarkan pada realita bahwa mayoritas masyarakat Rusia adalah petani.

  Maka, inti dari pemikiran gerakan kaum Populis ini jika dibedakanpemikiran Plekhanov dan kaum Populis terdapat 3 perbedaan yaitu

  

  sebagai berikut :

  Pertama, kaum Marxis menerima kemajuan yang dipahami sebagai hasil

  yang tak terelakkan dari kekuatan relasi-relasi produksi, mekanisasi dan dalam ukuran perubahan kapitalis yang memberikan jalan bagi demokratisasi Borjuisme dan sosialisme yang mengikutinya. Sedangkan kaum Populis mengkritik secara moral perkembangan kapitalisme. Kedua, kaum Marxis meyakini keniscayaan ilmiah dari perkembangan dua tahap di Rusia, dimana Revolusi Borjuis dan perkembangan kapitalisme dibawah rezim parlementer pasti memberikan landasan yang niscaya bagi gerakan masa sosialis dan revolusi sosialis. Bertentangan dengan keyakinan kaum Populis akan kemungkinan ‘lompatan tahap’ kapitalisme dan menjalankan secara sekaligus rekonstruksi Rusia secara sosialis. Ketiga, kaum Marxis Rusia menyatakan bahwa kaum proletar industri adalah satu-satunya kelas revolusioner yang konsisten dalam masanya yang akan mendukung transformasi sosialis yang akantiba. Sedangkan kaum Populis mengatakan bahwa kaum tani dan intelektual bisa se-revolusioner kaum buruh industri ketika berhadapan dengan negara bentukan kapitalisme dan karena itu keduanya bisa dianggap sebagai sayap yang berbeda dari perjuangan kelas yang sama menuju sosialisme.

  Dari ketiga pemikiran tokoh dan golongan tersebut, memberi dampak pada pikiran Lenin tentang revolusi sosialis dan negara yang akan dibentuk nantinya pun menjadi berkembang. Lenin memiliki pemikiran sendiri mengenai konsep revolusi sosialis dan negara yang telah disesuaikan dengan situasi, kondisi atau bahkan ambisi pribadi Lenin sendiri.

33 Saiful Arif dan Eko Prasetyo, Ibid, hal. 48

  II. 2. 2. Adapun pokok-pokok pemikiran Lenin yang dipengaruhi oleh beberapa pemikir sehingga ia memiliki dasar untuk melakukan sebuah revolusi,

  

  adalah :

1. Kepercayaan atas Hukum Evolusi Sejarah Umat Manusia

  Di zaman permulaan sejarah umat manusia, hampir dimana saja didapati suatu susunan rumit dari masyarakat yang terbagi menjadi berbagai golongan, mejadi banyak tingkat kedudukan kelas didalam masyarakat. Pada zaman ini masyarakat belum mengenal konsepsi kelas maupun konsepsi negara yaitu pada tingkat komune primitif. Dimana hukum ekonomi masyarakat ketika itu ialah hak milik atas alat dan pembagian hasil kerja secara bersama dengan sistem kerja

  

  berdasarkan kerjasama dan pembagian hasil kerja secara merata. Seiring berjalannya waktu demikian juga berkembang tenaga produksi (teknologi) membawa peningkatan pada kerja individu. Sistem kerja sama pun terpecah menjadi kerja individu (dapat ditangani oleh anggota keluarga atau Gens dari orang per orang). Akibat dari perkembangan populasi dan teknologi kemudian timbul persaingan antar Genstersebut, hal inilah yang memicu kontradiksi dan perpecahan antar Gens dalam memperebutkan wilayah (Food Gatering). Inilah yang disebut oleh Marx sebagai tahapan primitif.

  Lenin sebagai pengikut Marxis, juga mempercayai akan Hukum Evolusi Sejarah yang dikemukakan Marx yang dimulai dengan tahapan primitif, tahapan perbudakan dimana pada zaman Roma Purbakala terdapat kaum patrisir, kaum ksatria, kaum plebejer, dan kaum budak; pada Zaman Tengah disebut sebagai tahapan feodalisme terdapat kaum Vasal, kaum tukang ahli, kaum hamba, masyarakat semakin lama semakin terpecah menjadi dua golongan yaitu kaum borjuis dan proletar, hal ini dikatakan sebagai tahapan kapitalisme dan sampai pada tahapan akhir yaitu tahapan sosialis. Lenin juga sejalan dengan pemikiran Plekhanov yaitu meyakini bahwa Rusia telah memasuki tahapan kapitalisme, 34 namun ia tidak sependapat apabila kaum proletar harus mendukung dan menjadi 35 Saiful Arif dan Eko Prasetyo, Ibid, Hal. 49-58 Agitprop CC PKI, Bagaimana Masyarakat Berkembang, Jakarta: 1964, cetakan ke V, hal. 11 sekutu kaum Borjuis Kapitalis sebagaimana yang dikatakan oleh Plekhanovuntuk menjatuhkan feodalisme di Rusia. Sebab Kaum proletar tak boleh bergantung pada Revolusi Borjuis untuk mencapai revolusi sosial dan tak juga harus menunggu revolusi itu terlaksana, akan tetapi kaum proletar harus menciptakan Revolusi Sosialisnya sendiri. Sebelum dampak kapitalisme itu berkembang semakin burukmenuju tahap yang lebih tinggi yaitu imperialisme dan Lenin berpikir lebih baik mencegah hal itu terjadi maka dengan adanya revolusi sosialis secepatnya, kaum proletar takperlu menunggu kapitalisme itu hancur terlebih

  

  dahulu sebagaimana yang dikatakan oleh Marx bahwa , Hukum-hukum objektif perkembangan masyarakat, kapitalisme bagaimana pun juga akan hancur dan sosialisme akan tiba. Dengan demikian ambruknya kapitalisme dan datangnya revolusi sosial tinggal ditunggu saatnya tiba.

  Kelas-kelas ini mengalami perkembangan sesuai dengan tingkatan khusus dari perkembangan masyarakat yang sejalan perubahan waktu. Namun suatu masyarakat pasti mengalami perubahan sesuai dengan hukum dialektika yang dikatakan oleh Karl Marx bahwa segala sesuatu bergerak, segala sesuatu sealu berkontradiksi, segala sesuatu selalu mengalami perubahan dari kuantitas ke

   kualitas dan segala sesuatu mengalami nagasi dari nagasi.

2. Kaum Proletar-Petani kecil sebagai pilar Revolusi Sosialis

  Perkembangan kapitalisme yang ditandai dengan lahirya industri besar memberikan dasar yang kuat tentang kemunculan proletar. Kaum proletar inilah yang menjadi musuh dari borjuasi, dimana hanya kaum proletarlah yang mampu memimpin dari seluruh masa pekerja yang terdiri dari kelas tengah rendahan, tuan pabrik kecil, tuan toko, tukang, dan sebagainya. Kesemuanya ini yang nantinya bersatu menjadi kaum proletariat untuk melawan borjuis yang tengah berkembang. Dengan melihat keadaan Rusiauntuk pertama sekali sekitar tahun 36 1890 terjadi pemogokan-pemogokan massa secara terorganisasikan yang bukan

  

Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, 37 Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal. 219 Saiful Arif dan Eko Prasetyo, Lenin: Revolusi Oktober 1917, Jakarat: Resist Book, 2004, hal. xvii ditujukan untuk tuntutan politik tetapi untuk memperbaiki keadaan para pekerja yang sangat jelek itu yang bekerja dua belas jam perhari. Perkembangan ini telah menyebabkan gerakan Revolusioner Rusia merubah pusat perhatian mereka dari petani-petani kepada pekerja-pekerja industri dan Lenin ikut berpartisipasi dalam

   mengorganisir aksi pemogokan.

  Marx dalam Manifesto Komunisnya menyatakan bahwa kelas tadi (petani kecil/borjuasi) tidaklah revolusioner namun konservatif. Akan tetapi jika suatu saat mereka revolusioner, mereka akan bersikap demikian hanya bila keadaan mereka terancam dan haknya dirampas, maka mereka pindah menjadi kaum proletar untuk menyelamatkan hidup mereka sebagai golongan dari kelas menengah kecil agar terhindar dari kemusnahan akibat dari persaingan dalam sistem kapitalis. Artinya bahwa Marx menganggap para kelas tersebut sebagai kekuatan konservatif. Jadi kelas ini tidak benar-benar membela kepentingannya sekarang untuk mereka revolusioner, tetapi dimasa datang kelas ini akan meninggalkan pendiriannya. Hal ini tampak sejalan dengan Plekhanov yang menganggap kaum proletar sebagai satu-satunya kelas revolusioner dalam analisis kelas atau tidak sama sekali. Namun, dalam hal ini Lenin memiliki perbedaan baik dengan Marx, Plekhanov maupun dengankaum Populis. Bagaimanapun juga Lenin adalah orang yang selalu mempertimbangkan akan kondisi realitas di Rusia, ia menyadari bahwa untuk melakukan revolusi sosialis di Rusia tidaklah mungkin dan sulit terwujud karena kekuatan kaum proletar masih terlalu minim. Belajardari peristiwa revolusi yang terjadi tahun 1905merupakan sebuah revolusi petani yang radikal dimana petani ternyata memiliki kekuatan yang kerap selama ini dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan oleh Plekhanov.

  Dimana pada tahun tersebut mereka (para patani) sangat mengalami penderitaan ekonomi dan karena itu dengan tindakan langsung mereka bersedia membagi-bagi tanah yang mereka anggap sebagai hak mereka. Mereka menuntut 38 pengurangan sewa dan hak milik atas tanah bagi yang mengerjakannya. Tahun

  Jean, Bruhat, Sejarah Sovjet Rusia, Jakarta: Kebangsaan Pustaka Rakyat N.V 1954, hal. 9

  1905 nantinya menjadi bukti timbulnya organisasi-organisasi petani yang meluas keseluruh negara untuk pertama kalinya, tetapi politik kekerasan yang dilakukan oleh petani-petani ini telah pula memperkuat suatu gerakan reaksioner dikalangan sementara tuan-tuan tanah. Karena itu daerah luar kota juga diliputi oleh agitasi

   kekacauan.

  Hal diatas membuktikan bahwa Plekhanov terlalu menganggap kaum petani tidak memiliki kekuatan revolusioner yang akan membantu revolusi sosial. Berbeda dengan Lenin, ia justru menjadikan kekuatan petani kecil dan buruh sebagai kekuatan baru yang akan membantu jalannya revolusi sosial.Petani dan Buruh harus dikoordinasikan untuk melawan penindasan kelas atas (borjuis- kaptalis). Jika Marx memandang bahwa revolusi yang terjadi di Eropa Barat hanya dilakukan oleh buruh yang tersisih akibat industri berbeda halnya dengan Lenin yang menilai tidak hanya buruh dipabrik tetapi juga petani disawah yang ditindas oleh kaum pemodal untuk menjalankan revolusi diktator proletariat.Sehingga akhirnya Lenin memperbaharui pemikirannya, bahwa revolusi sosialis adalah pertarungan antara kelas buruh-tani (proletar) melawan kelas borjuis-kapitalis.

  Lenin mengolaborasikan hal tersebut sebagai alternatif untuk mengubah diri agar perjuangan kaum buruh-tani dapat disentralisasikan melalui partai yang berisi orang profesional yang berpaham ideologi Marxis dan bekerja hanya untuk menyumbangkan tenaga serta pikirannya demi pencapaian sebuah revolusi sosial, melalui doktrin yang dilancarkan secara terus menerus agar para petani dan buruh terbangun sebuah kesadaran akan ketertindasannya yang dialaminya. Untuk menjalankan revolusi diktator proletariat, kelas bawah (proletar) memerlukan negara, organisasi kekuatan yag terpusat, organisasi kekerasan, baik untuk meluluhlantakkan perlawanan dari kaum penghisap, maupun untuk memimpin massa yang lebih besar lagi dari penduduk kaum tani, borjuasi kecil, kaum

39 Khon Hans,Dasar Sedjarah Rusia Modern, Jakarta, Bharatara 1966, hal 72

  

  setengah-proletar dalam pekerjaan mengorganisasikan ekonomi sosialis. Lenin menyadaribahwa untuk melakukan sebuah revolusi sosial yang cukup besar dengan kapasitas untuk negara Rusia diperlukan tenaga, kekuatan, strategi, visi, misi dan tujuan yang jelas sehinggga Lenin menemukan kekuatan tersebut ada pada petani yang juga merupakan korban berkembangnya kapitalisme di Rusia. Petani itu mencakup sebagian dari populasi kelas tertindas yang ada di Rusia dan apabila disekutukan dengan kekuatan buruh yang juga berjiwa revolusioner akan memunculkan kekuatan baru yaitu Kediktatoran Proletariat.

3. Tugas Partai dan Sifat Kepemimpinannya

  Sebagai tindak lanjut dari apa yang disebut organisasi oleh Lenin, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah pendirian partaiyang sesuai dengan tujuan revolusioner.

  Karl Marx, dalam buku Manifesto Komunisnya menyebutkan bahwa partai komunis hanya sebagai koordinator gerakan-gerakan kaum buruh diseluruh dunia. Lenin menolak gagasan yang diungkapkan oleh Marx. Baginya Partai komunis memiliki tugas dan fungsi yang vital dan berpengaruh daripada sekedar mengkoordinasi gerakan-gerakan buruh di seluruh dunia. Tugas partai itu ialah menyuntikkan kesadaran sosial pada diri kaum buruh dan sekaligus menjadi mentor, pemimpin bagi kaum proletar dalam melaksanakan revolusi sosial dan tugas-tugas revolusi. Partai haruslah berdisiplin tinggi dan tersentralisasi. Maka Lenin mengoreksi apa yang dikatakan Marx dalam buku Manifesto Komunisnya yang mengatakan bahwakesadaran politik suatu kelas ditanamkan kepada kaum buruh hanya dari luar yaitu dari pertarungan ekonomi, diluar dari atmosfer hubungan antara buruh dan majikan. Seharusnya kesadaran tersebut harus disuntikan dari luar oleh sebuah organisasi revolusioner dan oleh golongan

   40 intelengesia dari organisasi tersebut. 41 Lenin, state and revolution, Pdf Franz Magnis Suseno, Dalam Bayang-bayang Lenin: Enam pemikir Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal. 54 Dengan demikian, kesadaran sosial dari kaum buruh dan petani tumbuh karena disuntikkan dari orang-orang terpelajar yang ada didalam revolusioner tersebut melalui partai sehingga Lenin mengganggap tidak memerlukan massa yang banyak jika tidak dapat terkoordinasi dengan baik dan harus memiliki displin yang tinggi. Karena alasan itulah, terjadi perpecahan dalam Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia yaitu antara Boshelvik dan Menshevik. Pandangan Lenin tentang partai secara komprehensif menyatakan bahwapartai komunis sedang berada ditengah-tengah perang antar kelas. Karena itu, prinsip-prinsip partai komunis haruslah menerapkan sifat-sifat organisasi yang tengah terlibat perang yaitu rahasia, kepemimpinan oleh minoritas, kewenangan yang tersentralisasi dan penggunaan cara-cara ilegal. Mengenai kepemimpinan minoritas oleh sejumlah kecil revolusioner profesionalhal tersebut sangatlah vital bagi pencapaian revolusi

   sosial.

  Perang antar kelas yang dibuktikan pada Perang Dunia I, dimana perang tersebut adalah perang perebutan modal dan daerah jajahan bagi kaum pemodal. Dan oleh Internasinale II memaksa kaum buruh untuk ikut berpartisipasi membela negara sendiri untuk mempertahankan nasionalisasi bangsa. Sehingga oleh Lenin yang menolak Internasionale II tersebut, karena dibawah kapitalisme, mayoritas kaum buruhtak mampu mengeluarkan dirinya dari mentalitas kapitalis dan hanya sejumlah kecil kaum revolusioner yang sadar kelas yaitu partai komunis sebagai garda depan dari proletariat yang dapat menganalisis situasi secara tepat dan memeta sebuah rancangan aksi yang tepat. Kediktatoran atas kaum proletar oleh partai komunis adalah perlu sampai mayoritas buruh telah mengeluarkan dirinya

  

  dari ideologis kapitalis. Dan Lenin kembali menambahkan bahwa Mayoritas kaum buruh akan mencapai ideologi proletarian yang tepat hanya setelah kondisi- kondisi obyektif kehidupan mereka telah diubah, yaitu setelah partai komunis sebagai garda depan kaum proletariat telah menjatuhkan kaum kapitalis penindas 42 dan institusi-institusi kapitalisme. Hanya perubahan revolusioner yang semacam 43 Saiful Arif dan Eko Prasetyo, Op. Cit, hal. 57 Saiful Arif, Op. Cit, hal. 57 ini, Lenin berargumen yang akan mengeluarkan kaum buruh dari sifat-sifat egois,

   tak bersatu, jahat dan lemah yang ditimbulkan oleh kepemilikan pribadi.

  Sebagaimana yang dikatakan oleh Karx bahwa kaum borjuis (petani) bukan termasuk golongan revolusioner akan tetapi konservatif bahkan cenderung reaksioner. Mereka (kaum borjuis) akan bereaksi apabila kepentingan- kepentingan mereka terganggu dan hal itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan kepemilikan tanah. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menjadikan kaum borjuis (petani) sebagai salah satu bagian kekuatan revolusioner yang akan menjamin tercapainya revolusi sosialis. Diperlukan pembinaan dan penyuntikkan kesadaran revolusioner terlebih dahulu agar kaum petani dapatmenyadari kekuatannya dan esensi dari ketertindasan yang mereka rasakan. Disinilah pentingnya peranan organisasi atau bahkan kalau perlu partai revolusioner yang akan berpengaruh terhadap kesadaran tersebut.

  Berkaitan dengan partai, Lenin memiliki banyak sifat dan karakteristik sebagaimana yang diungkapkan diatas. Dan dari situ Lenin mengambil kesimpulan bahwa perjuangan spontan proletariat akan menjadi perjuangan kelas sunguh-sungguh selama perjuangan itu dipimpin oleh sebuah organisasi kaum revolusioner yang kuat.Lenin juga menegaskan bahwa partai itu harus disusun secara sentralistik dan birokratis dalam arti bahwa unsur-unsur bawah mutlak harus taat terhadap unsur-unsur atas. Apalagi karena kaum intelektual, lain daripada kaum buruh, cenderung suka tidak disiplin dan tidak cakap dalam sikap politik. Lenin juga menempatkan sebuah Tesis yang menjadikan tolak ukur bagi sebuah partai dalam menjalankan tugasnya, yang dikenal dengan Tesis April saat memasuki Sistem Pemerintah Sementara dimana Lenin telah menjadi Pimpinan

   Partai Boshelvik, yaitu

  1. Sikap partai dalam menghadapi perang, yang di bawah 44 pemerintahan baru (sementara) tak dapat disangkal tetap, dalam 45 Saiful Arif, Op. Cit, hal. 58

W.I. Lenin diterjemahkan oleh Njoto, Tesis Apri,diunduh

3 Februari 2013 pukul 22.22)

  sebuah perang imperialis yang ganas karena watak dasar kapitalis dari pemerintahan Rusia, tak boleh diberikan sedikitpun kelonggaran tehadap pihak yang ingin melanjutkan perang (kaum sosial revolusioner dan Menshevik) atau "defencisme revolusioner". Proletariat yang berkesadaran-kelas boleh memberikan persetujuannya atas sebuah perang yang revolusioner, yakni sebuah perang yang betul-betul membenarkan defencisme revolusioner, hanya atas syarat: a) bahwa kekuasaan berada di tangan kaum proletariat dan lapisan-lapisan termiskin buruh-tani bersekutu dengan kaum proletariat;

  b) bahwa semua pencaplokan diserahkan kembali dalam tindakan dan bukan hanya dalam kata-kata; c) bahwa dalam kenyataan dilakukan sebuah pemutusan hubungan sama sekali dengan semua kepentingan kaum kapitalis.

  2. Karakteristik utama situasi di Rusia saat itu adalah bahwa negara ini sedang beralih dari tahap pertama revolusi yang disebabkan karena kurangnya kesadaran kelas dan organisasi kaum proletariat, telah menempatkan kekuasaan di tangan kaum borjuis, menuju tahapan kedua, yang harus menempatkan kekuasaan di tangan kaum proletar dan golongan-golongan termiskin dari kaum tani.Tujuannya yaitu pengakuan penuh akan hak-hak rakyat secara legal (sekarang Rusia adalah yang paling bebas dari semua negara yang terlibat perang di seluruh dunia), dan tujuan lainnya, agar tiadanya kekerasan terhadap massa, sebab kepercayaan mereka yang tak beralasan terhadap pemerintahan kaum kapitalis, yang merupakan musuh-musuh terburuk untuk perdamaian dan sosialisme.

  3. Tidak memberikan bantuan kepada Pemerintah Sementara. Pada tesis ini menjelaskan kepalsuan penuh dari serangkaian janji-janji pemerintahan sementara, terutama yang berhubungan dengan penolakan pencaplokan. Pengeksposan, dan bukan "tuntutan" yang hanya sekedar ilusi, yang tidak boleh ada itu, supaya pemerintah ini, pemerintah kaum kapitalis ini berhentimenjadi pemerintah imperialis.

4. Kita harus mengakui bahwa dalam bagian terbesar Soviets of

  Workers' Deputies (Dewan Utusan Buruh), Partai kita berada dalam minoritet, dan sebegitu jauh minoritet yang kecil, berhadapan dengan blokdaripada semuaelemen oportunis borjuis- kecil, yang menyerah kepada pengaruh borjuasi dan meneruskan pengaruhnya kepada proletariat, yaitu dari kaum Sosialis Kerakyatan dan kaum Revolusioner-Sosialis sampai pada Komite Organisasi. Harus diterangkan kepada massa bahwa Soviet-soviet Wakil- wakil Kaum Buruh adalah bentuk satu-satunya yang dipatuhi daripada pemerintah revolusioner, dan bahwa oleh karena itu tugas kita, selama pemerintah menyerah kepada pengaruh borjuasi, adalah memberikan penjelasan-penjelasamyang sabar, sistimatis dan teguh tentang kesalahan-kesalahan taktik mereka, suatu penjelasan yang disesuaikan khusus kepada kebutuhan- kebutuhan praktis massa. Selama kita berada didalam minoritet kita lakukan pekerjaan mengritik dan mengekspos salahan-kesalahan dan bersamaan dengan itu kita membentangkan perlunya memindahkan seluruh kekuasaan negara kepada Soviet-soviet wakil-wakil Kaum Buruh, sehingga massa mengatasi kesalahan-kesalahan mereka rnelalui pengalaman.

  5. Menjalankansebuah republik Soviet-soviet yang terdiri atas utusan-utusan para pekerja, buruh tani, dan kaum tani, dari seluruh negeri, dari atas ke bawah. Penghapusan polisi, angkatan bersenjata, dan birokrasi, yaitu tentara yang berjaga digantikan oleh seluruh rakyat yang dipersenjatai serta menetapkan gaji seluruh pejabat, yang semuanya dipilih dan dapat diganti tempatnya setiap saat, tidak melebihi rata-rata upah seorang pekerja yang cakap.

  6. Titik berat penekanan dalam program agraria dialihkan ke Soviet- soviet yang terdiri atas Utusan-utusan Buruh Tani.Penyitaan terhadap semua tanah milik.Nasionalisasi seluruh tanah di dalam negeri, tanah diatur oleh Soviet-soviet lokal yang terdiri atas Utusan-utusan Buruh Tani. Organisasi terpisah dari Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-utusan Tani Miskin. Pendirian sebuah model pertanian di setiap tanah milik yang besar di bawah kontrol Soviet-soviet yang terdiri atas Utusan-utusan Buruh Tani, dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum.

  7. Penggabungan segera dari semua bank di negara ini menjadi sebuah bank tunggal nasional, yang akan dikontrol oleh Soviet- soviet.

  8. Bukanlah tugas kita yang segera untuk "mengadakan" Sosialisme, tetapi hanya meletakkan produksi sosial dan distribusi barang-barang sekaligus dibawah kontrol Soviet-soviet Wakil-wakil Kaum Buruh

  9. Tugas Partai:

  a) Segera mengadakan Kongres Partai;

  b) Pengubahan program Partai, terutama: 1) Tentang masalah imperialisme dan peperangan imperialis; 2) Tentang sikap kita terhadap negara dan tuntutan kita akan "negara komune";

  3) Pengubahan program minimum kita yang sudah tua.

c) Pergantian nama Partai.

10. Suatu Internasionale baru.

  Kita harus mengambil inisiatif dalam membentuk Internasionale yang revolusioner, suatu Internasionale melawan semua kaum sosial-chauvinis. Menurut Lenin, Tesis April ini “menanamkan panji perang saudara ditengah-tengah demokrasi revosioner". Untuk menjadikan kelas buruh dan petani menjadi revolusioner, Lenin berpikir bahwa harus ada penanaman kesadaran dari luar yang dilakukan oleh sebuah organisasi revolusioner, dalam hal ini termasuk kedalam bagaimana pengelolaan revolusi itu dilakukan, bentuk organisasi, orang- orang revolusioner, dan kesadaran revolusioner adalah hal-hal yang dilakukan oleh partai, dan partai itu harus memiliki dan menerapkan sifat-sifat organisasi yaitu rahasia, kepemimpinan oleh minoritas, kewenangan yang tersentralisasi dan pengggunaancara-cara ilegal. Hal itu tentu saja untuk mewujudkan kediktatoran proletariat dan itu adalah wewenang yang dapat dilakukan oleh Partai Komunis agar bahaya hidupnya kembali kapitalisme dapat dihindarkan.

  

II. 3. Kondisi Masyarakat Rusia, Lahirnya Partai di Rusia, Partai

Boshelvik Boshelvik dan Ide-ide Lenin

  Rusia adalah salah satu negara di Eropa timur yang ibu kotanya terletak di Saint Peterburg. Kota tersebut merupakan kota yang menyerupai Amsterdam yang merupakan kota metropolis di Eropa Barat. Kemunculan sastra, musik, seni dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebudayaan Eropa kontemporer di Rusia yang dalam beberapa hal bahkan menjadi yang terdepan, selama abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Dimana kondisi Rusia menjelang abad 20 memiliki kekayaan yang begitu indah, namun kebudayaan tinggi tersebut hanya mewakili satu lapisan minoritas dalam masyarakat Rusia yang terdiri dari para bangsawan kaum intelektual dan birokrat terkemuka. Tiga perempat dari seluruh penduduk kekaisaran ini terdiri dari para petani penggarap kecil yang sebagai pekerjaan mayoritas di Rusia hidup dalam dunia mereka sendiri serta tidak tersentuh oleh peradaban barat. Mereka tidak menggunakan bahasa yang sama dengan kaum terpelajar yang mereka pandang sebagai orang asing.Sebagian besar petani penggarap Rusia bukanlah petani yang mengerjakan tanah mereka sendiri, mereka adalah bagian dari komunitas-komunitas dusun yang memiliki tanah secara kolektif yang secara periodik dibagi-bagikan kepada keluarga-keluarga tersebut. Tanah, dalam pandangan para petani penggarap tersebut bukanlah suatu komoditas atau barang dagangan melainkan sumber kehidupan dimana hanya

   orang yang menggarapnya yang berhak menikmati hasilnya.

  Kebanyakan dari para petani tersebut bersifat konservatif, taat kepada monarki kekaisaran Tsar dan terhadap Gereja Ortodoks. Kekaisaran yang bersifat feodalisme ini lambat laun merongrong banyak rakyatRusia karena para petani tidak menggarap tanah mereka sendiri sehingga kehidupan mereka akan sangat bergantung kepada tanah yang mereka garap. Sedangkan kaum bangsawan yang berada di puncak kekuasaan hanya tinggal merasakan hasil jerih payah dari mereka yang menggarap tanahnya. Latar belakang inilah yang menjadi faktor terjadi sebuah revolusi. Karena masalah tanah tersebut, para petani Rusia menjadi amat sensitif, tanpa mereka sadari dalam kurun waktu yang singkat jumlah para petani yang ada semakin meningkat dibandingkan dengan jumlah luas tanah yang akan mereka garap.

  Banyak hal yang mengakibatkan jumlah petani meningkat tajam, salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan di Rusia. Ilmu pengetahuan itu dengan sengaja dikembangkan oleh tsar tujuannya hanya untuk mendukung sistem pemerintahan yang berorientasi pada tsar, disamping itu juga tsar dengan sengaja membuat pertanian mereka masih menerapkan sistem pertanian yang tradisional yang ekstensif konservatif sehingga hasil panen dari para petani hanya menghasilkan jumlah yang sedikit. Hal itubelum termasuk faktor eksternal yangmengakibatkan gagal panen, misalnya cuaca dan iklim yang cenderung 46 ekstrim. Meskipun para petani seringkali mengalami gagal panen, namun mereka

  Richard Piper, Op. cit, hal. 33 sangat loyal terhadap Tsar. Hal tersebut dikarenakan, mereka percaya bahwa Tsar adalah pemilik semua tanah yang sah, dan suatu hari nanti akan mengambil alih tanah-tanah tersebut dari para pemiliknya (tuan tanah) serta memberikannya kepada komunitas (yang menaungi para petani kecil), tetapi apabila Tsar tidak melakukan hal tersebut, para petani siap untuk mengambil alih secara paksa, keadaaan ini menyebabkanhampir sepanjang seluruh sejarahnya dan tidak pernah berubah. Rusia yang diperintah oleh suatu bentuk otoktasi yang ekstrim, dimana Tsar tidak hanya menikmati kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif yang tanpa batas tetapi juga secara Harfiah adalah pemilik negara sehingga bila mau, ia dapat mengeksploitasi baik manusia maupun sumber-sumber materialnya.

  Administrasi kekaisaran Rusia dipercayakan kepada suatu birokrasi bersama dengan tentara dan polisi untuk menjalankan kekuasaan tanpa mempertanggungjawabkannya kepada rakyat. Hingga tahun 1905, ketika kerusuhan sipil memaksa tsar untuk menyerahkan kekuasaannya pada konstitusi dan hak-hak sipil, mengakibatkan rakyat Rusia dapat ditahan dan diasingkan tanpa diadili semata-mata karena tsar hanya membayangkan perubahan dalam

  

  status quo. Upaya Revolusi 1905 walaupun gagal dikarenakan kaum petani belum mengerti esesnsi dari perjuangan kelas dan tidak adanya pemimpin dari perjuangan petani. Hal itu tidak membuat tsar gentar untuk sementara waktu, namun tsar berusaha mempertahankan kekuasaannya sehingga menyebabkan gelombang pemogokan kian meluas keberbagai daerah.

  Setiap Tsar yang menjabat di Rusia juga bertindak dan berkeinginan mengikutiperkembangan zaman, dimana tsar Rusia mendambakan suatu saat nanti dapat sejajar dengan negara-negara Eropa Barat. Hal yang dilakukan Tsar tersebut adalah hasrat untuk mempunyai status sebagai penguasa dunia yang besar sehingga secara tidak hati-hati mereka (para Tsar) malah mengambil langkah yang pada akhirnya akan merongrong kekuasaan dan legitimasi mereka di Rusia. Salah 47 satu tindakan yang dilakukan oleh Tsar tersebut adalah dengan memajukan ilmu

  Richard Pipes, Ibid, hal. 35 pengetahuan dan pemikiran kritis, mulai terbuka terhadap teknologi-teknologi baru, banyak didirikannya universitas-universitas di Rusia yang menghasilkan warga negara berintelektualtinggi dan melahirkan mahasiswa-mahasiswi yang ternyata dapat merasakan bahwa pengekangan yang terjadi di Rusia sebenarnya tidak dapat dibiarkan begitu saja.

  Kebijakan-kebijakan Tsar untuk melahirkan para cendekiawan yang berintelektual tinggi ini awalnya untuk mendukung dan mempertahankan kekuasaan tsar, tetapi tenyata cendekiawan tersebut turut sadar adanya ketertindasan kaum buruh, petani, dsb yang dilakukan oleh tsar. Maka cendiriawan yang inti dari pemikiran mereka adalah menolak mengikuti aturan tsar dan memilih oposisi terhadapsemua aturan politis dan sosial yang ada serta berkeyakinan bahwa dengan ikut merasakan penderitaan petani dan buruh salah satunya melakukan pemogokan, mereka bicara demi rakyat yang selama ini bungkam.

  Selanjutnya, langkah lain yang dilakukan Tsar yang justru nantinya akan membawa pada kehancuran otokrasinya adalah dengan mendorong revolusi tahap pertama. Rusia menjelang abad ke-20 adalah gerbang terbukanya kapitalisme dengan mulai bermunculannya industrialisasi. Berkembangnya industrialisasi di Rusia sudah dimulai pada tahun 1865-1890 jumlah pekerja di pabrik dan perusahaan kereta api melonjak dari 706.000 orang menjadi 1.433.00 orang kemudian meningkat pada tahun 1900 naik menjadi 2.792.000 dan pada tahun ini terdapat 269 perusahaan asing yang tersebar diseluruh Rusia yang awalnya hanya terdapat 16 perusahaan saja pada tahun 1886. Hal ini membenarkan apa yang dikatakan oleh Plekhanov bahwa Rusia tengah memasuki masa pra kapitalis dengan munculnya industri dan menambah perpecahan kelas ditengah masyarakat yaitu munculnya buruh, sehingga tidak hanya petani yang menjadi tertindas, buruh pun demikian halnya. Dalam dunia modern tidak ada negara yang mengklaim diri sebagai kekuasaan yang agung tanpa adanya industri yang maju dan transportasi yang baik pula. Hal tersebut mendorong para Tsar untuk dengan giat meningkatkan bantuan modal baik dari dalam maupun luar negeri dan sebagai efeknya muncullah kebijakan yang terpisah dari pemerintahan dan birokrasinya.

  Dua langkah yang disebutkan diatas pada kenyataannya telah memperlemah posisi dan kekuasaan Tsarisme di Rusia.Namun ternyata, tidak hanya hal itu yang akan menimbulkan sebuah revolusi. Tetapi, akibat dari kapitalisme tersebut, ternyata juga menimbulkan efek yang lain yang nantinya akan menjadi salah satu kekuatan dari revolusi yangmereka miliki, yaitu munculnya kaum buruh.

  Faktor-faktor seperti itulah yang nantinya akan memunculkan tokoh-tokoh intelektual yang orientasinya adalah pada gerakan-gerakan revolusioner. Sebagai dampak dari tertindasnya rakyat oleh otoritas Tsar dan para kaum borjuis lainnya. Salah satu tokoh yang konsen terhadap permasalahan yang muncul di negaranya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov atau Lenin yang bergabung bersamadengan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR) dan nantinya akan mengubah secara total masa depan dari negara Rusia. PBSDR didirikan di kongres yang diadakan di Minsk pada Maret 1989.

  Faktor-faktor yang disebutkan diatas adalah jawaban yang akan menjelaskan mengapa revolusi sosialis yang menurut Marx akan terjadi di Eropa Barat ternyata dapat menjadi faktor untuk terjadi di Eropa Timur yang agraris. Dimana Rusia sebagai salah satu negara agraris, Rusia memiliki faktor untuk terlaksananya revolusi sosialis dengan terlebih dahulu menjalankan Revolusi tahap pertama sebagaimana dari pemikiran Karl Marx. Dikatakan kalau di Barat adanya penghargaan terhadap hukum dan hak milik pribadi serta rasa kesetiaan kepada negara yang melindungi kebebasan juga menyediakan pelayanan- pelayanan sosial. Namun itu, adalah salah satu upaya yang dilakukan rezim borjuasi/kapitalisme untuk mengelabui kelas proletar agar tidak melakukan perlawan-perlawanan dalam bentuk revolusi yang tujuannya untuk menggulingkan negara borjuis. Sehingga kedasaran kelasnya untuk melakukan pemberontakan atau revolusi itu mengalami degradasi.

  Dengan demikian dapat diuraikan bahwa, faktor-faktor pendorong yang membuat Rusia cenderung bergejolak dalam revolusi juga ditentukan oleh beberapa aspek yaitu:

  1) Adanya keinginan untuk mengambil alih tanah dari pada pemilik tanah dikarenakan sistem feodalisme yang merugikan rakyatdan adanya desakan ekonomi yang semakin menuntut. 2) Keadaan Rusia yang telah didukung oleh masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mulai muncullah golongan cendekiawan yang merasakan penderitaan rakyat Rusia yang menginginkan perubahan dalam segi pemerintahan dan ketatanegaraan di Rusia

  3) Mulai munculnya kapitalisme yang terbuka, sehingga mengakibatkan lahirnya kaum buruh sebagai akibat semakin meningkatnya industrialisasi. 4) Munculnya ide-ide dan konsep-konsep sosialis Marxisyang mulai disebarluaskan oleh sebuah partai yang menjungjung tinggi kesejahteraan kaum buruh yaitu Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR). 5) Terjadinya ketegangan yang berkepanjangan antara kaum borjuis dan kaum proletar sehingga kesenjangan diantara mereka semakin melebar. Dalam hal ini, Vladimir Lenin adalah seorangpemuda yang memiliki keyakinan tentang ide-ide Karl Marx. Leninjuga tidak hanya sebagai penganut, tetapi juga sebagai pendobrak ide-ide Marx, mematerialisasikannya dan mampu memberikan corak ide lain yang seimbang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada saat itu di Rusia. Marxdan Lenin adalah dua orang yang berbeda, akan tetapi Lenin mampu mempraktekkanide-ide Marx kedalam kondisi yang riil di Rusia. Lenin bergabung dengan PBSDR yang didirikan pada tahun 1898 dan secara resmi didirikan pada tahun 1903 dalam suatu kongres yang diadakan di London. Partai ini, menggambarkan mengenai konsep sosialisme, bahwa Rusia akan memperoleh kebebasannya bukan oleh usaha para borjuis yang setengah-tengah melainkan oleh buruh industri. Pembebasan dari otokrasi yang pada gilirannya akan menjadi landasan bagi sosialisme. Premis yang dibayangkan ini akan menjadi postulat (titik tolak) inti sosial demokrasi Rusia, gagasan mengenai revolusi dua-tahap, pertama adalah menghancurkan otokrasi tsar dan mendirikan sebuah rezim ”Borjuis” demokratis Rusia, dan yang berikutnya adalah meninggalkan rezim ini dan melangkah menuju sosialisme. Strategi ini mengulangi apa yang pernah dikemukakan oleh Marx dan Engels yang menyebutkan perlunya suatu persekutuan taktis dengan golongan liberal untuk

   melawan rezim feodal.

  Namun, sebagai orang yang mempunyai pemikiran sendiri tentang Revolusi Sosialis, bahwa masalah besar yang dihadapi oleh Lenin ketika terjun ke gelanggang perjuangan politik adalah apakah di Rusia, sosialisme itu harus dicapai dengan jalan yang sama dengan di negara-negara industri maju sebagaimana hal yang dipikirkan oleh Marx. Ataukah ada jalan lain yang khusus dan langsung menuju sosialisme dari fase feodalisme.

  Lenin berpikir bahwa apabila Rusia diharuskan menunggu hingga fase kapitalis melewati kematangannya sehingga negara benar-benar dapat dihuni oleh hanya satu kelas saja yaitu kelas proletar. Maka jika Rusia melakukan hal tersebut, Rusia harus menunggu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya karena saat itufase kapitalisme di Rusia baru mencapai fase awal kapitalis. Lenin dengan tegas menolak kesimpulan tersebut dan kemudian merumuskan teorinya tentang

   ”Imperialis sebagai tahap akhir dari kapitalisme”.

  Materialisme historis Karl Marx menyatakan bahwa menurut Hukum Evolusi Sejarah Umat Manusia, masyarakat mesti berkembang dari feodalisme menuju kapitalisme ke sosialisme dan akhirnya sampai tahap komunisme. Dan menurut analisis Marx terhadap cara produksi kapitalis, kapitalisme niscaya runtuh dengan sendirinya karena kontradiksi-kontradiksi internalnya. Namun bukan berarti kapitalisme serta merta mau memberikan kekuasaan pada proletar dengan begitu saja, oleh karena hal tersebut jalan satu-satunya agar kekuasaan 48 diberikan kepada proletar adalah dengan revolusi. Sementara itu fase bersaingnya 49 Richard Pipes, Ibid, hal. 40

Franz Magnis Suseno, Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta:

  PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal 234-235 kapitalisme yang meruntuhkan beberapa kapitalisme atau dengan ikut dalam persekutuan (marger), hal tersebut kemudian disebut oleh Lenin ialah kapitalisme internasional atau imperialisme. Imperialisme merupakan tingkat tertinggi kapitalisme. Secara sederhana isi teori imperialisme menyatakan bahwa melalui imperialisme kapitalisme seakan-akan mengekspor kontradiksi-kontradiksi internalnya ke bagian dunialain sehingga keruntuhannya dapat ditunda. Dalam pandangan Marxisme, teori imperialisme merupakan aktualisasi analisis Marx terhadap kapitalisme dalam kondisi-kondisi masyarakat kapitalis pada permulaan abad ke-20.

  Teori imperialisme yang dikemukakan oleh Lenin dicirikan sebagai berikut: Pertama, konsentrasi kapital, baik dalam bentuk konglomerat maupun monopoli, kedua, meleburnya kekuasaan kapital finans, indistri dan birokrasi,

  Ketiga, ekspor kapital dalam bentuk investasi-investasi industrial, Keempat,

  pembagian ekonomi dunia oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan korporasi transnasional melalui kartel internasional, Kelima, pembagian politik

   dunia oleh negara-negara maju.