Peran Pimpinan Dalam Menjalankan Usaha Pada Butik Ysmn Medan
SKRIPSI
PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA PADA BUTIK YSMN MEDAN
OLEH :
GAGAS HARDI 090502175
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA PADA BUTIK YSMN MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran pimpinan dalam menjalankan usaha pada Butik YSMN Medan. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana peran pimpinan salam menjalankan usaha.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara peran pimpinan terhadap menjalankan usaha di Butik YSMN Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Butik YSMN. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik Butik YSMN. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban sesuai dengan yang dipertanyakan berdasarkan peran pimpinan dalam menjalankan usaha. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.
(3)
ABSTRACT
LEADERSHIP ROLE IN RUNNING BUSINESS BOUTIQUE IN FIELD YSMN
This study aims to identify and analyze the role of leadership in running the business on YSMN Boutique Medan. It is important to know how to run a business greeting leadership role.
Results from this study is that there is a positive and significant influence between the leadership role to conduct business in Medan YSMN Boutique. The population in this study is a boutique owner YSMN. The sampling technique using interviews directly to the owner YSMN Boutique. The analytical method used is descriptive (qualitative) ie which includes the collection of data to test hypotheses or answer questions about the current status of research subjects.
From interviews show, all answers in accordance with the questionable based on the leadership role in running the business. In other words, H0 is rejected
and H1 is accepted.
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua terkasih Ayah H. Syahrudi dan Mamak Hj. Hanum Siregar serta berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga Penelitian skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si dan Marhayanie, SE., M.Si selaku Ketua dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada Peneliti.
5. Dra. Yeni Absah, SE. M.Si, Selaku dosen pembaca dan dosen penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
(5)
7. Kepada pemilik Butik YSMN, terima kasih karena telah memberikan informasi dan membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada sahabat-sahabat peneliti Ghufran Yusren, M. Anes Wahyudi, Muhammad Fahrozi, Najam Ahmad, Purnama Sari, M. Guntur, Mikhael Purba, Adriansyah Doli, Adriansyah Om, Muhammad Dian Nugraha, dan Mulya Dermawan Siregar, terima kasih peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2009 peneliti mengucapkan terima kasih atas dorongan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.
Medan, Januari 2014 Peneliti,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS ... 7
2.1 Usaha Kecil ... 7
2.1.1 Pengertian ... 7
2.1.2 Bentuk Usaha Kecil ... 7
2.1.3 Alasan Orang Tertarik Mendirikan Usaha... 8
2.1.4 Kompetensi Utama untuk Sukses dalam Usaha Kecil .. 8
2.1.5 Kiat Sukses dalam Membangun Usaha ... 9
2.2 Kepemimpinan... 11
2.2.1 Pengertian Kepemimpinana ... 11
2.2.2 Fungsi dan Sifat Kepemimpinan ... 12
2.3 Penelitian Terdahulu ... 15
2.4 Kerangka Konseptual ... 17
2.5 Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19
3.3 Batasan Operasional... 19
3.4 Definisi Istilah ... 19
3.5 Informan Penelitian ... 20
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 20
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 21
3.8 Teknik Analisis Data... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 23
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 23
4.1.1 Gambaran Umum Butik YSMN ... 23
4.1.2 Sejarah Singkat Responden ... 24
(7)
4.1.4 Struktur Butik YSMN ... 26
4.2 Hasil Analisis... 26
4.3 Hasil Wawancara ... 27
4.4 Pembahasan ... 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 37
5.1 Kesimpulan ... 37
5.2 Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 15
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17 Gambar 4.1 Struktur Butik YSMN ... 26
(10)
ABSTRAK
PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA PADA BUTIK YSMN MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran pimpinan dalam menjalankan usaha pada Butik YSMN Medan. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana peran pimpinan salam menjalankan usaha.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara peran pimpinan terhadap menjalankan usaha di Butik YSMN Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Butik YSMN. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode wawancara langsung kepada pemilik Butik YSMN. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif (kualitatif) yaitu dimana meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian.
Dari hasil wawancara menunjukkan, semua jawaban sesuai dengan yang dipertanyakan berdasarkan peran pimpinan dalam menjalankan usaha. Dengan kata lain, H0 ditolak dan H1 diterima.
(11)
ABSTRACT
LEADERSHIP ROLE IN RUNNING BUSINESS BOUTIQUE IN FIELD YSMN
This study aims to identify and analyze the role of leadership in running the business on YSMN Boutique Medan. It is important to know how to run a business greeting leadership role.
Results from this study is that there is a positive and significant influence between the leadership role to conduct business in Medan YSMN Boutique. The population in this study is a boutique owner YSMN. The sampling technique using interviews directly to the owner YSMN Boutique. The analytical method used is descriptive (qualitative) ie which includes the collection of data to test hypotheses or answer questions about the current status of research subjects.
From interviews show, all answers in accordance with the questionable based on the leadership role in running the business. In other words, H0 is rejected
and H1 is accepted.
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pengembangan industri berskala kecil sangat diharapkan oleh pemerintah untuk menunjang perekonomian rakyat, karena melalui pengembangan usaha kecil, dipercaya mampu mengangkat masyarakat Indonesia dari lembah kemiskinan dan menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan (The Asia Foundation, 2006), karena jumlahnya yang cukup besar dan kemampuannya menyerap tenaga kerja, maka usaha kecil diharapkan dapat menjadi salah satu pilar perekonomian Indonesia, baik secara regional maupun secara nasional (Sambutan Menteri Perdagangan, 2007).
Small Business Administration (SBA) di Amerika mendefinisikan bisnis kecil sebagai suatu bisnis yang secara independen dimiliki dan dioperasikan untuk memperoleh keuntungan dan yang hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap pasar (Sunardi dan Primastiwi, 2012:42). Menyikapi harapan tersebut, pengusaha kecil dituntut tetap survive dalam menjalankan usahanya. Dengan bertahan dari kegagalan, usaha kecil diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan perekonomian kerakyatan. Seiring dengan pelaksanaan otonomi Daerah, pengembangan usaha kecil ditujukan sebagai pilar perekonomian kerakyatan yang dapat menjadi penggerak perekonomian daerah melalui kontribusinya terhadap pendapatan kotor domestik regional (PDRB). Untuk bertahan dari kegagalan, dimana persaingan bisnis di pasar global menjadi semakin kompetitif, maka para pemilik usaha
(13)
kecil dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan manajerial yang cukup, agar mampu mengkaji permasalahan bisnis yang timbul secara rasional. Di Indonesia pada umumnya, pemilik usaha kecil di bidang konstruksi berfungsi sebagai manajer, pengelola usaha, perencana, pengawas, dan sekaligus sebagai pemimpin usaha. Hal ini tidak sesuai dengan azas-azas manajemen yang dikemukakan oleh Hellriegel yang mengatakan bahwa memimpin (leading) berbeda dengan mengelola (managing), mengelola terfokus pada memberikan perintah dan konsisten pada organisasi, termasuk merencanakan, mengorganisasi, staffing, budgeting, pengawas/pengendalian dan mengatur tujuan-tujuan untuk berkualitas, sedangkan memimpin (leading) adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memberi perintah kepada orang lain secara langsung untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
Menurut Sunardi dan Primastiwi (2012:150) menyatakan bahwa pemimpin tidak sama dengan manajer, pemimpin, keduanya atau mungkin bukan keduanya. Manajer adalah seseorang yang memberi perintah dan mengatur bawahannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan pemimpin adalah seseorang yang memotivasi, menginspirasi, dan mempengaruhi perilaku orang lain, namun pada kenyataannya keduanya saling berkaitan dalam hal memimpin suatu perusahaan maupun usaha yang dijalankan.
Seorang pemimpin harus memiliki beberapa karakteristik tertentu seperti mempunyai kecerdikan, memerhatikan hubungan baik dengan pelanggan, mempunyai kemampuan dalam menangani ketidakpuasan dan risiko, mempunyai
(14)
keinginan untuk menjadi atasan bagi dirinya sendiri, dan mempunyai kendali yang besar bagi hidupnya (Sunardi dan Primastiwi, 2012:44).
Pada dasarnya pengusaha adalah orang yang menangung risiko kepemilikan dalam bisnis. Kewirausahaan adalah proses untuk mendapatkan kesempatan bisnis yang mengandung risiko (Sunardi dan Primastiwi, 2012:43), jadi kewirausahaan / usaha kecil merupakan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih baik dan bermutu.
Kewirausahaan merupakan salah satu perangsang inovasi, di negara industrial maju dan peningkatan perekonomian berbasis pengetahuan, dimana kewirausahaan merupakan alat atau instrumen untuk mencapai target. Salah satu bukti peningkatan ekonomi oleh wirausahawan adalah usaha butik. Kebutuhan akan wirausahawan merupakan suatu peluang dan tantangan bagi generasi muda untuk memilih kewirausahaan sebagai karir dengan berwirausaha dalam rangka ikut membantu membangun perekonomian bangsa, khususnya industri usaha kecil yang terus menerus menjadi alternatif utama dalam mengatasi permasalahan keuangan dan persaingan perekonomian yang semakin tinggi.
Butik YSMN merupakan salah satu usaha kecil yang terletak di Jl. Sei Belutu No. 74 Medan. Butik YSMN pertama kali dikembangkan oleh 2 orang sahabat yang berawal dari hobi belanja (shopping), sampai pada akhirnya mereka berpikir untuk memanfaatkan hobi mereka menjadi suatu usaha yaitu usaha Butik YSMN. Butik YSMN menjual berbagai jenis produk pakaian wanita seperti celana, baju kaos, kemeja, blazer, rok, cardigan, dress, jilbab, tas, dan baju batwing untuk kalangan ibu-ibu, selain itu Butik YSMN juga menjual aksesoris
(15)
bagi wanita seperti Iphone case, kalung, gelang dan mini bag. Harga yang ditawarkan oleh Butik YSMN juga bervariatif mulai dari Rp 70.000,- sampai dengan harga Rp 500.000,-. Berdasarkan pra survey langsung yang dilakukan oleh peneliti bahwa Butik YSMN memiliki banyak pelanggan khususnya para remaja yang menjadi sasaran utama dari Butik YSMN, dan dari hasil wawancara langsung kepada salah satu pelanggan, menyatakan bahwa Butik YSMN selalu memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggannya, selain itu produk-produk yang ditawarkan cukup up-to-date melalui media sosial seperti istagram, line dan aplikasi-aplikasi lainnya yang dapat menciptakan kepuasan bagi pelanggannya. Dengan banyaknya pilihan produk pakaian yang ditawarkan oleh Butik YSMN ini menyebabkan omset penjualan pada Butik YSMN meningkat dengan pendapatan setiap harinya mencapai Rp 2.980.000,- hingga Rp 4.495.000,-. Butik YSMN merupakan salah satu butik yang cukup berkembang karena dengan penjualan yang semakin meningkat menyebabkan Butik YSMN dapat berkembang pesat, meskipun pada dasarnya suatu usaha dapat berkembang dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin (entrepreneurship) dalam mengatur dan memimpin suatu usaha tersebut menjadi lebih baik, sehingga pemilik Butik YSMN ini menetapkan strategi seperti apa dalam mengatur dan memberikan tugas pada karyawannya.
Awalnya seseorang dalam membuka suatu usaha butik ini, juga didasari oleh jiwa enterpreneur yang ada pada diri seseorang, sehingga dapat dengan mudah ia melihat suatu kesempatan dan peluang yang ada di masyarakat.
(16)
Seseorang yang memiliki jiwa enterpreneur adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan (Kasmir, 2006:16).
Menurut Suryana (2006:2) kewirausahaan merupakan suatu kemampuan berpikir kreatif dan berperilaku inovatif (menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda) yang dijadikan dasar, sumber daya, kiat dan proses menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian mengambil resiko. Berdasarkan hal tersebutlah betapa penting jiwa pemimpin dalam berjalannya suatu usaha serta peran pemimpin yang selalu dibutuhkan dalam melaksanakan dan menjalankan suatu usaha. Peran pemimpin yang selalu kreatif dan berperilaku inovatif sangat menunjang berjalannya suatu usaha karena pemimpin dapat menciptakan berbagai ide demi kemajuan dan kelangsungan suatu usaha tersebut. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peran Pimpinan Dalam Menjalankan Usaha Pada Butik YSMN Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah Peran Pimpinan Berpengaruh terhadap Menjalankan Usaha pada Butik YSMN Medan”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran pimpinan dalam menjalankan usaha pada usaha Butik YSMN Medan.
(17)
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Butik YSMN, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemilik usaha Butik YSMN dalam pengaruh pimpinan manajerial terhadap pengembangan usahanya.
2. Bagi penulis, sebagai wadah penulisan yang bersifat ilmiah serta memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas wawasan dan pengetahuan berpikir dalam bidang pengusaha kecil, khususnya yang berkaitan dengan membangun dan mengembangkan suatu usaha kecil yang berkelanjutan.
3. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pimpinan manajerial yang berkaitan dengan pengusaha kecil.
(18)
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian
Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan bisanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil memiliki ciri-ciri: (1) manajemen tergantung pemilik, (2) modal disediakan oleh pemilik sendiri, (3) skala usaha dan jumlah modal relatif kecil, (4) daerah operasi usaha bersifat lokal, (5) sumber daya manusia yang terlibat terbatas, (6) biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari, (7) karyawan ada hubungan kekerabatan emosional, dan (8) mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis (Kemendiknas 2010 : 1)
2.1.2 Bentuk Usaha Kecil
Pada hakikatnya usaha kecil yang ada dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan khusus meliputi :
1. Industri kecil
Misalnya: industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan berbagai industri lainnya.
2. Perusahaan berskala kecil
Misalnya: penyalur, toko kerajinan, koperasi, Waserba, Restoran, Toko bunga, Jasa Profesi, dan lainnya.
(19)
3. Sektor informal
Misalnya: agen barang bekas, kios kaki lima dan lainnya (Subanar, 1994:3-4) 2.1.3 Alasan Orang Tertarik Mendirikan Usaha
Tentunya banyak alasan yang melatarbelakangi, masyarakat kita lebih tertarik menjalankan kewirausahaannya dengan memulai dari usaha kecil. Alasan tersebut di antaranya adalah:
1. Banyak orang yang terlibat dalam usaha kecil.
2. Usaha-usaha kecil menghasilkan kelompok “senasib”, yang bisa sangat vokal dan besar, sehingga secara politis tidak mungkin diabaikan.
3. Para pelaku (pekerja, dan kadang pemilik) cenderung kurang mampu (terkait dengan pendapatan dan standar hidup).
4. Usaha kecil menawarkan banyak kesempatan kerja.
5. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap pembangunan ekonomi nasional (Kemendiknas 2010: 2).
2.1.4 Kompetensi Utama Untuk Sukses Dalam Usaha Kecil 1. Pengetahuan Usaha
Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi.
2. Keterampilan Usaha
(20)
pengetahuan yang diperoleh dan membuktikan kemampuannya tersebut dalam menjalankan sebuah bisnis menunjukkan tingkat keterampilan yang diperoleh oleh seorang wirausaha. Keterampilan-keterampilan ini berbeda-beda antara satubisnis dengan bisnis yang lain, karena setiap usaha memang berbeda. Tentu saja, setiap bisnis akan membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk bisnis itu sendiri.
2.1.5 Kiat Sukses Dalam Membangun Usaha
Memulai sebuah bisnis yangsukses tergantung pada kemampuan untuk menemukan peluang bisnis, dan segera bertindak dengan mengelola sumber daya yang dibutuhkan untuk menawarkan sesuatu yang menarik bagi pelanggan, dan mengambil risiko yang ada. Hal ini penting bagi kewirausahaan adalah mengambil inisiatif untuk menciptakan serta melakukan penawaran menarik yang bernilai kepada calon pelanggan. Kemampuan pengusaha untuk melakukan hal ini dengan berhasil tergantung pada empat 4 faktor, yaitu: (1) Motivasi, (2) kemampuan, (3) ide produk yang dijual, dan (4) sumber daya. Adapun penjelasan mengenai masing-masing faktor sebagai berikut:
a. Motivasi (dorongan untuk memulai usaha)
Telah diketahui secara luas bahwa untuk meraih keberhasilan, individu atau kelompok memerlukan motivasi yang tinggi dan dorongan untuk memulai bisnis sampai meraih keberhasilan. Hal ini dicerminkan, misalnya, bagaimana dari ketangguhan mereka dalam menghadapi rintangan yang menghalangi, bagaimana mereka mencari informasi dan bagaimana mereka bersikap terhadap berbagai peluang yang ada. Indikator tambahan adalah komitmen dan perilaku kerja
(21)
mereka (kualitas, efisiensi, jam kerjayang panjang), pengorbanan sebelumnya dalam memulai bisnis, dan dukungan keluarga atau mitra bisnis.11
b. Kemampuan (pengetahuan dan keterampilan teknis bisnis)
Pertanyaan penting lainnya adalah apakah individu atau orang lain yang terlibat memiliki kemampuan tertentu ini dapat berupa pengetahuan, keterampilan teknis atau manajerial yang berhubungan dengan bisnis yang akan dijalankan. Satu jalan untuk mengisi kekurangan di bidang ini adalah bergabung dengan orang lain yang memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau mempekerjakannya. c. Ide (sesuatu yang akan dipasarkan)
Hal penting yang ditentukan di sini adalah kelayakan dari ide, proyek, produk, atau layanan yang ditawarkan. Dengan kata lain, apakah ide, produk, atau layanan itu sesuai dengan kebutuhan atau keinginan sejumlah pelanggan yang mampu membeli produk tersebut dan mau menggunakan/membeli dalam jumlah yang sesuai, sehingga proyek bisnis secara keseluruhan menjadi bernilai (memberi keuntungan, dalam konteks bisnis). Bagaimana produk itubisa menjadi sesuatu yang lebih diinginkan atau lebih baik dari yang telah ada dan bagaimana reaksi pesaing.
d. Sumber daya
Akhirnya, kemampuan orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan untuk menguasai dan mengelola sumber daya yangada, tidak hanya akan mempengaruhi kinerja usaha tersebut, tapijuga apakah mereka bisa memulai bisnis itu atau tidak. Sumberdaya itu meliput i modal, uang, tempat usaha, bahan baku, peralatan, dan
(22)
tenaga kerja. Ketersediaan infrastruktur (seperti listrik, telepon, jalan) dan layanan pendukung juga sangat penting (Kemendiknas 2010:10-11).
2.2 Kepemimpinan
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Suyuti (2001:7) kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu. Kartono (2006:50), kepemimpinan adalah kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan akseptansi/penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki khusus yang tepat bagi situasi khusus. Definisi lain kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran (Robbins, 2006:432).
(23)
Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (2001:216) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu upaya menanamkan pengaruh dan bukan paksaan untuk memotivasi karyawan sehingga mereka bekerja sesuai dengan yang manajer kehendaki yaitu pencapaian tujuan organisasi.
2.2.2 Fungsi dan Sifat Kepemimpinan
Menurut Siagian (Dalam Yuli, 2005:167) terdapat 5 (lima) fungsi kepemimpinan, yakni:
1. Fungsi Penentu Arah
Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah ataupun kecil semuanya pasti dibentuk dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan itu bisa bersifat jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek yang harus dicapai dengan melalui kerja sama yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Keterbatasan sumberdaya organisasi mengharuskan pemimpin untuk mengelolanya dengan efektif, dengan kata lain arah yang hendak dicapai oleh organisasi menuju tujuannya harus sedemikian rupa sehingga mengoptimalkan pemanfaatan dari segala sarana dan prasarana yang ada.
2. Fungsi Sebagai Juru Bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan sebagai pengubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan seperti pemilik saham, pemasok, penyalur, lembaga keuangan. Peran ini sangat penting karena disadari bahwa tidak ada satupun organisasi yang dapat hidup tanpa bantuan dari pihak lain.
(24)
3. Fungsi Sebagai Komunikator
Suatu komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan efektif apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi. Fungsi pemimpin sebagai komunikator disini lebih ditekankan pada kemampuannya untuk mengkomunikasikan sasaran-sasaran, strategi, dan tindakan yang harus dilakukan oleh bawahan.
4. Fungsi Sebagai Mediator
Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-perbedaan kepentingan dalam organisasi menuntut kehadiran seorang pemimpin dalam menyelesaikan permasalah yang ada. Kiranya sangat mudah membayangkan bahwa tidak akan ada seorang pemimpin yang akan membiarkan situasi demikian berlangsung dalam organisasi yang dipimpinnya dan akan segera berusaha keras untuk menanggulanginya.
Sikap yang demikian pasti diambil oleh seorang pemimpin, sebab jika tidak citranya sebagai seorang pemimpin akan rusak, kepercayaan terhadap kepemimpinan akan merosot bahkan mungkin hilang. Jadi kemampuan menjalankan fungsi kepemimpinan selaku mediator yang rasional, objektif dan netral merupakan salah satu indikator efektifitas kepemimpinan seseorang.
5. Fungsi Sebagai Integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan tenaga, serta diperlukannya spesialisasi pengetahuan dan keterampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan tindakan berkotak-kotak dan oleh karenanya tidak boleh dibiarkan berlangsung terus-menerus. Dengan perkataan lain diperlukan integrator
(25)
terutama pada hirarki puncak organisasi. Integrator itu adalah pimpinan.Setiap pemimpin, terlepas dari hirarki jabatannya dalam organisasi, sesungguhnya adalah integarator, hanya saja cakupannya berbeda-beda.Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan dalam organisasi, semakin penting pula makna peranan tersebut.
Menurut Yuli (2005:171) sifat-sifat kepemimpinan, yakni: 1. Watak dan kepribadian yang terpuji
Agar para bawahan maupun orang yang berada di luar organisasi mempercayainya, seorang pemimpin harus mempunyai watak dan kepribadian yang terpuji.Mereka adalah cermin dari bawahan, sumber identifikasi, motivasi, dan moral para bawahan.
2. Keinginan melayani bawahan
Seorang pemimpin harus percaya pada bawahan.Ia mendengarkan pendapat mereka dan berkeinginan untuk membantu mereka menimbulkan dan mengembangkan keterampilan mereka agar karir mereka meningkat.
3. Memahami kondisi lingkungan
Seorang pemimpin tidak hanya menyadari tentang apa yang sedang terjadi disekitarnya, tetapi juga harus memiliki pengertian memadai, sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi organisasi dan para bawahannya.
4. Intelegensi yang tinggi
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir pada taraf yang tinggi.Ia dituntut untuk mampu menganalisis problem dengan efektif,
(26)
belajar dengan cepat, dan memiliki minat yang tinggi untuk mendalami dan menggali ilmu.
5. Berorientasi ke depan
Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan visi sehingga dapat mengetahui sejak awal tentangg kemungkinan-kemugkinan apa yang dapat mempengaruhi organisasi yang dikelolanya. 6. Sikap terbuka dan lugas
Pemimpin harus sanggup mempertimbangkan fakta-fakta dan inovasi baru. Lugas namun konsisten pendiriannya. Bersedia mengganti cara kerja yang lama dengan cara kerja yang baru yang dipandang mampu memberi nilai guna yang efisien dan efektif bagi organisasi.
2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Kesimpulan
Wardany (2013) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan dan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tompak Sari Jaya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja karyawan sebesar 26, 4% sedangkan besarnya pengaruh efektivitas komunikasi sebesar 64,3%. Gaya kepemimp inan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi secara simultan memiliki hubungan yang kuat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 66,9%. Dengan adanya penelitian ini pemimpin PT. Tompak Sari Jaya diharapkan untuk lebih bisa memperbaiki dan mengembangkan gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Fajrinur (2007)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan
Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)
Bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha pada Pajak USU. Hal ini dapat dilihat dari nilai masing-masing variabel yang diteliti.
(27)
Wardany (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kewirausahaan dan Efektivitas Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tompak Sari Jaya”.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Tompak Sari Jaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat asosiatif dengan menggunakan teknik analisis Regresi Sederhana dan Regresi Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh antara gaya kepemimpinan kewirausahaan terhadap kinerja karyawan sebesar 26,4% sedangkan besarnya pengaruh efektivitas komunikasi sebesar 64,3%. Gaya kepemimpinan kewirausahaan dan efektivitas komunikasi secara simultan memiliki hubungan yang kuat dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan sebesar 66,9%. Dengan adanya penelitian ini pemimpin PT. Tompak Sari Jaya diharapkan untuk lebih bisa memperbaiki dan mengembangkan gaya kepemimpinan dan efektivitas komunikasi sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya.
Fajrinur (2007) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)”, diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan variabel modal, peluang, pendidikan, emosional, dan pengalaman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memulai usaha pada Pajak USU. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar (3,272) dengan tingkat signifikan 0,024 <0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel
(28)
pada Pajak USU, dan di ketahui dari nilai Standardizer Coeficients tertinggi sebesar 0,04 diantara variabel bebas lainnya.
2.4 Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Selain itu begitu banyak fungsi dan peran kepemimpinan dalam menjalankan usaha seperti sebagai penentu arah, sebagai komunikator, serta sebagai moderator dalam menjalankan usaha, hal ini dikarenakan dalam menjalankan setiap usaha peran pimpinan sangat kuat pengaruhnya dalam menyusun serta mengeluarkan ide-ide dan masukan-masukan seperti apa dan bagaimana usaha dapat berkembang lebih baik, namun dalam menjalankan semua itu pimpinan membutuhkan operasional seperti apa yang berjalan dan berkembang saat ini yang dapat menunjang berjalannya usaha, sehingga dapat menarik para konsumen dan memajukan usaha kecil.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Peran
Pimpinan
(29)
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005:51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, merumuskan hipotesis sebagai berikut “Peran Pimpinan Berpengaruh terhadap Menjalankan Usaha pada usaha Butik YSMN Jl. Sei Belutu No. 74 Medan.
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). “Data deskriptif dikumpulkan melalui wawancara dengan menguasai panduan daftar wawancara dan observasi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Butik YSMN Jl. Sei Belutu No. 74 Medan. Penelitian akan dimulai dari bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Peran pimpinan dalam menjalankan operasional usaha kecil pada usaha Butik YSMN Jl. Sei Belutu No. 74 Medan”.
3.4 Definisi Istilah
Definisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi
(31)
operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel yang sudah diidentifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi operasional variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel.
3.5 Informan Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Butik YSMN Medan maka populasi yang sekaligus sebagai informan yang representatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam menjalankan usaha Butik YSMN Medan yang terletak di Jalan Sei Belutu No. 74 Medan yaitu pemilik Butik dari YSMN, dimana dari pemilik dapat diperoleh informasi dan data penting dalam kesuluruhan pelaksanaan aktivitas usaha yang sedang berjalan. Penelitian ini juga mengambil sampel dari karyawan yang bekerja di Butik YSMN Medan.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : 1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha Butik YSMN Jl. Sei Belutu No. 74 Medan secara langsung.
(32)
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.
3.7 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Mendalam
Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pernyataan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Butik YSMN Medan.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini Butik YSMN Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku – buku yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.
(33)
3.8 Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode dekriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklarifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.
(34)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Butik YSMN
Pada tahun 2013 berdirilah suatu toko yang berada di Jalan Sei Belutu No.74, toko ini bernama Butik YSMN. Nama butik ini disingkat dari kata YASMIN yang menggunakan nama muslimah. Butik YSMN ini dibuka tepatnya bulan Juni 2013 oleh seorang wanita yang bernama Saras Melati Putri dan dibantu rekannya yang bernama Winda Clarinda. Lokasi butik ini berada di Jalan Sei Belutu. Daerah ini memang sangat strategis untuk mengawali bisnis karena daerah ini berdekatan dengan tempat nongkrongnya para remaja seperti café dan tempat makan lainnya.
Pada awalnya pemilik Butik YSMN ini hanya sebagai konsumen yang membeli produk-produk pakaian untuk dikenakan sendiri, namun dia melihat perkembangan suatu trend dan mode yang terus berkembang dengan brand dan berbagai macam jenis produk membuat pemilik Butik YSMN ini menilai bahwa minat remaja kota Medan cukup besar dengan brand yang terus berkembang dengan trend tersebut, sehingga memunculkan niat pemilik butik untuk menjadi salah satu reseller brand produk-produk pakaian wanita di Kota Medan.
Butik YSMN dibuka setelah ada niat tersebut, hingga kini terus berkembang sampai Butik YSMN tersebut dikenal oleh masyarakat Medan khususnya remaja-remaja kota Medan, dan memiliki kualitas produk yang sesuai dengan keinginan customernya. Butik YSMN menjual berbagai jenis produk
(35)
pakaian wanita seperti celana, baju kaos, kemeja, blazer, rok, cardigan, dress, jilbab, tas, dan baju batwing untuk kalangan ibu-ibu, selain itu Butik YSMN juga menjual aksesoris bagi wanita seperti Iphone case, kalung, gelang dan mini bag. Harga yang ditawarkan oleh Butik YSMN juga bervariatif mulai dari Rp 70.000,- sampai dengan harga Rp 500.000,-.
Hal ini membuktikan bahwa Butik YSMN yang bergerak di bidang suatu produk jasa yang berhubungan langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya dengan memperhatikan apa yang menjadi suatu kebutuhan konsumennya.
4.1.2 Sejarah Singkat Responden
Wanita yang kini berusia 23 tahun ini, lahir pada tanggal 15 Mei 1992. Beliau yang tidak lain adalah Pemilik dari Butik YSMN yang terletak di Jalan Sei Belutu Medan. Wanita yang bernama panjang Saras Melati Putri ini memulai karirnya umur 20 tahun. Ia terbilang sangat muda dalam hal usia, mengingat pada saat itu teman-temannya menjenjang masa perkuliahan. Pada saat itu ia memang masih berkuliah di Fakultas STIE Harapan Medan Jurusan Ekonomi Manajemen, tetapi melihat berbagai jenis produk pakaian yang terus berkembang ia mencoba untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan kemampuan yang ia miliki meski pada saat itu awalnya ia hanya coba-coba dan karena ia sering berbelanja ke Bangkok.
Ia menyadari bahwa pekerjaan yang ia jalani tidak begitu saja lancar seperti air yang mengalir sampai ia memutuskan untuk meminta temannya untuk
(36)
membantu ia dalam menjalankan Butik YSMN ini demi kelancaran dalam penjualan dan demi bertahan sampai hingga saat ini.
Setelah selesai dari beban perkuliahan, ia semakin lebih fokus dan optimal dalam menjalankan Butik YSMN yang digelutinya, sehingga Butik YSMN tersebut berkembang sampai saat ini dan memperoleh pelanggan yang cukup banyak serta pendapatan yang semakin meningkat pula dengan memperbanyak produk-produk dan style yang digemari oleh remaja-remaja masa kini.
4.1.3 Visi dan Misi Butik YSMN
Mengingat perkembangan ekonomi yang semakin dinamis pada era globalisasi, maka perlu bagi setiap pelaku bisnis untuk benar-benar profesional dalam menjalankan roda organisasi Butik YSMN. Untuk itu perlu adanya visi dan misi agar tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan. Maka visi dan misi Butik YSMN ini adalah :
1. Visi Butik YSMN
Adapun visi dari Butik YSMN ini sendiri adalah “Konsumen/Pelanggan adalah Raja”
2. Misi Butik YSMN
Misi dari Butik YSMN ini adalah menjadikan usaha kecil, berkembang menjadi suatu usaha yang besar sehingga dapat memperluas pemasaran dan melayani kebutuhan para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, baik dibidang fashion maupun style yang menjadi suatu keidentikan dalam penampilan.
(37)
4.1.4 Struktur Butik YSMN
Gambar 4.1 Struktur Butik YSMN
4.2 Hasil Analisis
Telah dilakukan observasi di Butik YSMN Medan pada bulan Desember 2014 hingga Januari 2015 dan juga wawancara secara mendalam dengan narasumber yaitu pemilik Butik YSMN tersebut. Dimana sebelumnya pemilik Butik YSMN tersebut sudah memiliki banyak pengalaman di bidang penjualan produk pakaian yang hingga sekarang banyak digemari oleh remaja-remaja dengan produknya.
Dengan pengalaman yang dimilikinya, beliau menjadi berfikir dan berani untuk membuka Butik YSMN yang sekarang ia geluti. Bukan hanya pengalaman saja yang mendorong si pemilik butik untuk membuka Butik YSMN ini, beliau juga mengatakan ada beberapa faktor yang memang secara tidak langsung sangat mempengaruhi dan mendorong beliau untuk mendirikan Butik YSMN ini. Faktor-faktor tersebut yaitu pemilik Butik YSMN ingin membuka lapangan pekerjaan
Pemilik Butik (Owner)
Supervisor Marketing
(38)
4.3 Hasil Wawancara 1. Profil Responden
Peneliti : “Bagaimana perjalanan anda membuka Butik YSMN”?
Saras : “Bermula dari liburan ke Bangkok kami melihat peluang bisnis untuk berjualan barang-barang Bangkok khususnya pakaian dan acsesories wanita, alhamdulillah lancar dan akhirnya bisnis masih berjalan hingga saat ini”.
Peneliti : “Mengapa anda memutuskan untuk membuka usaha Butik YSMN”?
Saras : “Karena peluang bisnis dari usaha membuka butik pakaian wanita sangat menggiurkan, dan saat ini barang-barang Bangkok yang sangat di gemarin di kalangan wanita maupun para remaja Kota Medan”.
Peneliti : “Sebelum membuka usaha YSMN, apakah ada usaha lain yang anda jalankan”?
Saras : “Ada, berjualan jilbab”.
Peneliti : “Berapa penghasilan yang anda peroleh dari hasil penjualan produk di Butik YSMN”?
Saras : “Lebih kurang 5.000.000/bulan”.
Peneliti :“Apakah ada faktor yang mendorong anda membuka Butik YSMN”?
Saras : “Faktor yang mendorong saya membuka butik YSMN ini adalah selain memperoleh keuntungan saya juga ingin membuka lapangan pekerjaan serta menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dimata karyawan nantinya”.
(39)
2. Fungsi Kepemimpinan
Peneliti : “Kepemimpinan seperti apa yang ibu terapkan terhadap karyawan”?
Saras : “Kepemimpinan yang saya terapkan kepada karyawan adalah kepemimpinan yang berorientasi kedepan dan dapat menjadikan karyawan selalu termotivasi untuk menjadi lebih baik”.
Peneliti : “Menurut ibu apakah anda tipikal seorang pemimpin yang bijaksana”?
Saras : “Ya, karena saya selalu memberikan pengarahan serta pengertian apabila karyawan saya melakukan kesalahan dan tidak langsung menyalahkannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan”.
Peneliti : “Bagaimana cara ibu memberikan motivasi dan semangat bagi setiap karyawan” ?
Saras : “Sebelum memulai aktivitas kerja saya selalu memberikan nasihat serta arahan bagi setiap karyawan agar karyawan bekerja dengan baik, selain itu bagi karyawan yang bekerja dengan baik saya selalu memberikan bonus”.
Peneliti : “Sebagai seorang pimpinan, bagaimana ibu menilai semua tugas yang diberikan kepada karyawan”?
Saras : “Saya menilai semua tugas karyawan mulai dari keterampilan dalam bekerja, kedisplinan kerja, kerapian dalam menyusun barang-barang maupun produk yang diperjualbelikan serta sikap dan keramahtamahan dalam melayani konsumen yang datang”. Peneliti : “Sebagai seorang pemimpin, apakah ibu sering memberikan
bonus kepada karyawan”?
(40)
Peneliti : “Bagaimana ibu bersikap kepada karyawan anda”?
Saras : “Sejauh ini hingga sampai saat ini saya tidak pernah bersikap kasar terhadap karyawan karena didalam bekerja mereka adalah rekan kerja saya yang utama”.
Peneliti : “Sebagai seorang pemimpin, kinerja seperti apa yang ibu terapkan kepada karyawan”?
Saras : “Kinerja yang saya terapkan adalah selalu mematuhi serta mengerjakan yang sudah menjadi tugas masing-masing serta selalu mengutamakan konsumen maupun pelanggan dan terlebih harus bersikap jujur”.
Peneliti : “Apakah ibu selalu menerima kritik dan saran yang diberikan oleh karyawan”?
Saras : “Iya, karena kritik dan saran adalah merupakan perubahan diri menjadi lebih baik”.
Peneliti : “Bagaimana cara ibu membangun semangat kerja para karyawan”?
Saras : “Dengan memberikan motivasi serta menjanjikan kepada karyawan dalam setiap barang yang terjual ia mendapatkan 10% dari barang tersebut”.
3. Komunikasi
Peneliti :“Apakah komunikasi antara pimpinan dan bawahan sudah terarah dan terjalin dengan baik”?
Saras : “Sudah, komunikasi antara pimpinan dan bawahan selalu berjalan lancar dan tidak terjadi kendala apapun”.
Peneliti :“Apakah karyawan mengalami kendala saat berkomunikasi dengan konsumen”?
Saras :“Tidak, karena karyawan selalu dilatih serta diperhatikan dalam berkomunikasi dengan konsumen”.
(41)
Peneliti : “Dalam penjualan online, apakah informasi mengenai Butik YSMN dapat dipahami dengan jelas oleh konsumen”?
Saras : “Dapat dipahami, hal ini terbukti dari banyaknya pelanggan yang datang ke Butik YSMN”.
Peneliti : “Apakah komunikasi pesan yang disampaikan konsumen dapat dilayani dengan baik oleh Butik YSMN”?
Saras : “Pesan yang disampaikan konsumen dapat dipahami dengan baik oleh Butik YSMN, hal ini terbukti dari pesanan yang diminati oleh konsumen terhadap produk Butik YSMN”.
Peneliti : “Sistem komunikasi apa yang sering anda gunakan terhadap konsumen”?
Saras : “Sistem komunikasi langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi sewaktu konsumen datang langsung ke Butik YSMN sedangkan komunikasi tidak langsung terjadi disaat konsumen melakukan pemesanan produk di media sosial seperti istagram dan pad”.
Peneliti : “Selama butik YSMN ini dibuka, apakah komunikasi antara konsumen berjalan lancar sampai sekarang ini”?
Saras : “Komunikasi yang terjadi berjalan baik hingga saat ini”.
Peneliti : “Apakah komunikasi efektif sudah anda terapkan di butik YSMN ini”?
Saras : “Sudah, karena tanpa komunikasi yang efektif pimpinan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan karyawannya”.
4. Operasional Usaha Kecil
Peneliti : “Produk-produk apa sajakah yang anda tawarkan di Butik YSMN”?
(42)
Peneliti : “Berapa penghasilan yang anda peroleh setiap bulannya dalam usaha Butik YSMN”?
Saras : “Penghasilan saya peroleh setiap bulannya Rp 5.000.000,-”.
Peneliti : “Apakah anda mempunyai teknik khusus dalam menjalankan usaha Butik YSMN ini”?
Saras : “Iya saya mempunyai teknik khusus didalam menjalankan Butik YSMN ini, selain ketekunan yang saya miliki saya juga senantiasa melihat trend serta produk-produk baru yang sedang berkembang dan sangat diminati kalangan masyarakat, karena teknik tersebut dapat menarik perhatian konsumen.”
Peneliti : “Seberapa besar peluang anda dalam mengembangkan Butik YSMN ini”?
Saras : “Peluang saya dalam mengembangkan Butik ini sangat besar, karena dilihat dari perkembangan saat ini style serta trend dalam membeli produk-produk sangat diminati oleh masyarakat khususnya para remaja yang hobi berbelanja”.
Peneliti : “Apakah ada niat anda membuka cabang Butik YSMN menjadi lebih luas”?
Saras : “Niat seorang pengusaha kecil pasti selalu ada untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih baik dan lebih luas, dan saya berkeinginan dengan usaha butik yang bisa dibilang belum terlalu besar ini, saya berkeinginan menjadikan usaha butik saya ini menjadi usaha yang lebih besar dan menjadi seorang pemimpin yang selalu disenangi para karyawannya”.
(43)
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik Butik YSMN, maka dapat diperoleh hasil bahwa pada awalnya pemilik Butik YSMN ini dulunya merupakan salah satu konsumen yang sering membeli pakaian Via Online Shop, dan dimulai dari perjalanan yang dilakukannya ke Bangkok, pemilik butik merasa tertarik untuk bergabung dan membuka usaha online shop seperti yang dilakukan oleh kebanyakan para remaja untuk menambah penghasilan.
Banyak jenis pakaian yang sudah dibeli oleh Pemilik butik ini, dan pada saat pemilik butik bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya, pada saat itu pula teman-teman pemilik butik melihat pakaian yang sedang dikenakan oleh pemilik butik ini, dan teman-temannya berminat dan mencoba membeli pakaian tersebut melalui pemilik butik YSMN ini. Awalnya pemilik butik mengambil sedikit keuntungan dari pesanan pakaian yang dipesan oleh teman-temannya, sampai akhirnya pemilik butik berpikir kenapa dia tidak membuka butik sendiri yang menjual produk-produk yang sudah digemari dan disukai oleh teman-temannya tersebut, hal inilah yang menyakinkan pemilik Butik YSMN membuka usaha yang menjual produk pakaian dengan memperhatikan brand serta style yang saat ini berkembang.
Menjalankan kewirausahaan tidak segampang membalikkan tangan butuh banyak pertimbangan-pertimbangan dalam menjalankan suatu kewirausahaan tersebut meskipun banyak dorongan dari luar, tapi pemilik Butik YSMN ini mencoba untuk menggunakan berbagai faktor yang dapat mendorong
(44)
merupakan faktor yang paling kuat dalam menyakinkan seorang wirausahawan dalam membuka suatu usaha diiringi dengan keinginan kuat, pengalaman, mempunyai mental yang kuat serta mampu bersaing dalam dunia usaha.
Peranan kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha, karena peranan pemimpin dalam usaha salah satu tombak yang dapat mengatur serta merencanakan kemajuan serta pelaksanakan seperti apa usaha tersebut akan dijalankan. Hal ini berkaitan erat dengan karyawan yang tanpa pemimpin tidak akan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan maksimal. Adapun beberapa fungsi maupun peran kepemimpinan yang dikembangkan dan diyakini oleh Butik YSMN, yakni:
1. Fungsi sebagai Penentu Arah
Karyawan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pemimpin, oleh sebab itu karyawan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dan benar dengan arahan serta perhatian pimpinan yang senantiasa didorong oleh pimpinan dengan motivasi yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Pimpinan dikatakan sebagai penentu arah didalam usaha karena pimpinan yang akan menentukan apakah usaha yang sedang dijalankan dapat berkembang dan dapat bertahan dalam jangka panjang, serta pimpinan jugalah yang menentukan produk-produk apa saja yang akan diperjualbelikan dan produk apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Seorang pemimpin juga harus melihat keterbatasan sumberdaya karyawan untuk mengelolanya dengan efektif, agar tujuan dari usahanya dapat tercapai
(45)
sesuai dengan standar tujuan yang sudah ditetapkan dan dapat mengoptimalkan pendapatan yang diperoleh.
2. Fungsi sebagai Juru Bicara
Fungsi ini mengharuskan pimpinan untuk berperan sebagai penghubung antara distributor dan produsen, karena tak ada usaha yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari pihak lain, oleh sebab itu setiap pimpinan harus mampu menjalin hubungan dengan pihak lain untuk mempermudah berjalannya suatu usaha yang sedang dijalankan tersebut, selain itu pimpinan juga harus mampu sebagai juru bicara yang baik terhadap karyawan, karena apa yang dipraktekkan pimpinan terhadap karyawan, itu pula yang akan dipraktekkan karyawan terhadap konsumen.
3. Fungsi sebagai Komunikator
Seorang pimpinan harus memiliki sifat sebagai komunikator didalam bekerja, hal ini ditegaskan agar komunikasi yang terjalin antara pimpinan dan karyawan dapat berjalan dengan baik, selain itu komunikasi antara karyawan dan konsumen berjalan baik pula. Hal ini sangat perlu diterapkan karena komunikasi sangat penting didalam berwirausaha maupun usaha kecil, seperti halnya apa usaha yang sedang berjalan, bagaimana komunikasi antara pelanggan dan bagaimana pula pelayanan yang diberikan karyawan terhadap konsumen. Semua hal itu merupakan penentu apakah usaha yang dijalankan dapat bertahan dan berkembang atau hanya berdiam diri ditempat. Semua hal itu bergantung dari komunikator maupun komunikasi yang diberikan oleh pimpinan kepada
(46)
4. Fungsi sebagai Mediator
Sifat mediator sangat penting dimiliki oleh pimpinan karena sifat ini merupakan salah satu sifat rasional yang dimiliki oleh pimpinan, bagaimana pimpinan bersikap kepada karyawan dalam mengatasi masalah yang sedang terjadi dialam usaha, karena seorang pimpinanlah yang akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bersikap bijak dalam menyikapi masalah yang ada serta pimpinan harus bersikap objektif dan netral terhadap semua karyawan, agar permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik.
5. Fungsi sebagai Integrator
Dalam berwirausaha dibutuhkan integrator karena integrator merupakan puncak dari suatu organisasi yang tak pernah terlepas dari jabatannya yaitu pimpinan. Pimpinanlah yang akan mengatur pembagian tugas, sistem alokasi daya serta spesialisasi keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh karyawan, sehingga karyawanlah yang dapat menentukan apakah pimpinan tersebut sudah melaksanakan tugasnnya sesuai dengan ketentuan perusahaan maupun usaha.
Berdasarkan kelima peranan maupun fungsi pimpinan tersebut terlihat jelas bahwa peran pimpinan sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha baik itu usaha besar maupun usaha kecil menengah, hal ini dikarenakan seorang pemimpin merupakan penentu bagaimana dan akan seperti apa usaha yang akan dijalankan, karena pemimpin jugalah usaha dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan standar yang ditetapkan.
Butik YSMN sendiri sudah membuktikan serta mempraktikkan kelima peran pimpinan tersebut, menurut pemilik Butik YSMN hal tersebut sangat
(47)
dibutuhkan didalam menjalankan usaha karena peran pimpinan berkaitan erat dengan perilaku dan sifat yang dimiliki seorang pimpinan, dan bagaimana sikap seorang pimpinan terhadap karyawannya yang berhubungan langsung setiap harinya, sehingga dengan adanya fungsi serta peranan pimpinan ini pimpinan dapat mengontrol serta dapat senantiasa bersikap bijak terhadap semua permasalahan yang ada didalam berwirausaha.
(48)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang merupakan faktor gambaran diri dari seorang wirausahawan yang telah dimiliki oleh pemilik Butik YSMN ini menjadikan lebih berani dan lebih percaya diri dalam menjalankan usaha tersebut meskipun awalnya ia hanyalah seorang produsen dari produk-produk pakaian dan jilbab yang dijualnya. Sifat kepemimpinan ini juga menjadikan seorang wirausahawan lebih yakin dengan usaha yang dijalankannya dengan pengalaman, kejujuran, kegigihan serta pemahaman yang telah dimilikinya. 2. Faktor Ketersediaan Sumber Daya
Dapat disimpulkan bahwa faktor ketersediaan sumber daya merupakan salah satu faktor pendorong berjalannya suatu usaha, karena adanya faktor ketersediaan sumber daya membuat seorang wirausahawan mempertimbangkan semua kegiatan awal untuk membuka suatu usaha. Faktor ketersediaan sumber daya ini berkaitan dengan modal awal, kemampuan yang dimiliki serta menentukan produk yang akan dipasarkan. Selain itu juga faktor ketersediaan sumber daya penentu yang paling utama guna meraih kesuksesan.
(49)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan faktor-faktor pendorong tersebut diharapkan seorang wirausahawan harus tetap mempertahankan mutu dan kualitas produk yang dipasarkan agar para pelanggan tetap setia kepada Butik YSMN dan tetap mempertahankan faktor-faktor yang telah menjadi pendorong dalam usahanya.
2. Pemilik Butik YSMN hendaknya harus selalu memiliki kemampuan untuk memperhatikan pemasaran suatu produk agar ketersediaan sumber daya dapat terus terpenuhi dengan baik seperti modal dan terus mengembangkan produk yang dipasarkan.
3. Untuk peneliti selanjutnya dapat menganalisis faktor-faktor lain yang dapat dijadikan faktor pendorong wirausahawan selain kepemimpinan dan peranan pemimpin dalam menjalankan usahanya, guna meningkatkan kewirausahaann yang lebih baik lagi dan masa depan yang menjanjikan.
(50)
DAFTAR PUSTAKA
Adicita. Hutagalung dkk, 2010. Kewirausahawan, USU Press, Medan.
Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. ALFABETA, Bandung.
Ajen, 1991. From Intention To Action : a Theory of Planet Behavoir, New York Springer.
Dewanti, 2008. Kewirausahawan, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Ferdinand, 2011. 2011. Cari Duit dengan Paid Review & Blogger Pasti Bisa Jakarta : Elex Media Komputindo.
Green et al, 1996. Organization Behavior and Personal Psycology. Home Wood: Illionis Richard Irwin.
Hantoro, Sirod. 2005. Kiat Sukses Berwirausaha.Yogyakarta.
Hisrich, R.D. dan Peters, M.P, 1995, Entrepreneurship, Starting, Developing, and Managing A New Entreprise. New York, Richcard D. Irwin, Inc.
Irawan, 2007. Kewirausahaan UKM, Pemikiran dan Pengalaman, Graha Ilmu, Jakarta.
Iwantono, 2002. Kiat Sukses Berwirausaha (Strategi Baru mengelola Usaha Kecil Menengah), PT.Gramedia Widiasarana, Jakarta.
Jenkins, M. & Johnson, G. 1997. Entrepreneurial Intentions and Outcomes: A Comparative Causal Mapping Study. Journal Management Studies, 34, 895-920.
John Burgess, 1993. Small Business Management Fundamentals Sixth Edition. New York: McGrawhilllnc. hal. 4,6,35,37-38.
Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kadarisman, 2007. Memperkuat Ekonomi Nasional Berbasis Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta : Kelompok Independen Indonesia.
Kemendiknas. (2010). Modul I: Membangun Jiwa Kewirausahaan. Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausaha. Jakarta: Kemendiknas.
(51)
Kemendiknas. (2010). Modul 2: Konsep Dasar Kewirausahaan. Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausaha. Jakarta: Kemendiknas.
Kristanto, 2009. Kewirausahaan Entrepreneur ship, Pendekatan Manajemen dan Praktik, Graha Ilmu, Jakiarta.
Krueger, JR, N.F., Reilly, M.D., & Carsrud, A.L. (2000). Competing Models of Entrepreneurial Intentions. Journal of Business Venturing, 15, 411-432. Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
_________, 2006. Kewirausahawan, Metode, Manajemen dan Implementasi, Balai Pustaka Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Suyuti, 2001. Kepemimpinan Organisasi. Penebit Grafika.
Sondang, 2009. Kiat Meningkatlam Produktivitas Kerja. Rineka Cipta, Jakarta. Skripsi :
Fajrinur (2007) dengan judul penelitian ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)”. Indra Hakim Matondang (2006) dengan judul penelitian “Analisis Faktor – Faktor
(52)
Lampiran I
PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA PADA USAHA BUTIK YSMN MEDAN
Daftar Pertanyaan Penelitian sebagai Pedoman Wawancara Medalam (Depth Interview)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
I Pedoman
Pertanyaan untuk Profil Usaha Responden
Profil Responden 1. Bagaimana perjalanan anda membuka Butik YSMN?
2. Mengapa anda memutuskan untuk membuka usaha Butik YSMN? 3. Sebelum membuka usaha YSMN,
apakah ada usaha lain yang anda jalankan?
4. Berapa penghasilan yang anda peroleh dari hasil penjualan produk di Butik YSMN?
5. Apakah ada faktor yang mendorong anda membuka Butik YSMN?
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Fungsi
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan seperti apa yang ibu terapkan terhadap karyawan. 2. Apakah ibu mengatur karyawan
dengan cara diktator?
3. Menurut ibu apakah anda tipikal seorang pemimpin yang bijaksana? 4. Bagaimana cara ibu memberikan
motivasi dan semangat bagi setiap karyawan?
5. Sebagai seorang pimpinan, bagaimana ibu menilai semua tugas yang diberikan kepada karyawan?
(53)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Fungsi
Kepemimpinan
6. Sebagai seorang pemimpin, apakah ibu sering memberikan bonus kepada karyawan?
7. Apakah ibu pernah bersikap kasar kepada karyawan anda?
8. Sebagai seorang pemimpin, kinerja seperti apa yang ibu terapkan kepada karyawan?
9. Apakah ibu selalu menerima kritik dan saran yang diberikan oleh karyawan?
10. Bagaimana cara ibu membangun semangat kerja para karyawan?
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Komunikasi 1. Apakah komunikasi antara
pimpinan dan bawahan sudah terarah dan terjalin dengan baik? 2. Apakah karyawan mengalami
kendala saat berkomunikasi dengan konsumen?
3. Dalam penjualan online, apakah informasi mengenai Butik YSMN dapat dipahami dengan jelas oleh konsumen?
4. Apakah komunikasi pesan yang disampaikan konsumen dapat dilayani dengan baik oleh Butik YSMN?
5. Sistem komunikasi apa yang sering anda gunakan terhadap konsumen?
6. Selama butik YSMN ini dibuka, apakah komunikasi antara konsumen berjalan lancar sampai sekarang ini.
7. Apakah komunikasi efektif sudah anda terapkan di butik YSMN ini?
(54)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan III Pedoman
Pertanyaan untuk Operasional Usaha Kecil
Operasional usaha kecil
1. Produk-produk apa sajakah yang anda tawarkan di Butik YSMN? 2. Berapa penghasilan yang anda
peroleh setiap bulannya dalam usaha Butik YSMN?
3. Apakah anda mempunyai teknik khusus dalam menjalankan usaha Butik YSMN ini?
4. Seberapa besar peluang anda dalam mengembangkan Butik YSMN ini?
5. Apakah ada niat anda membuka cabang Butik YSMN menjadi lebih luas?
(1)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan faktor-faktor pendorong tersebut diharapkan seorang wirausahawan harus tetap mempertahankan mutu dan kualitas produk yang dipasarkan agar para pelanggan tetap setia kepada Butik YSMN dan tetap mempertahankan faktor-faktor yang telah menjadi pendorong dalam usahanya.
2. Pemilik Butik YSMN hendaknya harus selalu memiliki kemampuan untuk memperhatikan pemasaran suatu produk agar ketersediaan sumber daya dapat terus terpenuhi dengan baik seperti modal dan terus mengembangkan produk yang dipasarkan.
3. Untuk peneliti selanjutnya dapat menganalisis faktor-faktor lain yang dapat dijadikan faktor pendorong wirausahawan selain kepemimpinan dan peranan pemimpin dalam menjalankan usahanya, guna meningkatkan kewirausahaann yang lebih baik lagi dan masa depan yang menjanjikan.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Adicita. Hutagalung dkk, 2010. Kewirausahawan, USU Press, Medan.
Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. ALFABETA, Bandung.
Ajen, 1991. From Intention To Action : a Theory of Planet Behavoir, New York Springer.
Dewanti, 2008. Kewirausahawan, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Ferdinand, 2011. 2011. Cari Duit dengan Paid Review & Blogger Pasti Bisa Jakarta : Elex Media Komputindo.
Green et al, 1996. Organization Behavior and Personal Psycology. Home Wood: Illionis Richard Irwin.
Hantoro, Sirod. 2005. Kiat Sukses Berwirausaha.Yogyakarta.
Hisrich, R.D. dan Peters, M.P, 1995, Entrepreneurship, Starting, Developing, and Managing A New Entreprise. New York, Richcard D. Irwin, Inc.
Irawan, 2007. Kewirausahaan UKM, Pemikiran dan Pengalaman, Graha Ilmu, Jakarta.
Iwantono, 2002. Kiat Sukses Berwirausaha (Strategi Baru mengelola Usaha Kecil Menengah), PT.Gramedia Widiasarana, Jakarta.
Jenkins, M. & Johnson, G. 1997. Entrepreneurial Intentions and Outcomes: A Comparative Causal Mapping Study. Journal Management Studies, 34, 895-920.
John Burgess, 1993. Small Business Management Fundamentals Sixth Edition. New York: McGrawhilllnc. hal. 4,6,35,37-38.
Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kadarisman, 2007. Memperkuat Ekonomi Nasional Berbasis Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta : Kelompok Independen Indonesia.
Kemendiknas. (2010). Modul I: Membangun Jiwa Kewirausahaan. Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausaha. Jakarta: Kemendiknas.
(3)
Kemendiknas. (2010). Modul 2: Konsep Dasar Kewirausahaan. Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausaha. Jakarta: Kemendiknas.
Kristanto, 2009. Kewirausahaan Entrepreneur ship, Pendekatan Manajemen dan Praktik, Graha Ilmu, Jakiarta.
Krueger, JR, N.F., Reilly, M.D., & Carsrud, A.L. (2000). Competing Models of Entrepreneurial Intentions. Journal of Business Venturing, 15, 411-432. Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
_________, 2006. Kewirausahawan, Metode, Manajemen dan Implementasi,
Balai Pustaka Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Suyuti, 2001. Kepemimpinan Organisasi. Penebit Grafika.
Sondang, 2009. Kiat Meningkatlam Produktivitas Kerja. Rineka Cipta, Jakarta. Skripsi :
Fajrinur (2007) dengan judul penelitian ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU)”. Indra Hakim Matondang (2006) dengan judul penelitian “Analisis Faktor – Faktor
(4)
Lampiran I
PERAN PIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA PADA USAHA BUTIK YSMN MEDAN
Daftar Pertanyaan Penelitian sebagai Pedoman Wawancara Medalam (Depth Interview)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
I Pedoman
Pertanyaan untuk Profil Usaha Responden
Profil Responden 1. Bagaimana perjalanan anda membuka Butik YSMN?
2. Mengapa anda memutuskan untuk membuka usaha Butik YSMN? 3. Sebelum membuka usaha YSMN,
apakah ada usaha lain yang anda jalankan?
4. Berapa penghasilan yang anda peroleh dari hasil penjualan produk di Butik YSMN?
5. Apakah ada faktor yang mendorong anda membuka Butik YSMN?
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Fungsi
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan seperti apa yang ibu terapkan terhadap karyawan. 2. Apakah ibu mengatur karyawan
dengan cara diktator?
3. Menurut ibu apakah anda tipikal seorang pemimpin yang bijaksana? 4. Bagaimana cara ibu memberikan
motivasi dan semangat bagi setiap karyawan?
5. Sebagai seorang pimpinan, bagaimana ibu menilai semua tugas yang diberikan kepada karyawan?
(5)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Fungsi
Kepemimpinan
6. Sebagai seorang pemimpin, apakah ibu sering memberikan bonus kepada karyawan?
7. Apakah ibu pernah bersikap kasar kepada karyawan anda?
8. Sebagai seorang pemimpin, kinerja seperti apa yang ibu terapkan kepada karyawan?
9. Apakah ibu selalu menerima kritik dan saran yang diberikan oleh karyawan?
10. Bagaimana cara ibu membangun semangat kerja para karyawan?
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan
II Pedoman
Pertanyaan untuk Kepemimpinan
Manajerial
Komunikasi 1. Apakah komunikasi antara pimpinan dan bawahan sudah terarah dan terjalin dengan baik? 2. Apakah karyawan mengalami
kendala saat berkomunikasi dengan konsumen?
3. Dalam penjualan online, apakah informasi mengenai Butik YSMN dapat dipahami dengan jelas oleh konsumen?
4. Apakah komunikasi pesan yang disampaikan konsumen dapat dilayani dengan baik oleh Butik YSMN?
5. Sistem komunikasi apa yang sering anda gunakan terhadap konsumen?
6. Selama butik YSMN ini dibuka, apakah komunikasi antara konsumen berjalan lancar sampai sekarang ini.
7. Apakah komunikasi efektif sudah anda terapkan di butik YSMN ini?
(6)
No Responden Pertanyaan Daftar Pertanyaan III Pedoman
Pertanyaan untuk Operasional Usaha Kecil
Operasional usaha kecil
1. Produk-produk apa sajakah yang anda tawarkan di Butik YSMN? 2. Berapa penghasilan yang anda
peroleh setiap bulannya dalam usaha Butik YSMN?
3. Apakah anda mempunyai teknik khusus dalam menjalankan usaha Butik YSMN ini?
4. Seberapa besar peluang anda dalam mengembangkan Butik YSMN ini?
5. Apakah ada niat anda membuka cabang Butik YSMN menjadi lebih luas?