BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perilaku Keputusan Keuangan - Pengaruh Bauran Pemasaran dan Motivasi Terhadap Perilaku Keuangan Pengunjung Draco Waterpark Medan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perilaku Keputusan Keuangan Perilaku keputusan keuangan adalah Perilaku seseorang dalam
memutuskan penggunaan uang yang dimilikinya. Dewasa ini, perilaku keputusan keuangan merupakan topik bahasan yang semakin banyak diminati terutama para pengusaha menengah ke atas. Bahkan perilaku keputusan keuangan sering menjadi satu variabel dari beberapa variabel lainnya yang diteliti baik oleh para pengusaha, investor maupun para akademisi dari beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Banyak penelitian yang dilakukan dalam kaitan dengan perilaku keuangan, antara lain seperti hasil penelitian Foster (2001) menyimpulkan bahwa, perilaku terhadap penggunaan uang sering diartikan sebagai motivasi terhadap uang yang dimilikinya. Artinya, uang yang berada di tangan seseorang akan mempunyai perlakuan berbeda bagi setiap orang yang memilikinya, karena dipengaruhi oleh keinginan setiap individu untuk membelanjakannya. Perilaku penggunaan uang berarti kemana dan untuk apa uang yang dimiliki itu dipergunakan sangat terpengaruh dengan keadaan uang yang dimiliki seseorang dikaitkan dengan keinginan orang yang bersangkutan.
Oleh sebab itu penggunaan uang yang dimiliki oleh setiap individu dipengaruhi oleh berbagai hal seperti gaya hidup, kebutuhan yang harus
11 dipenuhi rencana jangka panjang atau jangka pendek. Factor usia, status kekeluargaan (kawin/belum kawin).
Seseorang yang sudah menikah, cenderung lebih banyak memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan rumahtangganya dibandingkan dengan yang lain terutama mereka yang belum menikah. Bahkan Lim dan Teo (1997). mengelompokkan perilaku penggunaan terhadap uang oleh seseorang ke dalam beberapa kelompok. Di dalam penelitian ini Lim dan Teo menggunakan indikator perilaku penggunaan uang berdasarkan jenis kelamin dan kesulitan keuangan yang meliputi Obsession, Power, Budget, Achievement, Evaluation,
Anxiety, Retention, dan Non Generous.
Indikator Obsession, seseorang yang tergolong ke dalam indikator ini beranggapan bahwa uang adalah tujuan utama dari hidup ini, biasanya ia akan melakukan apapun yang dianggap boleh dilakukan atau legal demi mendapatkan uang yang ia inginkan. Indikator Power, seseorang yang tergolong ke dalam indikator ini beranggapan bahwa uang adalah sumber kekuatan untuk dapat membantu atau mempengaruhi orang lain. Indikator Budget, seorang investor digolongkan ke dalam indikator ini jika ia lebih menyukai menyimpan uang yang dimilikinya daripada membelanjakannya. Seseorang yang tergolong ke dalam indikator ini akan benar-benar memilih barang mana dan untuk hal apa yang ia perlukan dan akan menawarnya dengan harga yang terbaik yang ia inginkan.
Indikator Achievement, seseorang yang berada di dalam indikator ini menganggap uang adalah simbol kesuksesan dan menganggap bahwa gaji dan pendapatan yang ia terima mencerminkan kemampuan yang ia miliki. Indikator
Evaluation, di dalam indikator ini seseorang akan menganggap uang sebagai alat standar untuk membandingkan dan mengevaluasi segala sesuatu.
Indikator Anxiety, seseorang yang tergolong ke dalam indikator ini selalu merasa khawatir dan cemas ketika ditanya mengenai keuangan yang mereka miliki, selain itu seseorang yang tergolong ke dalam indikator ini selalu merasa rendah diri ketika ada seseorang dengan uang lebih berada di sekitar mereka.
Indikator Retention, seseorang yang termasuk ke dalam indikator ini akan cenderung sulit untuk mengambil keputusan apakah ia akan menyimpan uangnya atau tidak. Selain itu ia juga akan merasa ketakutan ketika mengeluarkan uang. Indikator yang terakhir adalah non generous, seseorang yang termasuk di dalam indikator ini senang untuk berbagi atau memberi terhadap sesama selain itu ia juga senang memberi bantuan kepada orang lain.
2.1.2. Produk
Produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2008). Penelitian yang diusung oleh Rinaldi Bursan (2009) dan Rudi Haryadi (2009) menyatakan bahwa variabel produk memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian atau penggunaan uang.
Produk yang berkualitas akan diminati para konsumen. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas produksi menurut Garvi dalam Tjiptono (2003) adalah kinerja, fitur, reliabilitas, kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan, serviceability, keindahan dan kualitas yang dipersepsikan. Kinerja adalah karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, fitur adalah karakteristik sekunder yang melengkapi fungsi dasar produk, reliabilitas adalah kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau kegagalan produk, kesesuaian dengan spesifikasi adalah sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya, daya tahan adalah seberapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, serviceability adalah kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan direperasi, serta penanganan keluhan secara memuaskan, keindahan dimaksudkan daya tarik produk terhadap panca indera dan kualitas yang dipersepsikan adalah citra dan reputasi produk serta tanggungjawab perusahaan kepadanya.
Kotler dan Amstrong (2008) menyebut produksi sebagai semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk adalah sesuatu yang dihasilkan usaha atau perusahaan. Setiap perusahaan dalam mengeluarkan produknya sebaiknya terlebih dahulu menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar atau konsumen. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:701) menyebut produksi sebagai barang atau jasa yang dibuat atau ditambah nilainya diproses, produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
Berdasarkan uraian dapat diketahui bahwa produksi itu adalah segala sesuatu yang dapat memberi kepuasan kepada setiap peminatnya, baik berupa barang nyata maupun berupa jasa.
2.1.3. Promosi
Menurut Swasta dan Irawan (1981) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (1990:703) mengartikan promosi sebagai “perkenalan dalam rangka memajukan usaha, dagang dan sebagainya”, Selanjutnya Baaker dalam Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix (2010) menyatakan, promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Promosi dapat dilakukan oleh suatu perusahaan melalui periklanan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli, sasaran, dan masyarakat melalui media massa seperti radio, televise, koran, majalah, tabloid, dan direct mail lainnya.
Promosi juga merupakan hal terpenting karena promosi akan membawa citra suatu perusahaan. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swasta dan Irawan, 2001). Hampir sama dengan Swasta dan Irawan, Lamb, dkk (2001), menyatakan promosi sebagai komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan, dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon yang memiliki fungsi untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing.
Keunggulan deferensiasi merupakan suatu kumpulan dari fitur yang unik dari suatu perusahaan dan produknya yang diterima oleh target pasar sebagai sesuatu yang penting dan unggul dibanding pesaing. Fitur tersebut dapat meliputi produk berkualitas tinggi, pengiriman yang cepat, harga yang murah, pelayanan yang baik, atau fitur lain yang tidak ditawarkan oleh pesaing. Dengan demikian promosi merupakan bagian penting dari bauran pemasaran, menginformasikan para konsumen atas manfaat produk dan kemudian memposisikan produk dalam pasar (Lamb, 2001).
Menurut Swasta dan Irawan (2001) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal di atas maka dibutuhkan persiapan ataupun sarana promosi agar apa yang diinginkan perusahaan dapat memenuhi sasaran dan efisien.
Sarana yang dapat digunakan dalam promosi menurut Swasta dan Irawan (2001) dapat berupa: (a). Iklan yaitu emua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi
s barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.
(b). Promosi Penjualan, yaitu kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan dan pameran, demonstrasi. (c). Publisitas, yaitu endorong permintaan secara non pribadi untuk suatu
p
produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung, dan
(
d). Personal selling , yaitu resentasi lisan dalam suatu pembicaraan dengan
p satu atau beberapa pembeli dengan tujuan untuk menciptakan penjualan.
Dengan demikian promosi dapat diartikan sebagai upaya untuk menarik minat seseorang membeli, mempergunakan dan memanfaatkan sesuatu yang diproduksi guna memperoleh pelanggan dan keuntungan.
2.1.4. Harga
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut (Tjiptono, 1997), harga adalah suatu indikator kualitas dimana suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Tjiptono, 1997), yaitu: (a) Peranan alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. (b) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan.
Selain desain produk, harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya suatu produk sangat relatif sifatnya.
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifi- kasikan harga dengan nilai.
Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif. Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi persaingan di pasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang paling diperhatikan ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga.
Tjiptono (1997) mengemukakan harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana indikator tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang menjadi pengharapan produsen. Harga juga biasanya mencerminkan kualitas jasa dari produk yang menyertainya, mencerminkan prestise, dan sebagainya. Harga adalah nilai dari sesuatu barang yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian suatu produk atau barang tersebut.
2.1.5. Tempat
Tempat atau lokasi adalah daerah, tempat atau wilayah tertentu dari sesuatu. Faktor lokasi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil konsumen untuk membeli atau menggunakan uangnya suatu membeli atau menikmati suatu produk. Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen dan dekat dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang selalu diminati para konsumen terutama tempat untuk suatu usaha, termasuk usaha permainan anak-anak seperti Draco waterpark Medan
Menurut Lamb (2001), pemilihan lokasi yang baik, merupakan keputusan yang sangat penting. Pertama, karena keputusan lokasi mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang, apakah lokasi tersebut telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan usaha di masa mendatang. Lokasi yang dipilih haruslah mampu mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga usahanya dapat bertahan. Dan yang terakhir, apabila nilai lokasi memburuk akibat perubahan lingkungan yang dapat terjadi setiap waktu, mungkin saja usaha tersebut harus dipindahkan atau ditutup.
Lokasi adalah tempat dimana sesuatu berada. Menurut Lupiyoadi (2001) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Pada lembaran lain Lupiyoadi (2001) menegaskan, bahwa lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategi. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi.
Selanjutnya Lupiyoadi (2001), membedakan atas tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi atau tempat, yaitu: (1)
Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting, perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
(2) Pemberi jasa mendatangi konsumen Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
(3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung Dalam hal ini yang berinteraksi adalah service provider dan konsumen yang dilakukan melalui sarana tertentu seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak dapat terlaksana.
Selanjutnya, menurut Tjiptono (2003) dalam memilih lokasi untuk menjalankan suatu usaha, para pengusaha/ pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: (1)
Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau (2)
Visibilitas yaitu kemudahan untuk dilihat (3)
Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar terjadinya impuls buying dan kepadatan serta kemacetan bisa menjadi hambatan
(4) Tempat parkir yang luas dan aman
(5) Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian hari. (6)
Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan (7)
Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis (8)
Peraturan pemerintah Adapun kategori tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tempat hiburan keluarga yaitu Draco Waterpark Polonia, Medan, Sumatera
Utara, yang relatif mudah dijangkau oleh seluruh warga Kota Medan karena berada tepat pada pusat kota. Selain lokasi yang strategis dan dapat di jangkau oleh seluruh warga Kota Medan, Waterpark Polonia Medan juga memiliki lahan
ntuk parkir yang cukup luas, dan memiliki tata ruang yang menarik serta memiliki
u
hamper seluruh jenis permainan untuk semua umur. Keadaan Waterpark Polonia
Medan yang sedemikian, sangat menarik buat penduduk Kota Medan. Oleh karena itu, indikator variabel penelitian untuk kategori tempat adalah berupa lokasi Draco Waterpark yang mudah diakses, serta memiliki desain dan fasilitas yang memuaskan pengunjung sangat tepat.
Dengan demikian maka diharapkan penggunaan keuangan pengunjung atau konsumen akan lebih merasa nyaman dengan adanya tempat yang memiliki fasilitas yang dibutuhkan pengunjung Draco Waterpark Medan.
2.1.6. Motivasi
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mampu mendorong seseorang bertindak (Kotler dan Keller, 2009). Motivasi muncul karena ada kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Motivasi terbentuk karena adanya rangsangan yang datang dari dalam diri seseorang (kondisi fisiologis). Rangsangan terjadi karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang seharusnya dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan motivasi, sehingga konsumen merasakan adanya pengenalan kebutuhan (Sumarwan, 2003). Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan kepada konsumen, sehingga adanya dorongan pada dirinya untuk melakukan tindakan.
Menurut Wahyuni (2008) dalam motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional 2.2.
Penelitian Terdahulu
Peneliti yang pernah mengadakan penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Rusydi Abubakar Dalam penelitiannya tahun 2005 yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda
Aceh ”. Menyimpulkan bahwa Produk memiliki pengaruh positifterhadap perilaku keuangan. Harga memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keuangan. Promosi memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keuangan. dan Tempat tidak memiliki pengaruh positif terhadap perilaku keuangan.
2. Faris Nabhan dan Enlik Kresnaini Dalam penelitiannya tahun 2005 yang berjudul:“ Faktor- Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian
Pada Rumah Makan di Kota Batu” menyimpulkan bahwa, Produk, Pelayanan,
Harga, Tempat, Kelas Sosial, Promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan.
3. Siti Fatonah dan R. Sigit Soebandiono
Dalam penelitiannya tahun 2010 yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Marketing Mix Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Benih
Jagung Hibrida Pioneer P21 Di Kabupaten Bantul ”. menyimpulkan bahwa,
Produk berpengaruh signifikan terhadap perilaku keuangan, Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan Tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Rinaldi Bursan Dalam penelitiannya tahun 2009 yang berjudul “Tanggapan Konsumen Atas Bauran Pemasaran Rokok Sampoerna A MILD (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Unila). Menyimpulkan bahwa Produk, Harga,
Distribusi, Promosi dan Produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku keuangan konsumen, Harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan, Promosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan, dan Saluran Distribusi memiliki pengaruh terhadap perilaku keuangan.
5. Dewi Urip Wahyuni Dalam penelitiannya tahun 2008 yang berjudul Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek ”Honda” di Kawasan Surabaya Barat, menyimpulkan bahwa Motivasi dalam
(konsumen) dalam melakukan pembelian
diri akan mempengaruhi seseorang
karena didasarkan pada dorongan yang dimiliki misalnya penilaian terhadap
kualitas, harga, kenyamanan pemakaian terhadap barang yang dibutuhkan.Adapun ringkasan hasil penelitian beberapa peneliti di atas dapat dilihat melalui table berikut ini.
Produk, Pelayanan, Harga, Tempat, Kelas Sosial, Promosi berhubungan positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian.
Variabel Independent: Produk, Harga, Distribusi, Promosi Variabel Dependent: Keputusan Produk, Harga,
Konsumen Atas Bauran Pemasaran Rokok Sampoerna A MILD
4 Rinaldi Bursan 2009) Tanggapan
Produk, Harga, Promosi, Distribusi berhubungan positif terhadap Keputusan Pembelian
Variabel Independent:. Produk, Harga, Promosi, Distribusi Variabel Dependent: Keputusan Pembelian
Analisis Faktor- Faktor Marketing Mix Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Benih Jagung Hibrida Pioneer P21 Di Kabupaten Bantul
3 Siti Fatonah dan R. Sigit Soebandiono (2010)
Independent: Produk, Pelayanan, Harga, Tempat, Kelas Sosial, Promosi. Variabel Dependent: Keputusan pembelian
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Penelitian
Berpengaruh Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Pada Rumah Makan di Kota Batu Variabel
2 Faris Nabhan dan Enlik Kresnaini (2005) Faktor- Faktor Yang
Produk, Harga, Promosi dan Tempat berhubungan dengan keputusan pembelian
Variabel Independent: Produk, Harga, Promosi, Tempat Variabel Dependent: Keputusan Pembelian
Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh
1 Rusydi Abubakar (2005) Pengaruh Bauran
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Simpulan Penelitian
Distribusi dan Promosi berhubungan signifikan terhadap Keputusan
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Simpulan Penelitian Pembelian Konsumen pembelian
5 Dewi Urip Wahyuni Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek ”Honda” di Kawasan Surabaya Barat Variabel independen: Motivasi, persepsi, sikap.
Variabel dependen: keputusan pembelian Motivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. Sumber: Hasil Penelitian Rusydi Abu Bakar (2005), Faris Nabhan dan Enlik Kresnaini (2005), Siti Fatonah dan R. Sigit Soebandiono (2010) dan Rinaldi Bursan (2009), Dewi Urip
Wahyuni (2008), data diolah.
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
2.3.1. Kerangka Konseptual
Dengan mengkaji hasil penelitian terdahulu, maka dibangun kerangka konseptual sebagai berikut: a)
Produk berpengaruh terhadap perilaku keuangan pengunjung Draco Waterpark Medan (hasil penelitian Faris Nabhan dan Enlik Kresnaini, 2005)
Gambar 2.1 Produk Berpengaruh Terhadap Perilaku Keputusan Keuanganb) Promosi berpengaruh terhadap perilaku keuangan pengunjung Draco
Waterpark Medan (hasil penelitian Rinaldi Bursan, 2009)
Gambar 2.2 Promosi Berpengaruh Terhadap Perilaku Keputusan KeuanganProduk Perilaku Keputusan Keuangan
Promosi Perilaku K K c) Harga berpengaruh terhadap perilaku keuangan pengunjung Draco Waterpark
Medan (hasil penelitian Siti Fatonah dan R. Sigit Soebandiono, 2010 dan
Made Novandri SN (2010) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian) Harga Perilaku
Keputusan Keuangan
Gambar 2.3 Harga Berpengaruh Terhadap Perilaku Keputusan Keuangand) Tempat berpengaruh terhadap perilaku keuangan pengunjung Draco
Waterpark Medan (hasil penelitian Siti Fatonah dan R. Sigit Soebandiono, 2010 menyatakan bahwa tempat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian)
Tempat Perilaku Keputusan Keuangan
Gambar 2.4 Tempat Berpengaruh Terhadap Perilaku Keputusan Keuangane) Motivasi berpengaruh terhadap perilaku keuangan pengunjung Draco
Waterpark Medan (hasil penelitian Dewi Urip Wahyuni, 2008, menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian)
Motivasi Perilaku Keputusan Keuangan
Gambar 2.5 Motivasi Berpengaruh Terhadap Perilaku Keputusan KeuanganDengan demikian, dapat diketahui bahwa, produksi, promosi, harga dan tempat berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku keputusan keuangan pengunjung Draco Waterpark jalan W. Mongonsidi Nomor 45 Polonia, Medan.
Agar gambaran pengaruh keempat variabel X ke Variabel Y lebih jelas, dapat dilihat melalui gambar berikut:
FAKTOR EKSTERNAL .
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran TeoritisSumber: Data diolah PROMOSI (X 2 ) PRODUK
(X 1 ) HARGA (X 3 ) TEMPAT
(X 4 ) PERILAKU KEPUTUSAN KEUANGAN (Y)
MOTIVASI (X 5 )
2.3.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diberikan adalah terdapat pengaruh faktor produk, promosi, harga, tempat dan motivasi secara bersama-sama dan secara parsial terhadap perilaku keputusan keuangan pengunjung Draco Waterpark Medan