BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan - Pengaruh Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Grup Mopoli Raya Tahun 2005-2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

  Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menunjukkan kondisi terkini dari perusahaan. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk laporan posisi keuangan) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Menurut Sofyan S. Harahap (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1 adalah:

  1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan

  Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.

  3. Keandalan Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

  4. Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu: 1.

  Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

  2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;

  3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;

  4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;

  5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;

  6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;

  7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya.

  Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan harus dimengerti dan dipahami. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui rasio keuangan yang lazim dilakukan.

  Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

  1. Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya satu tahun.

  Menurut James C. van Horne (Kasmir, 2008:30), laporan posisi keuangan adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan posisi keuangan merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian, laporan posisi keuangan menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga, yaitu:

1. Aktiva lancar;

  2. Aktiva tetap; dan 3.

  Aktiva lainnya. Kemudian, kewajiban dibagi dalam dua jenis, yaitu: 1.

  Kewajiban lancar (utang jangka pendek); dan 2. Utang jangka panjang.

  Sementara itu, komponen modal terdiri dari: 1.

  Modal setor; 2. Laba yang ditahan dan lainnya.

2. Laporan laba rugi

  Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode (Kasmir, 2008:45). Menurut Sofyan S.Harahap, (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.

  Menurut James C. van Horne (Kasmir, 2008:45) laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi merupakan penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan.

  3. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu seperti satu bulan atau satu tahun.

  4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

  Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

2.1.2. Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Agar laporan keuangan dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka diperlukan analisis laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar diketahuinya posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

  Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Di samping itu, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula antar beberapa periode.Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah: (Kasmir, 2010: 92) 1.

  Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

  2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

  3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.

  4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu diperlukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

  5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.2.1. Metode Analisis Laporan Keuangan

  Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu: (Kasmir, 2010: 95)

  1. Analisis vertikal (statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari perioden ke periode.

  2. Analisis horizontal (dinamis) Analisis horizontal, merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.2.2. Teknik Analisis Laporan Keuangan

  Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: (Kasmir, 2010:96)

  1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.

  2. Analisis Tren Analisis Tren merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase.

  3. Analisis Persentase Per Komponen Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di laporan posisi keuangan maupun laporan laba rugi.

  4. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.

  5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.

  6. Analisis Rasio Analisis Rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi

  7. Analisis Laba Kotor Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke suatu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.

8. Analisis Titik Pulang Pokok/ Titik Impas (Break Even Point)

  Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

2.1.3. Rasio Keuangan

  Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan laporan keuangan atau antar laporan keuangan kemudian dibandingkan. Setelah itu dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja perusahaan dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan.

  Menurut James C. van Horne dalam Kasmir (2010: 104) menyebutkan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu pperiode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan.

2.1.3.1. Bentuk Rasio Keuangan

  Menurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2008:106), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

  Rasio Lancar (Current Ratio)

  • Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
  • 2.

  Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt

  • Ratio)

  Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)

  • Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)

  • Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage) 3.

  Rasio Aktivity (Activity Ratio)

  • Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
  • Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average

  Collection Period)

  • Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over)
  • Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4.

  Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

  • Margin laba penjualan (Profit Margin Sales)
  • Daya laba dasar (Basic Earning Power)
  • Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets)
  • Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity) 5.

  Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

  • Pertumbuhan penjualan
  • Pertumbuhan laba bersih
  • Pertumbuhan pendapatan per saham
  • Pertumbuhan dividen per saham 6.

  Rasio penilaian (Valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

  • Rasio harga saham terhadap pendapatan
  • 2.1.4. Solvabilitas

  Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.

  Solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahan untuk membayar seluruh kewajibanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahan dibubarkan. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahan dibiayai oleh utang atau oleh pihak lain dengan kemampuan perusahan yang digambarkan oleh modal. Jadi, penggunaan jumlah utang perusahan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersedian aktiva yang bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi solvabiltas, perusahan harus semaksimal mungkin meningkatkan labanya agar mampu membiayai dan membayar utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba, dengan demikian, perusahan tersebut akan bangkrut.

  Menurut Kasmir (2008:113), rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

  2.1.4.1. Debt to Equity Ratio

   Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

  utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

  Total Utang ( ) =

  Ekuitas ( )

2.1.5. Rentabilitas

  Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008:114).

  Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Raharjaputra (2009:205) menyatakan bahwa profitabilitas/rentabilitas mengukurkemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntunganbaik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, asetbersih perusahaan maupun modal sendiri.Rasio Rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut.

1. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal senndiri dan asing).

  2. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar. Penggunaan rasio rentabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.

  2.1.5.1 Profit Margin on Sales Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.

  Penjualan Bersih − Harga Pokok Penjualan Profit margin =

  Sales

2.1.6. Ukuran Perusahaan

  Hasil dari banyak studi menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal, dan banyak studi menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006). Ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange, 2006). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil (Elsas danFlorysiak, 2008). Pada dasarnya, ukuran perusahaan dapat dinyatakan pada total aset, log size, penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar memiliki risiko lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik dari kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki akses yang lebih baik ke sumber-sumber informasi eksternal daripada perusahaan kecil (Yunila, 2010). Sementara itu, ukuran perusahaan juga menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan akan menghasilkan pada lebih dikenal oleh masyarakat, yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai pemegang saham. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aset dengan nilai besar aset menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan.

  Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, dapat digunakan untuk operasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset perusahaan menunjukkan bahwa mereka telah mencapai tahap kedewasaan dalam tahap ini di mana perusahaan memiliki arus kas positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam waktu yang relatif lama, tetapi juga mencerminkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu untuk membuat keuntungan dibandingkan dengan total aset yang perusahaan kecil.Sehubungan dengan di atas paparan, semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam membuat keputusan investasi sehubungan dengan saham perusahaan semakin banyak (Sircgar dan Utama, 2005). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah proxy untuk total aset logaritma (Nuringsih, 2005).

  Ukuran perusahaan = Ln

2.1.7. Kinerja Keuangan

  Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

  Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat menggunakan analisis laporan keuangan atau analisis rasio. Ross dkk. (2009:78) menyatakan bahwa rasio merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Rasio yang umum digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Dalam rasio likuiditas, hal-hal utama yang diukur adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban- kewajibannya dalam jangka pendek tanpa ada tekanan yang berlebihan (Ross dkk., 2009:79). Rasio ini memfokuskan pada aset lancar dan kewajiban lancar. Solvabilitas adalah kemampuan jangka panjang perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Ross dkk., 2009:83). Pengukuran solvabilitas ini dapat disebut juga leverage ratio. Profitabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset dan mengelola operasinya secara efisien (Ross dkk., 2009:89). Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi.

  2.1.7.1. Return on Equity Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

  =

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Variable Dependen :

  positif dan signifikan terhadap ROA,

  Sales

  dan Size berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

  4 Octa Vianus, Eldy (2011)

  Variabel Independen :

  Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas

  Kinerja Keuangan Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas sudah baik terlihat dari dari laporan keuangan pada akhir periode.

  signifikan terhadap ROA, Total Asset

  5 Siregar, Hasrul (2013)

  Variabel Independen :

  Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas

  Variabel Dependen :

  Kinerja Keuangan Likuiditas, Solvabilitas Dan Aktivitas secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.

  Sumber: Diolah oleh peneliti

  Turnover berpengaruh

  Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.

  Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  2 Wahyu Lusiana, Farida (2010)

  1 Febriantina Istiqomah, Dyah (2010)

  Variabel Independen :

  Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Kepemilikan Publik

  Variable Dependen :

  Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan

  Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas, solvabilitas, likuiditas memiliki pengaruh terhadap keterlambatan publikasi laporan keuangan. Namun, hasil analisis juga menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap keterlambatan publikasi laporan keuangan.

  Variabel Independen :

  Variabel Independen : Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales, Size Variable Dependen : Return on Asset (ROA) Current Ratio dan Debt Equity

  Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Aktivitas

  Variable Dependen :

  Price Earning Ratio Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas

  , rasioaktivitas, dan rasio profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

  price earning ratio. Sedangkan

  rasio solvabilitas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio.

  3 Afriyanti, Meilinda (2011)

  Ratio berpengaruh negatif dan

2.3. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang diteliti. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini antara lain: solvabilitas, rentabilitas, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Solvabilitas dan Rentabilitas terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel

  

Moderator

1 Solvabilitas (X )

  (Debt to Equity

  Ratio )

  Kinerja Keuangan (Y)

2 Rentabilitas (X )

  (Profit Margin on

  Sales )

  3 Ukuran Perusahaan (X )

  Berdasarkan gambar 2.1, maka dapat dijelaskan bahwa solvabilitas dan rentabilitas merupakan informasi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan baik secara simultan maupun secara parsial. Solvabilitas dan rentabilitas merupakan informasi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dalam perusahaan. Ukuran perusahaan sebagai variabel moderator dapat mempengaruhi hubungan antara solvabilitas dengan kinerja keuangan. Ukuran perusahaan sebagai variabel moderator juga dapat mempengaruhi hubungan rentabilitas dengan kinerja keuangan.

2.4. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

  1. solvabilitas dan rentabilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan baik secara simultan maupun secara parsial,

  2. ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara solvabilitas dan rentabilitas dengan kinerja keuangan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya organisasi - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan PT. Telkom Medan

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham - Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

0 1 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

0 0 7

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

0 1 11

Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Audit Internal 2.1.1.1. Definisi Audit Internal - Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PDAM Tirtanadi Medan

0 1 35