Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah

  Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Tengah

  Tapanuli Tengah adalah sebuah Ibu kotanya adalah Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Daerah Otonom dipertegas oleh Pemerintah dengan Undang-undang Nomor 7 Drt 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten- kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah tanggal 24 Agustus 1945. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 6.194,98 km². Adapun yang menjadi batas wilayah kabupaten ini adalah Sebelah Utara berbatasan dengan provinsi Aceh tepatnya di Singkil. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Tapanuli selatan. Sebelah barat berbatasan dengan kota Sibolga dan Samudera Indonesia. Serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Barat.

  Jumlah penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan. Sementara untuk kondisi daerah nya sebagian besar berbukit - bukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.Pada bulan Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 24 kelurahan dan 154 desa dan terdiri dari dua puluh kecamatan diantaranya ada Andam Dewi, Badiri, Barus, Barus Utara, Kolang, Lumut, Sibabangun, Pandan, PasaribuTobing, PinangSori, Sarudik, Sirandorung, Sitahuis, Sorkam, Sorkam Barat, Sosor Bangun, Tapian Nauli, dan Tukka.

  Produktivitas Tanaman Pangan

  Produktivitas pertanian tanaman pangan dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kemampuan berproduksi dalam satu satuan luas. Namun secara luas produktivitas diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan segala potensi sumberdaya yang ada disertai dengan kemampuan untuk meminimumkan segala resiko yang dapat memperkecil pendapatan tersebut dalam satu satuan periode yang dibutuhkan. Hubungan antara produksi yang dihasilkan dengan pendapatan yang akan diterima petani sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

  Usaha peningkatan produksi padi sawah di Indonesia pada dasarnya ditempuh secara bersama-sama dengan dua cara yaitu: 1) Peningkatan hasil tiap satuan luas (Intensifikasi), 2) Perluasan areal tanaman (Ekstensifikasi). Peningkatan produktivitas tanah pada umumnya diutamakan dari perluasan areal pertanian, hal ini terjadi karena terbatasnya tanah yang tersedia dan sulitnya pemindahan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang renggang. Produktivitas tanah umumnya dilakukan melalui 1) perbaikan di bidang teknologi pertanian untuk meningkatkan daya produksi tanaman 2) mengusahakan cara bertanam baru yang memungkinkan sebidang tanah menghasilkan lebih dari satu macam tanaman pada waktu yang sama misalnya pertanian Tumpang Sari (Syahwier, dkk, 1994).

  Teknologi dan Industri Pertanian Tanaman Pangan

  Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).

  Teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, memperluas spectrum pemanfaatan nilai tambah yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan daya saing suatu komoditi di pasar. Oleh karena, itu teknologi akan terus berkembang dalam memasuki era industrialisasi, perkembangan tersebut tidak akan dapat di abaikan (A. M Mukhtar, 1999).

  Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri, menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya. Sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang diperlukan oleh industri pengolah pertanian meliputi: usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah nilainya (Karmadi, 2003).

  Tantangan yang dihadapi pembangunan pertanian pada saat sekarang ini adalah penyediaan pangan bergizi yang cukup dan terjangkau oleh masyarakat. Kecukupan pangan ini kemudian diperluas wacananya bukan hanya dari segi produksi saja, namun juga bagi ketahanan pangan (food security) dalam arti yang luas serta keamanan dan kesehatan pangan (food safety dan food healthy). Sehingga masalah yang berhubungan dengan standar produk juga harus diperhatikan. Persaingan dalam hal memproduksi bahan pangan pertanian memerlukan praktek-praktek yang menjamin mutu dan keamanan, seperti Good

  

Farming Practises (GFP), Good Handling Practises (GHP) dan Good Manfacturing Practises

(GMP). Kecenderungn kearah hal tersebut memerlukan keahlian keteknikan yang perlu terus

  ditingkatkan, sehingga sistem usaha pertanian kita mampu bersaing di pasar internasional (Ditjenhort, 2001).

  Menurut sejarahnya, padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan daerah subtropika seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan di daerah tanah kering dengan sistem ladang, tanpa pengairan dimana hal ini dilakukan pula di negara-negara lain (AKK, 1992).

  Peranan Mekanisasi Terhadap Pertanian Tanaman Pangan

  Mekanisasi pertanian sebagai bagian dari keteknikan pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Moens, 1978).

  Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 5 bidang, yaitu : 1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian

  2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air

  3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedung-gedung, bangunan, dan perlengkapan

  4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan mesin- mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan 5.

Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalan-persoalan penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu pengolahan pangan

  Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian, pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian. Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani (Handaka, 1996).

  Sistem Informasi Pertanian

  Informasi merupakan sumber daya penting dalam pertanian modern. Perkembangan komputer dan perbaikan teknologi komunikasi memberikan petani kesempatan untuk memperoleh informasi teknis dan ekonomi dengan cepat dan menggunakannya secara efektif untuk pengambilan keputusan. Pelaku pengembangan pertanian membutuhkan informasi inovasi pertanian yang memadai sebagai dasar strategi perencanaan dan pertimbangan untuk pengembangan usaha tani lebih lanjut (BPPP, 2004).

  Ketersediaan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang lengkap dan akurat adalah prasyarat penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan industri pertanian Indonesia. Oleh sebab itu pengembangan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu diarahkan pada ketersediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, relevan, dan konsisten yang kesemuanya tidak terlepas dari manajemen data dan informasi. Untuk itu, perlu disusun suatu pedoman penyempurnaan metodologi pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data/informasi berikut peraturan-peraturan pendukungnya, serta peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pembaharuan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tercapainya sasaran untuk mendapatkan data yang akurat, informatif dan representatif (Swastika, 2005).

  Pengembangan sistem informasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian difokuskan dengan mengembangkan suatu sistem jaringan komputer yang terintegrasi dan interaktif dalam aktivitas olah data dan informasi. Sistem jaringan tersebut pada akhirnya juga tidak hanya interaktif pada lingkup internal saja atau di Departemen Pertanian saja, tetapi juga dapat berinteraksi dengan sistem di luar lingkup tersebut

   (open system). Mengoptimalkan

  pemanfaatan teknologi internet dengan media berbasis web merupakan fokus dari pengembangan sistem jaringan komputer ini, karena saat ini merupakan teknologi komunikasi data yang tepat guna, dalam arti teknologi yang memiliki tingkat skalabilitas, fleksibilitas, reliabilitas, manajebilitas, serta sekuritas yang baik (Swastika, 2005).

  Data dan Sistem Informasi

  Menurut Mukhtar (1999), data yang sudah diproses menjadi informasi digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Secara grafik proses ini dapat dilihat pada gambar berikut: sistem pengambil data informasi keputusan keputusan proses data

  Gambar 1. Proses data menjadi informasi Agar informasi bisa berguna haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Reliable (dapat dipercaya). Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan haruslah akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari suatu organisasi.

  2. Relevan (cocok atau sesuai). Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada pembuat keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan bisa meningkatkan nilai dari suatu keputusan.

  3. Timely (tepat waktu). Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

  4. Complete (lengkap). Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan oleh pembuat keputusan.

  5. Understandable (dimengerti). Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.

  Mengacu pada pendapat James B. Bower, dkk (2002) dalam bukunya Computer , maka sistem penghasil informasi atau yang dikenal

  Oriented Accounting Informations System

  dengan nama sistem informasi memiliki pengertian sebagai berikut : Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan

  • oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
  • terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

  Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang

  Sistem informasi menerima masukan data dan mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya (Waljiyanto, 2003).

  Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja berguna bagi kegiatan layanan (Kroenke, 1992).

  Komponen Sistem Informasi

  Burch dan Grudnitski (1986) dalam Wahyono (2004) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen. Sebagai suatu sistem, blok-blok tersebut masing- masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

  1. Blok masukan Pada blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi dimana inputan tersebut adalah metode-metode dan media yang digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan.

  2. Blok model Pada blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

  3. Blok keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.

  4. Blok teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data

  menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

  5. Blok basis data Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (database management system).

  6. Blok kendali Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun jika telah terlanjur terjadi dapat langsung diatasi.

  Untuk mengubah data menjadi informasi diperlukan tahap-tahap dimana tahapan ini harus dilalui oleh setiap data yang masuk. Tahap-tahap tersebut adalah input data, proses data, penyimpanan data dan output informasi.

  Manusia sebagai pengelola sistem informasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dari sistem informasi. Oleh karena itu, hubungan antara sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen (Wahyono, 2004).

  Pemanfaatan Sistem Informasi

  Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari segi teknologi maupun manajemen pengoperasiannya. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia. Pengolahan informasi mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus disajikan (Wahyono, 2004).

  Pengembangan sistem informasi pertanian memerlukan dukungan data yang akurat, sistem informasi dan layanan data, serta informasi yang baik. Dengan sistem informasi yang baik, akan dapat dilakukan pemantauan dan penyebarluasan informasi pertanian secara cepat, akurat dan murah. Pengembangan sistem informasi juga diperlukan dalam membangun kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian baik oleh Departemen Pertanian maupun swasta (Hanani, 2003).

  Sistem Informasi Berbasis Komputer

  Pembagian sistem informasi menurut proses untuk mendapatkan informasi, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem informasi manual dan sistem informasi otomatis.

  Sistem informasi manual artinya, semua proses untuk memproduksi informasi tidak menggunakan komputer atau mesin. Keuntungan utama dari sistem ini adalah fleksibilitas yang tinggi, dapat dengan cepat menyesuaikan bentuk-bentuk informasi dengan situasi yang diinginkan atau pada situasi yang tidak umum. Disamping itu, sistem ini mampu menjalankan semua fungsi dan kondisi tanpa batas. Kerugian dari sistem ini adalah kecepatan dalam memproduksi informasi sangat lambat dan tingkat kepercayaan pemakai terhadap informasi yang dihasilkan juga sangat kecil.

  Sedangkan sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer dalam memproduksi informasi, sistem ini juga dikenal dengan nama computer based system.

  Keuntungan dari sistem ini adalah kecepatan dan akurasi yang tinggi dan bisa mengerjakan proses tanpa intervensi dari manusia. Namun, sistem ini tingkat fleksibilitasnya agak rendah karena perlu pengadaptasian terhadap sistem (Mukhtar, 1999).

  Sistem Informasi Berbasis Web

  Web merupakan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan data multimedia lainnya. Web adalah media yang digunakan untuk menampung data teks, gambar, animasi dan suara, yang dapat ditampilkan melalui internet dan dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung dengan internet. Untuk mendesain web, perlu memperhatikan hal-berikut:

  Jenis web yang akan dibangun (jenis isi atau konten yang akan ditampilkan)

  • Bentuk layout web (seni letak)
  • Tujuan atau sasaran pengguna web
  • Objek yang digunakan untuk menampilkan web (tabel, gambar, dan lain-lain)
  • Ukuran setiap file
  • Sistem pengoperasian atau update isi yang mudah
  • (Madcoms, 2006).

  Situs web dikategorikan menjadi dua:

  1. Web statis Web statis adalah web yang berisi/menampilkan informasi yang sifatnya statis (tetap).

  Disebut statis karena pengguna tidak dapat berinteraksi dengan web tersebut. Jika suatu web hanya berhubungan dengan halaman web lain dan berisi suatu informasi yang tetap maka web tersebut disebut statis.

  2. Web dinamis Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan pengguna untuk berinteraksi menggunakan

  

form sehingga dapat mengolah informasi yang ditampilkan.(Wahana Komputer, 2006)

HTML, PHP, dan MySQL

  HTML (hyper text markup language) adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menulis halaman web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung pada suatu platform tetentu (platform independent). Dokumen HTML adalah suatu dokumen teks biasa, dan disebut sebagai markup language karena mengandung tanda-tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen (Sutarman, 2003).

  PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan hypertext markup

  

language (HTML) untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side

scripting adalah sintak dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di

server akan tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web merupakan kombinasi

antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web.

  Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP, namun kekuatan utama adalah konektivitas basis data dengan web. Dengan kemampuan ini akan didapatkan sistem basis data yang dapat diakses dari web. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan structured query language (SQL) dalam hal ini MySQL sebagai basis data (Sunarfrihantono, 2002).

  Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan berbagai database yang terkenal. Dengan demikian menampilkan data yang bersifat dinamis yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk diimplementasikan (Kadir, 2003).

  MySQL adalah aplikasi database yang berjalan sebagai aplikasi service. Aplikasi

  

service berjalan tanpa menampilkan antarmuka pada desktop atau pada taskbar. MySQL

  menyediakan beberapa aplikasi tambahan yang berfungsi sebagai antarmuka. MySQL server merupakan aplikasi yang berjalan sebagai service dalam suatu sistem operasi. Penggunaan MySQL untuk website dinamis telah didukung oleh beberapa macam bahasa pemrograman website, seperti active server page (ASP), PHP, dan Java (Wahana Komputer, 2006).

  MySQL sebagai sistem manajemen database relasi (relation database management

  system

  ) bersifat “terbuka” (open source). Terbuka maksudnya adalah MySQL boleh didownload oleh siapa saja, baik versi kode program aslinya (source code program) maupun versi binernya (executable program) dan bisa digunakan secara (relatif) gratis baik untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan seseorang maupun sebagai suatu kebutuhan alikasi komputer (Arbie, 2004).

  Rancang Bangun Sistem Informasi

  Rancang bangun sistem dapat dilakukan dengan menggunakan metode system develompment life cycle (SDLC) ataupun rapid application development (RAD).

  Berdasarkan istilah system develompment life cycle-SDLC pembentukan katanya terdiri dari kata system, development, life, cycle dimana arti dari

  System , susunan; tata; kumpulan prosedur; kumpulan komponen; kumpulan dari berbagai - hal untuk suatu tujuan.

  Development, pengembangan; pembangunan; eksploitasi - Life, keawetan; hidup - Cycle, siklus; putaran; daur -

  Jadi system develompment life cycle adalah metoda yang menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki susunan dalam suatu pengembangan untuk mencapai tujuan tertentu (YTSE, 2009).

  Adapun konsep system develompment life cycle adalah : 1. Analisis

  Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk : a.

  Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini d.

  Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah:

  • Tujuannya adalah mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk). Hasil yang diperoleh adalah laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.

  Problem detection

  • Tujuannya adalah memberikan sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan. Hasil yang diperoleh adalah penjelasan sistem saat ini.

  Initial investigation

  Requirement analysis (determination of ideal systems)

  Tujuannya mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi). Hasilnya adalah penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.

  • Tujuannya menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya. Hasilnya adalah dokumen- dokumen tentang alternatif sistem yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem.

  Generation of system alternatives

  • Tujuannya adalah membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management. Hasilnya adalah hasil-hasil dari studi sistem.

  Selection of proper system

  Tahap perancangan (design) bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah:

  • Tujuannya memberikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya. Hasilnya dalam bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

  Output design

  • Tujuannya memberikan bentuk-bentuk masukan di dokumen dan di layar ke sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).

  Input design

  File design

  Tujuan memberikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi file.

  Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk: a.

  Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal kedalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya b.

  Mengimplementasikan sistem yang baru c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal

  Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah: Programming & testing

  • Tujuannya mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan menguji semua program serta memastikan semua fungsi/modul program dapat berjalan secara benar. Hasilnya adalah coding program dan spesifikasi program.
  • Tujuannya memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan (buku-buku panduan sistem). Hasilnya adalah rencana pelatihan sistem, modul-modul latihan dan sebagainya.

  Training

  • Tujuannya merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Perubahan sistem merupakan tanggung jawab tim designer ke

  System changeover pemakai sistem (user organization). Hasilnya adalah rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).

  Rapid application development (RAD) adalah salah satu alternatif dari system

development life cycle yang belakangan ini seringkali digunakan untuk mengatasi

  keterlambatan yang terjadi apabila menggunakan metode konvensional. Adapun keunggulan yang bisa didapatkan dengan menggunakan metode ini adalah kecepatan, ketepatan, dan biaya yang relatif lebih rendah dibanding dengan metode konvensional. Akan tetapi dalam menggunakan metode rapid application development perlu memperhatikan hal-hal penting seperti kesiapan tim, ruang lingkup sistem, kebutuhan user, dan kinerja sistem. Pada akhirnya, sebagai salah satu alternatif dari system development life cycle, maka rapid application

  

development dapat dijadikan acuan untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat

memenuhi kebutuhan user.

  Model RAD adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek/singkat/cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :

  1. Component based construction (pemrograman berbasis komponen).

  2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.

  3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.

  4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.