Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah

(1)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

BUDAYA DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

KERTAS KARYA

Dikerjakan O

L E H

FANNY LESTARI 062204081

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(2)

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUDAYA DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

FANNY LESTARI 062204081

Pembimbing

Drs. Haris Sutan Lubis, MSP

Kertas Karya ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Syarat Ujian Diploma III

Dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN

2009


(3)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

PROGRAM DIPLOMA PARIWISATA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Maret 2009

PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA

NIP. 131 124 058

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum.

Pengesahan Diterima oleh :


(4)

Panitia Ujian Program Pendidikan Non Gelar Sastra dan Budaya Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu Syarat Ujian Diploma III dalam Bidang Studi Pariwisata

Tanggal :

Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dekan

NIP. 132 098 531

Drs. Syaifuddin, M. A, Ph.D

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Haris Sutan Lubis, MSP ( Pembimbing ) ____________

2. Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum ( Pembaca ) ____________

3. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum ( Ketua ) ____________

4. Muktar Madjid, S. Sos, MA ( Sekretaris) ____________

Terima kasih ibu, terima kasih duhai ayah (2x) Lahirku ke dunia


(5)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Ku disambut penuh syukur Bisikan azan ke telinga Hikamah kalimah nan luhur Lahirku ke dunia

Ku diasuh mengenal Allah Ku diajar sebut namaNya Juga nabi rasul mulia Salam sayang ayah dan ibu Mendidik ku tak pernah jemu Halal kan makan minumku Maafkan salah silapku Tanpa maaf dan juga restu Hidupku jadi tak menentu Tiada yang lebih bernilai Dari pengorbanan yang suci itu Tak berdaya aku membalasnya Moga ku jadi anak yang bertakwa

Terima kasih ibu, terima kasih duhai ayah (2x) Kini saatnya bagiku untuk membalas semua itu

Saatnya bagiku untuk membuktikan pada Ayah dan Ibu Bahwa aku tidak akan membuat Ayah dan Ibu pilu Terimalah kertas karya ini

Sebagai rasa bangga diriku padamu Sebagai persembahan tulusku untukmu

Dan tiada lagi kata yang mampu ku ucapkan untuk membalas jasamu Hanya do’a yang selalu ku panjatkan

Semoga Ayah dan Ibu selalu diberi kesehatan dan panjang umur Dan kelak bisa melihat anak-anakmu

Berdiri seperti dirimu sekarang ini Amin.

Terimakasih Ayah... Terimakasih Ibu……. Kasihmu tiada tara…….


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fanny Lestari

Alamat : JL. Marelan Pasar 3 Komp.

Perumahan Marelan Indah

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 09 Mei 1988

Agama : Islam

Nama Orang Tua : Ayah : Bustari

Ibu : Megawati Pulungan

Pekerjaan Orang Tua : Ayah : PLN

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Formal :

SDN 5 Tahun 1994-2000

SLTP N 1 Tahun 2000-2003

SMU N 3 Tahun 2003-2006


(7)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ucapan Alhamdulillahirabbilalamin sebagai rasa terima kasih dan puji syukur kepada Allah S.W.T., Tuhannya manusia, penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang sederhana ini dengan sebaik-baiknya dengan judul “ Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Budaya di Kabupaten Tapanuli Tengah ”.

Salah satu tujuan disusunnya kertas karya ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menggapai gelar Diploma-III pada Universitas Sumatera Utara, Medan. Semoga memenuhi persyaratan.

Terselesaikannya kertas karya ini tidak lepas dari bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak yang simpatik. Oleh karena itu dengan bangga penulis mempersembahkan kertas karya ini sebagai ungkapan rasa sayang dan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, Ayahanda Bustari, Ibunda Megawati Pulungan yang telah membesarkan dan memberikan do’a, kasih

sayang, serta semangat, baik moril maupun materil. Dan juga tidak lupa buat abang dan adik-adikku tersayang, abangku Fandi Lesmana dan adik-adikku Muhammad Alpan dan Iswan Taruna terimakasih atas semuanya. I Love You All.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M. A. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Sastra USU. 2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.


(8)

3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M. Hum, selaku Dosen Pembaca.

5. Bapak Drs. Mukhtar Madjid, S. Sos, S. Par. MA, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.

6. Bapak Solahuddin Nst, SE. MSP, selaku dosen koordinator Praktek Studi Wilayah.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU.

8. Buat Keluarga di glugur Tek Ros dan Om Bahri yang telah memberikan tempat tinggal selama orang tuaku masih bertugas di luar Kota Medan.

9. Buat sObat-sObatku teRsayang……..

ceRita ringkasnya, dulu aku punya teman yang memang nyambung cuma dua orang, Veny Yunita Sari L. G. dan Gita Ellanda. Ini aku ceritain yah………

Veny Yunita Sari L. G. ( Lenong ), teMen peRtaMaku masuk juRusan paRiwisaTa N seKaligus teMen cuRhaTku daLam suKa N duKa. Paz aku mw bwt Kata Pengantar dy cMez aku, mNta naMa nya di buat uKuRan 24 di Kata Pengantar ku. ceM betuL za aNak tUw…..ywd….ney aku bwt ya noNk…….mKci lah biLang……..hHee……..

Gita Ellanda, ney dy teMen yang paLing giLa, aMpoun lah kLw dh Lyat dy, bNer2 tuKang ngeJek ney oRang…hHee…peaCe tha…peaCe….

Uwia….Lucu jg tUw tha kLw dh iNget pKL d Garuda qt tUw….hHee…

tRuz daLam peRjaLanan peRsahaBatan kaMi terJadi seSuatu…….cCiee…….Lebay aHk……..hHee…….!!! bertaMbah tMen……..nMa nya juga hiDup, kLw tMen gaku naMbah, kan moNoton…hHee…….


(9)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Yunita Emilia (yuNteL), Rida Hafny (oDid), Mulya Wanti (cMuL), Dini Putri Melati (aNo’) dan Tengku Zeira, ney dy naMa2 tMen yang naMbah…tMen yang meMank kOcak…….aMpoun deyH……giLa-giLaan ma oRang ney…

wWeEy cMuanya……..iNget kan waKtu Lu2 paDe ngiNep drMh eKe…….dOow………tuMpahan keKecewaan, kebahagiaan, keseDihan dan cMuanya teRungkap di peRmainan iNi…………. ju2R bRani………hiKs………hiKs…….hiKs………..

NB : bwt sObat-sObat Q….

iNget yang baeQ2 nya za yh……. Mkci sMua nya…

Keep sMiLe…….

10. Buat Popy Ram, Rando Sembiring, Hery, dan semua teman-teman

seperjuanganku di UW ’06 and Hotel ’06, thank’s ya guys atas kebersamaannya yang tercipta selama ini……..

Dan seluruh teman-teman yang telah banyak menemani serta membantu penulis selama menyelesaikan studi ini, yang namanya tidak dapat penulis paparkan satu persatu.

Tak akan cukup ucapan terima kasih yang saya buat untuk anda semua. Semoga Dia, Sang Maha Penjamin, yang selama ini memenuhi harapan dan keinginan saya dengan ke-Bijaksanaan-Nya, ke-Pemurahan-Nya, ke-Maha Kayaan-Nya, dan kasih sayang-Nya berkenan menggantinya.

Kertas karya ini telah melalui beberapa diskusi dan mendapatkan masukan serta koreksi dari para dosen maupun pelaku yang terlibat dalam pekerjaan ini, dengan harapan kertas karya ini dapat mencapai tujuan dan sasaran.


(10)

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar dimasa mendatang dapat lebih baik.

Akhir kata penulis mengucapkan Wabillahi Taufiq Walhidayah, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Maret 2009 Penulis

Fanny Lestari 062204081


(11)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAKSI

Sejarah kepariwisataan Tapanuli Tengah dimulai ketika kedatangan bangsa Arab pada abad VII Masehi yang menyelusuri pantai barat dengan tujuan berdagang rempah-rempah hingga sampai ke kota Tua Barus untuk menyebarkan agama Islam.

Potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dijadikan objek wisata yang primadona. Objek wisata Tapanuli Tengah memiliki banyak kelebihan, dan kelebihan itu dapat ditemukan pada keindahan alam pegunungan, panorama danau, sungai dan tidak kalah menarik dengan keindahan pantai yang di dalamnya terdapat taman laut dan bunga karang. Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat objek wisata yang menarik dengan jumlah yang banyak. Untuk itu perlu sekali dukungan pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk selalu berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang banyak memiliki peninggalan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah peninggalan sejarah masa lampau itu, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol. Peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.


(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAKSI ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ...1

1.2 Pembatasan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penulisan ...2

1.4 Metode Penelitian...3

1.5 Sistematika Penulisan ...3

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan ...5

2.2 Pramuwisata ...8

2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ...9

2.4 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 12

2.5 Sapta Pesona Wisata ... 13

2.6 Industri Pariwisata Budaya ... 14

A. Pengertian Industri Pariwisata ... 14

B. Pengertian Produk Wisata ... 15

2.7 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan ... 17


(13)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH

3.1 Letak Geografis ... 19

A. Batas-batas Wilayah ... 19

B. Topografi ... 20

C. Klimatologi ... 20

D. Hidrologi ... 20

3.2 Penduduk dan Mata Pencaharian ... 22

3.3 Tapanuli Growth ... 22

3.4Perbedaan antara Bank Garansi, customs bond dan asuransi ... 52

3.5Perbedaan antara customs bond dengan asuransi ... 53

3.6Surat referensi bank ... 53

3.7Proses permohonan bank garansi ... 53

3.8Prosedur permintaan bank garansi ... 54

3.9Pengaktifan bank garansi ... 55

3.10 Contoh perhitungan bank garansi ... 56

BAB IV POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUDAYA KABUPATEN TAPANULI TENGAH 4.1 Sejarah Kepariwisataan Tapanuli Tengah ... 24

4.2 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah ... 25

A. Wisata Bahari ... 25

B. Wisata Alam Pegunungan ... 32

C. Wisata Sejarah ... 33


(14)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 39 5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata adalah sebuah kata yang pada tahun 1960-an masih melekat dengan pengertian melancong atau sekedar berpergian, dan kini telah berkembang menjadi sebuah industri raksasa dengan kontribusi besar dalam pemasukan devisa negara. Pola pengelolaan manajemen yang makin canggih dan kecenderungan memanfaatkan teknologi serta pemberdayaan masyarakat yang demikian banyak menempatkan pariwisata sebagai suatu industri atau bisnis yang menggiurkan.

Kabupaten Tapanuli Tengah misalnya, sebagai kawasan pariwisata yang memiliki peringkat prioritas II setelah Danau Toba. Tapanuli Tengah memiliki kegiatan usaha wisata bahari, kegiatan wisata budaya, dan kegiatan usaha alam yang dapat menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang berwisata ke Tapanuli Tengah.

Dari sudut pandang di atas, penulis tertarik untuk menguraikan kepariwisataan yang ada di Tapanuli Tengah. Oleh karena itu, penulis memilih judul kertas karya “Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Budaya di Kabupaten Tapanuli Tengah ”.


(16)

1.2 Pembatasan Masalah

Mengingat waktu yang sangat terbatas dan beranekaragamnya permasalahan mengenai kepariwisataan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah maka penulis membatasi permasalahan mengenai “ Potensi dan Pengembangan Objek Wisata Budaya di Kabupaten Tapanuli Tengah ”.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

a. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Pariwisata Diploma III Bidang Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk memperkenalkan objek wisata serta daya tarik budaya yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah kepada masyarakat luar dan dunia usaha. c. Untuk mendorong pihak pemerintah dan masyarakat agar dapat

memanfaatkan potensi objek wisata dan terus meningkatkan pembangunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

d. Penerapan studi penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Pariwisata USU.

e. Untuk menyadari masyarakat bahwa daya tarik suatu budaya tergantung bagaimana sikap atau perilaku masyarakatnya.


(17)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

1.4 Metode Penelitian

Dalam menyusun sebuah kertas karya diperlukan data-data atau informasi yang kondusif. Dimana data-data dan informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun metode yang dipergunakan dalam memperoleh data dan informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Library research, yakni penelitian berdasarkan bahan kepustakaan yang berkaitan dengan objek penulisan berupa buku, majalah, surat kabar, dan brosur yang dalam hal ini berkenaan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah.

b. Field research, yakni penelitian yang dilakukan langsung ke objek wisata yang bersangkutan.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun sebuah kertas karya diperlukan data-data dan informasi yang konkrit. Di mana data-data dan informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun sistematika tersebut adalah:

BAB I Menguraikan Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Masalah,

Tujuan Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II Membahas uraian tentang Pengertian Pariwisata, Pengertian

Wisatawan dan Pramuwisata, Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata, Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata, Sapta Wisata Pesona, Industri Pariwisata, Syarat Suatu Objek Wisata


(18)

Dapat Dikembangkan, dan Motif Perjalanan Wisata maupun Wisata Budaya.

BAB III Uraian yang meliputi sejarah kepariwisataan daerah Kabupaten

Tapanuli Tengah, Gambaran Umum Potensi Objek Wisata Budaya Kabupaten Tapanuli Tengah, Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian.

BAB IV Menguraikan tentang Gambaran Kepariwisataan Kabupaten

Tapanuli Tengah, Potensi Kepariwisataan, dan Adat Istiadat.

BAB V Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran dari keseluruhan


(19)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil ( Grand Tour dan Perit Tour ).

Pertengahan abad ke-19 jumlah orang yang berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana. Tetapi sesudah Revolusi Industri keadaan itu berubah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad ke-20 terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket ( Package tour ).

Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar-putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan yang sempurna.


(20)

Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah tourisme. Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes (Jatim), yang di dalam musyawarah itu dihasilkan sebuah istilah baru yakni tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkan oleh Bapak Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan Pariwisata Nasional.

Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian yang jelas dan tidak mempunyai ketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata tersebut. Oleh karena itu sebagai bahan pertimbangan dapat kita lihat beberapa pendapat ahli kepariwisataan mengenai pengertian pariwisata.

1. Pengertian pariwisata secara umum

Merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2. Pengertian pariwisata secara teknis

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor penunjang serta kemudahan-kemudahan


(21)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.

3. Pariwisata menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1982:107)

“ A proposeful human activity that serve as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function ”. “ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap ”.

4. Pariwisata menurut Prof. K. Krapt dan Prof. Hunziker (dalam Yoeti, 1996:112)

Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.

5. Pariwisata menurut E. Guyer Fleuler, mengemukakan

Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian hawa. Sedangkan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan


(22)

perniagaan, industri, perdagangan, serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan.

6. Pariwisata menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114)

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.

2.2 Pramuwisata

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM 82/PW.102/MPPT-88 tentang pariwisata, maka Pramuwisata adalah seseorang yang bertugas memberikan bimbingan penerangan dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.

Pramuwisata dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Pramuwisata Muda yang bertugas pada suatu daerah Tingkat II di dalam wilayah daerah tingkat I tempat sertifikat diberikan.

2. Pramuwisata Madya yang bertugas didalam wilayah daerah Tingkat I tempat sertifikata diberikan.

2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan.


(23)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta binatang-binatang langka.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian (wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan lainnya.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.


(24)

4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu :

“Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service. Objek dan atraksi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna, dan lain-lain.


(25)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup, adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimili oleh masyarakat yang tinggal di daerah objek wisata.

Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang dilakukan dimana pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik maka kita harus mengembangkan tiga hal yaitu :

1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.

2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai ciri khas tersendiri untuk dibeli.

3. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tersebut. Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain. 2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki cirri khas tersendiri.

3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dibidang pembangunan dan pengembangan.


(26)

2.4 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata

Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu 1. Tangible Product ( produk yang nyata ) terdiri dari :

Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya.

Sarana produk kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya :

a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.

b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.

2. Intangible Product ( produk yang tidak nyata )

Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang terdiri dari 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan, kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.


(27)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

2.5 Sapta Pesona Wisata

Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu objek wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan dibudayakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk memperbesar daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia.

Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :

1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman, yang artinya keselamatan jiwa dan fisik.

2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat.

3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.

4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram, rapi, dengan adanya penghijauan.

5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang mata.

6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati.


(28)

7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.

Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan suatu objek wisata.

2.6Industri Pariwisata Budaya A. Pengertian Industri Pariwisata

Pengertian kata industri di sini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri di sini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya.

Menurut pandangan para ahli industri pariwisata adalah : 1. Menurut W. Hunzieker (Yoeti,1994:38)

Industri Pariwisata adalah “ Tourism enterprises are all business entities wich, by combining various means of production, provide goods and services of a specially tourist nature ”. Maksudnya industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan.


(29)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

2. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143) Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi atau tempat kedudukan, letak secara geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode permasalahannya.

3. Menurut Damarji (Yoeti, 1996:154)

Industri Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan.

B. Pengertian Produk Wisata

Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang.

Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :

1. Tourist objects yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.


(30)

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti : akomodasi, restoran, bar, entertainment dan rekreasi.

3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan seperti transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata.

Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut : a. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.

b. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli. c. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.

d. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia.

e. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif. f. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator. g. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya

yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.

Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.


(31)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

2.7 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan

Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut (dalam Syamsuridjal, 1997:2) yaitu :

1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata tersebut.

Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek itu ada.

b. Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat manusia.

2. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut. 3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti akomodasi

dan restoran.

4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata tersebut.

2.8 Motif Perjalanan Wisata Maupun Wisata Budaya

Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan kegiatan ini merupakan suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut dengan tujuan untuk bersenang-senang.


(32)

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat-istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Segala keunikan dan keragaman inilah yang ternyata mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung karena munculnya keinginan mereka ingin mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan adat-istiadat dan kehidupan budaya mereka.


(33)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH

3.1 Letak Geografis

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil. Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 6.194,98 km² meliputi darat dan laut dengan hamparan gunung, pantai dan laut.

Letak wilayah yang strategis, keanekaragaman potensi sumber daya alam yang besar dan harmonisnya multietnik masyarakat menyebabkan Tapanuli Tengah sebagai permata tersembunyi yang akan berkilau dan sangat berharga dengan sentuhan percepatan pembangunan dan peningkatan investasi.

Kabupaten Tapanuli Tengah terletak pada 1°11’00”-2°22’0” LU dan 98°07’-98°12’ BT, Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 km² yang terdiri atas darat 2.194,98 km² dan laut 4.000 km².

A. Batas-batas wilayah :

Sebelah utara : Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi NAD)

Sebelah timur : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Barat

Sebelah selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan


(34)

B. Topografi

Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit - bukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.

C. Klimatologi

Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari – Desember 2006, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,53ºC dan suhu minimum mencapai 21,72ºC. Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 26,09ºC. Musim kemarau biasanya terjadi bulan Juni sampai bulan September, musim penghujan biasanya terjadi bulan Nopember sampai Maret, diantara kedua musim tersebut diselingi oleh musim pancaroba.

D. Hidrologi

Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan air minum, irigasi, transportasi, dan untuk kepentingan lainnya. Wilayah Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh empat Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu :

1. DAS Batang Toru 2. DAS Tapus

3. DAS Aek Sibundong 4. DAS Sirahar.


(35)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara ke Pantai Barat Sumatera Utara. Secara umum sungai beraliran pendek, terjal dan sempit. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas dan untuk air minum maupun irigasi.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terbentuk pada tanggal 24 Agustus 1945. Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah PANDAN. Pada bulan Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 19 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa, yaitu meliputi Kecamatan Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong, Sorkam Barat, Sorkam, Pasaribu Tobing, Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan, Tukka, Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun, dan Suka Bangun.

Pada bulan Desember 2007 jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah bertambah satu lagi yaitu Kecamatan Sarudik sehingga jumlah kecamatan seluruhnya 20 kecamatan.

Pemekaran kecamatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mempercepat proses pembangunan daerah, meningkatkan kapasitas dan kualitas pemerintah kecamatan dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan umum dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Adapun jumlah legislatif yaitu Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini berjumlah 29 orang.


(36)

3.2 Penduduk dan Mata Pencaharian

Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.

Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang, Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat. Persoalan mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah lain di Kawasan Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah kemiskinan dan pengangguran.

Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan tersebut adalah topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan), keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan pengelolaan sumber daya alam, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan akses informasi dan keterbatasan arus modal.

3.3 Tapanuli Growth

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi baik investasi pemerintah maupun


(37)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

swasta untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan konsep pembangunan Tapanuli Growth.

Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun 2001 hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil nyata dengan peningkatan serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur yang akan mendorong peningkatan tersebut.

Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.

Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga keuangan. Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap dan perkebunan.


(38)

BAB IV

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BUDAYA

KABUPATEN TAPANULI TENGAH

4.1 Sejarah Kepariwisataan Tapanuli Tengah

Sejarah kepariwisataan Tapanuli Tengah ada akibat kedatangan bangsa Arab pada abad VII Masehi yang menyelusuri pantai barat dengan tujuan berdagang rempah-rempah hingga sampai ke kota Tua Barus untuk menyebarkan agama Islam.

Setelah itu diikuti dengan kedatangan bangsa India pada abad VII dan bangsa Arab pada abad X Masehi dengan maksud yang sama, yaitu motif perjalanan dan berdagang. Sehingga pada abad X dikategorikan abad mulai dikenalnya pariwisata. Walaupun pada mulanya banyak pendapat yang mengatakan perjalanan seperti itu hanya dilakukan orang-orang dagang yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan di tempat tujuannya.

Tetapi sekarang ini perjalanan seperti itu telah dikategorikan dalam kelompok pariwisata karena dikaitkan dengan kebutuhan orang yang melakukan perjalanan yang memerlukan sarana transportasi, restoran, hotel, dan akomodasi lainnya sebelum orang tersebut mencapai tempat yang ditujunya. Perjalanan dengan motif berdagang tersebut dapat dikategorikan dengan wisatawan bisnis.


(39)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

4.2 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah A. Wisata Bahari

Tapanuli Growth, potensi pariwisata Kawasan Barat Sumatera Utara

memiliki prospek yang sangat menjanjikan dan memberikan nilai ekonomis yang tinggi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat apabila dapat mengelola sumber daya alam tersebut secara optimal, sinergis dan terpadu.

Obyek wisata bahari meliputi pantai-pantai yang indah di Pesisir Barat Tapanuli Tengah seperti Pantai Indah Kalangan dan Pantai Indah Pandan di Pandan, Pantai Indah Muara Kolangdi Kolang, Pantai Indah Binasi di Sorkam, Pantai Indah Batu Gerigis, Pantai Indah Sitiris-Tiris dan Pantai Indah Kedai Gedang di Barus. Pulau-pulau dengan panorama bawah lautnya seperti Pulau Mursala dengan peluang investasi yang terbuka dalam menghidupkan simpul industri pariwisata di Kawasan Barat Sumatera Utara.

Pada bulan Desember 2004 telah berhasil dirumuskan kesepakatan 4 propinsi yang dijadikan model kawasan ekonomi berbasis wisata bahari meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Nanggroe Aceh Darussalam dalam mensinergikan pengembangan berbagai potensi sumber daya alam berbasis pariwisata bahari pada pelaksanaan Workshop Pengembangan Ekonomi Pesisir & Pulau – Pulau Kecil yang diselenggarakan di Kabupaten Tapanuli Tengah bekerjasama dengan Dewan Maritim Nasional. Kedepan diharapkan segera akan terbentuk simpul – simpul pengembangan pariwisata bahari yang saling sinergis di Kawasan Barat Pulau Sumatera.


(40)

Letak Kabupaten Tapanuli Tengah di Pesisir Barat Propinsi Sumatera Utara memiliki garis pantai yang panjang dengan hamparan pulau – pulau dengan panorama yang indah untuk dapat dinikmati.

Objek wisata yang berpotensi mengembangkan wisata bahari adalah :

1. Pantai Indah Kalangan di Kecamatan Sibolga

Berada di Kecamatan Sibolga, jaraknya dari Sibolga 13 km. Tempat ini letaknya di sekitar daerah pandan dan tempat ini sering diadakan pesta tapian nauli yang ramai dikunjungi banyak orang, karena lokasinya lebih kurang 3 ha dan banyak di tumbuhi pohon-pohon kelapa dipinggir pantai sampai ke muara sungai kalangan. Selain pesta tapian nauli, disini jg sering diadakan pertunjukkan kesenian dan kebudayaan.

2. Pantai Indah Pandan di Kecamatan Sibolga

Pantai ini sangat luas,sekitar 3,5 km. Terkenal dengan keindahan pantainya dan pemandangan. Tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan dan merupakan tempat rekreasi masyarakat disekitar daerah tersebut. Di pantai Pandan terkenal dengan ikan bakar yang merupakan makanan khas paling terkenal. Selain itu ada juga yang menjual aksesoris, dan tempat penginapan. Jarak dari kota Sibolga 11 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan mini bus.

3. Pantai Indah Kade Gadang di Kecamatan Barus

Tempat ini terkenal dengan keindahan dan kebersihan pasir laut dan ombak-ombak yang besar dengan pantai terbuka. Jarak dari Sibolga lebih kurang 60 km dengan panjang 7,5 km dan dapat ditempuh dengan mini bus.


(41)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

4. Pulau Pane

Berada di lokasi Kec. Barus. Pulau ini terkenal dengan keindahan pantainya dan dapat dinikmati pada waktu menjelang matahari terbenam. Pantai ini merupakan pantai terbuka kelautan Indonesia dan di kelilingi pohon cemara dan memiliki danau yang bermuara ke laut dengan panjang 7,5 km. Jarak dari Kota Sibolga lebih kurang 76 km dan dari Kota Barus 11 km dan dapat ditempuh dengan bus roda empat.

5. Pulau Mursala

Berada di lokasi Kecamatan Sibolga. Pulau ini terletak 40 mil dari Teluk Sibolga dengan luas 219 ha. Pulau Mursala merupakan tempat rekreasi dan terdapat taman laut yang indah dengan bunga-bunga karang yang indah. Disekitar taman laut tersebut terdapat pula pasir putih dengan air yang jernih dan terdapat air terjun yang indah serta dapat dijadikan areal perburuhan. Pulau ini terkenal dgn cerita legenda putri runduk. Untuk mengunjungi Pulau Mursala dapat ditempuh dengan menggunakan boat.

6. Pulau Poncan Gadang

Dalam catatan sejarah, pulau ini pernah menjadi pusat kendali kekuasaan tempur penjajah di Pantai Barat Sumatera. Poncan pada masa jayanya sudah menjadi tujuan terpenting dari para pedagang. Pulau Poncan Gadang terkenal dengan keindahan pantainya, kejernihan airnya, pasir putih, dan juga dikelilingi oleh taman laut yang indah dengan beragam jenis ikan hias dan terumbu karang yang sangat cocok bagi pecinta memancing, diving dan snorkling. Di sekeliling pulau ini tumbuh nyiur yang menambah kesejukan lokasi dan pantai bagian barat


(42)

dari pulau ini memiliki panorama laut yang sangat indah. Di pulau ini telah tersedia fasilitas berupa hotel berbintang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya.

Di pulau ini juga terdapat tiga buah benteng, sumur dan gua yang merupakan bekas peninggalan Jepang. Benteng pertama berbentuk segi empat terbuat dari beton, bagian atasnya terdapat lubang angin, bagian tengahnya terdapat lubang berbentuk bulat dan kondisi lubang sebagian besar tertimbun tanah. Tidak jauh dari benteng pertama, terdapat benteng kedua dan ketiga yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan benteng pertama. Didekat gua terdapat sumur yang dindingnya juga terbuat dari beton. Sedang gua terletak jauh dari benteng-benteng tadi, gua ini diperkirakan gua buatan yang dipergunakan bala tentara Jepang untuk melindungi diri. Pulau ini terletak di kawasan Teluk Tapian Nauli dan memerlukan waktu untuk sampai ke pulau ini sekitar 20-25 menit dengan menggunakan perahu boat dari kota Sibolga. Tidak jauh dari pulau ini terdapat pulau yang dikenal dengan nama Pulau Bangke, terbuat dari gundukan batu-batu karang yang menyerupai kodok serta dapat dicapai dengan berjalan kaki dari pasir Poncan. Pulau ini sangat ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun luar.

7. Pulau Poncan Ketek

Pulau Poncan Ketek tidak jauh berbeda dengan Pulau Poncan Gadang, hanya saja area Pulau Poncan Ketek lebih kecil. Pulau ini jarang dikunjungi karena kurang dikembangkan. Pulau ini terletak di kawasan Teluk Tapian Nauli. Dan pulau ini juga pernah menjadi tujuan terpenting dari para pedagang.


(43)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

8. Pulau Sarudik

Pulau Sarudik merupakan tempat rekreasi yang banyak dikunjungi. Pulau ini hanya berjarak 300 m dari kota Sibolga. Pulau indah ini sangat cocok untuk memancing atau untuk melihat bagaimana kapal-kapal boat diperbaiki dan direkonstruksi. Pada hari libur, banyak orang yang mengunjungi pulau ini untuk beristirahat setelah bekerja selama seminggu.

9. Pulau Situngkus

Pulau ini terletak di Kecamatan Lumut, dan dijadikan sebagai tempat rekreasi. Luas Pulau Situngkus sekitar 10 ha dengan bentuk segitiga dan terletak sekitar 40 mil dari kota Sibolga dan butuh waktu 3 jam dengan menggunakan boat.

10. Pulau Panjang

Pulau panjang terletak ke arah Utara dari Teluk Tapian Nauli. Pulau ini banyak ditumbuhi pohon kelapa dan bintang laut. Luas pulau ini 7,5 ha dan berjarak 1,5 mil dari Teluk Sibolga, dan cocok dijadikan untuk olahraga ski air dan memancing.

11. Pulau Porlak

Berada di Kecamatan Sibolga, terletak di kawasan desa penangkalan. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat memancing ikan. Masyarakat disekitar pulau ini percaya bahwa pulau ini sering digunakan sebagai tempat pemandian putri-putri dari kayangan.


(44)

12. Pulau Silabu-labu Gadang

Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan Pulau Mursala. Di pulau ini ada suatu atraksi memancing ikan dengan umpan bulu ayam yang lebih dikenal dengan istilah Mangirik. Untuk melakukan kegiatan ini menggunakan speedboat.

13. Pulau Silabu-labu Ketek

Pulau ini juga terletak disekitar Pulau Mursala dan juga dijadikan sebagai tempat memancing ikan. Jarak dari kota Sibolga sekitar 29 km.

14. Aek Sibundong

Jarak dari Sibolga sekitar 35 km dengan menggunakan kendaraan bus. Barada di Kecamatan Sorkam. Untuk sampai ke hulu sungai dan laut menggunakan speedboat.

15. Taluk

Taluk merupakan danau yang tenang dengan kedalaman air sekitar 11 km dan dijadikan sebagai tempat memancing serta permainan syair. Berada di Kecamatan Sibolga, jarak dari Sibolga sekitar 7 km dan dapat ditempuh dgn kendaraan bus dan boat.

16. Pulau Kalimantung Gadang

Pulau ini dapat ditempuh dengan menggunakan boat dan menghabiskan waktu sekitar 5 jam. Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan Pulau Kalimantung. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat rekreasi, memancing, dan berenang. Jarak dari Sibolga sekitar 29 km.


(45)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

17. Pulau Kalimantung Ketek

Tidak jauh berbeda dengan Pulau Kalimantung Gadang, hanya saja jarak dari Sibolga lebih dekat sekitar 25 km. Berada di Kecamatan Lumut. Di Pulau ini dapat dilakukan kegiatan rekreasi, memacing dan berenang.

18. Desa Jago-jago

Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Kecamatan Lumut. Disekitar desa ini terdapat danau yang dapat dijadikan sebagai tempat memancing ikan, ski air.

19. Pulau Ungge

Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan Desa Jago-jago. Pulau ini sangat cocok untuk memancing ikan dan berburu burung dengan senapan angin.

20. Pulau Putri

Di pulau ini dapat mencari kerang di pasir pantai. Selain airnya yang berwarna biru dan tenang, kita juga dapat menikmati beragam pulau-pulau karang yang besar yang menambah keindahan pulau ini. Pulau Putri memiliki luas sekitar 1,5 ha dan dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Teluk Sibolga.

21. Pulau Panang

Pulau Panang pada umumnya digunakan sebagai tempat membudidayakan ikan laut, terutama ikan kerapu yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat baik. Pulau ini terletak sejajar dengan Poncan Ketek dengan luas sekitar 57,3 ha. Dua pertiga pulau ini memanjang, arealnya datar dan berawa, sebagian ditumbuhi


(46)

dengan hutan bakau dan sepertiga lainnya merupakan areal berbukit dan ditumbuhi pohon kelapa.

B. Wisata Alam Pegunungan

Kabupaten Tapanuli Tengah yang terletak di hamparan bukit barisan, sehingga terdapat berbagai gunung yang terkombinasi dengan pantai dan laut, kaya akan panorama alamnya. Yang termasuk dalam panorama wisata alam pegunungan adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Puncak Pemancar TVRI

Bukit ini merupakan bukit dimana perusahaan Televisi Indonesia (TVRI) membangun menaranya. Untuk menikmati lokasi ini alangkah baiknya dilakukan pada malam hari dengan kelap kelip lampu dan mercusuar, karena lokasi ini mempunyai ketinggian 800 m dari permukaan laut. Pemandangan puncak ini dapat dilakukan dari atas kota Sibolga. Dengan mini bus atau berjalan sambil menikmati pemandangan sejauh 1 km ke arah utara lokasi ini dapat dicapai.

2. Liang Pagar Gunggung

Tempat ini adalah sebuah goa dengan ketinggian sekitar 35 m dan kedalaman sekitara 25 m. Di dalam gua terdapat kamar-kamar yang luas. Kamar-kamar ini merupakan hasil peninggalan zaman purbakala dan di sekitar gua ditumbuhi pepohonan yang berudara sejuk. Berada di hulu sungai kalangan Tapanuli Tengah dan dari Sibolga sekitar 15 km. Luas Liang Pagar Gunggung sekitar 5 ha.


(47)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

3. Gunung Batara Sipan

Jarak dari Sibolga sekitar 20 km. Gunung Batara Sipan adalah Gunung Batu Kapur yang berbentuk istana dan dipercayai kalau gunung tersebut merupakan istana setan yang tidak boleh ditunjuk dengan jari. Gunung ini berada di Kecamatan Sibolga dan letaknya di hulu Sungai Sibuluan.

4. Puncak Gunung Santeong

Tempat ini pada dasarnya sering digunakan untuk tempat pendakian sekaligus terbang layang, yang terletak di depan Jl. S.M. Raja.

5. Bonan Dolok

Berada di Kecamatan Sibolga, puncak Bonan Dolok terkenal dengan keindahan pemandangan ke Teluk Tapian Nauli dan Kota Sibolga. Ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 850 m dan di sana terdapat sebuah wisma untuk penginapan yang disebut dengan Wisma G.M Panggabean. Dari Sibolga lebih kurang 9 km.

C. Wisata Sejarah

Tapanuli Tengah adalah salah satu kota yang banyak meninggalkan catatan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah sejarah masa lampau, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol. Banyak peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.


(48)

Untuk melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, pemerintah Kota Sibolga menyelenggarakan survei terhadap benteng-benteng dan gua-gua peninggalan bangsa Jepang pada akhir tahun 2000.

Survei berhasil menemukan benteng-benteng dan gua-gua buatan di beberapa wilayah, yaitu :

1. Benteng Sihopo-hopo

Pintu masuk ke benteng ini ada dua buah, yakni terletak disisi barat dan disisi timur. Dibagian atas kedua pintu terdapat lubang yang diperkirakan sebagai bekas daun pintu. Ruangan dalam benteng berbentuk segi empat, terdiri dari dua ruangan. Masing-masing ruangan memiliki tiga buah lubang angin berbentuk segi empat dengan lubang berbentuk bulat yang dulunya digunakan sebagai tempat meletakkan tiang bendera. Dahulunya tempat ini merupakan persinggahan pedagang Arab dan Eropa yang terletak di Kelurahan Aek Manis.

2. Benteng Simaremare

Di Benteng Simaremare ini terdapat dua buah benteng dan sebuah lubang angin dari benteng. Benteng pertama merupakan bagian dari dapur rumah bermarga Dalimunte, terbuat dari beton cor berbentuk segi panjang. Dan benteng yang kedua letaknya sekitar 100 m dari benteng pertama. Benteng kedua ini berbentuk segiempat dan terdapat lorong pintu, berada didalam bukit. Letaknya di Kelurahan Sibolga Hilir.


(49)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

3. Benteng di Bukit Ketapang

Disini terdapat beberapa benteng yang merupakan sisa peninggalan pada zaman Belanda. Dari semua benteng, sebagian diantaranya berada dibukit, sedangkan benteng yang lainnya yang dianggap sebagai pondasi dari benteng tersebut, terdapat di puncak.

4. Gua Tanggo Saratus

Gua Tangga Seratus berbentuk terowongan dan mempunyai dua pintu menghadap ke selatan. Dinding terbuat dari batu andesit muda dan kondisi gua lembab, dibagian bawah berair karena tetesan air yang berasal dari dinding atas. Gua ini terletak dilereng bukit. Didinding bukit sebelah barat terdapat tangga yang mempunyai anak tangga dari bukit sampai kepuncak. Didepan gua sudah dijadikan taman. Objek ini dikenal dengan nama Tanggo Saratus walau pada kenyataannya jumlah tangga yang ada berjumlah 293 anak tangga.

5. Tor Simarbarimbing

Bagi pencinta wisata pegunungan terutama aktifitas hiking, Tor Simarbarimbing bisa menjadi salah satu tujuan menarik. Pada puncak gunung ini, kita bisa menikmati indahnya pemandangan Teluk Tapian Nauli, sambil menghirup udara segar kita dapat beristirahat di gajebo–gajebo ( sejenis pondok ) yang telah tersedia di puncak bukit ini.

6. Gua Sikaje-kaje

Terletak di Kelurahan Aek Manis. Gua ini berbentuk terowongan setengah lingkaran dan mempunyai dua pintu. Didalam gua terdapat empat rongga, yang diperkirakan tempat mengintrogasi tawanan pada masa penjajahan.


(50)

7. Lobu Tua

Jarak dari Sibolga sekitar 80 km dan dari Barus sekitar 15 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan mini bus. Lobu Tua merupakan tempat peninggalan sejarah benda-benda purbakala yang digunakan sebagai bahan penelitian prasejarah oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Sihorbo

Di daerah ini terdapat makam-makam tua hasil peninggalan zaman penjajahan. Terletak di Kecamatan Barus, dari Sibolga sekitar 70 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan mini bus.

9. Kota Barus

Kota ini terkenal dengan kota pelabuhan tertua dan tempat penyebaran agama Islam. Di kota ini juga terdapat benteng-benteng Portugis dan beberapa kuburan Belanda yang umurnya mencapai ratusan tahun. Selain itu, di kota ini juga terkenal dengan kapur barusnya yang diambil dari pokok kapur dan kapur ini sudah ada sejak zaman Nabi Isa yang sudah banyak dikenal oleh orang-orang Eropa, namun saat ini kayu barus tersebut sudah sangat langka untuk didapatkan.

10. Makam Mahligai

Makam ini berupa makam kuno yang dulunya makam salah satu raja yang pernah memerintah di Barus, yang terdiri dari kuburan raja dan keluarga hingga menteri dan pengawal setia raja. Makam Mahligai terletak di Kota Barus, jarak dari Sibolga sekitar 66 km.


(51)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

11. Makam Papan Tinggi

Makam ini terletak di puncak gunung dan untuk sampai ke makam ini harus melewati 700 anak tangga. Keunikan makam ini adalah panjang kuburan raja tidak dapat dipastikn, bila diukur pada saat bersamaan dapat berubah ukurannya. Makam Papan Tinggi merupakan makam tertua di Barus dan terletak di Barus, jarak yang ditempuh dari Sibolga sekitar 68 km.

4.3 Adat-Istiadat Kabupaten Tapanuli Tengah

Adat-istiadat adalah salah satu faktor yang paling melekat di dalam kehidupan masyarakat. Dimana dalam pelaksanaannya masyarakat sangat berperan aktif dalam mengembangkan adat-istiadat tersebut.

Masyarakat Tapanuli Tengah mempergunakan bahasa Pesisir-Sibolga yang merupakan campuran bahasa ogek-ogek. Budaya Tapanuli Tengah ini mengenal salah satu nyanyian berupa ratapan tentang kehidupan yang disebut dengan sikambang. Nyanyian ini disampaikan oleh kaum muda untuk menumpahkan perasaan hati yang resah mengenai kesulitan hidup dan juga tumpahan perasaan tentang kasih yang tidak kesampaian di antara seorang pemuda (yang melantunkan sikambang ini) dengan seorang perempuan kekasih hatinya.

Kebudayaan yang berkembang di Tapanuli Tengah memiliki bermacam-macam suku yang mempunyai kesatuan budaya yaitu suku pesisir. Dimana terdapat Adat Sumando yaitu satu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku pesisir yang terdiri dari adat istiadat pesisir, kesenian pesisir, bahasa pesisir, dan


(52)

makanan pesisir. Yang dimaksud dengan “Orang Sumando” adalah seseorang menantu atau abang ipar maupun adik ipar yang telah menjadi keluarga sendiri sehingga segala urusan baik atau buruk, menjadi tanggung jawab bersama Orang Sumando. Pandangan hidup ikatan adat-istiadat masyarakat pesisir Tapanuli Tengah sangat kuat dan hubungan kekerabatan Sumando merupakan jalur dalam menjembatani persaudaraan.

Adat Sumando pesisir cukup berbeda bila dibandingkan dengan ikatan kekeluargaan Dalihan Na Tolu dalam kemasyarakatan suku Batak. Dalihan Na Tolu ini mengatur seperti yang terkandung sedemikian rupa sehingga sebuah komunitas terkecil masyarakat Batak haruslah sekurang-kurangnya terdiri dari tiga marga yang berperan sebagai Dongan Tubu, Hula-hula, dan ada pula yang berperan sebagai Boru.

Masyarakat yang melanggar adat Dalihan Na Tolu baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan diberikan sanksi adat. Dalihan Na Tolu merupakan inti dasar kebudayaan yang menjadi dasar acuan kehidupan masyarakat Batak. Bahkan ada suatu ungkapan, apabila sekelompok orang Batak meninggalkan Dalihan Na Tolu mereka dianggap dalam lingkungan pinahan.


(53)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sejarah kepariwisataan Tapanuli Tengah ada akibat kedatangan bangsa Arab pada abad VII Masehi yang menyelusuri pantai barat dengan tujuan berdagang rempah-rempah hingga sampai ke kota Tua Barus untuk menyebarkan agama Islam.

Tetapi sekarang ini perjalanan seperti itu telah dikategorikan dalam kelompok pariwisata karena dikaitkan dengan kebutuhan orang yang melakukan perjalanan yang memerlukan sarana transportasi, restoran, hotel, dan akomodasi lainnya sebelum orang tersebut mencapai tempat yang ditujunya. Perjalanan dengan motif berdagang tersebut dapat dikategorikan dengan wisatawan bisnis.

Potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dijadikan objek wisata yang primadona. Dimana objek wisata Tapanuli Tengah memiliki banyak kelebihan, dan kelebihan itu dapat ditemukan pada keindahan alam pegunungan, panorama danau, sungai dan tidak kalah menarik dengan keindahan pantai yang didalamnya terdapat taman laut dan bunga karang. Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat banyak sekali objek wisata yang menarik. Untuk itu perlu sekali dukungan pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk selalu berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.


(54)

Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang banyak memiliki peninggalan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah peninggalan sejarah masa lampau itu, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol. Peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.

5.2 Saran

a. Meningkatkan infrastruktur dan layanan wisata yang profesional.

b. Tersusunnya jaringan infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi agar wisatawan yang datang ke objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dengan mudah untuk sampai ke objek wisata yang diinginkan oleh wisatawan tersebut.

c. Pemerintah harus dapat meningkatkan dan mensukseskan pembangunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.

d. Untuk menciptakan Sapta Pesona Wisata diharapkan kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk dapat berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.


(55)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009


(56)

Wisata Bahari

Pulau Poncan Gadang


(57)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Pulau Mursala Pancur Pulau Mursala

Pulau Sarudik


(58)

Pulau Situngkus Pulau Panjang

Pantai Indah Kalangan


(59)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009

Wisata Alam Pegunungan

Bonan Dolok Bonan Dolok


(60)

Wisata Sejarah

Tanggo Saratus Benteng Ketapang


(61)

Fanny Lestari : Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Tapanuli Tengah, 2009. USU Repository © 2009


(1)

Wisata Bahari

Pulau Poncan Gadang


(2)

Pulau Mursala

Pancur Pulau Mursala

Pulau Sarudik


(3)

Pulau Situngkus

Pulau Panjang

Pantai Indah Kalangan


(4)

Wisata Alam Pegunungan

Bonan Dolok

Bonan Dolok


(5)

Wisata Sejarah

Tanggo Saratus

Benteng Ketapang


(6)