Pengenaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGENAAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENDAPATAN (DISPENDA) KABUPATEN TAPANULI TENGAH

O L E H

NAMA : INDIRA NOVIA SARUMPAET NIM : 102600102

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI OLEH UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :

NAMA : INDIRA NOVIA SARUMPAET

NIM : 102600102

PROGRAM STUDI : D III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

JUDUL : PENGENAAN PAJAK HOTEL PADA

DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH

Ketua Program Studi D III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan

Administrasi Perpajakan

Dr.s.Alwi Hashim Batubara,M.si Arlina,SH,M.Hum

NIP.195608311986011001 NIP.195603041977102001 NIP.1982031420090222004 Jose Trisna P,SE

Dekan

NIP.196805251992031002 Prof.Dr.Badaruddin,M.Si


(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini.

Laporan PKLM ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dengan judul “ Pengenaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah “.

Dalam menyusun Laporan PKLM ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak . untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara,Msi, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3. Ibu Arlina,SH,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing.

4. Ibu Jose Trisna P,SE, selaku Supervisor Lapangan penulis pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

5. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

6. Teristimewa penulis persembahkan kepada kedua orang tua yaitu : H.Ahmad Pangian dan Hj.Susi Astuti Sianturi serta kakak dan adik yang selalu memberikan semangat dan fasilitas sehingga Laporan PKLM ini dapat diselesaikan.


(4)

7. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pak Rudiyanto Sarumpaet dan keluarga , bou Evi Yeni Sarumpaet dan keluarga, serta seluruh saudara di sibolga atas kebaikan selama ini yang diberikan kepada penulis.

8. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Geng Tweety Lala ( Ginda,Rina,Ichsan,Yohannes,Tya,Doni,Devi,Putra,Umi,Rade,Irma) yang selalu menemani penulis dan membantu penulis selama kuliah. Penulis juga menyampaikan kepada Epin Simamora, Fahmi Affandi, selaku teman dan senior yang selalu membantu penulis dalam memberikan informasi penulisan laporan PKLM, serta ucapan terima kasih kepada Tazri Hasibuan, yang selalu mendampingi, memberi semangat dan membantu dalam penulisan Laporan PKLM.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan PKLM ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik dari para pembaca ntuk perbaikan dalam penulisan Laporan PKLM ini kedepannya.

Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih kepada para pembaca atas perhatiannya. Semoga Laporan PKLM ini bermamfaat bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya.

Medan, Juli 2013 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI………... iii

DAFTAR TABEL……… v

BAB I PENDAHULUAN………... 1

A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……….. 1

B.Tujuan dan Mamfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)... 4

C.Uraian Teoritis……….. 6

D.Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)………. 8

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……….. 8

F. Metode Pengumpulan Data……….. 10

G.Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)……….... 11

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM……… 13

A. Sejarah Singkat………... 13

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah………. 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah……….. 15


(6)

D. Gambaran Kepegawaian, Karyawan Dan Anggota Personil

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah………… 24

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL……….. 27

A. Pengertian Pajak Hotel………. 27

B. Ketentuan Umum………. 27

C. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Hotel……….. 32

D. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Penghitungan Pajak Hotel……… 33

E. Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang……….. 34

F. Pemungutan Pajak Hotel……… 34

BAB IVANALISA DAN EVALUASI………... 36

A. Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel……… 36

B. Analisa Data……….. 36

C. Permasalahan Yang Timbul Dalam Penerimaan Pajak Hotel.. 37

D. Upaya Penyelesaian Permasalahan Penerimaan Pajak Hotel... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 39

A. Kesimpulan………. 39

B.Saran……… 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel I. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan……… 24

Tabel II. Jumlah Pegawai Berdasarkan Penggolongan………. 26

Tabel III.Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli

Tengah Dalam 4 Tahun Anggaran……….. 36


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan pembangunan, pemerintah perlu melakukan usaha usaha yang cukup optimal, salah satunya adalah menggali sumber sumber dana yang berasal dari dalam negri. Pada saat ini sektor perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan ideal yang baik itu penerimaan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah .

Bila dilihat dari potensinya, sektor perpajakan dapat menjadi salah satu sektor yang dapat memenuhi pembiayaan bangunan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara materil maupun spiritual. Bisa berjalan dengan baik atau tidak pemamfaatan sumber ini tak lepas dari adanya kebijakan kebijakan dari pemerintah dan peran serta masyarakat yang memiliki kepedulian akan kemandirian bangsanya .

Dengan adanya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka Pemerintah Pusat memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri melalui system otonomi daerah yang berguna mengoptimalkan pemanfaatan sumber sumber yang ada di daerah serta mengetahui mutu akan sumber daya manusia yang ada di berbagai daerah wilayah di


(9)

negara ini. Ciri utama yang menunjukan suatu daerah otonom mampu berotonomi yaitu terletak pada kemampuan untuk menggali sumber sumber keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Ketergantungan kepada bantuan Pemerintah Pusat harus seminimal mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya pajak dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan terbesar ,yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Sumber pendapatan yang dimaksud terdiri atas : Pendapatan Asli Daerah (PAD) dana perimbangan , pinjaman daerah, lain lain pendapatan daerah yang sah.

Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang Undang Nomor 28 tahun 2009 mengenai pembagian atas pajak daerah. Pada undang - undang ini dapat kita pajak yang menjadi Pajak Daerah Provinsi dan Pajak Daerah Kabupaten /Kota .

Adapun pembagiannya sebagai berikut :

1. Pajak Daerah Provinsi terdiri dari : Pajak Kendraan Bermotor (PKB) dan Kendraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendraan Bermotor , Bea Balik Nama Kendraan Bermotor dan Kendraan di Atas Air , Pajak Air Permukaan , Pajak Rokok.

2. Pajak Daerah Kabupaten / Kota terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran , Pajak Hiburan , Pajak Reklame , Pajak Penerangan Jalan , Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan , Pajak Air Tanah , BPHTB , Pajak Bagian Sektor Pedesaan dan Perkotan , dan Pajak Parkir.


(10)

3. Sesuai dengan undang undang tersebut maka daerah yang menjadi daerah otonom harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan penerimaan pajak daerahnya. Upaya dan kebijakan didukung oleh peran serta dari semua pihak sangat penting dilakukan . Salah satunya adalah lembaga pemerintah yang berperan aktif dalam mengelola PAD seperti Dinas Pendapatan Daerah. Selain itu lembaga yang memberikan andil yang cukup besar adalah lembaga pendidikan , dimana lembaga ini dapat membentuk dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui teori teori keahlian yang diterima di bangku kuliah.

Dengan terbentuknya Sumber Daya Manusia yang berkualitas , maka tenaga tenaga ahlipun khususnya di bidang perpajakan. Terpenuhinya tenaga tenaga ahli yang profesional di bidang perpajakan dapat memeberikan kemudahan dalam pengelolaan penerimaan dari sektor pajak.

Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sebagai salah satu pendidikan yang menekankan pada pendidikan profesionalisme untuk membentuk tenaga tenaga ahli tingkat madya yang kompeten dalam menangani perkerjaan ,melaksanakan kegiatan yang disebut dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dalam pembentukan SDM yang berkualitas. Sebagai mahasiswa yang peduli mengenai perpajakan dan penerimaan daerah yang lainnya sehubungan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat, maka mealui kegiatan PKLM ini penulis mencoba mengangkat topik mengenai Pajak Hotel , tentunya berusaha dengan semaksimal mungkin dalam menggali kemampuan yang diperoleh dan dimiliki dalam membahas mengenai Pajak Hotel khususnya judul


(11)

penulis bawakan yaitu : “ Pengenaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Tapanuli Tengah “.

Dengan harapan kegiatan ini nantinya mampu memberikan sumbangsih dalam dunia perpajakan dan pengetahuan yang mendalam khususnya pada Pajak Hotel.

B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan

Pengalaman praktis di lapangan secara langsung berhubungan dengan teori teori yang di terima di bangku perkuliahan dan merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dapat mahasiswa peroleh dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri , yang mana kegiatan ini juga memberikan tujuan dan manfaat yang sangat baik bagi mahasiswa.

1. Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

1.1 Untuk mengetahui dasar pengenaan pajak hotel yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah.

1.2 Untuk mengetahui masalah masalah dan kendala yang berkaitan dengan dasar pengenaan pajak hotel.

1.3 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerimaan pajak hotel pada 3 tahun terakhir (2010-2012) yang telah dicapai oleh Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah.

2. Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :


(12)

a. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan ke dalam permasalahan yang dihadapi dalam PKLM dan ikut bergabung langsung sekaligus berperan serta kedalam lingkungan kerja.

b. Mendorong mahasiswa untuk belajar menjadi tenaga ahli yang siap berkerja.

c. Menciptakan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesionalisme yang nantinya hal hal ini di butuhkan dalam dunia kerja sebenarnya. d. Mempelajari dan membentuk kerja sama tim yang baik.

2.2 Bagi DISPENDA Kabupaten Tapanuli Tengah tempat pelaksanaan PKLM

a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

b. Meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia.

c. Mendorong munculnya ide ide dan pemikiran baru.

d. Agar dapat membantu Dispenda dalam Mensosialisasikan Pajak Hotel kepada masyarakat.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU

a. Meningkatkan hubungan kerjasama Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.


(13)

b. Membuka interaksi antara Dosen dengan Instansi Pemerintah.

c. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang perpajakan.

d. Mendapatkan masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum yang berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

Beberapa defenisi pajak menurut beberapan ahli yaitu :

1.1 Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH

Dalam bukunya Dasar Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, mendefenisikan “pajak sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa jasa timbal yang langsung dapat dirasakan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umu” (Mardiasmo, 2009:1)

1.2 Mr.Dr.N.J Fieldman

Dalam bukunya yang berjudul “ De Averheidsmiddelen Van Indonesian Leiden (1994) ” memberikan batasan bahwa “ pajak adalah yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa ( menurut norma norma yang ditetapkannya secara umu ), tanpa adanya kontrak-prestasi,


(14)

dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran –pengeluaran umum”.

2. Fungsi Pajak

2.1 Fungsi Anggaran ( Budgetair )

Sebagai sumber pendapatan daerah, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran daerah, tugas menjalankan pengeluaran daerah, untuk menjalankan tugas rutin daerah dan melaksanakan pembangunan diperoleh dari penerimaan pajak.

2.2 Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pemerintah daerah bias mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan pajak. Dengan fungsi mengatur pajak bias digunakan sebagai alat mencapai tujuan.

3. Defenisi Pajak Derah menurut : Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Defenisi Pajak Hotel : Pajak Hotel, adalah Pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan hotel.

5. Defenisi Hotel : Hoteladalah fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,losmen, gubug pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah


(15)

penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh)

D. Ruang Lingkup

Disini penulis akan melakukan PKLM mengenai pajak hotel yang juga memegang peranan penting dalam pendanaan pembangunan daerah . Penulis membatasi ruang lingkup praktik yang akan dilakukan mengenai pajak hotel pada Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah. Adapun ruang lingkup PKLM ini adalah : 1. Dasar pengenaan Pajak Hotel

2. Penentuan Objek dan Subjek Pajak Hotel 3. Cara penghitungan Pajak Hotel

4. Masalah masalah yang dihadapi serta upaya yang dilakukan Dispenda dengan pengenaan pajak hotel.

5. Tingkat keberhasilan pemungutan pajak hotel

Kegiatan utama yang dilakukan penulis dalam PKLM adalah mencari data dan informasi yang berasal dari Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai bahan referensi untuk mengetahui dan mendalami cara kerja Dispenda tersebut.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendukung pembuatan laporan ini dengan baik dan diperolehnya data dan informasi serta keterangan yang diperlukan sehubungan dengan dasar pengenaan pajak hotel di Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah , maka dalam PKLM penulis menerapkan beberapa metode . Adapun metode yang dilakukan antara lain sebagai berikut :


(16)

1. Tahap Persiapan

Tahap pertama adalah pengajuan judul epada ketua program studi, kemudian oleh ketua program studi, akan menentukan judul mana yang akan disetujui. Setela kita mendapatkan judul yang ditentukan , kemudian kita masuk kedalam tahap pembuatan proposal,setelah proposal selesai kita akan mengajukan proposal tersebut kepada departemen studi untuk pelaksanaan seminar proposal. Dalam seminar proposal oleh dosen penguji akan dilakukan perbaikan pada proposal tersebut. Setelah adanya perbaikan proposal maka pihak departemen akan menentukan dosen pembimbing sebagai pembimbing kita dalam berkonsultasi pembuatan proposal. Jika sudah dilakukan konsultasi dan bimbingan dengan dosen pembimbing, maka pihak departemen akan memberikan surat izin PKLM.

2. Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan judul dan proposal tersebut yang merupakan dasar teori yang mendukung pembuatan laporan seperti : buku buku , majalah , koran , undang undang maupun literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan PKLM.

3. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah selama kuarng lebih 1 bulan untuk mengetahui keadaan kinerja pada kantor tersebut dan untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah yang akan di teliti.


(17)

4. Pengumpulan Data

a. Data Premier

Data Premier adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak yang memahami tenang pemungutan pajak hotel di Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah objek pajak sesuai yang dilakukan di Dispenda Kabupaten Tapanuli Tengah.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah Data yang diperoleh dari referensi ilmiah, peraturan perundang undangan dan dokumen yang mendukung untuk memahami mekanisme pemungutan pajak hotel.

5. Analisa dan Evaluasi

Analisa dan evaluasi dapat dilakukan setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap . analisa yang baik menganalisa data dengan metode analisa yang tepat . Dalam hal ini penulis mengevaluasi data secara kualitatif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan moteode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara (interview)

Yaitu dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dengan piha yang terkait hal hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.


(18)

2. Daftar Observasi (Observation Guide)

Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek PKLM yang tujuannya mendapatkan gambaran dari sumber data yang perlu.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data yang dilakukan dengan studi dokumentasi misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, undang undang perpajakan.

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM

Sistem penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dibagi atas 5 (lima) bab yang dibagi atas beberapa sub bab urian singkatnya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai latar belakang permasalahan dari skripsi ini , tujuan dan mamfaat penulisan ,uraian teoritis yang mendukung penulisan ,ruang lingkup kegiatan yang dilakukan yang dikaji dalam penulisan, meode penulisan ,metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI

Dalam bab ini, penulis akan membahas sejarah singkat kantor yang dikaji dalam permasalahan skripsi ini , struktur organisasi , uraian tugas pokok dan fungsi organisasi tersebut dan gambaran data pegawai pegawainya.


(19)

Dalam bab ini, penulis akan membahas pengertian dari pajak yang dikaji pada skripsi ini, ketentuan umum Perundang undangan yang mengaturnya, dasar pengenaan pajak ,wilayah pemungutan dan cara penghitungan dan tata cara pembayarannya.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai potensi pajak ,daftar daftar wajib pajak tersebut ,penetapan target dan realisasi penerimaan dari pajak tersebut, faktor faktor yang mempengaruhi penerimaan pajaknya upaya upaya peningkatan untuk meningkatkan kembali penerimaan pajak tersebut dan mekanisme pemungutannya. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab yang terakhir ini, penulis akan member kesimpulan tentang apa saja yang sudah dibahas dalam skripsinya dan saran yang mendukung untuk perkembangan dari permasalahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A.Sejarah Singkat

Terbentuknya Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Organisasi Dan Tata Cara Kerja Dinas Dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah tanggal 28 Desember 2007.

Bentuk Organisasi dan Tata Cara Kerja Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah berpedoman pada Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah tanggal 18 Juni 2008. di dalam Peraturan ini memuat tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab dari tiap tiap satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Didalam peraturan ini disebutkan bahwa Dinas Pendapatan Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah.


(21)

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan, pengelola keuangan dan kekayaan daerah.

b. Penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang pendapatan, pengelola keuangan dan kekayaann daerah.

c. Pembinaan dan melaksanakan tugas dibidang pendapatan, pengelola keuangan dan kekayaan daerah

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi dibidang pendapatan, penegelola keuangan dan kekayaan daerah.

B.Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan maka susunan oraginisasi bagian Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari :

a. Kepala Dinas b. Sekretaris :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Perencanaan c. Bidang Pendapatan :

1. Seksi Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi 2. Seksi Seksi Perhitungan dan Penetapan

3. Seksi Penagihan d. Bidang Belanja :


(22)

1. Seksi Program 2. Seksi Anggaran 3. Seksi Perbendaharaan e. Bidang Kekayaan :

1. Seksi Pengadaan

2. Seksi Pemamfaatan dan Pengendalian 3. Seksi Perawatan

f. Bidang Akuntansi : 1. Seksi Verifikasi 2. Seksi Pembukuan 3. Seksi Pelaporan g. Unit Pelaksana Teknis

h. Kelompok Jabatan Fungsional

C.Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Adapaun tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu Bupati dalam bidang pendapatan, pengelola keuangan dan kekayaan daerah yang menjadi wewenang daerah.


(23)

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut, Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi :

a. berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya Memimpin dang mengkordinasikan kegiatan dinas pendapatan daerah

b. Merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan tugas dinas pendapatan daerah sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku c. Mensinkronisasikan penyusunan program kerja dinas pendapatan daerah sesuai

dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

d. Mengkordinasikan penyusunan program dinas pendapatan daerah sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah

e. Menghimpun, mengolah dan menyajikan data dibidang keuangan dalam

f. Mempersiapkan bahan bahan dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan bahan rencana bersama serta perencanaan pembangunan daerah

g. Menyusun proyeksi arus kas / perencanaan kas

h. Melaksanakan penatausahaan administrasi pengolahan keuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

i. Melaksanakan sebagian fungsi otorisator, yaitu memberikan saran dan pendapat dalam menetapkan Surat Pengeluaran Dana ( SPD ) setelah mengesahkan Surat Ketetapan Pajak Daerah ( SKPD )

j. Melaksanakan fungsi ordonatur yaitu menguji tagihan tagihan dan menerbitkan Surat Pengeluaran Dana ( SPD )


(24)

k. Menyusun laporan keuangan yang meliputi realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan catatan laporan keuangan

l. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberi pinjaman atas pemerintah daerah m.Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dengan pihak pihak terkait untuk

pengembangan dibidang pendapatan, keuangan dan kekayaan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

n. Menentukan kebijakan teknis penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan serta menetapkan pajak dan retibusi yang menjadi wewenang daerah

o. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah

p. Melakukan koordinasi dengan instansi teknis menyangkut penerimaan, penyetoran dan hal hal lain terkait dengan pendapatan daerah

q. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis dibidang pendapatan daerah

r. Menyelenggarakan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang pendapatan daerah

s. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan , program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi dibidang dinas pendapatan daerah

t. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya

u. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas


(25)

w.Memberikan saran pertimbangan kepada Bupati tentang kebijakan dibidang pendapatan daerah

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas memberikan peayanan teknis adminstratif kepada Satuan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Sekretaris meneyelenggarakan fungsi : a. Menerima petunjuk dan araha sesuai dengan petunjuk atasan

b. Membantu kepala dinas dibidang tugasnya c. Menyususn program kerja sekretaris

d. Menyusun program kerja, rencana anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran e. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan bidang lain

f. Menyelenggarakan pengelolaan tertib administratif dan pelayanan teknis administratif umum

g. Mengarahkan pelaksanaan tugas staf sub bagian tata usaha serta meneruskan proses surat menyurat kepada kepala dinas

h. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan i. Melaksanakan urusan perlengkapan, inventaris dan rumah tangga kantor j. Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja tahunan

k. Menghimpun pelaksanaan tugas dan mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan


(26)

m.Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol , merencanakan kegiatan dan membuat laporan pelaksanan tugas

3. Bidang Pendapatan

Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas membantu kepala Dinas dalam melaksanakan tugas Bidang Pendapatan yang meliputi program objek Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) melalui intensifikasi dan ekstentifikasi pajak dan retribusi maupun penerimaan lainnya :

Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagaimana dimaksud pada, Kepala Bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Memberikan petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan b. Membantu kepala dinas dibidang tugasnya

c. Mendisposisikan surat kepada bawahan

d. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya

e. Mengkoordinasikan pendaftaran dan pendataan objek dan subjek pendapatan daerah

f. Memeriksa nota perhitungan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan kartu data g. Memeriksa dan menandatangani SKPD dan SKRD

h. Memeriksa surat setoran pajak dan retibusi daerah i. Mengkoordinasikan pengeloaan pemungutan PBB

j. Mengkoordinasikan pengelolaan penerimaan bagi hasil pajak pusat dan pajak provinsi


(27)

k. Melaksanakan penyusunan rencana dan program peningkatan pendapatan asli daerah, pemantauan dan pengendalian operasional pendapatan daerah

l. Membuat laporan realisasi penerimaan pendapatan asli daerah

m.Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan kegiatan n. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah

dicapai sebagai pelaksanaan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

o. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas kepala seksi yang menjadi bawahannya

p. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan

q. Melaksanakan tugas tugas lain dari atasan

4. Bidang Belanja

Kepala Bidang Belanja mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas bidang program, anggaran dan perbendaharaan.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Kepala Bidang Belanja menyelenggarakan fungsi :

a. Memberi petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan b. Membantu kepala dinas dalam bidang tugasnya

c. Mendisposisikan tugas pada bawahan

d. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya e. Menyusun proram kerja belanja daerah Kabupaten Tapanuli Tengah


(28)

f. Menyusun program kerja yang berhubungan dengan idang belanjanya

g. Mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

h. Membuat surat edaran tentang anggaran dan belanja daerah dan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah

i. Mengadakan koordinasi kepada para kepala SKPD tentang bahan usulan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan rancangan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah

j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah langkah yang perlu diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku

k. Menganalisasi hasil hasil pelaksanaan tugas staf untuk bahan peningkatan kinerja l. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas seksi seksi

bawahannya

m. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan

5. Bidang Kekayaan

Kepala Bidang Kekayaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas bidang kekayaan daerah meliputi : Pengadaan, Pemamfaatan dan Pengendalian serta Perawatan Kekayaan Daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Kepala Bidang Kekayaan menyelenggarakan fungsi :


(29)

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan

c. Membantu kepala dinas dalam bidang tugasnya

d. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya

e. Merumuskan langkah langkah kerja/kegiatan bidang kekayaan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan

f. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pembelian dan tender pembelian barang dan perlengkapan

g. Melaksanakan pengadaan pendistribusian dan perawatan inventaris dan perlengkapan kantor kecuali dilingkungan sekretaris daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

h. Melaksanakan pengadaan, pemamfaatan, pengendalian dan perawatan kendaraan dinas yang akan digunakan untuk keperluan pemerintah

i. Menyusun dan mempersiapkan dokumen teknis pelaksanaan bidang kekayaan j. Menghimpun dan menganalisa data administrasi bidang kekayaan dalam berbagai

bentuk sesuai dengan keperluannya

k. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang kekayaan dengan bidang lain dan dengan sekretaris

l. Menganalisa hasil hasil pelaksanaan tugas staf untuk bahan peningkatan kinerja m.Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas seksi seksi

dibawahnya

n. Menyampaikan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas


(30)

o. Menghimpun, menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas dan mempersiapkan saran / pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan.

6. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akuntansi mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas Bidang Akuntansi meliputi verifikasi, pembukuan dan pelaporan.

Untuk melaksanakan tugasnya, maka Kepala Bidang Akuntansi menyelenggarakan fungi :

a. Memberi petunjuk dan arahan sesuai dengan disposisi atasan b. Mendisposisikan surata kepada bawahan

c. Membantu kepala dinas dalam bidang tugasnya

d. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya e. Menyajikan informasi data keuangan daerah dengan sistem akuntansi f. Membukukan penerimaan daerah sesuai dengan sumber dananya g. Mempersiapkan penyusunan laporan keuangan

h. Melaksanakan verifikasi penerimaan daerah yang dikelola oleh SKPD

dan melakukan penelitian dokumen SPM untuk penerbitan SP2D dan surat pertanggungjawaban

i. Mengadakan koordinasi kepada para kepala SKPD terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPJ)

j. Melaksanakan tugas tugas dibidang akuntansi

k. Merumuskan langkah langkah kerja / kegiatan bidang akuntansi sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan


(31)

l. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan bidang akuntansi

m.Menghimpun dan menganalisa data administrasi bidang akuntansi dalam berbagai bentuk sesuai dengan keperluannya

n. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bidang akuntansi dengan bidang lain dan sekretaris

o. Menganalisis hasil hasil pelaksanan tugas staf ntuk bahan peningkatan kinerja p. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas seksi seksi

bawahannya

q. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran , pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan

r. Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan atasan

D. Gambaran Kepegawaian, Karyawan dan Anggota Personil Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Tabel I. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

N0 JABATAN JUMLAH

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kasubbag Umum dan Kepegawaian 1 orang


(32)

5 Kasubbag Perencanaan 1 orang

6 Kabid Pendapatan 1 orang

7 Kasi Pendaftaran dan Pendataan 1 orang

8 Kasi Perhitungan dan Penetapan 1 orang

9 Kasi Penagihan 1 orang

10 Kabid Belanja 1 orang

11 Kasi Program 1 orang

12 Kasi Anggaran 1 orang

13 Kasi Perbendaharaan 1 orang

14 Kabid Kekayaan Daerah 1 orang

15 Kasi Pengadaan 1 orang

16 Kasi Pemamfaatan dan Pengendalian 1 orang

17 Kasi Perawatan 1 orang

18 Kabid Akuntansi 1 orang

19 Kasi Verifikasi 1 orang

20 Kasi Pembukuan 1 orang

21 Kasi Pelaporan 1 orang


(33)

Tabel II. Jumlah Pegawai Berdasarkan Penggolongan

GOLO GOLONGAN JUMLAH

Golongan IV 3 orang

Golongan III 50 orang

Golongan II 20 orang

Golongan I 1 orang

JUMLAH 74 orang


(34)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK HOTEL A.Pengertian Pajak Hotel

Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan / peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Pemungutan pajak hotel ini didasarkan pada Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Tentang Pajak Daerah.

Pengenaan pajak hotel tidak mutlak ada pada semua daerah kabupaten / kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/ kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak kabupaten/kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut suatu daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Hotel yang akan menjadi landasan operasional dalam teknis pelaksanaan pemungutan Pajak Hotel di daerah kabupaten/kota.

B.Ketentuan Umum

Adapun dasar hukum / ketentuan ketentuan umum yang melandasi pengenaan pajak hotel adalah sebagai berikut :


(35)

1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Peraturan Daerah Kabupaten Tengah Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel Berdasarkan ketentuan ketentuan diatas, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tapanuli Tengah

2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas Otonomi dan Tugas Pembantu dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah yang merupakan lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah

5. Bupati adalah Bupati Tapanuli Tengah

6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang perpajakan daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan

7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah 8. Peraturan Bupati Daerah adalah Peraturan Bupati Tapanuli Tengah


(36)

9. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan yayasan, oganisasi massa, organisasi sosial politik , atau organisasi lainnya , lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak invenstasi kolektif dan bentuk usaha tetap

10. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak , adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat

11. Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel

12. Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan / perisitrahatan termasuk jasa terlait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pasanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, termasuk kos yang mempunyai kamar lebih dari 10 (sepuluh) 13. Pengusaha hotel adalah perorangan atau badan yang menyelenggarakan usaha

hotel untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tangggungannya


(37)

14. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah , yang selanjutnya disingkat SPTPD, adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan / atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan / atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

15. Surat Setoran Pajak Daerah, yang disingkat SSPD, adalah bukti pembayaran penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk ole Bupati

16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak , besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih harus dibayar

17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan disingkat SKPDKBT adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan

18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil disingkat SKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak

19. Surat ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar disingkat SKPDLB, adalah Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena


(38)

jumlah kredit pajak lebih besar daripada paja yang terutang atau seharusnya tidak terutang

20. Surat Tagihan Pajak Daerah disingkat STPD, adalah Surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasif berupa bungan atau denda

21. Surat Keputusan Pembetulan adalah Surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis , kesalahan hitung atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam surat pemberitahuan pajak terhutang , surat ketetapan pajak daerah, surat ketetapan pajak daerah kurang bayar, surat ketetapan daerah nihil, surat ketetapan daerah lebih bayar, surat tagihan pajak daerah, surat keputusan pembetulan, atau surat keputusan keberatan

22. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak

23. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding tehadap suatu keputusan keberatan diajukan oleh Wajib Pajak

24. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan


(39)

penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut

25. Pemeriksaaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar ppemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah 26. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah adalah serangkaian

tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya

C.Objek , Subjek dan Wajib Pajak Hotel 1. Objek Pajak Hotel

Objek Pajak Hotel adalah Pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang adalah fasilitas, telepon, facsimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.


(40)

a. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah

b. Jasa sewa apartemen, kondominian dan sejenisnya c. Jasa tempat tinggal dipusat atau kegiatan keagamaan

d. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan, dan panti sosial

e. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang dimamfaatkan oleh umum

2. Subjek Pajak Hotel

Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.

3. Wajib Pajak Hotel

Wajib Pajak Hotel adalah Orang pribadi atau Badan yang mengusahakan hotel.

D. Dasar Pengenaan Pajak, Tarif dan Cara Penghitungan Pajak Hotel 1. Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel.

2. Tarif Pajak Hotel

Tarif Pajak Hotel ditetapkan 10% ( sepuluh persen)

3. Cara Penghitungan Pajak

Pajak terhutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = 10 % x 9.000.000,00


(41)

= Rp.900.000,00

E.Masa Pajak dan Saat Pajak Terutang

Masa Pajak Hotel adalah jangka waktu tertentu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender dan saat Pajak Terutang dalam Masa pajak terjadi pada saat pelayanan di hotel.

F. Pemungutan Pajak Hotel

Wajib pajak yang membayar sendiri, SPTPD sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 22 tahun 2011 pasal 11 ayat 1 , digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan pajak sendiri yang terutang.

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan :

a. SKPDKB , apabila terjadi kekurangan bayar setelah pemeriksaan, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% sebulan dihitung paling lama 24 bulan sejak terutangnya pajak.

b. SKPDKBT , apabila SKPDKB telah diterbitkan namun ditemukan data baru yang semula belum terungkap menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang, akan dikenakan sanksi 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.

c. SKPDN , diterbitkan apabila jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak.


(42)

d. Apabila kewajiban membayar pajak terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT tidak sepenuhnya dibayarkan dalam jangka waktu yang ditetapkan ditagih dengan menerbitkan STPD dan sanksi bunga 2% perbulannya.

e. Penambahan jumlah pajak yang terutang , tidak dikenakan pada wajib pajak apabila melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.


(43)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A.Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel

Perkembangan penerimaan Pajak Hotel saat in tentunya tidak terlepas dari peran penting dari pihak pemungut yang berkerja semaksimal mungkin untuk mencapai target pendapatan yang dituju. Dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah yang akan menyetorkan hasil pemungutan tersebut ke Pemerintah Daerah untuk dibayarkan sebagai Pajak Hotel.

Dalam hal ini tanggung jawab dan atas pelaksanaan pemungutan pajak sebagaimana percerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri, pemerintah daerah dalam hal ini , telah menjalankan telah menjalankan fungsi sebagai pemungut pajak hotel, meskipun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapai oleh pemerintah terhadap wajib pajak yang mempengaruhi pada penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Tapanuli Tengah.

B.Analisa Data

Tabel III. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam 4 Tahun Anggaran.

TAHUN TARGET REALISASI PRESENTASI

2009 50.000.000,00 20.947.700,00 41,90 %

2010 50.000.000,00 19.610.000,00 39,22 %

2011 50.000.000,00 21.205.000,00 42,41 %


(44)

Sumber Data : Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Dari data tabel diatas menunjukan bahwa realisasi penerimaan pajak hotel tahun 2009 hanya dapat memenuhi realisasi Rp.20.947.700,00 dari Rp.50.000.000,00 yang ditargetkan atau hanya sebesar 41,90 % dari rencana target.

Untuk tahun 2010, realisasi penerimaan pajak hotel mengalami penurunan menjadi Rp.19.610.000,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 39,22 % dari rencana target.

Untuk tahun 2011, realisasi penerimaan pajak hotel mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.21.205.00,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 42,41 % dari rencana target.

Untuk 2012, realisasi penerimaan pajak hotel , kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.36.862.000,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 73.72 % dari rencana target.

C.Permasalahan Yang Timbul Dalam Penerimaan Pajak Hotel

Dalam pengenaan dan penerimaan pajak hotel tentu ditemukan beberapa kendala yang harus mendapatkan perhatian dari pihak pihak terkait, berikut kendala yang diperoleh :

1. Kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak hotel

2. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pajak

3. Belum adanya ketentuan yang mengatur sistem penentuan besarnya pembayaran utang pajak oleh wajib pajak kepada pihak pemungut pajak, yang menyebabkan


(45)

adanya perbedaan cara penentuan utang wajib pajak hotel , yaitu secara Billing

dan Kesepakatan

4. Kurangnya penegasan hukum yang dijalankan oleh pihak pemerintah daerah terhadap wajib pajak yang tidak taat pada prosedur pembayaran pajak hotel

D.Upaya Penyelesaian Permasalahan Penerimaan Pajak Hotel

Untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam Penerimaan Pajak Hotel, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan upaya sebagai berikut : 1. Adanya koordinasi oleh pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi pajak

kepada wajib pajak

2. Adanya editor yang ditunjuk oleh pemerintah daerah untuk mengetahui penerimaan pajak oleh para wajib pajak

3. Adanya penegasan secara hukum dan tindak lanjut oleh pemerintah daerah terhadap wajib pajak yang tidak taat.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, sebagai akhir dari penulis menyimpulkan sebagai berikut

1. Pajak hotel adalah pelayanan yang telah disediakan dengan pembayaran dihotel. 2. Kegiatan penetapan pajak hotel dilakukan berdasarkan peraturan daerah , namun

bersadarkan Billing dan Kesepakatan antara Wajib Pajak dan Pemungut Pajak. 3. Kontribusi penerimaan pajak berpengaruh terhadap pendapatan daerah , namun

belum menjadi sumber penerimaan pajak daerah yang berkontribusi besar, karena belum mencapai realisasi dari target yang ditentukan setiap tahunnya. 4. Dalam pemungutan dan penerimaan pajak hotel masih banyak mengalami

kendala kendala seperti kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melunasi hutang pajaknya sesuai dengan jumlah yang semestinya.

B.Saran

Saran penulis untuk meningkatkan pajak hotel adalah

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah hendaknya meningkatkan pelaksanaan pendekatan dengan sosialisasi terhadap wajib pajak dan masyarakat 2. Peraturan Daerah mengenai pajak hotel harus menjunjung tinggi ketegasan dalam


(47)

3. Pemerintah melakukan peningkatan pengawasan dan monitor dalam setiap proses penetapan hutang pajak oleh wajib pajak sehingga penetapan jumlah pajak sesuai dengan ketentuan penetapan tarif pajak.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, 2000, Perpustakaan Indonesia, Jakarta :Diadit Media

Kurniawan Panca dan Dagus Purwanto, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Malang : Bayu Media Publishing.

Mardiasmo, 2002, Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar, Buku III, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Munir dkk, 2004, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI).

Siahaan Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 22 Tahun 2011, Tentang Pajak Hotel.


(1)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI A.Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel

Perkembangan penerimaan Pajak Hotel saat in tentunya tidak terlepas dari peran penting dari pihak pemungut yang berkerja semaksimal mungkin untuk mencapai target pendapatan yang dituju. Dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah yang akan menyetorkan hasil pemungutan tersebut ke Pemerintah Daerah untuk dibayarkan sebagai Pajak Hotel.

Dalam hal ini tanggung jawab dan atas pelaksanaan pemungutan pajak sebagaimana percerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri, pemerintah daerah dalam hal ini , telah menjalankan telah menjalankan fungsi sebagai pemungut pajak hotel, meskipun masih terdapat beberapa kendala yang dihadapai oleh pemerintah terhadap wajib pajak yang mempengaruhi pada penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Tapanuli Tengah.

B.Analisa Data

Tabel III. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Dalam 4 Tahun Anggaran.

TAHUN TARGET REALISASI PRESENTASI

2009 50.000.000,00 20.947.700,00 41,90 %

2010 50.000.000,00 19.610.000,00 39,22 %

2011 50.000.000,00 21.205.000,00 42,41 %


(2)

Sumber Data : Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah

Dari data tabel diatas menunjukan bahwa realisasi penerimaan pajak hotel tahun 2009 hanya dapat memenuhi realisasi Rp.20.947.700,00 dari Rp.50.000.000,00 yang ditargetkan atau hanya sebesar 41,90 % dari rencana target.

Untuk tahun 2010, realisasi penerimaan pajak hotel mengalami penurunan menjadi Rp.19.610.000,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 39,22 % dari rencana target.

Untuk tahun 2011, realisasi penerimaan pajak hotel mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.21.205.00,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 42,41 % dari rencana target.

Untuk 2012, realisasi penerimaan pajak hotel , kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp.36.862.000,00 dari target Rp.50.000.000,00 atau sebesar 73.72 % dari rencana target.

C.Permasalahan Yang Timbul Dalam Penerimaan Pajak Hotel

Dalam pengenaan dan penerimaan pajak hotel tentu ditemukan beberapa kendala yang harus mendapatkan perhatian dari pihak pihak terkait, berikut kendala yang diperoleh :


(3)

38

adanya perbedaan cara penentuan utang wajib pajak hotel , yaitu secara Billing dan Kesepakatan

4. Kurangnya penegasan hukum yang dijalankan oleh pihak pemerintah daerah terhadap wajib pajak yang tidak taat pada prosedur pembayaran pajak hotel

D.Upaya Penyelesaian Permasalahan Penerimaan Pajak Hotel

Untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam Penerimaan Pajak Hotel, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah melakukan upaya sebagai berikut : 1. Adanya koordinasi oleh pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi pajak

kepada wajib pajak

2. Adanya editor yang ditunjuk oleh pemerintah daerah untuk mengetahui penerimaan pajak oleh para wajib pajak

3. Adanya penegasan secara hukum dan tindak lanjut oleh pemerintah daerah terhadap wajib pajak yang tidak taat.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, sebagai akhir dari penulis menyimpulkan sebagai berikut

1. Pajak hotel adalah pelayanan yang telah disediakan dengan pembayaran dihotel. 2. Kegiatan penetapan pajak hotel dilakukan berdasarkan peraturan daerah , namun

bersadarkan Billing dan Kesepakatan antara Wajib Pajak dan Pemungut Pajak. 3. Kontribusi penerimaan pajak berpengaruh terhadap pendapatan daerah , namun

belum menjadi sumber penerimaan pajak daerah yang berkontribusi besar, karena belum mencapai realisasi dari target yang ditentukan setiap tahunnya. 4. Dalam pemungutan dan penerimaan pajak hotel masih banyak mengalami

kendala kendala seperti kurangnya kesadaran wajib pajak dalam melunasi hutang pajaknya sesuai dengan jumlah yang semestinya.

B.Saran

Saran penulis untuk meningkatkan pajak hotel adalah


(5)

40

3. Pemerintah melakukan peningkatan pengawasan dan monitor dalam setiap proses penetapan hutang pajak oleh wajib pajak sehingga penetapan jumlah pajak sesuai dengan ketentuan penetapan tarif pajak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, 2000, Perpustakaan Indonesia, Jakarta :Diadit Media

Kurniawan Panca dan Dagus Purwanto, 2004, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, Malang : Bayu Media Publishing.

Mardiasmo, 2002, Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar, Buku III, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.

Munir dkk, 2004, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta : Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI).

Siahaan Marihot P, 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000, Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang – Undang Republik Indonesia, Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 22 Tahun 2011, Tentang Pajak Hotel.