S PLS 1105832 Chapter3

(1)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian menurut Sugiyono (2013, hlm. 3) yaitu diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Desain penelitian merupakan hal penting dalam sebuah penelitian yang tidak terlepas dari metode penelitian. John (1949) dalam Fathoni (2006, hlm. 8) mengartikan penelitian sebagai suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Peneletian dalam skripsi ini menggunakan sebuah metode dan pendekatan dalam penelitian. Adapun pendekatan yang peneliti gunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Pendekatan dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000, hlm.3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun format desain penelitian yang dikemukakan oleh Menurut Bungin (2007, hlm. 61) adalah sebagai berikut:

Secara esensial terdapat beberapa kesulitan di dalam membuat desain penelitian kualitatif dengan menggunakan model umum. Hal ini disebabkan oleh: (1)desain penelitian kualitatif itu adalah penelitinya itu sendiri,(2)masalah dan tujuan penelitian kualitatif yang amat beragam dan kasuistik sehingga sulit membuat kesamaan desain penelitian yang bersifat umum,dengan kata lain, masalah dan tujuan kualitatif bersifat kasuistik. Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti merupakan subjek yang menentukan bagus atau tidaknya suatu desain penelitian karena peneliti lah yang membuat desain penelitiannya. Dalam membuat desain penelitian, peneliti harus bisa menyerasikan antara desain dengan masalah dan tujuan penelitian/


(2)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 Pada penelitian kualitatif deskriptif peneliti merupakan kunci penting dalam penelitian ini, hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Bungin (2007, hlm. 67) bahwa desain penelitian kualitatif itu adalah peneliti sendiri, sehingga penelitilah yang paham pola penelitian yang akan dilakukan artinya penulis harus mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitiannya dan yang terutama bagi peneliti yaitu mampu memahami tahapan penelitian secara baik, Adapun Menurut Sugiyono (2013, hlm. 15) mendefinisikan penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunakan untuk meneliti pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi(gabungan). Dalam melakukan sebuah penelitian terdiri dari beberapa tahapan yang harus peneliti lakukan. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan terdiri beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Pada tahapan ini peneliti menentukan tempat penelitian terlebih dahulu, setelah selsai menentukan lokasi penelitian peneliti melakukan identifikasi lapangan untuk permasalahan yang akan diteliti di PKBM Winaya Bhakti. Setelah melakukan identifikasi peneliti menyusun rancangan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian ini dengan membuat proposal penelitian, dalam tahap ini peneliti menentukan lokasi penelitian, menentukan jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar belakang, dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian. Hal ini dilakasanakan agar peneliti mempunyai gambaran akan permasalahan yang ada dalam lembaga. Seterusnya peneliti mempersiapkan perizinan kepada pihak-pihak yang terkait dan berwenang memberikan izin mengadakan sebuah penelitian, sehingga peneliti lebih leluasa dalam melakukan penelitian. Persiapan yang seterusnya peneliti mempersiapkan pelengkapan penelitian yang diantaranya yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.


(3)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 Tahap yang harus dilakukan peneliti yaitu melakukan observasi lanjutan dari hasil pengamatan sebelumnya. Peneliti kemudian memahami latar belakang penelitian dan persiapan agar peneliti dapat menfokuskan subjek dan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut. Selanjutnya tahap pengumpulan data, dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data langsung dari lapangan dengan menggunakan macam teknik dan pedoman yang sudah sebelumnya peneliti persiapkan, peneliti melakukan kegiatan penulisan atas data-data yang telah ditemukan oleh peneliti yang kemudian akan diolah menjadi hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.

3. Tahap analisa data

Dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum dan setelah selesai dilapangan. Dalam tahap ini peneliti agar menafsirkan data dengan benar, data dilihat dari memulai mengumpulkan data dan informasi dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi. Pada saat terjun kelapangan hingga saat penulisan hasil penelitian berlangsung, maka analisis data dalam penelitian kualitatif ini berlangsung secara induktif dan dilakukan secara berlanjut.

4. Tahap pelaporan

Peneliti menyajikan secara menyeluruh tahapan penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian dari data yang diperoleh dan mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Pada tahap ini peneliti merancang hasil penelitian secara sistematis dan dituangkan dalam bentuk laporan penelitian yang merupakan tahapan akhir dari hasil penelitian.

B. Partisipan Dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Partisipan disini merupakan orang yang ikut berperan dalam melakukan proses kegiatan penelitian ini, sesuai dengan tujuan peneliti yaitu menganalisis kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan maka pada penelitian ini, peneliti mengambil partisipan sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 orang pengelola PKBM, 2 orang tutor tutor PKBM dan 2 orang warga belajar kesetaraan paket C.


(4)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang menjadi lokus peneliti dalam penelitian ini yaitu bertempay di PKBM Winaya Bhakti yang terletak di Desa Hanjuang, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut. PKBM ini bertepat di pelosok Kab. Garut yang berada di wilayah selatan Garut. PKBM ini sangat.

C. Pengumpulan Data

Seorang peneliti hendaknya menggunakan teknik pengumpulan data yang relevan supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran, pengumpulan data dan informasi itu harus merupakan data yang fakta. didasarkan atas metode serta situasi dan kondisi lapangan yang dijadikan objek dalam sebuah penelitian. Arikunto (2002 hlm, 121) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian yang berkaitan dengan instrument yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data. Oleh sebab itu perlu diadakanya pengujian-pengujian melalui cara-cara tertentu untuk mendapatkan data semaksimal mungkin maka penulis menentukan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Pewawancara disebut intervieuwer, sedangkan orang yang

diwawancarai disebut interviewee. Menurut Bungin (2007, hlm. 111) menyatakan

bahwa, Metode wawancara mendalam (in-depth interview) adalah sama seperti

metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara berbeda dengan wawancara pada umumnya.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa wawancara ini membutuhkan waktu yang cukup lama yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan dengan materi wawancara yang telah disediakan. Adapun alur wawancara ini dilakukan secara


(5)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara secara struktur dapat dilakukan

melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon dan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas tidak mengacu pada pedoman wawancara dan tidak baku. Penelitian ini mengkombinasi dua teknik wawancara dengan menggabungkan teknik terstruktur dan tidak terstruktur. Menggabungkan dua teknik wawancara ini mempermudah peneliti dalam pengambil data terhadap lembaga PKBM Winaya Bhakti pada program kesetaraan dimana wawancara ini peneliti lakukan kepada pengelola (R1), tutor (R2), (R3), dan warga belajar (R4), dan (R5) yaitu dilakukan selama bulan februari sampai dengan sesal yang bertempat di PKBM Winaya Bhakti dan dikediaman responden.

2. Observasi

Teknik observasi adalah alat pengumpulan data yaitu peneliti pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap permasalahan yang akan diteliti. Dalam menggunakan teknik observasi yang paling penting adalah mengandalkan pengamatan secara teliti dan ingatan peneliti itu sendiri. Terdapat dua panca indera yang sangat vital di dalam melakukan metode ini yaitu mata dan telinga. Menurut Bungin (2007, hlm. 118-120), Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya, selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. dengan observasi diharapkan mendapatkan data yang fakta dan alami juga benar adanya mengenai analisis kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan di Desa Hanjuang Kec. Bungbulang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif pada umunya data yang digunakan dari sumber manusia melalui wawancara dan observasi, dalam tahap pengolahan ini tidak menggunakan sumber manusia melainkan dengan dokumen. Studi dokumentasi merupakan alat pengumpulan data yang tidak kalah penting dalam menginput


(6)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 data. Sugiyono (2009, hlm. 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini teknik studi dokumentasi yaitu peneliti mendapatkan dokumen yang dimiliki PKBM Winaya Bhakti pada program kesetaraan. Tujuan dari studi dokumentasi ini yaitu mendapatkan data yang tertulis yang diperlukan peneliti dalam melengkapi data penelitian yang ditemukan dengan cara membaca, menelaah, mengkaji.

4. Triangulasi

Triangulasi dikenal dengan istilah cek atau bisa kita gunakan kata sambung –

meng kalo kita sambungkan menjadi mengecek, trianggulasi merupakan pengecekan data menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu. Mathinson (1998) dalam Sugiyono (2009, hlm. 332) mengemukakan bahwa nilai dari teknik

triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas),

tidak konsisten atau kontradiksi. Penelitian trianggulasi ini merupakan penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang karena melihat ke,absahan dari data yang ada guna melihat dari beberapa sumber datayang diperoleh akan lebih tuntas dan teruji. Teknik trianggulasi yang dilakukan peneliti yaitu membandingkan data dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

D. Analisi Data

Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting karena data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dibahas melalui tahap analisis data. Oleh sebab itu pengolahan dan analisis data merupakan suatu bagian terpenting dalam sebuah penelitian, karena berkaitan dengan hasil penelitian.

Menurut Bungin (2011, hlm.161), terkait analisis data yaitu :

Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis sata kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial.

Sejalan dengan pendapat tersebut, analisis data merupakan suatu proses menjabarkan data-data penelitian yang didapatkan dari hasil observasi,


(7)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 wawancara, dokumentasi dan sebagainya untuk kemudian dipilah dan disusun secara rapih untuk kemudian dipelajari oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data-data yang didapat dari pengelola, tutor dan warga belajar PKBM Winaya Bakti.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini mengikuti apa yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sehingga dalam tahap reduksi data peneliti memilah dari semua data-data yang diperoleh untuk kemudian diambil yang memamng menjadi fokus penelitian dimana yang menjadi fokus penelitian pada skripsi ini yaitu mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM Winaya Bhakti. Jadi , dalam kegiatan reduksi data dilakukan penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan tahapan kedua yang dimana ketika peneliti telah memilih data-data pada tahap reduksi data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi pada pengelola, tutor dan warga belajar kesetaraan PKBM Winaya Bhakti, maka selanjutnya peneliti menentukan penyajian data yang akan d sajikan pada skripsi ini. Penyajian yang biasanya digunakan adalah penyajian dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik dan bagan. Jika ada data yang bertumpuk maka data yang semakin bertumpuk-tumpuk itu kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh, maka perlu dilakukan


(8)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205

chart, atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang peneliti lakukan tentunya setelah peneliti melakukan tahap reduksi data dan tahap data display walau demikian pengolahan pada data kualitatif tidak dapat menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data, karena data yang telah didapatkan sebelumnya harus kembali diolah agar peneliti mampu menemukan kesimpulan kredibel. Penarikan kesimpulan dan verifikasi yang peneliti lakukan tentunya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel sehingga peneliti dapat menyimpulkan mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM Winaya Bhakti.

E. Definisi Operasional

1. Analisis

Analisis menurut KBBI yang tersedia pada (http://kbbi.web.id/analisis) yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) . Yang dimaksud analisis dalam penelitian ini yaitu sebuah upaya dalm proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan berbagai hal mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan di masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang.

2. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2006, hlm. 67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggu jawab yang diberikan kepadanya” dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan


(9)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 tersebut, kinerja juga adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakanya. Kinerja sebagai hasil atau fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang juga kelompok dalam suatu organisasi yang dipenuhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam beberapa uraian diatas dapat di simpulkan bahwa kinerja merupakan suatu faktor pendukung bagi kelangsungan suatu lembaga agar dapat mencapai suatu tujuan dan mempunyai hasil yang berkualitas. Kinerja bersal dari kata performace. Selain kata performance kinerja juga sering diartikan sebagai hal kerja atau prestasi kerja. Namun sebenernya kinerja mempunyai makna yang lebih bagus dan luas, bukan hanya hasil kerja saja tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dan tujuan strategi organisasi. Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini yaitu hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh pengelola, tutor dan peserta didik di PKBM Winaya Bhakti.

3. PKBM

Menurut kamil (2011, hlm. 80) Pusat kegiatan belajar masyarakat atau dikenal dengan sebutan PKBM, merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat dalam proses pembangunan pendidikan nonformal, oleh sebab itu berdirinya PKBM ditengah tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi tulang punggung bagi terjadinya proses pembangunan melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Secara umum PKBM dibentuk dengan tujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah, yang dimaksud PKBM dalam penelitian ini yaitu lembaga tempat belajar masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang yang bernama PKBM Winaya Bhakti.

4. Pendidikan Kesetaraan

Menurut Dwitantya, (2012 dalam http://aswendo2witantynov.


(10)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 pengertian pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal. Namun kontens, konteks, metodologi, dan pendekatan untuk mencapai standar kompetensi lulusan tersebut lebih memberika konsep terapan, tematik, industri, yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau berusaha sendiri. Pendidikan kesetaraan ini meliputi Program Paket A setara dengan SD, Program Paket B setara dengan SMP, dan Program Paket C setara dengan SMA, yang dimaksud kesetaraan dalam penelitian ini yaitu program pembelajaran paket A,B,C yang berlangsung di PKBM Winaya Bhakti.


(1)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 terstruktur maupun tidak terstruktur. Wawancara secara struktur dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon dan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas tidak mengacu pada pedoman wawancara dan tidak baku. Penelitian ini mengkombinasi dua teknik wawancara dengan menggabungkan teknik terstruktur dan tidak terstruktur. Menggabungkan dua teknik wawancara ini mempermudah peneliti dalam pengambil data terhadap lembaga PKBM Winaya Bhakti pada program kesetaraan dimana wawancara ini peneliti lakukan kepada pengelola (R1), tutor (R2), (R3), dan warga belajar (R4), dan (R5) yaitu dilakukan selama bulan februari sampai dengan sesal yang bertempat di PKBM Winaya Bhakti dan dikediaman responden.

2. Observasi

Teknik observasi adalah alat pengumpulan data yaitu peneliti pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap permasalahan yang akan diteliti. Dalam menggunakan teknik observasi yang paling penting adalah mengandalkan pengamatan secara teliti dan ingatan peneliti itu sendiri. Terdapat dua panca indera yang sangat vital di dalam melakukan metode ini yaitu mata dan telinga. Menurut Bungin (2007, hlm. 118-120), Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya, selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. dengan observasi diharapkan mendapatkan data yang fakta dan alami juga benar adanya mengenai analisis kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan di Desa Hanjuang Kec. Bungbulang.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif pada umunya data yang digunakan dari sumber manusia melalui wawancara dan observasi, dalam tahap pengolahan ini tidak menggunakan sumber manusia melainkan dengan dokumen. Studi dokumentasi merupakan alat pengumpulan data yang tidak kalah penting dalam menginput


(2)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 data. Sugiyono (2009, hlm. 329) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Pada penelitian ini teknik studi dokumentasi yaitu peneliti mendapatkan dokumen yang dimiliki PKBM Winaya Bhakti pada program kesetaraan. Tujuan dari studi dokumentasi ini yaitu mendapatkan data yang tertulis yang diperlukan peneliti dalam melengkapi data penelitian yang ditemukan dengan cara membaca, menelaah, mengkaji.

4. Triangulasi

Triangulasi dikenal dengan istilah cek atau bisa kita gunakan kata sambung – meng kalo kita sambungkan menjadi mengecek, trianggulasi merupakan pengecekan data menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu. Mathinson (1998) dalam Sugiyono (2009, hlm. 332) mengemukakan bahwa nilai dari teknik triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Penelitian trianggulasi ini merupakan penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang karena melihat ke,absahan dari data yang ada guna melihat dari beberapa sumber datayang diperoleh akan lebih tuntas dan teruji. Teknik trianggulasi yang dilakukan peneliti yaitu membandingkan data dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

D. Analisi Data

Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan hal yang sangat penting karena data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dibahas melalui tahap analisis data. Oleh sebab itu pengolahan dan analisis data merupakan suatu bagian terpenting dalam sebuah penelitian, karena berkaitan dengan hasil penelitian.

Menurut Bungin (2011, hlm.161), terkait analisis data yaitu :

Dilihat dari tujuan analisis, maka ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis sata kualitatif, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data, dan proses suatu fenomena sosial.

Sejalan dengan pendapat tersebut, analisis data merupakan suatu proses menjabarkan data-data penelitian yang didapatkan dari hasil observasi,


(3)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 wawancara, dokumentasi dan sebagainya untuk kemudian dipilah dan disusun secara rapih untuk kemudian dipelajari oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data-data yang didapat dari pengelola, tutor dan warga belajar PKBM Winaya Bakti.

Prosedur analisis data dalam penelitian ini mengikuti apa yang telah dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013, hlm 91) yaitu: “(1) reduksi, (2) display, dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi data.” Secara rinci prosedur kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Sehingga dalam tahap reduksi data peneliti memilah dari semua data-data yang diperoleh untuk kemudian diambil yang memamng menjadi fokus penelitian dimana yang menjadi fokus penelitian pada skripsi ini yaitu mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM Winaya Bhakti. Jadi , dalam kegiatan reduksi data dilakukan penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan tahapan kedua yang dimana ketika peneliti telah memilih data-data pada tahap reduksi data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi pada pengelola, tutor dan warga belajar kesetaraan PKBM Winaya Bhakti, maka selanjutnya peneliti menentukan penyajian data yang akan d sajikan pada skripsi ini. Penyajian yang biasanya digunakan adalah penyajian dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik dan bagan. Jika ada data yang bertumpuk maka data yang semakin bertumpuk-tumpuk itu kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh, maka perlu dilakukan display data. Display data ialah menyajikan data dalam bentuk matrik, network,


(4)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 chart, atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang peneliti lakukan tentunya setelah peneliti melakukan tahap reduksi data dan tahap data display walau demikian pengolahan pada data kualitatif tidak dapat menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan perolehan data, karena data yang telah didapatkan sebelumnya harus kembali diolah agar peneliti mampu menemukan kesimpulan kredibel. Penarikan kesimpulan dan verifikasi yang peneliti lakukan tentunya didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel sehingga peneliti dapat menyimpulkan mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan paket di PKBM Winaya Bhakti.

E. Definisi Operasional

1. Analisis

Analisis menurut KBBI yang tersedia pada (http://kbbi.web.id/analisis) yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) . Yang dimaksud analisis dalam penelitian ini yaitu sebuah upaya dalm proses untuk menjelaskan sebuah permasalahan dan berbagai hal mengenai kinerja PKBM dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan di masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang.

2. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2006, hlm. 67) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggu jawab yang diberikan kepadanya” dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan


(5)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 tersebut, kinerja juga adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakanya. Kinerja sebagai hasil atau fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang juga kelompok dalam suatu organisasi yang dipenuhi oleh beberapa faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam beberapa uraian diatas dapat di simpulkan bahwa kinerja merupakan suatu faktor pendukung bagi kelangsungan suatu lembaga agar dapat mencapai suatu tujuan dan mempunyai hasil yang berkualitas. Kinerja bersal dari kata performace. Selain kata performance kinerja juga sering diartikan sebagai hal kerja atau prestasi kerja. Namun sebenernya kinerja mempunyai makna yang lebih bagus dan luas, bukan hanya hasil kerja saja tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dan tujuan strategi organisasi. Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini yaitu hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh pengelola, tutor dan peserta didik di PKBM Winaya Bhakti.

3. PKBM

Menurut kamil (2011, hlm. 80) Pusat kegiatan belajar masyarakat atau dikenal dengan sebutan PKBM, merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat dalam proses pembangunan pendidikan nonformal, oleh sebab itu berdirinya PKBM ditengah tengah masyarakat diharapkan mampu menjadi tulang punggung bagi terjadinya proses pembangunan melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat. Secara umum PKBM dibentuk dengan tujuan untuk memperluas kesempatan warga masyarakat khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah, yang dimaksud PKBM dalam penelitian ini yaitu lembaga tempat belajar masyarakat Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang yang bernama PKBM Winaya Bhakti.

4. Pendidikan Kesetaraan

Menurut Dwitantya, (2012 dalam http://aswendo2witantynov. wordpress.com/2012/05/14/pendidikan-kesetaraan-2/ mengungkapkan bahwa


(6)

Mochamad Dheri, 2015

ANALISIS KINERJA PENGELOLA PKBM DALAM MENYELENGGARAKAN LAYANAN PENDIDIKAN KESETARAAN DI MASYARAKAT DESA HANJUANG KEC. BUNGBULANG (Studi deskriptif di PKBM Winaya Bhakti)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP:082/S/PLS/V/205 pengertian pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal. Namun kontens, konteks, metodologi, dan pendekatan untuk mencapai standar kompetensi lulusan tersebut lebih memberika konsep terapan, tematik, industri, yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau berusaha sendiri. Pendidikan kesetaraan ini meliputi Program Paket A setara dengan SD, Program Paket B setara dengan SMP, dan Program Paket C setara dengan SMA, yang dimaksud kesetaraan dalam penelitian ini yaitu program pembelajaran paket A,B,C yang berlangsung di PKBM Winaya Bhakti.