t adp 0907914 chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Sebelum memilih dan menentukan metode yang tepat untuk penelitian yang akan dilakukan, ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu pentingnya metodologi dalam penelitian. Penelitian harus menggunakan metode ilmiah agar diperolah hasil penelitian yang ilmiah (Husen Umar, 2003:45).

Setiap melakukan penelitian, maka terlebih dahulu harus ditentukan metode yang akan dipilih untuk digunakan sehingga tujuan penelitian yang diiinginkan bisa tercapai. Sudah barang tentu metode yang dipilih harus berhubungan erat dengan prosedur, alat dan desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian akan memberikan gambaran yang jelas dan terarah kepada peneliti sehingga dapat dijadikan sebagai acuan, terutama dalam pengumpulan dan analisis data (Nasir, 2003:51; Azis,2003:37). Metode Penelitian (terkadang disebut Metodologi) merupakan cara seseorang mengumpulkan dan menganalisis data. Metode ini telah dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan prosedur yang sah dan terpercaya (McMilan & (Schumaker, 1991:58).

Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian


(2)

hipotesis. Seperti dikemukakan Masri S. (2003:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (eksplanatory) atau (confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Metode survey menurut Kerlinger seperti dikutip Sugiyono (2004:7) adalah:

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis.

Lebih lanjut David Kline sebagaimana dikutip Sugiyono (2004:7) mengemukakan bahwa:

Metode survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survey ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang refresentitatif.

Merujuk pada uraian-uraian tersebut, maka masalah motivasi kerja, pendidikan dan pelatihan dan kinerja kepala sekolah sebagai manajer, pada umumnya bersifat kontekstual yang diasumsikan mempunyai hubungan yang kontekstual pula. Karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey dengan alasan bahwa metode survey dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditentukan distribusi dan hubungan-hubungan antar


(3)

variabel sosiologis dan psikologis.Selain menggunakan metode survey, dalam penelitian ini pun menggunakan metode lain supaya data yang dihasilkan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Metode lain yang dimaksud adalah metode deskriptif evaluatif. Metode deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang gejala pada saat penelitian berlangsung, tidak ada perlakuan yang diberikan atau kondisi yang dikendalikan seperti pada penelitian eksperimen. Penelitian deskriptif juga merupakan suatu metode untuk meneliti status pada kelompok manusia, obyek, seperangkat kondisi, sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada saat sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nasir, 1988:63). Sementara Koentjaraningrat (1991:29) mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

Metode evaluasi merupakan proses pengumpulan, analisis dan penafsiran data yang hasilnya digunakan untuk perbaikan atau pengambilan keputusan suatu program atau produk. Tujuannya untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah diprogram dapat berjalan secara efektif dan efisien. Informasi hasil evaluasi ini kemudian dapat dijadikan umpan balik (feed back) kepada proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, studi evaluasi pada intinya adalah lebih memfokuskan pada upaya


(4)

peningkatan program atau hasil yang telah dicapai.Sesuai dengan tujuannya, inetode evaluasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu: (1) pemantauan program; dan (2) evaluasi program. Pemantauan program dilaksanakan untuk dapat mengukur secara cermat, seberapa baik program dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Selain itu pemantauan ini pun bermanfaat sekali untuk mengukur kekuatan dan kelemahan program yang telah dijalankan. Sedangkan evaluasi program dilaksanakan untuk menilai apakah suatu program memberi pengaruh pada populasi sasaran.

Metode evaluasi umumnya diterapkan tidak seperti halnya pada penelitian dasar atau terapan. Penelitian dasar diarahkan untuk memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sedangkan penelitian terapan diarahkan untuk menemukan pemecahan masalah-masalah sosial yang spesifik. Metode evaluasi umumnya dilaksanakan dalam latar (setting)

organisasi atau lembaga dan untuk tujuan organisasi atau lembaga, baik untuk perbaikan atau pun untuk penentuan kepatutan produk atau program yang dihasilkan oleh organisasi atau lembaga.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sugiyono (2004:90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesirnpulannya. Sementara Sudjana (1996:6) berpendapat bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil


(5)

menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan Riduan (2002:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh karena itu penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena pada hakekatnya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan data yang representatif penulis mengambil populasi Kepala Sekolah SMP Negeri se-kabupaten Karawang yang berjumlah 70 sekolah yang berarti 70 kepala sekolah. Pertimbangan ini diambil karena kepala sekolah yang mengetahui dan mengalami langsung indikator-indikator yang peneliti cantumkan dalam instrumen penelitian.


(6)

SMP Negeri yang Berada di Wilayah Kabupaten Karawang

No KOMISARIAT NAMA SMP

1

KOMISARIAT

KARAWANG BARAT 01

SMPN 1 KARAWANG BARAT

2 SMPN 2 KARAWANG BARAT

3 SMPN 3 KARAWANG BARAT

4 SMPN 4 KARAWANG BARAT

5 SMPN 5 KARAWANG BARAT

6 SMPN 6 KARAWANG BARAT

7 SMPN 7 KARAWANG BARAT

8 SMPN 1 KARAWANG TIMUR

9 SMPN 2 KARAWANG TIMUR

10

KOMISARIAT TELUK JAMBE 02

SMPN 1 CIAMPEL

11 SMPN 2 CIAMPEL

12 SMPN 1 KLARI

13 SMPN 3 KLARI

14 SMPN 4 KLARI

15 SMPN 1 PANGKALAN

16 SMPN 2 PANGKALAN

17 SMPN 1 TEGALWARU

18 SMPN 1 TELUKJAMBE BARAT

19 SMPN 2 TELUKJAMBE BARAT

20 SMPN 1 TELUKJAMBE TIMUR

21 SMPN 2 TELUKJAMBE TIMUR

22 SMPN SATU ATAP PANGKALAN

23

KOMISARIAT

RENGASDENGKLOK 03

Lanjutan

SMPN 1 BATUJAYA

24 SMPN 1 CIBUAYA

25 SMPN 2 CIBUAYA

26 SMPN 1 CILEBAR

27 SMPN 2 CILEBAR

27 SMPN 2 CILEBAR

28 SMPN 1 JAYAKERTA

29 SMPN 2 JAYAKERTA

30 SMPN 1 KUTAWALUYA

31 SMPN 2 KUTAWALUYA

32 SMPN 1 PAKISJAYA

33 SMPN 2 PAKISJAYA

34 SMPN 1 PEDES

35 SMPN 1 RENGASDENGKLOK

36 SMPN 2 RENGASDENGKLOK

37 SMPN 1 TIRTAJAYA

38 SMPN 2 TIRTAJAYA

39 SMPN 3 TIRTAJAYA

40 SMPN SATU ATAP 1 BATUJAYA

41 SMPN SATU ATAP 2 BATUJAYA


(7)

43 SMPN SATU ATAP PAKISJAYA 44

KOMISARIAT TELAGASARI 04

SMPN 1 LEMAHABANG

45 SMPN 2 LEMAHABANG

46 SMPN 1 MAJALAYA

47 SMPN 1 RAWAMERTA

48 SMPN 2 RAWAMERTA

49 SMPN 1 TELAGASARI

50 SMPN 2 TELAGASARI

51 SMPN 1 TEMPURAN

52 SMPN 2 TEMPURAN

53

KOMISARIAT CIKAMPEK 05

SMPN 1 CIKAMPEK

54 SMPN 2 CIKAMPEK

55 SMPN 1 KOTABARU

56 SMPN 2 KOTA BARU

57 SMPN 1 TIRTAMULYA

58 SMPN 2 TIRTAMULYA

59 SMPN 2 KLARI

60 SMPN SATU ATAP PURWASARI

61

KOMISARIAT BANYUSARI 06

SMPN 1 BANYUSARI

62 SMPN 2 BANYUSARI

63 SMPN 3 KOTABARU

64 SMPN 1 CILAMAYA KULON

65 SMPN 2 CILAMAYA KULON

66 SMPN 1 CILAMAYA WETAN

67 SMPN 2 CILAMAYA WETAN

68 SMPN 1 JATISARI

69 SMPN 2 JATISARI

70 SMPN SATU ATAP JATISARI

JUMLAH 70 SMPN

2. Sampel

Sugiyono (2003:91) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara Sudjana (1996:6) mendefinisikan sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi.


(8)

populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2005:135) bahwa, "mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya." Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005:120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.

Sampel pada penelitian ini merupakan sampel populasi dan bersifat homogen dimana sumber data memiliki sifat yang sama yaitu kepala sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kabupaten Karawangyang berjumlah 70 orang seperti tertera pada tabel 3.1

C. Definisi Operasional

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang termasuk variabel bebas adalah motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan (X2), sedangkan variabel terikat adalah kinerja kepala sekolah sebagai manajer (Y).

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang di teliti. Masri.S (2003:46-47) memberikan pengertian tentang


(9)

definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut beliau mengatakan: "dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran atas variabel itu dilakukan. Dengan demikian peneliti dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan (diperlukan) prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut.

1. Kontribusi

“Kontribusi adalah sumbangan yang ada atau timbul dari suatu (manusia, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan seseorang (Balai Pustaka, 1984:664).”

Kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut pendapat peneliti adalah sumbangan atau daya dukung kinerja manajerial kepala SMP Negeri Kabupaten Karawang dalam sudut pandang motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan.

2. Motivasi Kerja (X1)

Motivasi kerja adalah faktor-faktor pendorong atau mempengaruhi gairah kepala sekolah dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreativitas, prestasi (Mc.Celland’s dalam Hasibuan, 2000:149-167)


(10)

3. Pendidikan dan Pelatihan (X2)

Suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan tentang keterampilan dalam memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang telah ditetapkan (Mukaram dan Marwansyah, 1997:54).

4. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah

Seperangkat teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. (Akdon, 2002:7).

Kinerja kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut pendapat peneliti adalah tingkat keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas, yang didasari pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui planning, actuating, organizing, controlling.

D. Teknik Pengumpulan Data

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan tiga teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi, teknik angket dan tes.


(11)

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian, maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus penelitian.

2. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini sebanyak 70 responden. Pemilihan dengan model angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responder, menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan di dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan


(12)

yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket melalui teknik ”skala likert”.

3. Tes (Test)

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes intelegensi yang dapat mengukur intelektual akademik seseorang dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berpedoman pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh kepala sekolah.

Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut :


(13)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi kerja (X1)

No Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator

No.Ite m

1. Motivasi Kerja (X1)

Faktor-faktor pendorong atau mempengaruhi gairah kepala sekolah dalam bekerja. (Mc.Celland’s dalam Hasibuan, (2000:149-167)

Disiplin Kehadiran tepat waktu 1,2 Menjalankan tugas 3,4 Mentaati peraturan yang berlaku 5,6

Pemberian saknsi 7,8 Semangat

kerja

Giat bekerja 9 Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 10,11 Menyukai pekerjaan 12,13 Mengembangkan potensi dan kemampuan 14,15

Ambisi Sikap 16,17

Target Individu 18, Kompetisi Promosi 19

Penghargaan / reward

20,21 Kreativitas Para pegawai 22,23

Proses 24,25

Produk yang dihasilkan

26

Prestasi Hasil 27,28,

Aktualisasi diri 29,30

2. Pendidikan dan Pelatihan (X2)


(14)

Kisi-kisi Pendidikan dan Pelatihan (X2)

No Variabel Definisi

Operasional Indikator Sub Indikator

No. Item

1. Pendidikan dan Pelatihan (X2) Suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan tentang keterampilan dalam memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang telah ditetapkan (Mukaram dan Marwansyah, 1997:54). Increased output (hasil yang bertambah) Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

1,2 Kejelasan tujuan pendidikan dan pelatihan 3,4

Reduction in scrap, breakage and supplaiscused (penggunaan waktu yang semakin efektif) Kemampuan dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif 5 Ketepatan dalam penggunaan metode 6 Reduction training time (waktu latihan yang berkurang) Efektifitas penggunaan sarana dan media 7,8 Dukungan media dan sarana terhadap efektifitas pendidikan dan pelatihan 9,10 Improvement in quality of output (perbaikan dalam mutu hasil)

Perbaikan nilai US / UN

11

Improvement in morale ( perbaikan moril) Meningkatnya kesadaran dan tanggungjawab 12 ,13 Reduction in abseinteeism, grievances,turnover , accident (pengurangan)

Disiplin kerja 14,15 Masalah kerja 16 Kecelakaan

kerja

17,18


(15)

overhead and / or burden

(efesiensi biaya) Dale Yoder (1984) dalam Acu Supratman (2005:37) materi Pelatihan dengan tugas dan pekerjaan peserta

3. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y) Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

No Variabel Definisi

Operasional

Dimensi Indikator No .

Item

1. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y) (G.R. Terry : 1992) Ekspresi potensi seseorang berupa perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. (Surya Dharma,. 2008, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (Materi Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah. Di http://akhmadsu drajat.wordpress .com/2010/04/1

Planning 1. Menyusun perencanaan Sekolah 1,2,3 2. Mengelola Program Pembelajaran 4,5

3. Mengelola Waktu 6

Organizing 4. Mengelola pengembangan individu 7 5. Mengembangkan organisasi/sekolah 8,9,10 6. Mengkoordinasi kontribusi dari individu dan kelompok 11,12, 13 7. mengelola teknologi informasi 14,15, 16,17

Actuating 8. Menciptakan budaya dan iklim sekolah

18,19

9. Mengelola kesiswaan

20,21 10.Mengelola sarana

dan prasarana

22,23, 24


(16)

7/konsep- penilaian- kinerja-kepala-sekolah/

11.Memberdayakan Sumberdaya Sekolah

25,26

12.Mengelola humas 27,28 13.Mengelola

keuangan

29,30 14.Mengelola unit

layanan khusus kelembagaan

31,32

15.Mengelola guru, staff dan

mengkoordinasika nnya

33,34, 35,36, 37,38

Controlling (G.R. Terry : 1992)

16.Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan

39,40

17.Laporan Akuntabilitas Sekolah

(Mulyasa, 2009 : 106-107)

41,42

E. Instrumen penelitian 1. Skala Pengukuran


(17)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket/kuesioner ini berskala pengukuran ordinal mengingat kuesioner yang disebarkan dengan menggunakan skala likert dengan kisaran 1-5 dengan alternatif pilihan jawaban sebagai berikut:

Untuk angket motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan pernyataan dengan skala positif; Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Jarang = 2, Tidak Pernah = 1, dan skala negatif; Tidak Pernah = 1, Jarang = 2, Kadang-kadang = 3, Sering = 4, Selalu = 5.

Untuk angket kinerja kepala sekolah sebagai manajer, setiap pernyataan bernilai 5 = Sangat baik; 4 = Baik; 3 = Tidak tahu; 2 = Kurang baik; 1 = Sangat tidak tahu.

2. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, menurut Riduwan (2004:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang rnenunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.


(18)

hitung

r

=



2

1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 ) ( . . ) ( . ) ).( ( ) ( Y Y n X X n Y X Y X n           Keterangan : hitung

r

= Koefisien korelasi

1

X

 = Jumlah skor item

2

X

 = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

t

hitung= 2 1 2 r n r  Keterangan:

t = Nilai

t

hitung

r = Koefisien korelasi hasil hitung

t

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan : Jika

t

hitung>

t

ta b el berarti valid sebaliknya

hitung

t

<

t

ta b el berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi

Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid).


(19)

Uji reliabilitas dilakukan untuk rnendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut.

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : S1 = Varians skor tiap-tiap item

X12= Jumlah kuadrat item X1

2 1)

(X = Jumlah item X1 dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus

Keterangan :S1 = Jumlah Varians semua item S1S2S3...Sn = Varians item ke-1, 2, 3...n

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Keterangan : S1 = Varians total

X12 = Jumlah kuadrat X total

2 1)

(X = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

1

S

 = Jumlah Varians skor tiap-tiap item S1 = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus N N X X S 2 1 2 1 1 ) (    n S S S S

S1123...  N N X X S 2 1 2 1 1 ) (   

r

11 =

            1 1 1 1 S S k k


(20)

Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

rb =

2 2



2 2

) ( . . ) ( . ) ).( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n          

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan

rumus Spearman Brown yakni : r11 =

b b r r  1 . 2

Untuk mengetahui koefisien

korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α =0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 >

rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti tidak Reliabel (Riduwan, 2004:115-116) F. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen

1. Motivasi Kerja (X1)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk Variabel Motivasi Kerja (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 item tersebut ada

30 item valid dan reliabel. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid dan reliabel harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) di

bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel

atau nilai r hitung> nilai r Tabel, maka item tersebut adalah valid.


(21)

Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Kerja (X1)

No. Item Pertanyaan

Variabel Motivasi Kerja (X1)

Koefesien Korelasi PPM

Harga t hitung

Harga

t tabel Keputusan

1 0,659 3,717 2,101 valid

2 0,479 2,316 2,101 valid

3 0,705 4,218 2,101 valid

4 0,539 2,712 2,101 valid

5 0,700 4,159 2,101 valid

6 0,660 3,728 2,101 valid

7 0,758 4,932 2,101 valid

8 0,545 2,755 2,101 valid

9 0,617 3,325 2,101 valid

10 0,698 4,134 2,101 valid

11 0,638 3,512 2,101 valid

12 0,707 4,236 2,101 valid

13 0,533 2,675 2,101 valid

14 0,513 2,535 2,101 valid

15 0,504 2,476 2,101 valid

16 0,463 2,218 2,101 valid

17 0,545 2,755 2,101 valid

18 0,700 4,159 2,101 valid

19 0,314 1,403 2,101 Tidakvalid

20 0,726 4,479 2,101 valid

21 0,513 2,535 2,101 valid

22 0,643 3,562 2,101 valid

23 0,704 4,200 2,101 valid

24 0,491 2,393 2,101 valid

25 0,545 2,755 2,101 valid

26 0,726 4,479 2,101 valid

27 0,559 2,864 2,101 valid

28 0,513 2,535 2,101 valid

29 0,659 3,717 2,101 valid

30 0,342 1,544 2,101 Tidakvalid

31 0,700 4,159 2,101 valid

32 0,559 2,864 2,101 valid

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa no item no 19 dan 30 dinyatakan tidak valid karena hasil

thitung

lebih kecil dibandingkan

ttabel.

Pertanyaan dalam instrument pada nomor 19 dan 20 ternyata bukan


(22)

pertanyaan esensial sehingga penulis memutuskan untuk menghilangkan item tersebut. Sehingga semua item yang dijadikan instrumen penelitian menjadi 30 butir.

Tabel 3.6

Uji Reliabilitas Item Motivasi Kerja (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,908

N of Items 16a

Part 2 Value ,896

N of Items 16b

Total N of Items 32

Correlation Between Forms ,868

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length ,929

Unequal Length ,929

Guttman Split-Half Coefficient ,927

a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10, No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16.

b. The items are: No.17, No.18, No.19, No.20, No.21, No.22, No.23, No.24, No.25, No.26, No.27, No.28, No.29, No.30, No.31, No.32.

Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,927. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item motivasi kerja (X1) tersebut

adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel motivasi kerja (X1) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode

Split half (belah dua)


(23)

Instrumen Variabel Pendidikan dan Pelatihan (X2) berupa kuesioner

dengan jumlah pertanyaan 20 item/butir. Secara lengkap hasil perhitungan validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7, sedangkan peritungan per item pernyataan terdapat pada lampiran-lampiran.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan PelatihanX2)

Bedasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel pendidikan dan pelatihan (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item

tersebut kesemuanya dinyatakan valild. Hal ini dikarenakan nilai t hitung lebih

besar atau sama dengan t tabel.

Berikutnya adalah memastikan keajegan instrumen penelitian dengan menguji reliabilitas instrumen. Di bawah ini adalah tabel hasil koofisien:

No.

Pertanyaan

Variabel Pendidikan dan pelatihan (X2)

Koefesien Korelasi Harga t hitung Harga t tabel Keputusan

1 0,661 3,740 2,101 valid

2 0,637 3,504 2,101 valid

3 0,589 3,092 2,101 valid

4 0,872 7,548 2,101 valid

5 0,588 3,082 2,101 valid

6 0,536 2,695 2,101 valid

7 0,531 2,657 2,101 valid

8 0,720 4,400 2,101 valid

9 0,615 3,308 2,101 valid

10 0,676 3,896 2,101 valid

11 0,568 2,929 2,101 valid

12 0,541 2,730 2,101 valid

13 0,620 3,353 2,101 valid

14 0,465 2,226 2,101 valid

15 0,720 4,400 2,101 valid

16 0,592 3,119 2,101 valid

17 0,790 5,461 2,101 valid

18 0,531 2,657 2,101 valid

19 0,550 2,792 2,101 valid


(24)

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Pendidikan dan pelatihan X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,883

N of Items 10a

Part 2 Value ,869

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms ,893

Spearman-Brown Coefficient

Equal Length ,944

Unequal Length ,944

Guttman Split-Half Coefficient ,939

a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10. b. The items are: No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18, No.19, No.20.

Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,939. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item–item yang valid yang terdapat pada instrumen pendidikan dan pelatihan (X2) tersebut adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel pendidikan dan pelatihan

(X2) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode Split

half (belah dua)


(25)

Instrumen Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y) berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan 42 item/butir. Secara lengkap hasil perhitungan validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.9, sedangkan perhitungan per item pernyataan terdapat pada lampiran-lampiran.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Manajer (Y)

No. Item Pertanyaan

Variabel Kinerja Kepala Sekolah Sebagai Manajer (Y) Koefesien Korelasi Harga

t hitung

Harga t tabel

Keputusan

1 0,728 5,613 2,101 valid

2 0,608 4,048 2,101 valid

3 0,530 3,306 2,101 valid

4 0,687 5,006 2,101 valid

5 0,562 3,598 2,101 valid

6 0,442 2,606 2,101 valid

7 0,393 2,260 2,101 valid

8 0,493 3,002 2,101 valid

9 0,545 3,437 2,101 valid

10 0,512 3,158 2,101 valid

11 0,495 3,014 2,101 valid

12 0,248 1,353 2,101 tidak valid

13 0,463 2,767 2,101 valid

14 0,564 3,611 2,101 valid

15 0,551 3,494 2,101 valid

16 0,674 4,825 2,101 valid

17 0,692 5,077 2,101 valid

18 0,668 4,755 2,101 valid

19 0,476 2,867 2,101 valid

20 0,605 4,019 2,101 valid

21 0,599 3,954 2,101 valid

22 0,603 4,001 2,101 valid

23 0,675 4,839 2,101 valid

24 0,730 5,658 2,101 valid

25 0,775 6,488 2,101 valid

26 0,676 4,856 2,101 valid

27 0,760 6,193 2,101 valid

28 0,795 6,926 2,101 valid


(26)

30 0,728 3,376 2,101 valid

31 0,718 3,188 2,101 valid

32 0,272 1,141 2,101 tidak valid

33 0,682 2,985 2,101 valid

34 0,740 3,287 2,101 valid

35 0,750 3,378 2,101 valid

36 0,740 3,381 2,101 valid

37 0,709 3,286 2,101 valid

38 0,517 2,413 2,101 valid

39 0,466 2,211 2,101 valid

40 0,476 2,302 2,101 valid

41 0,727 3,624 2,101 valid

42 0,564 2,841 2,101 valid

Hal yang sama juga ditunjukan pada instrumen kinerja manajerial kepala sekolah (Y), Instrumen ini pula ditemukan sejumlah item atau pertanyaan yang dianggap tidak valid karena hasil perhitungan t hitung masil lebih kecil

dibandingkan dengan t table. Nomor item pertanyaan yang tidak valid itu adalah 12

dan 32. Item soal pada nomor tersebut di drop atau dibuang karena bukan merupakan item esensial.

Hal yang sama dengan instrumen kinerja manajerial kepaka sekolah (Y) juga diuji reliabilitas isntrumennya. Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen

Tabel 3.10 Hasil Uji Relliabilitas


(27)

Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,918

N of Items 21a

Part 2 Value ,952

N of Items 21b

Total N of Items 42

Correlation Between Forms ,724

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,840

Unequal Length ,840

Guttman Split-Half Coefficient ,836

a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10, No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18, No.19, No.20, No.21. b. The items are: No.22, No.23, No.24, No.25, No.26, No.27, No.28, No.29, No.30, No.31, No.32, No.33, No.34, No.35, No.36, No.37, No.38, No.39, No.40, No.41, No.42.

Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,918. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel

(0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan

bahwa item–item yang valid yang terdapat pada instrumen kinerja manajerial kepala sekolah (Y) tersebut adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel kinerja manajerial kepala sekolah (Y) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode Split half (belah dua)

Tabel 3.11


(28)

No Veiabel Item yang diajukan

Item yang dieliminasi

Item yang dipakai

1 Motivasi kerja 32 2 30

2 Pendidikan dan pelatihan 20 - 20

3 Kinerja Manajerial Kepala Sekolah 42 2 40

Jumlah 94 4 90

G. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memaparkan ciri-ciri sampel pada variabel tunggal, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Pemaparan masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan bilangan statistika, sepert: mean dan presentase. Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 14.0.

Untuk mengetahui kecenderungan umum persepsi responden terhadap setiap variabel penelitian, digunakan formula sebagai berikut :

% 100 x Xid

X P 

Keterangan :

P = Prosentase skor rata-rata yang dicari

X= Skor rata-rata setiap variabel Xid = Skor ideal setiap variable

Penetapan skor pada kriteria persepsi responden terhadap variabel-variabel yang diungkap adalah didasarkan pada prosedur penskoran yang sudah umum digunakan, sebagaimana tertera pada tabel 3.12 berikut.

Tabe1 3.12

Klasifikasi Persepsi Responden Terhadap Motivasi kerja, Pendidikan dan pelatihandan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah


(29)

di SMP Negeri Se-Kabupaten Karawang

Kualifikasi Presentase

Sangat Baik 90%-100%

Baik 80%-89%

Cukup Baik 65%-79%

Kurang Baik 55%-64%

Tidak Baik < 55%

Sumber: (Ngalim Purwanto:1985)

2. Analisis Jalur

Teknik analisis jalur (P ath Analysis). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh keoefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2

terhadap Y. Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan (X2) terhadap kinerja manjerial kepala

sekolah (Y) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan teknik korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa softwa re dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Windows Version 19.

Al Rasyid dalam Sitepu (1994:24) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.

Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel


(30)

eksogen (variabel penyebab) terhadap sebuah variabel endogen (variabel akibat) misalnya: X1 Y dan (b) anak panah dua arah yang

menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen misalnya: X1 X2

Langkah kerja analisis jalur ini pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Keseluruhan

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha : ρyx1≠ ρyx2 = ρy1 = 0

Ho : ρyx1 = ρyx2 = ρy1= 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Ho : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

2. Pengujian Secara Individual

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel (Coelficients). Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut.

Ha : ρyx1> 0;

Ho : ρyx1 = 0;

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Motivasi kerjaberkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Ho : Motivasi kerjatidak berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.


(31)

Ha : ρyx1> 0;

Ho : ρyx1 = 0;

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Pendidikan dan pelatihanberkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.

Ho : Pendidikan dan pelatihantidak berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur (X1 terhadap Y,

X2 terhadap Y dan X1, X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan

struktural sebagai berikut. Y =ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ρy 1.

ρyx1

ρy 1

R2y x1 x2

ρyx2

Gambar 3.1

Struktur Hubungan Kausal X1, dan X2 terhadap Y 1

X1

Y


(1)

30 0,728 3,376 2,101 valid

31 0,718 3,188 2,101 valid

32 0,272 1,141 2,101 tidak valid

33 0,682 2,985 2,101 valid

34 0,740 3,287 2,101 valid

35 0,750 3,378 2,101 valid

36 0,740 3,381 2,101 valid

37 0,709 3,286 2,101 valid

38 0,517 2,413 2,101 valid

39 0,466 2,211 2,101 valid

40 0,476 2,302 2,101 valid

41 0,727 3,624 2,101 valid

42 0,564 2,841 2,101 valid

Hal yang sama juga ditunjukan pada instrumen kinerja manajerial kepala sekolah (Y), Instrumen ini pula ditemukan sejumlah item atau pertanyaan yang dianggap tidak valid karena hasil perhitungan t hitung masil lebih kecil

dibandingkan dengan t table. Nomor item pertanyaan yang tidak valid itu adalah 12

dan 32. Item soal pada nomor tersebut di drop atau dibuang karena bukan merupakan item esensial.

Hal yang sama dengan instrumen kinerja manajerial kepaka sekolah (Y) juga diuji reliabilitas isntrumennya. Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen

Tabel 3.10 Hasil Uji Relliabilitas


(2)

Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,918

N of Items 21a

Part 2 Value ,952

N of Items 21b

Total N of Items 42

Correlation Between Forms ,724

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,840

Unequal Length ,840

Guttman Split-Half Coefficient ,836

a. The items are: No.1, No.2, No.3, No.4, No.5, No.6, No.7, No.8, No.9, No.10, No.11, No.12, No.13, No.14, No.15, No.16, No.17, No.18, No.19, No.20, No.21. b. The items are: No.22, No.23, No.24, No.25, No.26, No.27, No.28, No.29, No.30, No.31, No.32, No.33, No.34, No.35, No.36, No.37, No.38, No.39, No.40, No.41, No.42.

Pengujian reliabilitas kita lihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,918. Korelasi berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel

(0,468) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan demikian bisa disimpulkan

bahwa item–item yang valid yang terdapat pada instrumen kinerja manajerial kepala sekolah (Y) tersebut adalah reliabel. Perhitungan reliabilitas instrumen variabel kinerja manajerial kepala sekolah (Y) dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 19.0 dengan metode Split half (belah dua)

Tabel 3.11


(3)

No Veiabel Item yang diajukan

Item yang dieliminasi

Item yang dipakai

1 Motivasi kerja 32 2 30

2 Pendidikan dan pelatihan 20 - 20

3 Kinerja Manajerial Kepala Sekolah 42 2 40

Jumlah 94 4 90

G. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memaparkan ciri-ciri sampel pada variabel tunggal, baik variabel bebas maupun variabel terikat. Pemaparan masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan bilangan statistika, sepert: mean dan presentase. Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 14.0.

Untuk mengetahui kecenderungan umum persepsi responden terhadap setiap variabel penelitian, digunakan formula sebagai berikut :

% 100 x Xid

X P 

Keterangan :

P = Prosentase skor rata-rata yang dicari X= Skor rata-rata setiap variabel Xid = Skor ideal setiap variable

Penetapan skor pada kriteria persepsi responden terhadap variabel-variabel yang diungkap adalah didasarkan pada prosedur penskoran yang sudah umum digunakan, sebagaimana tertera pada tabel 3.12 berikut.

Tabe1 3.12

Klasifikasi Persepsi Responden Terhadap Motivasi kerja, Pendidikan dan pelatihandan Kinerja Manajerial Kepala Sekolah


(4)

di SMP Negeri Se-Kabupaten Karawang

Kualifikasi Presentase

Sangat Baik 90%-100%

Baik 80%-89%

Cukup Baik 65%-79%

Kurang Baik 55%-64%

Tidak Baik < 55%

Sumber: (Ngalim Purwanto:1985)

2. Analisis Jalur

Teknik analisis jalur (P ath Analysis). Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh keoefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2

terhadap Y. Untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel motivasi kerja (X1) dan pendidikan dan pelatihan (X2) terhadap kinerja manjerial kepala

sekolah (Y) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan teknik korelasi dan regresi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa softwa re dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Windows Version 19.

Al Rasyid dalam Sitepu (1994:24) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.

Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu: (a) anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel


(5)

eksogen (variabel penyebab) terhadap sebuah variabel endogen (variabel akibat) misalnya: X1 Y dan (b) anak panah dua arah yang

menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen misalnya: X1 X2

Langkah kerja analisis jalur ini pada garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Keseluruhan

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha : ρyx1≠ ρyx2 = ρy1 = 0

Ho : ρyx1 = ρyx2 = ρy1= 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Ho : motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

2. Pengujian Secara Individual

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel (Coelficients). Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut.

Ha : ρyx1> 0;

Ho : ρyx1 = 0;

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Motivasi kerjaberkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Ho : Motivasi kerjatidak berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.


(6)

Ha : ρyx1> 0;

Ho : ρyx1 = 0;

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Pendidikan dan pelatihanberkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.

Ho : Pendidikan dan pelatihantidak berkontribusi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah

Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur (X1 terhadap Y,

X2 terhadap Y dan X1, X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan

struktural sebagai berikut. Y =ρyx1 x1 + ρyx2 x2 + ρy 1.

ρyx1 ρy 1

R2y x1 x2

ρyx2

Gambar 3.1

Struktur Hubungan Kausal X1, dan X2 terhadap Y

1

X

1

Y