Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan.

JURNAL FARMASI UDAYANA
VOLUME IV, NOMOR 2, DESEMBER 2015

VOLUME IV
NOMOR 2
HALAMAN 1 - 100
EDISI DESEMBER 2015

PENERBIT JURUSAN FARMASI FMIPA UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN - BALI

JURNAL FARMASI UDAYANA
INFORMASI BAGI PENULIS
DAFTAR ISI
x
x
x
x

Deskripsi
Pembaca

Editor
Petunjuk Penulisan

DESKRIPSI
Jurnal Farmasi Udayana merupakan jurnal elektronik yang dikelola oleh jurusan
Farmasi FMIPA Udayana. Jurnal ini yang merupakan media publikasi penelitian
dan review article pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif , kreatif,
original dan didasarkan pada scientific. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini
meliputi penemuan obat, sistem penghantaran obat serta pengembangan obat.
Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia medisinal, farmakologi,
farmakokinetika, farmakodinamika, analisis farmasi, sistem penghantaran obat,
teknologi farmasi, bioteknolofi farmasi, obat herbal dan komponen aktif tanaman
serta evaluasi klinik obat.
PEMBACA
Ilmuwan di bidang kimia medisinal, farmasetika dan biofarmasetika,
farmakologi, kimia analisis, farmakologi klinik, mikrobiologi, bioteknologi, kimia
dan statistika
EDITOR
Penanggung jawab
Pengarah


: Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si
: Drs. I Made Satriya Wibawa, M.Si
Anak Agung Bawa Putra, S.Si., M.Si
Dr.rer.nat. IMAG. Wirasauta, M.Si., Apt
:
: Cokorda Istri Sri Arisanti, S.Farm., M.Si., Apt
: Ni Kadek Warditiani, S.Farm., M.Sc., Apt

Editor
Ketua Dewan Redaksi
Wakil Dewan Redaksi
Mitra Bestari:
Ketua
: Luh Putu Febryana Larasanty, S.Farm.,M.Sc., Apt
Anggota:
a. Ni PutuAriantari, S.Farm., M.Farm., Apt (Biologi Farmasi)
b. I G. N. Agung Dewantara, S.Farm., M.Sc., Apt (Teknologi Farmasi)
c. Ni Made Pitri Susanti, S.Farm., M.Si. Apt (Kimia Farmasi)
EMAIL

[email protected]

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

i

PETUNJUK PENULISAN
PENDAHULUAN
Naskah yang diajukan ke jurnal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1)
topik artikel akan melewati proses review terlebih dahulu oleh editor, dan (2)
artikel belum dipublikasikan atau akan dipublikasikan seluruhnya atau sebagian di
jurnal lain atau media publikasi yang lain.
Tipe artikel
Artikel hasil penelitian
Review article
Naskah review article harus memuat: judul, abstrak dan kata kunci (3-6 kata),
pendahuluan, pembahasan khusus oleh penulis, kesimpulan, ucapan terima kasih,
daftar pustaka, gambar dan tabel. Tiap pokok bahasan dari pendahuluan sampai
kesimpulan harus diberi nomor. Sub pokok bahasan juga harus dinomori dengan
1.1., 1.2., 1.3., dan seterusnya. Setiap halaman harus diberi nomor dan judul harus

diberi halaman 1.
FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
Conflict of interest
Semua penulis wajib menghindari terjadinya Conflict of interest yang meliputi
pembiayaan atau hubungan dengan orang lain atau badan paling lama tiga tahun
sebelum pengajuan artikel ke jurnal yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung penelitian yang bersangkutan
Contoh hal yang potensial menyebabkan Conflict of interest antara lain pekerja,
konsultan, kepemilikan bahan, honor, pengajuan registrasi/paten, hibah atau
sumber dana yang lain.
Verifikasi Artikel
Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan
sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak
dalam posisi akan diterbitkan pada jurnal lain, artikel telah mendapat persetujuan
semua penulis yang tercantum di dalam artikel yang bersangkutan dan secara
eksplisit telah mendapat persetujuan dari tempat dimana penulis melakukan
penelitian dan jika diterima, artikel tidak dipublikasikan di tempat lain dalam
bentuk yang sama dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya untuk menghindari
plagiarisme
Konstribusi

Semua penulis harus berpartisipasi di dalam penelitian dan atau penyipan naskah,
sehingga fungsi dari masing-masing penulis harus didefinisikan.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

ii

Kepemilikan artikel
Semua penulis harus memiliki peran penting pada setiap tahap pengajuan artikel
yang meliputi: (1) konsep dan desain penelitian, pengolahan data atau
menganalisis atau menginterpretasi data, (2) memperbaiki naskah, (3) menyetujui
draf akhir yang akan dipublikasikan
Perubahan penulis
Pada jurnal ini dimungkingkan untuk menambahkan, pengurangi, mengubah
urutan penulis untuk naskah yang diterima. Hal-hal yang perlu dilakukan antara
lain: membuat permintaan untuk dapat menambahkan, mengurangi atau
mengubah urutan penulis kepada pengelola jurnal yang diajukan oleh
corresponding author yang dicantumkan di dalam naskah yang diajukan dan
meliputi: (a) alasan mengapa nama penulis harus ditambahkan, dikurangi atau
diubah susunannya (b) konfirmasi tertulis (e-mail, fax, surat) dari semua penulis

yang menyatakan persetujuan dengan perubahan tersebut di atas
Bahasa
Penulisan menggunakan bahasa Indonesia sesuai ejaan yang disempurnakan.
PERSIAPAN
Penggunaan program miscrosoft word. File dibuat dalam format asli
menggunakan program miscrosoft word. Teks harus dibuat dalam format satu
kolom, huruf font Times new roman 11, 1 spasi, ditulis dalam kertas ukuran A4.
Struktur Artikel
Sub pokok bahasan-penomoran
Artikel dibagi menjadi pokok bahasan dengan penomoran yang jelas. Sub pokok
bahasan harus diberi nomor 1.1 (kemudian 1.1.1, 1.1.2,...), 1.2 dan seterusnya.
Abstrak tidak dimasukkan dalam sistem penomoran.
Pendahuluan
Nyatakan tujuan dan landasan penelitian, hindari tinjauan pustaka yang terperinci
atau kesimpulan dari hasil penelitian
Bahan dan metode
Ungkapkan bahan dan metode secara terperinci untuk kemungkinan keterulangan
penelitian. Metode yang umum digunakan cukup menunjukkan sumber pustaka,
hanya modifikasi yang relevan yang harus dideskripsikan
Hasil

Pengungkapan hasil harus jelas dan ringkas
Pembahasan
Bagian ini harus merupakan kajian mendalam dari hasil penelitian, jangan
mengulang pengungkapan hasil. Hindari kutipan dan pembahasan yang berlebihan
dari penelitian sebelumnya

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

iii

Kesimpulan
Kesimpulan utama dari penelitian sebaiknya ditampilkan dalam kalimat yang
singkat dan jelas, yang dapat menjadi bagian tersendiri di dalam pokok bahasan
kesimpulan atau menjadi bagian dari pembahasan atau hasil
Appendik
Jika apendik lebih dari satu maka harus dibuat sebagai A, B dan seterusnya.
Persamaan matematika harus diberi nomor terpisah: Pers. (A.1), Pers. (A.2) dan
seterusnya. Hal yang sama juga berlaku untuk tabel dan gambar: Tabel A.1;
Gambar. A.1
Informasi penting dalam struktur artikel

Judul
Ringkas, jelas dan informatif. Jika dimungkinkan hindari pencantuman persamaan
matematika dan singkatan
Nama penulis dan institusi
Ungkapkan institusi tempat bekerja (tempat dimana penelitian dilakukan) di
bawah nama penulis. Tunjukkan institusi penulis dengan supercript di belakang
nama penulis dan didepan nama institusi. Tuliskan alamat lengkap termasuk kode
pos dan nama kota, jika perlu disertakan alamat email masing-masing penulis
Alamat korespondensi
Tunjukkan dengan jelas siapa yang bertanggung jawab terhadap korespondensi
semua tahap dari pengajuan, revisi, publikasi maupun sampai pasca publikasi.
Cantumkan nomor telepon disamping alamat email, kode pos. Kontak terperinci
harus tetap diperbaharui oleh korespondensi penulis
Alamat penulis
Jika alamat penulis berbeda dibandingkan dengan tempat penelitian semula, maka
alamat terbaru atau tetap penulis sebagai catatan kaki dari nama penulis. Alamat
dimana penelitian semula dilakukan oleh penulis tetap digunakan sebagai alamat
utama. Penulisan catatan kaki untuk alamat terbaru maupun alamat tetap
menggunakan supercrip dengan penomoran Arabic
Abstrak

Dibutuhkan abstrak yang jelas, ringkas dan sesuai fakta penelitian. Abstrak harus
menunjukan tujuan penelitian secara tegas, hasil yang penting dan kesimpulan
umum. Untuk memenuhi persyaratan abstrak ini, disarankan untuk tidak
menyertakan tinjauan pustaka, tetapi jika sangat diperlukan wajib mengutip nama
penulis dan tahun. Disamping itu dihindari pencantuman singkatan yang tidak
umum tetapi jika sangat diperlukan maka harus dijelaskan pada awal abstrak itu
sendiri
Gambar
Gambar harus dibuat untuk menyimpulkan isi dari artikel secara jelas untuk dapat
menarik perhatian pembaca yang berasal dari berbagai bidang yang berhubungan

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

iv

dengan farmasi. Gambar harus dibuat dalam bagian terpisah dari artikel. Ukuran
gambar: sediakan gambar dengan minimal setara 531x1328 pixel atau lebih, tetapi
dapat tetap terbaca pada layar 200x500 pixel (pada 91 dpi yang sama dengan 5
x13 cm). Program yang digunakan dapat berupa pdfatau MS Word
Kata kunci

Kata kunci maksimal 6 kata diletakkan langsung di bawah abstrak, hindari
penggunaan frase dan penghubung (dan, dari dan sebagainya)
Singkatan
Deskripsikan singkatan yang tidak umum sebagai catatan kaki pada halaman
pertama artikel. Singkatan yang menjadi keharusan untuk diungkapkan pada
abstrak diwajibkan didefinisikan pada bagian sebelum singkatan tersebut ditulis.
Penulisan singkatan harus konsisten pada seluruh artikel.
Ucapan terima kasih
Cantumkan ucapan terima kasih pada bagian terpisah di bagian akhir artikel
sebelum daftar pustaka, hindari penyertaan ucapan terima kasih pada judul,
sebagai catatan kaki judul atau bagian artikel lainnya. Buatlah rincian orang yang
berkontribusi di dalam penelitian (penerjemah, pengetik atau pembaca dan lain
sebagainya)
Unit
Gunakan satuan internasional (SI). Jika satuan diungkapkan dalam unit yang
berbeda, sebaikknya diungkapkan kesetaraan dengan SI
Tabel
Penomoran tabel diurut berdasarkan urutan munculnya di dalam artikel. Tabel
dibuat dengan tiga garis horisontal, hindari penggunaan garis vertikal dan data
yang diungkapkan di dalam tabel tidak diungkapkan berulang pada bagian lain

dari artikel
Daftar pustaka
Pastikan daftar pustaka tercantum di dalam artikel. Hasil yang belum
dipublikasikan dan personal communication tidak direkomendasikan dimasukkan
di dalam daftar pustaka. Pustaka yang ditandai dengan In Press menunjukan
bahwa artikel tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan dan dapat digunakan
sebagai sumber pustaka. Penulisan pustaka mengikuti aturan penulisan pustakan
jurnal ini.
Aturan penulisan pustaka
Daftar pustaka harus diurut berdasarkan alfabetis dan kronologi. Jika terdapat
lebih dari satu sumber yang berasal dari penulis yang sama pada tahun yang sama,
maka harus ditambahkan a, b, c dan seterusnya di belakang tahun terbit.
Penulisan buku
Penulis, A.A., Penulis, B.B., & Penulis, C.C. (tahun terbit). judul buku: sub judul.
(Edisi [jika bukan edisi pertama}). tempat terbit: penerbit

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

v

Contoh:
Buku dengan satu penulis
Nama penulis (tanpa singkatan). (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Reynords Hadi. (2000). Black pioners. Ringwood,Vic: Penguin
Buku dengan banyak penulis
Dua-enam penulis
Dua penulis: kedua penulis. (tahun terbit). judul buku. Tempat terbit: penerbit
Gilbert, R., & Gilbert, P. (1998). Maculinity goes to school. St. Leonards, N.S.W.:
Allen & Unwin
Lebih dari 6 penulis
Setelah nama dan singkatan nama penulis ke-enam gunakan dkk
Buku yang memiliki editor
Broinowski, A. (Ed.) (1990). ASEAN into 1990s. London: Macmillan
Nugent, S.L., Shore, C. (Eds.). (1997). Anthropologyband cultural study. London:
Pluto Press
Buku yang memiliki penulis dan editor
Valery, P. (1957). Oeuvres (J. Hytier, Ed). Paris: Gallimard
Bab yang terdapat di dalam buku
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul bab:sub judul. editor. judul
buku. (hal. x-y). tempat terbit: penerbit
Artikel jurnal
Penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul artikel. singkatan jurnal,
volume (issue), halaman
Skipsi/Tesis/Disertasi
Nama penulis, singkatan nama penulis. (tahun terbit). judul. skrispi/tesis/disertasi.
Universitas, kota
Sumber penulisan singkatan jurnal
Index Medicus journal abbreviations: http//www.nlm.nih.gov/tsd/serials/lji.html
List of titlle word abbreviations: http//www.issn.org/2-22661-LTWA-online.php
CAS (Chemical Abstract Service): http//www.cas.org/sent.html
Submission checklist
Daftar isian di bawah ini dapat digunakan untuk memudahkan pemeriksaan akhir
sebelum artikel dikaji oleh editor.
Satu orang penulis ditunjuk sebagai corresponding author:
x alamat email
x kode pos
x nomor telepon atau fax
Semua file yang dibutuhkan telah diupload
x Kata kunci
x Gambar
INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

vi

x Tabel (termasuk judul, deskrispi, catatan kaki)
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan
x Gunakan penomoran baris (tiap 5 baris) untuk memudahkan pengkajian
naskah
x Naskah telah dicek tata bahasa dan pengucapannya
x Pustaka telah ditulis sesuao format di dalam jurnal ini
x Semua pustaka yang ditulis di dalam daftar pustaka disinggung di dalam
teks
x Izin telah didapat dari untuk materi yang memiliki hak cipta yang berasal
dari sumber lain (termasuk web)
SETELAH ARTIKEL DITERIMA
Perbaikan
Naskah yang telah dikoreksi akan dikirimkan kembali dalam bentuk pdf kepada
corresponding author (melalui alamat email) sehingga penulis dapat mengunduh
untuk keperluan pribadi. Gunakan perbaikan ini untuk mengecek urutan
penulisan, mengedit, menyempurnakan dan memperbaiki tulisan, tabel dan
gambar. Pengiriman naskah yang telah diperbaiki menyertakan koreksi pertama
dari editor ini. Perubahan signifikan dari artikel yang disetujui untuk
dipublikasikan dalam jurnal ini harus mendapat persetujuan dari penerbit. Kami
akan berusaha untuk mempublikasikan artikel anda akurat dan cepat sehingga
diharapkan kami menerima hasil koreksi anda paling lambat 5 hari kerja. Sangat
penting koreksi artikel dilakukan dalam satu kali komunikasi sehingga cermati
hal-hal yang harus dikoreksi sebelum dikirimkan kembali ke editor jurnal.
Naskah yang dipublikasikan
Artikel akan diberikan kepada corresponding author dalam bentuk pdf melalui
email. Penulis akan menerima artikel sesuai format yang terbit di dalam jurnal dan
disertai dengan cover jurnal.

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

vii

DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………........

Hal

Informasi Bagi Penulis di Jurnal Farmasi Udayana ................................................................

i

Petunjuk Penulisan ..................................................................................................................

ii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….....

viii

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Kulit Batang Bidara (Ziziphus mauritiana
Auct. non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur
Balb/C …………………………………………………………………………………
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kedondong Hutan Terhadap Volume Organ
Hati Mencit Betina .................................................................................................... .....
Pengaruh Kombinasi Asam Oleat dan Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium
aromaticum L.) Sebagai Permeation Enhancer Terhadap Karakter Fisik dan
Pelepasan Ketoprofen dari Matriks Patch Transdermal ……………………………….
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 80% Daun Spondias pinnata Terhadap Volume
Organ Ginjal Mencit Betina …………………………………………………………...
Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar α-mangostin pada Gel Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan KLT-Spektrofotodensitometri …….
Uji Eritema dan Edema Secara In Vivo pada Natrium Lauril Sulfat 10% ……………
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen
Andrografolid dari Herba Sambiloto ………………………………………………….
Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Spondias pinnata Terhadap Berat Organ Ginjal
Mencit Betina ………………………………………………………………………….
Optimasi Formula Matriks Patch Ketoprofen Transdermal Menggunakan Kombinasi
Asam Oleat dan Minyak Atsiri Bunga Cempaka Putih (Michelia alba) sebagai
Permeation Enhancer ………………………………………………………………….
Pemisahan Fraksi Terpenoid dari Ekstrak Etanol 90% Daun Katuk (Sauropus
androgynous (L.) Merr) Menggunakan Kromatografi Kolom ………………………...
Uji Sifat Fisik Cold Cream Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.), Daun Binahong (Anredera cordifolia), dan Herba Pegagan (Centella
asiatica) sebagai Antiluka Bakar ……………………………………………………...
Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Hati Mencit
Jantan .............................................................................................................................
Uji Aktivitas Adaptogenik Ekstrak Etanol Daun Bidara (Ziziphus mauritiana Auct.
non Lamk.) dengan Metode Swimming Endurance Test pada Mencit Galur Balb/C …
Pengaruh Penggunaan Propilenglikol dan Mentol Terhadap Matrik Patch
Transdermal Ekstrak Air Herba Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f) Nees.
Pengaruh Pemberian Fraksi Terpenoid Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.)
Merr) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih (Rattus Novergicus, L.) Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Pakan Kaya Lemak ...............................................................................

Rendemen VCO (Virgin Coconut Oil) yang Diperoleh dengan Penambahan
Enzim Papain dan Bromealin …………………………………………………
17 Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan ………...
16
18
19
20

Pengembangan Metode Refluks untuk Ekstraksi Andrografolid dari Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) …………………………………………...
Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
polyrhizus) pada Sel Kanker Payudara Secara In Vitro dan In Silico ………………...
Pemberian Ekstrak Etanol Spondias pinnata Terhadap Volume Organ Ginjal Mencit
Jantan .............................................................................................................................

INFORMASI UNTUK PENULIS DESEMBER 2015

1
8
11
17
20
25
29
33
37
45
48
53
56
60
66
72
76
82
91
98

viii

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN
Laksmiani, N. P. L.1, Widjaja, I. N. K..1, Sonia1
1
Jurusan Farmasi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Udayana
Korespondensi: Ni Putu Linda Laksmiani
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email: [email protected]
ABSTRAK
Formalin merupakan senyawa kimia yang dimanfaatkan sebagai agen desinfektan dan agen bacterial
yang baik. Namun banyak produsen atau pedagang makanan yang menyalahgunakan formalin sebagai
pengawet makanan. Pada dasarnya, bahan makanan sebelum dikonsumsi menjadi makanan jadi maka
bahan tersebut diolah terlebih dahulu melalui proses pemanasan dengan suhu rata-rata diatas 100 0 C.
Sehingga formalin yang digunakan sebagai pengawet pada makanan akan mengalami proses penguraian.
Maka perlu dilakukan uji stabilitas formalin dengan menggunakan metode spektrofotometri visible
memanfaatkan pereaksi nash serta dilakukan pula evaluasi mengenai kinetika kimia formalin.
Validasi metode dilakukan sebelum uji stabilitas formalin dengan mengukur absorbansi 3 seri larutan
standar formalin dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 μg/mL dengan prosedur sebagai berikut: 1 mL
larutan standar formalin dengan 2 mL pereaksi Nash. Didiamkan selama 2 jam hingga kompleks senyawa
diacetyldihydrolutidine (DDL) yang terbentuk menjadi stabil. Selanjutnya larutan formalin diukur
absorbansinya pada panjang gelombang maksimumnya yaitu 412 nm.
Suhu dan lama pemanasan mempengaruhi stabilitas formalin. Pemanasan pada suhu larutan 96 0 C
selama 40 menit dapat menguraikan formalin sebanyak 88,1%. Kinetika degradasi formalin mengikuti
orde reaksi 1 dengan tetapan laju reaksi sebesar 0,053 μg/mL menit dan waktu paruh selama 13,08 menit.
Kata kunci: formalin, stabilitas, suhu pemanasan , lama pemanasan, spektrofotometri visibel.
1.

PENDAHULUAN

Formaldehid adalah 0,2 mg per kg berat badan
per hari.
Pemanasan pada suhu diatas titik didih
formalin (Td = 96 0 C) akan menyebabkan
formalin terurai menjadi karbondioksida dan
karbonmonoksida (Siong, 2007).
Pada umumnya, bahan makanan yang akan
dijadikan makanan akan melewati proses
pemanasan, seperti dibakar, direbus dan digoreng,
yang suhunya berada diatas suhu 100 0 C. Dengan
demikian bahan makanan yang mengandung
pengawet formalin yang telah melewati proses
pemanasan akan mengalami proses penguraian
formalin yang dikandungnya (Siong, 2006).
Sejauh mana tingkat penguraian formalin tersebut,
maka perlu dilakukan uji stabilitas formalin

Formalin merupakan suatu senyawa aldehid
yang memiliki potensi sebagai desinfektan dan
agen bakterial yang baik. Formalin merupakan
campuran dari larutan jenuh (saturated solution)
formaldehid,
metanol
dan
air
dengan
perbandingan 37 % : 13 % : 50 %, sehingga
formalin yang beredar di pasaran adalah formalin
dengan kadar formaldehid 37% (Siong, 2007).
Larutan ini memiliki efek berbahaya bagi
kesehatan tubuh, dimana jika berada di dalam
tubuh
manusia,
maka
formalin
dapat
menimbulkan iritasi pada membran mukosa,
sesak nafas, kanker hidung, kanker tenggorokan,
hipotermia, koma dan bahkan kematian
(Nuryasin, 2006). Menurut WHO (2007) maupun
US-EPA,
Reference
dose
(Rfd)
untuk
76
 

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

a. Rentang dan Linieritas            Linearitas dapat
ditentukan dengan melihat nilai koefisien korelasi
r pada analisis regresi linear yang didapat dari
hasil pengukuran absorbansi larutan standar.
Metode analisis dikatakan linear apabila nilai r
hitungnya lebih besar dari r tabel yaitu 0,878
(Alhusin, 2002).
Dibuat kurva kalibrasi hubungan antara
absorbansi dengan variasi konsentrasi. Dibuat
persamaan regresi linier, y = bx + a.
b. Akurasi Kecermatan dinyatakan sebagai
persen perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan. Dari persamaan garis regresi linear
yang didapat dari pengukuran absorbansi 5
larutan standar, maka dapat dihitung kadar
larutan
standar
dari
hasil
pengukuran
menggunakan alat, sehingga % selisih perolehan
kembali dapat ditetapkan dengan rumus sebagai
berikut: 

dengan menggunakan metode deteksi formalin
sehingga stabilitas formalin dapat ditentukan.
2.
2.1

BAHAN DAN METODE
Bahan
Larutan Formalin 20%, Larutan Asam Asetat
p.a., Ammonium Asetat p.a. Larutan Asetil Aseton
p.a. dan Aquades.
2.2 Prosedur Penelitian
2.2.1 Pembuatan Larutan Stok Formalin 200 μg/mL
Diambil 0,5 mL larutan formalin 20%
ditambahkan aquadest hingga 500 mL.
2.2.2 Pembuatan Pereaksi Nash
Disiapkan 15 gram Ammonium Asetat
(NH4CH3COO) ditambahkan 0,3 mL Asam Asetat
(CH3COOH) dan 0,2 mL Asetil Aseton lalu
diencerkan dengan Aquadest hingga 100 mL.

2.2.3 Pembuatan Larutan Standar
Pada penelitian ini dibuat 5 variasi kadar
larutan standar, yaitu konsentrasi 2; 4; 6; 8 dan 10
μg/mL. Variasi konsentrasi dibuat dengan
pengenceran dari larutan stok pada poin 2.2.1.

   % perolehan kembali =

ca

x100%

Keterangan: ca: kadar awal ; cb: kadar terukur alat

2.2.4 Validasi Metode Deteksi Menggunakan
Metode Spektrofotometri Visibel dengan
Pereaksi Nash
Validasi metode dilakukan dengan menentukan
harga masing-masing variabel metode deteksi,
antara lain menentukan kecermatan (accuracy),
keseksamaan (precision), linearitas, batas deteksi
(LOD) dan batas kuantitasi (LOQ). Sebelum
menentukan harga masing-masing variabel
metode validasi, maka dilakukan pengukuran
absorbansi 3 seri larutan standar formalin dengan
konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 μg/mL dengan
prosedur sebagai berikut: 1 ml larutan standar
formalin direaksikan dengan 2 mL pereaksi Nash.
Didiamkan selama 2 jam hingga kompleks
senyawa diacetyldihydrolutidine (DDL) yang
terbentuk menjadi stabil. Selanjutnya larutan
formalin diukur absorbansinya pada panjang
gelombang maksimumnya yaitu 412. Setelah
didapatkan
absorbansi
masing-masing
konsentrasi dalam 3 seri larutan standar,
selanjutnya dicari rata-rata absorbansi tiap
konsentrasinya dan dibuat kurva kalibrasi/
persamaan garis regresi linear antara konsentrasi
dengan absorbansi rata-ratanya

Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih
kadar pada berbagai penentuan ( X d ) harus 5%
atau kurang pada setiap konsentrasi analit dimana
prosedur dilakukan (Harmita, 2004).
c. LOD dan LOQ Dimasukkan nilai absorbansi
ke dalam persamaan regresi linier, y=bx+a.
Ditentukan nilai LOD dan LOQ.
d. Presisi Dilakukan uji presisi dengan
pengulangan
pengukuran
absorbansi
seri
konsentrasi larutan standar sebanyak 3 kali.
Dibuat 3 seri larutan standar dengan rentang
kadar yang sama. Dilakukan perhitungan standar
deviasi (SD) dan koefisien variasi (KV)
berdasarkan perolehan nilai absorbansi pada
masing-masing konsentrasi.
2.2.5 Uji Stabilitas Formalin
a. Pemanasan Larutan Standar Formalin pada
Berbagai Suhu
Diambil 200 mL larutan standar formalin
konsentrasi 10 μg/mL di atas heater hingga suhu
larutan mencapai 96 0 C selama 30 menit. Larutan
didinginkan pada suhu kamar kemudian diambil
77

 

cb − c a

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

1 mL dan ditambahkan 2 mL pereaksi Nash,
didiamkan selama 2 jam hingga terbentuk
kompleks dan diukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer visibel pada
panjang gelombang 412 nm. Percobaan diulangi
dengan suhu pemanasan larutan pada 80 0 C dan
70 0 C.
b. Variasi Waktu Pemanasan Larutan
Standar Formalin
Dilakukan percobaan yang sama seperti pada
poin a pada suhu 96 0 C (suhu dimana formalin
paling banyak terdegradasi) dengan variasi waktu
20, 30, dan 40 menit. Selanjutnya masing-masing
larutan
yang
telah
dipanaskan
diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 412 nm.
c. Analisis Data
Dengan menggunakan metode one step point
yaitu dengan menggunakan rumus Lambert-Beer
langsung dan dengan melalui persamaan garis
regresi linear/ kurva kalibrasi, maka konsentrasi

larutan sisa dapat ditentukan. Dengan kinetika
reaksi, maka laju reaksi, orde reaksi, tetapan
reaksi dan waktu paruh formalin dapat
ditentukan.

Tabel 1. Hasil Analisis Validasi Metode Deteksi

Formalin Menggunakan Spektrofotometri Visibel

3.

HASIL

Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui harga masing-masing variabel
metode validasi dalam penentuan stabilitas
formalin
dengan
menggunakan
metode
spektrofotometri visibel dengan pereaksi Nash,
serta mengetahui stabilitas formalin itu sendiri
terhadap pengaruh suhu dan lama pemanasan.
Dalam validasi metode, digunakan beberapa
variabel, antara lain: akurasi, presisi, linearitas,
LOD dan LOQ. Sedangkan, untuk penentuan
stabilitas formalin, maka digunakan parameter
kinetika kimia, meliputi orde reaksi, tetapan laju
reaksi dan waktu paruh.

Absorbansi
Akurasi
Presisi
r
LOD LOQ
Cb
Seri
Seri
Rata(%)
(%KV)
II
III
rata
(y2)
(y3)
2
0,193
0,209 0,199 2,17
8,5
4,68
4
0,369
0,354 0,357 3,87
3,25
2,95
6
0,543
0,560 0,558 6,04
0,67
2,42
1,44
0,999 0,43
8
0,749
0,754 0,751 8,12
1,5
0,43
10
0,906
0,951 0,930 10,05
5
2,40
Rata-rata
3,78
2,58
Keterangan : persamaan regresi linear y = 0,0928x-0,002; Ca = konsentrasi yang dibuat; Cb = konsentrasi
yang terukur/terhitung
Ca

Seri
I
(y1)
0,194
0,349
0,570
0,749
0,932

Tabel 2. Data Kinetika Kimia Formalin

78
 

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

No.

Lama waktu
pemanasan (t)
(menit)

Jumlah
formalin
sisa (a)

Laju reaksi
rata-rata

Log jumlah
formalin
sisa
(b)

Δa
v=
Δt


Laju reaksi
rata-rata

Δb
v=
Δt


1

0

2000

3,301

2

20

816,26

2,912

59,19

0,0195

3

30

459,3

2,662

51,36

0,0213

4

40

237,97

2,377

44,05

0,0231

r

r

(x: t, y:
a)

(x: t, y:
b)

0,96

0,99

Keterangan : Pemanasan formalin dilakukan pada suhu 96 0C; Persamaaan regresi linear Orde 0, y = 45,06 x + 1892,33; Orde 1, y= - 0,023 x + 3,327

4.
a.

PEMBAHASAN
Validasi Metode Deteksi Menggunakan
Metode Spektrofotometri Visibel

b. Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
Terhadap Formalin
Uji pengaruh suhu pemanasan terhadap
stabilitas formalin, didapatkan hasil dimana
pemanasan selama 30 menit pada suhu larutan
70 dan 800C, formalin belum dapat terdegradasi
dilihat dari % formalin yang hilang hanya
sebesar 0,25-1,28% saja, sedangkan pada suhu
960C formalin terdegradasi sebanyak 76,96%.
Dari hasil tersebut, maka formalin mengalami
degradasi terbesar adalah pada suhu didihnya
(960C).
Setelah dilakukan uji stabilitas formalin
terhadap pengaruh suhu pemanasan, maka
selanjutnya dilakukan uji pengaruh lama waktu
pemanasan terhadap stabilitas formalin.Variasi
lama pemanasan pada suhu didih fomalin
(960C) dilakukan selama 20, 30 dan 40 menit.
Pemilihan variasi lama pemanasan tersebut
didasarkan atas pertimbangan rata-rata lama
waktu proses pemasakan/ perebusan makanan
dengan menggunakan media air pada umumnya
jumlah formalin yang hilang adalah sebanyak
59,19% untuk pemanasan selama 20 menit,
sebanyak 76,96% untuk pemanasan selama 30
menit, dan sebanyak 88,1% untuk pemanasan
selama 40 menit. Dari hasil tersebut, dapat
dilihat bahwa dengan meningkatnya lama
waktu pemanasan, maka rata-rata jumlah %

Pengukuran larutan formalin standar
diawali dengan mereaksikan larutan formalin
dengan pereaksi Nash, dimana larutan formalin
yang sebelumnya tidak berwarna, setelah
bereaksi maka akan dihasilkan larutan
berwarna
kuning
(terbentuk
senyawa
Diacetyldihydrolutidine/DDL).
Larutan
berwarna tersebut dapat dianalisis dengan
metode spektrofotometri di daerah panjang
gelombang sinar visibel. Dari percobaan
diperoleh serapan maksimum terjadi pada
panjang gelombang
412 nm. Reaksi
pembentukan senyawa DDL antara formaldehid
dengan Nash berlangsung relatif lambat,
dibutuhkan waktu sekitar 2 jam agar warnanya
stabil dan bisa dianalisis. Larutan berwarna ini
akan stabil hingga 24 jam.
Rentang konsentrasi yang digunakan
memiliki hubungan yang linear yaitu semakin
besar konsentrasi larutan maka absorbansinya
semakin besar pula, dengan nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,999. Rentang konsentrasi
ini dikatakan linear karena memiliki nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar
0,878 untuk metode yang menggunakan standar
sebanyak 5 buah dengan taraf kepercayaan
sebesar 95%. Untuk nilai presisi, akurasi, LOD
dan LOQ dapat dilihat pada tabel 1.
79
 

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

perhitungan didapatkan tetapan laju reaksinya
adalah 0,053 μg
dan waktu paruhnya

formalin yang hilang semakin banyak pula,
sehingga peningkatan lama waktu pemanasan
akan memberikan peningkatan jumlah formalin
yang terdegradasi. Proses pemanasan pada suhu
didih formalin yaitu 960C selama 40 menit
memang belum dapat menghilangkan seluruh
formalin (100%), sehingga dibutuhkan waktu
pemanasan yang lebih lama untuk menguraikan
formalin secara sempurna.

mL menit

adalah 13,08 menit. Waktu paruh selama 13,08
menit ini menunjukkan bahwa dengan lama
waktu pemanasan selama 13,08 menit, maka
formalin terdegradasi sebanyak 50% atau
setengahnya. Dengan menggunakan kinetika
kimia, dapat pula dicari lama waktu pemanasan
larutan formalin agar formalin terdegradasi
sempurna
(100%).
Setelah
dilakukan
perhitungan, maka dengan waktu selama
144,65 menit formalin dapat terdegradasi
sempurna.

c. Laju, Orde , Tetapan Reaksi dan Waktu
Paruh Formalin
      Kinetika kimia formalin dikarakterisasi
dengan orde reaksi, tetapan laju reaksi serta
waktu paruhnya. Penentuan orde reaksi dapat
dicari dengan mengamati nilai laju reaksi ratarata dan nilai koefisien korelasi (r) pada
persamaan garis regresi linear antara waktu
pemanasan (x) dan jumlah formalin sisa setelah
pemanasan (y) atau antara waktu pemanasan
(x) dan log jumlah formalin sisa setelah
pemanasan (y). Laju reaksi rata-rata dicari
dengan membandingkan selisih konsentrasi
setelah pemanasan dengan konsentrasi sebelum
pemanasan dibandingkan dengan selisih lama

KESIMPULAN
Suhu dan lama pemanasan mempengaruhi
stabilitas formalin. Pemanasan pada suhu
larutan 960C selama 40 menit dapat
menguraikan formalin sebanyak 88,1 %.
Kinetika degradasi formalin mengikuti orde
reaksi 1 dengan tetapan laju reaksi sebesar
0,053 μg/mL menit dan waktu paruh selama
13,08 menit


waktu pemanasan ⎛⎜ v = Δc ⎞⎟ .



Δt ⎠

UCAPAN TERIMAKASIH

Kepada grup riset jurusan farmasi FMIPA
Udayana; seluruh dosen pengajar, serta staf
pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Universitas Udayana atas dukungan yang telah
diberikan.

Orde reaksi dikatakan mengikuti orde 0
apabila laju reaksi rata-ratanya per satuan
waktu adalah konstan dan peningkatan
konsentrasi
tidak
mempengaruhi
laju.
Sedangkan, orde reaksi dikatakan mengikuti
orde 1 apabila konsentrasi sebanding dengan
laju, dan apabila nilai koefisien korelasi yang
didapat dari persamaan regresi linear antara
waktu dengan log konsentrasi (jumlah
formalin) sisa mendekati 1. Pada tabel 2
didapatkan laju reaksi rata-rata dan nilai
koefisien korelasi formalin dan diketahui
bahwa proses degradasi formalin adalah
mengikuti orde 1 karena laju reaksi rata-ratanya
persatuan waktu adalah tidak konstan, dan
koefisien korelasi yang didapat dengan
memasukkan nilai y yaitu log jumlah formalin
sisa lebih besar dibanding dengan memasukkan
nilai y yaitu jumlah formalin sisa.
Setelah diketahui orde reaksinya, maka
tetapan laju reaksi dan waktu paruh proses
degradasi formalin dapat ditentukan. Dari hasil

PUSTAKA

Alhusin, S. 2002. Aplikasi Statistik Praktis
dengan SPSS 10 for Windows, Edisi I.
Yogyakarta: J & J Learning.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman.
2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Harmita. 2004. Petunjuk Validasi Metode dan
Cara
Perhitungannya.
Jakarta:
Departemen Farmasi FMIPA-UI.
Martin, A, J. Swarbrick, A. Cammarata. 2008.
Farmasi Fisik. Jakarta. UI Press.

80
 

Stabilitas Formalin Terhadap Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan
(Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Sonia)

Nash, T. 1953. The Colorimetric Estimation of
Formaldehyde by Means of Hantzsch
Reaction.
Available
at:
http://www.biochemj.org/bj/055/0416/0550
416.pdf Opened: 01/09/2009
Nuryasin, Achmad. 2006. Bahaya Formalin.
Available at: http://www.disnakkeswanlampung.go.id/index2.php?option=com_co
ntent&do_pdf=1&id=246
Opened:
07/09/2009
Rafael. 2009. Detail Formalin. Available at:
file:///D:/My
Received
Files/formalin/formalin net/MyRaffaell »
Blog Archive » Detail Formalin.htm
Opened: 30/07/2009
Siong, Kian. 2007. Formalin Tahu, Pasta Gigi,
dan
Obat
Kumur.
Available
at:
file:///D:/My
Received
Files/formalin/formalin
net/471.htm.
Opened: 30/07/2009
 
 

81
 

STABILITAS FORMALIN
TERHADAP PENGARUH SUHU
DAN LAMA PEMANASAN
by Linda Laksmiani

FILE

T IME SUBMIT T ED
SUBMISSION ID

JURNAL_IBU_LINDA_FORMALIN.DOC (102K)

28-DEC-2015 03:23PM
617836261

WORD COUNT

CHARACT ER COUNT

2156

14228

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN
LAMA PEMANASAN

9

ORIGINALITY REPORT

%

SIMILARIT Y INDEX

9%

INT ERNET SOURCES

2%

PUBLICAT IONS

4%

ST UDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1

ojs.unud.ac.id

2

murdiah.wordpress.com

3

www.slideshare.net

4

Submitted to Udayana University

5

id.wikipedia.org

6

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

St udent Paper

Int ernet Source

KIRK L. PARKIN. "SOME FACTORS
INFLUENCING THE PRODUCTION OF
DIMETHYLAMINE AND FORMALDEHYDE IN
MINCED AND INTACT RED HAKE MUSCLE",
Journal of Food Processing and Preservation,
6/1982
Publicat ion

7

stppyogyakarta.ac.id

3%

1%
1%
1%
1%
1%

1%

Int ernet Source

8

fe-manajemen.unila.ac.id

9

repository.ipb.ac.id

10

orangporjo.blogspot.com

11

rmu.sbm.org.br

12

jurnalsain-unand.com

13

artikel.dikti.go.id