Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas Dan ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh:

A.A. NGURAH DHARMA ADI PUTRA NIM: 1115251088

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2016


(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri (Darmadji, 2001:2). Setiap perusahaan sering membutuhkan tambahan dana untuk modal perusahaannya. Pihak perusahaan yang ingin mendapatkan dana akan dipertemukan dengan investor di pasar modal.. Pasar modal juga memberikan jasa untuk menjembatani hubungan antara investor dengan emiten. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang di perdagangkan di pasar modal, sedangkan perusahaan pihak yang memerlukan dana akan menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya (Tandelilin, 2010:61). Tempat memperjual-belikan efek atau surat berharga disebut Bursa Efek. Indonesia memiliki satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), yang merupakan pergabungan antara bursa efek Jakarta dengan bursa efek Surabaya.

Perusahaan yang terdaftar di BEI terdiri dari beberapa sektor, dimana salah satu sektor yang diminati investor adalah sektor manufaktur. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi untuk menambah nilai atas barang tersebut. Para investor kini mulai melirik perusahaan manufaktur di Indonesia karena laju pertumbuhan pada sektor ini melaju cukup pesat. Permintaan seolah tidak terpengaruh oleh


(3)

2

krisis keuangan global dan justru tumbuh 6,4% di paruh pertama 2012. Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasi asing dalam kegiatan manufaktur di triwulan kedua sebesar $1,2 milyar atau naik 62%. Worldbank memprediksi industri manufaktur di Indonesia akan meningkat 40% tahun 2013. Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I pada tahun 2013 tumbuh 8,94% dibandingkan periode sama pada tahun 2012.

Investor tentunya tidak sembarang dalam memilih perusahaan untuk menanamkan modalnya. Setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan nilai perusahaannya, karena nilai perusahaan merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh para investor untuk menanamkan modalnya. Nilai perusahaan merupakan indikator kinerja keuangan bagi perusahaan yang go public. Nilai perusahaan yang tinggi dapat tercermin dari harga pasar saham yang tinggi (Sukirni, 2012). Nilai perusahaan yang tinggi juga mengindikasikan kemakmuran pemegang saham yang tinggi, karena semakin tinggi nilai perusahaan investor akan mendapat keuntungan tambahan selain dividen yang diberikan oleh pihak perusahaan yaitu berupa capital gain dari saham yang mereka miliki.

Fama dan French (1998) menyatakan optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan melaksanakan fungsi manajemen keuangan yaitu keputusan pendanaan, keputusan investasi, dan kebijakan dividen. Satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai


(4)

3

perusahaan. Investor memiliki perspektif jauh terhadap kondisi suatu saham, dimana investor mempertimbangkan prospek perusahaan, kinerja keuangan dan non keuangan yang baik penyajian laporan keuangan yang transparan dan keuntungan perusahaan yang terus meningkat (Fahmi, 2012:91).

Semua perusahaan yang terdaftar di BEI tentunya ingin agar harga saham perusahaannya yang dijual memiliki potensi harga tinggi dan menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut (Dwi, 2013). Setiap perusahaan yang sudah go public tentunya ingin memperlihatkan kepada para investor bahwa perusahaan mereka salah satu alternatif investasi yang tepat. Maka dari itu, manajemen keuangan yang efektif sangat penting untuk kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan (Attari, 2012).

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Brigham dan Houston (2006 : 32) menyatakan nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya keputusan investasi, pendanaan, kebijakan dividen, rasio-rasio keuangan perusahaan, dan tingkat risiko. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah batasan hukum, aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga,

kurs, tingkat inflasi dan kondisi bursa saham.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, penelitian ini menggunakan 4 faktor pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Keempat faktor tersebut adalah kebijakan dividen, likuiditas,


(5)

4

profitabilitas dan ukuran perusahaan. Pemilihan 4 faktor tersebut merupakan faktor intern perusahaan, dimana kondisi intern perusahaan menggambarkan pengelolaan keuangan perusahaan tersebut dan adanya hasil penelitian sebelumnya yang berbeda sehingga peneliti tertarik untuk menguji kembali pengaruh kabijakan dividen, likuiditas, profitablitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan dividen. Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan perusahaan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Weston dan Brigham (2005:199) menyatakan kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan dividen di masa yang akan datang sehingga akan memaksimumkan harga saham perusahaan.

Keputusan dalam membayarkan dividen diambil sangat berhati-hati oleh manajemen perusahaan dan investor (Imran, 2011). Kebijakan dividen sering kali menimbulkan konflik antara manajemen perusahaan dengan pihak pemegang saham. Hal ini terjadi karena manajer perusahaan sering memiliki kepentingan yang berbeda dengan pihak pemegang saham (Sugiarto, 2011). Pihak manajemen perusahaan menganggap laba yang diperoleh perusahaan sebaiknya digunakan untuk operasional perusahaan. Pihak pemegang saham menganggap laba yang diperoleh perusahaan sebaiknya dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Adanya masalah antara pihak manajemen dan pemegang saham akan menyebabkan tidak tercapainya salah satu tujuan


(6)

5

perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Sukirni, 2012). Dividen yang dibagikan biasanya dipresentasikan dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio inilah yang menentukan besarnya dividen per lembar saham.

Penelitian yang dilakukan Sugiarto (2011) dan Fenandar (2012) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian berbeda didapat oleh Sukirni (2012), Nurhayati (2013), yang menyatakan kebijakan dividen tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah likuiditas. Manajemen likuiditas harus mampu memberi kontribusi untuk realisasi penciptaan nilai perusahaan (Michalski, 2010). Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Likuiditas menjadi perhatian serius pada perusahaan karena likuiditas memainkan peranan penting dalam kesuksesan perusahaan (Owolabi, 2012). Perusahaan yang memiliki likuiditas yang baik maka akan dianggap memiliki kinerja yang baik oleh investor. Semakin tinggi likuiditas maka kemampuan perusahaan menyediakan dana untuk pembayaran dividen kepada pemegang saham akan semakin besar (Suwarti, 2013). Hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Likuiditas dapat diukur dengan Current Ratio, yang merupakan rasio antara aktiva lancar dibagi utang lancar (Sartono, 2000:62).


(7)

6

Mahendra (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil serupa diungkapkan Prisilia (2013) yang mengungkapkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka, perusahaan harus meningkatkan nilai likuiditas untuk peningkatan nilai perusahaan. Namun hal berbeda diungkapkan oleh Nurhayati (2013) dan Suwarti (2013) yang mengungkapkan bahwa likuiditas tidak memberi pengaruh pada nilai perusahaan.

Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah profitabilitas. Analisa (2011) menyatakan, nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Memperoleh laba merupakan tujuan jangka pendek perusahaan. Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu cara untuk menilai sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasi (Nofrita, 2013). Naccur dan Goaied (dalam Tahir, 2011) menyatakan profitabilitas adalah salah satu faktor yang menciptakan nilai masa depan untuk menarik investor baru. Tingginya profitabilitas menunjukkan efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan. Setelah memperoleh keuntungan perusahaan harus membuat keputusan untuk mempertahankan keuntungan atau membagikan labanya (Oladipupo, 2013). Semakin baik profitabilitas suatu perusahaan maka menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan tersebut sehingga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi.


(8)

7

Yunita, dkk (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ini berarti perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan. Karena profitabilitas yang baik menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga memicu permintaan investor terhadap saham. Permintaan saham yang meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Namun hal berbeda diungkapkan Herawati (2012) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Faktor keempat yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan (Dewi, 2013). Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan (Eko, 2014). Ukuran perusahaan dibedakan dalam beberapa kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko, 2014). Informasi mengenai ukuran perusahaan pada pasar sangat penting bagi para investor (Lischewski, 2010). Investor menjadikan ukuran perusahaan sabagai patokan sebelum membeli saham sebuah perusahaan.

Perusahaan besar memiliki beberapa strategi dalam menghadapi risiko, dengan demikian perusahaan besar memiliki kredit yang lebih baik dibanding perusahaan kecil (Chen, 2011). Perusahaan besar memiliki kemudahan untuk


(9)

8

memasuki pasar modal, sehingga memudahkan perusahaan untuk mendapat tambahan dana. Hal ini akan dianggap investor sebagai prospek yang baik pada perusahaan tersebut sehingga akan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar maka perusahaan akan leluasa menggunakan aset mereka.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) dan Eko (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu ukuran perusahaan harus ditingkatkan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun hasil berbeda diungkapkan oleh Dewi (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut dan melihat hasil penelitian terdahulu yang berbeda, maka penelitian ini mengambil judul pengaruh kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercantum di bursa efek indonesia.

1.2RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :


(10)

9

1) Apakah kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013?

2) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013?

3) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013?

4) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013?

1.3TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013

2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013


(11)

10

3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013

4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tercantum di BEI periode 2010-2013

1.4KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan yaitu sebagai berikut :

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan dapat memberikan pemahaman dari tambahan bukti empiris serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis sebagai referensi penelitian berikutnya.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi tambahan bagi perusahaan atau manajemen keuangan untuk memperhatikan nilai perusahaannya dan unutk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaannya.


(12)

11

Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai isi dan susunan dari skripsi ini, maka pembahasan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis. Adapun sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika dalam penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

Dalam bab ini dijelaskan mengenai konsep atau teori yang relevan yaitu nilai perusahaan, kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, rumusan hipotesis dan kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(13)

12

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian dari pengujian hipotesis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil analisis data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya.


(14)

13 BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Nilai Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai perusahaan (Keown, 2004:3). Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value (PBV). PBV yang tinggi membuat pasar akan percaya terhadap prospek perusahaan kedepan. Dalam menilai harga saham, terdapat dua analisis yang bisa digunakan dilakukan, yaitu analisis bersifat fundamental dan analisis bersifat teknikal. Analisis fundamental, dilakukan dengan pendekatan berikut (Tandelilin ,2010:303):

a. Pendekatan Nilai Sekarang

Perhitungan nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang diharapkan investor.

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Pendekatan PER atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER juga


(15)

14

memberikan informasi berapa rupiah yang harus dibayar investor untuk memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan.

c. Rasio harga per nilai buku

Rasio harga terhadap nilai buku ini kebanyakan digunakan untuk menilai saham-saham sektor perbankan karena aset-aset bank biasanya memiliki nilai pasar dan nilai buku yang relatif sama. Idealnya, harga pasar jika dibagi dengan nilai buku asetnya akan mendekati 1.

d. Rasio harga per aliran kas

Pendekatan ini dasarnya pada aliran kas bukan pada earning perusahaan. Hail ini disebabkan karena aliran kas perusahaan lebih relevan dibanding data earning menurut laporan secara akuntansi. e. Pendekatan Economic Value Added (EVA)

Pendekatan EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Jika kinerja perusahaan semakin baik/efektif maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan. Jika EVA positif maka terdapat nilai tambah terhadap perusahaan sehingga harga saham akan meningkat.

Analisis teknikal dapat digunakan untuk saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan grafik (chart) maupun berbagai indikator teknis (Husnan,2005:342). Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to


(16)

15

Book Value (PBV). PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya akan prospek perusahaan ke depan. Hal ini juga selalu menjadi keinginan setiap perusahaan karena dengan nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan, investor akan mendapat keuntungan tambahan selain dividen yang diberikan oleh pihak perusahaan yaitu berupa capital gain dari saham yang mereka miliki.

2.2. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai bagaimana cara perusahaan menggunakan laba yang diperoleh dipecah apakah akan menginvestasikan kembali laba yang telah diperoleh atau dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen (Oktavia, 2013). Kebijakan dividen sering dianggap sebagai sinyal oleh para investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh pada nilai perusahaan.

Menurut Wiagustini (2010:260) terdapat 4 cara pembayaran dividen diantaranya :

1) Pembayaran Dividen yang Stabil

Pembayaran dividen yang stabil merupakan pembayaran dividen dengan harga yang tetap setiap tahunnya walaupun payout ratio berfluktuasi, dengan tujuan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini akan menyebabkan harga pasar saham perusahaan lebih tinggi, karena investor menganggap


(17)

16

perusahaan tersebut layak untuk dijadikan tempat investasi karena dengan profit yang berfluktuasi perusahaan tetap bisa membayarkan dividennya dengan stabil.

2) Residual Decision of Dividend

Penentuan besarnya besarnya dividen yang dibagikan dipengaruhi oleh adanya kesempatan investasi yang dianggap menguntungkan perusahaan. Apabila terdapat investasi yang menguntungkan maka perusahaan akan menggunakan seluruh profitnya untuk melakukan investasi. Perusahaan bisa menggunakan seluruh profit untuk dibagikan sebagai dividen apabila tidak ada investasi yang dianggap layak tetapi perusahaan juga bisa tidak membagikan dividen sama sekali apabila terdapat investasi yang layak.

3) Payout Ratio yang konstan

Menetapkan payout ratio atas laba yang konstan akan mengakibatkan pembayaran dividen yang berfluktuasi. Apabila laba perusahaan tinggi maka dividen yang dibayarkan juga akan bertambah namun apabila laba perusahaan menurun maka pembayaran dividen juga menurun. Kebijakan ini cenderung tidak memaksimumkan nilai saham perusahaan.

4) Pembayaran dividen regular yang rendah disertai pembayaran ekstra


(18)

17

Kebijakan ini merupakan kebijakan yang moderat yang merupakan kompromi atas 2 kebijakan yang lebih fleksibel. Perusahaan memiliki batas rupiah minimum per lembar saham. Apabila keuangan perusahaan baik maka perusahaan memberikan pembayaran ekstra namun apabila keuangan perusahaan kurang baik perusahaan membayar sesuai batas minimum.

Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen (Wiagustini, 2010:262) 1) Dividen tidak relevan

Teori ini menyatakan bahwa pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan terhadap pemegang saham tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Menurut teori ini juga pembayaran dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

2) Bird in the hand theory

Gordon-Lintner berpendapat bahwa kemungkinan capital gains yang diharapkan lebih besar risikonya di bandingkan dividend yield yang sudah pasti, sehingga investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen.

3) Tax differential theory

Dalam teori ini dikemukakan bahwa investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend yield yang tinggi daripada saham dengan dividend yield yang rendah. Kelompok ini menyarankan


(19)

18

perusahaan agar perusahaan menentukan dividend payout ratio yang rendah atau tidak membagikan dividen sama sekali.

Kebijakan dividen diukur dengan Dividen Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio membandingkan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapat perusahaan. Semakin tinggai dividen maka laba perusahaan yang digunakan untuk biaya operasional semakin sedikit namun dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham namun sebaliknya tingkat dividen yang rendah akan memperkuat pendanaan internal namun mengurangi kesejahteraan pemegang saham.

2.3. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh investor karena dianggap kinerja perusahaan baik. Semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin banyak dana untuk membagikan dividen, membiayai operasi dan investasi (Nurhayati ,2013). Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan juga menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Brealey dan Myers (1996) dalam Uremadu et al (2012) mengatakan bahwa Investor akan tertarik terhadap perusahaan yang menghasilkan uang untuk membayar hutang atau kewajibannya.


(20)

19

Rasio likuiditas dapat dihitung menggunakan dua rasio yaitu (Sartono, 2000:62).

1) Current Ratio yaitu rasio antara aktiva lancar dibagi dengan utang lancar. Rumus dari Current Ratio dapat dilihat dibawah ini :

Current Ratio : 100%

2) Quick Ratio yaitu rasio antara aktiva lancar dikurangi persedian dengan utang lancar. Rumus dari Quick Ratio dapat dilihat dibawah ini :

Quick Ratio : − � 100%

2) Cash Ratio yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban dengan kas yang dimiliki. Rumus dari Cash Ratio dapat dilihat dibawah ini :

Cash Ratio : + ℎ �

� � � 100%

3) Net Working Capital to Sales yaitu rasio yang mengukur peranan yang terikat pada aktiva lancar yang sehubungan dengan pelaksanaan penjualan. Rumus Net Working Capital to Sales dapat dilihat dibawah ini :


(21)

20

Net Working Capital to Sales : ℎ � 100%

4) Current Asset to Sales yaitu rasio yang menunjukkan peranan modal kerja dalam mencapai tujuan. Rumus Current Asset to Sales dapat dilihat dibawah ini :

Current Asset to Sales : � 100%

Dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio dikarenakan ingin mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.

2.4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Profitabilitas perusahaan merupakan variabel yang cukup penting karena melalui profitabilitas akan diambil keputusan apakah laba perusahaan didistribusikan sebagai dividen atau ditahan untuk kepemilikan uang tunai ataupun untuk melakukan investasi dengan harapan perusahaan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Gryglewicz, 2010).

Menurut Munawar dalam Nofrita (2013) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, yaitu :


(22)

21

Profitabilitas akan sangat bergantung pada jenis perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang barang konsumsi dan jasa memiliki profitabilitas yang lebih stabil apabila dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak di bidang barang-barang modal. 2) Umur Perusahaan

Perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila disbanding perusahaan yang baru berdiri. Umur perusahaan ini adalah umur sejak berdirinya perusahaan hingga perusahaan masih mampu menjalankan operasinya.

3) Skala Perusahaan

Jika skala ekonominya tinggi, perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan biaya yang lebih rendah. Tingkat biaya yang rendah merupakan cara untuk memperoleh laba yang diinginkan.

4) Harga Produksi

Perusahaan yang memiliki biaya produksi yang relatif lebih murah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil dibanding perusahaan yang memiliki biaya produksi yang tinggi.

5) Habitat Bisnis

Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil daripada non habitual basis.


(23)

22

Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan kebutuhan pokok biasanya penghasilan perusahaan tersebut akan lebih stabil daripada perusahaan yang memproduksi barang modal. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan profit margin, Return on Asset ataupun menggunakan Return On Equity. Ketiga alat ukur tersebut memiliki tujuan yang sama namun pembanding setiap alat ukur berbeda (Wiagustini, 2010:81).

Profit Margin merupakan rasio yang mengukur laba yang dicapai dibandingkan dengan penjualan. Adapun rumus dari profit margin :

Profit Margin : ℎ � 100%

Return On Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan. Adapun rumus dari Return On Asset :

ROA : ℎ � 100%

Return On Equity merupakan rasio yang mengukur return atas modal sendiri. Adapun rumus dari Return On Equity :


(24)

23

Dalam penelitian ini menggunakan ROA dikarenakan ingin mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki sehingga pemegang saham mendapatkan informasi keefektifan perusahaan dalam mengelola perusahaannya.

2.5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan diukur dengan total aktiva, log size, harga pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan juga dapat diukur dengan jumlah penjualan, rata-rata penjualan, nilai pasar atas saham perusahaan tersebut dan lain-lain. Aset atau aktiva perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tetap (Ross, 2009:30). Aset lancar memiliki usia kurang dari 1 tahun yang artinya aset tersebut diubah menjadi kas dalam jangka waktu kurang dari setahun. Sedangkan aset tetap terdapat dua macam, yaitu aset tetap berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).

Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko, 2014). Sebuah perusahaan besar memiliki akses yang lebih besar ke pasar modal di bandingkan perusahaan kecil, sehingga akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan untuk melakukan operasi perusahaan dan perusahaan tersebut akan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih besar


(25)

24

dibandingkan dengan perusahaan kecil (Octavia, 2013). Dengan kemudahan tersebut ditangkap sebagai prospek yang baik bagi para investor sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Nurhayati ,2013). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total aset. Total aset di Ln karena umumnya total aset berjumlah milyaran atau bahkan triliyunan rupiah, sedangkan variabel lainnya dalam satuan persentase, maka total aset harus di Ln untuk melakukan interpretasi.

2.6. Hipotesis

2.6.1. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan apakah laba yang didapatkan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Kebijakan dividen sering kali menimbulkan konflik kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak investor.

Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih tertarik terhadap perusahaan yang membagikan dividen (Wiagustini, 2010:262). Pembagian dividen yang dilakukan perusahaan dianggap menjadi sinyal positif oleh para investor untuk menanamkan modal, karena investor lebih suka pada return yang pasti pada investasinya. Perusahaan yang membagikan dividen akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Dengan banyaknya investor yang membeli saham maka akan menaikkan harga saham sehingga meningkatkan nilai perusahaan.


(26)

25

Menurut Novita (2014), Sugiarto (2011) dan Fenandar (2012)

kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkap oleh Wijaya (2010). Hal ini berarti dengan membagikan dividen akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H1 : Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2.6.2. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Selain itu tingginya rasio likuiditas menggambarkan ketersediaan dana perusahaan untuk melakukan operasi perusahaan dan membayarkan dividen.

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi tentunya dianggap menjadi prospek yang bagus oleh para investor, karena para investor mempersepsikan perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga bisa meningkatkan harga saham yang berarti nilai perusahaan juga meningkat.

Hasil penelitian Mahendra (2012) mengemukakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Prisilia (2013). Ini berarti semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan begitu juga sebaliknya.


(27)

26

Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2.6.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba saat menjalankan operasinya. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan maka kinerja perusahaan dianggap baik, berarti semakin baik pula prospek perusahaan di masa yang akan datang, artinya semakin baik nilai perusahaan di mata investor.

Disamping itu rasio profitabilitas yang tinggi yang dimiliki perusahaan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividennya. Tentunya hal ini dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan (Dewi, 2013).

Hasil penelitian Dewi (2013), Yunita,dkk (2014) dan Mardiyati,dkk (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H3: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan


(28)

27

Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan besar memiliki kemudahan untuk memasuki pasar modal, sehingga memudahkan perusahaan untuk mendapat tambahan dana. Hal ini akan dianggap investor sebagai prospek yang baik pada perusahaan tersebut sehingga akan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

Investor akan mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam menanamkan modal, karena perusahaan yang besar dianggap telah berkembang dan memiliki kinerja yang baik. Apabila total aktiva perusahaan meningkat maka dapat nilai perusahaan tersebut juga ikut meningkat.

Hasil penelitian Eko,dkk (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Nurhayati (2013). Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan


(29)

28

Berdasarkan rumusan hipotesis maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual yang Dibentuk dari Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Sumber : Gambar diolah peneliti, 2015 H1 H2

H3

H4 Kebijakan Dividen

X1

Likuiditas X2

Profitabilitas X3

Ukuran Perusahaan X4

Nilai Perusahaan Y


(1)

23

Dalam penelitian ini menggunakan ROA dikarenakan ingin mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh laba dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki sehingga pemegang saham mendapatkan informasi keefektifan perusahaan dalam mengelola perusahaannya.

2.5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan diukur dengan total aktiva, log size, harga pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan juga dapat diukur dengan jumlah penjualan, rata-rata penjualan, nilai pasar atas saham perusahaan tersebut dan lain-lain. Aset atau aktiva perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tetap (Ross, 2009:30). Aset lancar memiliki usia kurang dari 1 tahun yang artinya aset tersebut diubah menjadi kas dalam jangka waktu kurang dari setahun. Sedangkan aset tetap terdapat dua macam, yaitu aset tetap berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).

Ukuran perusahaan yang besar dan terus tumbuh bisa menggambarkan tingkat profit mendatang, kemudahan pembiayaan ini bisa mempengaruhi nilai perusahaan dan menjadi informasi yang baik bagi investor (Eko, 2014). Sebuah perusahaan besar memiliki akses yang lebih besar ke pasar modal di bandingkan perusahaan kecil, sehingga akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan dana tambahan untuk melakukan operasi perusahaan dan perusahaan tersebut akan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih besar


(2)

24

dibandingkan dengan perusahaan kecil (Octavia, 2013). Dengan kemudahan tersebut ditangkap sebagai prospek yang baik bagi para investor sehingga berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Nurhayati ,2013). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total aset. Total aset di Ln karena umumnya total aset berjumlah milyaran atau bahkan triliyunan rupiah, sedangkan variabel lainnya dalam satuan persentase, maka total aset harus di Ln untuk melakukan interpretasi.

2.6. Hipotesis

2.6.1. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan apakah laba yang didapatkan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Kebijakan dividen sering kali menimbulkan konflik kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak investor.

Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor lebih tertarik terhadap perusahaan yang membagikan dividen (Wiagustini, 2010:262). Pembagian dividen yang dilakukan perusahaan dianggap menjadi sinyal positif oleh para investor untuk menanamkan modal, karena investor lebih suka pada return yang pasti pada investasinya. Perusahaan yang membagikan dividen akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Dengan banyaknya investor yang membeli saham maka akan menaikkan harga saham sehingga meningkatkan nilai perusahaan.


(3)

25

Menurut Novita (2014), Sugiarto (2011) dan Fenandar (2012)

kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkap oleh Wijaya (2010). Hal ini berarti dengan membagikan dividen akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H1 : Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2.6.2. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Selain itu tingginya rasio likuiditas menggambarkan ketersediaan dana perusahaan untuk melakukan operasi perusahaan dan membayarkan dividen.

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi tentunya dianggap menjadi prospek yang bagus oleh para investor, karena para investor mempersepsikan perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga bisa meningkatkan harga saham yang berarti nilai perusahaan juga meningkat.

Hasil penelitian Mahendra (2012) mengemukakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Prisilia (2013). Ini berarti semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan begitu juga sebaliknya.


(4)

26

Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H2 : Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

2.6.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba saat menjalankan operasinya. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan maka kinerja perusahaan dianggap baik, berarti semakin baik pula prospek perusahaan di masa yang akan datang, artinya semakin baik nilai perusahaan di mata investor.

Disamping itu rasio profitabilitas yang tinggi yang dimiliki perusahaan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividennya. Tentunya hal ini dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan (Dewi, 2013).

Hasil penelitian Dewi (2013), Yunita,dkk (2014) dan Mardiyati,dkk (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H3: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan


(5)

27

Ukuran perusahaan dapat tercermin dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan besar memiliki kemudahan untuk memasuki pasar modal, sehingga memudahkan perusahaan untuk mendapat tambahan dana. Hal ini akan dianggap investor sebagai prospek yang baik pada perusahaan tersebut sehingga akan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.

Investor akan mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam menanamkan modal, karena perusahaan yang besar dianggap telah berkembang dan memiliki kinerja yang baik. Apabila total aktiva perusahaan meningkat maka dapat nilai perusahaan tersebut juga ikut meningkat.

Hasil penelitian Eko,dkk (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian serupa juga diungkapkan oleh Nurhayati (2013). Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian empiris tersebut maka dapat dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut.

H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan


(6)

28

Berdasarkan rumusan hipotesis maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual yang Dibentuk dari Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Sumber : Gambar diolah peneliti, 2015 H1 H2 H3

H4 Kebijakan Dividen

X1

Likuiditas X2

Profitabilitas X3

Ukuran Perusahaan X4

Nilai Perusahaan Y


Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 38 25

PENGARUH DEVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG,PROFITABILITAS,DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 123

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen : Studi Empirik Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 16

Profitabilitas dan Likuiditas Sebagai Prediktor Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

0 1 39

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur Di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 2 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh: ALFI AATIN NAUFAA NIM : 2014210163

0 0 13

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan manufaktur Di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 27

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA -

1 3 118