15 Book Value
PBV. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya akan prospek perusahaan ke depan. Hal ini juga selalu menjadi keinginan setiap
perusahaan karena dengan nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan, investor
akan mendapat keuntungan tambahan selain dividen yang diberikan oleh pihak perusahaan yaitu berupa capital gain dari saham yang mereka miliki.
2.2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan mengenai bagaimana cara perusahaan menggunakan laba yang diperoleh dipecah apakah akan
menginvestasikan kembali laba yang telah diperoleh atau dibagi kepada pemegang saham sebagai dividen Oktavia, 2013. Kebijakan dividen sering
dianggap sebagai sinyal oleh para investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, karena kebijakan dividen dapat membawa pengaruh pada nilai
perusahaan. Menurut Wiagustini 2010:260 terdapat 4 cara pembayaran dividen
diantaranya : 1
Pembayaran Dividen yang Stabil Pembayaran dividen yang stabil merupakan pembayaran dividen
dengan harga yang tetap setiap tahunnya walaupun payout ratio berfluktuasi, dengan tujuan menarik minat para investor untuk
menanamkan modalnya. Hal ini akan menyebabkan harga pasar saham perusahaan lebih tinggi, karena investor menganggap
16 perusahaan tersebut layak untuk dijadikan tempat investasi karena
dengan profit
yang berfluktuasi
perusahaan tetap
bisa membayarkan dividennya dengan stabil.
2 Residual Decision of Dividend
Penentuan besarnya besarnya dividen yang dibagikan dipengaruhi oleh adanya kesempatan investasi yang dianggap menguntungkan
perusahaan. Apabila terdapat investasi yang menguntungkan maka perusahaan akan menggunakan seluruh profitnya untuk melakukan
investasi. Perusahaan bisa menggunakan seluruh profit untuk dibagikan sebagai dividen apabila tidak ada investasi yang
dianggap layak tetapi perusahaan juga bisa tidak membagikan dividen sama sekali apabila terdapat investasi yang layak.
3 Payout Ratio yang konstan
Menetapkan payout ratio atas laba yang konstan akan mengakibatkan pembayaran dividen yang berfluktuasi. Apabila
laba perusahaan tinggi maka dividen yang dibayarkan juga akan bertambah namun apabila laba perusahaan menurun maka
pembayaran dividen juga menurun. Kebijakan ini cenderung tidak memaksimumkan nilai saham perusahaan.
4 Pembayaran dividen regular yang rendah disertai pembayaran
ekstra
17 Kebijakan ini merupakan kebijakan yang moderat yang merupakan
kompromi atas 2 kebijakan yang lebih fleksibel. Perusahaan memiliki batas rupiah minimum per lembar saham. Apabila
keuangan perusahaan baik maka perusahaan memberikan pembayaran ekstra namun apabila keuangan perusahaan kurang
baik perusahaan membayar sesuai batas minimum. Terdapat tiga teori tentang kebijakan dividen Wiagustini, 2010:262
1 Dividen tidak relevan
Teori ini menyatakan bahwa pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan terhadap pemegang saham tidak berpengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. Menurut teori ini juga pembayaran dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
2 Bird in the hand theory
Gordon-Lintner berpendapat bahwa kemungkinan capital gains yang diharapkan lebih besar risikonya di bandingkan dividend yield
yang sudah pasti, sehingga investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen.
3 Tax differential theory
Dalam teori ini dikemukakan bahwa investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang
memiliki dividend yield yang tinggi daripada saham dengan dividend yield
yang rendah. Kelompok ini menyarankan
18 perusahaan agar perusahaan menentukan dividend payout ratio
yang rendah atau tidak membagikan dividen sama sekali. Kebijakan dividen diukur dengan Dividen Payout Ratio DPR.
Dividend Payout Ratio membandingkan antara dividen yang dibayarkan
dengan laba bersih yang didapat perusahaan. Semakin tinggai dividen maka laba perusahaan yang digunakan untuk biaya operasional semakin sedikit
namun dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham namun sebaliknya tingkat dividen yang rendah akan memperkuat pendanaan internal namun
mengurangi kesejahteraan pemegang saham.
2.3. Likuiditas